• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh dan perbandingan metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, problem solving, dan model fisika aneh terhadap konsentrasi balajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta pada sub pokok bahasan masa jenis zat - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh dan perbandingan metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, problem solving, dan model fisika aneh terhadap konsentrasi balajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta pada sub pokok bahasan masa jenis zat - USD Repository"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

!" # "#$" %&%#"' ( ' $" ) $ %& % *(%' %( ! # %#+ + #

*, & $"+ %#+ + #

(%'-- ./0/1/..2

(2)
(3)
(4)

iv

4 &" $ + % # ' % 5 ) + $ #) &" # &%#, "#, %' +" # ) #, & %6 #) +" ( 7 %6 ( #) ! &" % 5 ) + *$*& $ &" &%#! + %&%# #, + ( & %' +" # # &% "# &" 6%("& &%( #, ' %5 $*$ (8

5" 9%) :0332;0</.=

# " % %&6 ' # "#$" " %$ " !%& #* 6" " "9%#$ "$ ) ' + " > + $';

(5)
(6)
(7)

vii

!"" # "

$ % & ' . Program Studi Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan; (2) metode yang paling baik digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan; dan (3) unsur/unsur dalam konsentrasi yang sangat dipengaruhi oleh metode mengajar guru.

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

Treatment yang digunakan adalah 5 metode mengajar yaitu metode

ceramah, praktikum, , diskusi kelompok, dan model fisika aneh

Instrumen yang digunakan adalah pretest, posttest, lembar observasi, dan tes daya ingat. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum kegiatan pembelajaran. Posttest digunakan untuk mengetahui tingkat konsentrasi yang meliputi unsur ketelitian, kecepatan, dan ketepatan saat mengerjakan tes tersebut. Lembar observasi digunakan untuk memantau perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan dengan menggunakan suatu metode mengajar. Tes daya ingat digunakan untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur daya ingat siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan juga unsur perhatian. Metode mengajar kurang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa untuk unsur daya ingat siswa. (2) Metode yang paling baik

digunakan untuk mengajar massa jenis zat adalah metode . (3)

(8)

viii

Rusmintia, Norberta Yuni. 2008. " ( ) (

# ) *+ , ) ) )

- ) ( # . $ %

, ) %. Physics Education Study Program. Department

of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research was aimed to find out: (1) whether learning method influenced students’ learning concentration which covered memorizing capability, attention, carefulness, and accuracy, (2) the best method used to develop students’ learning concentration, and (3) elements of concentration which were strongly influenced by teachers’ teaching methods.

This research involved all first grade students of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta as its sample. In accordance with this study, five teaching methods were applied. They were lecturing, experiment, group discussion, problem solving, and science fun method.

The researcher conducted pre/test, post/test, observation and memory test as the instruments.

(9)

ix

dengan judul “Pengaruh dan Perbandingan Metode Ceramah, Praktikum, Diskusi

Kelompok, , dan Model Fisika Aneh Terhadap Konsentrasi

Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Pada Sub Pokok

Bahasan Massa Jenis Zat”.

Perjuangan mencapai keberhasilan dan kesuksesan memang jalan sulit

yang harus ditempuh dan dilalui dengan semangat, bukannya dihindari. Dengan

kesadaran itulah penulis tetap kuat dan semangat berjuang demi keberhasilan dan

kesuksesan tersebut.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar/besarnya kepada kepada semua pihak yang telah membantu hingga

terselesaikannya skripsi ini, khususnya kepada:

1. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T. selaku Dosen Pembimbing yang memberikan

dorongan, semangat, saran dan kritikan serta membimbing penulis dalam

penulisan skripsi ini.

2. Bruder Heribertus Triyanto FIC selaku kepala sekolah SLTP Pangudi Luhur I

Yogyakarta yang memberikan ijin penelitian skripsi.

3. Bapak Al. Bambang W. S.Pd. selaku guru bidang studi fisika kelas VII A, VII

B, dan VII C yang banyak membantu selama penelitian.

4. Bapak Ign. Sutarjo, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika kelas VII C, VII D,

(10)

x

5. Drs. Fr.Y. Kartika Budi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak Sunarjo dan Bapak Sugeng (sekretariat JPMIPA), atas kerjasamanya

dalam melayani pembuatan surat ijin penelitian.

7. Bapakku dan Ibuku tercinta yang selalu memberi semangat, dukungan,

nasehat serta doa sehingga Tia tidak mudah menyerah dalam belajar.

8. Adikku Wiwik yang selalu berdoa untuk Tia.

9. Ardath/ku yang selalu memberi cinta, semangat, motivasi, dukungan dan doa

untuk Tia.

10. Teman/teman kos : Jaiko, Ika, Clara, Aris, dan Padmi yang memberi warna di

kos Merah. Tidak lupa Bu Eko dan Bagas terima kasih atas kenyamanan kos.

11. Teman/teman seperjuangan : Mbak Heti, Made dan Dina terima kasih atas

kebersamaan dan persahabatan kita selama ini.

12. Teman/temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2004, khususnya Woro, Ita/

Ipul, Dwi W, Wulan, Yayuk dan Teguh terima kasih atas persahabatannya.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan dan doa selama perjalanan studi dan proses

penyusunan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan untuk itu saran

dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan. Semoga tulisan yang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Yogyakarta, November 2008

(11)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Tujuan Penelitian...3

D. Manfaat Penelitian...4

1. Bagi Sekolah dan Guru...4

2. Bagi Calon Pendidik/Guru ...4

(12)

xii

BAB II. DASAR TEORI ...6

A. Proses Belajar ...6

B. Metodologi Pembelajaran Fisika...8

1. Metode Ceramah ...8

2. Metode Praktikum ...9

3. Metode Diskusi Kelompok...11

4. Metode ...12

5. Metode Fisika Aneh ...13

C. Konsentrasi...14

D. Massa Jenis Zat ...19

E. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian...22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...23

A. Desain Penelitian...23

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...24

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...24

1. Populasi ...24

2. Sampel ...24

D. Treatment...25

1. Metode Ceramah ...25

2. Metode Praktikum ...25

3. Metode Diskusi Kelompok...26

4. Metode ...26

(13)

xiii

3. Tes Daya Ingat...32

F. Validitas...33

G. Metode Analisis Data ...36

1. Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa...36

a. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Ketelitian, Kecepatan, dan Ketepatan ...36

b. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Perhatian ...38

c. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Daya Ingat...39

2. Perbandingan Metode/Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa ...40

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ...44

A. Pelaksanaan Penelitian ...44

B. Data dan Analisis Data ...49

1. Pengaruh Metode Mengajar terhadap Konsentrasi Siswa ...49

a. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Ketelitian dan Ketepatan...49

b. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Perhatian ...56

c. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Daya Ingat...58

(14)

xiv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...67

A. Kesimpulan...67

B. Saran...68

DAFTAR PUSTAKA...69

(15)

xv

Tabel 3.3 Kisi/Kisi Soal Pretest ...34

Tabel 3.4 Kisi/Kisi Soal Posttest...35

Tabel 3.5 Kriteria Klasifikasi Tingkat Konsentrasi Berdasarkan Perhatian...39

Tabel 3.6 Kriteria Klasifikasi Tingkat Konsentrasi Berdasarkan Ingatan...40

Tabel 3.7 Perbandingan Metode/Metode Mengajar terhadap Konsentrasi Siswa ...42

Tabel 4.1 Data Score Pretest dan Posttest Siswa...49

Tabel 4.2 Data Pengamatan Siswa ...56

Tabel 4.3 Analisis Data Pengamatan Siswa ...57

Tabel 4.4 Data Score Tes Daya Ingat Siswa dan Klasifikasinya ...58

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Tingkat Konsentrasi Berdasarkan Ingatan ...60

Tabel 4.6 Data Perbandingan Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa yang Meliputi Unsur Ketelitian dan Ketepatan serta Daya Ingat...61

Tabel 4.7 Data Perbandingan Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa yang Meliputi Unsur Perhatian ...63

Tabel 4.8 Analisis Data Perbandingan Metode/Metode Mengajar terhadap Konsentrasi Siswa ...64

(16)

xvi

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ...72

Lampiran 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian...73

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Ceramah...74

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Praktikum...82

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Diskusi Kelompok ...89

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode ...98

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Fisika Aneh ...107

Lampiran 8. Soal Pretest ...113

Lampiran 9. Soal Posttest...116

Lampiran 10. Tes Daya Ingat ...119

Lampiran 11. Kunci Jawaban Pretest ...124

Lampiran 12. Kunci Jawaban Posttest ...127

(17)

1

7 $ %( #,

Salah satu tujuan proses belajar mengajar di sekolah dari pihak siswa

adalah siswa berhasil dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar juga

didukung oleh keberhasilan guru mengajar di kelas. Jika kedua pihak yaitu

guru dan siswa mencapai keberhasilan tersebut maka dapat dikatakan tujuan

proses belajar mengajar tercapai. Untuk pencapaian tujuan dari proses belajar

mengajar itu masalah/masalah yang ada harus dilihat dari kedua belah pihak.

Masalah yang dihadapi guru adalah kreativitas dalam mengajar atau

penggunaan metode mengajar. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu

pendidikan dengan pembangunan sekolah dan penyediaan fasilitas sekolah

yang lengkap seperti fasilitas alat peraga sains. Dengan adanya usaha

pemerintah memberikan fasilitas yang lengkap untuk sekolah diharapkan salah

satu masalah pendidikan dapat teratasi. Tetapi dalam kenyataannya fasilitas

yang ada tidak digunakan secara maksimal. Hal itu menghambat kemajuan

pendidikan. Memang harus ada usaha lain untuk memberdayakan fasilitas

yang telah ada, yaitu seperti penggunaan secara maksimal alat peraga

khususnya pada mata pelajaran Fisika. Alat peraga Fisika dapat digunakan

secara maksimal dengan penggunaan metode yang kreatif seperti metode

(18)

banyak metode belajar atau juga memadukan metode/metode belajar tersebut

saat mengajar Fisika.

Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam belajar adalah

kurangnya konsentrasi pada saat mengikuti proses kegiatan belajar.

Konsentrasi pada saat belajar meliputi daya ingat siswa, perhatian, ketelitian

dan ketepatan. Kurangnya konsentrasi biasanya terjadi saat siswa sedang

mempelajari mata pelajaran yang dianggap sulit dan membosankan seperti

mata pelajaran Fisika.

Sampai saat ini pelajaran Fisika masih dianggap pelajaran yang sulit

oleh siswa. Kesulitan siswa salah satunya adalah kurangnya konsentrasi saat

belajar. Banyak penyebab kurangnya konsentrasi belajar siswa, seperti

pengaruh yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan juga pengaruh dari

lingkungan seperti metode mengajar guru. Anastasia Sri Suyati dalam

skripsinya berjudul konsentrasi dan gangguan konsentrasi pada anak saat

belajar matematika di dalam kelas, menyebutkan salah satu gangguan

konsentrasi belajar siswa adalah metode mengajar guru yang tidak kreatif.

Guru biasanya hanya mengajar dengan metode yang sama setiap harinya yaitu

menggunakan metode ceramah.

Seorang pendidik harus mengetahui metode mengajar yang baik

dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Metode yang masih

sangat sering digunakan di sekolah adalah metode ceramah. Walaupun banyak

metode lain tetapi metode ceramahlah yang paling sering digunakan. Tetapi

(19)

konsentrasi belajar siswa.

Penulis tertarik untuk meneliti apakah memang ada pengaruh metode

mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa dan metode manakah yang paling

cocok digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

7 "&" # ( '

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan

diteliti adalah :

1. Apakah ada pengaruh metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok,

, dan fisika aneh terhadap konsentrasi belajar siswa yang

meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan?

2. Metode manakah (ceramah, praktikum, diskusi kelompok,

, atau fisika aneh) yang paling baik digunakan untuk meningkatkan

konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian

dan ketepatan?

3. Unsur/unsur manakah dalam konsentrasi yang sangat dipengaruhi oleh

(20)

7 "!" # %#%( $ #

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak

dicapai adalah :

1. Mengetahui apakah ada pengaruh metode ceramah, praktikum, diskusi

kelompok, , dan fisika aneh terhadap konsentrasi belajar

siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan.

2. Mengetahui metode mana yang paling baik diantara metode ceramah,

praktikum, diskusi kelompok, , atau fisika aneh untuk

meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat,

perhatian, ketelitian dan ketepatan.

3. Mengetahui unsur/unsur dalam konsentrasi yang sangat dipengaruhi oleh

metode mengajar guru.

7 #? $ %#%( $ #

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

07 , % *( ' + # " "

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah dan

guru yaitu bahwa untuk mengajar fisika dapat digunakan banyak metode

mengajar yang variatif tidak hanya menggunakan metode ceramah saja,

guru dapat lebih kreatif dalam mengajar fisika. Guru dapat mengetahui

metode mengajar mana yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar

siswa sehingga kesulitan siswa dalam berkonsentrasi saat belajar fisika

(21)

saja seperti metode ceramah tetapi dapat menggunakan metode mengajar

yang lain seperti diskusi kelompok, problem solving, pratikum, dan

( yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Dengan demikian

calon pendidik/guru dapat mempersiapkan diri untuk mengajar

menggunakan metode mengajar yang variatif yang dapat meningkatkan

konsentrasi belajar siswa.

A7 , >

Siswa dapat meningkatkan konsentrasi belajarnya yang meliputi perhatian,

daya ingat, ketelitian, kecepatan, dan ketepatan, juga senang dengan

(22)

6

7 * % %( !

, , dalam buku ( # (1977, dalam Purwanto,

1996:84) menyatakan bahwa :”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus

bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga

perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu

sesudah ia mengalami situasi tadi.”

, dalam buku " ) %) % (1978, dalam

Purwanto, 1996:84) mengemukakan :”Belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan

atau pengalaman.”

/ , dalam buku * ) %) %, mengemukakan

:”Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”

Dari definisi/definisi yang dikemukakan diatas dapat dimaknai belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan

pengalaman. Perubahan tingkah laku karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, salah satunya adalah kebiasaan.

Latihan dan pengalaman untuk siswa dapat diberikan dengan berbagai

(23)

yang disebut sebagai proses belajar (Rooijakkers, 1980:13). Proses belajar

terdiri dari beberapa tahap yang kesemuanya harus dilalui bila seseorang ingin

belajar dalam arti yang sesungguhnya. Proses belajar merupakan proses

seseorang dari tidak tahu menjadi mengerti denngan beberapa tahap proses

belajar yaitu motivasi umum, perhatian pada pelajaran, menerima dan

mengingat, reproduksi, generalisasi, melaksanakan tugas belajar dan umpan

baliknya.

Masalah proses belajar merupakan masalah yang kompleks sifatnya

karena proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang melakukan kegiatan

belajar tanpa bisa terlihat secara lahiriah, hal tersebut dinamakan proses

intern. Karena proses intern tidak terlihat, pengajar harus memperhatikan

petunjuk/petunjuk atau indikator/indikator tertentu, untuk menentukan apakah

dalam diri seseorang yang belajar terjadi suatu proses belajar. Petunjuk/

petunjuk itu adalah kejadian/kejadian yang nampak pada diri seseorang yang

belajar sebagai cerminan terjadinya proses intern. Hal tersebut disebut proses

ekstern. Proses ekstern memberi pengaruh pada proses intern. Pengajar harus

mengarahkan proses ekstern sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi

proses intern.

Tahap perhatian pada pelajaran merupakan salah satu proses intern.

(24)

dapat menarik perhatian murid, dengan sendirinya tingkat perhatian mereka

pun akan tinggi. Hal tersebut dapat diusahakan dengan menggunakan metode

mengajar yang variatif. Perhatian untuk mengerti sesuatu merupakan tahap

yang tak dapat dielakkan dalam proses belajar.

Kalau perhatian tertuju pada sesuatu yang harus dimengerti, seorang

siswa dapat menyerap bahan pelajaran baru dan menyimpannya dalam

pikiran. Tahap proses belajar ini juga harus terjadi dalam diri seorang yang

belajar (proses intern).

Karena tugas pengajar harus mengarahkan proses ekstern sedemikian

rupa sehingga dapat mempengaruhi proses intern, maka dapat dilakukan

dengan mengarahkan dan memelihara tingkat perhatian siswa seperti

menyebutkan secara singkat pokok/pokok masalah dan mengendalikan tingkat

perhatian siswa. Selain itu dapat juga merangsang reproduksi pengetahuan

yang sudah ada (pengetahuan pendahuluan), membuat bahan berstruktur, dan

membantu siswa dalam waktu belajar dengan memberi bantuan tambahan.

7 %$*+*(*, %&6%( ! # 07 %$*+% % & '

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan

komunikasi lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan

penyampaian informasi dan pengertian. Kelemahannya adalah siswa

cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasikal ditentukan oleh

(25)

pembelajaran di mana guru sendiri menerangkan dengan kata/kata,

menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa.

Dengan metode ceramah ini, siswa hanya dapat mendengarkan guru

bercerita dan menjelaskan bahan pelajaran. Siswa cenderung pasif karena

tidak ada ajakan untuk aktif melakukan hal yang lain selain

memperhatikan guru dengan mendengarkan guru.

Metode ceramah cocok untuk pelajaran dan materi yang sifatnya

hanya menyampaikan informasi. Selain itu bahan yang cocok untuk

ceramah adalah bahan atau informasi yang mudah diingat. Bila bahan atau

informasi yang perlu diingat untuk jangka panjang maka model ceramah

ini tidak cocok digunakan. Bila guru ingin mengembangkan aspek

psikomotorik siswa, membuat siswa aktif, dan siswa memiliki

kemampuan dan pengalaman metode ceramah ini juga kurang cocok

digunakan.

17 %$*+% $ "&

Menurut Paul Suparno (2007:77), secara umum metode eksperimen

adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan

) ) bahwa teori yang sudah

(26)

Metode praktikum adalah metode yang mengikutsertakan siswa

untuk aktif dalam percobaan mengenai aplikasi konsep/konsep Fisika

yang sedang atau telah dipelajarinya. Dengan menggunakan metode ini

sikap afektif siswa dapat dinilai sehingga guru dapat mengetahui mana

siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif.

Dalam metode ini, siswa diharapkan mampu bekerja dalam

kelompok ataupun sendiri dan mampu merangkai, menganalisis,

membahas dan menyimpulkan apa yang telah dipraktekkannya.

Menurut Oemar Hamalik (1983:77), praktikum penting dilakukan,

oleh sebab banyak manfaatnya, seperti :

a. Sebagai latihan praktek untuk mempraktekan teori/teori yang telah

dipelajarinya.

b. Untuk memperoleh pengalaman praktis yang tidak diperoleh dari

pengajaran di kelas.

c. Sebagai eksperimen (percobaan), dengan maksud mencobakan

sesuatu teori baru dalam situasi dan kondisi yang aktual.

Metode ini sangat cocok digunakan untuk membuat siswa aktif dan

mengembangkan aspek psikomotorik mereka. Dengan metode ini siswa

diharapkan memiliki kemampuan dan pengalaman. Pengalaman membuat

mereka tidak mudah melupakan materi pelajaran yang telah mereka

peroleh. Metode praktikum ini juga sangat memerlukan ketelitian dan

(27)

siswa lain (Kindvatter, Wilen, Ishler, 1990:278 dalam Suparno, 2007:129).

Intinya adalah pembicaraan, di mana siswa dengan siswa mengadakan

pembicaraan, saling tukar gagasan dan ide dengan yang lain; bahkan dapat

juga saling bertukar perasaan.

Diskusi kelompok ini mengharuskan siswa untuk aktif menuangkan

ide dan gagasan yang mereka miliki. Metode ini juga menuntut kerja sama

siswa jadi siswa diajarkan juga bekerja dalam kelompok dan tidak

individual.

Metode diskusi kelompok ini dapat berjalan dengan baik dengan

kelompok kecil, yaitu 3 sampai 5 orang. Kelompok besar kurang baik

karena pasti ada siswa yang pasif dan siswa yang sangat mendominasi

kelompok. Dengan kelompok besar, siswa yang pasif akan terus terpuruk

dalam kelompok, tetapi bila dalam kelompok kecil siswa yang pasif bisa

belajar menjadi aktif dan berani berbicara.

Menurut Gall and Gall (1990, dalam Kinsvatter dkk, hal 238, dalam

Suparno, 2007:130) diskusi sangat berguna dan efektif dalam

pembelajaran karena membantu :

a. Menguasai bahan. Dengan diskusi, siswa terbantu untuk lebih

(28)

b. Memecahkan persoalan. Dengan diskusi, siswa dapat memecahkan

persoalan yang diajukan guru, jadi mereka belajar memecahkan

persoalan bersama.

c. Perkembangan moral. Dengan diskusi, siswa dilatih

mengembangkan nilai moral seperti menghargai nilai orang lain,

gagasan orang lain, saling bekerja sama, terbuka, dll.

d. Perkembangan tingkah laku. Tingkah laku siswa juga berubah

dengan diskusi, mereka menjadi lebih sopan, lebih menghargai

teman, ngomong secara benar dan rasional.

e. Keterampilan komunikasi. Jelas dengan diskusi keterampilan bicara

akan bertambah, keterampilan komunikasi dengan teman dan orang

lain pun berkembang.

/7 %$*+%

Menurut Paul Suparno (2007:98), adalah model

pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan

persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta

untuk memecahkan persoalan itu.

Problem solving ini sangat baik digunakan pada mata pelajaran sains

karena siswa dilatih untuk rajin mengerjakan soal/soal dan mengetahui

penyelesainnya. Sebaiknya metode ini tidak hanya melihat hasil akhir

pengerjaan soal, tetapi dilihat proses dari awal sampai hasil akhirnya.

Dengan menyelesaikan soal secara per tahap diharapkan siswa mengetahui

(29)

dan kejelian dalam membaca soal dan menyelesaikannya.

B7 %$*+% #%'

Menurut Paul Suparno (2007:86), model pembelajaran ( (

(aneh), adalah pembelajaran dengan menunjukkan hal/hal aneh dalam

hidup ini yang dapat menarik minat anak untuk mengerti prinsip fisika

lebih dalam. Peristiwa itu ditunjukkan kepada siswa sehingga menantang

siswa berpikir, mencoba, dan mencari keterangan. Dari situ siswa dapat

menemukan prinsip fisika yang ada di balik peristiwa itu sehingga yang

aneh itu ternyata dapat dimengerti sebagai tidak aneh lagi karena rahasia

fisikanya diketahui.

John Jewett (1994, 1996, dalam Suparno, 2007:86) mengungkapkan

bahwa siswa dapat lebih tertarik balajar fisika lewat peristiwa yang aneh

(misterius), ), dan % (mistis). Kadang/kadang banyak kejadian

sehari/hari yang oleh siswa dirasakan aneh, tidak masuk akal, mempunyai

kekuatan gaib, dan mengandung rahasia. Pembelajaran fisika dengan

menunjukkan hal/hal yang tidak biasa, membuat siswa tertarik, antusias,

dan menantang pikiran siswa untuk berpikir dan memecahkan persoalan

secara dalam.

Menurut Paul Suparno (2007:87), keuntungan model ini adalah :

(30)

b. Siswa ditantang berpikir sehingga melatih mereka mengkonstruksi

pikiran dan gagasan mereka.

c. Fisika menjadi topik yang menarik dan anak mau belajar lebih

dalam.

d. Fisika tidak menjemukan siswa.

e. Siswa lebih belajar konsep fisika, bukan hafalan. Dengan demikian,

mereka dapat menggunakan konsep itu pada kejadian yang lain.

f. Siswa semakin membuka rahasia alam yang tadinya dianggap aneh,

menjadi tidak aneh lagi. Hal ini dapat mengurangi “ % %

” akan rahasia alam.

g. Siswa tidak menjadi takut dengan peristiwa alam yang kelihatan

aneh, mistis, maupun magis.

h. Siswa menjadi lebih rasional terhadap gejala alam. Dengan

demikian, diharapkan dapat semakin berani mendalami dan mengerti

alam secara lebih dalam; termasuk mengolahnya demi kehidupan

manusia yang lebih baik.

7 *# %#$

Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi

dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tak mungkin ia berhasil menguasai

pelajarannya.

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

(31)

Konsentrasi adalah suatu kebiasaan, dan kebiasaan/kebiasaan

disempurnakan oleh praktek. Kita harus tekun dalam berusaha melakukan

konsentrasi sampai kita berhasil (The Liang Gie, 1995:138).

Menurut Thomas Stanton (1978 : 21), konsentrasi adalah memusatkan

segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar tertentu. Sudah tentu

motivasi membantu dalam proses pemusatan ini, akan tetapi daya konsentrasi

yang tinggi adalah penting. Konsentrasi memberikan hasil. Ada suatu

perbedaan yang besar, misalnya di antara kwantitas belajar yang akan

diperoleh seseorang dalam suatu periode di mana ia hanya menaruh

perhatian sekedarnya dan kwalitas belajar yang dicapainya bila ia mau

meningkatkan konsentrasinya terhadap bahan yang disajikan oleh pengajar.

Pada dasarnya konsentrasi merupakan akibat dari perhatian, terutama

perhatian yang bersifat spontan yang ditimbulkan oleh minat terhadap sesuatu

hal. Perhatian yang bersifat tak spontan, yaitu perhatian yang diciptakan

secara sadar oleh kemampuan seseorang juga dapat menghasilkan konsentrasi.

Menurut William Amstrong (dalam The Liang Gie, 1995:129)

konsentrasi tidak ada dan tidak dapat ada bilamana tidak terdapat minat yang

memadai.

Menurut Lester dan Alice Crow (dalam The Liang Gie, 1995:129) minat

(32)

menemani siswa selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan siswa

berhasil dalam kegiatan studi.

Minat melahirkan perhatian spontan dan perhatian spontan

memungkinkan terciptanya konsentarsi untuk waktu yang lama. Dengan

demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Semakin kuat minat

untuk belajar maka konsentrasi belajar pun akan semakin besar.

Menurut Neill Wright (dalam The Liang Gie, 1995:138), konsentrasi

menunjukkan keterserapan seseorang dalam kegiatan yang sedang dilakukan

sampai titik dimana orang tersebut tidak lagi memperhatikan hal/hal lainnya.

Jadi kalau seseorang berkonsentrasi, dia tidak mendengar dan tidak melihat

sesuatu yang ada disekitarnya yang tidak berhubungan dengan apa yang

sedang dipelajari atau dilakukan.

Sumadi Suryabrata (1984:20) menjelaskan aktivitas yang disertai

dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi. Maka

lebih baik bila pelajaran dapat diterima oleh murid/murid dengan perhatian

yang cukup intensif, spontan atau tidak disengaja. Perhatian spontan atau

perhatian tak disengaja cenderung untuk berlangsung lebih lama dan lebih

intensif daripada perhatian yang disengaja. Dalam kenyataannya sebagian

besar pelajaran justru diterima oleh murid dengan perhatian yang disengaja,

karena itu guru atau pendidik seharusnya selalu berusaha menarik perhatian

anak/anak didiknya. Pengetahuan mengenai hal/hal yang menarik perhatian

yang telah diketengahkan di muka dapat sangat membantu tugas ini. Maka

(33)

Konsentrasi membuat materi yang masuk dalam pikiran mempunyai

kesan yang tahan lama dan abadi. Lain halnya bila tidak ada konsentrasi,

materi yang masuk dalam pikiran memang mempunyai kecenderungan

berkesan, tetapi samar/samar dan tidak akan tahan lama untuk diingat. Setiap

orang mempunyai pengalaman membaca suatu halaman, kata demi kata, tanpa

menangkap kesan yang paling kabur pun tentang apa yang dibaca. Keadaan

tersebut seringkali disebabkan karena kekurangan konsentrasi, dan hal itu

menggambarkan pentingnya faktor ini dalam keseluruhan proses belajar.

Banyak anak yang kurang mampu berkonsentrasi juga menunjukkan

ketidakmampuan di bidang bahasa tertulis dan/atau hitungan. Kaitan antara

kelemahan berkonsentrasi dengan bahasa tertulis dan hitungan ialah

kelemahan untuk mengingat hal/hal yang berurutan. Karena acap kali terdapat

jurang pemisah antara daya konsentrasi dengan pendengaran mereka, maka

anak/anak ini sulit mengingat apa yang baru saja mereka terima. Mereka

kehilangan seluruh bagian informasi yang mereka terima, atau mereka

menerimanya dalam keadaan rancu sehingga ketika mereka mengingatnya

kembali hasilnya jadi kacau balau.

Yang lebih spesifik ialah, anak yang mengalami gangguan dengan

kemampuan berkonsentrasi biasanya menunjukkan gejala lemah mengingat

(34)

sangat ditentukan oleh kemampuan mengingat hal/hal yang berurutan.

Menurut Winkel (1987:43), kemajuan dalam mengingat kembali sangat

bergantung pada konsentrasi. Dengan konsentrasi, materi yang dipelajari

dapat tahan lama dalam ingatan dan bila ditanyakan kembali tentang materi itu

dengan mudah menjawab sesuai yang telah dipelajari. Kemudian untuk

mengetahui konsentrasi yang menunjukkan daya ingat siswa maka perlu

dilakukan tes pengetahuan yang telah diperoleh siswa yang tidak menuntut

kecerdasan tetapi hanya mengandalkan ingatan. Untuk mengetahui batasan/

batasan daya ingat maka diperlukan klasifikasi tingkat konsentrasi yang

meliputi unsur ingatan.

Selain perhatian dan daya ingat, konsentrasi siswa juga dapat dilihat dari

ketelitian dan ketepatan siswa mengerjakan tes tentang materi yang telah

didapat. Maka untuk mengetahui konsentrasi yang menunjukkan ketelitian dan

ketepatan perlu dilakukan tes yang mengandalkan kecerdasan siswa, yaitu

dapat berupa soal/soal berdasarkan materi yang telah dipelajarinya.

Seandainya perhatian siswa dapat terpusat, dapat mengingat dengan baik, dan

dapat menghasilkan hasil tes yang memuaskan pada pengetahuan yang sedang

diterima melalui metode mengajar yang menarik maka dapat dikatakan bahwa

siswa tersebut dapat berkonsentrasi.

Menurut The Liang Gie (1979:55), salah satu cara untuk

mengembangkan kemampuan berkonsentrasi adalah dengan meningkatkan

minat seperti melakukan kegiatan/kegiatan yang berhubungan dengan mata

(35)

7 %# $

Penjabaran massa jenis zat dirangkum dari buku Eksplorasi Sains Fisika

Untuk SMP Kelas VII halaman 30 / 35 oleh Foster, Bob; Pelajaran IPA/Fisika

Untuk SMP/MTs Kelas VII halaman 58 / 62 oleh Irawan, Etsa Indra dan

Sunardi; dan Sains Fisika SMP Untuk Kelas VII halaman 39 / 45 oleh

Abdullah, Mikrajuddin.

%? # %# $

Zat atau materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan

menempati ruang. Dengan demikian, semua benda yang ada di sekitar kita

termasuk zat. Ada beragam jenis zat. Satu di antara yang membedakannya

adalah % , sehingga massa jenis merupakan salah satu ciri khas

suatu zat.

Massa jenis suatu zat atau benda didefinisikan sebagai perbandingan

massa zat terhadap volumenya dan bisa dihitung dengan massa zat tersebut

dibagi volumenya.

Secara metematis dapat dituliskan :

!

=

ρ ,

dengan : ρ = massa jenis, satuannya (kg/m3atau g/cm3)

= massa zat, satuannya (kg atau g)

(36)

Massa jenis juga sering dinyatakan dalam satuan g/cm3, karena itu 1

g/cm3= 1000 kg/m3.

%# %6 , ' %#+

Dalam kehidupan sehari/hari sering dijumpai benda/benda yang

volumnya sama tetapi memiliki ciri yang berbeda. Contohnya, satu liter air

dengan satu liter minyak. Sebaliknya terdapat benda/benda yang volumnya

berbeda tetapi memiliki ciri yang persis sama. Contohnya satu liter air dan dua

liter air.

Demikian pula, benda/benda yang massanya sama bisa memiliki ciri

yang berbeda. Misalnya, 1 kg air dan 1 kg minyak. Sebaliknya, ada benda/

benda yang massanya berbeda tetapi memiliki ciri yang sama. Misalnya, 1 kg

air dengan 5 kg air. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa volum dan massa tidak

menggambarkan ciri khas suatu benda.

Jika mencoba mengukur massa jenis berbagai zat atau benda yang

berbeda jenisnya, maka akan didapatkan hasil bahwa massa jenisnya juga

berbeda/beda. Ini menunjukkan bahwa secara umum, massa jenis berbagai

benda adalah berbeda/beda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

massa jenis merupakan satu di antara ciri/ciri khas suatu zat.

Ada tiga hal mengenai massa jenis zat yang dapat kita simpulkan :

1. Massa jenis merupakan ciri khas suatu zat

2. Zat yang sama memiliki massa jenis yang sama, berapapun volumnya.

(37)

%#%#$" # %# $

Untuk menentukan massa jenis suatu zat diperlukan beberapa langkah

pengukuran, yang pertama mengukur massa zat tersebut. Mengukur massa zat

dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menimbang menggunakan

neraca. Kemudian langkah berikutnya adalah mengukur volume zat tersebut.

Mengukur volume suatu zat dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya

mengukur volume zat padat dapat dilakukan dengan mencelupkan benda ke

dalam gelas ukur atau gelas kimia yang berisi air. Kemudian bila massa dan

volume zat sudah diketahui dengan menggunakan persamaan

!

=

ρ maka

massa jenis zat tersebut dapat dihitung.

Begitupun bila ingin menghitung massa atau volume suatu zat jika

massa jenis sudah diketahui. Bila mencari massa bila massa jenis dan volume

(38)

menghitung volume jika massa dan massa jenis zat sudah diketahui dengan

menggunakan persamaan yang sama menjadi

ρ

! = .

Beberapa contoh massa jenis zat adalah : massa jenis raksa adalah

13.600 kg/m3, massa jenis air murni adalah 1.000 kg/m3, massa jenis alkohol

adalah 790 kg/m3, massa jenis es adalah 920 kg/m3, massa jenis emas adalah

19.300 kg/m3.

Konsep massa jenis ini bisa digunakan untuk memecahkan tantangan

dalam kehidupan keseharian, yaitu seperti membasmi jentik/jentik nyamuk di

genangan air yang tidak mengalir. Sejenis minyak yang massa jenisnya lebih

kecil daripada air disemprotkan ke permukaan air. Minyak itu akan

membentuk lapisan tipis di atas permukaan air. Jentik/jentik nyamuk akan

mati karena tidak bisa bernafas akibat permukaan air tertutup oleh lapisan tipis

tersebut.

7 "6"#, # %* +%#, # %#%( $ #

Dalam penelitian ini teori digunakan sebagai dasar untuk :

1. Membuat treatment penelitian yaitu metode/metode pengajaran yang dapat

meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

2. Membuat instrumen penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh dan

perbandingan metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa yang

meliputi unsur ketelitian dan ketepatan, perhatian, dan daya ingat.

3. Menganalisis data yang diperoleh kemudian membuktikan apakah hasil

(39)

23

7 % ,# %#%( $ #

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

adalah data dalam bentuk angka. Data yang diperoleh akan dianalisis secara

kuantitatif dengan statistika.

Penelitian ini dilakukan terhadap 5 kelas paralel, dimana masing/masing

kelas diberi perlakuan khusus yaitu menggunakan metode mengajar yang

berbeda. Metode mengajar yang digunakan pada masing/masing kelas adalah

metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, , dan model

fisika aneh. Disini peneliti berperan sebagai guru yaitu mengajar sub pokok

bahasan massa jenis zat pada masing/masing kelas dengan menggunakan

masing/masing metode mengajar. Jadi peneliti terlibat aktif dalam situasi yang

akan diteliti.

Sebelum kegiatan pembelajaran pada sub pokok bahasan massa jenis zat

dimulai, kelas terlebih dahulu diberi tes awal (pretest). Setelah semua materi

selesai dipelajari siswa kemudian diberi tes akhir (posttest).

Setelah pembelajaran, selain diberi tes akhir siswa juga diberi tes daya

ingat untuk mengukur konsentrasi siswa yang meliputi daya ingat siswa

terhadap materi yang baru saja diberi dengan menggunakan salah satu metode

(40)

Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan observasi terhadap

konsentrasi siswa yang meliputi unsur perhatian siswa terhadap materi yang

diajarkan menggunakan salah satu metode mengajar. Observasi dilakukan

dengan bantuan 2 orang observer.

7 $" + # %& $ %#%( $ #

Waktu : 27 Agustus 2008 / 6 September 2008

Tempat : SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

7 * "( + # & %( %#%( $ # 07 * "(

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I

Yogyakarta, tahun ajaran 2008/2009 yang terdiri dari lima kelas dengan

jumlah siswa pada masing/masing kelas 40 siswa. Jadi jumlah populasinya

adalah 200 siswa.

17 & %(

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu 200 siswa kelas

VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang sedang mengikuti pelajaran

Fisika di masing/masing kelas dengan menggunakan metode ceramah,

(41)

fisika aneh. Setiap pembelajaran dengan metode mengajar masing/masing

menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

07 %$*+% % & '

Peneliti mengajar sub pokok bahasan massa jenis zat. Peneliti

menggunakan RPP.

%, $ # #$

Ada beberapa aktivitas dan pembahasan yang dijabarkan.

a. Membahas konsep massa jenis zat

b. Membahas contoh soal

c. Mengerjakan latihan soal

RPP metode ceramah secara lengkap dapat dilihat di lampiran 3 halaman

74.

17 %$*+% $ "&

Peneliti menggunakan petunjuk praktikum dan mengajar dengan metode

praktikum di laboratorium mengenai sub pokok bahasan massa jenis zat.

%, $ # #$

Ada beberapa aktivitas dan pembahasan yang dijabarkan :

Praktikum dengan menggunakan petunjuk praktikum

RPP metode praktikum secara lengkap dapat dilihat di lampiran 4 halaman

(42)

A7 %$*+% " %(*& *

Peneliti mengajar dengan metode diskusi kelompok dengan

mengungkapkan persoalan yang menarik mengenai sub pokok bahasan

massa jenis zat. Kemudian siswa berdiskusi membahas persoalan tersebut

dan mencatat hasilnya dalam lembar kosong.

%, $ # #$

Ada beberapa aktivitas dan pembahasan yang dijabarkan.

a. Membahas konsep massa jenis zat.

b. Berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan persoalan.

c. Berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan persoalan hitungan.

RPP metode diskusi kelompok secara lengkap dapat dilihat di lampiran 5

halaman 89.

/7 %$*+%

Peneliti mengajar dengan menggunakan metode . Peneliti

mempersiapkan soal/soal yang akan dijawab mengenai sub pokok bahasan

massa jenis zat.

%, $ # #$

Ada beberapa aktivitas dan pembahasan yang dijabarkan.

a. Membahas konsep massa jenis zat.

b. Membahas contoh soal.

d. Mengerjakan latihan soal

RPP metode secara lengkap dapat dilihat di lampiran 6

(43)

pokok bahasan massa jenis zat.

%, $ # #$

Ada beberapa aktivitas dan pembahasan yang dijabarkan.

a. Memberikan masalah menarik tentang massa jenis zat.

b. Membahas konsep massa jenis zat.

c. Membahas pertanyaan.

RPP metode fisika aneh secara lengkap dapat dilihat di lampiran 7

halaman 107.

7 # $ "&%#

Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tes dan non tes. Tes dalam

penelitian ini berupa tes awal (pretest), dan tes akhir (posttest). Sedangkan non

tes berupa lembar observasi dan tes.

07 %

a. Tes Awal (Pretest)

Tes awal (pretest) ini dilakukan pada masing/masing kelas

sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah, praktikum, , diskusi kelompok dan model

fisika aneh dimulai. Tes awal diberikan untuk mengetahui kemampuan

(44)

mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki siswa

mengenai massa jenis zat.

Soal/soal dalam tes awal berupa 3 soal uraian dan pengerjaannya

diberikan waktu yang terbatas, yaitu 10 menit. Isi pokok tes adalah

sebagai berikut :

01. "

No Isi Soal Banyak Soal

1

Konsep massa jenis zat, yaitu membandingkan massa

jenis zat bila jenis zat berbeda tetapi volume sama, jenis

zat sama tetapi volume berbeda, dan jenis zat berbeda

volum juga berbeda.

1

2 Penghitungan massa jenis zat, yaitu membandingkan

volume dua zat yang berbeda.

1

3 Aplikasi massa jenis zat, yaitu meneliti keaslian suatu zat. 1

Contoh dari pretest adalah sebagai berikut :

(45)

900 kg/m . Manakah yang volumenya lebih besar, 40 kg air atau 36

kg es ?

3. Ali memenangkan olimpiade dan ia memperoleh sebongkah emas

sebagai hadiah. Tetapi Ali curiga emas itu tidak asli dan hanya

campuran dari logam lain. Ali ingin memastikan bahwa emas itu

asli. Bagaimana cara Ali mengetahui emas itu asli atau tidak ?

Lembar pretest secara lengkap dapat dilihat di lampiran 8 halaman

113.

b. Tes Akhir (Posttest)

Tes akhir (posttest) dilakukan setelah kegiatan pembelajaran

dalam penelitian selesai dilaksanakan. Tes akhir digunakan untuk

mengetahui tingkat konsentrasi yang meliputi unsur ketelitian,

kecepatan, dan ketepatan saat mengerjakan tes tersebut.

Jumlah soal dan isi pokok tes akhir sama dengan tes awal.

(46)

1. Perhatikan gambar berikut !

Setelah kalian perhatikan gambar diatas, apa yang dapat anda

ketahui tentang massa jenis zat pada masing/masing gambar ?

2. Air memiliki massa jenis 1000 kg/m3 dan es memiliki massa jenis

900 kg/m3. Manakah yang volumenya lebih besar, 50 kg air atau 40

kg es ?

3. Baba mendapat oleh/oleh sebongkah perak dari temannya. Tetapi

Baba curiga perak itu tidak asli dan hanya campuran dari logam

lain. Baba ingin memastikan bahwa perak itu asli. Bagaimana cara

Baba mengetahui perak itu asli atau tidak ?

Lembar posttest secara lengkap dapat dilihat di lampiran 9 halaman

116.

17 6 % 9 @ %#, & $ #

Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah observasi

(47)

menggunakan metode ceramah, praktikum , diskusi

kelompok, model fisika aneh. Observasi atau pengamatan ini bertujuan

memantau perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan dengan

menggunakan suatu metode mengajar. Segala gerak gerik siswa sebagai

obyek penelitian dicatat dengan format observasi sebagai berikut :

012 #

No. Hal yang Diamati Banyaknya Siswa Keterangan

1 Siswa melihat apa yang

sedang diajarkan guru.

2

Siswa bertanya kepada guru

mengenai materi yang

sedang diajarkan.

3

Siswa menjawab

pertanyaan guru dengan

benar.

4 Siswa mencatat materi yang

sedang diajarkan guru.

5

Siswa tidak bermain/main

saat guru menjelaskan

(48)

No. Hal yang Diamati Banyaknya Siswa Keterangan

6

Siswa tidak mengantuk saat

pelajaran.

7 Siswa aktif mengerjakan

tugas yang diberikan guru.

A7 % ) #, $

Dalam penelitian ini tes daya ingat digunakan untuk mengetahui

tingkat konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur daya ingat siswa,

yaitu mengecek apakah siswa mengikuti pelajaran dengan penuh

konsentrasi. Siswa dikatakan berkonsentrasi bila dapat mengingat apa

yang diajarkan dan dapat menjawab pertanyaan/pertanyaan tentang

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebaliknya, siswa dikatakan

kurang berkonsentrasi apabila tidak dapat mengingat apa yang diajarkan

dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.

Soal/soal dalam tes daya ingat berupa 10 pertanyaan. Isi pokok tes

daya ingat adalah mengenai semua hal yang telah diajarkan pada saat

pembelajaran. Aspek yang ditanyakan dalam tes daya ingat ini mengenai

daya ingat siswa tentang aktivitas selama pelajaran berlangsung. Ada 2

bagian dalam tes, yaitu nomor 1 sampai dengan 5 mengenai hal/hal yang

tidak berkaitan dengan materi, sedangkan nomor 6 sampai dengan 10

(49)

1. Berapa banyak contoh soal yang diberikan saat pelajaran fisika materi

massa jenis zat ? ___________________________________________

2. Berapa banyak latihan soal yang diberikan saat pelajaran fisika materi

massa jenis zat ? ___________________________________________

Lembar tes daya ingat secara lengkap dapat dilihat di lampiran 10 halaman

119.

7 ( + $

Validitas menunjukkan pada kesesuaian penuh arti, bergunanya

kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.

Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini

validitas yang digunakan adalah ) % (validitas isi) yaitu isi dari

instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau

diukur (Suparno, 2007:62). Validitas pada penelitian ini ditunjukkan dengan

(50)

010 3

No Indikator Soal Pretest No. Soal

1 Menjelaskan sesuai konsep

bahwa massa jenis adalah

salah satu ciri khas suatu zat.

Perhatikan gambar berikut !

Setelah kalian perhatikan gambar

diatas, apa yang dapat anda ketahui

tentang massa jenis zat pada masing/

masing gambar ?

1

2 Menghitung massa jenis atau

volume atau massa suatu zat

dengan persamaan.

Air memiliki massa jenis 1000 kg/m3

dan es memiliki massa jenis 900

kg/m3. Manakah yang volumenya

lebih besar, 40 kg air atau 36 kg es ?

2

3 Menggunakan konsep massa

jenis untuk berbagai pe/

nyelesaian masalah dalam

kehidupan sehari/hari.

Ali memenangkan olimpiade dan ia

memperoleh sebongkah emas sebagai

hadiah. Tetapi Ali curiga emas itu

tidak asli dan hanya campuran dari

logam lain. Ali ingin memastikan

bahwa emas itu asli. Bagaimana cara

Ali mengetahui emas itu asli atau

tidak ?

(51)

bahwa massa jenis adalah

salah satu ciri khas suatu zat.

Setelah kalian perhatikan gambar

diatas, apa yang dapat anda ketahui

tentang massa jenis zat pada masing/

masing gambar ?

2 Menghitung massa jenis atau

volume atau massa suatu zat

dengan persamaan.

Air memiliki massa jenis 1000 kg/m3

dan es memiliki massa jenis 900

kg/m3. Manakah yang volumenya

lebih besar, 50 kg air atau 40 kg es ?

2

3 Menggunakan konsep massa

jenis untuk berbagai pe/

nyelesaian masalah dalam

kehidupan sehari/hari.

Baba mendapat oleh/oleh sebongkah

perak dari temannya. Tetapi Baba

curiga perak itu tidak asli dan hanya

campuran dari logam lain. Baba ingin

memastikan bahwa perak itu asli.

Bagaimana cara Baba mengetahui

perak itu asli atau tidak ?

(52)

7 %$*+% # ( $

07 %#, "' %$*+% %#, ! $% ' + *# %#$ >

7 *# %#$ %( ! > ) #, %( "$ # " %$%( $ # + # %$% $ #

Konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur ketelitian dan

ketepatan diukur dengan soal pretest dan posttest. Soal/soal pretest dan

posttest berisi konsep, persoalan hitungan, dan aplikasi dalam

kehidupan sehari/hari mengenai massa jenis zat sehingga dapat

mengukur ketelitian dan ketepatan siswa. Konsentrasi belajar siswa

yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan siswa dianalisis dengan

tahap/tahap sebagai berikut :

Pertama, soal pretest dan posttest yang masing/masing terdiri

dari 3 soal dinilai. Skor untuk masing/masing soal yang benar adalah

10, pemberian skor disesuaikan dengan jawaban siswa yaitu sempurna

tidaknya jawaban. Misalnya pada soal pretest nomor 1 :

(53)

berbeda massa dan berbeda massa jenisnya.

Skor : 2,5

Gambar B : benda/benda yang sejenis mempunyai massa jenis

yang sama walaupun volumnya berbeda.

Skor : 2,5

Gambar C : benda/benda yang berbeda jenis, berbeda pula massa

dan massa jenisnya walaupun mempunyai volum yang sama.

Skor : 2,5

Gambar D : benda/benda yang berbeda jenis, berbeda pula

volumnya memiliki massa dan massa jenis yang juga berbeda.

Skor : 2,5

Kedua, pretest dan posttes dibandingkan dengan menggunakan t/

test dengan rumus :

(

)

N = jumlah pasang score (jumlah pasangan)

(54)

Analisis data pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi

belajar siswa yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan

menggunakan program SPSS dengan 3 .

67 *# %#$ %( ! > ) #, %( "$ # " % ' $ #

Data konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur perhatian

diperoleh dengan observasi atau pengamatan pada masing/masing

kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Konsentrasi belajar

siswa yang meliputi unsur perhatian akan dianalisis dengan tahap/

tahap :

Pertama, observer mengamati kejadian/kejadian saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, kemudian data/data pengamatan dicatat

dalam format observasi yang telah disiapkan. Kemudian dari data pada

lembar pengamatan dapat dianalisis secara kuantitatif dengan

menghitung jumlah siswa sesuai dengan hal yang diamati kemudian

dipersentasekan. Penghitungan persentase tingkat konsentrasi belajar

siswa yang meliputi unsur perhatian adalah dengan:

%

Jumlah siswa yang melakukan hal yang diamati adalah jumlah total

siswa dari banyaknya siswa yang melakukan hal yang diamati.

Jumlah siswa yang diamati adalah banyaknya siswa dalam kelas yang

(55)

kriteria klasifikasi tingkat konsentrasi berdasarkan perhatian

Klasifikasi tingkat konsentrasi siswa berdasarkan perhatian ditetapkan

dengan kriteria sebagai berikut:

016 (

Skor Klasifikasi Tingkat Konsentrasi

0 % / 20 %

21 % / 40 %

41 % / 60 %

61 % / 80 %

81 % / 100 %

Tingkat konsentrasi sangat rendah

Tingkat konsentrasi rendah

Tingkat konsentrasi biasa saja

Tingkat konsentrasi tinggi

Tingkat konsentrasi sangat tinggi

57 *# %#$ %( ! > ) #, %( "$ # " ) #, $

Konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur daya ingat diukur

melalui tes daya ingat. Konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur

daya ingat akan dianalisis dengan tahap/tahap sebagai berikut :

Pertama, tes daya ingat terdiri dari 10 pertanyaan. Untuk tiap/

tiap pertanyaan siswa harus menjawab dengan jawaban yang dianggap

benar. Cara pemberian skor pada tes daya ingat adalah 1 dan 0. Skor 1

untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Sehingga

(56)

dan skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 10. Klasifikasi

tingkat konsentrasi siswa berdasarkan ingatan ditetapkan dengan

kriteria sebagai berikut :

017 ( "

Skor Klasifikasi Tingkat Konsentrasi

0 – 1

2 – 3

4 – 6

7 – 8

9 – 10

Tingkat konsentrasi sangat rendah

Tingkat konsentrasi cukup rendah

Tingkat konsentrasi biasa saja

Tingkat konsentrasi cukup tinggi

Tingkat konsentrasi sangat tinggi

Tingkat konsentrasi seluruh siswa diketahui dari nilai rata/rata

skor tes konsentrasi seluruh siswa dan ditetapkan dengan kriteria

seperti pada tabel di atas.

17 % 6 #+ #, # %$*+%; %$*+% %#, ! $% ' + *# %#$ >

Perbandingan metode/metode mengajar terhadap konsentrasi siswa

merupakan perbandingan keseluruhan dari unsur/unsur konsentrasi. Data/

data diperoleh dari persentase score posttest, persentase score tes daya

ingat, dan persentase perhatian.

Data konsentrasi yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan

diperoleh dari score posttest tiap kelas yang telah dipersentasekan dengan

rumus : 100%

30 tan

(57)

% 100

% = ×

%

Selanjutnya untuk data konsentrasi yang meliputi unsur daya ingat

diperoleh dari score tes daya ingat tiap kelas yang telah dipersentasekan

dengan rumus :.

% 100 10

% % " = ) % ×

Untuk membandingkan metode/metode mengajar secara

(58)

018 3

kelas VII A

Rata/rata %

ketelitian

dan

ketepatan

kelas VII B

Rata/rata %

ketelitian

dan

ketepatan

kelas VII C

Rata/rata %

ketelitian

dan

ketepatan

kelas VII D

Rata/rata %

ketelitian

dan

ketepatan

kelas VII E

Perhatian

Rata/rata %

perhatian

kelas VII A

Rata/rata %

perhatian

kelas VII B

Rata/rata %

perhatian

kelas VII C

Rata/rata %

perhatian

kelas VII D

Rata/rata %

perhatian

kelas VII E

Daya Ingat

Rata/rata %

daya ingat

kelas VII A

Rata/rata %

daya ingat

kelas VII B

Rata/rata %

daya ingat

kelas VII C

Rata/rata %

daya ingat

kelas VII D

Rata/rata %

daya ingat

kelas VII E

Setelah data dimasukkan dalam tabel, kemudian % tertinggi dan %

terendah dari setiap unsur diberi tanda dengan warna biru muda untuk %

tertinggi dan warna merah muda untuk persen terendah. Dari % tertinggi

dan % terendah untuk setiap unsur maka dapat diperoleh metode mengajar

yang paling baik dan metode mengajar yang kurang baik untuk

(59)

diberi tanda dengan warna hijau muda untuk % tertinggi dan warna kuning

muda untuk persen terendah. Dari % tertinggi dan % terendah untuk setiap

kelas maka dapat diperoleh unsur konsentrasi yang paling dipengaruhi

oleh metode mengajar dan unsur konsentrasi yang kurang dipengaruhi oleh

(60)

44

7 %( # # %#%( $ #

6" 12 ," $" 1..3 " "( .270B C .37/B + %( %#%( $ &%#,,"# # &%$*+% 5% & '. Proses belajar mengajar berlangsung

selama 90 menit. Awal pelajaran peneliti memberi pretest selama 10 menit.

Kemudian peneliti mengajar mengenai massa jenis zat selama 60 menit

dengan metode ceramah (lihat gambar 4.1). Setelah proses pembelajaran,

peneliti memberi tes daya ingat yang dikerjakan selama 10 menit dan posttest

yang dikerjakan selama 10 menit. Pembagian tes daya ingat dan posttest

dilakukan bersamaan dan dikumpulkan bersamaan untuk menghemat waktu.

(61)

10 menit. Kemudian peneliti mengajar mengenai massa jenis zat selama 20

menit. Setelah itu peneliti membagikan lembar kerja untuk dikerjakan dengan

metode diskusi kelompok yang berlangsung selama 20 menit (lihat gambar

4.2). Kemudian setelah dikusi kelompok selesai peneliti membahas persoalan

diskusi kelompok dengan siswa/siswi selama 20 menit. Setelah proses

pembelajaran, peneliti memberi tes daya ingat yang dikerjakan selama 10

menit dan posttest yang dikerjakan selama 10 menit. Pembagian tes daya ingat

dan posttest dilakukan bersamaan dan dikumpulkan bersamaan untuk

menghemat waktu.

Gambar 4.2 Proses belajar mengajar menggunakan metode diskusi

(62)

6$" D % $%&6% 1..3 " "( .<7/B C 007.B + %(

%#%( $ &%#,,"# # &%$*+% . Proses belajar mengajar

berlangsung selama 90 menit. Awal pelajaran peneliti memberi pretest selama

10 menit. Kemudian peneliti mengajar mengenai massa jenis zat selama 20

menit. Setelah itu peneliti memberikan contoh soal dan 5 soal latihan untuk

dikerjakan selama 25 menit dengan metode (lihat gambar

4.3). Setelah siswa mencoba mengerjakan peneliti membahas 1 contoh soal

sampai siswa benar/benar mengerti mengenai massa jenis zat selama 15 menit.

Setelah proses pembelajaran, peneliti memberi tes daya ingat yang dikerjakan

selama 10 menit dan posttest yang dikerjakan selama 10 menit. Pembagian tes

daya ingat dan posttest dilakukan bersamaan dan dikumpulkan bersamaan

untuk menghemat waktu.

(63)

memberi pretest selama 10 menit. Kemudian peneliti memberi LKS untuk

praktikum. Praktikum dilakukan selama 60 menit dengan adanya penjelasan/

penjelasan mengenai massa jenis zat (lihat gambar 4.4). Saat praktikum, kelas

dibagi menjadi 6 kelompok. Karena waktu dan alat terbatas, tiap kelompok

meneliti 1 benda untuk mengetahui massa jenisnya kemudian dibandingkan

dengan hasil kelompok lain. Setelah proses pembelajaran, peneliti memberi tes

daya ingat yang dikerjakan selama 10 menit dan posttest yang dikerjakan

selama 10 menit. Pembagian tes daya ingat dan posttest dilakukan bersamaan

dan dikumpulkan bersamaan untuk menghemat waktu.

Gambar 4.4 Proses belajar mengajar menggunakan metode praktikum

%# # 3 % $%&6% 1..3 " "( 0B7.. C 0D7A. + ( 6* $* "& %#%( $ &%#, ! %( &%#,,"# # &%$*+% ? #%'7 Proses

belajar mengajar berlangsung selama 90 menit. Awal pelajaran peneliti

(64)

massa jenis zat selama 60 menit dengan metode fisika aneh (lihat gambar 4.5).

Sebelum masuk massa jenis zat, peneliti memberi 2 masalah yang unik

sehingga siswa/siswi tertarik untuk mengetahui tentang massa jenis zat.

Setelah proses pembelajaran, peneliti memberi tes daya ingat yang dikerjakan

selama 10 menit dan posttest yang dikerjakan selama 10 menit. Pembagian tes

daya ingat dan posttest dilakukan bersamaan dan dikumpulkan bersamaan

untuk menghemat waktu.

(65)

satu dengan kelas yang lain. Kondisi kelas yang berbeda meliputi

peringkat kelas dan keadaan siswa yang sangat mempengaruhi kondisi

kelas.

7 *# %#$ %( ! > ) #, %( "$ # " %$%( $ # + # %$% $ #

0= $

Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest tiap kelas. Hasil

pretest dan posttest discore dan disusun dengan lengkap dalam

tabel 4.1.

41. )

VII A

(Fisika Aneh) (Praktikum)VII B (Ceramah)VII C

VII D

Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest

(66)

VII A

Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest

16 6,5 21 3 17,5 5 7,5 6 13 5 21

Data pretest dan posttest diuji melalui program SPSS dengan

analisis untuk kelompok dependen atau satu

(67)

!

" " " "

"

# $ %&&

' ( )

* ( +

(( ) (( )

( ! , "

-Interpretasi hasil SPSS untuk kelas VII A adalah :

Mean posttest = 17,1190 dan mean pretest = 4,0000.

Nilai t = /15,053

Output SPSS memberikan nilai sig 0,000

Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka significant, yaitu score

pretest dan score posttest berbeda

Tetapi karena mean posttest (17,1190) > mean pretest

(4,000) maka posttest lebih baik daripada pretest.

Karena posttest lebih baik dari pretest maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh metode mengajar dengan

(68)

b) Kelas VII B menggunakan metode praktikum

!

" " " "

"

# $ %&&

' ( )

* ( +

(( ) (( )

( ! , "

-Interpretasi hasil SPSS untuk kelas VII B adalah :

Mean posttest = 18,1591 dan mean pretest = 3,0795.

Nilai t = /18,582

Output SPSS memberikan nilai sig 0,000

Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka significant, yaitu score

pretest dan score posttest berbeda

Tetapi karena mean posttest (18,582) > mean pretest

(3,0795) maka posttest lebih baik daripada pretest.

Karena posttest lebih baik dari pretest maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh metode mengajar dengan

(69)

!

" " " "

"

# $ %&&

' ( )

* ( +

(( ) (( )

( ! , "

-Interpretasi hasil SPSS untuk kelas VII C adalah :

Mean posttest = 10,6829 dan mean pretest = 4,9634.

Nilai t = /9,195

Output SPSS memberikan nilai sig 0,000

Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka significant, yaitu score

pretest dan score posttest berbeda

Tetapi karena mean posttest (10,6829) > mean pretest

(4,9634) maka posttest lebih baik daripada pretest.

Karena posttest lebih baik dari pretest maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh metode mengajar dengan

(70)

d) Kelas VII D menggunakan metode diskusi kelompok

!

" " " "

"

# $ %&&

' ( )

* ( +

(( ) (( )

( ! , "

-Interpretasi hasil SPSS untuk kelas VII D adalah :

Mean posttest = 13,0488 dan mean pretest = 5,0732.

Nilai t = /10,312

Output SPSS memberikan nilai sig 0,000

Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka significant, yaitu score

pretest dan score posttest berbeda

Tetapi karena mean posttest (13,0488) > mean pretest

(5,0732) maka posttest lebih baik daripada pretest.

Karena posttest lebih baik dari pretest maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh metode mengajar dengan

(71)

!

" " " "

"

# $ %&&

' ( )

* ( +

(( ) (( )

( ! , "

-Interpretasi hasil SPSS untuk kelas VII E adalah :

Mean posttest = 19,9048 dan mean pretest = 5,4524.

Nilai t = /19,931

Output SPSS memberikan nilai sig 0,000

Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka significant, yaitu score

pretest dan score posttest berbeda

Tetapi karena mean posttest (19,9048) > mean pretest

(5,4524) maka posttest lebih baik daripada pretest.

Karena posttest lebih baik dari pretest maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh metode mengajar dengan

(72)

67 *# %#$ %( ! > ) #, %( "$ # " % ' $ # 0= $

Data diperoleh dari hasil pengamatan tiap kelas. Dalam hasil

pengamatan ini banyaknya siswa dihitung dan disusun dengan

lengkap dalam tabel 4.2.

412

Banyaknya Siswa

No. Hal yang Diamati

VII A VII B VII C VII D VII E

Jumlah siswa yang diamati 42 44 42 42 42

1 Siswa melihat apa yang sedang

diajarkan guru. 42 44 35 38 42

2

Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang diajarkan.

4 2 4 6 7

3 Siswa menjawab pertanyaan

guru dengan benar. 42 44 8 14 42

4 Siswa mencatat materi yang

sedang diajarkan guru. 9 44 32 23 42

5 Siswa tidak bermain/main saat

guru menjelaskan materi. 39 41 28 33 39

6 Siswa tidak mengantuk saat

pelajaran. 37 44 42 37 41

7 Siswa aktif mengerjakan tugas

yang diberikan guru. 42 44 34 39 42

1= # ( $

Data pengamatan analisis secara kuantitatif yaitu dengan

(73)

Keterangan :

Jumlah siswa yang melakukan hal yang diamati adalah jumlah total

siswa dari banyaknya siswa yang melakukan hal yang diamati.

Jumlah siswa yang diamati adalah banyaknya siswa dalam kelas

yang diamati.

Jumlah siswa yang diamati X 7 karena hal yang diamati sebanyak 7

hal. Analisis data pengamatan siswa disusun dalam tabel 4.3.

410

No Kelas VII A VII B VII C VII D VII E

1 Jumlah siswa yang diamati 42 44 42 42 42

2 Jumlah siswa yang

melakukan hal yang diamati

215 263 183 190 255

3 Persentase perhatian siswa 73,12 % 85,38 % 62,24 % 64,62 % 86,73 %

4 Klasifikasi T ST T T ST

Keterangan : Tingkat konsentrasi sangat rendah (SR)

Tingkat konsentrasi rendah (R)

Tingkat konsentrasi biasa saja (BS)

Tingkat konsentrasi tinggi (T)

(74)

Tabel analisis data pengamatan siswa diatas menunjukkan

klasifikasi tingkat konsentrasi berdasarkan perhatian pada tiap

kelas adalah T (Tinggi) dan ST (Sangat Tinggi) yang berarti

memang ada pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi yang

meliputi unsur perhatian.

57 *# %#$ %( ! > ) #, %( "$ # " ) #, $ 0= $

Data diperoleh dari hasil tes daya ingat tiap kelas. Hasil tes daya

ingat di score dan disusun dengan lengkap dalam tabel 4.4.

(75)

26 8 T 3 R 5 BS 6 BS 10 ST

Keterangan : Tingkat konsentrasi sangat rendah (SR)

Tingkat konsentrasi rendah (R)

Tingkat konsentrasi biasa saja (BS)

Tingkat konsentrasi tinggi (T)

Tingkat konsentrasi sangat tinggi (ST)

1= # ( $

Distribusi frekuensi klasifikasi tingkat konsentrasi berdasarkan

ingatan yang diperoleh dari tes daya ingat dapat dilihat pada tabel

(76)

416 (

"

Skor Klasifikasi TingkatKonsentrasi

Berdasarkan Ingatan

0 – 1 Tingkat konsentrasisangat rendah 0 0 3 1 4

2 – 3 Tingkat konsentrasicukup rendah 7 7 11 7 8

4 – 6 Tingkat konsentrasibiasa saja 19 32 26 21 15

7 – 8 Tingkat konsentrasicukup tinggi 12 4 2 9 10

9 – 10 Tingkat konsentrasisangat tinggi 4 1 0 4 5

Total 42 44 42 42 42

Rata/Rata 5,78 5,12 4,04 5,40 5,28

Tabel distribusi frekuensi klasifikasi tingkat konsentrasi

berdasarkan ingatan memiliki arti ada pengaruh metode mengajar

terhadap konsentrasi siswa yang meliputi unsur daya ingat

walaupun pengaruhnya biasa saja atau tidak sangat baik karena

dilihat rata/rata konsentrasi tiap kelas hampir sama yaitu tingkat

konsentrasi biasa saja atau tidak sangat baik.

17 % 6 #+ #, # %$*+%; %$*+% %#, ! $% ' + *# %#$ > 7 $

Data konsentrasi yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan

diperoleh dari score posttest tiap kelas yang telah dipersentasekan

(77)

dihitung dengan rumus :

% 100

% = ×

%

Selanjutnya untuk data konsentrasi yang meliputi unsur daya ingat

diperoleh dari score tes tiap kelas yang telah dipersentasekan dengan

rumus :.

% 100 10

% % " = ) ×

Data perbandingan metode mengajar terhadap konsentrasi siswa yang

meliputi unsur ketelitian, ketepatan, serta daya ingat siswa disusun

secara lengkap pada tabel 4.6 dan data perbandingan metode mengajar

terhadap konsentrasi siswa yang meliputi unsur perhatian disusun

secara lengkap pada tabel 4.7.

(78)

Referensi

Dokumen terkait

URAIAN UNIT : Unit ini menggambarkan kompetensi yang dibutuhkan untuk menentukan perangkat keras, atau infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung sistem jaringan..

tourism promotion are those which attempt to match the pull factors of the destination with the push factors in the client (matching supply.  and demand, including  target

Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Blora Nomor : 900/203.A/2012 tentang Penunjukan Pejabat Pengadaan Langsung Bidang Bina Marga Pada Dinas Pekerjaan

Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis ingin mengetahui seberapa pentingnya metode transportasi untuk proses pengalokasian pupuk pada CV. untuk memudahkan penyusunan dalam penulisan

Jika variabel terikat Y terbatas pada suatu nilai tertentu, dan variabel bebasnya hanya diobservasi jika variabel terikatnya diobservasi, maka model regresi ini disebut

[r]

Penelitian tentang Perkembangan Bakteri Probiotik dan Nilai Organoleptik Minuman Fermentasi dari Media Nira Aren (Arenga pinnata Merr.), Nira Tebu (Saccharum officinarum L.) dan

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk