• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan suatu cara menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau gagasan pokok yang menjadi dasar terciptanya suatu karya ilmiah. Pengarang menyampaikan ide atau gagasan dengan sudut pandang dan gaya bahasanya sendiri. Sehingga pada beberapa tulisan memiliki tema yang sama, namun cara penyampaian yang berbeda sesuai sudut pandang dari pengarang.

Secara garis besar karya ilmiah digolongkan menjadi dua kelompok yaitu karya fiksi dan karya ilmiah. Karya ilmiah fiksi merupakan karya ilmiah yang lebih bersifat imajinasi dan lebih mementingkan nilai estetika (keindahan). Contoh karya ilmiah fiksi seperti: novel, cerpen, pantun, puisi. Sedangkan karya ilmiah ilmiah merupakan karya ilmiah yang bersifat nyata , dapat dibuktikan, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Penulisan karya ilmiah juga terikat pada aturan-aturan yang sudah baku dan tidak dapat diubah-ubah sesuai keinginan penulis.

Di perguruan tinggi menulis juga menjadi suatu kewajiban yang melekat erat pada aktivitas sivitas akademik khususnya dalam menulis karya ilmiah. Karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademik merupakan wujud dari komunikasi ilmiah interdisiplin ilmu pengetahuan. Semakin besar jumlah karya yang dihasilkan oleh akademisi menunjukkan perkembangan yang terjadi pada disiplin ilmu pengetahuan tersebut.

(2)

2

Komunikasi ilmiah dapat dilakukan dengan menulis karya ilmiah seperti makalah, artikel jurnal, prosiding, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk jenjang pendidikan telah diatur standar kelulusan, bagi mahasiswa strata satu harus menulis skripsi agar dapat memperoleh gelar sarjana. Bagi mahasiswa pascasarjana wajib menulis tesis agar dapat memperoleh gelar magister. Sedangkan untuk program doktor, disertasi merupakan karya ilmiah wajib yang harus ditulis untuk memperoleh gelar doktor. Tentunya dari berbagai macam jenis karya ilmiah tersebut baik aturan, gaya penulisan, dan bobot informasi yang terkandung di dalamnya tidaklah sama. Hal tersebut haruslah disesuaikan pada tingkat dan tujuan dari penulisan karya ilmiah.

Dosen, mahasiswa, dan Peneliti yang menjadi pilar utama dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti yang tertulis pada Undang- Undang republik Indonesia nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi Pasal 1 ayat 9 bahwa “Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa karya ilmiah yang dihasilkan harus bermanfaat bagi dunia pendidikan, penelitian, dan bagi masyarakat.

Dosen, mahasiswa, dan peneliti yang menghasilkan karya ilmiah akan memperoleh nilai kredit untuk setiap tulisanya. Dosen yang hendak naik jabatan atau golongan diwajibkan memiliki angka kredit yang sudah di tentukan, salah satu cara untuk memperoleh angka kredit tersebut ialah dengan menulis karya ilmiah. Bagi mahasiswa menulis karya ilmiah merupakan syarat wajib untuk

(3)

3

menyelesaikan studinya. Peneliti haruslah melaporkan dan mempublikasikan hasil penelitiannya sebagai tanggungjawab kepada masyarakat.

Oleh karena itu, karya ilmiah yang di hasilkan oleh para dosen, mahasiswa, dan peneliti tentunya akan lebih bermanfaat apabila dapat diakses oleh setiap orang. Tidak hanya menambah khasanah ilmu pengetahuan, tentunya hal tesebut akan memberikan sumbangan dalam mengembangkan disiplin ilmu yang menjadi objek kajian. Bagi penulis sendiri akan menaikkan nilai kredit karya ilmiahnya apabila banyak dijadikan rujukan oleh penulis lain.

Dengan kemajuan teknologi Informasi dan Komputer (TIK) proses dalam menyebar luaskan informasi menjadi lebih terbuka luas. Internet memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Dengan internet kendala yang dihadapi dalam mendapatkan informasi seperti: jarak, waktu, biaya sudah dapat diatasi. Hanya dengan seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet pengguna sudah dapat mengakses seluruh informasi yang tersebar luas. Tentunya dengan catatan bahwa informasi tersebut berbentuk digital dan berada pada database-database yang terhubung dengan jaringan internet.

Khususnya untuk dunia perguruan tinggi kegiatan dalam mencari informasi untuk mendukung terciptanya suatu karya ilmiah sangatlah penting. Untuk menyelesaikan suatu tugas seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi membutuhkan referensi yang relevan dan yang paling mutakhir. Semakin banyak dan relevannya referensi yang digunakan, maka kualitas karya ilmiah yang dihasilkan akan semakin berkualitas.

(4)

4

Pada tahun 2009 Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia telah meluncurkan portal akses karya ilmiah di indoensia yang diberi nama Portal Garuda dengan website www.garuda.dikti.go.id. Memberikan akses bagi karya ilmiah yang dihasilkan oleh para peneilti di Indonesia (Kompas, 2009). Ini merupakan cikal bakal gerakan bebas akses di Indonesia. Melalui website garuda setiap orang dapat mengakses dan melihat karya ilmiah yang dihasilkan di seluruh Indonesia.

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi ilmiah memunculkan suatu konsep baru berkenaan dengan penyebaran ilmu pengetahuan. Gerakan akses bebas atau yang disebut Open Access (OA) merupakan suatu gerakan yang meproklamirkan pembebasan kapitalisme pada dunia pendidikan. Pada tahun 2003 UNESCO melakukan suatu gerakan Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and Humanitie. Tujuan dari gerakan ini, memberikan paradigma baru mengenai penyebar luasan ilmu pengetahuan dengan dukungan dari kemajuan teknologi berupa internet.

Surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Untuk lulus tingkat sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit di jurnal ilmiah. Untuk lulus tingkat magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional terutama yang terakreditasi oleh DIKTI. Untuk lulus tingkat doktor harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah Internasioanal. Menjadi bukti bahwa open access dalam karya

(5)

5

ilmiah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan khususnya pandidikan tinggi.

Banyak ahli yang berpendapat bahwa open access merupakan suatu cara pembebasan kapitalisme dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu saja, open

access menawarkan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari gerakan ini.

Peneliti, lembaga pendidikan, publik, dan penyandang dana penelitian merupakan sebagian kecil yang merasakan manfaat dari open access. Setiap orang dapat dengan leluasa membaca, men-download, menggandakan, mencari, mendistribusikan dan masuk ke-link suatu karya ilmiah.

Kemudahan yang diberikan oleh open access mengangkat suatu permasalahan klasik yang berhubungan dengan pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah. Kebebasan untuk membaca, men-download, meng-copy, mencari, mendistribusikan, dan masuk ke-link suatu karya ilmiah, bagi sebagian orang dimanfaatkan untuk melakukan tindakan pencurian ide orang lain yang disebut plagiatisme. Ditemukan di beberapa perguruan tinggi telah terjadinya pelanggaran kode etik dalam penulisan karya ilmiah berupa penjiplakan hasil karya orang lain tanpa memeperhatikan kaidah pengutipan karya ilmiah dengan baik dan benar.

Pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah bukan merupakan suatu hal yang baru di dunia pendidikan tinggi. Setelah kemajuan teknologi informasi, pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah yang terjadi barulah terungkap. Karya ilmiah yang awalnya masih dalam bentuk konvensional dan hanya tersimpan didalam rak penyimpanan, kini sudah dialih mediakan ke dalam bentuk elektronik sehingga dapat diakses oleh siapa saja. Sehingga pelanggaran kode etik

(6)

6

penulisan karya ilmiah, berupa pencurian ide, gagasan, kalimat karya ilmiah orang lain dapat terdeteksi.

Karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademik seperti; skripsi, tesis, dan disertasi dipublikasikan melalui repositori perpustakaan universitas. Sehingga akses terhadap karya ilmiah tersebut menjadi lebih luas. Dengan demikian, karya ilmiah yang hasilkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi penulis ataupun bagi institusi. Penulis dapat mengetahui kualitas karya ilmiah yang dihasilkan, melalui intensitas penggunaan karya limiah tersebut sebagai bahan rujukan. Sedangkan bagi institusi khususnya perpustakaan dapat meningkatkan posisi webometrik. Jika seorang penulis melakukan plagiatisme akan dengan cepat terdeteksi. Oleh sebab itu, penulis harus benar-benar menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, bukannya karya ilmiah hasil copy dan paste.

Banyak dari para penulis yang tidak memperhatikan hak yang melekat pada diri seorang penulis. Oleh sebab itu, setiap akademisi perlu memahami kaidah penulisan karya ilmiah agar terhindar dari plagiatisme. Agar karya ilmiah tidak dinyatakan plagiatisme ialah mencantumkan nama asli penulis yang dijadikan rujukan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada penulis dengan mengikut sertakan namanya dalam karya ilmiah dan memberikan hak moral yang melekat pada penulis.

Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia disinyalir telah terjadinya tindakan plagiat yang dilakukan oleh salah seorang akademisinya. LS, dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, yang dituding menjiplak tesis mahasiswa pascasarjana (Kompas, 2013). Rektor UK Maranatha

(7)

7

FK yang diduga melakukan plagiat, FK diduga mengutip beberapa karya mahasiswanya (Kompas, 2014). AA, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) dituduh menjiplak karya tulis atau opini orang lain (Kompas, 2014). Tentunya masih banyak lagi kasus-kasus plagiat yang masih belum terungkap.

Di Universitas Sumatera Utara sendiri pernah di temukan terjadinya plagiatisme yang dilakukan oleh para akademisi di Universitas Sumatera Utara, plagiat tersebut terjadi berhubungan dengan penulisan tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan makalah seminar.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat kursial dalam kemajuan dunia karya ilmiah ilmiah, penerapan teknologi pada penyebaran ilmu pengetahuan dalam hal ini open access dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua. Disatu sisi penyebaran ilmu pengetahuan dapat berlangsung dengan cepat, memungkinkan setiap orang untuk dapat mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia. Disisi yang lain, kebebasan dan kemudahan untuk mengakses karya ilmiah memudahkan untuk terjadinya plagiatisme. Tetapi, tidak dapat dipungkiri open access dalam penyebaran ilmu pengetahuan, memberikan kemudahan dalam mengungkap plagiatisme karya ilmiah.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka penulis muncul rasa untuk mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan yang telah diuraikan. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Open Access terhadap Plagiatisme di Perguruan Tinggi :Studi Kasus Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara”.

(8)

8 1. 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu: Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara open access dengan plagiatisme di perguruanTinggi?

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi. 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, yaitu sehingga dapat terhindar dari Plagiatisme dalam penulisan karya ilmiah.

2. Bagi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, yaitu tulisan ini dapat memberikan sumbangsih mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi.

3. Bagi Peneliti Lanjutan, yaitu tulisan ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Penulis, yaitu menambah pemahaman mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh positif dan signifikan antara open access terhadap plagiatisme.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Tiga Strata (STS) adalah tata cara penanaman dan pemangkasan rumput, leguminosa, semak dan pohon, sehingga hijauan makanan ternak tersedia sepanjang tahun (Nitis, 2000;

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keterampilan proses dan kreativitas non-aptitude terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan

Skripsi yang berjudul: Tanggung Jawab Orangtua pada Anak terhadap Pembelajaran Fikih di Desa Tambak Sirang Darat Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar (Studi Kasus 5 Pedagang

2. unsur pelaksana fungsi pemeliharaan diberi ruang gerak sesuai batas kemampuan dan kewenangan teknis.. pelaksanaan penyelenggaran pemeliharaan materiil sebagaimana

470 Makmur Hidayat Jakarta.. 471

Adanya informasi karakteristik ancaman, kerentanan dan kapasitas pada setiap lokasi juga dapat memberikan informasi penyebab tinggi rendahnya risiko bencana pada suatu

kegiatan perekonomian yang diusahakan pemerintah, dan rakyat pun berhak ikut menikmati hasil-hasil pembangunan negara sesuai dengan darma baktinya kepada negara.

[r]