• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan ilmiah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan ilmiah yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Pengertian dan Persepsi tentang Karir

Hampir semua orang bertanya tentang siklus hidup pekerjaan seseorang, dan ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan ilmiah yang dibutuhkan untuk pengembangan karir orang tersebut. Karir terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan karir adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang selama kehidupan pekerjaannya.. Untuk orang-orang tertentu jabatan-jabatan ini merupakan tahapan dari suatu perencanaan yang cermat, sedangkan bagi sebagian orang karir bisa juga disebut sebagai bentuk peruntungan.

Menurut Handoko (1988) karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang perusahaan selama kehidupan seseorang. Istilah karir digunakan untuk menunjukkan orang-orang pada masing-masing peranan atau status mereka, pada umumnya istilah ini digunakan dalam tiga pengertian:

1. Karir sebagai promosi atau pemindahan ke jabatan-jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau lokasi-lokasi yang lebih baik di dalam atau menyilang terhadap hirarki hubungan kerja sama selama kehidupan kerja seseorang.

2. Karir sebagai rangkaian petunjuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang membentuk suatu pola kemajuan yang sistematis.

(2)

3. Karir sebagai sejumlah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja. Dalam konteks ini, semua orang dengan sejarah kerja mereka disebut mempunyai karir.

Gomes (2000) menyatakan bahwa ”Karir adalah suatu rangkaian kegiatan kerja yang terpisahkan tetapi berkaitan, yang memberikan keseimbangan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang”. Sementara menurut Soeprihantoro (2000), menyatakan bahwa ’Karir adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan”.

Dengan demikian karir adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh individu selama masa hidupnya. Karir merupakan pola dari pekerjaan dan sangat berhubungan dengan pengalaman (posisi, wewenang, keputusan dan interprestasi subjektif atas pekerjannya), dan aktivitas selama masa kerja individu. Pengertian ini menekankan bahwa karir tidak berhubungan dengan kesuksesan atau kegagalan, namun lebih kepada sikap dan tingkah laku, dan kontinuitas individu dalam aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Tujuan karir adalah posisi di masa mendatang yang ingin dicapai oleh individu dalam pekerjaanya. Jadi, keberhasilan karir tidak lagi diartikan sebagai penghargaan intitusional dengan meningkatnya kedudukan dalam suatu hirarki formal. Apalagi pada saat ini karir telah mengalami penggeseran menuju karir tanpa batas (the boundaryless control). Kunci keberhasilan karir pada masa yang akan datang lebih dicerminkan dari pengalaman hidup seseorang daripada posisi yang

(3)

dimilikinya. Jadi disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian posisi, jabatan atau pekerjaan yang dipegang karyawan selama masa karirnya yang meliputi gerakan/mobilitas dalam organisasi.

Persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungannya (Atkinson, 1991). Chaplin (1999) memandang persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra. Persepsi karir adalah suatu proses koqnitif dan afektif karyawan untuk melakukan pemilihan, pengaturan dan pemahaman serta penginterprestasian terhadap reaksi-reaksi inderawi mengenai gambaran pengembangan karir secara utuh dalam organisasi.

2.1.2. Akuntan Publik sebagai Karir

Sejak tahun 2004, maka setiap alumni jurusan Akuntansi tidak lagi mendapatkan gelar Ak secara otomatis. Hal ini berlaku bukan hanya bagi mereka yang akan berprofesi sebagai Akuntan publik maupun yang non Akuntan publik, yang berminat mendapat gelar Ak diwajibkan untuk menempuh Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) untuk masa studi 2 semester. Jadi jelaslah bahwa seseorang yang memilih jurusan Akuntansi, sesudah selesai pendidikan Akuntan barulah dapat memilih profesi yang khusus sebagai profesi Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan perusahaan maupun Akuntan pendidik.

(4)

Menurut IAI tahun 1998, memilih Akuntan publik sebagai karir harus mematuhi kode etik profesi. Adapun Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia yang harus dipatuhi oleh semua profesi Akuntan adalah:

a. Prinsip Kesatu: Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

b. Prinsip Kedua: Kepentingan Publik/Umum

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka kepentingan umum.

c. Prinsip Ketiga: Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi-tingginya.

d. Prinsip Keempat: Objektifitas

Setiap anggota menjaga onjektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

e. Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh

(5)

manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling muktahir.

f. Prinsip Keenam: Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

g. Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dalam reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

h. Prinsip Kedelapan: Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relavan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Sebagai seorang calon Akuntan yang nantinya akan berprofesi dalam dunia Akuntansi, maka mahasiswa Akuntansi hendaknya harus mengetahui dan memahami tentang etika profesional yang berlaku dalam menjalankan profesinya sebagai Akuntan yang profesional.

(6)

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir

Wijayanti dalam Rahayu dkk (2003) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa Akuntansi didasarkan pada tujuh faktor, yaitu penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar dan personalitas.

1. Penghargaan Finansial

Penghargaan finansial atau gaji merupakan salah satu faktor yang paling umum menyebabkan seseorang mencintai pekerjaannya atau tidak. Semakin besar gaji yang didapat secara umum karyawan akan semakin mencintai pekerjaannya, oleh karena faktor gaji menentukan seseorang dapat memenuhi kebutuhan fisiknya atau tidak. Anaraga dalam Mazli dkk (2006) mengatakan bahwa selain gaji/upah, seseorang yang bekerja membutuhkan penghargaan atau hasil karya yang telah dilakukan, baik penghargaan yang bersifat materil maupun non materil. Jika ia mendapatkan penghargaan sesuai dengan karyanya, maka si pekerja akan berbuat sesuai dengan aturan kerja dalam rangka menjaga citra profesinya baik di dalam maupun di luar pekerjaannya.

2. Pelatihan Profesional

Pelatihan Profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pelatihan profesional meliputi pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja. Pelatihan Profesional yang terarah akan meningkatkan minat terhadap karir yang di pilih.

(7)

3. Pengakuan Profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Dengan diakuinya prestasi kerja akan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan dapat memotivasi untuk meningkatkan karir.

Djuwita dalam Mazli (2006) mengatakan bahwa jika seseorang merasa penting dalam suatu pekerjaan, ia cenderung merasa dibutuhkan sehingga ia merasa puas. Hal ini tidak akan dirasakan oleh mereka yang merasa tidak penting dalam pekerjaannya. Mereka biasanya lebih bersikap masa bodoh dan pada akhirnya dapat mengakibatkan produktivitas yang menurun. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengakuan profesional dalam berkarir akan dapat meningkatkan motivasi yang pada akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas kerja.

4. Nilai-nilai sosial

Nilai-nilai sosial merupakan faktor yang memperlihatkan kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang dapat dilihat dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. Djuwita dalam Mazli dkk (2006), mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki tipe sosial lebih menyukai pekerjaan yang tidak terlalu berhubungan dengan kemampuan intelektual yang amat rumit, menghindari jenis pekerjaan sistematis yang berhubungan dengan mesin dan alat. Berdasarkan uraian diatas, nilai-nilai sosial berhubungan langsung dengan lingkungan, bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Selanjutnya dapat diketahui bahwa nilai sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam memilih karir.

(8)

5. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja. Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja. Hal ini berhubungan dengan rutinitas sehari-hari, atraktif dalam kerja dan seringnya memerlukan waktu lembur.

6. Pertimbangan pasar kerja

Keterbatasan informasi bagi sebagian kalangan akan mempengaruhi banyak tidaknya lapangan pekerjaan yang bisa diketahui atau diakses sehingga pertimbangan pasar kerja turut menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan karir. 7. Personalitas

Rahayu dkk (2003), mengatakan bahwa personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Personalitas menunjukkan bagaimana mengendalikan atau mencerminkan kepribadiaan seseorang dalam bekerja.

Selain ketujuh faktor tersebut diatas, peneliti menambahkan faktor lainnya yaitu kebanggaan.

8. Kebanggaan

Kebanggaan merupakan suatu hal yang spesifik dalam diri seseorang, karena kebanggaan merupakan salah satu determinan dalam pertimbangan pemilihan karir. Ranupandojo dan Husnan (1986), mengatakan bahwa kebanggaan merupakan pendekatan yang dijadikan pedoman untuk memotivasi orang lain,

(9)

yaitu pendekatan ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengalahkan tantangan, penyelesaian seseuatu pekerjaan yang diberikan menimbulkan rasa puas dan bangga.

Karir sebagai Akuntan apabila dihubungan dengan kedelapan faktor diatas merupakan faktor-faktor yang menarik minat mahasiswa PPAk untuk memilih karir ini. Karir ini mempunyai prospek masa depan yang jelas di lihat dari kedelapan faktor diatas.

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Felton et.al (1994) meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi sebagai Akuntan publik. Faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan karir pada penelitian ini meliputi lima hal, yaitu nilai instrinsik, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi Akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang benefit profesi Akuntan publik lebih memepertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi Akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar daripada pengorbanannya.

Andriati (2001) meneliti tentang beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa Akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebagai Akuntan publik dan non publik. Faktor yang di teliti adalah Faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja dan personalitas terhadap karir sebagai Akuntan publik dan non publik. Hasil

(10)

penelitiannya menunjukkan ada perbedaan pendapat mengenai personalitas diantara mahasiswa Akuntansi yang memilih karir sebagai Akuntan publik dan Akuntan non publik. Hasil penelitian faktor lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan pendapat untuk memilih karir sebagai Akuntan publik

Wijayanti (2001) dalam penelitiaannya mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa Akuntansi menunjukkan bahwa dari 7 (tujuh) faktor yanga diteliti, yaitu: penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja, hanya faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial yang dipertimbangkan mahasiswa Akuntansi dalam memilih karir. Sedangkan faktor pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan akses lowongan kerja tidak dipertimbangkan mahasiswa Akuntansi dalam memilih karir.

Rahayu dkk (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa mahasiswa dan mahasiswi Akuntansi dari universitas negeri dan universitas swasta banyak yang berminat untuk memilih karir sebagai Akuntan perusahaan. Hasil penelitiannya juga menunjukkan terdapat perbedaan pandangan mengenai penghargaan finansial, pelatihan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbanngan pasar kerja, sedangkan untuk faktor nilai-nilai sosial dan personalitas tidak terdapat perbedaan mengenai karir sebagai Akuntan publik. Berdasarkan gendernya, maka perbedaan persepsi/pandangan mahasiswa Akuntansi terlihat pada faktor penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan mengenai profesi sebagai Akuntan publik.

(11)

Rasmini (2007) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik pada mahasiswa Akuntansi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi Akuntan publik dan non Akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.

Pada Tabel 2.1 berikut ini ditunjukkan matriks dari beberapa penelitiaan terdahulu.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Kesimpulan 1. 2. 3. Felton Sandra, dkk (1994) Andrianti (2001) Wijayanti (2001)

Factor Influencing the Business Student’s Choice of a Career in Chartered Accountancy Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa Akuntansi di Jawa dalam memilih karir sebgai Akuntan publik dan non publik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa Akuntansi di Yogyakarta. Nilai instrinsik pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi Akuntan public, profesi Akuntan publik dan persepsi tentang pengorbanan mahasiswa profesi Akuntan publik Faktor intrinsik, peng-hasilan, pertimbangan pasar kerja dan personalitas. Penghargaan finansial, pelatihan profesionalitas, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional,

Hasil penelitian ini menunjukkan

mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai Akuntan publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi Akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih

besar daripada pengorbanannya. Ada perbedaan pendapat mengenai personalitas diantara mahasiswa Akuntansi yang memilih karir sebagaia Akuntan publik dan Akuntan non publik

Faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional dan nilai-nilai sosial yang dipertimbangkan

(12)

Lanjutan Tabel 2.1. 4. 6. Rahayu, dkk (2003) Rasmini (2007) Persepsi mahasiswa Akuntansi di beberapa universitas negeri dan universitas swasta yang ada di wilayah Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan karir sebagai Akuntan publik, Akuntan perusahaan, Akuntan pendidik dan Akuntan pemerintah.

Faktor–faktor yang berpengaruh pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik pada Mahasiswa Akuntansi di Bali.

lingkungan kerja, keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja. Penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.

Jenis Pekerjaan, Gaji, Jumlah lowongan Pekerjaan,

Lingkungan Kerja, Persepsi Benefit Akuntan Publik.

dalam memilih karir

Mahasiswa dan mahasiswi Akuntansi dari universitas negeri dan swasta banyak yang berminat untuk memilih karir sebagai Akuntan perusahaan.

Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan profesi Akuntan publik dan non Akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan Yang Ditemui Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Penganiayaan. Pengertian anak dalam lapangan hukum pidana

Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan kegiatan memperbandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

Alasan pemilihan subjek penelitian di SMP adalah karena usia siswa SMP (12-15 tahun) menurut Piaget berada pada tahap peralihan antara konkrit ke abstrak. Siswa pada rentang usia

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor di tahun 2017 diperkirakan membaik seiring dengan perbaikan harga komoditas perkebunan yang mencapai kinerja tertingginya di awal tahun

Misalnya kebijakan yang menyarankan kuota download 100 MB per hari, agar tidak menimbulkan pertanyaan pengguna dari mana angka tersebut berasal.. 3 Analisis Teknis Kebijakan

Berdasarkan penegasan secara konseptual di atas maka secara operasional yang dimaksud dari Kreatifitas Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika adalah

Hasil penelitian faktor yang dominan sampai yang sangat dominan rendahnya kemampuan membaca peserta didik kelas II SDN-8 Menteng Palangka Raya, bahwa peserta

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metakognisi siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 4 rejang Lebong tentang pemecahan masalah matematika dengan