• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “I” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT

PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO SENJA MAYVIAN SARI

NIM. 1311010039

Subject : Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus, dan Keluarga berencana DESCRIPTION

Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman, namun sebagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan juga mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkan. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, KB dan bayi baru lahir.

Studi kasus di lakukan di wilayah Puskesmas Manduro, Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny”I” usia 25 tahun. Proses manajemen kebidanan diselesaikan dalam bentuk metode SOAP (mengumpulkan suatu metode dan perencanaan).

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny”I” dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kesenjangan dan berjalan secara normal dan fisiologis. Asuhan persalinan berlangsung fisiologis tanpa adanya penyulit. Asuhan pada nifas menunjukkan hasil pemeriksaan bahwa Ny “I” tidak ada penyulit dan masa nifas berjalan secara fisiologis. Asuhan neonatus menunjukan hasil pemeriksaan bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB IUD.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.

ABSTRACT

Generally pregnancy lasts normally and safely, but most of these are mothers who suffer from life-threatening complications that can also affect the well-being of mothers and babies born. The purpose of this case study was to comprehensively implement midwifery care to the mother from pregnancy, parturition, postpartum, and neonatal.

The case study conducted in Puskesmas Manduro, Watesnegoro, Ngoro, Mojokerto, the subject of the case study was Mrs "I" age of 25 years. Midwifery management process completed in the form of SOAP method (a method of collecting and planning).

Pregnancy care provision in the Mrs "I" from the results of the examination did not find any gap and was running normally and physiologically. Intranatal care took place physiologically without any complication. Post natal care indicated the results that Mrs "I" had no complication and postnatal running physiologically. The neonatal care showed the results of infant jaundice, the

(2)

baby's condition was good and normal. On family planning visit mother using IUD.

Based on the results of midwifery care that was done, pregnant mother should do routine checkups at health personnel so that if there is any complication in pregnancy it can be immediately addressed and do consultation about pregnancy, parturition, neonatal, postpartum and family planning.

Keywords: midwifery care of pregnant mother, parturition, postpartum, neonatal, family planning.

Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, M.Kes 2. Dyah Permata Sari, S.ST., MM Date : 12 Mei 2016

Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Kematian ibu menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Penyebab terbesar kematian ibu masih tetap sama yaitu perdarahan dan partus lama (Kemenkes RI, 2014). Kematian bayi dari jumlah penduduk yang meninggal mencapai usia sebelum 1 tahun. Penyebab kematian bayi antara lain diphteri dan campak. Kepesertaan KB menurut penggunaan metode kontrasepsi menunjukkan bahwa sebagian besar peserta KB memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek melalui suntikan (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).

Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur tahun 2012 sebesar 102 per 100.000 kh. Keadaan ini memacu untuk terus menelaah penyebab kematian ibu agar target MDGs dapat tercapai (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2013).

Capaian AKB di Tahun 2012 dibandingkan target Renstra Kemenkes yang ingin dicapai yaitu target MDGs di tahun 2015sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, estimasi AKB telah mencapai 28,31 per 1.000 kh (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2013).

Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian Ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok umur pada kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 5 orang meninggal pada usia 20-34 tahun dan 1 orang meninggal pada usia ≥ 35 tahun. Pada kematian Ibu Bersalin terdapat 2 orang yang meninggal 20-34

(3)

tahun. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 2 orang yang meninggal pada usia < 20 tahun, 9 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 3 orang pada usia ≥ 35 tahun. Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2012 yang mana jumlah kasus kematian sebanyak 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus. Selama tahun 2013 dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan perempuan sebanyak 52 bayi. Jumlah kematian tertinggi terdapat pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan tidak adanya kematian bayi atau nol (0) pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro, sedangkan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka telah terjadi penurunan angka kematian bayi (Dinkes Kabupaten Mojokerto,2013).

Penyebab kematian ibu di sarana pelayanan kesehatan, pada umumnya disebabkan karena 3T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi dan terlambat penanganannya di sarana pelayanan kesehatan) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu dekat jarak kehamilannya). Dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalina, atau nifas ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka umumnya menetap. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, sepsis, eklampsia, partus macet dan aborsi. Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Penyebab kematian bayi di Kabupaten Mojokerto diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain (Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2013).

Pemecahan masalah kesehatan ibu perlu dilakukan pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan atau continuity of care yang dimulai sejak kehamilan, persalinan, dan nifas. Upaya yang dapat dilakukan,antara lain: Meningkatkan status gizi perempuan dan remaja; Meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari lingkup keluarga; Meningkatkan konseling pranikah untuk calon pengantin; Meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga (terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil, termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K serta pemenuhan kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB). Untuk itu, kita perlu menyadari bahwa kehamilan merupakan investasi sumberdaya manusia yang sangat tinggi nilainya, sehingga perlu dijaga dengan baik agar sumberdaya manusia yang dilahirkan sehat, bermutu, dan produktif (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, hal ini mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang asuhan kebidanan secara komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB.

(4)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan SOAP:

1. S (Subjektive) : menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis

2. O (Objektive) : menggambarkan pendokukmentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney.

3. A (Assesment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interpretasi data objektif dalam identifikasi yang melipu:

a. Diagnosa atau masalah

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi atau rujukan sebagai langkah II, III, IV varney

4. P (Planning) : menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan HASIL PENELITIAN

Asuhan kebidanan pada Ny”I” G2P1001 mulai dari kehamilan sampai dengan keluarga berencana. Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2016 jam 11.00 WIB, Ny”I” usia 25 tahun datang ke bidan dengan keluhan sakit pada pinggang. Sakit pinggang dapat disebabkan oleh relaksasi sendi sakroiliaka yang teregang diperburuk dengan perubahan postur. Otot abdomen menjadi semakin teregang selama hamil sehingga otot rektus abdominalis terpisah pada trimester ketiga. Hal ini dapat memperburuk sakit punggung. (Kamariyah, 2014).

Pada pemeriksaan ini keadaan klien baik, berat badan yang meningkat merupakan keadaan yang fisiologis bagi ibu hamil. Menurut (baety, 2012) pertambahan berat badan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester III harus di waspadai kemungkinan mengalami preeklamsi hingga akhir kehamilan. Pertambahan berat badan ibu hamil yang normal sekitar 9-13,5 kg. jika berat badan ibu hamil lebih dari batas normal kemungkinan janin besar dan kehamilan ganda. Kenaikan berat badan klien sebelum hamil yang hanya 46 kg selama hamil menjadi 56 kg, kenaikan 10 kg ini merupakan kenaikan yang fisiologis, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. Dalam kenaikan berat badan ini merupakan keadaan yang umum bagi ibu hamil, pentingnya asupan makanan yang bergizi dan sehat sangat di butuhkan janin dalam masa pertumbuhannya.

Pemeriksaan tanda-tanda vital klien dalam batasan normal TD 100/70 mmHg merupakan tekanan darah yang normal. Menurut teori (romauli, 2014) tekanan sistol pada orang dewasa adalah 100 sampai 140 mmHg, sedangkan rata-rata diastol adalah 60 sampai 90 mmHg. Tekanan darah pada klien masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik klien dalam keadaan normal dan fisiologis

HB klien 8 gr% dalam keadaan anemia ringan. Pemeriksaan darah hemoglobin (Hb) ibu 9,7 g/dl. Menurut Aprilia, 2014 normalnya darah hemoglobin adalah 11,1 – 12 g/dl. Bila kadar Hb ibu kurang dari 11,1 g/dl

(5)

berarti ibu dalam keadaan anemia yang akan menyebabkan persalinan preterm, BBLR, perdarahan antepartum dan post partum. Pada kenyataannya meskipun Hb ibu kurang dari normal tapi ibu tidak mengalami persalinan preterm, BBLR, perdarahan antepartum dan post partum. Menurut saifuddin, 2009 volume plasma meningkat kira-kira 40-45% sehingga mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl-12,5 g/dl.

Pembahasan asuhan kebidanan pada persalinan menjelaskan tentang kesesuaian antara hasil penelitian (fakta) dan teori. Pada data subyektif kala I saat pengkajian diperoleh bahwa Ny “I” mengatakan hamil anak kedua, usia kehamilan 39 miggu, ibu merasa kenceng-kenceng sejak pagi tanggal 10 Maret 2016 pukul 10.00 WIB, belum mengeluarkan lendir yang bercampur darah dari kemaluannya dan air ketuban masih utuh. Menstruasi terakhir tanggal 01 Juni 2015, dan Tafsiran persalinan pada tanggal 08 Maret 2016. Pukul 21.00 WIB dilakukan Pemeriksaan Dalam dengan hasil : VT Ø 6 cm, effisement 50 %, lendir darah (-), ketuban (+), presentasi kepala, denominator UUK, Hodge II, tidak ada molage. Kenceng – kenceng atau kontraksi rahim, kontraksi rahim menandakan adanya tanda tanda persalinan. Ketuban pecah, kontraksi rahim menandakan adanya tanda-tanda persalinan. Mengeluarkan lendir darah, adanya pembukaan pada serviks (Sulistyawati, 2013: 221). Persalinan Kala I Ny “I” berlangsung ± 6 jam, menurut Sulistyawati (2013 : 7) kala I untuk primigravida berlangsung 12-14 jam sedangkan pada multigravida sekitar 6-10 jam. Persalinan fase laten, pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam. Fase aktif, berlangsung selama 6 jam (Mochtar,2012: 71). Kala I pada persalinan Ny “I” berlangsung selama 6 jam, dan dari hasil pemeriksaan diatas menandakan bahwa ibu akan melahirkan, tanda-tanda yang dialami ibu adalah hal yang wajar bagi seorang ibu yang akan melahirkan. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proses persalinan kala I ibu berjalan secara fisiologis dan dalam batas normal, hal ini dipengaruhi oleh faktor pendukung dalam proses persalinan yaitu power, pasenger, dan pessege.

Data subyektif pada kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Kala II saat pembukaan lengkap pada Ny “I” ingin meneran ditandai dengan adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, frekuensi his semakin sering (>3x/menit), intensitas his semakin kuat dan durasi his >40 detik. Kala II pada Ny “I” berlangsung selama ± 30 menit, bayi lahir spontan pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 21.20 WIB, jenis kelamin perempuan, langsung menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit merah, tidak ada kelainan kongenital, anus (+). Data yang mendukung bahwa pasien dalam persalinan kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran, perinium menonjol, vulva dan anus membuka, frekuensi his semakin sering (>3x/menit), intensitas semakin kuat, durasi his >40 detik (Sulistyawati, 2013 : 234). Proses persalinan kala II berjalan lancar dan berlangsung selama ± 30 menit. Hasil pemeriksaan ini merupakan proses fisiologis dan tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. Setelah dilakukan pemotongan tali pusat bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi bayi tengkurap untuk melakukan IMD. Pada bayi Ny “I” IMD berlangsung selama 1 jam.

(6)

Kala III pada Ny “I” tanggal 10 Maret 2016 pukul 21.30 WIB, dimulai dari lahirnya plsenta setelah bayi lahir, tidak terjadi perdarahan (150 cc) setelah plasenta lahir dan tidak terjadi robekan pada perineum atau jalan lahir. Kala III Ny “I” berlangsung selama 5 menit, hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2013 : 8) bahwa penatalaksanaan persalinan kala III dalam asuhan persalinan normal berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Dengan demikian selama kala III tidak ada penyulit dan tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Kala IV Ny “I” berlangsung ± 2 jam. Lamanya kala IV dari observasi 2 jam post partum dalam keadaan normal. Tekanan darah pada ibu 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 37 o C dan pernafasan 22x/menit. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus keras, perdarahan 100 cc. Sesuai dengan teori Sulistyawati (2013 : 9). Kala IV berlangsung 1-2 jam. Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir. Kala IV pada Ny “I” berlangsung normal selama 2 jam dan tidak terjadi perdarahan karena jumlah perdarahan adalah 100cc, selain itu kontraksi uterus juga keras. Pengeluaran darah pada Ny “I” masih dalam batas normal dan tidak terjadi kesenjangan dengan teori yang ada.

Hasil pengkajian data subyektif 2 jam post partum Ny “I” mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 21.20 WIB, jenis kelamin perempuan dengan berat 2900 gram. Keadaan umum ibu : baik, Tanda-tanda vital, Tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 84x/menit, suhu : 37oC, pernafasan 22x/menit, TFU : 2 jari dibawah pusat, Lochea : Rubra, UC : keras, dan kandung kemih kosong.

Hasil pengkajian didapatkan hasil pemeriksaan umum ibu masih dalam batas normal dan fisiologis. Pemeriksaan Lochea sesuai dengan tahapan masa nifas dan berjalan secara normal. 6-7 jam post partum lochearubra ± 20cc (1 kotek pembalut), 6 hari post partum lochea sanguinolenta ± 20cc (1 kotek pembalut), 2 minggu post partum lochea serosa ± 10cc (1 kotek pembalut).

Kunjungan nifas kedua (6 hari post partum) ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan, secara umum masa nifas Ny “I” berlangsung secara normal dan fisiologis.

Kunjungan nifas ketiga (2 minggu post partum) dan kunjungan nifas keempat (6 minggu post partum), secara umum berlngsung fisiologis dan normal. Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan pada Ny “I” involusi uterus berjalan normal yaitu 6 jam post partum TFU 2 jari di bawah pusat dan pengeluaran lochea rubra, pada kunjungan 6 hari post partum TFU pertengahan pusat-simfisis, pengeluaran lochea sanguinolenta, pada kunjungan 2 minggu post partum TFU sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea serosa. Kunjungan 6 minggu post partum TFU normal dan pengeluaran lochea alba. Involusi uteri pada saat uri lahir TFU 2 jari dibawah pusat, 1 minggu post partum TFU pertengahan pusat simfisis, 2 minggu tidak teraba di atas simfisis, dan 6 minggu bertambah kecil (Dewi, 2014).

Hasil pemeriksaan By. Ny. “I” lahir spontan dengan berat badan 2800 gram, panjang badan 50 cm, jenis kelamin perempuan, menangis kuat, gerak

(7)

aktif, kulit kemerahan, tidak ada kelainan kongenital, bayi lahir saat usia kehamilan 39 minggu. Bayi baru lair normal merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan syarat berat badan lahir 2500-4000 gram dan tanpa tanda-tanda asfiksia atau penyakit penyerta lain (Wahyuni, 2011). Bayi lahir pada usia cukup bulan yaitu 39 minggu, berat badan dan tinggi badan normal. Selama kehamilan ibu selalu memeriksakan kehamilannya secara rutin sehingga kesehatan janin bisa dipantau dengan baik dan bayi bisa lahir dengan normal. Asuhan kebidanan pada By. Ny. “I” dilakukan sesuai dengan perawatan bayi baru lahir normal, perawatan tali pusat dengan cara membungkus menggunakan kassa steril dan kering tanpa ditambahkan apapun, menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat dengan cara menggedong dan memakai topi, dan pemberian salep mata untuk mencegah infeksi pada mata yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme selama persalinan berlangsung, vit K 1 mg untuk mempercepat proses pembekuan darah dan imunisasi Hb 0 untuk mencegah penyakit Hepatitis.

Ny. “I” ingin memakai kontrasepsi AKDR/IUD dan sekarang sedang menyusui anaknya yang kedua berusia 40 hari, kondisi fisik ibu normal. Ibu dan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit iskemik seperti hipertensi, diabetes, PMS, HIV/AIDS. Menurut saifuddin (2006) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, dan tidak mempengaruhi kualitas serta volume ASI. Setelah melakukan informconsent dan menjelaskan manfaat KB yang dipilih ibu, yaitu ibu tetap bisa menyusui bayinya karena KB IUD tidak menghambat proses pengeluaran ASI pada ibu.. Pilihan kontrasepsi IUD sesuai dengan kondisi ibu saat ini dimana ibu sedang menyusui bayi yang berusia 40 hari, jumlah anaknya dua dimana salah satu program pemerintah adalah dua anak cukup. Ibu ingin memakai kontrasepsi yang tidak mengganggu pada ASI dengan tingkat keberhasilan tinggi untuk mencegah kehamilan dan karena jarak anak terlalu dekat yaitu kurang dari dua tahun. jadi untuk lebih aman agar tidak terjadi kehamilan kontrasepsi IUD adalah pilihan yang tepat bagi ibu.

SIMPULAN

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Asuhan kebidanan pada Ny. “I” selama hamil trimester III terdapat kesenjangan pada kadar HB ibu. Pemeriksaan secara rutin harus dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janinnya.

2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Proses persalinan mulai dari kala I sampai kala IV berjalan dengan baik sesuai APN, tidak terjadi masalah atau komplikasi selama persalinan karena ibu sangat kooperatif dengan bidan.

3. Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas

Masa nifas ibu berjalan dengan normal, tidak ada masalah atau penyulit selama masa nifas.

(8)

4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. “I” lahir spontan, tidak terjadi masalah atau komplikasi selama dan setelah persalinan. Asuhan yang dilakukan sesuai dengan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir normal dan perkembangan bayi berjalan dengan baik.

5. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Ber-KB

Ibu memilih jenis KB IUD untuk mencegah kehamilan. Pemilihan jenis KB ini sangat sesuai karena ibu menyusui bayinya dan ingin memakai kontrasepsi yang tidak berpengaruh pada ASI.

REKOMENDASI

1. Bagi Institusi Pendidikan

Asuhan kebidanan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta bahan untuk penerapan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan kontrasepsi, serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk laporan studi kasus selanjutnya.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan (bidan) di puskesmas dapat meningkatkan kualitas pelayanan KIA, khususnya dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana secara Continuity Of Care.

3. Bagi Klien dan keluarga

Diharapkan responden bisa rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan, apabila terjadi komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan bisa melakukan konseling tentang kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Infodatin Ibu. (2014). Kementrian Kesehatan RI.

Jannah, N. (2015). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Kemenkes. (2012). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: WHO.

Kemenkes RI. (2014). Jadilah Kartini Indonesia yang tidak mati Muda. Mandriawati. (2012). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. Norma. (2013). Asuhan kebidanan patologi teori . Jakarta.

Nugroho , T. d. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, D. T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medica.

Nurjannah, S. N. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Kuningan : Refika Aditama.

Nurul Kamariyah. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Padila. (2014). keperawatan Maternitas. yogyakarta : Nuha Medika.

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Prawirihardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. (2010). Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo..

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. (2014).

Profil Kesehatan Indonesia . (2014). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Profil Kesehatan Indonesia. (2013). Kementrian Kesehatan RI, 72. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2013). Dinas Kesehatan . ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : senjamayvian05@gmail.com

Alamat : Dusun Krajan, RT/RW : 010/003, Desa Bulukandang, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan-Jawa Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Namun dalam kondisi seperti ini ( pandemi Covid-19 ) umat Hindu Bongso wetan meyakini bahwa pandemi adalah pringatan agar manusia tidak lagi berbuat kerusakan, dan menjadi

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la&gt; ila&gt;ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Modul yang dijelaskan diatas merupakan salah satu koneksi SAP r/3 menggunakan bahasa pemrograman lain, masih banyak sekali bahasa pemrograman lainnya yang dapat berhubungan dengan

Semakin banyak perusahaan melakukan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk

Berdasarkan penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa Senyawa 3-BM dapat disintesis melalui reaksi benzoilasi antara asam 3-amino-4-metil benzoat dengan benzoil klorida,

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan