• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PEMBERIAN JUS BELIMBING DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN KARYA ILMIAH AKHIR NERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PEMBERIAN JUS BELIMBING DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN KARYA ILMIAH AKHIR NERS"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PEMBERIAN JUS BELIMBING

DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh :

PUNTI BELA ANTIKA, S.Kep A31600907

PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

viii

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTAN, Agustus 2017

Punti Bela Antika1), Marsito2), Hartono3)

“ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PEMBERIAN JUS BELIMBING

DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN”

xii + 35 halaman + 7 tabel + 3 lampiran

ABSTRAK

Latar belakang : Sebagian besar (90%) kasus hipertensi merupakan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Pada prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi, yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.

Tujuan umum : Menganalisis asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

Hasil analisis : Dari hasil evaluasi pemberian jus belimbing 1 (satu) kali sehari selama 7 hari pada 5 klien penderita hipertensi didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistole dari Ny. S 150/100 mmHg menjadi 130/100 mmHg, Ny. M 150/90 mmHg menjadi 130/90 mmHg, Tn. B 150/90 mmHg menjadi 120/90 mmHg, Tn. M 170/100 mmHg menjadi 130/80 mmHg, Ny. R 140/90 mmHg menjadi 120/80 mmHg yaitu dengan rata-rata sebanyak 26 mmHg. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jus belimbing efektif untuk menurunkan tekanan darah sistol pada penderita hipertensi.

Rekomendasi : Buah belimbing merupakan buah yang berasal dari wilayah negara dengan iklim tropis seperti Indonesia, dengan bentuk buah yang banyak digemari masyarakat, mudah didapat, serta mudah untuk dibudidayakan. Sehingga buah belimbing dapat menjadi alternatif untuk penurunan tekanan darah mengingat buah belimbing mudah didapatkan dan murah harganya.

Kata Kunci : hipertensi, belimbing, keluarga

1) Mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

(7)

ix

Profession Ners Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong KTAN, August 2017

Punti Bela Antika1), Marsito2), Hartono3)

“ANALYZING FAMILY NURSING CARE OF HYPERTENSION PATIENTS TO GIVE STARFRUIT JUICE IN THE KALIBEJI VILLAGE

IN SEMPOR DISTRICT KEBUMEN.”

xii + 35 pages + 7 tables + 3 appendices

ABSTRACT

Latar belakang : In the majority (90%) of cases hypertension is hypertension prymary of unknown cause. In principle there are two kinds of therapy that can be done to treat diseases hypertension, namely therapy pharmacology and therapeutic non pharmacology.

Tujuan umum : Analyzing family nursing care of hypertension patients to give starfruit juice in the Kalibeji village in Sempor District Kebumen.

Hasil analisis : The results of the starfruit juice once a day a week on five hypertension clients obtained the result that a decline in blood pressure systole Mrs. S 150/100 mmHg be 130/100 mmHg, Mrs. M 150/90 mmHg be 130/90 mmHg, Mr. B 150/90 mmHg be 120/90 mmHg, Mr. M 170/100 mmHg be 130/80 mmHg, Mrs. R 140/90 mmHg be 120/80 mmHg is in average of 26 mmHg. So that it can be concluded that starfruit juice effective for lowering systole blood pressure in client with hypertension.

Rekomendasi : Starfruit are fruit which originally from the region country with tropical climmate like indonesia, to the harvest in favored by the community, was easy to get and easy to cultivated. So that starfruit can be alternative to lowering blood pressure

Keyword : hypertension, star fruit, family nursing

4) Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Alloh SWT karena atas limpahan karunia dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan

judul : “Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Hipertensi dengan Pemberian Jus Belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen”.

Karya Tulis Akhir ini disusun sebagai dasar untuk memenuhi syarat memperoleh gelar profesi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong. Selama proses penulisan karya tulis akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M. Kep. selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

3. H. Marsito S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan karya tulis akhir ini.

4. Hartono S.Kep. Ns selaku pembimbing lahan Puskesmas Sempor I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.

5. Seluruh dosen dan staff karyawan Program Studi Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.

6. Papah, Mamah, Ibu, Bapak dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara moril ataupun materil dalam penyusunan karya tulis ini.

(9)

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Profesi Ners Keperawatan tahun akademik 2016-2017 yang selalu memberikan semangat.

9. Seluruh pihak Puskesmas Sempor 1 yang telah membantu menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ners.

10.Keluarga binaan dan warga Desa Kalibeji yang bersedia bekerja sama sehingga Karya Ilmiah Akhir ners ini terbentuk.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya Tulis Akhir ini, oleh karena itu peneliti berterimakasih atas segala saran dan masukan yang diberikan demi perbaikan karya tulis ini.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

HALAMAN ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.2.1 Tujuan Umum ... 3

1.2.2 Tujuan Khusus ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Bagi pengembangan ilmu ... 4

1.3.2 Bagi Masyarakat... 4

1.3.3 Bagi Penulis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Konsep Dasar Masalah Keperawatan... 5

2.1.1 Pengertian.... ... 5

2.1.2 Batasan Karakteristik ... 6

2.1.3 Faktor yang berhubungan ... 6

2.1.4 Patofisiologi ... 6

2.1.5 Pathway ... ... 8

2.2 Asuhan Keperawatan Keluarga Berdasarkan Teori ... 9

(11)

xi

2.2.2 Diagnosa Keperawatan ... 10

2.2.3 Intervensi ... 10

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 12

3.1 Profil Lahan Praktek ... 12

3.1.1 Visi dan Misi ... 12

3.1.2 Gambaran Umum Desa Kalibeji ... 12

3.1.3 Jumlah Kasus ... 12

3.1.4 Intervensi di Puskesmas ... 12

3.2 Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ... 13

3.2.1 Ringkasan Proses Pengkajian ... 13

3.2.2 Diagnosa Keperawatan ... 21

3.2.3 Intervensi ... 23

3.2.4 Implementasi ... 24

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Analisis Karakteristik Klien ... 25

4.1.1 Karakteristk Klien Berdasarkan Umur ... 25

4.1.2 Karakteristik klien berdasarkan jenis kelamin ... 26

4.1.3 Karakteristik klien berdasarkan tingkat pendidikan ... 27

4.1.4 Hasil Pemberian Jus Belimbing ... 28

4.2 Analisis Masalah Keperawatan ... 29

4.3 Analisis Intervensi Terkait Konsep dan Hasil Penelitian ... 30

4.4 Inovasi Tindakan Keperawatan ... 31

BAB V PENUTUP... ... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Asuhan Keperawatan Berdasarkan NCP ... 10

Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik ... 18

Tabel 3.2 Nursing Care Plan (NCP) ... 22

Tabel 4.1 Karakteristik Klien Berdasarkan Umur... 24

Tabel 4.2 Karakteritik Klien Berdasarkan Jenis Kelamin ... 25

Tabel 4.3 Karakteristik Klien Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 26

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Asuhan Keperawatan

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berkembangnya pola makan dan gaya hidup masyarakat seiring perkembangan dunia menyebabkan transisi epidemiologi peyakit. Menurut WHO (World Health Organisation) sejak tahun 2008, penyakit tidak menular (PTM) 3,4 kali meningkat lebih pesat dari sebelumnya. Dilaporan terjadi kasus kematian sebanyak 57 juta jiwa, (36%) diantaranya disebabkan karena penyakit tidak menular. Diprediksi kasus kematian karena PTM ini meningkat 15% secara global antara tahun 2010 sampai dengan 2020. Kasus kematian akibat PTM terbanyak disebabkan oleh penyakit jantung yaitu sebanyak 81.100.000.

Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah tinggi pada pembuluh darah arteri yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Hipertensi meningkatkan peluang terjadinya penyakit ginjal dan kardiovaskuler serta gangguan sistem saraf dan retinopati. Hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup seperti aktivitas fisik kurang, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, serta asupan sodium tinggi sedangkan asupan sayur dan buah rendah (Kathleen, 2012)

Diseluruh dunia, hampir 1 milyar orang (sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa) menyandang tekanan darah tinggi. Di Inggris (UK) penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang. Di Inggris (England), sebanyak 34% pria dan 30% wanita menyantang tekanan darah tinggi (diatas 140/90 mmHg) atau sedang mendapat pengobatan tekanan darah tinggi. Pada populasi usia lanjut, angka penyandang tekanan darah tinggi diderita oleh lebih dari separuh populasi orang berusia diatas 60 tahun (Anna P & Bryan W, 2007).

(15)

2

Aditama (2009) prevelensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu jumlahnya mencapai 6,85 dari populasi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Sebagian besar (90%) kasus hipertensi merupakan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Akibat dari hal tersebut tidak semua penderita hipertensi memerlukan obat antihipertensi. Upaya pengobatan yang lebih penting dilakukan adalah mengeliminasi faktor resiko yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi tersebut. Pada prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi, yaitu terapi farmakologi dengan menggunakan obat dan terapi nonfarmakologi yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari dan kembali ke produk alami (back to nature). Mengacu pada konsep

back to nature yaitu dengan menggunakan bahan lokal yang banyak terdapat di masyarakat, karena bahan tersebut kaya akan antioksidan dan kalium dalam bentuk jus buah sebagai upaya menurunkan tekanan darah penderita hipertensi (Bangun, 2003).

Salah satu buah yang bisa dipergunakan di masyarakat untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah buah belimbing. Belimbing dapat membantu memperlancar pencernaan makanan, selain itu belimbing juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Kombinasi antara zat fitokimia dan mineral yang terkandung dalam belimbing seperti kalium serta kalsium memungkinkan buah belimbing dijadikan obat untuk menurunkan hipertensi (Ardiyanto, 2014)

(16)

3

didapatkan yaitu pemberian jus belimbing berpengaruh secara bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik setelah dikontrol dengan asupan lemak dan serat.

Keluarga merupakan dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Setiadi, 2008). Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap anggota kerluarga dapat dilihat dari tugas kesehatann kelurga yang dilaksanakan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan berlangsung terutama melalui komitmen dan modifikasi lingkungan serta gaya hidup pribadi, hal ini semakin memperkuat peran pokok keluarga dalam melaksanakan tanggung jawab terhadap kesehatan para anggotanya. (Nita, 2008). Mengenai hal diatas, penulis tertarik untuk mengambil untuk judul Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Hipertensi Dengan Pemberian Jus Belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

1.2Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menganalisis asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

1.2.2 Tujuan Khusus

(17)

4

b. Memaparkan hasil analisa data pada asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

c. Memaparkan hasil intervensi pada asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

d. Memaparkan hasil implementasi pada asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

e. Memaparkan hasil evaluasi pada asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan pemberian jus belimbing di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.

1.3Manfaat penelitian

1.3.1 Bagi pengembangan ilmu

Memberikan kontribusi pembaharuan ilmu pengetahuan terbaru tentang analisis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

1.3.2 Bagi masyarakat

Memberikan informasi pada masyarakat khususnya anggota keluarga yang mempunyai anggota keluarga menderita hipertensi.

1.3.3 Bagi penulis

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tj, Y. 2009. Mayo Clinic Hipertensi. Jakarta: UI-Press.

Anggara, FDH., dan Prayitno, N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1)-20-25.

Anggraeni, A.D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, S.S., 2009, Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari-Juni 2008, Laporan Penelitian: Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, 358.

Sulistyono, Heri. 2009. Pengaruh Belimbing Manis Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Wanita Hamil. http://digilib.fk.umy.a.id//diperoleh tanggal 11 Agustus 2017

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Gunawan, L. 2008. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Gramedia

Anna, P., & Bryan, W.2007. Simple Guides Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Ardiyanto, Iip. 2014. Efektifitas Jus Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia di Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan Semarang Barat. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Telogorejo Semarang Bangun, A.P. 2003. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi.

Cetakan Pertama. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Bangun, AP Dr, MHA. 2008. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta: Agro Media Pustaka

Corw in, Elizabeth, J. 2009. Buku saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Gunawan, Lany, 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius Herdman, H. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawwatan Definisi dan

(19)

Kathleen, Meehan. 2012. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta Setiawan, Z. 2006. Prevelensi dan Determinan Hipertensi di Pulau Jawa tahun

2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, I(2), 57-61.

Smeltzer C, Suzanne, Brunner & Sudarth. 2010. Buju Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Wahyuningsih, Heni Puji dkk. 2009. Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

(20)

PRE PLANNING IMPLEMENTASI KELUARGA PADA KELUARGA TN. H KHUSUSNYA NY. S

Disusun oleh:

PUNTI BELA ANTIKA A11200812

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(21)

PRE PLANNING IMPLEMENTASI PADA KELUARGA TN. H DENGAN MASALAH HIPERTENSI KHUSUSNYA PADA NY. S

A. Latar Belakang

Menurut Sylvia (2005), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Sedangkan menurut Rusdi (2009) Hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain, seperti stroke dan penyakit jantung.

Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn. H terdapat masalah yang dialami

oleh Ny. S yaitu masalah hipertensi. Menanggapi tersebut, perlu kiranya dilakukan

penyuluhan kesehatan kepada keluarga Tn. H khususnya Ny. S tentang hipertensi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan implementasi selama + 35 menit, diharapkan keluarga Tn. H

mampu memahami masalah hipertensi yang terjadi pada Ny. S.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan implementasi diharapkan keluarga Tn. H khususnya Ny. S mampu

menyebutkan kembali tentang :

a. Pengertian hipertensi

b. Tanda dan gejala hipertensi

c. Penyebab hipertensi

d. Cara menghindari hipertensi

e. Cara pengobatan hipertensi

f. Diit yang dianjurkan untuk penderita hipertensi

C. Metode Pelaksanaan

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

(22)

Sasaran : Keluarga Tn. H

a. Mengucapkan salam b. Memperkenalkan diri c. Mengingatkan kontrak

d. Menjelaskan maksud dan tujuan e. Menanyakan kesediaaan

f. Apersepsi (menanyakan apa yang sudah dan belum diketahui audiens)

a. Menjawab salam b. Mendengarkan c. Audiens ingat dengan

kontrak

d. Audiens mengerti maksud dan tujuan e. Audiens siap/bersedia 25 menit Kerja :

a. Memulai penkes dengan membaca basmalah

b. Menjelaskan pengetian hipertensi c. Menjelaskan tanda dan gejala

hipertensi

d. Menjelaskan penyebab hipertensi e. Menjelaskan cara menghindari

hipertensi

f. Menjelaskan cara pengobatan hipertensi

g. Menjelaskan diit yang dianjurkan untuk penderita hipertensi

a. Menyimak

b. Mengajukan pertanyaan c. Mendengarkan

d. Bertanya

5 menit Terminasi :

a. Melakukan evaluasi b. Memberikan kesimpulan c. Membuat rencana tindak lanjut

(23)

d. Menutup penkes dengan membaca hamdalah

e. Memberikan salam penutup

F. Media dan alat

Lembar balik dan leaflet

G. Seting tempat

U

H. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Tersedianya pre planing 1 hari sebelumnya

b. Kontrak waktu, tempat dan topik dengan keluarga

c. Setting tempat sesuai mencakup persiapan keluarga, persiapan tempat, persiapan

media, persiapan penyuluh.

2. Evaluasi proses

a. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dan dosen pembimbing sesuai

kontrak yang di sepakati.

b. Keluarga kooperatif terhadap penyuluhan kesehatan yang diberikan.

c. Mahasiswa dapat melakukan diskusi dan tanya jawab dengan baik dan tepat.

d. Penyuluhan kesehatan berjalan dengan lancar.

3. Hasil evaluasi

Keluarga Tn. H khususnya Ny. S 80% menyatakan pemahamannya mengenai

penyuluhan yang telah disampaikan oleh penyuluh.

A B C D

E

Keterangan : A : Tn. H B : Ny. S C : Sdr. F D : Mahasiswi

(24)

Lampiran Materi

H I P E R T E N S I

A. Pengertian

Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi ditandai dengan tekanan sistolik darah > 140 mmHg dan tekanan diastolik darah > 90 mmHg.

B. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala hipertensi adalah :

- Peningkatan tekanan darah

- Kadang mual dan muntah

- Marah/emosional

- Telinga berdengung

- Debar-debaar

- Sakit kepala, pusing

- Rasa berat di tengkuk

- Sukar tidur

- Mata berkunang-kunang

C. Penyebab

Penyebab darah tinggi, antara lain :

- Keturunan, Lingkkungan

- Gangguan pembuluh darah

- Makanan

- Penggunaan hormon estrogen

- Penyakit ginjal

D. Cara Menghindari Hipertensi

Hipertensi dapat dihindari dengan cara :

- Pengendalian berat badan

- Meningkatkan aktifitas fisik

(25)

- Periksakan rutin tekanan darah

- Mengelola stress dengan benar

- Mengurangi makanan yang mengandung garam & lemak

- Mengkonsumsi makanan tambahan minyak ikan dan makanan yang berserat (sayuran, buah-buahan)

E. Cara Pengobatan Hipertensi

1. Medis : minum obat anti tekanan darah tinggi dengan resep dokter 2. Tradisional :

a. Buah Belimbing

Air perasan diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu bulan. Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari sekali. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan.

b. Daun seledri

Tumbuk segenggam daun seledri sampai halus, saring, Air saringan usahakan satu gelas damkan selama satu jam, lalu diminum pagi dan sore dengan sedikit

ampasnya yang ada di dasar gelas c. Buah mengkudu/Pace

Caranya hampir sama dengan buah belimbing, yaitu dengan cara memarut halus, kemudian diperas memakai kain kassa yang bersih, diambil airnya. Minum sari mengkudu setiap pagi dan sore hari secara teratur.

d. Timun

Caranya sama dengan buah belimbing. Atau bisa dimakan secara langsung. Makan setiap pagi dan sore

F. Diit Hipertensi

1. Cara mengatur diit hipertensi :

a. Hindari penggunaan kepala, minyak kelapa, lemak hewan, margarine, mentega sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah tertentu

b. Batasi konsumsi daging, telur, gula, makanan dan minuman manis c. Gunakan susu skim sebagai pengganti susu penuh

(26)

2. Menu seimbang untuk penderita hipertensi

a. Pagi : nasi putih, telur dadar tanpa garam, sayur bayam

b. Siang : nasi putih, tahu/tempe goreng tanpa garam, sayur sop, ikan mas goreng, papaya

c. Malam : nasi putih, tahu/tempe goreng tanpa garam, oseng kacang panjang, telur rebus, papaya

3. Konsumsi garam untuk penderita hipertensi

a. Hipertensi ringan : ½ sendok teh per hari b. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per hari c. Hipertensi berat : tanpa garam

Sumber Referensi :

Kusuma, Hardi dan Amin Huda. 2012. Handbook For Health Student. Yogyakarta: MU:3. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

(27)

BAB II

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. Karakteristik Demografi

1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. H

2. Alamat dan telepon : Desa Kalibeji, Kecamatan Sempor

3. Pekerjaan KK : Buruh

4. Pendidikan KK : SD

5. Komposisi keluarga : Bapak, Ibu, Anak

No Nama Usia JK Hub dg KK Pekerjaan Pendidikan Imunisasi

Ibu Rumah Tangga Pelajar

: laki-laki : garis perkawinan

: perempuan : tinggal satu rumah

: meninggal

6. Tipe Keluarga

(28)

7. Suku Bangsa

Tn. H dan Ny. S berasal dari suku Jawa, masyarakat suku jawa menyukai makanan yang gurih dan manis serta menyukai lauk yang banyak mengandung lemak dan kolesterol.

8. Agama

Seluruh anggota keluarga Tn. H beragama Islam dan taat menjalankan ibadah.keluarga Tn. H menganggap penyakit yang diderita oleh Ny. S adalah cobaan dari Allah SWT.

9. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga Tn. H termasuk dalam kategori status ekonomi rendah karena Tn. M bekerja sebagai pegawai dan Ny. S hanya sebagai ibu rumah tangga. Kebutuhan untuk makan seadanya belum bisa mengatur diit makanan sehari-hari.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

Aktifitas rekreasi keluarga yang biasa dilakukan keluarga Tn. S adalah menonton televisi dan bermain ketempat saudara. Pada saat berkumpul jarang membahas tentang penyakit yang diderita oleh Ny. S.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11.Tahap perkembangan keluarga saat ini

Saat ini keluarga Ny. S berada pada tahap keluarga mulai melepas anaknya sebagai seorang remaja, hal ini didukung data masih adanya anak Ny. S yang masih sekolah di SMA. Selain itu juga merencanakan kegiatan yang akan datang, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga , tetap menjaga komunikasi dengan baik.

12.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Ny. S yang belum terpenuhi adalah membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan.

13.Riwayat keluarga inti

Dari kondisi saat ini Ny. S secara keseluruhan baik dan sehat. Tetapi memiliki riwayat hipertensi. Ny. S mengatakan kadang-kadang jika lelah atau susah tidur kepalanya terasa sakit dan pusing. Tn. H dan anaknya secara keseluruhan baik dan sehat, jika sakit hanya batuk pilek saja.

14.Riwayat keluarga sebelumnya

(29)

penyakit menular. Hanya saja Ny. S menderita penyakit hipertensi yang terkadang kambuh bila kelelahan.

C. Pengkajian Lingkungan

15.Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati Ny. S adalah rumah milik sendiri dengan luas kurang lebih 6x9m. Tipe rumah permanen, lantai keramik, ventilasi & jendela ada 4 buah yang dibuka setiap hari, jumlah ruangan ada 4 (1 ruang tamu, 3 kamar tidur). Sumber air yang digunakan sehari hari adalah air sumur. Sumur berada di sebelah utara dan airnya bersih karena lingkungan rumah bersih, sampah selalu dibakar di pekarangan.

Denah rumah

Kamar Ruang Kamar U

Tidur Tamu Tidur

Kamar Dapur

Tidur

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Lingkungan tetangga umumnya berasal dari suku jawa hubungan antar tetangga baik keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu siang dan sore hari. Beberapa tetangga disekitar rumah Ny. S ada yang memiliki penyakit hipertensi namun tidak pernah membahas penyakit hipertensi.

17. Mobilitas geografis keluarga

Sejak menikah keluarga Ny. S menetap di Desa Kalibeji sudah 21 tahun, tidak pernah berpindah tempat. Saat berkumpul dengan tetangga terkadang memakan camilan yang asin dan gurih.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn. H biasa berkumpul pada sore hari, Tn. H dan Ny. S tidak mengikuti perkumpulan maupun perkumpulan/arisan di RT maupun Rwnya. Namun Tn. H dan Ny. S rajin berkumpul dengan tetangga sekitar.

19. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Ny. S memiliki jaminan kesehatan (KIS) yang dapat digunakan untuk

(30)

D. Struktur Keluarga

20.Pola komunikasi keluarga

Bahasa yang digunakan dalam keluarga Ny. S adalah bahasa jawa dan bahasa Indonesia pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhanya. Bila ada masalah mereka selalu membicarakannya bersama. Komunikasi anatar keluarga setiap hari, Jika ada yang tidak sesuai anggota keluarga menyampaikan secara terbuka.

21.Struktur kekuatan keluarga

Tn. H sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga. Apabila ada anggota keluarga melakukan tindakan kurang baik langsung ditegur dan diberi nasihat.

22.Struktur peran (formal dan Informal)

Tn. H berperan sebagai kepala keluarga yaitu pengambil keputusan serta tulang punggung keluarga dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Ny. S sebagai seorang ibu yang tugasnya merawat rumah dan mengasuh anak-anaknya.

23.Nilai atau norma keluarga

Ny. S belum mengerti tentang penyakit hipertensi yang dideritanya.

E. Fungsi Keluarga

24.Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Tn. H saling menyayangi, menghormati antar anggota keuarga, saling mendukung hal-hal positif. Tn. H selalu menegur anak-anaknya apabila

melanggar aturan.

25.Fungsi social

Interaksi anggota keluarga Tn. H terjalin dengan baik, masing – masing saling menghormati dan menerapkan sopan santun dalam perilaku, Tn. H menekankan perlunya berinteraksi dengan orang lain baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat

26.Fungsi perawatan kesehatan

a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Tn. H sudah mengetahui kondisi Ny. S yang mengalami Hipertensi tetapi Ny. S belum bisa mengatur pola makan dan gaya hidup sehat sehingga belum bisa mengontrol tekanan darahnya. Hal tersebut dikarenakan minimnya informasi yang didapatkan.

b) Kemampuan keluarga untuk memutuskan tindakan untuk keperawatan

(31)

Ny. S terkadang menyepelekannya. Ny. S belum mengetahui cara alami dalam menurunkan tekanan darah kecuali mamakan timun.

c) Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit

Kemampuan anggota keluarga mengenal penyakit terbatas, Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya belum terlalu parah biasanya keluarga cukup

menganjurkan untuk beristirahat

d) Kemampuan keluarga untuk menciptakan lingkungan

Keluarga menyadari bahwa dengan rumah yang bersih akan membuat keluarga sehat, namun pada saat pengkajian keadaan rumah cukup kotor berserakan kertas-kertas yang tidak terpakai.

e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

Keluarga Ny, S mengetahui dengan jelas tentang failitas yang ada di Desa Kalibeji. Fasilitas yag terjangkau oleh keluarga yaitu PKD, dan Puskesmas.

27.Fungsi reproduksi

Ny. S mempunyai 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Ny. S dalam mengontrol perkembangan keluarga dengan KB yaitu suntik 3 bulan.

28.Fungsi ekonomi

Keluarga Ny. S selama ini masih dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan meskipun pas-pasan.

F. Stress dan Koping Keluarga

29.Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Bagi keluarga Tn. H saat ini yang msih menjadi beban pikiran Ny. S adalah biaya hidup sehari hari yang makin meningkat dan penyakit yang sedang dideritanya (Hipertensi).

30.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Ny. S dan keluarga pasrah, sabar dan berdoa agar masalah yang dihadapi cepat selesai.

31.Strategi koping yang digunakan

Keluarga Ny. S selalu mengkomunikasikan setiap masalah yang ada dengan suami dan anak-anaknya.

32.Strategi adaptasi disfungsional

(32)

G. Pemeriksaan Fisik

No Kriteria Tn. H Ny. S

1 Keadaan umum Baik, composmentis Baik, composmentis

2 TTV

Bentuk mesochepal, warna rambut hitam, tampak bersih, tidak ada lesi.

Bentuk mesochepal, warna rambut hitam bergelombang, tampak bersih, tidak ada lesi.

4 Mata

bentuk simetris, konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, tidak

memakai alat bantu

penglihatan, pupil 3mm.

bentuk simetris, konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, tidak memakai alat bantu penglihatan, pupil 3mm.

5 Telinga

Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.

Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada serumen.

6 Hidung Bersih, tidak ada polip Bersih, tidak ada polip

7 Mulut, gigi, bibir Bibir lembab, gigi bersih, tidak ada stomatitis

Bibir lembab, gigi bersih, tidak ada stomatitis

8 Dada

Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris

Palpasi: tidak ada nyeri tekan Palpasi: tidak ada nyeri tekan

Perkusi: sonor Perkusi: sonor

Auskultasi: Reguler Auskultasi: Reguler

9 Abdomen

Inspeksi: tidak ada acites Inspeksi: tidak ada acites Auskultasi: Bising usus

10x/menit

Auskultasi: Bising usus 10x/menit

Palpasi: tidak ada nyeri tekan Palpasi: tidak ada nyeri tekan

Perkusi: timpani Perkusi: timpani

10 Kulit Lembab, turgor kulit baik,

warna sawo matang

Lembab, turgor kulit baik, warna sawo matang

(33)

12 Ekstermitas

bawah Tidak ada oedema, crt < 3 detik

Tidak ada oedema, crt < 3 detik, tidak ada varises, kekuatan otot 5/5.

13 Genetalia Selalu dijaga kebersihannya, tidak haemoroid.

Selalu dijaga kebersihannya, tidak haemoroid.

H. Harapan Keluarga

(34)

J. INTERVENSI KEPERAWATAN No

Dx DATA

DIAGNOSA

(NANDA ) TUJUAN NOC NIC

1 Data Pendukung masalah Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (00188)

1. Ny. S sudah menderita tekanan darah tinggi sejak berumur 30 tahun 2. Ny. S mengeluh keluar keringat dingin disajikan ada kemungkinan diagnosis

keperawatan yaitu :

Domain 1 :

memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan , keluarga mampu mengenal tentang :

Perilaku kesehatan yang lebih baik

1. Keluarga mampu mengenal

Domain IV : Pengetahuan kesehatan dan perilaku (Hasil yang menggambarkan sikap, pemahaman dan tindakan terhadap kesehatan dan penyakit)

Kelas S : Pengetahuan kesehatan

(Hasil yang menggambarkan pemahaman keluarga dalam pemanfaatan informasi untuk meningkatkan ,

mempertahankan dan perbaikan kesehatan)

Tingkat 3

1821 Pengetahuan tentang penyakit :

1. Pngertian/proses penyakit

2. Tanda dan gejala penyakit

3. Pencegahan penyakit

1. Keluarga mampu mengenal

Domain III : Perilaku

(perawatan pendukung fungsi physicososial fasilitas merubah gaya hidup)

Kelas S: Pendidikan Pasien

(rencana untuk fasilitas pembelajaran)

Rencana :

. 5602 Pengajaran : Proses Penyakit

- Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan prose penyakit.

- Jelaskan proses penyakit penyakit

- Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya - Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit - Jelasan kemungkinan penyebab

- Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya

- Berikan informasi kepada keluarga/ orang penting bagi klien mengenai perkembangan klien

- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencehag komplikasi di masa yang akan datang dan utnuk mengontrol proses penyakit

- Diskusikan pilihan terapi/penanganan

- Jelaskan alasan dibalik manajemen/terapi yang direkomendasikan

(35)

K. IMPLEMENTASI No. Dx

Waktu Implementasi Respon Ttd

II Selasa, 30 Agustus 2016 10.00

a. Managemen nyeri (nafas dalam) b. Meminta klien agar tidak terlalu lelah

c. Meminta klien agar meningkatkan istirahat

d. Meminta klien untuk mengurangi pikiran yang tidak penting

e. Melakukan pengkajian skala nyeri

f. Memonitor TTV

a. Klien kooperatif

b. Klien mengatakan bersedia untuk mengurangi aktivitas yang tidak penting

c. Klien mengatakan sudah tidur cukup

d. Klien mengatakan akan mengurangi pikiran yang tidak penting

e. P: Klien mengatakan pusing Q: cekot cekot

II Kamis, 8 September 2016 10.00

10.05

10.10

10.15

10.20

a. Managemen nyeri (nafas dalam) b. Meminta klien agar tidak terlalu lelah

c. Meminta klien agar meningkatkan istirahat

d. Meminta klien untuk mengurangi pikiran yang tidak penting

e. Melakukan pengkajian skala nyeri

a. Klien kooperatif

b. Klien mengatakan bersedia untuk mengurangi aktivitas yang tidak penting

c. Klien mengatakan sudah tidur cukup

d. Klien mengatakan akan mengurangi pikiran yang tidak penting

e. P: Klien mengatakan pusing berkurang Q: cekot cekot

R: di kepala S: skala 2

(36)

10.30 f. Memonitor TTV

a. Pengertian hipertensi b. Tanda dan gejala hipertensi c. Penyebab hipertensi

d. Cara menghindari hipertensi

e. Cara pengobatan hipertensi secara tradisional f. Diit hipertensi

2. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan untuk mengontrol proses penyakit

3. Mendiskusikan pilihan terapi komplementer (jus belimbing)

4. Menjelaskan alasan dibalik terapi komplementer (jus belimbing)

5.Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis

1. S : Klien menyatakan kesetujuannya diberikan pendidikan kesehatan utuk megetahui sejauh mana pentingnya kesehatan bagi dirinya

O : Klien terlihat banyak tanya

2. S : Keluarga megatakan paham dengan penyuluhan yang telah dijelaskan oleh mahasiswa O : Keluarga tampak kooperatif dan mampu diberikan oleh mahasiswa

Punti

I Kamis, 15 September 2016 10.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : klien mengatakan setelah meminum jus belimbing frekuensi BAK bertambah

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Jum’at, 16 September 2016

10.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

(37)

mahasiswa I Sabtu, 17 September 2016

10.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Minggu, 18 September 2016 10.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Senin, 19 September 2016 10.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Selasa, 20 September 2016 10.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Rabu, 21 September 2016 10.00

- Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

- Mengevaluasi hasil pemberian jus belimbing manis : Mengukur tekanan darah klien

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

(38)

L. EVALUASI

Hari / Tgl Diagnosa Evaluasi TTD

Rabu,

30 Agustus 2016

Nyeri akut b.d agen cidera fisik

S: P: Klien mengatakan kepalanya pusing Q: cekot cekot

R: di kepala S: skala 4 T: ± 10 menit

O: - Klien tampak tenang - TD: 150/100 mmHg

N : 84 x/menit RR: 22 x/menit S : 370 C

A: Masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi 1. Monitor TTV

2. Lakukan pengkajian skala nyeri 3. Lakukan teknik nafas dalam 4. Tingkatkan istirahat

Punti

Kamis,

8 September 2016

Nyeri akut b.d agen cidera fisik

S: P: Klien mengatakan kepalanya pusing Q: cekot cekot

R: di kepala S: skala 4 T: ± 10 menit

O: - Klien tampak tenang - TD: 150/100 mmHg

N : 84 x/menit RR: 22 x/menit S : 370 C

A : Masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian

(39)

P : Lanjutkan Intervensi 1. Monitor TTV

2. Lakukan pengkajian skala nyeri 3. Lakukan teknik nafas dalam 4. Tingkatkan istirahat

Kamis, 14 September 2016

Perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188)

S :

Keluarga mengatakan paham dengan penyuluhan kesehatan yang telah di jelaskan oleh mahasiswa

O :

Keluarga tampak kooperatif dan mampu menjelaskan kembali materi yang telah di sampaikan

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

- Pemberian terapi komplementer belimbing + seledri

Punti

Rabu,

21 September 2016

Perilaku kesehatan cenderung beresiko

(00188)

S :

Klien mengatakan setelah meminum jus belimbing manis + seledri, frekuensi berkemih klien menjadi bertambah.

Klien mengatanan pusing berkurang dan lehernya sudah tidak kaku lagi.

O :

Klien tampak berkeringat TD : 130/100 mmHg N : 86 x/menit RR : 23 x/menit

A :

Masalah teratasi

(40)

P :

Pertahankan intervensi

(41)

PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. S

2. Alamat dan Telepon : Kalibeji Rt 03/01, Sempor

3. Pekerjaan KK : Buruh

4. Pendidikan KK : SD

5. Komposisi keluarga : Bapak, Ibu, anak

N

o

Nama J

K

Hub.

Dg

KK

Umu

r

Pendd B

C

G

Status Imunisasi C

a

m

pa

k K

E

T Polio DPT Hepati

tis

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1 Ny.M P Istri 52 th SD

2 Sdr. S L Anak 29th SMA

3 Sdr. D L Anak 25th SMA

4 Sdr. A P Anak 20th SMA

5 Sdr.L L Anak 17th SMP

6 Sdr.N L Anak 15th SMA

7 Sdr.H L Anak 13th SMP

8 Sdr.K P Anak 8th SD

Genogram :

(42)

: perempuan

: meninggal

: garis perkawinan

: garis keturunan

: tinggal satu rumah

: klien

6. Tipe Keluarga

Keluarga Ny.M merupakan tipe keluarga inti (nuclear Family). Keluarga Ny.M terdiri dari Tn. S sebagai ayah, Ny.M sebagai ibu, dan 8 anak (6 laki-laki dan 2 perempuan). Ny.M mengalami tekanan darah tinggi dan belum bisa mengatur pola makan (diit) dari hipertensi .

7. Suku Bangsa

Keluarga Ny.M berasal dari suku Jawa. kebudayaan dengan makanan pokok yaitu nasi,lauk, dan sayur sayuran. Sedangkan dengan penderita hipertensi harus menggunakan diit yang dianjurkan misalnya nasi karena banyak mengandung karbohidrat dan gula , sayur (kacang –kacangan ), serta lauk yang banyak mengandung lemak dan kolesterol.

8. Agama

Keluarga Ny.M beragama islam, keluarga Ny.M selalu taat menjalankan ibadah, Ny.M menganggap bahwa agama adalah keyakinan adanya Tuhan. Ny.M belum bisa sepenuhnya berpasrah kepada Tuhan YME terhadap penyakit yang dideritanya sehingga Tn. S belum bisa mengontrol pikirannya. 9. Status sosial ekonomi keluarga

(43)

buruh. Penghasilan keluarga Ny.M berasal dari pekerjaan Tn. S. Kebutuhan untuk makan seadanya belum bisa mengatur diit makanan sehari- hari.

10.Aktivitas rekreasi keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga keluarga yang biasa dilakukan oleh keluarga Ny.M adalah hanya menonton TV. Jika ingin rekreasi ke luar rumah, hanya ke tempat saudara / anak pertamanya. Pada saat berkumpul jarang membahas tentang penyakit yang diderita Ny.M.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

11.Tahap perkembangan keluarga saat ini

Saat ini keluarga Ny.M berada pada tahap keluarga mulai melepas anaknya sebagai seorang remaja, hal ini didukung data masih adanya anak Ny.M yang masih pelajar.

12.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Ny.M yang belum terpenuhi adalah membantu anak untuk madiri sebagai keluarga baru di masyarakat dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan. 13.Riwayat keluarga inti

Dari kondisi saat ini Ny.M secara keseluruhan baik dan sehat. Tetapi memiliki riwayat hipertensi. Ny.M menderita hipertensi sejak 1 tahun terakhir. Ny.M mengatakan kadang-kadang jika lelah atau susah tidur kepalanya terasa sakit dan tekanan darahnya sering tinggi dan sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Tn.S dan anak-anaknya secara keseluruhan baik dan sehat, jika sakit hanya batuk pilek saja.

14.Riwayat keluarga sebelumnya

(44)

III. LINGKUNGAN

15.Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati Ny.M adalah rumah milik sendiri dengan luas kurang lebih 10x7m. Tipe rumah permanen, lantai tehel, ventalasi & jendela ada 4 buah yang dibuka setiap hari, jumlah ruangan ada 7 (1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang tengah, 1 dapur dan 1 kamar mandi). Sumber air yang digunakan sehari-hari adalah air sumur. Sumur berada di sebelah utara rumah dan airnya cukup bersih. Sampah selalu di bakar di pekarangan.

DENAH RUMAH :

Keterangan : U

1. Ruang tamu

2. Kamar tidur 3. Kamar tidur 4. Kamar tidur 5. Ruang tengah 6. Dapur

7. Kamar mandi

8. Sumur 9. Jamban

16.Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Lingkungan tetangga Ny.M cukup ramah, keluargaNy.M tinggal berdekatan dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik, rata-rata tetangga Ny.M bermata pencaharian sebagai buruh.

17.Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny.M tidak mempunyai kebiasaan pindah rumah. Sejak kecil sampai sekarang berkeluarga dengan Tn.S tinggal di desa

1 2 5

3 6 8

(45)

Kalibeji Rt 03/01, Sempor. Saat berkumpul dengan tetangga atau keluarganya kadang memakan camilan yang manis dan asin. 18.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Perkumpulan keluarga dilakukan ketika sedang menonton TV saat malam hari. Perkumpulan dengan masyarakat biasanya hanya berkumpul dengan tetangga sekitar.

19.Sistem pendukung keluarga

Dirumah Ny.M tersedia HP, sepeda dan motor. Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung berobat ke mantri/puskesmas, keluarga Tn. S memiliki Jaminan Kesehatan (Jamkesmas) / KIS.

IV. STRUKTUR KELUARGA

20.Pola komunikasi keluarga

Keluarga Ny.M berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa dalam kesehariannya. Bila ada masalah, akan diselesaikan dengan cara terbuka / musyawarah bersama-sama. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhanya.

21.Struktur kekuatan keluarga

Pemagang keputusan di keluarga adalah Tn. S, namun sebelum mengambil keputusan terlebih dahulu mendiskusikannya kepada istrinya yaitu Ny.M

22.Struktur peran ( formal dan informal)

Peran Ny. S adalah seorang ibu rumah tanggayang berperan sebagai mengurus rumah tangga, anaknya dan mengatur keuangan keluarga.

23.Nilai dan norma keluarga

(46)

V. FUNGSI KELUARGA

24.Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Ny.M saling menyayangi, menghormati antar anggota keluarga , saling mendukung hal-hal yang positif dan hal-hal yang baik. Ny.M selalu menegur anak-anaknya apabila melanggar aturan.

25.Fungsi sosial

Ny.M hubungan antar anggota keluarga sangat baik dan saling membantu. Hubungan antar masyarakat juga baik dan saling tolong menolong.

26.Fungsi perawatan kesehatan

a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Ny.M sudah mengetahui tentang kondisinya yang mengalami hipertensi tetapi Ny.M belum bisa mengatur pola makan sehingga belum bisa ngontrol tekanan darahnya.

b) Kemampuan keluarga untuk memutuskan tindakan untuk keperawatan

Keluarga cukup peka terhadap anggota keluarganya yang sakit. Namun terkadang masalah kesehatan itu di anggap sepele. Jika ada yang sakit diantara keluarga dibawa ke tenaga kesehatan apabila sakitnya sudah parah.

c) Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit

Kemampuan anggota keluarga mengenal penyakit terbatas, Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya belum terlalu parah biasanya keluarga cukup menganjurkan untuk beristirahat

d) Kemampuan keluarga untuk menciptakan lingkungan

(47)

e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas yang ada di sekitar rumahnya. Fasilitas yang terjangkau oleh keluarga seperti: puskesmas

27.Fungsi reproduksi

Keluarga Tn. S mempunyai 6 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Ny.M dalam mengontrol perkembangan keluarga tidak menggunakan KB.

28.Fungsi ekonomi

Keluarga Ny.M selama ini masih dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan meskipun pas-pasan.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

29.Stressor jangka panjang dan pendek a) Stressor jangka pendek:

Ny.M mengatakan yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah khawatir dengan kondisinya yang tidak kunjung sembuh dan bagaimana cara merawat penyakitnya agar tidak kambuh

b) Stressor jangka panjang:

Ny.M mengatakan takut terjadi penyakit yang tiba- tiba menyerang keluarganya dan Ny. M merasa khawatir terhadap penyakitnya yang belum kunjung sembuh dan komplikasi yang dapat timbul dari penyakit yang dialaminya.

30.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

Tn. S tetap semangat terhadap kondisi yang dialami sekarang dan menganggap semua itu hanya cobaan dan berharap penyakitnya Tn. S cepat sembuh.

(48)

Keluarga Ny.M selalu menerima apa adanya dan tetap semangat. Jika ada masalah keluarga Ny.M selalu menyelesaikan secara terbuka atau musyawarah.

32.Strategi adaptasi disfungsional

Jika ada masalah Tn.S dan Ny.M tidak pernah memukul anaknya dan selalu menasehati anaknya agar menjadi yang lebih baik.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

No Kriteria Ny.M Tn.S

1. Keadaan umum Baik, composmentis Baik, composmentis

2. TTV TD: 150/90 mmHg

N : 80 x/menit RR: 20 x/menit S : 36,3 0C

TD: 120/100 mmHg N : 80 x/menit

Bentuk mesochepal, warna rambut hitam bergelombang, tampak bersih, tidak ada lesi.

4. Mata bentuk simetris,

konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, tidak memakai alat bantu penglihatan, pupil 3mm.

bentuk simetris,

konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, tidak memakai alat bantu penglihatan, pupil 3mm.

5. Telinga Bentuk simetris,

pendengaran normal, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.

Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada serumen.

(49)

8. Dada Inspeksi: simetris Palpasi: tidak ada nyeri tekan

Perkusi: sonor Auskultasi: Reguler

9. Abdomen Inspeksi: tidak ada

acites

Auskultasi: Bising usus 10x/menit

Auskultasi: Bising usus 10x/menit

Palpasi: tidak ada nyeri tekan

11. Ekstermitas atas

Tidak ada oedema, crt >3 detik

Tidak ada oedema, crt >3 detik

12. Ekstermitas bawah

Tidak ada oedema, crt >3 detik

Tidak ada oedema, crt >3 detik, tidak ada varises, kekuatan otot 5/5.

13. Genetalia Selalu dijaga

kebersihannya, tidak haemoroid.

Selalu dijaga

kebersihannya, tidak haemoroid.

VIII. HARAPAN KELUARGA

(50)

IX. ANALISA DATA

NO. DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

1. DS :

 Ny.M sudah menderita hipertensi sejak berumur 40 tahun

 Ny.M sudah terbiasa

dengan penyakit

hipertensinya.

 Untuk menanggulangi TD nya Ny.M mengurangi pemakaian garam pada makanannya.

 Ny. M jarang

memeriksakan tekanan darahnya, klien hanya

beristirahat bila

hipertensinya kambuh.

 Ny.M pergi ke dokter bila sakitnya parah

 Ny.M mengeluh susah tidur dan kepalanya terasa sakit dan TD tinggi. DO :

 Klien antusias saat dikaji

 TD : 180/80 mmHg

 N : 82 x/menit

 RR : 22 x/menit

 S : 36,8 0C

 KU : baik, composmentis

 Penglihatan baik,

pendengaran baik, sensasi rasa normal, reflek normal

Perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188) menderita penyakit parah

- Ny.M mengatakan bahwa anak-anaknya rukun-rukun

- bila anaknya sakit Ny.M memeriksakan anaknya ke dokter DO :

(51)
(52)

J. INTERVENSI KEPERAWATAN No

Dx DATA

DIAGNOSA

(NANDA ) TUJUAN NOC NIC

1 Data Pendukung masalah Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (00188)

1. Ny. S sudah menderita tekanan darah tinggi sejak berumur 30 tahun 2. Ny. S mengeluh keluar keringat dingin disajikan ada kemungkinan diagnosis

keperawatan yaitu :

Domain 1 :

memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan , keluarga mampu mengenal tentang :

Perilaku kesehatan yang lebih baik

1. Keluarga mampu mengenal

Domain IV : Pengetahuan kesehatan dan perilaku (Hasil yang menggambarkan sikap, pemahaman dan tindakan terhadap kesehatan dan penyakit)

Kelas S : Pengetahuan kesehatan

(Hasil yang menggambarkan pemahaman keluarga dalam pemanfaatan informasi untuk meningkatkan ,

mempertahankan dan perbaikan kesehatan)

Tingkat 3

1821 Pengetahuan tentang penyakit :

1. Pngertian/proses penyakit

2. Tanda dan gejala penyakit

3. Pencegahan penyakit

1. Keluarga mampu mengenal

Domain III : Perilaku

(perawatan pendukung fungsi physicososial fasilitas merubah gaya hidup)

Kelas S: Pendidikan Pasien

(rencana untuk fasilitas pembelajaran)

Rencana :

. 5602 Pengajaran : Proses Penyakit

- Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan prose penyakit.

- Jelaskan proses penyakit penyakit

- Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya - Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit - Jelasan kemungkinan penyebab

- Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya

- Berikan informasi kepada keluarga/ orang penting bagi klien mengenai perkembangan klien

- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencehag komplikasi di masa yang akan datang dan utnuk mengontrol proses penyakit

- Diskusikan pilihan terapi/penanganan

- Jelaskan alasan dibalik manajemen/terapi yang direkomendasikan

(53)

K. IMPLEMENTASI No. Dx

Waktu Implementasi Respon Ttd

I Rabu, 14 September 2016

a. Pengertian hipertensi b. Tanda dan gejala hipertensi c. Penyebab hipertensi

d. Cara menghindari hipertensi

e. Cara pengobatan hipertensi secara tradisional f. Diit hipertensi

2. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan untuk mengontrol proses penyakit

3. Mendiskusikan pilihan terapi komplementer (jus belimbing)

4. Menjelaskan alasan dibalik terapi komplementer (jus belimbing)

5.Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis

1. S : Klien menyatakan kesetujuannya diberikan pendidikan kesehatan utuk megetahui sejauh mana pentingnya kesehatan bagi dirinya

O : Klien terlihat banyak tanya

2. S : Keluarga megatakan paham dengan penyuluhan yang telah dijelaskan oleh mahasiswa O : Keluarga tampak kooperatif dan mampu diberikan oleh mahasiswa

Punti

I Kamis, 15 September 2016 11.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : klien mengatakan setelah meminum jus belimbing frekuensi BAK bertambah

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Jum’at, 16 September 2016 11.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Sabtu, 17 September 2016 11.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

(54)

mahasiswa I Minggu, 18 September 2016

11.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Senin, 19 September 2016 11.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Selasa, 20 September 2016 11.00

Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

I Rabu, 21 September 2016 11.00

- Memberikan therapy komplementer : jus belimbing manis sebanyak 1 gelas

- Mengevaluasi hasil pemberian jus belimbing manis : Mengukur tekanan darah klien

S : -

O : Klien tampak meminum jus yang diberikan oleh mahasiswa

(55)

L. EVALUASI

Hari / Tgl Diagnosa Evaluasi TTD

Kamis, 14 September 2016

Perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188)

S :

Keluarga mengatakan paham dengan penyuluhan kesehatan yang telah di jelaskan oleh mahasiswa

O :

Keluarga tampak kooperatif dan mampu menjelaskan kembali materi yang telah di sampaikan

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

- Pemberian terapi komplementer belimbing

Punti

Rabu,

21 September 2016

Perilaku kesehatan cenderung beresiko

(00188)

S :

Klien mengatakan setelah meminum jus belimbing, frekuensi berkemih klien menjadi bertambah.

Klien mengatakan pusing berkurang dan lehernya sudah tidak kaku lagi.

O :

Klien tampak berkeringat TD : 130/90 mmHg N : 86 x/menit RR : 23 x/menit

A :

Masalah teratasi

P :

Pertahankan intervensi

- Pemberian terapi komplementer jus belimbing manis + seledri

(56)
(57)

BAB II

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. Karakteristik Demografi

1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. B

2. Alamat dan telepon : Desa Kalibeji, Kecamatan Sempor

3. Pekerjaan KK : Buruh

4. Pendidikan KK : SD

5. Komposisi keluarga : Bapak, Ibu, Anak

No Nama Usia JK Hub dg KK Pekerjaan Pendidikan Imunisasi

Ibu Rumah Tangga Pelajar

: laki-laki : garis perkawinan

: perempuan : tinggal satu rumah

: meninggal

6. Tipe Keluarga

(58)

7. Suku Bangsa

Tn. B dan Tn. B berasal dari suku Jawa, masyarakat suku jawa menyukai makanan yang gurih dan manis serta menyukai lauk yang banyak mengandung lemak dan kolesterol.

8. Agama

Seluruh anggota keluarga Tn. B beragama Islam dan taat menjalankan ibadah.keluarga Tn. B menganggap penyakit yang diderita oleh Tn. B adalah cobaan dari Allah SWT.

9. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga Tn. B termasuk dalam kategori status ekonomi rendah karena Tn. M bekerja sebagai pegawai dan Tn. B hanya sebagai ibu rumah tangga. Kebutuhan untuk makan seadanya belum bisa mengatur diit makanan sehari-hari.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

Aktifitas rekreasi keluarga yang biasa dilakukan keluarga Tn. B adalah menonton televisi dan bermain ketempat saudara. Pada saat berkumpul jarang membahas tentang penyakit yang diderita oleh Tn. B.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11.Tahap perkembangan keluarga saat ini

Saat ini keluarga Tn. B berada pada tahap keluarga mulai melepas anaknya sebagai seorang remaja, hal ini didukung data masih adanya anak Tn. B yang masih sekolah di SMA. Selain itu juga merencanakan kegiatan yang akan datang, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga , tetap menjaga komunikasi dengan baik.

12.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Tn. B yang belum terpenuhi adalah membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan.

13.Riwayat keluarga inti

Dari kondisi saat ini Tn. B secara keseluruhan baik dan sehat. Tetapi memiliki riwayat hipertensi. Tn. B mengatakan kadang-kadang jika lelah atau susah tidur kepalanya terasa sakit dan pusing. Tn. B dan anaknya secara keseluruhan baik dan sehat, jika sakit hanya batuk pilek saja.

14.Riwayat keluarga sebelumnya

(59)

penyakit menular. Hanya saja Tn. B menderita penyakit hipertensi yang terkadang kambuh bila kelelahan.

C. Pengkajian Lingkungan

15.Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati Tn. B adalah rumah milik sendiri dengan luas kurang lebih 6x9m. Tipe rumah permanen, lantai keramik, ventilasi & jendela ada 4 buah yang dibuka setiap hari, jumlah ruangan ada 4 (1 ruang tamu, 3 kamar tidur). Sumber air yang digunakan sehari hari adalah air sumur. Sumur berada di sebelah utara dan airnya bersih karena lingkungan rumah bersih, sampah selalu dibakar di pekarangan.

Denah rumah

Kamar Ruang Kamar U

Tidur Tamu Tidur

Kamar Dapur

Tidur

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Lingkungan tetangga umumnya berasal dari suku jawa hubungan antar tetangga baik keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu siang dan sore hari. Beberapa tetangga disekitar rumah Tn. B ada yang memiliki penyakit hipertensi namun tidak pernah membahas penyakit hipertensi.

17. Mobilitas geografis keluarga

Sejak menikah keluarga Tn. B menetap di Desa Kalibeji sudah 21 tahun, tidak pernah berpindah tempat. Saat berkumpul dengan tetangga terkadang memakan camilan yang asin dan gurih.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn. B biasa berkumpul pada sore hari, Tn. B dan Tn. B tidak mengikuti perkumpulan maupun perkumpulan/arisan di RT maupun Rwnya. Namun Tn. B dan Tn. B rajin berkumpul dengan tetangga sekitar.

19. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn. B memiliki jaminan kesehatan (KIS) yang dapat digunakan untuk

(60)

D. Struktur Keluarga

20.Pola komunikasi keluarga

Bahasa yang digunakan dalam keluarga Tn. B adalah bahasa jawa dan bahasa Indonesia pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhanya. Bila ada masalah mereka selalu membicarakannya bersama. Komunikasi anatar keluarga setiap hari, Jika ada yang tidak sesuai anggota keluarga menyampaikan secara terbuka.

21.Struktur kekuatan keluarga

Tn. B sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga. Apabila ada anggota keluarga melakukan tindakan kurang baik langsung ditegur dan diberi nasihat.

22.Struktur peran (formal dan Informal)

Tn. B berperan sebagai kepala keluarga yaitu pengambil keputusan serta tulang punggung keluarga dan mendidik anak-anaknya dengan baik.

23.Nilai atau norma keluarga

Tn. B belum mengerti tentang penyakit hipertensi yang dideritanya.

E. Fungsi Keluarga

24.Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Tn. B saling menyayangi, menghormati antar anggota keuarga, saling mendukung hal-hal positif. Tn. B selalu menegur anak-anaknya apabila

melanggar aturan.

25.Fungsi social

Interaksi anggota keluarga Tn. B terjalin dengan baik, masing – masing saling menghormati dan menerapkan sopan santun dalam perilaku, Tn. B menekankan perlunya berinteraksi dengan orang lain baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat

26.Fungsi perawatan kesehatan

a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Tn. B sudah mengetahui kondisi Tn. B yang mengalami Hipertensi tetapi Tn. B belum bisa mengatur pola makan dan gaya hidup sehat sehingga belum bisa mengontrol tekanan darahnya. Hal tersebut dikarenakan minimnya informasi yang didapatkan.

b) Kemampuan keluarga untuk memutuskan tindakan untuk keperawatan

(61)

c) Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit

Kemampuan anggota keluarga mengenal penyakit terbatas, Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya belum terlalu parah biasanya keluarga cukup

menganjurkan untuk beristirahat

d) Kemampuan keluarga untuk menciptakan lingkungan

Keluarga menyadari bahwa dengan rumah yang bersih akan membuat keluarga sehat, namun pada saat pengkajian keadaan rumah cukup kotor berserakan kertas-kertas yang tidak terpakai.

e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

Keluarga Ny, S mengetahui dengan jelas tentang failitas yang ada di Desa Kalibeji. Fasilitas yag terjangkau oleh keluarga yaitu PKD, dan Puskesmas.

27.Fungsi reproduksi

Tn. B mempunyai 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

28.Fungsi ekonomi

Keluarga Tn. B selama ini masih dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan meskipun pas-pasan.

F. Stress dan Koping Keluarga

29.Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Bagi keluarga Tn. B saat ini yang msih menjadi beban pikiran Tn. B adalah biaya hidup sehari hari yang makin meningkat dan penyakit yang sedang dideritanya (Hipertensi).

30.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Tn. B dan keluarga pasrah, sabar dan berdoa agar masalah yang dihadapi cepat selesai.

31.Strategi koping yang digunakan

Keluarga Tn. B selalu mengkomunikasikan setiap masalah yang ada dengan suami dan anak-anaknya.

32.Strategi adaptasi disfungsional

Jika ada masalah Tn. B dan Tn. B tidak pernah memukul anaknya dan selalu menasihati anaknya agar menjadi lebih baik.

G. Pemeriksaan Fisik

No Kriteria Tn. B Tn. B

1 Keadaan umum Baik, composmentis Baik, composmentis

2 TTV hitam, tampak bersih, tidak ada lesi.

Bentuk mesochepal, warna rambut hitam bergelombang, tampak bersih, tidak ada lesi.

4 Mata

bentuk simetris, konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, tidak memakai alat bantu penglihatan, pupil

Gambar

Tabel 4.4 Hasil Pemberian Jus Belimbing ......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pelaku utama tidak tersentuh, proses pengadilan yang tidak kompeten, banyaknya putusan bebas bagi perwira militer, vonis terlalu ringan, dan tidak ada reparasi buat

Kemampuan jamu ”T” hanya untuk menurunkan bobot udem dan jamu ”T” ini tidak memiliki daya anti-inflamasi, padahal tanaman-tanaman penyusun jamu ”T” memiliki

 Sebuah fungsi dikatakan invertible ( dapat dibalikkan) jika fungsi tersebut.. adalah fungsi

Jika suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang berkemungkinan sama, dan jika tepat sebanyak n dari hasil berkaitan dengan kejadian A, maka peluang kejadian A adalah. (

Apakah tekanan (pressure) yang terdiri dari financial target, financial stability, external pressure dan institutional ownership berpengaruh terhadap

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t dengan tingkat signifikansi 0,05 ternyata hasil analisis data menunjukkan bahwa baik secara individu

(iv) Menggambarkan diagram batang dengan mengikuti data yang ada, akan lebih mudah jika data telah tersistematis dalam tabel. Misalkan Anda selesai mengoreksi dan memberi nilai

Seperti halnya dengan kation, untuk mendapatkan era- pan P pada komplek organo-kation, seluruh campuran diinkubasi selama enam hari dan setiap hari dikocok dua