• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian - BAB I YULI AGUSTIN PBSI'18

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian - BAB I YULI AGUSTIN PBSI'18"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pada kehidupan sehari-hari manusia selalu terlibat dalam komunikasi. Dalam

berkomunikasi terjadi saling memberi atau menerima informasi, baik yang berupa

fakta maupun opini. Dalam hal ini, peran bahasa sangat penting karena manusia selalu

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Bahasa terdiri dari bahasa lisan, bahasa

tulis, dan bahasa isyarat yang digunakan oleh tuna rungu dan tuna wicara. Bahasa

yang paling sering digunakan oleh manusia yaitu bahasa lisan.

Dalam peristiwa komunikasi bahasa tentu tidak hanya digunakan oleh orang

dewasa tetapi juga digunakan oleh anak-anak. Walaupun demikian tentu ada

perbedaan antara bahasa orang dewasa dan anak-anak. Bahasa anak-anak lebih

sederhana dan terbatas sedangkan bahasa orang dewasa lebih banyak dan kompleks.

Bahasa anak-anak memang sederhana karena anak-anak hanya mampu berujar bahasa

yang cenderung mudah untuk diucapkan, sedangkan bahasa orang dewasa lebih luas

dan kompleks karena kosakata yang masuk kedalam otak lebih banyak dan tentu dapat

berujar lebih banyak pula. Misalnya, peneliti temukan di lokasi penelitian di PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini) Diroosatul Uula Purbalingga, peneliti mendengar anak

berusia 3 tahun mengucapkan /bu gulu walna apa./. Si anak tersebut menunjukkan

bola warna ke gurunya kemudian menanyakan bola warna tersebut berwarna apa.

Pada tuturan tersebutterbukti bahwa bahasa anak sangat sederhana. Jika kalimat

tersebut diucapkan oleh orang dewasa maka susunan kalimatnya akan menjadi /bu

(2)

2

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan penguasaan bahasa anak

adalah keluarga.Keluarga itu sendiri berhubungan dengan latar belakang pendidikan

orang tua, kondisi ekonomi, serta lingkungan sekitarnya.Anak yang berasal dari kelas

menengah dimungkinkan akan mendapatkan pendidikan bahasa yang lebih baik

dibandingkan dengan anak yang berasal dari kelas bawah, meskipun tidak tertutup

kemungkinan sebaliknya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kata-kata yang

dimiliki setiap anak berbeda. Apabila tinggal di lingkungan yang menggunakan

bahasa Jawamaka bahasa pertama yang dikuasai adalah bahasa Jawa. Lebih besar

kemungkinan penguasaan kosakata bahasa Jawa lebih banyak dibandingkan dengan

bahasa kedua, yaitu bahasa Indonesia.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan formal pun berpengaruh terhadap

perkembangan bahasa mereka, khusus pada anak usia 3 sampai 5 tahun. Lingkungan

formal yang dimaksud adalah lingkungan lembaga pendidikan. Salah satu lembaga

pendidikan tersebut adalah PAUD Diroosatul Uula. Di lingkungan PAUD Diroosatul

Uula anak berkomunikasi dengan guru dan teman sebayanya dengan menggunakan

bahasa Indonesia sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan

bahasa mereka. PAUD Disroosatul Uula terdapat 2 kelas yang dibedakan berdasarkan

jenjang usia masing-masing anak, yaitu kelas kecil usia 3-4 tahun dan kelas besar 5-6

tahun. Kelas kecil terdiri dari 8 siswa dan kelas besar terdiri 5 siswa. Masing-masing

kelas memiliki dua guru. Di PAUD Diroosatul Uula salah satu lembaga pendidikan

yang bernaung di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

disebutkan dalam pasal 1 ayat 14, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

(3)

3

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangna jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Secara sederhana tujuan dari PAUD

dijabarkan sebagai upaya untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan

kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam

lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis, dan kompetitif.

Sebagaimana diketahui bahasa diperoleh anak sejak kecil. Bahasa anak-anak

itu juga berbeda sesuai dengan tahap usia. Menurut Darjdowidjojo (2014:244-246),

pada waktu dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20% dari otak dewasanya, anak

hanya dapat menangis dan menggerak-gerakkan badannya. Pada umur 6 minggu, anak

mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan dan vokal.Bunyi

ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas.

Pada sekitar umur 6 bulan, anak mulai mencampurkan konsonan dengan vokal

sehingga membentuk celotehan-celotehan. Konsonan yang keluar pertama adalah

konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah [a]. Echa muncul kata

pertama agak „terlambat‟ yakni mendekati umur 1,6 tahun. Echa mengucapkan kata

sepeda, terlebih dahulu menentukan suku mana yang akan diambil. Konsonan pada

akhir kata sampai dengan umur 2;0 banyak yang tidak diucapkan, misalnya pada kata

mobil akan diujarkan sebagai [bI]. Sampai sekitar umur 3;0 anak belum dapat

menggunakan gugus konsonan sehingga kata (eyang) putri akan disapanya dengan

eyang [ti]. Bunyi afrikat [tʃ] dan [dЗ] dikuasai sekitar umur 4;0. Bunyi [r] muncul pada

saat Echa berumur 4;9.

Penelitian terkait pemerolehan bahasa sudah lama menarik perhatian.

(4)

4

Trinowismanto (2016) yang berjudul Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Usia 0 s.d 3

Tahun dalam Bahasa Sehari-hari (Tinjauan Psikolinguistik). Penelitian tersebut

menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

pemerolehn bahasa anak dengan tinjauan psikolinguistik. Data yang digunakan berupa

ujaran anak. Hasil dari penelitian ini membahas pemerolehan fonologi, pemerolehan

morfologi, pemerolehan semantik, dan pemerolehan sintaksis.

Sementara itu, Slamet (2017) dengan judul Pemerolehan Fonem Bahasa

Indonesia Anak Usia 4 Tahun 6 Bulan sampai 6 Tahun. Penelitian tersebut

menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus model cross sectional.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemerolehn bahasa pada bidang

fonologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penguasaan vokal, konsonan, dan

distribusi fonem bahasa Indonesia seperti pada standar bahasa Indonesai.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, penelitian

pemerolehan bahasa selalu berkembang sesuai dengan bidang yang menjadi objek

penelitian. Sama halnya dengan penelitian tersebut, penelitian ini memiliki persamaan

yaitu mengkaji dengan bidang fonologi dan semantik. Penelitian ini dilakukan melalui

pengamatan di PAUD Diroosatul Uula, peneliti menemukan beberapa fenomena

komunikasi anak yang terjadi pada kelompok kelas usia 3-4 tahun. Saat guru

menerangkan beberapa warna yang menggunakan alat peraga berupa bola kemudian

siswa mengikutinya. Namun, saat itu salah satu siswa yang bernama Ayu

menyebutkan warna [merah] dengan mengucapkan [melah]. Tidak hanya terjadi pada

kata [merah]saja tetapi pada warna biru pun diucapkan [bilu]. Dari peristiwa tersebut,

dapat ditemukan bahwa anak usia 3 tahun belum mampu sepenuhnya mengucapkan

(5)

5

pada anak usia 3 tahun, yaitu pada Ayu. Dalam peristiwa tersebut, Ibu Guru

menunjukkan bola warna pink Ayu menjawab dengan warna melah [mɛlah]. Peristiwa

tersebut terjadi dimana Ayu menganggap warna ping [piŋ] merupakan warna [merah].

Peristiwa lain juga peneliti temukan pada saat peneliti mengikuti proses

pembelajaran kelas usia 5 tahun. Saat guru menerangkan alam semesta yaitu mengenai

benda-benda di langit yang muncul pada malam hari, salah satu siswa yang bernama

Isna menjawab [matahari]. Isna menganggap bahwa matahari muncul pada malam

hari. Selain itu, perubahan fonem pun juga terjadi pada pengucapan kata [selesai]

yang diucapkan dengan [selese], Isna belum mampu mengucapkan diftong [ai]

diucapkan dengan [e]. Pada peristiwa tersebut terjadi perubahan diftong [ai] menjadi

[e]. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pemerolehan

bahasa anak yang sangat menarik dan memiliki keunikan. Keunikan-keunikan tersebut

dikarenakan anak belum menguasai konsonan dan vokal tertentu, dan terkadang

pemahaman makna yang belum tepat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut “Bagaimana pemerolehan bahasa pada anak usia 3 dan 5

tahun di PAUD Diroosatul UulaPurbalingga?”.

Adapun secara khusus permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pemerolehan bahasa bidang fonologi pada anak usia 3 dan 5 tahun di

PAUD Diroosatul Uula Purbalingga?

2. Bagaimana pemerolehan makna bahasa pada anak usia 3 dan 5 tahun di PAUD

(6)

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum mendeskripsikan pemerolehan bahasa pada anak

usia 3 dan 5 tahun di PAUD Diroosatul Uula Purbalingga. Adapun tujuan secara

khusus dari penelitian ini, yaitu:

1. mendeskripsikan pemerolehan bahasa bidang fonologi pada anak usia 3 dan 5

tahun di PAUD Diroosatul Uula Purbalingga.

2. mendeskripsikan pemerolehan makna ujaran pada anak usia 3 dan 5 tahun di

PAUD Diroosatul Uula Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi pengembangan

ilmu pemerolehan bahasa khususnya pada anak usia 3 dan 5 tahun.

b. Hasil penelitian ini, khususnya pada komponen bahasa yaitu pemerolehan

fonologi dapat memberikan sumbangan materi yang berupa gejala-gejala bahasa

yang dialami anak usia 3 dan 5 tahun dalam memperoleh bahasa.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya mengenai pemerolehan bahasa pada anak usia 3 dan 5 tahun.

Penelitian ini menggunakan teori mengenai pemerolehan bahasa dalam bidang

fonologi dan semantik.

b. Bagi orang tua dan guru diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

pengetahuan mengenai tindak ujar anak sehingga dapat dimanfaatkan apabila

anak mengalami kendala dalam memperoleh bahasa terhadap kemampuan

Referensi

Dokumen terkait

Agar pemecahan masalah yang akan dilakukan tidak menyimpang dari ruang lingkup yang ditentukan dan sesuai dengan survey awal yang telah penulis lakukan kepada 30 responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan dari kerajinan anyaman bambu selama satu tahun, untuk mengetahui besarnya kontribusi kerajinan anyaman bambu

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan