• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk. menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk. menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti maupun perencana pembangunan. Akan tetapi, menurut Tarigan (2005: 79) khusus untuk perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis potensi ekonomi wilayahnya. Salah satu teori yang digunakan untuk menganalisis potensi ekonomi wilayah adalah teori ekonomi basis. Teori ekonomi basis berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam penelitian ini akan menggunakan salah satu metode ekonomi basis yaitu metode Location Quotient (LQ).

Kelebihan model LQ adalah dapat menggambarkan sektor basis atau sektor unggulan pada suatu kurun waktu tertentu. Jika nilai LQ > 1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut adalah sektor basis, sedangkan LQ < 1 berarti sektor tersebut adalah sektor nonbasis (Tarigan, 2005: 35).

1.2Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita di Kabupaten Sijunjung setahu penulis belum pernah dilakukan, namun demikian beberapa penelitian sejenis telah pernah dilakukan. Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh pemekaran wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007. Dengan menggunakan alat analisis uji beda rata-rata, analisis konvergensi, Indeks Williamsons, Indeks Entropi Theil, Hipothesis Kuznets, dan regresi berganda/

(2)

7

Provinsi NTB menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.

Pada penelitian yang lain oleh Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua. Dengan menggunakan alat analisis t-test equal mean menyimpulkan bahwa kebijakan pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Papua.

Penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan cakupan wilayah lebih luas dilakukan oleh Muchlis (2013) juga melakukan penelitian dengan menggunakan analisis Analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata, analisis regresi, penelitian ini lebih menitikberatkan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi akibat pengaruh desentralisasi fiskal yang menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi.

Di level internasional analisis perubahan pertumbuhan ekonomi akibat pengaruh desentralisasi fiskal di lakukan oleh Ezcurra dan Rodriguez (2009) dengan menggunakan alat analisis ordinary least squares (OLS) dengan panel-corrected standard errors (PCSE) menyimpulkan adanya hubungan positif antara pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan ekonomi di Organization for Economic Co-operation and Development countries (OECD). Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, keaslian penelitian ini adalah penggunaan metode analisis pengaruh pemekaran wilayah dengan uji beda rata (t

(3)

8

test equal mean) dan indeks Location Quotient (LQ) untuk wilayah Kabupaten Sijunjung dengan periode data yang lebih terbaru yang digunakan dalam analisa. Dari penjelasan di atas penelitian-penelitian sebelumnya mengenai perubahan struktur ekonomi dapat diringkas pada tabel berikut.

(4)

9

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Muhamad Riadi (2009) “Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Perekonomian dan

Disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007” Independent: Pemekaran Wilayah Dependent: Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas PDRB per kapita

Uji beda rata-rata, analisis konvergensi, Indeks Williamsons, Indeks Entropi Theil, Hipothesis Kuznets, dan regresi berganda/ Provinsi NTB Peningkatan kondisi perekonomian dan Disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah. .

Roberto Ezcurra dan Andreas Rodriguez-Pose (2009) “Desentralisasi dari Pengeluaran Perlindungan Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi di Organization for Economic Co-operation and Development countries (OECD)” Independent: Desentralisasi Dependent: Pengeluaran Perlindungan Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi Ordinary Least Squares (OLS) dengan Panel-Corrected Standard Errors (PCSE) Adanya hubungan positif antara pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan ekonomi di OECD

Roberto Ezcurra dan Andreas Rodriguez-Pose (2010) “Bagaimana Keadaan Desentralisasi di perbedaan regional? Analisis lintas negara”

Independent: Desentralisasi Fiskal dan perbedaan spasial Dependent: Pertumbuhan Ekonomi Ordinary Least Squares (OLS) dengan Panel-Corrected Standard Errors (PCSE) Desentralisasi fiskal mengganggu kesatuan ekonomi nasional

Roberto Ezcurra dan Andreas Rodriguez-Pose (2010) “Apakah

Desentralisasi Fiskal Berbahaya Untuk Pertumbuhan Ekonomi? Fakta dari Organization for Economic Co-operation and Development countries (OECD)” Independent: Desentralisasi Fiskal Dependent: Pertumbuhan Ekonomi Ordinary Least Squares (OLS) dengan Panel-Corrected Standard Errors (PCSE) Adanya hubungan negatif antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi di OECD

(5)

10

Tabel 1.2 Lanjutan

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Arius Jonaidi (2012) “Analisis pertumbuhan ekonomi dan Kemiskinan Di indonesia” Independent: Pengangguran,inv estasi, Kemiskinan . Dependent: Pertumbuhan Ekonomi Analisis Regresi Berganda metode Two Stage Least Square/ Indonesia Meneliti Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi . Hasil Penelitian Menunjukkan Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan, kemiskinan juga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi dalam bentuk PMDN dan PMA berpengaruh signifikan dan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

(6)

11

Tabel 1.2 Lanjutan

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Prasetiya dan Pangestuty (2012) “Pengaruh pengeluaran sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia tahun 2006-2008” Independent: Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, sektor kesehatan dan sektor infrastruktur. Dependent: Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan Model persamaan simultan dengan pendekatan Full Information Maximum Likelihood (FLML) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki dampak yang signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi jumlah penduduk miskin pedesaan. pengeluaran untuk infrastruktur tidak berpengaruh

signifikan baik dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi maupun mengurangi kemiskinan. Pengaruh pertumbuhan ekonomi tidak signifikan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan. John O. Aiyedogbon dan Bright O. Ohwofasa (2012) “Poverty and youth Unemployment in Nigeria , 1987-2011” Independent : PDB riil sektor pertanian, dan jasa,dan populasi, Dependent: Tingkat kemiskinan Analisis Regresi Linear (OLS)/Nigeria Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran , PDB riil sektor pertanian dan

jasa dan populasi memiliki pengaruh dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Nigeria

(7)

12

Tabel 1.2 Lanjutan

Penulis/Tahun/Topik Variabel Alat

Analisis/Lokasi Kesimpulan

Ida Ayu Purbariani dan M. Pudjiharjo (2012) “Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pendapatan Per kapita, Kemiskinan dan Ketimpangan Antar Wilayah di Provinsi Papua”

Independent: Pengaruh Pemekaran Wilayah Dependent: pendapatan per kapita, tingkat kemiskinan penduduk, dan indeks ketimpangan antar wilayah

Analisis t-test equal mean Kebijakan pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Papua

Ahmad Rayyan Muchlis (2013) “Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi” Independent: Desentralisasi Fiskal, Dependent: Pertumbuhan Ekonomi Analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata,analisis regresi Desentralisasi fiskal memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi 1.3Rumusan Masalah

Menurut Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh pemekaran wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah. Akan tetapi Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua menyimpulkan bahwa kebijakan pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Papua.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis melihat ada dua perbedaan antara penelitian pengaruh pemekaran wilayah di Provinsi NTB yang terjadi peningkatan

(8)

13

perekonomian sementara untuk pengaruh pemekaran daerah di Provinsi Papua tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita. Penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Pertumbuhan PDRB Per Kapita (Studi Kabupaten Sijunjung)”.

1.4Pertanyaan penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.

1 Apakah ada perbedaan signifikan laju pertumbuhan PDRB setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung?

2 Apakah ada perbedaan signifikan PDRB per kapita setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung?

3 Apakah ada perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis Pengaruh pemekaran wilayah terhadap laju pertumbuhan PDRB setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.

2. Menganalisis Pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.

3. Menganalisis perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.

(9)

14 1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan bahan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam hal membuat kebijakan pemekaran wilayah.

2. Menjadi bahan referensi bagi akademisi untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemekaran wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah lainnya.

3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita serta mengetahui perubahan sektor basis setelah pemekaran Kabupaten Sijunjung.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II yaitu landasan teori/ kajian pustaka yang terdiri dari teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu. Bab III yaitu metoda penelitian yang terdiri dari desain penelitian, metoda pengumpulan data, metode penyampelan, definisi operasional, instrumen penelitian dan metode analisis data. Bab IV yaitu analisis yang terdiri dari deskripsi data, uji akurasi instrumen dan pembahasan. Bab V yaitu simpulan dan saran yang terdiri dari simpulan, implikasi, keterbatasan dan saran.

(10)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah dengan melihat laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan Nilai Tambah Bruto (NTB) satu nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu wilayah atau region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Nilai Tambah Bruto (NTB) adalah nilai produksi bruto dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang dikeluarkan. Menurut Arsyad (1993: 6) pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk daerah, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertambahan penduduk atau perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.

Selain itu juga menurut Schaffner (2013: 34) laju pertumbuhan ekonomi adalah tingkat kenaikan rata-rata pendapatan suatu perekonomian. Pada prinsipnya, pendapatan rata-rata adalah total nilai pendapatan yang diperoleh dalam bentuk apapun, dari sumber manapun, oleh siapapun di negeri ini, dibagi dengan jumlah orang. Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika total pendapatan tumbuh lebih cepat dari populasi.

(11)

16

PDRB per kapita adalah total PDRB di bagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode tertentu. Pendapatan per kapita adalah total PDRB dikurangi dengan penyusutan dan pajak tidak langsung di bagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode tertentu.

Keadaan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB nya,

laju pertumbuhan PDRB menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu

waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya, dengan rumus perhitungan sebagai

berikut.

di mana :

PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t PDRB (t -1) = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t-1 PDRB per kapita dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

2.1.2 Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi adalah teori yang menyatakan bahwa inti dari model ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa nilai ekspor suatu wilayah menentukan arah pertumbuhan wilayah tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis dapat digunakan beberapa metode, yaitu metode pengukuran langsung, metode pengukuran tidak langsung dan

(12)

17

metode campuran (Tarigan, 2005: 33). Metode pengukuran langsung dapat dilakukan dengan survey langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Akan tetapi model ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Menimbang hal tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi wilayah menggunakan model pengukuran tidak langsung. Beberapa metode pengukuran tidak langsung yaitu metode melalui pendekatan asumsi, metode Location Quotient, metode kombinasi pendekatan asumsi dan Location Quotient, dan metode kebutuhan minimum. Metode melalui pendekatan asumsi, yaitu bahwa semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis, sedangkan sektor jasa adalah sektor non basis. Metode campuran adalah gabungan antara metode asumsi dengan metode langsung. Metode Location Quotient (LQ) membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional (Tarigan, 2005: 35).

di mana: LQn = LQ untuk sektor i di Kabupaten Sijunjung

ei = PDRB sektor i di Kabupaten Sijunjung

e = PDRB seluruh sektor di Kabupaten Sijunjung Ei = PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Barat

E =PDRB seluruh sektor di Provinsi Sumatera Barat Keterangan:

LQ > 1, artinya sektor i merupakan sektor basis di Kabupaten Sijunjung. LQ ≤ 1, artinya sektor i bukan merupakan sektor basis di KabupatenSijunjung

(13)

18 2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh pemekaran wilayah terhadap PDRB per kapita di Indonesia telah ada tetapi belum banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Riadi (2009) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pemekaran wilayah terhadap perekonomian dan disparitas PDRB per kapita di Provinsi NTB Tahun 1987-2007 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kondisi perekonomian dan disparitas PDRB di Provinsi NTB setelah pemekaran wilayah.

Akan tetapi Purbariani dan Pudjiharjo (2012) dalam penelitiannya tentang analisis dampak pemekaran wilayah terhadap pendapatan per kapita, kemiskinan dan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Papua menyimpulkan bahwa kebijakan pemekaran daerah tidak berpengaruh terhadap pendapatan per kapita, tetapi berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Papua.

Selain itu juga ada penelitian lain yang penulis masukkan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi seperti penelitian oleh Aiyedogbon dan Ohwofasa (2013) dengan menggunakan analisis regresi linier yang melakukan penelitian tentang kemiskinan di Nigeria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran, PDB riil sektor pertanian dan jasa serta populasi memiliki pengaruh dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Prasetiya dan Pangestuty (2012) yang meneliti pengaruh pengeluaran sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia tahun 2006-2008 menemukan hal-hal sebagi berikut. Pertama pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki dampak yang signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan

(14)

19

dalam mengurangi jumlah penduduk miskin pedesaan. Ketiga pengeluaran untuk infrastruktur tidak berpengaruh signifikan baik dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi maupun mengurangi kemiskinan. Keempat pengaruh pertumbuhan ekonomi tidak signifikan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan.

Jonaidi (2012) yang meneliti tentang analisis pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di indonesia. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap angka pengaguran dan kemiskinan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan, kemiskinan juga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi dalam bentuk PMDN dan PMA berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan cakupan wilayah lebih luas dilakukan oleh Muchlis (2013) juga melakukan penelitian dengan menggunakan analisis koefisien variasi, analisis uji beda rata-rata, analisis regresi, penelitian ini lebih menitikberatkan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi akibat pengaruh desentralisasi fiskal yang menyimpulkan bahwa desentralisasi fiskal memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi.

Di level Internasional analisis perubahan pertumbuhan ekonomi akibat pengaruh desentralisasi fiskal di lakukan oleh Ezcurra dan Rodriguez-Pose (2009) dengan menggunakan alat analisis Ordinary Least Squares (OLS) dengan

(15)

Panel-20

Corrected Standard Errors (PCSE) menyimpulkan adanya hubungan positif antara pengeluaran pemerintah pada perlindungan sosial dengan pertumbuhan ekonomi di OECD.

2.3 Kerangka Penelitian

Perekonomian Kabupaten Sijunjung

PDRB Per kapita Kab Sijunjung

paired sample t test (Uji t untuk dua sampel yang berpasangan)

Rerata pertumbuhan PDRB dan PDRB Per kapita Kab Sijunjung

sama atau tidak ada perbedaan signifikan setelah pemekaran

Rerata pertumbuhan PDRB dan PDRB Per kapita Kab Sijunjung

ada perbedaan signifikan setelah pemekaran Laju Pertumbuhan PDRB Kab Sijunjung PDRB Menurut Lapangan Usaha Kab Sijunjung dan Kab Dharmasraya Menghitung Indeks LQ Sektor basis Kab Sijunjung dan Kab Dharmasraya sama atau kurang setelah pemekaran Sektor basis Kab Sijunjung & Kab Dharmasraya ada pertambahan setelah pemekaran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang perlu dipertimbangkan antara lain: (1) Menggunakan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok melalui 5

Setelah mengetahui konsep diri preman, atau pemaknaan informan mengenai dirinya sendiri dan simbol-simbol yang menyertainya, peneliti akan masuk lebih dalam untuk

bahwa berdasarkan rapat Pimpinan Universitas Andalas mengenai Penetapan Hasil Seleksi Mandiri yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2020, telah dihasilkan peserta

Gambar 1 menunjukkan jumlah peserta didik kelas X TKJ/MM sebanyak 27 orang. Hasil pada gambar tersebut menunjukkan, rata-rata nilai keterampilan menulis teks

Percepatan oksidasi lemak pindang dengan asap cair pada hari ke-2 yakni 0,20 lebih rendah dibandingkan dengan pindang tanpa asap cair yakni 1.62 Produksi angka peroksida pada

sisi sanad dan matn, tarjîh} antara hadis dengan qiyâs, tarjîh} dengan instrumen kebahasaan, tarjîh} dengan nasakh, tarjîh} dengan ih}timâl (kemungkinan),

Berkaitan dengan adanya aspek gradasi dalam angket skala likert, maka data yang diperoleh dari hasil survei merupakan skala pengukuran ordinal.Padahal disisi lain,

Rasio ini berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, karena jumlah