• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PEMIKIRAN ANDREA HIRATA TENTANG

KONSEP DEDIKASIPENDIDIK

DALAM TETRALOGI

LASKAR PELANGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh:

PRIHARTINAH

11407)09

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

TAHUN 2009

(2)
(3)

Dr. Sa’adi, M.Ag

Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’aluikunu wr. wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudari:

: Pendidikan Agama Islam (PAI) Ekstensi

: PEM IKIRAN ANDREA H IRATA TENTANG KONSEP DED1KASI PENDID IK DALAM TETRALOGI

(4)
(5)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl.Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi @stainsalatiga.acid

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara :

PRIHARTINAH

dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 07 109 yang berjudul : “

PEMIKIRAN ANDREA HIRATA TENTANG KONSEP

DEDIKASI PENDIDIK DALAM TETRALOGI

L A SK A R PELANGI

telah dimunaqasahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a r i: S a b tu tanggal 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S .P d .I).

Salatiga, 29 Agustus 2009 M 8 Ramadhan 1430 H

Dewan Penguji

Dr. Sa'adi. M.Ag

(6)
(7)

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NIM Jurusan Program Studi

: Prihartinah :11407109 : Tarbiyah

: Pendidikan Agama Islam (PAI) Ekstensi

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 11 Agustus 2009

(8)
(9)

MOTTO

lywl$ ^ v * * P > - > - « ^ *4. -r4 j j | ^ J jC > fc A ^ u l ^ *J 1g L •»,->» . - , ^ r - 4 j IL ^mJ J J A l l ! <^_J2* . "S'* St^ Xj ^

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

(Q.S. At-Talaq: 7)

Never put o f till you tomorrow what you can do today

(Jangan pemah menunda sampai besok apa yang dapat kamu kerjakan hari ini)

(10)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Mamak yang selalu ada di setiap nafas ini. Mereka senantiasa mengasuhku, merawatku dengan penuh kasih sayang, membanggakanku, dan mendidikku sampai dewasa sekarang ini.

2. Kakakku Andi Widaryanto yang selalu menemaniku, menyadarkanku dalam berbagai hal, dan menghawatirkanku jika aku pulang terlambat.

3. Keluarga besar SDN Jatirunggo 01 (Bu’e, Pak Ju, Bu Wik, Bu Siti, Bu Us, Bu Tyas, Bu Hes, Pak Toni, Pak Bagus), serta anak-anakkku kelas I-VI yang selalu mendokan Bu Atin.

4. Sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. 5. Alumnus PW Jambi 2009 (Sahid, James, Umi, Zhu, Sandy, Tamul, Saiful,

Uswah, Pis, Rika, Ririn, Alex, Nazil, Nasir, Luluk, Qumi, Hendy, Masrukhan, dan Kholil)

6. Semua pecinta karya sastra.

(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Segala puja puji syukur penulis panjatkan kepada Zat Sang Maha Pantas Menerima Puja, karena Dia telah menganugerahkan kesehatan, kesempatan, dan kemampuan untuk berfikir sehingga karya kecil ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan keharibaan sang reformis, yakni baginda Rasulullah SAW. yang telah mereformasi zaman yang sesat menuju jalan lurus yang penuh dengan hiasan ilmu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Dr. Sa’adi, M.Ag. selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Dimana beliau telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis demi terselesainya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu dosen yang membimbing penulis selama belajar di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga.

4. Bapak dan Mamak yang senantiasa memberikan bantuan material dan spiritual yang tak temilai jumlahnya hingga selesai penyusunan skripsi ini.

5. Andrea Hirata beserta keluarganya yang telah membuahkan karya sastra yang luar biasa dan tentunya berguna bagi penulis.

(13)

6. Pak Harfan dan Bu Muslimah (Tokoh dalam tetralogi Laskar Pelangf), yang telah memberikan inspirasi tentang ketulusan hati dalam mendidik.

7. Teman-teman mahasiswa ekstensi kelas AA2 senasib seperjuangan, yang telah memberikan semangat untuk belajar.

8. Semua pihak yang belum disebutkan, yang turut serta membantu penyusunan skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan yang sepadan, kecuali untaian kata terima kasih yang mendalam dengan iringan do’a semoga Allah SWT. meridai semua amal baik mereka.

Setelah melalui proses panjang, akhimya penulis dapat menyelesaikan tulisan yang tentu saja masih banyak kekurangan. Walaupun demikian, penulis berharap semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 11 Agustus 2009

(14)
(15)

DAFTAR ISI

Judul ... i

Nota Pembimbing ... ii

Pengesahan ... iii

Deklarasi ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Fokus Penelitian ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II BIOGRAFI DAN KARYA ANDREA HIRATA A. Biografi Andrea Hirata ... 15

B. Latar Belakang Akademis Andrea Hirata ... 17

C. Karya-Karya Andrea H ira ta ... 19

D. Ringkasan Cerita Tetralogi Laskar P ela n g i... 23

(16)
(17)

C. Karya-Karya Andrea Hirata ... 19

D. Ringkasan Cerita Tetralogi Laskar P elangi... 23

BAB III KONSEP DEDIKASIPENDIDIK DALAM TETRALOGI LASKAR PELANG I... 32

A. Daya Gugah Pak Harfan dan Ibu M uslimah... 32

B. Pak Harfan dan Ibu Muslimah adalah seorang M otivator... 33

C. Pantang M enyerah... 34

D. Mendidik Karena C in ta ... 36

E. Rahasia Pendidik yang H e b at... 37

F. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Sesungguhnya ... 38

BAB IV HIKMAH PEMIKIRAN ANDREA HIRATA TENTANG KONSEP DEDIKASI PENDIDIK DALAM TETRALOGI LASKAR PELANGI BAGI PENIDIKAN ISLAM SECARA UMUM ... 39

A. Tugas dan Kewajiban Pendidik ... 40

B. Sifat-Sifat Pendidik... 42

C. Kompetensi-Kompetensi Pendidik... 46

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 50

C. KataPenutup ... 51 Lampiran-Lampiran

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Manusia adalah makluk yang terdiri dari jiw a dan raga, yang keduanya

saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Al-Qur’an memuliakan dan

melebihkan manusia di antara makhluk-makhluk lain, sebagaimana firman

Allah SWT. yang berbimyi:

“ Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempuma atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” ( Q.S. al-Isra’ : 7 0 ) '

Berdasarkan ayat tersebut maka jelaslah bahwa Allah SWT. telah

menempatkan manusia pada tempat yang sesuai, tanpa melebihi dan

mengurangi. Namun, manusia memiliki keutamaan, kelebihan, kemuliaan dan

kedudukan yang tinggi dengan notabene apabila ia tahu diri, berilmu, dan

menggunakan akalnya. Apabila ia jatuh dan meluncur ke tingkat yang paling

rendah/jelek, maka hilanglah kemanusiaannya dan ia berada dalam keadaan

yang lebih hina dari binatang.1 2 Kelebihan yang dianugerahkan oleh Allah

SWT. kepada manusia adalah berupa fitrah sesuai keadaan alaxni manusia

yang ber-tuhankan Allah SWT. Akan tetapi karena lingkungan dan akal yang

1 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Thoha Putra, Semarang, 1989, him. 435.

(20)

dimiliki manusia itu sendirilah yang menyebabkan fitrah manusia berubah. Perubahan fitrah manusia dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada dan

bagaimana ia memperoleh pengetahuan baik secara sangaja maupun tidak

sengaja ia dapatkan. Dalam hal ini tidak lain adalah karena adanya faktor

pendidikan.

Pendidikan adalah pengetahuan, ilmu, dan seni. Disebut sebagai

pengetahuan karena pendidikan itu merupakan akumulasi dan sistematisasi

dari fenomena hubungan antar manusia dalam saling berkomunikasi,

mempengaruhi, dan lain perbuatan dalam upaya untuk mencapai cita-cita atau

tujuan pendidikan.3 Dalam pandangan Islam pendidikan diartikan sebagai

proses bimbingan dari orang dewasa secara sadar dengan tujuan memelihara

dan mengembangkan fitrah sarta potensi (sumber daya) insani menuju

terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma Islam, yang dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan seirama dengan perkembangan peserta

didik.

Subjek utama dalam dunia pendidikan adalah manusia yang memiliki

akal. Salah satu unsur terpenting dalam proses pendidikan adalah pendidik.

Pendidik bertanggung jaw ab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik secara

spiritual, intelektual, moral, estetika, maupun kebutuhan fisik peserta didik.4

Di pundaknya terletak tanggung jaw ab yang besar dalam upaya mengantarkan

peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang telah dicitakan. Oleh karena itu

3 Imam Bamadib, Sutari Imam Bamadib, Beberapa Aspek Substansial Ilmu Pendidikan,

Andi, Yogyakarta, 1987, him. 1.

4 Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis,

(21)

seorang pendidik yang ideal harus dapat memenuhi tanggung jaw ab yang dibebankan kepadanya, bertaqwa kepada Allah SWT., berilmu, sehat

jasmaniyah, baik akhlaqnya, bertanggung jaw ab dan beijiwa nasional.5

Pandangan di atas mengisyaratkan bahwa seorang pendidik bertugas

untuk membimbing peserta didik serta mengarahkannya dalam

mengembangkan potensi serta bimbingan menuju kedewasaan. Karena tanpa

bimbingan seorang pendidik, potensi dasar yang dimiliki peserta didik tidak

akan tumbuh dan bekembang secara optimal.

Problem fenomenal pendidikan saat ini adalah tentang profesionalisme

pendidik, baik secara kualitas maupun kuantitas. Meskipun secara kualitas

mereka berasal dari lulusan Lembaga Pendidikan Keguruan, akan tetapi

karena tujuan peningkatan kualitasnya tidak didasari pada peningkatan

profesional, namun hanya dilakukan sebagai syarat agar diakui sebagai

pendidik yang profesional dalam arti untuk mendapatkan tunjangan profesi

semata, maka penyampaian ilmunya pun bukan didasari karena ketulusan jiw a

untuk mendidik, sehingga kuantitas ilmu yang diberikan kepada peserta didik

juga tidak maksimal. Padahal tujuan pemerintah memberikan tunjangan

profesi adalah supaya mereka menjadi pendidik yang profesional, dirasakan

sebagai kewajiban, dan dijalani sepenuh waktu, bukan p a rt time.

Seiring dengan bergulimya zaman, sangat sulit menjadi pendidik yang

professional dan berdedikasi tinggi, tanpa harus memperhitungkan berapa

yang kita dapatkan, bukan berapa yang telah kita berikan. Jika semua pendidik

menjadi seorang pendidik yang profesional, berdedikasi tinggi, mengabdikan

(22)

seluruh jiwanya untuk pendidikan, sesuai dengan penghargaan pemerintah

yang telah diberikan kepada para pejuang ilmu, niscaya peserta didik di Indonesia menjadi bunga-bunga bangsa yang bisa berdiri tegak, percaya diri,

serta mampu bersaing dengan forum Regional maupun Intemasional.

Dewasa ini, pengetahuan tidak hanya diperoleh dari proses pendidikan

secara langsung melalui lembaga formal maupun nonformal, akan tetapi dapat

dipelajari secara tidak langsung dari media cetak, media elektronik, bahkan

yang tidak kalah tenamya adalah melalui karya sastra. Para penulis mampu

mencurahkan kemampuan intelektuanya melalui permainan kata, menjelma

kalimat-kalimat dan bermuara pada sebuah kisah panjang yang memikat para

pembaca sehingga mampu menyumbangkan pemikirannya dalam dunia

pendidikan, tanpa harus melakukan interaksi langsung dengan audien.

Pemahaman karya sastra sangat bermanfaat karena di dalamnya terdapat

pesan-pesan moral yang bemilai tinggi.

Konsep dedikasi pendidik juga terdapat dalam karya sastra. Salah satu

penulis terkenal yang telah memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan

adalah Andrea Hirata melalui karya sastranya tetralogi Laskar Pelangi yang

kini tengah populer diperbincangkan mulai dari kalangan pelajar sampai pada

senior pendidikan.

Tetralogi Laskar Pelangi terdiri dari empat buah novel yang saling

berhubungan, yakni Laskar Pelangi yang menceritakan tentang masa kecil

anggota Laskar Pelangi, sebelas orang anak Melayu Belitong yang tak

menyerah walau keadaan tak bersahabat, bersemangat dalam menjalani hidup

(23)

tentang nasib, tantangan intelektualitas, cita-cita yang gagah berani, menolak

keputusasaan dan ketidakkberdayaan. Edensor memiliki garis merah yang tebal soal pendidikan, dan petualangan. Dengan bekal keyakinan yang

diajarkan Ibu Muslimah, peserta didik dari daerah prim itif di Indonesia

mampu menaklukkan padang dan gurun yang terbentang luas di dunia, dan

M aryamah Karpov bercerita tentang intelegensi yang meluap-luap dan

membumi. Novel ini awalnya ditulis berdasarkan memoar masa kecil lelaki

berambut ikal yang beraama Andrea Hirata. Sejak kecil, ia ketagihan menulis

fiksi. Sebenamya, Laskar Pelangi adalah buku kedua yang ditulis setelah

buku ilmiahnya yang bequdul The Science o f Bussiness. Akan tetapi, yang

lebih dikenal dulu adalah fiksinya yang beijudul Laskar Pelangi.

Mulanya, ia tidak pem ah meniatkan naskahnya dikomersilkan lewat

industri buku. Ia menulis memoar itu untuk dipersembahkan sebagai kado

ulang tahun bagi gurunya tercinta, Ibu Muslimah. Dalam Laskar Pelangi, ibu

guru ini adalah seorang tokoh yang sangat inspiratif, seorang pendidik miskin

di sebuah Sekolah Dasar miskin di Belitong yang mendidik murid-muridnya

dengan penuh kecintaan, beliau mengabdikan hidupnya pada pendidikan, meskipun dengan gaji yang tak sebanding dengan jerih payahnya, akan tetapi

beliau tetap bersemangat mentransferkan ilmu yang dimilikinya tanpa

mengharap balas jasa yang berlebih, sehingga peserta didikinya pun menjadi

sukses dan percaya diri dalam bersahabat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Beliau adalah sosok seorang ’’Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” yang sebenamya.

Kabamya, Ibu Muslimah diusulkan untuk mendapatkan penghargaan M a ’a r if

(24)

Dari berbagai uraian di atas melalui judul “

PEMIKIRAN ANDREA

HIRATA TENTANG KONSEP DEDIKASI PENDIDIK DAL AM

TETRALOGI LASKAR PELANGI,

penulis akan mencoba mengkaji

bagaimana pandangan Andrea Hirata mengenai sosok seorang pendidik sejati.

B.

Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman serta menentukan arah yang jelas

dal am penelitian ini, maka penulis memandang perlu mengemukakan maksud

dari kata-kata dan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, agar dapat

dipahami secara konkret dan lebih operasional. Adapun batasan istilah

tersebut antara lain sebagai b e rik u t:

1. Pemikiran

Pemikiran berasal dari kata p ikir yang berarti akal budi, ingatan,

angan- angan. Kata pikir jika ditambah akhiran -an menjadi pikiran yang

berarti hasil pikiran atau memikirkan. Jika ditambah awalan pe- dan

akhiran -an menjadi proses, cara, perbuatan memikir.6 7 Pemikiran yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil proses berfikir Andrea Hirata.

2. Konsep

Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun

yang ada di luar bahasa, yang digunakan akal budi untuk memahami hal-

hal lain. Konsep dapat diartikan sebagai deskripsi dari sebuah gagasan

6 Departemen P& K RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989 , him. 683.

(25)

untuk menentukan sebuah pendapat, dalam hal ini adalah gambaran mengenai dedikasi pendidik yang tertulis dalam tetralogi Laskar Pelangi.

3. Dedikasi

Menurut WJS. Poerwadarminta dalam kamus umum Bahasa

Indonesia dedikasi berarti persembahan, pengabdian, sesuatu yang

dilakukan untuk tujuan suci atau bersifat pengorbanan.8 Dalam penelitian

ini dedikasi yang dimaksud adalah pengabdian seorang pendidik dalam

tetralogi Laskar Pelangi.

4. Pendidik

Pendidik adalah orang yang mendidik.9 Jadi pendidik adalah orang

yang bertanggung jaw ab untuk mendidik, dalam penelitian ini pendidik

yang dimaksud dalam tetralogi Laskar Pelangi adalah Ibu Muslimah

Hafsari dan Bapak Harfan.

5. Tetralogi Laskar Pelangi

Kata tetralogi berasal dari bahasa Inggris Tetralogy, yang artinya

serangkaian dari empat buah cerita sandiwara yang saling berhubungan.10

Tetralogi Laskar Pelangi adalah novel yang terdiri dari empat judul, yakni

Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan M aryamah Karpov.

8 WJS. Poerwadarminta, P & K RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 235.

9 Ibid., him. 250.

(26)

C. R um usan M asalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat

penulis ungkap guna menentukan arah yang jelas dalam penelitian ini a d a la h :

1. Bagaimana deskripsi tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ?

2. Bagaimana konsep dedikasi pendidik dalam tetralogi Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata?

3. Bagaimana hikmah pemikiran Andrea Hirata tentang konsep dedikasi

pendidik dalam tetralogi Laskar Pelangi dalam dunia pendidikan Islam

secara umum?

D.

Fokus Penelitian

Dari uraian di atas, dapat diringkas bahwa penelitian ini akan

mendeskripsikan pemikiran Andrea Hirata tentang konsep pendidik yang

termuat dalam karya sastranya, kemudian dianalisis untuk menemukan

bagaimana sebenamya hikmah dari konsep dedikasi pendidik dalam konteks

pemikiran Andrea Hirata dalam dunia pendidikan Islam secara umum.

E.

Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang

hendak direalisir oleh peneliti adalah sebagai b e rik u t:

1. Untuk mendeskripsikan tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea H irata

2. Untuk mendeskripsikan konsep dedikasi pendidik dalam tetralogi Laskar

(27)

3. Untuk Menganalisa hikmah pemikiran Andrea Hirata tentang konsep dedikasi pendidik dalam tetralogi Laskar Pelangi dalam dunia pendidikan Islam secara

umum.

F.

Manfaat Hasil Penelitian

Setelah mengkaji pokok-pokok pemikiran Andrea Hirata tentang konsep

dedikasi pendidik dalam pendidikan Islam, diharapkan dapat memberikan

beberapa manfaat. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan antara lain

sebagai b e rik u t:

1. Manfaat bagi peneliti

a. Dapat menambah keilmuan tentang sastra.

b. Dapat menambah pengetahuan bahwa dedikasi seorang pendidik

menjadi syarat utama sebagai bekal untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jaw ab dengan sungguh-sungguh, serta menyadari bahwa

menjadi seorang pendidik adalah tugas yang mulia.

c. Dapat menambah khazanah pengetahuan untuk meningkatkan

keberhasilan dalam proses belajar-mengajar.

2. Manfaat bagi Akademik

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan akademik dan mahasiswa.

b. Menambah khazanah pus taka dalam pendalaman pengajaran bagi

(28)

G. M etode Penelitian

1. Jenis Penelitian.

Penelitian ini termasuk penelitian bibliografi, karena berusaha

menyimpulkan, menganalisis, dan membuat interpretasi mengenai

pemikiran tokoh. Dalam hal ini mengenai pokok-pokok pemikiran Andrea

Hirata tentang konsep dedikasi pendidik melalui karya sastranya tetralogi

Laskar Pelangi.

Untuk menunjang studi kepustakaan, penulis menggunakan langkah-

langkah sebagai b e rik u t:

a. Mencari buku-buku yang ada kaitannya dengan penulisan di

perpustakaan, dalam katalog, pengarang judul dan sabagainya.

b. Mencari penyesuaian data umum atau data khusus dari literatur buku,

misalkan pegangan sistematis, karangan khusus monografi dan

sebagainya.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data.11 Dalam penelitian ini data diperoleh

melalui kajian terhadap novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Penelitian dilakukan dengan metode observasi kepustakaan dengan

mengamati secara langsung pada sumber-sumber tertentu, mencari,

menelaah buku-buku, artikel, dan sebagainya. Oleh sebab itu penelitian ini

(29)

menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari data-data yang tertulis

yang berupa buku- buku, majalah, artikel, dan sebagainya.12

3. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

sumber yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer, yakni tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang

menceritakan tentang masa kecil anggota Laskar Pelangi. Sebelas

orang anak Melayu yang mempunyai semangat belajar tinggi, tak

kenal menyerah walau keadaan tak bersimpati dengan mereka. Begitu

juga dengan semangat para pendidik yang mempunyai dedikasi tinggi

dalam mengemban amanahnya sebagai pentransfer pengetahuan,

sekaligus sebagai pembimbing moral dalam kehidupan peserta

didiknya.

b. Data sekunder, yakni buku-buku tentang konsep pendidik yang

digunakan sebagai bahan tinjauan pemikiran tentang dedikasi pendidik

dalam penelitian ini.

4. Metode Analisis Data.

a. Metode Deskriptif, yaitu perumusan filsafat tersembunyi

dideskripsikan sedemikian rupa sehingga terus-menerus ada referensi

pada masalah konkret sedetail-detailnya.13 Penelitian ini berusaha

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, CV. Biro Aksara, 1987, hlm.135.

(30)

b. Metode Interpretasi, yaitu menyelami sebuah karya untuk menangkap arti dan nuansa yang dimaksudkan tokoh secara khas.14 Metode ini

digunakan untuk memahami sifat-sifat tokoh pendidik yang memiliki

dedikasi tinggi dalam tetralogi Laskar Pelangi.

c. Metode Induktif, yaitu membentuk pengetahuan umum yang kemudian akan dijadikan dasar deduksi, dijadikan premis major dari silogisme.15

Dengan kata lain pembahasan dari peristiwa atau kejadian khusus

digeneralisasikan secara umum.

d. Metode Deduktif, yaitu apa yang dipandang benar pada semua

peristiwa dalam satu kelas atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang

benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas jenis itu.16

Artinya, pembahasan peristiwa atau kejadian umum digeneralisasikan

secara khusus.

mendeskripsikan konsep dedikasi pendidik dalaxn tetralogi

Laskar

Pelangi karya

Andrea Hirata.

14 Ibid., him. 63.

(31)

b. Metode Interpretasi, yaitu menyelami sebuah karya untuk menangkap

arti dan nuansa yang dimaksudkan tokoh secara khas.14 Metode ini

digunakan untuk memahami sifat-sifat tokoh pendidik yang memiliki

dedikasi tinggi dalam tetralogi Laskar Pelangi.

c. Metode Induktif, yaitu membentuk pengetahuan umum yang kemudian

akan dijadikan dasar deduksi, dijadikan premis major dari silogisme.15

Dengan kata lain pembahasan dari peristiwa atau kejadian khusus

digeneralisasikan secara umum.

d. Metode Deduktif, yaitu apa yang dipandang benar pada semua

peristiwa dalam satu kelas atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang

benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas jenis itu.16

Artinya, pembahasan peristiwa atau kejadian umum digeneralisasikan

secara khusus. 14 15 16

mendeskripsikan konsep dedikasi pendidik dalam tetralogi

Laskar

Pelangi karya

Andrea Hirata.

14 Ibid., him. 63.

(32)

E. Rahasia Pendidik yang Hebat

F. Pahlawan tanpa Tanda Jasa yang Sesungguhnya

BAB IY Berisi tentang Hikmah Pemikiran Andrea Hirata tentang Konsep

Dedikasi Pendidik dalam Tetralogi Laskar Pelangi dalam Dunia

Pendidikan Islam secara Umum, yang meliputi:

A. Tugas dan Kewajiban Pendidik

B. Sifat-Sifat Pendidik

C. Kompetensi-Kompetensi Pendidik

BAB V Berisi tentang penutup yang meliputi:

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Kata Penutup

Pada bagian akhir penulisan skripsi ini berisi Daftar Pustaka dan

(33)
(34)

BAB II

BIOGRAFI DAN KARYA ANDREA HIRATA

A. Biografi Andrea Hirata

Andrea Hirata adalah seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau

Belitong, Provinsi Bangka Belitung. Terlahir sebagai anak keempat dari pasangan

Saman Said Harun Hirata dan Nyi Ayu Masturah, pada tanggal 24 Oktober 1967.1

Andrea Hirata menghabiskan masa kecilnya di Belitong, dengan bakatnya pada

olahraga bulutangkis. Ia sangat bangga sebagai orang melayu padalaman.

Bersepuluh, Andrea Hirata dan kawan-kawan dijuluki sebagai Laskar Pelangi

oleh gurunya, NA (Nyi Ayu) Muslimah. Mereka inilah kelompok siswa terakhir

yang menghidupkan SD Muhanamadiyah di Belitung, dan setelah mereka, tidak

ada lagi murid di sekolah itu. Sekarang sekolah itu sudah roboh dan tidak ada lagi

sejaktahun 1991.2

Andrea yang berasal dari sebuah masyarakat yang terpinggirkan, dari

kampung yang terpencil, justru termotivasi untuk berusaha sekuat tenaga keluar

dari keterbatasan itu demi menggapai harapannya. Baginya saat ini satu-satunya

hal yang bisa membuatnya berubah adalah pendidikan. W alau demikian, Andrea

mengaku cita-citanya sejak kecil selalu berubah-ubah. Hanya satu yang tak

pemah berubah ditelan masa dan sederhana saja, yaitu keinginannya untuk

menjadi guru. Tentu saja cita-citanya ini tak dilatari alasan ekonomi, karena

*Yasir Maqosid, Profit Andrea Hirata, 2007, (Online), rhttp://perca.blogspot.com/2007/06/Drofil-andrea-hirata.html. diakses 24 Mei 2009).

(35)

baginya bekatja di PT Telkom saja sudah cukup, Cita-citanya yang kuat untuk menjadi seorang guru hanya berlandaskan satu alasan: ’’pengabdian pada

masyarakat”. Tentunya kisah mengenai Bu Muslimah dan Pak Harfan, guru-

gurunya ketika bersekolah di SD Muhammadiyah Belitong, yang mendidik

murid-muridnya dengan penuh kecintaan, menjadi inspirasi utama dari

keinginannya tersebut. Ia melihat guru-gurunya itu berhasil membentuk lulusan yang memiliki integritas tinggi karena mereka benar-benar memahami esensi

pendidikan. Pendidik yang memahami betul tugas mulia sebagai guru yang

bangga akan profesinya, serta peserta didik yang tahu betul tanggung jaw ab moral

sebagai peserta didik, akan membuat lulusan lembaga pendidikan dan para

pendidiknya menjadi berintegritas.

Ia membentuk sebuah Learning Center (LC) di Belitong, yang merupakan

bagian dari program Laskar Pelangi in A ction yang dibiayai dari dana pribadi

semaksimal mungkin. Bukan yayasan, bukan LSM, bukan lembaga apa pun dan

tidak punya nomor rekening, karena benar-benar proyek pribadi. Bentuknya

adalah tempat berkumpul dan belajar bagi anak-anak Belitong. Andrea ju g a telah

berhasil mendirikan sebuah perpustakaan di kampung halamannya tersebut.

Perpustakaan yang sengaja disediakan bagi orang yang berminat belajar ilmu

pengetahuan dan agama Islam, dan tidak menutup para relawan yang ingin

bergabung.3 Sekarang ia juga tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal

di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya.

(36)

Meskipun kini Andrea disibukkan dengan program sosial pendidikan

Laskar Pelangi in Action, tidak membuatnya merasa berubah. Ia selalu belajar tidak mengidentikkan diri sebagai orang terkenal. Ia selalu merendahkan diri

dengan selalu menyebut dirinya sebagai orang kampung yang memiliki

kesempatan menulis buku. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang

akademisi dan backpacker. Ia ju g a memiliki cita-cita yang tinggi yakni sebagai

Low Profile. Saat ini ia masih tinggal di Bandung dan bekeija di kantor pusat PT

Telkom, dan hobinya adalah naik komidi putar.

B. Latar Belakang Akademis Andrea Hirata.

Lelaki pengarang ini dal am peijalanan akademisnya luar biasa. Ia

bersekolah di SD dan SMP Muhammadiyah, Belitong Timur, Bangka Belitung.

Pada waktu Andrea masuk kelas 1 SD muridnya hanya tinggal 10. Mereka yang

hidup di suatu pulau yang paling kaya di negeri ini yang dikelola oleh PN Timah.

PN Timah sendiri dalam kompleks yang kaya di tengah-tengah pulau, dan Andrea

bersama kawan-kawan penduduk asli hanya berada di pinggir dan tidak boleh

sekolah di PN Timah. Orangtua mereka sebagai kuli. Penduduk asli belitong

umumnya menjadi kuli tambang. Itulah sebabnya, anak-anaknya tak berhak

bersekolah di sekolah yang dikelola PN Timah. Walau demikian, mereka tetap

beijuang mempertahankan sekolah mereka dan bersaing dengan orang-orang yang

sekolah di PN Timah dan akhimya sekolah PN Timah dapat mereka kalahkan.

NA. Muslimah memberi kesaksian, mereka belajar dengan semangat dan

kompetitif di antar mereka. Andrea sejak kecil sangat menyukai pelajaran

(37)

matematika. Berkat dorongan gurunya itu, Andrea ingin meraih cita-cita yang tinggi. Kobaran semangat dari Bu Muslimah membuat Andrea tak menganggap

jarak 30 km dari rumah ke sekolah sebagai rintangan, hingga ia lulus pada tahun

1983.4 Setamat SMA, ia merantau ke Jawa, melanjutkan studi di Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia dengan predikat Cumlaude. Seusai meraih gelar

satjana ekonomi, ia berhasil mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk

mengambil studi M aster o f Science di Universite de Paris Sorbonne, Perancis

serta Sheffield Hallam University, United Kingdom. Meskipun studi mayor yang

diambil Andrea adalah ekonomi, ia juga amat menggemari sains-fisika, kimia,

biologi, astronomi, dan tentu saja sastra. Tesis Andrea di bidang ekonomi

telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua univeritas tersebut dan ia juga

lulus Cumlaude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan

merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang

Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.

Andrea juga memiliki nuansa spiritualitas yang sangat mengikat. Hal ini

terlihat ketika dia sekolah di SD dan SMP Muhammadiyah yang notabene

merupakan sekolah yang sangat kental dengan nuansa religius. Bahkan pada saat

merantau di negeri orang yang memiliki perbedaan iklim sangat berbeda jauh,

Andrea tetap menjalankan puasa meskipun waktu siang di negeri nun jauh di sana

lebih dari 12 jam . Sifatnya yang sangat rendah hati, meskipim ia berpendidikan

tinggi, menunjukkan bahwa Andrea adalah seorang muslim sejati yang tetap

4 Agus Rasidi, Andrea Hirata: Bangga Sebagai Orang Melayu Pedalaman, 22 Januari 2009, (Online), (http://www.republika.co.id/kolom detail.asp?id=318395&kat id=855. diakses 24 Mei 2009

(38)

menjunjung tinggi panji-panji Islami, sebagaimana ilmu yang telah peroleh

semenjak menuntut ilmu di sekolah Muhammadiyah. Ia juga tidak suka dipuji orang lain, sebagaimana pemyataan berikut:

“Saya hanyalah seorang muslim yang ingin beijuang menjadi insan terbaik,

tetapi sekali lagi saya bukan ustad, saya tersiksa oleh pencitraan-pencitraan

ngawur semacam itu.”5

C. Karya-karya Andrea Hirata.

Buku pertama yang ditulis adalah buku ilmiah beijudul The Science o f

Business, yang merupakan adaptasi dari thesis S2-nya di Sheffield Hallam

University, tempatnya menuntut ilmu. Buku itu ditulis tahun 2003, berisi tentang

teori Ekonomi dalam perspektif Telekomimikasi. Buku yang sangat matematis

dan grafikal dalam menganalisa soal ekonomi telekomunikasi dari aspek teori

ekonomi mikro, sehingga memang dikhususkan bagi kalangan tertentu saja. Tesis

itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia yang diterbitkan ITB dan

merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang

Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Buku itu semacam

kewajiban moral kepada Uni Eropa, lembaga yang memberi beasiswa kuliah di

Sorbonne [Prancis] dan Sheffield [Inggris].

Adapun karya sastra terkenal yang dibuat oleh Andrea Hirata yakni

Tetralogi Laskar Pelangi, terdiri dari 4 buah buku yang ceritanya masih berkaitan. Keempat judul novel tersebut adalah:

(39)

1. Laskar Pelartgi.

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Buku ini telah berkembang

bukan hanya sebagai bacaan sastra, namun sebagai referensi ilmiah. Novel ini

banyak dirujuk untuk penulisan skripsi, tesis, dan telah diseminarkan oleh

birokrat untuk menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan.6 Laskar Pelangi

termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk tahun 2006-2007, bahkan

mendapat julukan The M ost Pow erful Book 2007.

Selain mendapat apresiasi tinggi terhadap novel tersebut, Laskar Pelangi

juga diadaptasi menjadi sebuah film yang juga mendapat sambutan hangat '4

para penggemar film. Laskar Pelangi merupakan produksi ke-9 Miles Films

dan Mizan Production. Dalam film ini M ira Lesmana menjadi produser dan

penulisan naskahnya ditulis oleh Salman Aristo.

Film ini dibintangi 10 anak asli Belitong yang berperan sebagai anggota

Laskar Pelangi dan akrtis dan aktor Indonesia, di antaranya Cut Mini,

Ikranagara, Tora Sudiro, Slamet Rahaijo, Mathias Muchus, Rieke Diah

Pitaloka, Lukman Sardi, Alex Komang, dan Jajang C N oer.7

2. Sang Pemimpi.

Sang Pem im pi merupakan Buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi

yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Juli tahun 2006.

(40)

3. Edensor.

Buku ketiga dari tatralogi Laskar Pelangi yang beijudul Edensor yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Mei tahun 2007, dan masuk

nominasi penghargaan nasional sastra KLA (K hatulistiw a Literary Award)

tahun 2007.

4. M aryamah Karpov.

M aryamah Karpov adalah novel keempat karya Andrea Hirata yang

dirilis pada tanggal 28 November 2008, dan baru beredar secara resmi mulai

tanggal 29 November 2008 lalu. M aryamah K arpov merupakan buku terakhir dari tetralogi Laskar pelangi dan terdiri dari 2 buku, bagian pertamanya

dengan sub judul “Mimpi-pimpi Lintang”. Launching buku ini mendapatkan

expose yang cukup besar dari media massa dan mendapat perhatian yang

cukup besar dan mendapat perhatian banyak dari khalayak pecinta buku

terutama oleh penggemar tetralogi Laskar Pelangi. Bahkan ada beberapa

pihak yang menganggap antusiasme terhadap perilisan buku Andrea Hirata

sebagai JK Rowling- nya Indonesia.

Namun, di tengah ketenarannya setelah tetralogi Laskar Pelangi

teijual lebih dari 1 ju ta eksemplar, dan filmnya pun digemari para sineas,

justru Andrea memutuskan berhenti menulis. Mengapa? Pemyataan ini

dikemukakannya pada saat wawancara dengan wartawan harian Suara

Merdeka pada tanggal 17 Februari 2009 sebagai berikut:

(41)

“Setelah selesai menulis tetralogi Laskar Pelangi kesulitan terbesar yang dihadapi temyata saya harus mendapatkan pembaca Indonesia yang sangat personal, sentimental, dan cenderung emosional. Saya setuju dengan pendapat yang menyatakan, ”You are w hat yo u w rite ”

(Anda adalah apa yang anda tulis), but in term o f capacity, not in term o f integrity. Saya cape berhadapan dengan orang-orang yang membaca

Laskar Pelangi dan menyangka saya sebagai seorang alim. Saya keberatan terhadap orang-orang yang memprofil saya sebagai alim ulama atau orang baik. Hal itu menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa saya mulai malas menulis novel lagi. Hal kedua yang menjadi alasan saya ingin berhenti menulis adalah pembajakan. Sudah jutaan eksemplar buku saya dibajak. Hal ketiga berkait dengan pemahaman pembaca atas beberapa hal, misalnya mengenai film. Sebagian besar pembaca tidak setuju

Laskar Pelangi difilmkan.

Mereka punya film sendiri di dalam kepalanya dan tidak mau film itu menjadi rusak karena interpretasi para sineas. Mereka tidak menyadari betapa yang dinamakan adaptasi itu adalah penyesuaian. Mereka selalu menganggap film itu harus sama dengan bukunya. Saya justru tidak setuju. Jika film harus sama dengan buku, buat apa bikin film? Saya lebih setuju jik a sineas berbakat sekelas Riri Riza dan M ira Lesmana memperkaya buku itu. Harap diketahui, keputusan saya untuk memfilmkan Laskar Pelangi membutuhkan waktu panjang. Bukan sekadar keputusan komersial. Jika hanya ingin mendapatkan miliaran rupiah dalam waktu cepat, karya ini dulu sudah saya berikan kepada salah seorang produser yang tertarik dan menawar.

Saat ini Andrea tetap memutuskan berhenti menulis. Sebenamya ada tiga buku yang sudah siap ditulis. Ketiga buku itu: tentang biografi Bu Muslimah, peijuangan perempuan perampok Melayu, dan sepakbola. Buku-buku ini beride nakal dan liar yang memungkinkan Andrea tak kehabisan kata untuk menjadikannya sebagai karya-karya tebal. Namun, kutukan pembaca yang menyiksa, telah menjadikannya memutuskan break, berhenti menulis, apa pun risikonya.8

(42)

D. R ingkasan C erita T etralogi

Laskar Pelangi

Novel pertama yang beijudul Laskar Pelangi ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dan keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sekolah

Muhaxnmadiyah di pulau Belitong yang penuh keterbatasan. Mereka adalah: a. Ikal,

b. Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara,

c. Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah,

d. Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin A warn,

e. A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman,

f. Syahdan; Syahdan N oor Aziz bin Syahari N oor Aziz,

g. Kucai; Mukharam Kucai Khairani,

h. Bore kaka Samson,

i. Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari,

j . Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan.

Cerita ini teijadi di sebuah pulau kecil di selat Karimata, tepamya desa

Gantong, Gantung, Belitung Timur, yang menjadi panggung dari sebuah kisah

tentang 10 anggota laskar pelangi dan lika-liku kehidupan mereka. Mereka

bersekolah dan belajar pada kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri

mereka sebagai Laskar Pelangi. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka

putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu

yang lebih baik. Kesepuluh anak itu, kemudian diberi nama “Laskar P ela n g f'

(43)

Selain karena kesepuluh anak itu gemar bertengger di atas pohon filiciu m 9

dan melihat pelangi di kala hujan reda, pemberian itu juga mengandung arti-yang barn mereka pahami kemudian-bahwa mereka adalah pejuang yang akan

menghias langit seindah pelangi.

Bermula dengan kekhawatiran Bu Mus karena sekolah Muhammadiyah

tempat ia mengabdi terancam akan dibubarkan oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan lantaran muridnya sedikit, apabila hingga

pukul 11.00 tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak, maka riwayat sekolah

itu berakhir di hari pertama ketika anak-anak baru SD Muhammadiyah berebut

gembira karena masuk sekolah. Ironis sekali. Ketika itu baru 9 anak yang

menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, Sang Kepala

Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk

mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk,

pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di

mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru

mereka Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua

kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa

Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang

mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

9 (Filicium decipiens jern tree, pohon kere/Kiara/kerai payung;Ki Sabun); pohon yang termasuk familia Sapindaceae, disebut Ki Sabun karena seluruh bagian tubuhnya mengandung saponin

(44)

Mereka, Laskar Pelangi-n am a yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi-pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan

mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal,

dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari

menyenangkan, tertawa dan menangis bersama.

Bu Mus dan Pak Harfan, dua guru yang telah menghidupkan sekolah

Muhammadiyah. Dengan keterbatasan materi, mereka menjelaskan berbagai

pelajaran juga mengenai makna hidup. Keterbatasan justru membuat Bu Mus dan

Pak Harfan semakin kreatif dalam mengajar. Ketika anak-anak mengeluhkan

sekolah mereka jelek, Bu Mus tak banyak bicara. Ia hanya menunjukkan sebuah

gambar sel penjara yang sempit dan gelap. Lalu ia menjelaskan bahwa gambar

tersebut adalah penjara yang pemah didiami Presiden Soekamo ketika ia ditahan.

Tapi di dalam penjara tersebut, beliau tidak kehilangan akal untuk belajar dan

menulis buku. Begitu strategi yang dipakai Bu Mus berhasil, sehingga tidak ada

lagi keluhan dari mulut anak-anak. Semangat mereka pun juga tak pem ah padam.

Mereka tetap bersemangat belajar meskipun sekolah yang mereka tempati jika

malam hari dijadikan kandang kambing. Dialah satu-satunya guru yang

mengajamya sejak SD hingga SMP, sembilan tahun, dengan sabar, ikhlas, dan

penuh motivasi. Bekal pendidikan Bu Mus menjadi dinamisator yang

menggerakkan semangat Andrea berkobar-kobar, menyala-nyala, meraih cita-cita,

(45)

Obsesi putra Melayu pedalaman untuk meraih pendidikan tertinggi.10 Begitu pula

Pak Harfan, ia mampu membuat anak-anak merasa rindu akan cerita-cerita epiknya saat pelajaran Tarikh Islam. Dengan semangat dan penuh ekspresi, Pak

Harfan bercerita mengenai kisah-kisah di zaman Rasul. Tanpa bantuan LCD atau

media televisi seperti yang sering ada di sekolah-sekolah saat ini. Sesungguhnya,

strategi yang digunakan Bu Mus dan Pak Harfan untuk mendidik anak-anak

sekolah Muhammadiyah tersebut sangatlah sederhana, yaitu kasih sayang yang

ikhlas. Bu Mus dan Pak Harfan tak pem ah merasa keberatan mendidik mereka

walaupun upahnya hanya 15 kg beras setiap bulan. Itulah yang membuat mereka

begitu disayang dan dihormati oleh murid-muridnya.

Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang

memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan

dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang bequang di

luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan

kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, pembaca bahkan bisa merasakan

semangat sepuluh Laskar Pelangi.

Andrea Hirata juga menyajikan sebuah ketimpangan sosial yang teijadi di

Pulau Belitong. Buku ini menceritakan bagaimana tembok tinggi dibangun untuk

memisahkan pemukiman miskin dan pemukiman kaya. Bagaimana sekolah PN

begitu mewah, sedangkan sekolah swasta sekelas Muhammadiyah begitu merana.

Selain itu bagaimana kampung-kampung di Belitong selalu gelap di malam hari

karena listrik yang terbatas, berbeda sekali bila dibandingkan dengan pemukiman

(46)

para petinggi PN Tim ah-yang bukan penduduk asli Belitong-yang mewah dan

terang benderang. Pulau Belitong yang menjadi setting novel Laskar pelangi

adalah saksi dari bangun dan jatunya sebuah rezim kapitalisme yang dibuat

pemerintah. Hal tersebut tergambar jelas dalaxn novel ini, di mana Andrea Hirata

dengan lugas menggambarkan kiprah PN Timah di Belitong dan kehancurannya

pada tahun 1987. Belitong, ju g a menjadi saksi atas jatuh-bangunnya sebelas

anggota Laskar Pelangi sekaligus Bu Mus dan pak Harfan dalam menghadapi

cobaan hidup, dan mengejar cita-cita. Kemudian, nasib berbicara, setelah manusia

berusaha sekeras mungkin demi sebuah cita-cita, dan demi sebuah mimpi.

Dalam buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, yakni Sang Pem im pi,

Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal dan

Arai. Dalam Sang Pem im pi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-

masa SMA. Tiga tokoh utamanya Ikal, Arai, dan si Kuda. Ikal-alter egonya

Andrea Hirata, Arai-saudara jauh yang yatim piatu yang disebut “Simpai

Keramat” karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhimya

menjadi saudara angkat dan Jimbron-seorang yatim piatu yang terobsesi dengan

kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya (mati?) dalam kisah persahabatan yang teijalin dari kecil

sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, SMA pertama yang

berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekeija sebagai kuli

di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka nonton film panas di

bioskop dan akhimya ketahuan guru mengaji mereka, perpisahan Jimbron dengan

Ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhimya membuat

(47)

Dalam buku Sang Pemimpi, Andrea menarikkan imajinasi dan melantunkan stambul mimpi-mimpi dua anak Melayu kampung: Ikal dan Arai.

Sang Pem im pi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang mempesona dan membuat percaya pada kekuatan mimpi, tenaga cinta, pengorbanan, dan membuat

pembaca percaya kepada adanya Allah SWT. Novel ini membawa pembaca

menerobos sudut-sudut pemikiran dimana pembaca akan menemukan pandangan

tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap

sekaligus kesedihan yang mengharu biru.

Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian lambat laun kisah dan karakter dalam buku ini akan menguasai

pembaca. Potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan pada rasa

humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti

peijuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah

berani Ikal dan Arai akan menuntun pada keanggunan dan daya tarik agar

pembaca dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar

dapat menolak semua keputusasaan dan ketidakberdayaan diri sendiri.

“Mungkin setamat SMA kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak kan pemah mendahului nasib kita!”.Mendahului nasib! Dua kata yang menjawab kekeliruanku memaknai arah hidupku. Pesimistis tak lebih dari sikap takabur mendahului nasib. “Kita lakukan yang terbaik di sini!! Dan kita akan berkelana menjelajahi Eropa sampai ke Afrika!! Kita akan sekolah ke Prancis!! Kita akan menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne! Apapun yang teijadi”.11

Berbeda dengan setting cerita Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, Edensor

mengambil setting di luar negeri. Tokoh utamanya, Deal dan Arai mendapat

(48)

beasiswa dari Uni Eropa untuk kuliah S2 di Perancis. Andrea tetap menulis kisah

ironi menjadi parodi dan menertawakan kesedihan dengan balutan pandangan

intelegensia tentang culture shock ketika kedua tokoh utama tersebut yang berasal

dari pedalaxnan Melayu di Pulau Belitong tiba-tiba berada di Paris. Mimpi-mimpi

untuk menjelajah Eropa sampai Afrika, dan pencarian akan cinta sejati menjadi

motivasi penjelajahan mereka dari bekunya musim dingin di daratan Rusia di

Eropa sampai panas kering gurun Sahara.

Novel ini juga bercerita tentang keberanian bermimpi kekuatan cinta,

pencarian diri sendiri, dan penaklukkan-penaklukan yang gagah berani. Novel ini

juga menjadi semacam penggenapan atas mimpi-mimpi sebagaimana yang

tersimpul dal am kutipan ini: ’’Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-

mimpi itu,” sekaligus sebagai penggenapan atas berbagai kegalauan dan penantian

hidup para tokohnya. Edensor juga menjadi penggenapan atas ”dosa-dosa masa

lalu” seperti yang akan pembaca temui pada bab ”Enam Belas Tahun

Menunggu”.12 Anak miskin dari Belitong menuju Perancis dan menjadi anggota

dari Universitas dunia, Universitas de Paris, Sorbonne, Perancis. Edensor tidak

menyajikan bahasa sastra nan tinggi dengan bergelimangan simbol dan ilustrasi.

Edensor beijalan lurus dalam setiap pengertiannya, tak bermaksud untuk

menyajikan kiasan-kiasan penuh makna. Edensor jelas memberi kita semangat

untuk membuat peta jalan nasib kita sendiri, menentukan sendiri apa yang akan

kita lakukan dan membayangkan sendiri apa yang akan teijadi. Kegagalan

menjadi bagian peijalanan hidup menuju keberhasilan. Sebagaimana dalam

kutipan kalimat:

(49)

’’Semua telah kami rasakan, dal am kemenangan manis, yang gilang gemilang dan kekalahan getir yang paling memalukan, tapi tak selangkah pun kami mundur, tak pemah. Kami jatuh, bangkit, jatuh lagi, dan bangkit lagi”.13

Selain mimpi-mimpi yang mengikat erat tetralogi ini, satu lagi tema besar

dalam buku ini adalah pencarian jati din yang tersimpul dalam pencarian sebuah

cinta pertama, Njoo Xian Ling. Cinta pertama sebenamya terasa klise, cinta

pertama adalah tema yang luar biasa. Pencarian atas Njoo Xian Liang telah

membawa Ikal dan Arai menyeberangi daratan Siberia, dan memberi pengalaman

tak terkira sebagai seorang backpacker. Salah satunya adalah terlunta-lunta dan

hanya bertahan hidup dengan memakan dedaunan di pinggir jalan. Kedua tokoh

itu akhimya menembus Zaire di A fiika dalam pencarian cinta pertama. Di tempat

inilah pencarian itu menemukan makna baru.

“Jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenamya kita telah menemukan apa yang telah kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan yang hams dihadapi, sepahit apapun keadaannya.14

Dalam buku keempat, yakni M aryamah Karpov Andrea mengisahkan

Arai, Lintang, A Ling dan beberapa pertanyaan yang belum tejawab di 3 buku

terdahulu. Dalam buku ini menceritakan tentang keberanian dan keteguhan hati

telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah

dia kunjungi, dengan sepenuh hati, ikal rela berlayar mengunjungi pulau

“Bantuan” atau lebih dikenal sebagai tempat para lanun berkumpul dan

bersembunyi dari polisi. Ikal bersusah payah ke pulau itu hanya untuk bertemu A

Ling, ia tidak peduli akan nyawanya.

(50)

Novel ini tetap bercerita dengan sihir-sihir yang berupa kata-kata, yang

akan membawa pada kisah-kisah yang menakjubkan sekaligus mengharukan. Andrea berkisah tentang perempuan dari satu sudut yang amat jarang diekspos

penulis Indonesia. M aryamah Karpov menyihir dan membuat setiap pembaca

mampu melahap lembar demi lembar tanpa kuasa berhenti.

Secara umum, buku ini menceritakan hidup Deal setelah pulang menuntut

ilmu dari luar negeri. Pengangguran bertitel S2 di lingkungan “terbelakang” yang tidak memiliki kesempatan dan ruang untuk mengamalkan ilmunya dan kemudian

menjadi bulan-bulanan pencarian cinta pertamanya, A Ling. Setelah menyusuri

pelosok Eropa dan Afrika tanpa berhasil menemukan A Ling dalam buku

Edensor, dalam buku ini Ikal harus beijuang keras melakukan persiapan berbulan-

bulan dan menempuh bahaya untuk menuju suatu tempat yang dia yakini

merupakan tempat yang akan mempertemukannya dengan A Ling. Pada akhir

cerita M aryamah Karpov, Deal berhasil menemukan tokoh A Ling dan mereka

kabur dari rumah untuk mewujudkan impian mereka berumah tangga.

M aryamah Karpov adalah karya terakhir Andrea dalam tetralogi Laskar

Pelangi. Dengan tetraloginya itu, Andrea menyajikan sebuah cultural literary

non-fiction, yaitu sebuah karya non-fiksi yang digarap secara sastra berdasarkan pendekatan budaya.15

(51)
(52)

BAB III

KONSEP DEDIKASIPENDIDIK

DALAM TETRALOGI

LASKAR PELANGI

Secara flingsional pendidik menunjuk kepada seseorang yang melakukan

kegiatan dal am memberikan pengetahuan dan pendidikan. Dalam penelitian ini

pendidik yang dimaksud adalah guru. Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

memiliki misi yang memang merupakan isi hati penulis. Dedikasi seorang pendidik

yang tersurat dalam tetralogi Laskar Pelangi adalah sebagai berikut:

A. Daya Gugah Pak Harfan dan Ibu Muslimah

Gaya pendidikan yang diterapkan oleh Ibu Muslimah dalam tokoh

Laskar Pelangi adalah ketulusan, penuh motivasi, dan menyemangati peserta

didiknya, sehingga mereka mencintai setiap mata pelajaran. Beliau mengajar

dengan gaji yang amat minim, namun tidak membuat semangat mengajamya

luntur. Pak Harfan dan Ibu Muslimah mendidik dengan sabar dan ikhlas,

sebagaimana kutipan kalimat-kalimat berikut:

1. Pak Harfan telah telah puluhan tahun mengabdi di sekolah Muhammadiyah

nyaris tanpa imbalan apa pim demi m otif syiar Islam. Beliau menghidupi

keluarga dari sebidang kebun palawija di pekarangan rumahnya.1

2. Mereka adalah ksatria tanpa pamrih, pangeran keikhlasan, dan sumur jem ih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan. Sumbangan mereka laksana manfaat yang diberikan pohon filiciu m yang menaungi atap kelas kami. Pohon ini meneduhi kami dan dialah saksi seluruh drama ini. Seperti guru- guru kami, filiciu m memberi napas kehidupan bagi ribuan organisme dan menjadi tonggak penting mata rantai ekosistem.2

1 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, cet.Ke-17, Bentang pustaka, Yogyakarta, 2008, him. 21.

(53)

3. ... Maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelaj aran—mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya.3

B. Pak Harfan dan Ibu Muslimah adalah Seorang Motivator

Pak Harfan adalah seorang pendidik yang sangat pandai merangkai kata

bagaimana caranya agar peserta didiknya mudah memahami materi dan selalu

merindukan untaian kata berkutnya, sebagaimana kutipan kalimat berikut:

Kami tak bekedip menatap sang ju ru kisah yang ulung ini. Pria buruk rupa dan buruk pula setiap apa yang disandangnya, tapi “pemikiraxmya jem ih dan kata-katanya bercahaya”. Jika ia mengucapkan sesuatu kami pun terpaku menyimaknya dan tak sabar menunggu untaian kata berikutnya. Beliau telah membuat kami menyayangi sekolah tua ini. Kuliah umum pak harfan di hari pertama kami masuk SD Muhammadiyah langsung menancapkan tekad dalam hati kami untuk membela sekolah yang hampir rubuh ini, apa pun yang teijadi.4

Begitu pula Bu Mus, beliau bukan hanya seorang pendidik yang pandai dan

menguasai seluruh mata pelaj aran, dan bertindak sebagai fasilitator diskusi di

kelas. Bu Mus pandai menahan amarah dan tidak pemah mengeluh.

Sebagaimana kalimat-kalimat yang tertulis berikut:

1. Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi-jauh sebelum orang-orang sekarang meributkan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalam pendidikan. Dasar-dasar moral itu menuntun kami membuat konstruksi imajiner nilai-nilai integritas pribadi dalam konteks Islam.5

3 Ibid., him. 77.

(54)

2. Lintang memotong penuh minat, kami temganga-nganga, Bu Mus tersenyum senang. Beliau menyampingkan ego. Tak keberatan kuliahnya dipotong. Beliau memang menciptakan atmosfer kelas seperti ini sejak awal. Memfasilitasi kecerdasan muridnya adalah yang paling penting bagi beliau. Tidak seraua guru memiliki kualitas seperti ini. Bu Mus menyambung, "Negeri yang terdekat ini ..."6

3. Bu Mus termenung ragu-ragu. Beliau menatap Mahar sambil tersenyum penuh tanda tanya. Hati kami juga penasaran. Lalu Bu Mus mengambil sebuah keputusan yang puitis. "Jalan kadang berliku-liku, jangan lewat hutan cemara, segeranyanyikan lagumu, biar kutahu engkau m erana..."7 8

4. Kurang ajar betul, Bu Mus bersusah payah menahan emosinya. Aku tahu

beliau sebenamya ingin langsung melabrak Mahar. Air mukanya yang sabar o

menjadi merah. Beliau segera keluar menenangkan dirinya.

C. P an tan g M enyerah

Bu Mus menyikapi kenyataan tertinggal dan terbelakang secara positif.

Hal itu tidak menyebabkannya menyerah pada nasib, akan tetapi justru

memacunya untuk menjadi yang terbaik. Beliau bertekad untuk terns

mengobarkan pendidikan Islam, sebagaimana kutipan kalimat-kalimat berikut:

1. Di sekolah Muhammadiyah setiap hari aku membaca keberanian berkorban

semacam itu di wajah wanita muda ini.9

(55)

Ketika para anggota Laskar Pelangi mengeluhkan kondisi kelas yang sering bocor di musim hujan, Bu Mus memperlihatkan gambar sel Bung Kamo, di mana beliau menjalani hukuman, namun setiap hari belajar. Mulai saat itu,

mereka tidak pem ah memprotes sekolahnya dan tidak pemah membolos

walaupun sehari. Dorongan Bu Mus semakin efektif, karena mereka juga

mempunyai motivasi diri amat kuat akibat perlakuan diskriminasi tidak boleh

sekolah di SD favorit PN Timah. Bukti ini terlihat jelas ketika SD

Muhammadiyah dapat mengalahkan SD PN Timah. Begitu juga Pak Harfan,

beliau selalu memotivasi peserta didiknya untuk pantang menyerah pada nasib,

penuh motivasi. Bekal pendidikan dari Pak Harfan dan Bu Mus menjadi

dinamisator yang menggerakkan semangat para anggota Laskar Pelangi

berkobar-kobar dan menyala-nyala dalam meraih cita-cita. sebagaimana kutipan kalimat-kalimat berikut:

1. Mendengar teriakan itu rasanya aku ingin melonjak dari tempat duduk. Kami temganga karena suara Pak Harfan yang berat menggetarkan benang- benang halus dalam kalbu kami. “Kami menanti liku demi liku cerita dalam detik-detik menegangkan dengan dada berkobar-kobar” ingin membela peijuangan para penegak Islam.

2. Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnya tentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apapun. Pak harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, tentang ketekunan, tentang keinginan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jik a dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.11 12

(56)

D. M endidik k a re n a C inta

Dengan bekal cinta, Bu Mns dan Pak Harfan sepenuh hati membimbing peserta didiknya. Bu Mus sangat jarang memanggil nama peserta didiknya

secara langsung, selalu diawali dengan sebutan ”Nak”, panggilan sayang dari

kata “Anak”. Beliau tidak pemah menyakiti baik fisik maupun batinnya, tidak

membedakan peserta didiknya yang pintar, yang kekurangan, yang penakut, dan

yang pendiam. Bahkan, Harun yang terbelakang juga diperlakukan sama.

Walaupun setiap kali diberi pertanyaan atau bertanya, namun jawabannya tidak

bermutu, tetap diberi penghargaan. Sesuai dengan kutipan kalimat berikut: Pada setiap mata pelajaran, pelajaran apa pun, ia akan mengacung sekali dan menanyakan pertanyaan yang sama, setiap hari, sepanjang tahun. "Ibunda Guru, kapan kita akan libur lebaran?", "sebentar lagi Anakku, sebentar lagi...," jaw ab Bu Mus sabar, berulang-ulang, puluhan kali, sepanjang tahun, lalu Harun pun bertepuk tangan.13

Pak Harfan juga amat menyayangi peserta didiknya, dengan selalu

memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang, karena mereka semua

sangat berarti, setiap anak beliau dekati, sebagaimana kutipan kalimat berikut:

Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecil mendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yang paling berharga. Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitir dengan lancar ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam, diam berpikir seperti kasih merindu, indah sekali...14

(57)

Salah satu alasan mengapa Pak Harfan dan Ibu Bu Mus menjadi

pendidik yang hebat adalah karena para anggota Laskar Pelangi dibuat

mencintai ilmu, bukan terbebani. Mereka tergoda untuk terus bertanya tentang

banyak hal. Bu Mus, seorang pendidik yang mengajarkan suatu materi dari “meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis” sebagai prolog penerimaan selamat datang penuh atmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana. Kemudian dalam waktu yang amat singkat beliau telah merebut hati kami. Bapak yang jahitan kerah kemejanya telah lepas itu bercerita tentang perahu Nabi Nuh serta pasangan-pasangan binatang yang selamat dari banjir bandang.15

2. ... Kami terpesona pada setiap pilihan kata dan gerak lakunya yang memikat. Ada semacam pengaruh yang lembut dan baik terpancar darinya la mengesankan sebagai pria yang kenyang akan pahit getir peijuangan dan kesusahan hidup, berani mengambil resiko, dan menikmati daya tarik dalam mencari bagaimana cara menjelaskan sesuatu agar setiap orang mengerti”. Pak Harfan tampak amat bahagia menghadapi murid, tipikal “guru” yang sesungguhnya, seperti dalam lingua asalnya, India, yaitu “orang yang tak hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi juga yang secara pribadi menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagi muridnya” . Beliau sering menaikturunkan intonasi, menekan kedua ujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkat kedua tangannya laksana orang berdo’a m in tah u jan ....16

E. R ahasia P en d id ik yang H eb at

Gambar

gambar sel penjara yang sempit dan gelap. Lalu ia menjelaskan bahwa gambar

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian pada dasarnya adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk dapat menentukan capaian hasil belajar yang telah dilalui oleh peserta didik selama mengikuti

Filsafat Ilmu tidak terlepas dari kata filsafat dan ilmu filsafat adalah berfikir secara mendalam tentang sesuatu tanpa melihat dogma dan agama dalam mencari

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini meliputi metode pengumpulan data dan metode perancangan basis data.. Secara garis besar sistem pengajaran dan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA tentang perubahan wujud benda, yang berlangsung selama dua siklus

Di samping itu, pengamatan dan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang (M2) merupakan variabel kunci bagi otoritas moneter untuk menetapkan

Buka email Anda tersebut, maka seharusnya dalam waktu yang singkat akan ada link konfirmasi ke halaman isian data perusahaan Anda pada situs LPSE Kabupaten Sukamara.. Buka dan

Menurut kelompok kami tidak, karena tidak hanya itu bisa juga soal dengan. menggunakan pembagian,

Siswa yang tidak mampu menjawab suatu pertanyaan, harus membuat satu atau lebih pertanyaan dengan kalimat yang baik (kalimat sendiri, jelas dan ringkas) kepada