• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN

KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI

KEVIN LYNCH DI KLENDER

Cynthia, Michael Tedja dan Indartoyo

Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 021-5345830, cynthiakiko@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is redevelopment slums area with implementation of Kevin Lynch theory in Klender, which that redevelopment attention five elemnets image of the area like that theory. The method of this research is deskriptive qualitative, with methods of primer data and sekunder data, primer data obtained by interview with headman of Jatinegara Kaum administrative and charmain of neighbourhood 01, and observation about five elements image of the area in research location, for sekunder data obtained from books and journals (national and international). Analysis in this research is comparison of observation result with books and journals, the result of that analysis is found different between that comparison about ideal residence with slums in area research. The result of this research is build rent of simple residence, as solution for that slums in area research, so can optimalitation area. The conclussion of this research is Kevin Lynch theory about five elements image of the area, not only can be implemented in macro scale, but can be implemented in micro scale (residence area), although to be found shortage from the vast area, which influence to the result of research about five elements image of the area.

Keywords : redevelopment, slums, Kevin Lynch theory.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peremajaan terhadap kawasan pemukiman kumuh dengan implementasi teori Kevin Lynch di Klender, dimana peremajaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan 5 (lima) elemen citra kawasan sesuai teori tersebut. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode perolehan data primer dan sekunder, dimana data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Lurah Jatinegara Kaum dan ketua RW 01 pada Kelurahan tersebut, serta observasi dengan tinjauan langsung ke lapangan terhadap 5 elemen citra kawasan pada lokasi penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari tinjauan pustaka terhadap buku dan jurnal (nasional dan internasional). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara hasil observasi dan tinjauan pustaka, dimana dari hasil analisis menggambarkan adanya perbedaan dari kedua perbandingan tersebut, seperti terdapat kesenjangan antara pemukiman penduduk yang ideal dengan pemukiman penduduk yang berada di lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah melakukan peremajaan terhadap kawasan pemukiman tersebut dan mengantisipasi terhadap pertambahan jumlah penduduk di lokasi penelitian, dengan cara membangun rumah susun sederhana sewa, sehingga dengan penerapan pembangunan rumah susun tersebut, juga dapat mengupayakan optimalisasian lahan. Simpulan dalan penelitian ini adalah teori Kevin Lynch terkait 5 elemen citra kawasan, tidak hanya dapat diterapakan dalam lingkup skala makro (kota), tetapi juga dapat diterapkan dalam skala mikro (kawasan pemukiman), meskipun ada kekurangan jika dilihat dari segi luasan lahan, yang berpengaruh terhadap hasil penelitian terkait 5 elemen citra tersebut.

(2)

2

Pendahuluan

Topik dalam penelitian ini adalah redevelopment, pemilihan topik tersebut didasari oleh dengan melakukan redevelopment (peremajaan) terhadap suatu kawasan pemukiman kumuh, maka dapat mengupayakan kawasan tersebut menjadi kawasan yang berkembang. Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pola dan Strategi Perbaikan Permukiman Kumuh di Perkotaan dan

Peremajaan Kawasan Kota Tua dengan Menerapkan Teori Kevin Lynch, dimana masalah yang terdapat

dalam kedua penelitian tersebut adalah perkembangan pemukiman kumuh di perkotaan. Metode dalam kedua penelitian tersebut adalah evaluasi dan observasi (tinjauan lapangan), dengan hasil penelitian berupa penerapan Kampung Improvement Programme (KIP) dan penataan kawasan berdasarkan teori Kevin Lynch terkait 5 elemen citra kawasan. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan kedua penelitian terdahulu tersebut, dimana dalam melakukan proses redevelopment terhadap kawasan pemukiman di lokasi penelitian ini, menerapkan sistem perhitungan jumlah penduduk untuk jangka waktu 18 tahun mendatang, sehingga hasil yang diperoleh dari proses redevelopment tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk saat ini saja, tetapi dapat digunakan secara berkelanjutan selama jangka waktu 18 tahun tersebut.

Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan adalah 5 elemen citra kawasan (path/jalur, edge/tepian, district/kawasan, node/simpul dan landmark /tegeran); data fisik lingkungan dan data penduduk (jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, umur serta pendidikan dan pekerjaan). Metode perolehan data-data tersebut, meliputi metode perolehan data primer dan sekunder. Metode perolehan data primer dalam penelitian ini mencakup wawancara (sekretaris Kelurahan Jatinegara Kaum, ketua RW 01 dan masyarakat dari lokasi penelitian terkait data-data tersebut) dan observasi (tinjauan lapangan terkait 5 elemen citra kawasan dan data fisik lingkungan). Metode data sekunder diperoleh dengan melakukan tinjauan pustaka yang bersumber dari buku dan jurnal (nasional dan internasional), terkait dengan teori Kevin Lynch mengenai 5 elemen citra kawasan, pemukiman kumuh, redevelopment, rumah susun sederhana sewa dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Hasil dan Bahasan

1. Deskripsi Tapak

Tapak berada di Jalan Bekasi Timur Raya, kelurahan Jatinegara Kaum, kecamtan Pulo Gadung, Jakarta Timur, dengan luas lahan tapak sebesar 3,5 ha. Peraturan pembangunan yang terdapat dalam tapak tersebut adalah KDB 60%; KLB 2,4; jumlah maksimum lantai bangunan sebesar 4 lantai; GSB untuk bagian Utara dan Timur sebesar 6m, bagian Selatan sebesar 12m dan bagian Barat sebesar 5m.

Gambar 1 Lokasi Tapak

(3)

3

Batas tapak:

Utara Timur

(Pemukiman penduduk) (Komersial perdagangan kayu)

Selatan Barat

(Komersial perdagangan kayu) (Pemukiman penduduk)

Gambar 2 Batas Tapak

2. Analisa Citra Kawasan

2.1. Path (Jalur)

Jalan Utama Jalan Utama

Gambar 3 Path (Jalur)

Tabel 1 Path (Jalur)

Path (Jalur) Permasalahan Solusi Pola grid Terdapat bangunan liar yang

didirikan oleh masyarakat dengan menggunakan sebagian lahan path (jalur), sehingga mengganggu sirkulasi, terutama bagi pengrajin tempe dan tahu.

- Melakukan penataan kembali terhadap bangunan-bangunan di tapak

-Memperhatikan pola sirkulasi di dalam tapak.

U

(4)

4

2.2. Edge (Tepian)

Gambar 4 Edge (Tepian)

Tabel 2 Edge (Tepian)

Edge (Tepian) Permasalahan Solusi -Sungai Jagal

-Jalan Bekasi Timur Raya

-Jalan Jatinegara Kaum

Tidak ada pembatas (pagar) antara tepian sungai Jagal dengan pemukiman penduduk.

Memberi pagar pembatas untuk meningkatkan keselamatan penduduk dan memanfaatkan batas antara tepian sungai dengan pemukima penduduk sebagai area berkumpul masyarakat.

2.3. District (Kawasan)

Gambar 5 District (Kawasan)

Tabel 3 District (Kawasan)

District (Kawasan) Permasalahan Solusi -Komersial -Pengarajin tempe dan tahu -Area terbuka -Pemukiman penduduk

Tidak teraturnya peletakan kawasan pemukiman penduduk, sehingga mengganggu aktivitas bagi penduduk lain di tapak.

Melakukan penataan kembali terhadap peletakan kawasan-kawasan yang terdapat di dalam tapak.

Komersial Area terbuka

Pengrajin tempe dan tahu Pemukiman penduduk U

(5)

5

2.4. Node (Simpul)

Gambar 6 Node (Simpul)

Tabel 4 Node (Simpul)

Node (Simpul) Permasalahan Solusi Jembatan

penghubung antara lokasi penelitian dengan daerah sekitar

Letak dan jumlah jembatan tersebut tidak memadai bagi masyarakat tapak dan sekitarnya.

Menambah jumlah jembatan penghubung, sehingga dapat lebih memadai bagi masyarakat tersebut.

2.5. Landmark (Tegeran)

Gambar 7 Landmark (Tegeran)

Tabel 5 Landmark (Tegeran)

Landmark (Tegeran) Permasalahan Solusi Pengrajin tempe dan

tahu

Kondisi fisik landmark tidak memadai.

Melakukan pembangunan kembali terhadap landmark tersebut.

3. Analisa Lingkungan

3.2. Analisa Letak dan Posisi Tapak Terhadap Kota Jakarta

Letak dan posisi tapak terhadap kota Jakarta sangat strategis, karena tapak dapat diakses langsung dari 3 arah utama di Jakarta Timur, yakni Kampung Melayu, Rawamangun dan Pulo Gadung, serta tapak dapat diakses oleh pejalan kaki dan kendaraan bermotor (kendaraan pribadi dan kendaraan umum).

(6)

6

Gambar 8 Pencapaian Tapak

Hasil dari pembahasan pencapaian tapak tersebut adalah menerapkan 2 pintu masuk untuk menuju ke tapak, yaitu pintu masuk utama dan pintu samping, dengan pertimbangan bahwa tapak dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat pada tapak tersebut, dengan rincian sebagai berikut

Gambar 9 Akses ke Tapak

3.3. Analisa Orientasi Terhadap Matahari dan Angin

Tapak memanjang ke arah Timur dan Barat, dimana pada bagian Timur dan Barat dijadikan sebagai area terbuka hijau, dengan pilhan alternatif sebagai berikut

Lokasi Penelitian

Pencapaian pejalan kaki

Pintu samping Pintu utama

(7)

7

Tabel 6 Analisa Orientasi Terhadap Matahari dan Angin

Alternatif Matahari Angin Kesimpulan

Alternatif 1

Sinar matahari dari barat tidak

mengenai bangunan secara maksimal. Angin dapat diperoleh bangunan secara maksimal. Bangunan tidak terkena sinar matahari dari barat dan angin pada tapak dapat diperoleh secara maksimal. Alternatif 2 Orientasi bangunan mengarah ke timur dan barat,

sehingga bangunan yang mengarah ke barat terkena sinar matahari Barat secara maksimal. Orientasi bangunan mengarah ke arah angin, sehingga sirkulasi angin dapat mengenai bangunan secara maksimal. Bangunan terkena sinar matahari dari arah barat tetapi angin pada tapak dapat diperoleh secara maksimal.

Keterangan:

Hasil dari analisa orientasi terhadap matahari dan angin adalah alternatif 1 merupakan alternatif yang akan digunakan pada tapak, dimana dengan menggunakan alternatif tersebut, bangunan pada tapak tidak akan terkena sinar matahari dari barat, tetapi angin dapat diperoleh secara maksimal.

3.4. Konsep Zoning Kawasan

Konsep zoning kawasan pada lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 10 Konsep Zoning Kawasan Hunian

Komersial

Komersial

Pengrajin tempe dan tahu Area terbuka

Pemukiman penduduk Area berkumpul outdoor U

U

U

Musholla Bangunan Teknik

(8)

8

Detail rancangan kawasan yang akan diterapkan pada lokasi penelitian berdasarkan konsep zoning kawasan tersebut adalah

Gambar 11 Pola Perancangan Desain Kawasan 3.5. Analisa Sustainable Neighbourhood

Terkait teori sustainable neighbourhood, maka ekologi masuk dalam analisa lingkungan, dimana ekologi tersebut berkaitan dengan upaya menjaga kelangsungan hidup secara keseluruhan yang terdapat di lokasi penelitian. Masalah utama pada lokasi penelitian yang mengganggu ekologi tersebut adalah limbah dari hasil produksi tempe dan tahu yang dialirkan langsung ke sungai jagal, sehingga menimbulkan pencemaran bagi ekologi pada sungai tersebut. Solusi dari masalah tersebut adalah menerapkan sistem biofilter sebagai pengolahan terhadap limbah dari produksi tempe dan tahu tersebut.

4. Analisa Manusia

4.2. Analisa Sustainable Neighbourhood

Terkait teori sustainable neighbourhood, maka sustainable economic dan sustainable

social masuk ke dalam analisa manusia. Sustainable economic adalah memaksimalkan aliran

pendapatan yang bisa dihasilkan dan mempertahankan persediaan aset (modal) yang menghasilkan pendapatan ini, dan pengertian dari sustainable social adalah melakukan interaksi secara berkelanjutan yang mendasari kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi di lokasi penelitin berupa pengrajin tempe dan tahu serta kios yang menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, tetapi kondisi fisik dari kedua sumber ekonomi tersebut kurang diperhatikan, sehingga diperlukan peremajaan terhadap kedua sumber ekonomi tersebut. Kehidupan sosial di lokasi penelitian terjalin melalui interaksi dengan para tetangga di teras rumah, tetapi luasan teras dari unit hunian penduduk sangat minim, sehingga perlu perluasan dan penataan terhadap teras tersebut.

4.3. Analisa Demografi Penduduk

Jumlah penduduk pada lokasi penelitian sebesar 600 jiwa (dewasa 365 jiwa dan anak-anak sebesar 235 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk pria 65% dan jumlah penduduk wanita 35%), mayoritas tingkat pendidikan dari lokasi tersebut adalah SLA (Sekolah Lanjut Atas) dan jenis pekerjaan dari masyarakat pada lokasi penelitian meliputi pedagang makanan dan pedagang di pasar serta karyawan swasta/pemerintah/ABRI.

5. Analisa Bangunan

Massa bangunan yang akan didirikan pada lokasi penelitian, meliputi bangunan: komersial (kios); pengrajin tempe dan tahu; mushollah; hunian (berupa rumah susun sederhana sewa/rusunawa); dan bangunan teknik, dimana bangunan-bangunan tersebut didirikan dengan perhitungan kapasitas sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk untuk 18 tahun mendatang. Perhitungan untuk kapasitas hunian (rusunawa) tersebut adalah sebagai berikut

Rumus perhitungan pertambahan penduduk = x (

dimana, x = jumlah penduduk saat ini; y = persentase pertambahan jumlah penduduk/tahun; dan n = prediksi jumlah tahun ke depan

Jumlah penduduk saat ini (2013) = 600 jiwa penduduk

Komersial

Pengrajin tempe dan tahu Area terbuka

Pemukiman penduduk Area berkumpul outdoor

(9)

9

Pertambahan jumlah penduduk /tahun = 1,7%

Jumlah penduduk untuk 15 tahun mendatang (tahun 2028) = 600 ( = 816 jiwa penduduk Tahap pembangunan pada lokasi penelitian dibagi dalam 2 tahap, dengan rincian sebagai berikut

Tahap 1: diperuntukkan bagi 656 jiwa

Hunian kecil untuk 4 orang (36 m²) = (656 x 15%) : 4 = 24 unit Hunian besar untuk 5 orang (45 m²) = (656 x 85%) : 5 = 112 unit Unit kios komersial (9 m²) = 40 unit

Tahap 2: diperunutkkan bagi 160 jiwa

Hunian besar untuk 5 orang (45 m²) = 160 : 5 = 32 unit Mushollah

Tahun 2013 terdapat 600 jiwa penduduk (pria 65% dan wanita 35%), dengan rincian jumlah penduduk pria berdasarkan usia adalah 30% penduduk pria berusia < 17 tahun dan 70% poenduduk pria berusia > 17 tahun. Perhitungan jumlah penduduk untuk 18 tahun mendatang berjumlah 816 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk adalah sebagai berikut

Penduduk pria: 530 jiwa (65%)

Usia penduduk < 17 tahun sebesar 159 jiwa (30%) Usia penduduk > 17 tahun sebesar 371 jiwa (70%) Penduduk wanita: 286 jiwa (35%)

Jenis pekerjaan dari penduduk adalah sebagai berikut Karyawan 60%

Pedagang 20%

Warung dan usaha tempe tahu 15% Buruh 5%

Jumlah pengguna mushollah sebesar: 40% x 371 jiwa = 148 jiwa, sehingga perhitungan untuk kebutuhan luasan mushollah adalah

148 jiwa x 1,2 m²/jiwa = 177,6 m² Sirkulasi 20% = 35,52 m²

Total luas = 213,12 m² ~ 225 m²

Simpulan dan Saran

Hipotesis dalam penelitian ini relevan dengan hasil dan bahasan dari penelitian, dimana dalam hipotesis dijelaskan bahwa dengan mengupayakan peningkatan citra kawasan pemukiman, maka kawasan tersebut dapat menjadi kawasan yang lebih berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari hasil peremajaan kawasan tersebut, dimana dalam proses peremajaan tersebut, peneliti melakukan perbaikan terhadap citra kawasan dari lokasi penelitian, dan hasil yang diperoleh adalah kawasan tersebut dapat menjadi kawasan yang berkembang, baik dari segi ekologi, ekonomi dan sosial.

Tahap 1 Tahap 2

(10)

10

Simpulan dalam penelitian ini terhadap teori Kevin Lynch adalah citra kawasan pemukiman pada lokasi penelitian belum jelas, tetapi dengan penggunaan teori Kevin Lynch dalam mengupayakan perbaikan citra kawasan tersebut, maka kawasan tersebut dapat meningkat, meskipun teori Kevin Lynch akan lebih maksimal jika digunakan dalam skala makro (kota). Simpulan dalam penelitian ini terhadap konsep perancangan adalah dalam lokasi penelitian, yang akan dikembangkan berupa rumah susun sederhana sewa (rusunawa), dengan pertimbangan dari status perekonomian masyarakat pada lokasi penelitian (masyarakat kelas menengah ke bawah), zona yang tersedia meliputi zona komersial (kios); zona pengrajin tempe dan tahu; zona area terbuka hijau; zona unit hunian rusunawa (unit hunian kecil dan besar); dan zona area berkumpul outdoor, serta dengan gubahan massa yang dominan terhadap bentuk

persegi panjang.

Referensi

Lynch, Kevin. (1969). The Image of The City. Cambridge : MIT Press.

Zahnd, Markus. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Kanisius.

Riwayat Penulis

Cynthia lahir di kota Jakarta pada 27 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas dalam bidang arsitektur pada 2013.

Gambar

Gambar 1 Lokasi Tapak
Gambar 3 Path (Jalur)
Tabel 2 Edge (Tepian)
Gambar 6 Node (Simpul)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Fakhr Al-Din Al-Razi meringkas beberapa perbedaan alasan para ahli hukum tentang kenapa dalil al-khitab dari sebuah teks hanya bersifat zanni dengan beberapa

Selain itu, konsep penjumlahan dan pengurangan merupakan dasar dari konsep hitung yang lain seperti perkalian dan pembagian.Kelemahan dalam penelitian ini yaitu tidak adanya

Dosen yang mengajar pada Prodi Ilmu Perbandingan Agama semuanya berkualitas, hal ini terlihat dari background karir perkuliahan mereka yang rata- rata magister

Analisis faktor digunakan untuk memfaktorkan pada kelompok rata-rata nilai rapor mata pelajaran Bahasa Indo- nesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia, kemudian hasil

Biji kopi hasil fermentasi dalam karung plastik mempunyai kadar biji warna coklat lebih rendah daripada kopi yang dari mesin fermentor.. Walaupun pada pengukuran warna dengan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa efektifitas terapi okupasi terhadap perkembangan motorik halus anak autis di SLB Khusus

Selanjutnya setelah h semua soal terselesa semua soal terselesaikan, maka guru mempe ikan, maka guru mempersilahkan siswa yntuk  rsilahkan siswa yntuk  bertanya bila ada

Diriwayatkan bahwa anak-anak para salafusshaleh sering berpesan kepada ayahnya sebelum ayahnya pergi mencari nafkah: &#34;Ayah, carilah rezeki yang halal, karena sesungguhnya