• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 61 TAHUN 2016HU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 61 TAHUN 2016HU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI MAROS

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 61 TAHUN 2016HU

TENTANG

PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN KABUPATEN MAROS TAHUN ANGGARAN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

Menimbang : bahwa dengan diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 5 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988);

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(3)

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

12. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

(4)

15. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

(5)

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

25. peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

(6)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 01 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2007 Nomor 1);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 13 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2015 Nomor 13) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 5 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2016 Nomor 5).

BUPATI MAROS MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN KABUPATEN MAROS TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Maros.

(7)

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Maros.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maros.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Maros.

6. Perangkat Daerah Kabupaten Maros adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten Maros.

7. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan yang selanjutnya disingkat APBD-P adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan perkembangan yang berimplikasi pada meningkatnya anggaran penerimaaan maupun pengeluaran yang selanjutnya dibahas serta disetujuai bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

10. Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat RKA-Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan Perangkat Daerah serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-Perangkat Daerah adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Pengguna Anggaran.

12. Pendapatan Asli Daerah selanjutnya disingkat PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

(8)

13. Dana perimbangan adalah merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan pada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

14. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap daerah otonom (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan.

15. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK, adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada Provinsi/Kabupaten/Kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional.

16. Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

17. Selisih Lebih Penggunaan Anggaran yang selanjutnya disebut SiLPA (dengan huruf I kecil) adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran

BAB II

APBD-P KABUPATEN MAROS TAHUN ANGGARAN 2016 Pasal 2

APBD-P Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 terdiri atas Anggaran Pendapatan Daerah, Anggaran Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah yang ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maros.

Pasal 3

APBD Perubahan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 semula berjumlah Rp. 1.359.777.301.519,00 Bertambah/Berkurang sejumlah Rp 96.462.306.277,00 sehingga menjadi Rp 1.456.239.607.796,00 dengan rincian sebagai berikut :

(9)

a. Pendapatan Daerah

1.Semula Rp. 1.362.077.401.519,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 118.299.101.941,00 Jumlah Pendapatan setelah perubahan Rp. 1.480.376.503.460,00 b. Belanja Daerah

1.Semula Rp. 1.359.777.301.519,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 96.462.306.277,00 Jumlah Belanja setelah perubahan Rp. 1.456.239.607.796,00 Surplus/(Defisit) setelah Perubahan Rp. 21.836.795.664,00 c. Pembiayaan Daerah

1.Penerimaan

a.Semula Rp. 19.200.000.000,00

b.Bertambah/(berkurang) Rp. 7.575.077.553,00 Jumlah Penerimaan setelah Perubahan Rp. 26.775.077.553,00 2.Pengeluaran

a.Semula Rp. 21.500.100.000,00

b.Bertambah/(berkurang) Rp. 29.411.873.217,00 Jumlah Pengeluaran setelah perubahan Rp. 50.911.973.217,00 3.Jumlah Pembiayaan Netto

Semula Rp (2.300.100.000,00)

Bertambah Rp (21.836.795.664,00)

Setelah Perubahan Rp. (24.136.895.664,00) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

Tahun berkenaan Setelah Perubahan Rp. 0,00 Pasal 4

(1)Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) terdiri atas : a. PAD 1.Semula Rp. 180.007.000.000,00 2.Bertambah/(berkurang) Rp. (3.888.275.600,00) Jumlah PAD setelah perubahan Rp. 176.118.724.400,00 b. Dana Perimbangan 1. Semula Rp. 914.891.847.000,00 2. Bertambah/(berkurang) Rp 228.743.553.000,00 Jumlah Dana Perimbangan

(10)

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

1) Semula Rp. 267.178.554.519,00

2) Bertambah Rp (106.556.175.459,00)

Jumlah Lain-lain pendapatan

daerah yang sah setelah perubahan Rp. 160.622.379.060,00 (2) PAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis

pendapatan : a.Pajak Daerah

1. Semula Rp. 71.301.000.000,00

2. Bertambah/(berkurang) Rp. 7.250.000.000,00 Jumlah Pajak Daerah

setelah perubahan Rp. 78.551.000.000,00 b.Retribusi Daerah

1. Semula Rp. 61.206.000.000,00

2. Bertambah/(berkurang) Rp. 3.297.500.000,00 Jumlah Retribusi Daerah

setelah perubahan Rp. 64.503.500.000,00 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

1. Semula Rp. 9.000.000.000,00

2. Bertambah/(berkurang) Rp. 1.314.224.400,00 Jumlah hasil pengelolaan

kekayaan daerah

yang dipisahkan setelah perubahan Rp. 10.314.224.400,00 d.Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

1. Semula Rp. 38.500.000.000,00

2. Bertambah/(berkurang) Rp. (15.750.000.000,00) Jumlah lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah setelah perubahan Rp. 22.750.000.000,00 (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri

dari jenis pendapatan:

a. Dana Bagi Hasil pajak/bukan pajak

1.Semula Rp. 25.586.971.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 1.902.569.000,00 Jumlah Dana Bagi Hasil

(11)

b.DAU

1.Semula Rp. 704.125.166.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 0,00

Jumlah Dana Alokasi Umum

setelah perubahan Rp. 704.125.166.000,00 c. DAK

1.Semula Rp. 185.179.710.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 226.840.984.000,00 Jumlah Dana Alokasi Khusus setelah

perubahan Rp. 412.020.694.000,00

(4)Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada Angka 1 huruf c terdiri dari jenis pendapatan :

a. Pendapatan Hibah

1.Semula Rp. 0

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 23.049.973.217,00 Jumlah dana bagi hasil pajak setelah

perubahan Rp. 23.049.973.217,00

b.Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

1.Semula Rp. 66.290.172.719,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 17.532.322,00 Jumlah dana bagi hasil pajak

dari Provinsi setelah

Perubahan Rp. 66.307.705.041,00

c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

1.Semula Rp. 183.702.449.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. (126.025.153.000,00) Jumlah dana penyesuaian dan otonomi

khusus setelah Perubahan Rp. 57.677.296.000,00 d.Bantuan Keuangan dari Propinsi atau dari Pemerintah daerah lainnya,

1.Semula Rp. 17.185.932.800,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. (3.598.527.998,00) Jumlah dana Bantuan Keuangan

dari Propinsi atau dari Pemerintah

(12)

Pasal 5

(1)Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) terdiri dari :

a. Belanja Tidak Langsung

1.Semula Rp. 720.208.790.320,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 13.389.264.508,00 Jumlah Belanja Tidak Langsung

setelah perubahan Rp. 733.598.054.828,00 b.Belanja Langsung

1.Semula Rp. 639.568.511.199,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 83.073.041.769,00 Jumlah Belanja Langsung

setelah perubahan Rp. 722.641.552.968,00 (2)Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a

terdiri dari jenis Belanja : a. Belanja Pegawai

1.Semula Rp. 583.572.123.320,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 13.000.464.508,00 Jumlah Belanja Pegawai

setelah perubahan Rp. 596.572.587.828,00 b. Belanja Bunga

1.Semula Rp. 0,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 0,00 Jumlah Belanja Bunga

setelah perubahan Rp. 0,00

c. Belanja Hibah

1.Semula Rp. 7.600.000.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 1.488.800.000,00 Jumlah Belanja Hibah

setelah perubahan Rp. 9.088.800.000,00 d. Belanja Bantuan Sosial

1.Semula Rp. 500.000.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. (200.000.000,00) Jumlah Belanja Bantuan Sosial setelah

(13)

e. Belanja Bantuan Keuangan Prov./Kab./Kota dan Pemerintahan Desa

1.Semula Rp. 126.636.667.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 0,00

Jumlah Belanja Bantuan Keuangan Prov./Kab./Kota & Pemerin- tahan Desa setelah perubahan Rp. 126.636.667.000,00 f. Belanja Tidak Terduga

1.Semula Rp. 1.900.000.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. (900.000.000,00) Jumlah Belanja Tidak Terduga setelah

perubahan Rp. 1.000.000.000,00

(3)Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis Belanja :

a. Belanja Pegawai

1.Semula Rp. 20.279.771.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. (1.039.040.000,00) Jumlah Belanja Pegawai

setelah perubahan Rp. 19.240.731.000,00 b.Belanja Barang dan Jasa

1.Semula Rp. 251.116.077.297,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. (8.008.115.409,00) Jumlah Belanja Barang dan Jasa

Setelah Perubahan Rp. 243.107.961.888,00 c. Belanja Modal

1.Semula Rp. 368.172.662.902,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 92.120.197.178,00 Jumlah Belanja Modal

setelah perubahan Rp. 460.292.860.080,00 Pasal 6

(1) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari :

a. Penerimaan Pembiayaan Rp. 26.775.077.553,00 b.Pengeluaran Pembiayaan Rp 50.911.973.217,00

(14)

(2) Penerimaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a terdiri dari jenis Penerimaan :

a. SILPA Tahun Anggaran sebelumnya

1.Semula Rp. 19.200.000.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 7.575.077.553,00 Jumlah SILPA Tahun Anggaran sebelumnya

setelah perubahan Rp. 26.775.077.553,00 b.Penerimaan Pinjaman Daerah.

1.Semula Rp. 0,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 0,00

Jumlah Penerimaan Pinjaman Daerah

setelah perubahan Rp. 0,00

c. Penerimaan Piutang Daerah

1. Semula Rp 0,00 2. Bertambah Rp 0,00 Jumlah Penerimaan Piutang Daerah

setelah Perubahan Rp 0,00

(3) Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis Pembiayaan :

a. Penyertaan Modal (investasi) pemerintah daerah

1.Semula Rp. 4.300.100.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 20.749.873.217,00 Jumlah Penyertaan Modal (investasi)

pemerintah daerah setelah perubahan Rp. 25.049.973.217,00 b.Pembayaran Utang Jangka Panjang lainnya,

1.Semula Rp. 17.200.000.000,00

2.Bertambah/(berkurang) Rp. 8.662.000.000,00 Jumlah Pembayaran Utang Jangka Panjang lainnya setelah

(15)

BAB III

KETENTUAN PENUTUP Pasal 7

Uraian lebih lanjut APBD-P Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 sebagaimana dimaksud dalam BAB II, tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini, terdiri dari :

1.Lampiran I Ringkasan APBD-P Tahun Anggaran 2016; 2.Lampiran II Penjabaran APBD-P Tahun Anggaran 2016; 3.LampiranIII Daftar Penerima Hibah;

4.LampiranIV Daftar Penerima Bantuan Sosial Pasal 8

Bupati menetapkan Peraturan Bupati Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2016 sebagai landasan operasional pelaksanaan APBD-P.

Pasal 9

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Maros.

Ditetapkan di Maros

Pada tanggal 2 September 2016200

Agustus 2014 BUPATI MAROS,

ttd

Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM Diundangkan di Maros

Pada tanggal 2 September 2016Agustus 2014

SEKRETARIS DAERAH, ttd

Ir. H. BAHARUDDIN, MM

BERITA DAERAH KABUPATEN MAROS TAHUN 2016 NOMOR : 63 Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM & HAM

AGUSTAM,S.IP,M.Si

Pangkat : Pembina TK.I (IV/b) Nip : 19730820 199202 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Kami akan terus memantau arah aliran data, pemahaman saintifik mengenai jangkitan COVID 19 dan cadangan dari profesional kesihatan dalam pengurusan masa untuk membenarkan para

1. Uraian dan contoh pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern adalah: mempelajari, mencermati, dan memperluas pengamalan nilai-nilai

perlakuan istimewa yang diberikan juga masih tergolong standar (belum excellent); (2) diantara ketiga manfaat relasional yang ada, manfaat kepercayaan dan manfaat sosial

Waktu tahan hidup T mempunyai fungsi densitas peluang yang dinotasikan dengan f(t) dan didefinisikan sebagai peluang kegagalan suatu objek pada interval.. (t,t + )

Yang tertinggi persentasenya menguras bak mandi lebih dari satu kali seminggu adalah Kota Kupang (40,5 %) dan persentase tertinggi tidak pernah menguras bak mandi adalah di

Tugas-tugas ini meliputi: Penentuan pra-syarat PMB, setup prefix nomer PMB, penentuan biaya PMB, sub- modul pendaftaran, daftar mahasiswa baru, sub-modul program member-get-member,

PENERAPAN METODE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PENINGGALAN SEJARAH HINDU, BUDHA DAN ISLAM UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

• Gunakan visualisasi harian sesuai dengan tujuan, misalkan: imajinasikan nikmatnya mempunyai usaha yang waktunya tidak diatur oleh orang lain.. • Gunakan teknik affirmasi harian