“ Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
ABSTRAK ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan ... 3 1.4 Metode Perancangan ... 4 1.5 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SANGGAR SENI ANAK-ANAK ... 8
2.1 Pengertian ... 8
2.2 Pemahaman Terhadap Pendidikan NonFormal ... 9
2.2.1 Syarat Pendirian Satuan Pendidikan NonFormal ... 9
2.4.1 Pengelolaan Satuan Pendidikan NonFormal ... 10
2.4.1 Kurikulum Satuan Pendidikan NonFormal ... 10
2.3 Pemahaman Terhadap Sanggar Seni ... 10
2.3.1 Definisi ... 10
2.3.2 Standar Sanggar Seni ... 10
2.4 Pemahaman Terhadap Anak-Anak ... 12
2.4.1 Pemahaman Anak Usia 3-6 Tahun (Anak Usia Dini) ... 12
2.4.2 Pemahaman Terhadap Anak Usia 6-12 Tahun ... 15
2.4.3 Pemahaman Terhadap Anak Usia 12-18 Tahun ... 16
2.5 Pemahaman Terhadap Cabang Seni ... 16
2.5.1 Seni Tari ... 16
2.5.2 Seni Musik ... 21
“ Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir v
2.5.4 Seni Kriya ... 28
2.6 Kajian Terhadap Proyek Sejenis ... 28
2.6.1 Sanggar Jepun Putih Denpasar ... 29
2.6.2 Global Art Denpasar ... 33
2.6.3 Miami Fine Arts Academy ... 38
2.7 Kesimpulan Proyek Sejenis... 42
2.8 Spesifikasi Umum Sanggar Seni Anak-anak ... 44
2.8.1 Definisi ... 44
2.8.2 Status Kelembagaan dan Pengelolaan ... 44
2.8.3 Kurikulum Pendidikan ... 44
2.8.4 Persyaratan Ruang Kelas ... 46
BAB III STUDI PENGADAAN SANGGAR SENI ANAK-ANAK DI DENPASAR .... 52
3.1 Tinjauan Umum Lokasi... 52
3.1.1 Aspek Fisik ... 52
3.1.2 Aspek Non Fisik ... 54
3.1.3 Perda Kota Denpasar ... 55
3.2 Analisis SWOT ... 60
3.3 Spesifikasi Khusus Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar ... 61
3.3.1 Persyaratan Lokasi dan Bangunan ... 61
3.3.2 Persyaratan Ruang Kelas ... 62
BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN RUANG ... 63
4.1 Tema Perancangan ... 63
4.1.1 Pengertian Tema ... 63
4.1.2 Pendekatan pemilihan Tema ... 64
4.1.3 Penentuan Tema ... 64 4.1.4 Penerapan Tema ... 64 4.2 Program Ruang ... 67 4.2.1 Program Fungsional ... 67 4.2.2 Program Performansi ... 93 4.2.3 Program Arsitektural ... 93 4.3 Program Tapak ... 100
“ Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir vi
4.3.2 Pemilihan Tapak ... 100
4.3.3 Analisis Tapak ... 107
BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 121
5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 121
5.1.1 Konsep Zoning dan Entrance Tapak ... 121
5.1.2 Konsep Gate Entrance Tapak ... 124
5.1.3 Konsep Parkir ... 127
5.1.4 Konsep Ruang Luar ... 129
5.1.5 Konsep Utilitas tapak ... 133
5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 141
5.2.1 Konsep Bentuk, Pola Massa dan Tampilan Bangunan ... 141
5.2.2 Konsep Orientasi Bangunan ... 143
5.2.3 Konsep Entrance Bangunan ... 144
5.2.4 Konsep Ruang Dalam ... 145
5.2.5 Konsep Struktur Bangunan ... 151 DAFTAR PUSTAKA
“ Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir vii ABSTRAK
Kegiatan seni merupakan jenis kegiatan yang memberi banyak manfaat khususnya untuk anak-anak. Kegiatan ini tentunya tidak dapat lepas dari fasilitas pendukung yang memadai agar dapat berjalan efektif. Kota Denpasar tercatat memiliki jumlah anak-anak terbanyak di Provinsi Bali, sehingga penyediaan fasilitas kegiatan seni sangat sesuai di daerah ini. Fasilitas seni yang ada sekarang di Kota Denpasar berupa sanggar seni belum memenuhi standar ditinjau dari aspek fasilitanya. Fasilitas lain berupa tempat khursus bersifat mencari keuntungan semata sehingga anak yang berbakat seni dari golongan kurang mampu tidak dapat tertampung. Menyikapi masalah ini maka Sanggar Seni Anak-Anak di Denpasar akan menjadi jawaban dimana dalam hal fasilitas sudah memenuhi standar ditambah pula program beasiswa untuk anak berbakat dari golongan kurang mampu.
Kata Kunci : Sanggar, Seni, Anak-Anak, Denpasar
Art is one of kind activity that gives much benefit especially for children’s. This activity surely need a facility that supported to make this activity gone effectively. Denpasar city have the most children’s populated in Bali province, so that the art facilities is suitable in here. The art facilities now days here is lack base on standard. The other facilities is profit oriented so that the poor children’s can’t be get lesson in this facilities. Base on that case Sanggar Seni Anak-Anak di Denpasar or Kid’s Art Studios in Denpasar will be the best answer that give standard facilities and scholarship for the poor children’s.
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I – Pendahuluan, akan menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul yang diambil, rumusan masalah, tujuan, metode perancangan yang digunakan dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Seni atau kesenian merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan (Koentjaraningrat, 1981: 395-396). Seni selain untuk keindahan ternyata memiliki banyak manfaat lain terutama untuk anak-anak, maka tidak heran bila seni masuk kedalam kurikulum pendidikan sekolah sebagai pelajaran tambahan /ekstrakurikuler. Jenis pendidikan seni yang umum diajarkan untuk anak-anak diantaranya seni tari, musik, pertunjukan (teater), lukis dan kriya (kerajinan).
Manfaat pendidikan seni untuk anak-anak tidaklah sedikit. Menurut Moeslichatoen (2004:32) bahwa melalui kegiatan bermain seni, anak dapat mengembangkan kreativitasnya, karena dilatih dengan kegiatan-kegiatan kelenturan, ekspresi diri, imajinasi dan kegiatan pemecahan masalah. Berikutnya Yew (2006), bahwa kreativitas seni sangatlah penting diberikan sejak usia dini, agar anak bisa mengetahuhi bakat-bakat yang dimilikinya. Pendapat lainnya menurut Pamadhi (2011), bahwa pendidikan seni memiliki berbagi manfaat bagi
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 2
anak usia dini diantaranya melatih ingatan, melatih berpikir komperhensif (menyeluruh), melatih keseimbangan, mengembangkan kecakapan emosional dan melatih ketelitian anak.
Manfaat pendidikan seni bagi anak-anak juga ditunjukan oleh beberapa penelitian tentang pengaruh seni terhadap anak-anak. Berdasarkan jurnal Ni Kadek Mei Hendrawati dkk. yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi
Melalui Kegiatan Melukis Dengan Cara Inkonvensional Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak” menunjukan bahwa setelah dilakukan metode demonstrasi melalui kegiatan melukis dengan cara inkonvensional pada anak kelompok B di TK Melati Payangan Gianyar, terjadi peningkatan keterampilan motorik halus anak sebesar 47,72%. Prosentase motorik halus anak awalanya sebesar 39,68% yang berada pada kategori sangat rendah, Setelah dilakukan metode demonstrasi prosentasenya naik menjadi 87,4% yang tergolong pada kategori aktif.
Ni Putu Eka Tirtayati Dkk, dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas” didapat bahwa, kegiatan menggambar bebas pada
anak-anak TK Panji Widia Kumara Singaraja dapat meningkatkan prosentase pencapaian kreativitas anak, dibuktikan dengan rata-rata persentase kreativitas anak awalnya hanya 74,00%, setelah dilakukan proses kegiatan menggambar bebas, prosentasenya meningkat menjadi 86,81% atau naik sebesar 12,81%. Hal ini dinilai karena kegiatan menggambar bebas dapat meningkatkan minat dan semangat anak dalam melakukan suatu kegiatan.
Melihat dari manfaat pendidikan seni untuk anak-anak maka dibutuhkan fasilitas yang dapat mendukung kegiatan tersebut. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2014 jumlah anak-anak di Kota Denpasar sebanyak 882.419 anak yang terbagai dalam jalur PAUD hingga Sekolah Menengah Atas dan sederajat. Fasilitas kegiatan seni anak-anak yang sudah ada di Kota Denpasar antara lain, sanggar seni, sekolah (kegiatan ekstrakurikuler), tempat kursus dan kelompok belajar.
Fasilitas kegiatan seni untuk anak-anak yang ada masih memiliki sejumlah kelemahan yaitu, 1) Sanggar seni yang ada di Denpasar saat ini belum memenuhi
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 3
standar Permenpar Nomor 21 tahun 2015 dalam hal aspek fasilitas sanggar dan hanya menyediakan satu cabang seni saja. 2) Sekolah mewadahi kegiatan seni anak (ekstrakurikuler) namun ruang yang digunakan belum menunjang fungsi pelatihan seni. 3) Tempat kursus dan kelompok belajar biasanya bersifat profit oriented sehingga anak dari golongan ekonomi lemah tidak dapat menyalurkan dan mengembangkan bakatnya.
Beranjak dari permasalahan diatas maka Sanggar Seni Anak-anak di
Denpasar akan menjadi solusi yang tepat, karena menyediakan lebih dari satu
cabang seni agar layak untuk pelayanan tingkat kota Denpasar. Fasilitas sanggar mengikuti standar yang berlaku sehingga fasilitas ruang sesuai dengan civitas anak-anak. Proyek bersifat nirlaba agar anak-anak berbakat dari golongan kurang mampu dapat mengikuti pembelajaran yang sama untuk menggali dan mengembangkan bakat seni mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Bagaimana spesifikasi rancangan Sanggar Seni Anak-anak terkait potensi dan kendala lokasi di Kota Denpasar?
2. Dimana lokasi yang paling cocok di Kota Denpasar untuk membangun Sanggar Seni Anak-anak ?
3. Bagaimana metode dalam pendidikan seni untuk anak-anak dan khususnya anak usia dini terkait sifat mereka yang masih sensitif dan hyperaktif ?
4. Bagaimana status kelembagaan dan manajemen pengelolaan Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat dirumuskan dari perancangan Sanggar Seni Anak-anak ini, antara lain :
1. Mampu menentukan spesifikasi rancangan Sanggar Seni Anak-anak terkait potensi dan kendala lokasi di Kota Denpasar ;
2. Mampu menentukan lokasi tapak yang paling cocok untuk mendirikan Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar;
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 4
3. Mampu menentukan metode pendidikan seni yang tepat untuk anak-anak dan anak usia dini;
4. Mampu menentukan kelembagaan dan sistem pengelolaan Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar.
1.4 Metode Perancangan
Dalam menyelesaikan rancangan diperlukan sebuah metode, maka metode yang dipilih adalah metode perancangan menurut Jones (1970), terdapat lima langkah proses perancangan namun pada laporan makalah ini hanya akan dijabarkan sampai tahap empat saja, sebagai berikut (Synder, 1984).
A. Permulaan
Pada tahap permulaan dilakukan pengenalan dan pembahasan masalah yang hendak dipecahkan. Pengenalan dan pemecahan permasalahan tersebut dilakukan dengan cara interview atau wawancara. Selain itu terdapat aspek lain dari tahap permulaan yaitu peranan imajinasi dan aspirasi. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap permulaan sebagai berikut.
a. Wawancara atau interview dengan narasumber tertentu untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam perancangan. Dalam hal ini pihak yang diwawancarai ialah pemilik Sanggar Jepun Putih Denpasar yaitu I Wayan Adnyana, Ssn. dan Staff front office Global Art Bali yaitu Indah Melia.
b. Observasi, dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan terkait data yang bersifat pasti. Objek yang sudah diobservasi langsung yaitu Sanggar Jepun Putih di Jl. Turi No.6 Denpasar dan tempat kursus melukis dan kerajinan
Global Art Bali di Jl. Cok. Agung Tresna, Denpasar.
B. Persiapan
Pada langkah persiapan dilakukan pengumpulan dan analisis informasi mengenai permasalahan yang hendak dipecahkan. Lebih spesifik persiapan meliputi pengumpulan secara sistematis dan analisis informasi tentang suatu proyek tertentu. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan sebagai berikut. a. Memahami permasalahan-permasalahan yang hendak dipecahkan dengan
sumber-sumber dan literatur. Literatur yang dijadikan acuan dalam proyek ini antara lain, Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 5
2015 tentang Standar Usaha Sanggar Seni, Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Goverment of South Australia (Departemen of Education and Children’s Service) : Early Childhood Facilities-Design Standard and Guidelines;
b. Melakukan studi banding terhadap proyek terhadap proyek yang terkait dengan proyek rancangan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam rancangan.
C. Pengajuan Usul
Proses pengajuan usul rancangan yang sesungguhnya sering disebut “Sintesis”. Sintesis dapat diartikan usul-usul rancangan yang mengandung berbagai pertimbangan, seperti aspek sosial, ekonomi, program, tapak, teknologi, estetika, dan lain sebagainya. Usul-usul tersebut biasanya dibuat dalam penyelidikan yang memusat pada suatu pemecahan. Pada proses pengajuan usul akan menghasilkan produk-produk berupa konsep rancangan yang berupa gambar-gambar yang akan dijadikan sebagai asumsi permulaan untuk memecahkan masalah.
Pertimbangan yang diambil yaitu kondisi lokasi di Kota Denpasar dengan berbagai permasalahan yang ditimbukan oleh baik faktor fisik maupun non fisik di Kota Denpasar. Startegi dalam menjamin kelayakan proyek dilakukan dengan analisi SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) untuk mengetahui potensi dan kelemahan proyek nantinya sehingga bila dilanjutkan ke tahap konsep rancangan
D. Evaluasi
Pada tahap evaluasi berpusat pada evaluasi atas usul-usul alternatif yang telah ada sebelumnya. Evaluasi terhadap usul tersebut merupakan perbandingan pemecahan perancangan yang diusulkan dengan tujuan kriteria dan tujuan yang telah dikembangkan dalam tahap pemrograman. Dapat dibayangkan tahapan “Persiapan-Perancangan-Evaluasi” sebagai suatu proses tiga bagian yang saling berhubungan. Proses tersebut terdiri dari penentuan tujuan dan kriteria rancangan, pembuatan rancangan potensial, dan pemecahan masalah terhadap kriteria program.
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 6
Evaluasi atas usul-usul dilakukan dengan membandingkan permasalahan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan pada tahap pemrograman ruang.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini terbagi dalam lima bab pembahasan ditambah dengan daftar pustaka dan halaman lampiran. Urutan penulisan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pengadaan proyek, rumusan permasalahan, tujuan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SANGGAR SENI ANAK-ANAK
Berisi uraian mengenai desfinisi Sanggar Seni Anak-anak, pemahaman teori tentang sanggar seni, anak-anak dan cabang seni serta persyaratan ruang dari masing-masing cabang seni tersebut. Pada bab ini juga menguraikan tinjauan fasilitas sejenis serta spesifikasi umum dari proyek Sanggar Seni Anak-anak.
BAB III STUDI PENGADAAN SANGGAR SENI ANAK-ANAK DI DENPASAR Berisi uraian mengenai tinjuan lokasi pengadaan proyek, analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dan spesifikasi khusus proyek.
BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN RUANG
Berisi uraian tema yang diterapkan pada proyek, pemrograman ruang untuk mendapatkan kebutuhan ruang, luasan dan persyaratannya. Pada bab ini juga menguraikan proses pemilihan site dan analisisnya.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi ide-ide perancangan baik pada tapak maupun bangunan nantinya untuk menjawab kebutuhan ruang, mengakomodasi potensi dan kendala site serta memberikan gambaran wujub bangunan Sanggar Seni Anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi-referensi terkait yang membantu proses perancangan proyek ini, baik dari sumber buku, data dan peraturan pemerintah, internet, jurnal ilmiah dan wawancara dengan pihak terkait.
“Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar”
Seminar Tugas Akhir 7
LAMPIRAN
Berisi program performansi dan program arsitektural (perhitungan besaran ruang) dari proyek Sanggar Seni Anak-anak di Denpasar.