• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH BULAN FEBRUARI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH BULAN FEBRUARI 2016"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

0

LAPORAN

HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

SERTA MITIGASI BENCANA ALAM

BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

BULAN FEBRUARI 2016

Website:

http://pusfatja.lapan.go.id/simba http://pusfatja.lapan.go.id/sisdal

BIDANG DISEMINASI

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

JAKARTA

Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 Tel/Fax: 021-8722733, 021-8722733

(2)

1

1.

PEMANTAUAN AKUMULASI CURAH HUJAN

Curah Hujan > 250 mm/bulan: • Provinsi Sumatera Selatan • Provinsi Lampung

• Provinsi DKI Jakarta • Provinsi Jawa Barat • Provinsi Jawa Tengah • Provinsi Jawa Timur • Provinsi DI Yogjakarta • Provinsi Jawa Timur • Provinsi Kalimantan Barat • Provinsi Kalimantan Tengah • Provinsi Papua

Selengkapnya Akumulasi Curah hujan dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/curahhujan.php

Curah Hujan 150 – 250 mm/bulan: • Provinsi Kep. Riau

• Provinsi Jambi

• Provinsi Bangka-Belitung • Provinsi Bengkulu • Provinsi Banten

• Provinsi Kalimantan Selatan • Provinsi Sulawesi Barat • Provinsi Sulawesi Selatan • Provinsi Sulawesi Tenggara

• Provinsi Papua Barat

Curah Hujan <150 mm/bulan: • Provinsi NAD

• Provinsi Sumatera Utara • Provinsi Sumatera Barat • Provinsi Riau

• Provinsi Bali • Provinsi NTB, NTT

• Provinsi Kalimantan Timur • Provinsi Sulawesi Utara • Provinsi Gorontalo • Provinsi Sulawesi Tengah • Provinsi Maluku

(3)

2

2.

PEMANTAUAN DAERAH POTENSI BANJIR DI INDONESIA

Hasil analisis potensi banjir harian berdasarkan data potensi hujan dari data

Satelit Himawari-8, data Landsat-7, DEM-SRTM USGS dan batas Administrasi dari BIG. Berikut hasil analisis daerah potensi banjir pada beberapa Provinsi (selengkapnya pada http://pusfatja.lapan.go.id/simba/data/banjir.php):

Gambar 2.1: Potensi Banjir di Pulau Jawa Minggu-1, 1-7 Februari 2016

Gambar 2.2: Potensi Banjir di P.

SumateraMinggu-II, 8-14 Februari 2016 Gambar 2.3: Potensi Banjir di P. Kalimantan Minggu-III, 15-21 Februari 2016

Gambar 2.4: Potensi Banjir di P. Sulawesi

Minggu IV, 22-29 Februari 2016 Gambar 2.5: Potensi Banjir di Pulau Jawa Minggu V, 22-29 Februari 2016 Sumatera, 869 Kalimantan , 379 Papua, 52 Sulawesi, 309 Maluku, 21 Jawa, 1695 Bali, NTB, NTT, 148

POTENSI KEJADIAN BANJIR

DI INDONESIA FEBRUARI 2016

(4)

3

3.

PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)

3.1.FFMC = Fine Fuel Moisture Code(Kondisi Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api)

Peringkat numerik dari kandungan kadar air bahan bakaran halus. FFMC digunakan sebagai indikator kemudahan tersulut dan tersebarnya api (kebakaran). Peringkat FFMC tinggi biasanya terjadi pada rerumputan dan bahan bakaran halus lainnya yang kering/mati dan terdapat pada wilayah terbuka.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Februari 2016): FFMC-ekstrim terdeteksi di Provinsi Riau, Kep. Riau, dan sebagian besar Kalimantan Timur.

Dasarian-II (11-20 Februari 2016): FFMC-ekstrim terdeteksi sepanjang pesisir barat P. Sumatera, dari Sumatera Utara hingga Bengkulu, Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, P. Bangka dan Kep. Riau.

Dasarian-III (21-29Februari 2016):

FFMC-ekstrim terdeteksi di sebagian besar P. Sumatera, kecuali Provinsi Bengkulu, P. Bangka, Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan sebagian besar Kalimantan Timur.

(5)

4

3.

PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)

3.2.DC= Drought Code (Potensi Tingkat Kekeringan dan Asap )

Peringkat numerik dari kandungan kadar air di lapisan organik yang berada di bawah permukaan tanah. DC digunakan sebagai indikator kekeringan dan potensi terjadinya kabut asap. Peringkat DC yang tinggi biasanya terjadi pada kebakaran lahan gambut.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Februari 2016):

Terdeteksi kecil di Provinsi Riau. Sedangkan di Kalimantan terdapat cukup luas di Kalimantan Timur.

Dasarian-II (11-20 Februari 2016): Lahan DC-ekstrim dari dasarain-I di Provinsi Riau semakin meluas, demikian juga di Provinsi Kalimantan Timur.

Dasarian-III (21-29Februari 2016):

Lahan DC_ekstrim pada posisi yang sama seperti pada dasarian-II, semakin luas baik di Provinsi Riau maupun di Kalimantan Timur. Tidak ditemukan lahan DC-ekstrim di provinsi lain.

(6)

5

3.

PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)

3.3.ISI = Initial Spread Index(Kesulitan Pengendalian)

Peringkat numerik dari penyebaran api/kebakaran untuk bahan bakaran halus (rerumputan). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Februari 2016):

Lahan ISI-ekstrim tersebar dari pesisir Provinsi NAD hingga Jambi, dan tersebar di beberapa lokasi di pesisir Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Dasarian-II (11-20 Februari 2016): Di P. Sumatera, lahan ISI-ekstrim berkurang drastis, hanya dalam luasan kecil di Riau, sedangkan di P. Kalimantan tersebar luas di Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Selatan.

Dasarian-III (21-29Februari 2016): Lahan ISI-ekstrim terdapat di pulau-pulau di bagian barat Sumatera, serta di Riau dan Kep. Riau. Sedangkan di P. Kalimantan terbentang luas di perbatasan Kalimantan Tengah-Kalimantan Selatan serta di Kalimantan Timur.

(7)

6

3.

PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)

3.4.FWI= Fire Weather Index(Index Cuaca Kebakaran)

Peringkat numerik dari intensitas kebakaran. FWI merupakan peringkat bahaya kebakaran secara umum.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Februari 2016): Lahan FWI-ekstrim di P. Sumatera terdeteksi di Provinsi NAD, Sumatera Utara, Kep. Riau dan Riau, sedangkan di P. Kalimantan terdeteksi di sepanjang pesisir Kalimantan Timur.

Dasarian-II (11-20 Februari 2016): Lahan FWI-eksrim hanya terdeteksi di Kep. Riau dan terdeteksi mengelompok luas di Provinsi Kalimantan Timur.

Dasarian-III (21-29Februari 2016): Lahan FWI-ekstrim terdeteksi di Kep. Riau. Sedangkan di P. Kalimantan terdeteksi di Kalimantan Timur semakin berkurang serta tersebar dalam luasan kecil di Kalimantan Tengah.

(8)

7

4.

PEMANTAUAN TITIK API (HOT-SPOT)

Informasi titikpanas di peroleh dari data Terra/Aqua-MODIS dan SNPP-VIIRS, selengkapnya dapat dilihat pada, http://pusfatja.lapan.go.id/karhutla.php

Hasil pengamatan menunjukkan, di P. Sumatera terpantau 63 titik panas, di P. Kalimantan terpantau 78titik panas, di P. Jawa terpantau 3 titik panas, di P. Sulawesi terpantau 18 titik panas, sedangkan di Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat tidak terpantau titik panas.

Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia bulan Februari 2016

ROVINSI

JUMLAH

HOTSPOT

KALTIM 71 RIAU 33 SUMUT 17 SULSEL 9 BENGKULU 7 SULUT 5 KALTARA 4 GORONTALO 2 JAMBI 2 JATIM 2 KALTENG 2 NAD 2 SULTENG 2 BABEL 1 JATENG 1 KALBAR 1 SUMSEL 1 JUMLAH 162

Tabel 4.1: Jumlah titik panas per-provinsi di Indonesia Februari 2016

(9)

8

5.

PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. JAWA

Kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di

provinsi Banten menunjukkan, lahan sawah TKV-rendah terdapat di kabupaten Serang, Tangerang dan Pandeglang. Sedangkan TKV sedang terdapat di kabupaten Pandeglang, Serang dan Tangerang. Sementara itu lahan sawah di Provinsi Jawa Barat di dominasi oleh TKV-bera dan TKV-Rendah. Lahan sawahTKV-Bera banyak dijumpai di Kabupaten Indramayu, Karawang dan Subang. Sedangkan pada TKV-sangat rendah terdapat di Kabupaten Indramayu, Subang dan Cirebon.

Lahan sawah pada bulan Februari 2016 di provinsi Jawa Tengah dan DIY di dominasi oleh TKV-sedang dan TKV-rendah. Kondisi TKV-sedang Provinsi Jawa Tengah terpantau dominan di kabupaten Pati, Grobogan, Blora. Sementara itu Kondisi TKV-rendah di Provinsi Jawa Tengah banyak dijumpai di kabupaten Grobogan, Brebes dan Demak. Sedangkan lahan sawah di D.I. Yogyakarta di dominasi oleh rendah dan sedang. Pada TKV-rendah terpantau di Kabupaten Sleman, Kulonprogo dan Bantul. Sedangkan TKV-sedang terdapat di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Bantul.

Lahan sawah pada bulan Februari 2016 di Provinsi Jawa Timur di dominasi sedang dan tinggi. Lahan sawah TKV-rendah dan TKV-tinggi terpantau di kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan jember. Sementara itu, kondisi TKV lahan sawah di provinsi Bali juga di dominasi oleh TKV-rendah dan TKV-sedang. Pada TKV rendah di provinsi Bali banyak di jumpai di kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung. Sedangkan pada TKV-sedang terdapat di kabupaten Tabanan, Badung dan Buleleng.

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Pulau Jawa bulan Februari 2016 diamati dalam 2periode 8-harian, yaitu 02 – 09Februari 2016, dan 10 – 17Februari 2016.

(10)

9

6.

PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. JAWA

Informasi fase tanaman padi selengkapnya dapat dilihat

pada:http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php

Fase tanaman padi pada bulan Februari 2016 diProvinsi Bantendidominasi oleh vegetatif-2 dan fase vegetatif-1. Pada fase vegetative-2 yang terpantau dominan di kabupaten Pandeglang, Serang dan Lebak. Pada Fase vegetatif-1 banyak terdapat di daerah Serang, Pandeglang dan Tangerang. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat di dominasi fasebera dan fase vegetatif-2. Fase bera terpantau dominan di kabupaten Indramayu, Karawang dan Bekasi, sedangkan fase vegetatif-2 terlihat di kabupaten Indramayu, Subang, dan Karawang. Fase tanaman padi di Provinsi Jawa Tengah didominasi oleh fase vegetatif-2 dan generatif-1. Fase vegetatif-2 terpantau cukup dominan di kabupaten Pati, brebes dan Blora. Sedangkan fase generatif-1 terlihat di kabupaten Grobogan, Pati dan Blora. Fase tanaman padi yang mendominasi di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah fasevegetatif-2 dan generatif-1 yang terpantau di dominasi di kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo.

Fase tanaman padi di Provinsi Jawa Timur di dominasi olehfase generatif-1 dan vegetatif-2. Fase vegetatif-2 terdapat di kabupaten Lamongan, Bondowoso dan Jember. Sementara itu, Fase generatif-1 dominan di kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan Bondowoso. Sedangkan di Provinsi Bali terpantau dominan fase generatif-1 dan vegetatif-2 terlihat dominan di kabupaten

(11)

10

7.

PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. JAWA

Informasi Banjir/Keringlahan sawah selengkapnya dapat dilihat

pada: http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php

Kondisi lahan sawah diProvinsi Banten yang mengalami kondisi rawan banjir ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten lebak, Tangerang, dan Pandeglang. Lahan sawah di Provinsi Jawa Barat, yang mengalami kondisi rawan banjir ringan/sedang terpantau di Kabupaten Indramayu, Subang dan Cianjur. Sedangkan kondisi rawan banjir berat/puso terpantau di Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Bandung.

Lahan sawah di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kondisi rawan banjir ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten Kebumen, Puurworejo dan Cilacap. Sedangkan di Provinsi DI Yogyakarta,yangmengalami kondisi rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul dan Bantul. Tingkat rawan banjir pada lahan sawah di provinsi Jawa Timur di dominasi rawan banjir ringan/sedang terpantau dominan di Kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan Tuban. Sedangkan kondisi rawan kering berat/puso terdapat di daerah Bojonegoro, Lamongan dan Jember. Sementara itu provinsi Bali mengalami tingkat rawan Banjir ringan/sedang terpantau dominan di Kabupaten Buleleng, Gianyar dan Badung.

Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di Pulau Jawa bulan Februari 2016 diamati dalam 2periode 8-harian, yaitu 02 – 09Februari 2016, dan 10 – 17Februari 2016.

(12)

11

8.

PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) DI P. SUMATERA

Lahan sawah di Prov.Nangroe Aceh Darussalam didominasi oleh kondisi bera dan TKV sangat rendah.Untuk kondisi bera terlihat mendominasi di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Pidie, sedangkan untuk TKV sangat rendah terdapat di Kabupaten Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Tenggara.

Lahan sawah di Prov. Sumatera Utara didominasi oleh kondisi bera dan TKV sangat rendah. Untuk kondisi bera terlihat didominasi Kabupaten Tapanuli Selatan, Labuhanbatu, dan Deliserdang, sedangkan untuk TKV sangat rendah yang mendominasi di Kabupaten Tapanuli Selatan, Simalungun dan Labuhanbantu. Lahan sawah di Provinsi Sumatera Barat dalam kondisi bera terdapat di Kabupaten Pasaman Barat, Agam, dan Tanah Datar, sedangkan TKV sangat rendah mendominasi di Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Padang Pariaman.

Lahan sawah di Prov. Riau dalam kondisi bera terdapat di Kabupaten Indragiri Hili, Rokan Hilir dan Bengkalis, sedangkan TKV sangat rendah terdapat di Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hili dan Bengkalis. Sedangkan di Prov. Jambi di dominasi oleh kondisi bera dan TKV sangat rendah, terdapat di Kabupaten Tanjungjabung Timur, Tanjungjabung Barat dan Kerinci. Di Prov. Bengkulu, kondisi bera terdapat di Kabupaten, Lebong, Bengkulu Utara, dan Rejanglebong, sedangkan TKV sangat rendah mendominasi di kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, dan Bengkulu Selatan.

Lahan sawah kondisi Bera dan TKV sangat rendah diProv.Sumatera Selatan, terdapat di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Sementara kondisi TKV sangat rendah di Provinsi Bangka-Belitung, yaitu terdapat di Kabupaten Bangka Selatan. Kondisi TKV lahan sawah di Prov. Lampung yang di dominasi kondisi bera terdapat di Kabupaten Lampung Tengah, Tulangbawang, Lampung Timur, sedangkan TKV sangat rendah terdapat di Kabupaten Lampung Tengah, Tulangbawang dan Lampung Selatan.

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sumatera bulan Februari 2016 diamati dalam 2periode 8-harian, yaitu 02 – 09Februari 2016, dan 10 – 17Februari 2016.

(13)

12

9.

PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SUMATERA

Informasi Fase tanaman padi selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php

Lahan sawah di Prov.Nangroe Aceh Darussalam didominasi oleh fase vegetatif-1 dan vegetatif-2. Fase vegetatif-1yaitu terdapat di Kab. Aceh Utara dan Aceh Timur. Sedangkan fase vegetatif-2 terdapat di Kab. Pidie dan Aceh Tenggara.

Lahan sawah di Prov. Sumatera Utara yang di dominasi oleh fase vegetatif-1 di Kab. Tapanuli Selatan, Simalungun, dan Serdang Begadai. Sedangkan fase vegetatif-2 terdapat di Kab. Labuhanbatu dan Langkat. Kondisi serupa terjadi di Prov. Sumatera Barat, fase vegetatif-1 terdapat di Kab. Pesisir Selatan Padang Pariaman, dan Pasaman Barat. Sedangkan fase vegetatif-2 terdapat di Kab. Pesisir Selatan dan Pasaman Barat. Fase bera dan fase vegetatif-1 mendominasi lahan sawah di Prov. Riau dan terdapat di Kab. Rokan Hilir dan Indragiri Hilir. Fase lahan sawah di Prov. Jambi didominasi oleh fase bera dan fase vegetatif-1, terdapat di Kab. Kerinci, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur. Lahan sawah di Prov. Bengkulu yang didominasi oleh fase vegetatif-1 terdapat di Kab. Bengkulu Utara, Seluma dan Bengkulu Selatan, sedangkan vegetatif-2 terdapat di Kab. Bengkulu Utara.

Lahan sawah dengan fase bera dan vegetatif-1 mendominasi di Prov.Sumatera Selatan, yaitu di Kab. Banyuasin dan Ogan Komering. Sementara di Provinsi Bangka-Belitung didominasi oleh fase vegetatif-1, terdapat di Kab. Bangka Selatan, Bangka dan Belitung. Lahan sawah di provinsi Lampung didominasi oleh fase vegetatif-1 terdapat di Kab. Lampung Tengah, Tulangbawang dan Lampung Selatan. Sedangkan fase vegetatif-2 terdapat di Kab. Tulangbawang dan Lampung Tengah.

Pemantauan Fase tanaman padi di Pulau Sumatera bulan Februari 2016 diamati dalam 2periode 8-harian, yaitu 02 – 09Februari 2016, dan 10 – 17Februari 2016.

(14)

13

10.

PEMANTAUAN RAWAN BANJIR/KERING LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php

Pada periode awal bulan Februari 2016 berpotensi mengalami rawan banjir, namun masih ada yang mengalami rawan kekeringan. Lahan sawah di Prov. Nangroe Aceh Darussalammenunjukan kering ringan/sedang yaitu di Kab.Aceh Timur. Sedangkan yang rawan banjir ringan/sedang hingga berat/puso yaitu terdapat di Kab. Aceh Utara dan Pidie.

Lahan sawah di Prov. Sumatera Utara memperlihatkan kondisi rawan keringringan/sedang yang terdapat di Kab. Labuhanbatu, Serdang Begadai dan Simalungun. Sedangkan rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Langkat, Labuhanbatu, dan Deli Serdang. Sementara itu, di Prov. Sumatera Barat, lahan sawah yang rawan kering ringan/sedang terdapat di Kota Padang dan yang rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Limapuluhkoto, Pesisir Selatan dan Agam.

Lahan sawah di Prov. Riau yang rawan banjir ringan/sedang yaitu di Kab. Rokan Hilir dan Indragiri Hilir, sedangkan lahan sawah rawan banjir ringan/sedang hingga berat/puso yaitu terdapat di Kab.n Rokan Hilir dan Indragiri Hilir. Lahan sawah di Prov. Jambi yang terdapat dalam kondisi rawan kering ringan/sedang yang terdapat di Kab. Tanjungjabung Barat dan Muarojambi dan yang rawan banjir ringan/sedang yaitu terdapat di Kabu. Kerinci dan Tanjungjabung Timur. Lahan sawah di Prov.Bengkulu yang mengalami rawan kekeringan ringan/sedang yang terdapat di Kab. Rejanglebong dan yang rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Rejanglebong dan Bengkulu Selatan.

Lahan sawah di Prov.Sumatera Selatan yang mengalami rawan banjir ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten Banyuasin, Ogan, Ogan Komering, dan Ogan Komering Ulu Timur. Sedangkan di Prov. Bangka-Belitung, rawan banjir berat/puso terdapat di Kab. Bangka Selatan. Kondisi lahan sawah di prov. Lampung yang mengalami rawan banjir ringan/sedang hingga berat/puso yaitu terdapat di Kab. Lampung Tengah, Lampung Selatan, Tulangbawang dan Lampung Timur.

Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di Pulau Sumaterabulan Februari 2016 diamati dalam 2 periode 8-harian, yaitu 02 – 09 Februari 2016, dan 10 – 17 Februari 2016.

(15)

14

11.

PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) DI P. SULAWESI

kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Provinsi Sulawesi Utaraselama 2 periode di bulanFebruari 2016 didominasi oleh kondisi TKV rendah dan TKV sedang terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa, dan Minahasa Selatan.

Lahan sawah di Provinsi Gorontalo yang didominasi oleh TKV- rendah dan TKV-sedang terdapat di Kabupaten Gorontalo, Boalemo, dan Pohuwato. Sedangkan di Provinsi Sulawesi Tengah,kondisi TKV-rendah dan TKV-sedang terdapat diKabupaten Donggala, Banggai dan Porigomoutong.

Kondisi TKV lahan sawah di Provinsi Sulawesi Barat adalah TKV-rendah dan TKV-sedang terdapat di Kabupaten Polewaliwamasa, Mamuju, dan Mamasa. Di Provinsi Sulawesi Selatan.Kondisi TKV sangatrendah dan TKV sedang terdapat di Kabupaten Wajo, Bone dan Pinrang.Sedangkan di Provinsi Sulawesi Tenggara.Kondisi TKV rendah dan TKV sedang terdapat di Kabupaten Kendari, Konewa Selatan dan Kolaka.

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Pulau Sulawesi bulan Februari 2016 diamati dalam 2 periode 8-harian, yaitu 02 – 09 Februari 2016, dan 10 – 17 Febraaaaaaauari 2016.

(16)

15

12.

PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SULAWESI

Informasi Fase tanaman padi selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php

Kondisi fase tanaman padi di Prov. Sulawesi Utara pada bulan Februari2016didominasi oleh fase vegetatif-2 dan generatif-1 yaitu di Kab. Bolaang Mongondow, Minahasa, Minahasa Selatan.

Fase tanaman padi di Prov. Gorontalo selama bulan Februari 2016yang didominasi oleh fasevegetatif-2 dan generatif-1 yang terdapat di Kab. Gorontalo,Pohuwatodan Boalemo.Sedangkan fase tanaman padi di Sulawesi Tengah didominasiadalahfase vegetatif-2 terdapat di kab. Donggala, Banggai dan Morowali. Sedangkangeneratif-1terdapat di Kab. Donggala, Morowali dan Porogomoutong.

Kondisi fase tanaman padi di Prov.Sulawesi Barat bulan Februari 2016 didominasi oleh fasevegetatif-2 yang terdapat di kab. Mamasa, Mamuju dan Polewaliwamasa. Sedangkanfase generatif-1 terdapat di Kab. Mamuju, Mamuju Utaradan Mamasa. Kondisi fase tanaman padi di Provinsi Sulawesi Selatan berada pada fase vegetatif-2 yang di Kab. Bone, Pinrang dan Wajo, dan fasegeneratif-1di Kab. Wajo, Luwu Utara dan Bone. Kondisi fase tanaman padi di Provinsi Sulawesi Tenggara di dominasi fase vegetatif-1 yang di kab.n Kendari, Kolaka dan Bombana. Sedangkanvegetatif 2 di Kab. Kendari, Kolaka, dan Konawe Selatan.

Pemantauan Fase tanaman padi di Pulau Sulawesi bulan Februari 2016 diamati dalam 2 periode harian, yaitu 02 – 09 Februari 2016, dan 10 – 17 Februari 2016.

(17)

16

13.

PEMANTAUAN RAWAN BANJIR/KERING LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php

Pada Bulan Februari2016 curah hujan lebih dari 400 mmterjadi di Pulau Sulawesi, sehingga kondisi lahan sawah di Pulau Sulawesi berpotensi mengalami banjir lahan sawah di beberapa kabupaten.Kondisi lahan sawah di Provinsi Sulawesi Utara mengalami kondisi tingkat rawan banjir ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara.

Lahan sawah di Sulawesi Tengah mengalami kondisi tingkat rawan banjir ringan/sedang di Kabupaten Morowali, Poso dan Porigomoutong, sedangkan kondisi lahan sawahdi Provinsi Sulawesi Barat mengalami tingkat rawan banjir ringan/sedang yang terdapat di Kabupaten Mamasa dan Polewaliwamasa. Kondisi lahan sawah di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami kondisi lahan sawah kering ringan/sedang terdapat di Kabupaten Tanatoraja, Luwu dan Luwu Timur. Sedangkan tingkat rawan banjir berat/puso terdapat di Kabupaten Luwu Utara, luwu dan Luwu Timur.Lahan sawah di Provinsi Sulawesi Tenggara berpotensi mengalami tingkat banjir ringan/sedang dan banjir berat/puso yaitu di Kabupaten Kendari, Kolaka dan Konawe Selatan.

Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di Pulau Sulawesi bulan Februari 2016 diamati dalam 2 periode 8-harian, yaitu 02 – 09 Februari 2016, dan 10 – 17 Februari 2016.

(18)

17

14.

PEMANTAUAN ZPPI (ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN)

Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/zppi.php Berdasarkan analisis data suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil permukaan dari satelit NOAA-AVHRR dan Terra/Aqua MODIS, pada bulan FEBRUARI 2016 dihasilkan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) yaitu project area PA03,PA05,PA06,PA07,PA10,PA11,PA12,PA13,PA14,PA15,PA16,PA20 dan PA21 sebanyak 68 buah. Jumlah lembar informasi ZPPI harian tiap projek area yang dihasilkan pada bulan Februari 2016 dan daerah-daerah tujuan pengiriman ditampilkan pada Tabel 14.1.

Gambar 14.1. Projek Area ZPPI

(19)

18

Projek Area PA07, PA15, PA16

dan PA24

Projek Area

PA01, PA02, PA03, PA10, PA11 dan PA19

Projek Area

PA05,PA06, PA12, PA13, PA14, PA20 dan PA21

Gambar

Gambar 2.1: Potensi Banjir di Pulau Jawa  Minggu-1, 1-7 Februari 2016
Gambar 3.1.a.  Kondisi FFMC pada Dasarian-IFebruari 2016 Gambar 3.1.b.  Kondisi FFMC pada Dasarian-IIFebruari 2016 Gambar 3.1.c
Gambar 3.2.a.  Kondisi DC pada Dasarian-IFebruari 2016 Gambar 3.2.b.  Kondisi DC pada Dasarian-IIFebruari 2016 Gambar 3.2.c
Gambar 3.3.a.  Kondisi ISI pada Dasarian-IFebruari 2016 Gambar 3.3.b.  Kondisi ISI pada Dasarian-IIFebruari 2016 Gambar 3.3.c
+4

Referensi

Dokumen terkait

baik. 4) Perhatikan dengan baik ketika dosen memberi penjelasan mengenai plagiat dan konsekuensinya sehingga dapat diketahui definisi plagiat beserta rinciannya. 5) Ikuti

Berdasarkan hasil analisis yang dilaku- kan dalam penelitian ini, beberapa kesimpul- an yang dapat diambil adalah: (1) motivasi, insentif dan promosi jabatan berpengaruh

1 dalyje nustatyta tvarka, kai prašymą atnaujinti procesą pateikia prokuroras, esantis šalimi (LR CPK 49 str., 365 str. Antruoju atveju įstatymų leidėjas įtvirtina nuostatą,

Sebagian besar bukti yang ada menunjukkan adanya bukti tempat asal kista tersebut adalah dari lamina dentalis atau sisa-sisanya Kista primordial dapat tumbuh secara

Dalam perencanaan IPAL komunal di Perumahan Grand Ville Taba Lestari, kebutuhan biaya yang di perlukan dapat dilihat pada Tabel 8. Pada Perumahan Grand Ville Taba

Jika terjadi kehilangan yang disebabkan oleh kelalaian PENGGADUH dalam pengawasannya, hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab PENGGADUH sehingga PENGGADUH

Khusus untuk periode Juli 2020, uji khusus untuk retaker kategori 1 dilaksanakan oleh Komite Nasional (penetapan Nilai Batas Lulus oleh Organisasi Profesi dan Asosiasi..

berdasarkan hasil penelitian sampel tidak terdapat kadar Pb pada makanan tetapi jika makanan dikonsumsi secara terus menerus dalam jumlah yang banyak kadar Pb akan