• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECENDERUNGAN PENGGUNAAN JENIS ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB AKTIF PADA KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KECENDERUNGAN PENGGUNAAN JENIS ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB AKTIF PADA KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2009"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

KECENDERUNGAN PENGGUNAAN JENIS ALAT KONTRASEPSI PESERTA

KB AKTIF PADA KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2009

1

Furqan Qadarisman, dan 2Dwiatmono Agus W. Jurusan Statistika

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Abstrak

Kemajuan bangsa di masa depan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembangunan harus dibarengi dengan perencanaan penduduk secara baik dan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan sosial dasar yang mempunyai kontribusi signifikan terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam menyusekseskan program KB, BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Sidoarjo memperoleh bantuan dari pemerintah dalam penyediaan dan pengalokasian alat kontrasepsi, agar pengalokasian alat kontrasepsi tersebut lebih tepat sasaran, maka pemerintah kabupaten Sidoarjo perlu mengetahui kecenderungan penggunaan alat kontrasepsi kecamatan-kecamatan di Sidoarjo berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakan. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan menggunakan Analisis korespondensi dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan yaitu IUD, Implant, Metode Operasi, Suntik, Susuk dan Kondom kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif untuk melihat karakteristik kesehatan masyarakat kabupaten Sidoarjo. Hasil dari analisis korespondensi didapatkan yaitu Kecamatan yang cenderung memakai alat kontrasepsi IUD adalah Kec.Sedati Kecamatan yang cenderung memakai alat kontrasepsi Metode Operasi meliputi Kec. Buduran, Krian. Kecamatan yang cenderung memakai alat Implant meliputi Kec. Sidoarjo, candi, Taman, Gedangan. Kecamatan yang cenderung memakai suntik meliputi Kec. Porong, Krembung, Tulangan, Tanggulangin, Jabon, Balongbendo, Wonoayu, Tarik, Prambon dan Sukodono. Seda-ngkan yang cenderung menggunakan alat kontrasepsi Kondom adalah Kec. Waru.

Kata kunci: Analisis Korespondensi, KB, Alat kontrasepsi.

1.

Pendahuluan

Kemajuan bangsa di masa depan sangat ditentukan oleh kua-litas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembangunan harus dibarengi dengan perencanaan penduduk secara baik, dan keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan sosial dasar yang mempu-nyai kontribusi signifikan terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia.

Dalam menyukseskan dan pelaksanaan program KB, pemerintah Kabupaten Sidoarjo memperoleh bantuan atau subsidi dari pemerintah mengenai anggaran disektor KB yaitu dalam penyediaan dan pengalokasian alat kontrasepsi. Karena keterbatasan dana yang diberikan oleh pemerintah untuk menyediakan alat kontrasepsi dan adanya beraneka jenis alat kontrasepsi yang digunakan (IUD, Metode Operasi, Mow, Implan, Suntik, Pil, dan Kondom) oleh masyarakat, maka agar pengalokasian alat kontrasepsi berdasarkan jenis-nya tersebut bisa tepat sasaran, pemerintah kabupaten Sidoarjo perlu mengetahui informa-si mengenai kecenderungan penggunaan alat kontrasepinforma-si para peserta KB aktif pada Ke-camatan di Sidoarjo berdasarkan metode atau alat kontrasepsi apa yang dipakai sehingga pengalokasian alat kontrasepsi yang digunakan bisa tepat sasaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif pada kecamatan – kecamatan di Sidoarjo dengan objek penelitian adalah kecamatan-kecamatan di kabupaten Sidoarjo dan variable penelitiannya adalah metode atau alat kontrasepsi yang digunakan.

Metode yang cocok untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakanmetode analisis korespondensi, yang merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui pola kecenderungan jenis alat kontrasepsi yang

(2)

2

digunakan di kecamatan– kecamatan di Sidoarjo. Analisis korespondensi ini juga pernah digunakan oleh Fenty (2007), yang berhasil mengelompokkan Kecamatan-kecamatan di Tulungagung berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan tiap Kecamatan tahun 2005-2006. Dyah (2008), mengelompokkan kecamatan-kecamatan di Surabaya berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang di-gunakan tiap Kecamatan-kecamatan di Surabaya tahun 2006 dan Resti (2007), yang mengelompokkan Kabupaten/Kota di Jawa Timur berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Dari penelitian-penelitian sebelumnya pengelompokan kabupaten/kota atau kecamatan masih terbatas hanya pada pengelompokan daerah berdasarkan jenis alat kontrasepsinya saja. Pada penelitian ini selain melihat kecenderungan penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan pada tiap-tiap kecamatan di Sidoarjo, juga akan dilakukan analisis deskriptif terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada masing-masing kecamatan di kabupaten Sidoarjo tahun 2009. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi yaitu Mortalitas anak, Agama dan Pekerjaan (Dwi Ratna, 2000).

2. Latar Belakang Metodologi 2.1 Statistika Deskriptif

Metode statistik adalah prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penya-jian, analisis dan penafsiran data. Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Perlu dimengerti bahwa statistika deskriptif memberikan infor-masi hanya mengenai data yang dipunyai, misalnya tabel, diagram, grafik dan besaran – besaran lain yang termasuk dalam kategori statistika deskriptif (Walpole, 1995).

2.2 Analisis Korespondensi

Analisis Korespondensi merupakan prosedur grafis untuk menggambarkan suatu hubungan pada tabel frekuensi (Johnson and Wichern, 2002). Analisis Korespondensi sebagai teknik yang memperagakan baris dan kolom matriks data (terutama Tabel Ko-ntingensi dua arah) sebagai titik dalam ruang vektor berdimensi rendah.

Uji Chi-Square digunakan untuk memeriksa ada tidaknya hubungan antar dua variabel. Uji Chi-Square inilah yang dugunakan untuk memeriksa ketidaktergantungan yang akan digunakan untuk memutuskan apakah kedua variabel dalam suatu populasi saling bebas. Adapun langkah awalnya membuat tabel kontingensi dua arah adalah tabel yang mencatat data hasil pengamatan dengan melibatkan dua variabel Y dan X sebagai variabel baris terdiri dari I kategori dan variabel Y terdiri dari J kategori. (Agresti, 2007) Hipotesis :

Ho : Kedua variabel saling independen.

H1 : Kedua variabel tidak saling bebas (dependen). Statistik ujinya adalah sebagai berikut :

ij I 1 i J 1 j 2 ij ij 2 e ] e x [

∑ ∑

= = − = χ

[1]

Dimana:

.. . . n j x i x ij e =

(3)

3

Daerah penolakan :

Tolak Ho jika nilai

Tolak Ho, Jika χ2 >

χ

2(α,k−1)

Keterangan :

x

.j

= Nilai observasi pada kolom ke-

j

xi.

= Nilai observasi pada baris ke-

i

n..

= Jumlah pengamatan

e

ij

= Nilai harapan pada baris ke

-i

dan kolom ke

-j

xij

= Nilai pengamatan pada baris ke-

i

dan kolom ke-

j

Uji independensi pearson chi square dapat digunakan jika nilai harapan lebih dari 5 (eij > 5) (Agresti, 2007). Hasil dari korespondensi analisis biasanya menghasilkan dua dimensi terbaik untuk mempresentasikan data, yang menjadi koordinat titik dan suatu ukuran jumlah informasi yang ada dalam setiap dimensi (dinamakan inertia). Secara geometris bentuk kolom dari suatu matriks Xrc dengan r baris dan c kolom dipandang sebagai titik – titik dalam suatu ruang berdimensi c atau r.

Tabel 2.1 Bentuk Umum Tabel Kontingensi

Var 1 Var 2 Total

1 2 3 .. P 1 X11 X12 X13 .. X1c X1. 2 X21 X22 X23 .. X2c X2. 3 X31 X32 X33 .. X3c X3. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. n Xr1 Xr2 Xr3 .. Xrc Xr. Total X.1 X.2 X.3 .. X.c n.. Sumber : Greenacre, 1984

=

=

c j ij i

x

X

1 .

= = r i ij j x X 1 .

∑∑

= = = r i c j ij x X 1 1 .. [2] Dimana i = 1,2,...r j=1,2,...c

Setiap baris diperlakukan sebagai suatu titik dalam ruang berdimensi c yang dilambangkan dengan Rc dan selanjutnya dise-but sebagai ruang individu, demikian pula untuk kolom–kolom-nya dimana setiap kolom diperlakukan sebagai satu titik dalam ruang berdimensi r yang dilambangkan dengan Rr dan selanjut-nya disebut dengan ruang variabel (Greenacre, 1984).

Secara umum matriks data berukuran r x c dengan unsur –unsur xij sebagai frekuensi. Untuk mendapatkan sebuah visua-lisasi baris dan kolom matriks data asli dalam dimensi yang lebih rendah terlebih dahulu dibangun matriks P(rxc) sebagai analisis korespondensi (correspondence analysis matrix). Matriks analisis korespondensi P(rxc) didefinisikan sebagai matriks frekuensi relatif dari x, maka :

Prc

,

..

n

x

rc

=

[3] Dimana i = 1,2,...r j=1,2,...c

Jika Xrc adalah tabel kontingensi maka P(rxc) adalah fung-si probabilitas bersama empirik. Jumlahan baris P dinotasikan oleh r. Dari sini dibuat matriks diagonal dengan elemen diagonal r adalah Dr yang berukuran nxn. Jumlahan kolom dari P(rxc) dinotasikan

dengan c(px1). Dari sini dibuat matriks diagonal Dc dengan elemen diagonal c yang

(4)

4

( ) ( )( ) ( ) ( )( )Ix1 I JxI T 1 Jx I 1 i ij I 1 i ij i 1 Jx J IxJ 1 Ix J 1 j ij J 1 j ij i

atau

.

J

,...,

2

,

1

j

,

n

x

p

c

atau

.

I

,...,

2

,

1

i

,

n

x

p

r

1

P

c

1

P

r

=

=

=

=

=

=

=

=

= = = = [4]

dimana 1J adalah vektor Jx1 dan 1I adalah vektor Ix1.

Tabel 2.2 Bentuk Umum Frekuensi Relatif Dua Dimensi

Var 1 Var 2 Massa

1 2 3 .. p Baris 1 P11 P12 P13 P1c P1. 2 P21 P22 P23 P2c P2. 3 P31 P32 P33 P3c P3. … … n Pr1 Pr2 Pr3 Prc Pn. Massa Kolom P.1 P.2 P.3 P.c 1 Sumber : Johnson and Wichern, 2002

= = r j ij i P P 1 .

= = c i ij j P P 1 .

∑∑

= = = r i c j ij P P 1 1 .. [5] Dimana : i = 1,2,....r j = 1,2,...c

Bentuk matriks diagonal jumlahan baris dan kolom dari matriks korespondensi adalah : p1. 0 . . 0 p.1 0 . . 0 0 p2. . . . 0 p.2 . . . Dr = . . p3. . . Dc = . . p.3 . . [6] . . 0 . . 0 0 . . 0 pr. 0 . . 0 p.c

Profil vektor baris dan profil vektor kolom didefinisikan se-bagai elemen vektor – vektor baris dan kolom dari P dibagi den-gan massanya. Sebanyak r profil baris anggota dari ruang berdi--mensi r ditulis dalam baris – baris R. Sebanyak c profil kolom anggota dari ruang berdimensi c dirilis dalam baris – baris C. Adapun matriks profil baris dan kolom masing – masing adalah sebagai berikut :

r1T c T 1 . . R = Dr1P = . C = D 1 − c P T = . [7] rTn cTp

Greenacre (1984) menyatakan penguraian nilai singular / Singular Value Decomposition (selanjutnya ditulis SVD) merupakan satu dari banyak cara pada algoritma matriks dan terdiri dari konsep dekomposisi eigenvalue/eigenvektor (biasa disebut eigendekomposisi). Nilai singular dicari untuk mem-peroleh koordinat baris dan kolom sehingga hasil Analisis Korespondensi dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik. Banyak axis: d = min[(I – 1),(J – 1)].

(

)(

)

∑ = − = K 1 k T k 2 1 c k 2 1 r k T v D u D rc P

λ

[8]

(5)

5

dimana PrcT adalah nilai singular dekomposisi (SVD),

λ

k ada-lah nilai singular, vektor uk Ix1 dan vektor vk Jx1 merupakan si-ngular vektor korespondensi matriks −12

(

)

−12

c

r P rc D

D yang berukuran IxJ, dan rank K>1.

Koordinat profil baris:

k r

kD u

F=λ −12

Koordinat profil kolom: [9]

k c

kD v

G =

λ

−12

Total inersia adalah ukuran variasi data dan ditentukan dengan jumlah kuadrat terboboti.

(

)

(

(

)

)

=

∑∑

(

)

  − − − i j i i j i ij T T c r c r p tr 2 2 1 c 2 1 r 2 1 c 2 1 r P rc D D P rc D D [10]

Dimana

λ

k adalah nilai singular dari nilai singular dekomposisi matriks

(

)

12 c T 2 1 r − − D rc P

D . K adalah banyaknya solusi dimensi sehingga k = 1,2 (Johnson and Dean, 2002).

Inersia baris [Greenacre, 1984]:

(

)

(

)

(

) (

)

   = − − = − − ∑ T T 1 c T r i i 1 c T i i trace in(I) atau ~ ~ r in(I) 1c R D 1c R D c r D c r [11] Inersia kolom:

(

)

(

)

(

) (

)

   = − − = − − ∑ T T 1 r T c j j 1 r T j j trace in(J) atau ~ ~ c in(J) 1r C D 1r C D r c D r c [12] dimana : i ~ r P rij = ij dan i ij ij c P c = ~ , j =1,2....p i = 1,2...n

Kontribusi relatif adalah (relative contribution) adalah bagian ragam dari suatu titik yang dapat di-terangkan oleh sumbu utamanya. Semakin tinggi nilai korelasi kuadrat menunjukkan bahwa sumbu utama mampu menerangkan nilai inersia dengan baik sekali, dan sebaliknya semakin kecil nilai korelasi kuadrat maka semakin sedikit nilai investasi yang dapat diterangkan oleh sumbu utama.

Kontribusi relatif atau korelasi baris ke i atau kolom j dengan komponen k adalah kontribusi axis ke inersia baris ke i atau kolom ke j, dinyatakan dalam persen inersia baris ke i atau kolom ke j.

Korelasi axis ke k, baris ke i =

(

(

)

( )

)

i ke baris inersia i ke baris massa fik [13]

Korelasi axis ke k, kolom ke j =

(

)

(

inersiakolomkej

)

j ke kolom massa       jk f [14] dimana

f

ik adalah koordinat profil baris ke i pada axis ke k,

f

jk adalah koordinat profil kolom ke j pada axis ke k.

Kontribusi baris ke i atau kolom ke j ke axis k (kontribusi mutlak), Kontribusi mutlak (absolute contribution) adalah proporsi keragaman yang diterangkan masing-masing titik terhadap sumbu utamanya. Nilai kontribusi mutlak digunakan untuk menentukan suatu titik yang masuk pada suatu faktor atau dimensi dengan kriteria bahwa titik yang masuk ke dalam suatu faktor adalah yang mempunyai nilai atau proporsi yang terbesar dinyatakan dengan persen inersia axis ke k.

(6)

6

Kontribusi baris ke i dan

axis ke k =

(

(

)

( )

)

k ke axis inersia i ke baris massa fik [15] Kontribusi kolom ke j dan

axis ke k =

(

)

(

inersia axis ke k

)

j ke kolom massa       jk f [16] 2

χ

yang merupakan jarak kuadrat antara vektor

p

dari frekuensi relatif observasi dan vektor

p

dari ekspektasi frekuensi relatif, n merupakan total frekuensi observasi [Greenacre, 1984]. Nilai χ2dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

(

p

i

p

)

(

p

i

p

)

=

−1 2 p T i i

n

D

χ

[17] total χ2 adalah

= i i 2 2 χ χ [18]

dimana elemen ke j dari

p

dapat dituliskan sebagai berikut:

= inipi ini p

[

]

T ij 3 i 2 i 1 i p p ...p p = i p [19]

Maka jarak Chi-Square (khi-kuadrat)dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

(

pip

)

(

pip

)

= −1 p T 2 i D d [20]

Dalam jarak khi-kuadrat ini, pada setiap suku kuadratnya diboboti oleh kebalikan frekuensi masing-masing.

Jarak khi-kuadrat dapat dikonversikan menjadi nilai similarity dengan memberi tanda yang berlawanan dengan tanda pada nilai difference (Hair, 1998). Dimana nilai

difference adalah:

Difference = nilai aktual – nilai ekspektasi

2.3 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari hasil pendataan peserta KB aktif metode kontrasep-si yang diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan data mengenai Jumlah kematian bayi, Jumlah penganut agama dan jenis pekerjaan masyarakat tiap kecamatan diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) dalam buku Sidoarjo dalam Angka 2010.

2.4 Obyek dan Variabel Penelitian

Pada penelitian ini obyek dan variabel p enelitiannya adalah sebagai berikut : - Obyek Penelitian

Kecamatan-kecamatan yang ada di Sidoarjo ada sebanyak 18 kecamatan yaitu : 1. Sidoarjo 2. Buduran 3. Candi 4. Porong 5. Krembung 6. Tulangan 7. Tanggulangin 8. Jabon 9. Krian

(7)

7

10. Balongbendo 11. Wonoayu 12. Tarik 13. Prambon 14. Taman 15. Waru 16. Gedangan 17. Sedati 18. Sukodono - Variabel Penelitian Variabel Utama 1. IUD

2. Metode Operasi (MO)

3. Implant (IMP)

4. Suntik 5. Pil 6. Kondom Variabel Pendukung

1. Mortalitas / kematian anak tiap kecamatan 2. Jumlah penganut agama tiap kecamatan 3. Jenis pekerjaan penduduk tiap kecamatan

2.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis korespondensi dan deskriptif. Ada-pun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah yang pertama menggunakan analis-is korespondensi untuk mengetahui kecenderungan kecamatan-kecamatan di Sidoarjo berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, dengan vektor barisnya kecamatan – kecamatan di Sidoarjo dan vektor kolomnya alat kontrasepsi yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan alat kontarsepsi dengan langkah – langkah analisisnya sebagai berikut :

(i) Membuat tabel kontingensi yang disusun dalam bentuk matriks pada kabupaten (ii) Menyusun matriks korespondensi atau matriks proporsi (P) yaitu dengan membagi

masing-masing elemen pada tiap baris dan tiap kolom dengan total frekuensi semua peserta KB aktif (n)

(iii) Menyusun matriks profil baris dan profil kolom. (iv) Menghitung nilai singular dekomposisi (SVD) (v) Menghitung koordinat profil baris dan profil kolom

(vi) Mencari nilai inersia, ini digunakan untuk mengelompokkan wilayah di Sidoarjo berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif.

(vii) Mencari nilai kontribusi relatif dan kontribusi mutlak untuk menentukan masuk dimensi mana.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu mengetahui kecenderungan jenis alat kon-trasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif di kecamatan – kecamatan di Sidoarjo. Dalam penelitian ini menggunakan analisis korespondensi dan analisis deskriptif. Analis-is korespondensi digunakan untuk melihat kecenderungan kecamatan-kecamatan di Sido-arjo berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan pada tahun 2009. Berdasarkan analisis korespondensi ini pemerintah akan mengetahui kecenderungan masing – masing kecamatan di Sidoarjo berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, sehingga

(8)

peme-8

rintah dapat mengalokasikan bantuan terutama dalam pelayanan dan penyediaan alat kontrasepsi guna mensukseskan program keluarga berencana. Sedangkan analisis deskrip-tif digunakan untuk melihat faktor-faktor yg berpengatruh terhadap penggunaan alat kont-rasepsi, yang dapat dilihat dari Mortalitas/kematian bayi tiap kecamatan, Jumlah pengan-ut agama tiap kecamatan dan Jenis pekerjaan penduduk tiap kecamatan.

3.1 Analisis Korespondensi

Sebelum melakukan analisis korespondensi, terlebih dahulu melakukan analisis hubungan atau yang biasa disebut uji Chi-square sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya keter-kaitan hubungan antara variabel kecamatan dengan variabel jumlah peserta KB aktif metode kontrasepsi sebagai berikut :

Hipotesis :

Ho : Kecamatan dengan jenis alat kontrasepsi saling independen. H1 : Kedua variabel tidak saling bebas (dependen).

α : 0,05 Statistik Uji : ij I 1 i J 1 j 2 ij ij 2 e ] e x [

∑ ∑

= = − = χ

= 36007,612

χ

2(0.05,18−1) = 27, 59

Hasil tersebut menunjukkan hubungan antara kecamatan yang ada di Sidoarjo terhadap jumlah peserta KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi dengan nilai Chi – Square sebesar

36007,612

Daerah Kritis :

Tolak Ho, Jika χ2 >

χ

2(0.05,18−1) Keputusan :

Berdasarkan tabel Chi – Square didapatkan nilai χ2 >

χ

2(0.05,18−1) maka diperoleh keputusan tolak Ho.

Kesimpulan :

Jadi dapat disimpulkan ada hubungan antara lokasi temp-at tinggal (kecamatan) dan pemilihan alat kontrasepsi.

3.1.1 Analisis korespondensi terhadap peserta KB aktif kabupaten Sidoarjo

Untuk melihat kecenderungan penggunaan alat kontrasepsi peserta KB aktif pada tiap-tiap kecamatan di Sidoarjo, maka digu-nakan analisis korespondensi berikut ini:

Tabel 3. Reduksi Dimensi Data

Dimensi Inersia Proporsi Kumulatif

1 0.0396 0.5806 0.5806

2 0.0192 0.2812 0.8618

3 0.0046 0.0678 0.9296

4 0.0040 0.0580 0.9876

5 0.0008 0.0124 1.0000

Tabel 3 diatas menjelaskan besarnya nilai inersia, proporsi dan proporsi kumulatif dari data peserta KB Aktif di kabupaten Sidoarjo. Nilai inersia terbesar berada pada di-mensi 1 dan 2, pada didi-mensi 1 nilai inersia sebesar 0.0396 dengan nilai proporsi sebesar 0.5806 berarti dimensi 1 dapat menjelaskan keragaman data sebesar 58.06%, sedangkan pada dimensi 2, nilai inersia sebesar 0.0192 dengan nilai proporsi sebesar 0.2812 berarti dimensi 2 dapat menjelaskan keragaman data sebesar 28.12%. Sehingga pengelompokan peserta KB aktif di kabupaten Sidoarjo direduksi menjadi 2 dimensi yang dapat menje-laskan variabilitas data asli sebesar 86,18%.

Dari tabel reduksi dimensi telah diketahui bahwa pengelompokan peserta KB aktif di wilayah Sidoarjo direduksi menjadi 2 dimensi.Kemudian dilakukan perhitungan nilai

(9)

9

massa, kontribusi relatif, dan kontribusi mutlak pada tiap-tiap dimensi dari tiap-tiap ke-camatan di kabupaten Sidoarjo. Besarnya nilai kontribusi relatif pada tiap-tiap dimensi dan besarnya nilai kontribusi mutlak pada tiap-tiap dimensi dari kecamatan-kecamatan di-gunakan sebagai dasar pengelompokkan kecamatan-kecamatan di kabupaten Sidoarjo.

Pengelompokkan kecamatan-kecamatan yang ada di Sidoarjo berdasarkan nilai kontribusi relatif dan kontribusi mutlak.

Tabel 4. Nilai Kontribusi Mutlak dan Kontribusi Relatif kecamatan – kecamatan di Sidoarjo

Kecamatan Qual Mass

Kontribusi Mutlak Kontribusi Relatif Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 1 Dimensi 2 Sidoarjo 0,975 0,051 0,020 0,192 0,170 0,805 Buduran 0,467 0,022 0,012 0,000 0,467 0,000 Candi 0,464 0,044 0,000 0,031 0,012 0,453 Porong 0,937 0,454 0,000 0,014 0,034 0,903 Krembung 0,591 0,021 0,004 0,010 0,245 0,346 Tulangan 0,828 0,025 0,017 0,011 0,633 0,195 Tanggulangin 0,906 0,033 0,025 0,043 0,496 0,410 J a b o n 0,875 0,016 0,019 0,027 0,512 0,362 Krian 0,508 0,028 0,005 0,004 0,366 0,141 Balongbendo 0,022 0,019 0,001 0,001 0,018 0,005 Wonoayu 0,720 0,029 0,006 0,033 0,185 0,534 Tarik 0,468 0,020 0,004 0,003 0,327 0,140 Prambon 0,914 0,048 0,038 0,160 0,303 0,611 Taman 0,523 0,055 0,004 0,103 0,041 0,482 Waru 0,998 0,038 0,840 0,048 0,971 0,027 Gedangan 0,802 0,040 0,000 0,177 0,000 0,802 Sedati 0,779 0,025 0,001 0,131 0,012 0,767 Sukodono 0,657 0,032 0,004 0,013 0,263 0,393

Berdasarkan Tabel 4 diatas, maka dapat diketahui nilai Qual (Quality), Massa, Kontribusi Mutlak, dan Kontribusi Relatif di tiap-tiap kecamatan di Sidoarjo, untuk nilai Qual ter-tinggi berada pada kecamatan Waru yaitu sebesar 0,998 yang berarti semakin tinggi nilai Qual maka semakin kuat variabel kecamatan menjelaskan dimensi. Nilai profil-profil baris yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukan sumbu pertama dan sumbu kedua atau dapat melakukan pengelompokkan kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten Sidoarjo berdasarkan kontribusi relatif dan kontribusi mutlak. Berikut ini adalah pembentukan sumbu-sumbunya :

1. Profil – profil baris yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukan dimensi pertama adalah

a. Kecamatan Buduran dengan kontribusi mutlak sebesar 1,2 % dan kontribusi relatif 46,7 %.

b. Kecamatan Tulangan dengan kontribusi mutlak sebesar 1,7 % dan kontribusi relatif 63,3 %.

c. Kecamatan Krian dengan kontribusi mutlak sebesar 0,5 % dan kontribusi relatif 36,6 %.

d. Kecamatan Balongbendo dengan kontribusi mutlak sebesar 0,1 % dan kontribusi relatif 1,8 %.

e. Kecamatan Tarik dengan kontribusi mutlak sebesar 0,4 % dan kontribusi relatif 32,7 %.

f. Kecamatan Waru dengan kontribusi mutlak sebesar 84 % dan kontribusi relatif 97,1 %.

(10)

10

2. Profil – profil baris yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukan dimensi kedua adalah :

a. Kecamatan Sidoarjo dengan kontribusi mutlak sebesar19,2 % dan kontribusi relatif 80,5 %.

b. Kecamatan Candi dengan kontribusi mutlak sebesar 3,1 % dan kontribusi relatif 45,3 %

c. Kecamatan Porong dengan kontribusi mutlak sebesar 1,4 % dan kontribusi relatif 90,3 %

d. Kecamatan Krembung dengan kontribusi mutlak sebesar 1,0 % dan kontribusi re-latif 34,6 %

e. Kecamatan Tanggulangin dengan kontribusi mutlak sebesar 4,3 % dan kontribusi relatif 41,0 %

f. Kecamatan Jabon dengan kontribusi mutlak sebesar 2,7 % dan kontribusi relatif 36,2 %

g. Kecamatan Wonoayu dengan kontribusi mutlak sebesar 3,3 % dan kontribusi re-latif 53,4 %

h. Kecamatan Prambon dengan kontribusi mutlak sebesar 16,0 % dan kontribusi re-latif 61,1 %

i. Kecamatan Taman dengan kontribusi mutlak sebesar 10,3 % dan kontribusi re-latif 48,2 %

j. Kecamatan Gedangan dengan kontribusi mutlak sebesar 17,7 % dan kontribusi relatif 80,2 %

k. Kecamatan Sedati dengan kontribusi mutlak sebesar 13,1 % dan kontribusi relatif 76,7 %

l. Kecamatan Sukodono dengan kontribusi mutlak sebesar 1,3 % dan kontribusi re-latif 39,3 %

Tabel 5. Nilai Kontribusi Mutlak dan Kontribusi Relatif Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Sidoarjo

Jenis

Kontrasepsi Qual Mass

Kontribusi Mutlak Kontribusi Relatif Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 1 Dimensi 2 IUD 0.891 0.069 0.001 0.605 0.002 0.888 MO 0.577 0.055 0.029 0.021 0.425 0.153 Implant 0.401 0.035 0.000 0.100 0.001 0.400 Suntik 0.954 0.615 0.091 0.196 0.467 0.487 Pil 0.662 0.212 0.129 0.027 0.601 0.062 Kondom 0.975 0.014 0.750 0.050 0.945 0.031

Berdasarkan Tabel 5. maka dapat diketahui nilai Qual (Quality), Massa, Kontribusi Mutlak, dan Kontribusi Relatif pada jenis alat kontrasepsi di Kabupaten Sidoarjo, alat kontrsepsi Kondom mempunyai nilai Qual tertinggi dengan nilai 0,975 yang berarti se-makin tinggi nilai Qual maka semakin kuat variabel alat kontrasepsi menjelaskan dimen-si. Profil-profil kolom yang memberikan kontribusi besar dalam pem-bentukan dimensi pertama dan dimensi kedua atau dapat melakukan pengelompokkan kecamatan-keca-matan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Berikut ini adalah pembentukan dimensi-dimensinya :

1. Profil – profil kolom yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukan dimensi pertama adalah

a. MO dengan kontribusi mutlak sebesar 2,9 % dan kontribusi relatif 42,5 %. b. Pil dengan kontribusi mutlak sebesar 12,9 % dan kontribusi relatif 60,1 %. c. Kondom dengan kontribusi mutlak sebesar 75 % dan kontribusi relatif 94,5 %. 2. Profil – profil baris yang memberikan kontribusi besar dalam pembentukan dimensi

kedua adalah

(11)

11

b. Implant dengan kontribusi mutlak sebesar 10 % dan kontribusi relatif 40 %.

c. Suntik dengan kontribusi mutlak sebesar 19,6% dan kontribusi relatif 48,7 %. Kecenderungan kecamatan-kecamatan dengan jenis alat kontrasepsi yang digunakan

dapat dilihat dari nilai koordinat yang dibentuk oleh plot- plot yang dapat dilihat dari Tabel berikut : .

Tabel 6. Koordinat Profil Baris dan Profil Kolom

Kecamatan Profil Baris Jenis Kontrasepsi Profil Kolom Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 1 Dimensi 2 Sidoarjo 0,124 0,270 IUD 0,021 0.411 Buduran -0,149 -0,003 MO -0.144 0.086 Candi -0,019 0,116 Implant 0.012 0.232 Porong -0,005 -0,025 Suntik -0.077 -0.078 Krembung -0,081 -0,096 Pil 0,155 0.050 Tulangan -0,161 -0,090 Kondom 1,469 -0.264 Tanggulangin -0,174 -0,158 J a b o n -0,213 -0,179 Krian -0,089 0,055 Balongbendo 0,046 -0,023 Wonoayu -0,087 -0,148 Tarik -0,083 -0,055 Prambon -0,179 -0,254 Taman -0,055 0,189 Waru 0,934 -0,155 Gedangan 0,000 0,290 Sedati -0,039 0,315 Sukodono -0,072 -0,088

Berdasarkan Tabel 6 diatas, maka dapat dilihat koordinat yang terbentuk dari nilai kontribusi mutlak dan relatif, nilai koordinat tersebut digunakan untuk melihat letak dari profil baris dan profil kolom dimana dari koordinat tersebut dapat dilihat jarak terdekat antara profil baris dan kolom, sehingga dapat ditentukan kecenderungan antara kecamatan dan alat kontrasepsi dari jarak terdekat.

Untuk mengetahui lebih jelasnya kesamaan profil pada kecamatan – kecamatan dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, dapat dilihat pada Gambar 1.

(12)

12

1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5 1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5 Component 1 Co m po ne nt 2 KONDOM PIL SUNTIK IMPLANT MO IUD Sukodono Sedati Gedangan Waru Taman Prambon Tarik Wonoayu

Balong Bendo Krian J a b o n Tanggulangin Tulangan Krembung

Porong Candi Buduran

Sidoarjo

Symmetric Plot

Gambar 1 Plot Korespondensi Kabupaten Sidoarjo

Pada Gambar 1, dapat diketahui bahwa kecamatan Waru penduduknya cenderung menggunakan alat Kondom dibandingkan alat kontrasepsi yang lain yang dapat dilihat dari kedekatan antara profil Kondom dengan kecamatan Waru, untuk kecamatan Sidoarjo, Candi. Taman, Gedangan peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Implant, sedangkan di kecamatan Buduran, Krian peserta KB aktifnya cenderung meng-gunakan alat kontrasepsi MO, sedangkan di kecamatan Porong, Krembung, Tulangan, Tanggulangi, Jabon, Balongbendo, Wonoayu, Tarik, Prambon dan Sukodono peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik, untuk kecamatan Sedati peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi IUD. Pemilihan dalam penggunaan alat kontrasepsi kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain mortalitas / kematian anak, jumlah penganut agama tiap kecamatan dan jenis pekerjaan penduduk tiap kecamatan.sebagai berikut :

(13)

13

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa tingkat kematian bayi yang paling tinggi berada di kecamatan krian yang peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat Kon-trasepsi MO yaitu sebanyak 28 kasus, Sedangkan untuk kecamatan dengan tingkat morta-litas / kematian bayi paling sedikit adalah di kecamatan Balongbendo yaitu sebanyak 2 kasus dimana peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik. Selain faktor tersebut terdapat faktor lainnya yaitu jumlah pemeluk agama dan bidang pekerjaan masyarakat sebagai berikut :

Gambar 3 Histogram tingkat penganut agama kab. Sidoarjo

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di kabupaten sidoarjo menganut agama islam dan tingkat penduduk yang menganut agama Islam terbanyak adalah di kecamatan waru sebanyak 150211 jiwa yang mana peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat Kontrasepsi Kondom, untuk kecamatan dengan tingkat penduduk yang menganut agama Islam paling sedikit adalah di kecamatan Porong yaitu sebanyak 50540 jiwa dimana peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik. Selanjutnya akan dilihat mengenai bidang pekerjaan masyarakat sebagai berikut :

(14)

14

Dari gambar 4 diatas dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan yang dominan di kabupaten sidoarjo adalah pekerjaan swasta mencapai 310354 penduduk, yang mana jumlah pekerja swasta terbanyak berada pada kabupaten waru yaitu sebanyak 53263 jiwa, yang peserta KB aktifnya cenderung menggunakan kondom, sedangkan untuk jumlah pekerja swasta yang paling sedikit berada pada kecamatan Krembung yaitu sebanyak 5343 jiwa dan peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik.

3.2 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan analisis yang telah dilakukan adalah : 1. Terdapat hubungan antara lokasi tempat tinggal (kecamatan) dengan pemilihan

alat kontrasepsi.

2. Kecenderungan penggunaan alat kontrasepsi tiap kecamatan dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. IUD : Kec. Sedati.

b. MO : Kec. Buduran dan Krian.

c. Implant : Kec. Sidoarjo, Candi, Taman, Gedangan. d. Suntik : Kec. Porong, Krembung, Tulangan,

Tanggulangin, Jabon, Balongbendo, Wonoayu, Tarik, Prambon, Sukodono. e. Pil : -

f. Kondom : Kec. Waru.

3. Tingkat kematian bayi yang paling tinggi berada di kecamatan krian yang peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat Kontrasepsi MO yaitu sebanyak 28 kasus, Sedangkan untuk kecamatan dengan tingkat mortalitas / kematian bayi paling sedikit adalah di kecamatan Balongbendo yaitu sebanyak 2 kasus dimana peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik.

4. Pada kabupaten Sidoarjo diketahui bahwa mayoritas pendu-duknya menganut agama islam dan tingkat penduduk yang menganut agama Islam terbanyak adalah di kecamatan waru sebanyak 150211 jiwa yang mana peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat Kontrasepsi Kondom, untuk kecamatan dengan tingkat penduduk yang menganut agama Islam paling sedikit adalah di kecamatan Porong yaitu sebanyak 50540 jiwa dimana peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik.

5. Pekerjaan yang dominan di kabupaten sidoarjo adalah pekerjaan swasta mencapai 310354 penduduk, yang mana jumlah pekerja swasta terbanyak berada pada kabupaten waru yaitu sebanyak 53263 jiwa, yang peserta KB aktifnya cenderung menggunakan kondom, sedangkan untuk jumlah pekerja swasta yang paling sedikit berada pada kecamatan Krembung yaitu sebanyak 5343 jiwa dan peserta KB aktifnya cenderung menggunakan alat kontrasepsi Suntik.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Greenacre, M.J, (1984), Theory and Applications of Correspondence Analysis, Academic Press, Inc, New York.

Hair, J. F. Jr., Anderson, R. E., Tatham, R. L., Black, W. C., (1998),

Multivariate

Data Analysis

, Fifth Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Johnson, R.A and Wichern D.W, 2002, Applied Multivariate Statistical Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall, New Jersey.

Johnson, R.A and Wichern D.W, 2007, Applied Multivariate Statistical Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall, New Jersey.

Walpole, R.E, (1982), Pengantar Statistika, Edisi ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Agresti, A, (2007), An Introduction to Categorical Data Analysis, Secon Edition. A John Wiley & Sons, Inc, Publication, Florida

Suprihastuti, D.R (2000), Pengambilan Keputusan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pria di

Indonesia; Analisis Hasil SDKI 1997, Tesis. Ilmu-Ilmu Kesehatan UGM,

Yogyakarta.

Anindita, D, (2008), Analisis Korespondensi Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif Di Kota Surabaya Tahun 2006,Tugas Akhir, FMIPA Statistika ITS. Probosih, R.W, (2007), Pengelompokan Wilayah Kabupaten / Kota Di Jawa Timur

Gambar

Tabel 2.1  Bentuk Umum Tabel Kontingensi
Tabel 3. Reduksi Dimensi Data
Tabel 4. Nilai Kontribusi Mutlak dan Kontribusi Relatif  kecamatan – kecamatan di Sidoarjo
Tabel 5. Nilai Kontribusi Mutlak dan Kontribusi Relatif   Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Sidoarjo
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan koordinasi yang banyak dijumpai pada senderita pasca stroke, yang merupakan pergerakan kompleks pada ekstremitas atas juga akan mengalami perbaikan seiring pro- ses

Kadar protein kamaboko tertinggi sebesar 19.40% diperoleh pada perlakuan ikan tuna 90% dengan perbandingan konsentrasi ubi jalar dan sagu adalah 6 : 4% (K4) dan kadar

Berdasarkan hasil pengujian koefisien kontijensi: 0.471 dan nilai p : 0.000 < 0.05 sehingga Hi diterima, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

Antara masalah ataupun isu-isu alam sekitar lain yang sering berlaku di Provinsi Riau adalah masalah pencemaran udara seperti jerebu yang berpunca daripada pembakaran hutan dan

[r]

bagi lawan bicara dan tidak bermakna. Saya menyarankan bagi anda yang keluarganya mengalami afasia,maka ajaklah pasien untuk. mengembalikan saraf motoriknya dengan 1)

7. Memiliki sikap hangat dan ramah terhadap orang lain. Mampu bersikap dan bertutur kata dengan baik 9. Senang ketika melihat orang lain bahagia. Mampu mengerti keadaan dari

Sistem pengelolaan pendidikan, penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama harus terintegrasi dengan penjaminan mutu program studi untuk