• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak eksternal seperti investor, kreditor, pelanggan dan masyarakat luas. Laporan ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu seluruh informasi yang terdapat laporan keuangan harus relevan, reliable dan tidak terdapat kesalahan material sehingga tidak menyesatkan pengguna dalam menginterpretasikannya.

Laporan keuangan yang relevan artinya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat membantu pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan memprediksi peristiwa masa depan. Salah satu informasi laporan keuangan yang menjadi pusat perhatian pemakai laporan keuangan adalah informasi laba (Beattie et al., 1994). Laba dapat digunakan untuk menaksir resiko dalam investasi dan dasar pembagian deviden, akibatnya pemakai laporan keuangan sering menyoroti laba perusahaan. Nurika (2010) dalam Kono

(2)

(2012) menguatkan bahwa pasar memberikan respon positif terhadap informasi laba perusahaan.

Pemakai laporan keuangan melihat laba perusahaan sebagai salah satu indikator pengukuran kinerja manajemen (Suranta dan Merdistusi, 2004). Laba yang meningkat merupakan indikasi meningkatnya kinerja manajemen, dan sebaliknya. Manajemen menyadari bahwa pemakai laporan keuangan cenderung memperhatikan laba, khususnya manajemen yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba perusahaan. Hal ini mendorong manajemen melakukan manajemen laba. Konsep manajemen laba dapat menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory), yang isinya menyatakan bahwa pratik manajemen laba dipengaruhi antara kepentingan manajemen dengan principal yang timbul karena setiap pihak berusaha mencapai keinginan masing-masing (Salno dan Baridwan, 2000). Manajemen melakukan manajemen laba karena mengharapkan adanya manfaat dari tindakan tersebut dan mengantisipasi kejadian tidak terduga.

Motivasi manajemen melakukan manajemen adalah adanya program bonus, perusahaan akan go public, motivasi perjanjian utang, pergantian CEO, meningkatkan kepercayaan kreditor dan investor, ataupun menghindari pajak dan kebijakaan pemerintah (Scoot, 2006). Menurut Scoot (2006), manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan. Manajemen memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar

(3)

akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk modifikasi laba yang dilaporkan (Halim et al., 2005) dalam Kono (2012). Laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual memberi kesempatan bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pelaporan laba. Manajemen laba dapat terjadi dengan cara pemanfaatan transaksi akrual, perubahan metode akuntansi, menggeser periode biaya atau pendapatan dan penerapan suatu kebijakan.

Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam pe- nyusunan laporan keuangan. Manajemen laba timbul sebagai dampak dari penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat komunikasi antara pihak-pihak yang berkepentingan dan kelemahan inheren yang ada pada akuntansi yang menyebabkan adanya judgement (Setiawati, 2002).

Discretionary accruals adalah komponen akrual yang

memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang sesunggguhnya. De Angelo (1986) yang dikutip dalam I Guna (2009) menyatakan Komponen discretionary accruals merupakan bagian dari akrual yang memungkinkan manajer melakukan intervensinya dalam memanipulasi laba perusahaan. Hal ini disebabkan karena manajer memiliki kemampuan untuk mengontrolnya dalam jangka pendek. Komponen

(4)

biaya garansi (future warranty expense) dan asset modal (capitalization

assets).

Auditor independen sebagai pihak internal yang bersikap netral terhadap manajemen dan investor, sebaiknya memiliki kualitas auditor yang baik agar dapat mengungkap kesalahan saji materi pada laporan keuangan. Akhir-akhir ini kualitas auditor sering dipertanyakan kemampuannya karena terjadinya kasus-kasus kegagalan audit. Kegagalan audit pada perusahaan terkemuka seperti Enron,Worldcom, dan Xerox yang melibatkan banyak pihak, seperti: CEO, Komisaris, Komite audit, bahkan auditor internal dan eksternal. Kejadian ini menyebabkan profesi akuntan publik mendapat kritikan dan menyebabkan kualitas audit seorang auditor dipertanyakan. Investor menjadi mempertanyakan kemampuan auditor dalam mengungkap manajemen laba.

Kegagalan audit tersebut menimbulkan banyak penelitian tentang pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor memiliki kualitas yang berbeda-beda. Indriani (2010) dalam Kono (2012) mengatakan bahwa audit yang berkualitas tinggi bertindak sebagai pencegah manajemen laba yang efektif, karena reputasi manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun bila pelaporan yang salah ini terdeteksi dan terungkap. Ratmono (2010) dalam Kono (2012) juga berpendapat bahwa auditor yang berkualitas mampu mendeteksi tindakan manajemen laba yang dilakukan klien,

(5)

sehingga manajemen akan cenderung melakukan pembatasan terhadap besarnya manajemen laba.

Melihat variabel independen Pertama, Salah satu pengukuran kualitas audit yang masih hangat dibicarakan adalah Audit tenure. Sejak terjadi kegagalan audit pada perusahaan Enron (2000) di Amerika Serikat sempat mengejutkan banyak pihak dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas auditor. Hal ini terjadi karena keterlibatan kantor akuntan publik internasional Arthur Andersen dalam kasus Enron. KAP Arthur Andersen melakukan tugas pengauditan keuangan Enron selama hampir 20 tahun. Hal ini mendorong munculnya sebuah undang- undang yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002. Sarbanes-Oxley Act 2002 yang biasa disebut SOX, SOA atau SarbOx bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.

Kualitas auditor yang baik sebaiknya memiliki sikap independensi. Independensi artinya adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2001). Jika auditor memiliki sikap independensi, maka diharapkan bisa menemukan salah saji dalam laporan keuangan manajemen termasuk manajemen laba.

Rasio Hutang beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan Hutang. Dengan semakin tinggi rasio hutang

(6)

perusahaan menunjukkan bahwa tingginya hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal saham yang ditanamkan pemegang saham (investor) akan memberikan beban tersendiri karena investor merasa terbebani dengan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan. Investor tidak ingin mengambil resiko yang besar dalam berinvestasi dengan harapan bahwa investor nantinya memperoleh pengembalian (return) saham yang menguntungkan bagi mereka. Dengan rasio hutang yang tinggi menunjukkan tingkat hutang perusahaan yang tinggi pula, sehingga mengakibatkan sebagian investor takut dalam berspekulasi dalam penanaman sahamnya ke perusahaan tersebut.

Pertumbuhan Penjualan dilihat dari Kim et al., 2003 dalam Nayiroh (2012) bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi, kemungkinan termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang rendah, maka akan memiliki kecenderungan untuk menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan manipulasi laba.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat adanya research gap yaitu hasil dari penelitian terdahulu yang saling bertentang. Menurut penelitian yang dilakukan Aditya (2013) membuktikan bahwa debt (rasio hutang) berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba sedangkan penelitian yang lain yang dilakukan oleh Nayiroh (2012) menyimpulkan bahwa debt (rasio hutang) tidak terbukti

(7)

berpengaruh terhadap manajemen laba. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya ini menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh Audit tenure, Independensi Auditor, debt (rasio hutang), dan growth (pertumbuhan penjualan) terhadap manajemen laba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koneksi Audit

tenure, Independensi auditor, Rasio Hutang, Pertumbuhan Penjualan,

terhadap besarnya penetapan Manajemen Laba Discretionary Accruals. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada dengan menerapkannya pada perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Aditya (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Auditor yang Mempengaruhi Penetapan Manajemen Laba dengan pemakaian variabel independen: Kualitas auditor, Debt to asset, ukuran perusahaan dan variabel dependen Manajemen Laba. Persamaan dengan penelitian Aditya (2013) yaitu penggunaan variabel independen Rasio hutang (Debt) dan variabel dependen Manajemen Laba.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aditya (2013), yaitu penggunaan variabel koneksi Audit tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel independen. Penambahan variabel berupa Audit tenure, Independensi Auditor dan pertumbuhan penjualan bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan antara perusahaan yang mempunyai variabel Audit

(8)

tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan dengan

perusahaan yang tidak memliki variabel Audit tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba diterima auditor. Penelitian perusahaan yang diteliti berbeda dengan peneliti terdahulu.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Peneliti memilih perusahaan Property dan real

estate karena Perusahaan ini banyak dilirik oleh para investor untuk

menginvestasikan dana milik mereka. Perkembangan industri property, real

estate saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini ditandai

dengan maraknya pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran dan perhotelan. Perusahaan yag bergerak di bidang property, real estate membutuhkan dana yang cukup besar, memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi, namun tidak begitu terpengaruh oleh kondisi perekonomian dan lebih cenderung stabil di bandingkan dengan perusahaan bidang lainnya sehingga diharapkan peneliti ini lebih akurat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada Perusahaan Property dan

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, Penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Audit tenure berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

2. Apakah Independensi auditor berpengaruh terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals?

3. Apakah Rasio hutang berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

4. Apakah Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals?

5. Apakah Audit tenure, Independensi auditor, rasio hutang, Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris :

1. Untuk mengetahui pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals.

(10)

2. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals

3. Untuk mengetahui pengaruh Rasio hutang terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals.

4. Untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals.

5. Untuk mengetahui pengaruh Audit tenure, Independensi auditor, rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pengalaman untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai Manajemen Laba Discretionary accruals.

2. Bagi bidang akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat dan wawasan terkini terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai Manajemen Laba Discretionary accruals.

(11)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai mengenai Manajemen Laba Discretionary accruals

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi mikrobia pada filet ikan mengalami peningkatan selama penyimpanan (Gambar 1), dan peningkatannya semakin kecil dengan

Dari kolaborasi kondisi, pemetaan masalah dan isu-isu strategis di atas maka untuk merevitalisasi fungsi dan membangkitkan performance revenue yang optimal bagi PAD Kota Surakarta

Persoalan etnis kalau tidak dicermati dengan baik, akan menjadi penghambat dalam melaksanakan pembangunan didalam negeri khusunya Desa Kwala Gunung, pemberian otonomi daerah

Tidak seperti hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan gejala yang

Penambahan bahan-bahan imunostimulan pada formulasi pakan buatan diharapkan dapat meningkatkan respon imunitas ikan kerapu bebek terhadap lingkungan yang tidak

Jika perbandingan banyaknya wajib pa- jak yang mengajukan pengurangan besarnya pajak dengan penghapusan pajak adalah 4 : 1 dan 40% di antara mereka yang mengajukan penghapusan

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan fakta. Dalam hal

Selanjutnya siswa dengan tingkat kecemasan sedang melakukan jenis kesalahan menurut Lerner kecuali kesalahan tipe I, dan untuk siswa dengan tingkat kecemasan ringan hanya