• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEADILAN SISTEM, NORMA EKSPEKTASI, SANKSI LEGAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEADILAN SISTEM, NORMA EKSPEKTASI, SANKSI LEGAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH KEADILAN SISTEM, NORMA EKSPEKTASI, SANKSI LEGAL DAN

RELIGIUSITAS TERHADAP KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI

(Studi Empiris pada KPP Pratama Padang)

Yenti Erlina1, Yunilma1 dan Popi Fauziati2

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : yentierlina92@gmail.com

Candyzashafira@gmail.com

pfauziati@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research is to abaout the influence of the system justice, norms expectations, and legal sanctions against non-compliance religiosity individual taxpayers.

This researt is using survey method. Data collected trought questionnaires subsection of individual taxpayers. For the selection of samples was done by accidental sampling methode. Analysis using testing through test the validity and reability, the classical assumption test (test for normality, multicollinearity), and use multiple liniear regression for hypothesis test.

The result show that justice system has on the individual taxpayers noncompliance registered in KPP Pratama Padang. But norm of expectations, legal sanctions and religiosity doesn’t have on the individual taxpayers disobedience in KPP Pratama Padang.

Keyword : system justice, Norms Expectations, Legal Sanctions, Religiosity, Individual taxpayer noncompliance

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir

tercapainya efektifitas pembangunan nasional,

tidak terlepas dari peranan pajak.

Meningkatnya income pemerintah dari sector

fiscal memberikan ruang yang lebih bagi

pemerintah untuk melaksanakan program pembangunan. Begitu besarnya kontribusi pajak bagi negara, membuat pemerintah melalui aparaturnya berusaha melakukan berbagai sosialisasi kepada warga negara yang telah memenuhi syarat, pemerintah juga membuat kebijakan hukum yang berisi sanksi bagi seluruh wajib pajak termasuk aparatur

negara yang melanggar pajak. Pelaksanaan program perpajakan yang diselenggarakan pemerintah tidak berjalan dengan semestinya, hal tersebut ditandai dengan banyak masalah pajak yang berhubungan dengan perilaku ketidakpatuhan dari wajib pajak.

Perilaku tidak patuh sering kita jumpai didalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh wajib pajak pribadi. Perilaku ketidakpatuhan dapat dilihat dari kebiasaan untuk menunda-nunda pembayaran pajak, dengan sengaja tidak membayar tepat waktu dan bahkan ada beberapa orang anggota masyarakat yang seharusnya telah memenuhi syarat menjadi

(2)

2

mendaftarkan diri di kantor pajak sebagai wajib pajak. Fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut menunjukan masih rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap pajak.

Perilaku tidak patuh dapat kita lihat dari proses pembayaran kewajiban pajak pada KPP Pratama Padang. Didalam lingkungan kantor pelayanan pajak tersebut terlihat

banyaknya sanksi administratif yang

diberikan kepada wajib pajak akibat terlambat dalam membayar pajak. Besarnya sanksi relatif beragam, karena masa keterlambatan yang berbeda. Menurut Kumalasari (2013) dalam editorial Padang Ekspres menyatakan bahwa dari seribu orang wajib pajak yang terdaftar 40% diantaranya mendapatkan sanksi administratif akibat terlambat dalam memenuhi kewajiban pajak, keadaan tersebut menunjukan bahwa perilaku ketidakpatuhan masih relatif tinggi didalam diri masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajak.

Fenomena lainnya yang dapat kita amati yang terjadi didalam Kantor Pelayanan Pajak Pratama terlihat adalah masih adanya wajib pajak pribadi yang mengeluh tentang layanan pajak yang diberikan fiskus. Buruknya pelayanan terlihat dari tingginya tingkat emosional yang dimiliki fiskus sehingga menciptakan kesan yang kurang baik dalam diri wajib pajak, akibatnya muncul sugesti untuk berlaku tidak patuh. Fenomena lainnya yang terlihat didalam lingkungan KPP Pratama Padang adalah sering perlakuan

ketidakadilan terlihat didalam pelayanan yang diberikan, dalam hal ini ada pihak yang didahulukan akibat kedekatan sedangkan beberapa pihak lainnya dibiarkan, akibatnya muncul kesan negatif yang menciptakan sugesti untuk berprilaku negatif.

Fenomena unik yang dapat kita temukan didalam lingkungan masyarakat adanya anggota masyarakat yang telah

menjadi wajib pajak, dengan bangga

menceritakan sanksi administratif yang mereka terima akibat ketidakpatuhan dalam membayar pajak, situasi tersebut tentu menunjukan bahwa tingkat kepatuhan dan kesadaran dari wajib pajak untuk memenuhi kebutuhan wajib pajak sangat rendah,

keadaan tersebut tentu sangat

memprihatinkan.

Ketidakpatuhan yang muncul didalam diri wajib pajak merupakan sugesti dari adanya ketidakadilan pajak yang dirasakan wajib pajak. Ketidakadilan terlihat dari adanya pelayanan khusus bagi wajib pajak yang memiliki pangkat tertentu, salah satu

fenomena nyata terlihat dari kasus

penggelapan pajak yang dilakukan oleh istri pejabat bea cukai, kasus tersebut terkesan dilindungi dan diperlambat prosesnya. Disamping kasus tersebut, fenomena yang

berhubungan dengan ketidakadilan

perpajakan, begitu banyak kita temukan, mulai dari kasus kecil sampai yang besar, walaupun demikian ketidakadilan pajak harus

(3)

3

di sikapi secara serius agar dampak yang diakibatkannya dapat diminimalisasikan.

Landasan Teori 2.1 Pajak

Menurut Mardiasmo (2006) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2.2 Wajib Pajak

Menurut Priantara (2013) wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotongan pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib pajak mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya

diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP).

Setiap wajib pajak wajib mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang Rupiah dan menanda tangani serta

menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau di kukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

2.3 Keadilan Sistem

Keadilan sistem merupakan istilah untuk mendeskripsikan kesamarataan atau keadilan didalam mendapatkan perlakukan dalam melaksanakan hak dan kewajiban yang berhubungan dengan perpajakan. Jika kita

mengacu kepada asal kata keadilan,

kemampuan seorang individu untuk tidak berpihak didalam melaksanakan rangkaian kegiatan dalam berbagai bidang menunjukan adanya sebuah keadilan (Priantara, 2011).

Menurut Sudibyo (2008) keadilan sistem perpajakan merupakan sebuah perilaku yang menunjukan perbuatan yang dilakukan tanpa melihat adanya perbedaan dari berbagai aspek. Keadilan sistem juga menunjukan kemampuan sebuah sistem untuk memberikan laporan pembayaran kredit secara adil. Keadilan sistem juga menunjukan ketepatan dan keakuratan dari sistem atau prosedur pembayaran pajak yang dilaksanakan.

2.4 Religiusitas

Jika dilihat dari definisi religiusitas dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai agama yang dianut oleh seseorang. Semua agama umumnya memiliki tujuan yang sama dalam

mengontrol perilaku yang baik dan

(4)

4

menghambat perilaku buruk. Agama

diharapkan memberikan kontrol internal untuk pemantauan diri penegakan perilaku moral.

Nilai religiusitas merupakan wujud norma agama yang menjadi filter didalam

menjalankan perilaku. Menurut Wilopo

(2011) nilai religiusitas merupakan wujud kontrol perilaku yang berkaitan dengan kaidah agama, nilai religiusitas merupakan

alat yang dijadikan pedoman untuk

mengontrol perilaku individu dalam

melaksanakan berbagai kewajiban salah satunya adalah dibidang perpajakan.

2.5 Sanksi Legal

Priantara (2011) mendefinisikan sanksi merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada setiap individu yang melakukan pelanggaran terhadap norma hukum, salah satu sanksi juga dapat diberikan kepada individu atau pun badan yang tercatat berdasarkan prosedur hukum sebagai wajib pajak. Sanksi dapat diberikan secara langsung dan tidak langsung kepada pihak yang melakukan pelanggaran. Sanksi yang diterima individu yang melanggar tentu beraneka ragam mulai dari yang ringan hingga sanksi yang berat.

Ragam sanksi yang diberikan kepada

masing-masing individu tentu berbeda

tergantung pada besarnya kecurangan atau besarnya prosedur yang dilanggar, sanksi yang diberikan kepada wajib pajak dapat

berupa denda atau pun sanksi pidana, kurungan, penyitaan aset hingga sanksi yang

berhubungan dengan pemberhentian

pencabutan izin usaha dan sebagainya.

2.6 Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Keadilan Sistem Pajak Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Basri et al., (2012) keadilan sistem pajak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak. Dharmawan (2013) menemukan bahwa keadilan pajak akan mendorong meningkatnya kepatuhan wajib pajak pribadi. Keadilan dalam sistem perpajakan tentu akan menciptakan sentimen positif terhadap kewajiban pajak yang diwujudkan dengan berprilaku patuh dalam membayar pajak. Jadi dapat disimpulkan bahwa keadilan dibidang perpajakan akan mendorong menurunya perilaku tidak patuh. Semakin berat sanksi yang diberikan tentu kesalahan atau pelanggaran pajak yang dilakukan semakin kecil. Berdasarkan uraian ringkas tersebut peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H1 Keadilan sistem berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

2.6.2 Pengaruh Norma Ekspektasi Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Basri et al., (2012) menemukan bahwa norma ekspektasi yang diukur dengan norma

(5)

5

moral berpengaruh negatif yang signifikan

terhadap ketidakpatuhan wajib pajak.

Cahyonowati (2011) menemukan bahwa model moral yang terlihat dari pelaksanaan norma moral berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian ringkas tersebut peneliti mengajukan sebuah hipotesis yaitu:

H2 Norma ekspektasian yang diukur dengan

norma sosial dan norma moral

berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

2.6.3 Pengaruh Nilai Religiusitas Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Hasil penelitian Cahyonowati (2011) menemukan bahwa nilai religius tidak

berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak. Basri et al., (2012) menemukan bahwa nilai religiusitas

berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak, semakin kuat pemahaman terhadap nilai religiusitas akan mendorong meningkatnya perilaku patuh bagi wajib pajak. Pemahaman yang kuat terhadap kaidah agama akan mendorong seorang individu untuk menghindari perilaku tidak

patuh, salah satu dalam melakukan

pembayaran pajak. Berdasarkan uraian

ringkas hasil penelitian maka hipotesis yang diajukan:

H3 Religiusitas berpengaruh terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

2.6.4 Pengaruh Sanksi Legal Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Muliari dan Setiawan (2009)

menemukan bahwa sanksi berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Basri et al., (2012) berhasil menemukan bahwa sanksi legal berpengaruh negatif yang signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi sanksi dan semakin keras sanksi legal dan sangat keras dalam pelaksanaanya tentu akan mendorong berkurangnya ketidakpatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H4 Sanksi legal berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kesatuan item yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan tertentu (Sekaran, 2006). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh wajib pajak pribadi yang berdomisili di kota Padang dan terdaftar di KPP Pratama Padang.

Untuk mempersempit tahapan analisis dan pembahasan didalam penelitian ini maka peneliti melakukan pembatasan populasi untuk dijadikan sampel. Menurut Sekaran (2006) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Pada penelitian ini

(6)

6

yang menjadi sampel adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

Penelitian ini menggunakan ukuran sampel adalah 80 orang wajib pajak pribadi. Dasar diambilnya 80 orang responden adalah sesuai dengan pendapat Sekaran (2006) yang

mengungkapkan sampel yang dominan

minimal sepuluh atau lebih dikalikan dengan jumlah variabel. Oleh sebab itu jumlah ukuran sampel yang digunakan adalah 20 x 4 yaitu 80 orang responden. Selain itu digunakannya ukuran sampel sebanyak 80 orang responden juga didukung oleh pendapat Rossue (1975) dalam Sekaran (2006) yang mengungkapkan bahwa untuk pengujian kuantitatif seperti

menggunakan model regresi berganda

digunakan sampel minimum lebih kurang 30 observasi. Untuk mendapatkan responden sesuai dengan ukuran sampel maka digunakan

metode pengambilan sampel secara

accidental (accidental sampling). Menurut

Sugiyono (2005) pengambilan sampel secara

accidental merupakan metode pengambilan

sampel yang tidak direncanakan, sehingga

memungkinkan bagi peneliti untuk

memperoleh sampel dimanapun peneliti beraktifitas.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden.

3.3 Metode Analisis

Untuk membuktikan kebenaran

hipotesis maka digunakan metode analisis secara kuantitatif. Pada metode tersebut tahapan pengujian hipotesis dilakukan dengan alat uji statistik. Model pengujian data yang digunakan adalah model regresi berganda dan uji t-statistik.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Data 4.1.1 Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk

mengetahui kebenaran dari apa yang

sebenarnya diukur. Hasil uji validitas ditentukan dari nilai KMO > 0,50 dan nilai

factor loading dari masing-masing item

pertanyaan yang harus berada diatas atau

sama dengan 0,40. Berdasarkan hasil

pengujian validitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

(7)

7 Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas Variabel KMO Factor

Loading Keterangan

Keadilan Sistem 0,563 0,588 – 0,726 Valid Ketidakpatuhan WP 0,680 0,776 – 0,840 Valid Norma Ekspektasi 0,611 0,437 – 0,728 Valid Sanksi Legal 0,500 0,763 – 0,763 Valid Religiusitas 0,531 0,474 – 0,822 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa variabel keadilan sistem, norma ekspektasi, sanksi legal dan religiusitas memiliki nilai Keiser Meyer Oilkin (KMO) besar atau sama dengan 0,50 dan nilai factor loading besar dari 0,40, maka dengan demikian masing-masing variabel dinyatakan valid.

4.1.2 Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan masing-masing item pertanyaan yang valid bila digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

Cronbach Alpha. Berdasarkan hasil pengujian

reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian Cronbach

Alpha

Cut Off

keterangan

Keadilan Sistem 0,670 0,50 Reliabel Ketidakpatuhan WP 0,748 0,50 Reliabel Norma Ekspektasi 0,691 0,50 Reliabel

Sanksi Legal 0,584 0,50 Reliabel

Religiusitas 0,520 0,50 Reliabel

Pada tabel terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari keadilan sistem, ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi, norma ekspektasi, sanksi legal

dan religiusitas memiliki nilai Cronbach

Alpha diatas atau sama dengan 0,50 (Ghozali,

2011), sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel penelitian yang digunakan didalam model penelitian ini handal atau reliabel sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1 Pengujian Normalitas

Untuk melakukan pengujian

normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan uji One Sample Kolmogorov Smirnov

Test. Berdasarkan hasil pengujian normalitas

yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel Penelitian Asymp Sig (2-Tailed) Cut Off keterangan

Keadilan Sistem 0,099 0,05 Normal Ketidakpatuhan WP 0,056 0,05 Normal Norma Ekspektasi 0,120 0,05 Normal Sanksi Legal 0,051 0,05 Normal Religiusitas 0,065 0,05 Normal

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan meliputi keadilan sistem, ketidakpatuhan wajib pajak pribadi, norma ekspektasi, sanksi dan religiusitas telah memiliki nilai asymp sig

(2-tailed) diatas 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel

penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

(8)

8 4.2.2 Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan hasil pengujian

multikolinearitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Mutikolinearitas Variabel

Penelitian Tolerance VIF

Kesimpulan Keadilan Sistem 0,811 1,233 Tdk terjadi multikolinieritas Norma Ekspektasi 0,918 1,089 Tdk terjadi multikolinieritas Sanksi Legal 0,953 1,049 Tdk terjadi

multikolinieritas Religiusitas 0,851 1,175 Tdk terjadi

multikolinieritas

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa variabel independen yang terdiri dari keadilan sistem, norma ekspektasi, sanksi legal dan nilai religiusitas telah memiliki nilai tolerance diatas atau sama dengan 0,10 sedangkan nilai VIF yang dimiliki masing-masing variabel

berada dibawah 10 sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel

independen yang digunakan didalam model penelitian ini telah terbebas dari gejala

multikolinearitas sehingga tahapan

pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.5 Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian hipotesis maka digunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.5 dibawah ini yaitu:

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian Koefisien Regresi Sig Kesimpulan (Konstanta) 13,179 Keadilan Sistem -0,193 0,027 Signifikan Norma Ekspektasi -0,078 0,527 Tidak signifikan Sanksi -0,076 0,682 Tidak signifikan Religiusitas -0,060 0,612 Tidak signifikan R-Square 0,246 F-sig 0,000

Sesuai dengan ringkasan hasil

pengujian hipotesis terlihat masing-masing variabel penelitian memiliki koefisien regresi yang dapat dibuat kedalam sebuah persamaan regresi berganda seperti terlihat pada persamaan dibawah ini yaitu:

Y = 13,179 – 0,193x1 – 0,078x2 – 0,076x3 – 0,060x4

Pada tabel 4.5 ringkasan hasil pengujian statistik terlihat bahwa nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,246. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa variabel keadilan sistem, norma ekspektasi, sanksi legal dan nilai religiusitas mampu memberikan kontribusi untuk mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi di lingkungan KPP Pratama Padang sebesar 24,60% sedangkan sisanya sebesar 75,40 lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam penelitian ini.

Pada tahapan pengujian statistik teridentifikasi hasil pengujian F-statistik untuk menentukan kelayakan model regresi yang terbentuk menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,000. Pada tahapan pengolahan data

(9)

9

digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan didukung oleh variabel keadilan sistem, norma ekspektasi, sanksi legal dan nilai religiusitas dapat diterima atau diteruskan kedalam pengujian statistik lebih lanjut.

Sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh keadilan sistem, norma ekspektasi, sanksi legal dan religiusitas terhadap ketidakpatuhan wajib pajak pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang. Berdasarkan hasil pengujian analisis dan pembahasan hasil dijelaskan pada sub bab dibawah ini:

4.5.1 Pengaruh Keadilan Sistem Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang diuji melalui uji t-statistik diperoleh nila signifikan sebesar 0,027 yang diperkuat dengan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,193. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,027 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa keadilan sistem

berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang.

Temuan yang diperoleh pada tahapan pengujian statistik terlihat bahwa keadilan

sistem berpengaruh negatif terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi.

Temuan yang diperoleh pada tahapan

pengujian hipotesis pertama sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basri et al., (2012) keadilan sistem pajak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak, hasil yang diperoleh tersebut terjadi karena ketidakadilan sistem pajak seperti adanya diskriminasi pajak akan menciptakan sugesti dalam diri individu untuk melakukan kecurangan dalam membayar pajak. Jadi dapat disimpulkan bahwa keadilan sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil yang diperoleh juga sejalan dengan Dharmawan (2013) yang menemukan bahwa keadilan

pajak akan mendorong meningkatnya

kepatuhan wajib pajak pribadi. Keadilan

dalam sistem perpajakan tentu akan

menciptakan sentimen positif terhadap kewajiban pajak yang diwujudkan dengan berprilaku patuh dalam membayar pajak. 4.5.2 Pengaruh Norma Ekspektasi Terhadap

Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Sesuai dengan hasil pengujian

hipotesis kedua, teridentifikasi bahwa variabel norma ekspektasi diperoleh nilai signifikan

(10)

10

sebesar 0,527 yang diperkuat dengan nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,078. Pada tahapan pengujian digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan

sebesar 0,527 > alpha 0,05 maka

keputusannya adalah Ho diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

norma ekspektasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa norma ekspektasi bukanlah variabel yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang.

Temuan yang diperoleh pada tahapan

pengujian hipotesis kedua tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basri et al., (2012) yang menemukan bahwa norma ekspektasi yang diukur dengan norma moral berpengaruh negatif yang signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil tersebut

menunjukan bahwa semakin baik

implementasi dari norma sosial akan

menurunkan perilaku tidak patuh pada wajib pajak pribadi, sedangkan norma ekspektasi yang diukur dengan norma sosial tidak

berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak pribadi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa norma sosial bukanlah variabel yang mempengaruhi ketidakpatuhan pajak. Cahyonowati (2011) menemukan bahwa model moral yang terlihat dari pelaksanaan norma moral

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

4.5.3 Pengaruh Sanksi Legal Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Sesuai dengan tujuan penelitian ketiga yaitu bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh sanksi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, setelah dilakukan tahapan pengujian statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,682. Hasil tersebut diperkuat dengan nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,076. Proses

pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,682 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H3 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi legal tidak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

Hasil hipotesis ketiga menunjukan bahwa sanksi legal bukanlah variabel yang mempengaruhi prilaku tidak patuh dalam diri wajib orang pribadi. Temuan yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis ketiga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Muliari dan Setiawan (2009)

menemukan bahwa sanksi berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, semakin keras dan tegas pelaksanaan sanksi

(11)

11

tentu akan menciptakan rasa takut, sehingga mempengaruhi psikologis dan menciptakan rasa takut untuk tidak membayar pajak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi

legal berpengaruh negatif terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak. Basri et al., (2012) berhasil menemukan bahwa sanksi legal berpengaruh negatif yang signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak.

4.5.4 Pengaruh Religiusitas Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan variabel nilai religiusitas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,612. Hasil yang diperoleh diperkuat dengan nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar

0,060. Pada tahapan pengolahan data

digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,612 jauh berada diatas tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05. Keputusannya adalah Ho diterima dan H4 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai religiusitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

Temuan yang diperoleh pada tahapan

pengujian hipotesis keempat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyonowati (2011) yang menemukan bahwa nilai religius tidak berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai

religius bukanlah variabel yang

mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak, akan tetapi ketidakpatuhan lebih dipengaruhi oleh variabel lain. Basri et al., (2012) juga

menemukan bahwa nilai religiusitas

berpengaruh signifikan terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak, semakin kuat pemahaman terhadap nilai religiusitas akan mendorong meningkatnya perilaku patuh bagi wajib pajak.

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan analisis dan

pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan intisari dari permasalahan yang dibahas didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Keadilan sistem berpengaruh

signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang. 2. Norma ekspektasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang. 3. Sanksi legal tidak berpengaruh

signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

(12)

12

4. Nilai religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat sejumlah kekurangan dan kelemahan didalam penelitian saat ini, secara umum peneliti mengajukan beberapa keterbatasan yang dimiliki peneitian ini yaitu:

1. Jumlah sampel wajib pajak yang digunakan masih dinilai sebagai sampel berskala kecil, dan belum mencerminkan total populasi wajib

pajak orang pribadi secara

keseluruhan di KPP Pratama Padang. 2. Periode penelitian yang relatif pendek

dalam hal ini periode observasi yang digunakan lebih kurang 4 bulan, sehingga mempengaruhi pemilihan kota penelitian yang digunakan. 3. Masih terdapat sejumlah variabel yang

mempengaruhi perilaku tidak patuh

yang digunakan didalam model

penelitian ini, seperti norma ekspetasi, sanksi legal dan religiusitas.

DAFTAR PUSTAKA

Basri Yesi Mutia, Raja Adri Satriawan Surya, Resy Fitriasari, Rahmat Novriyan dan Teuku Septiani Tania. 2012. Studi

Ketidakpatuhan: Faktor yang

Mempengaruhinya (Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Pratama Tampan Pekanbaru).

Seminar Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin.

Cahyonowati Nur. 2011. Model Moral dan

Kepatuhan Perpajakan Wajib Orang Pribadi. JAAI Volume 15 No 2

Desember 2011 Hal 161 – 177.

Dharmawan Ferdyanto. 2013. Pengaruh

Keadilan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pribadi (Studi Pada KPP Pratama Malang Selatan). Jurnal Universitas Dipenegoro Vol 3

No 2. Universitas Dipenegoro,

Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.0. Badan Penerbit Universitas

Dipengoro, Semarang.

Kumalasari Neny. 2013. Prilaku Pajak Pada

Masyarakat di Sumatera Barat.

Editorial Harian Padang Ekspres.

www.padang-ekspres.com. Publikasi

21 Juli 2013. Online 19 Juni 2014 Pukul 23.40 WIB.

Mardiasmo. 2006. Pemahaman Pajak.

Erlangga, Jakarta

Muliari Ketut Ni dan Setiawa Eri Putu. 2009.

Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi Perpajakan

Volume 3 Nomor 1. Universitas Udayana, Bali.

Priantara Diaz dan Supriyadi Bambang. 2011.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengusaha Kecil dan Makro Mendaftar Menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Vol 13 Nomor 2. November 2011.

(13)

13

Priantara Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia. Kumpulan Jurnal Perpajakan. Portal Kopertis Wilayah III. Jakarta.

Sasongko Arifin. 2011. Sosiologis Sebuah

Pengantar. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Sekaran Uma. 2006. Metodologi Penelitian

Bisnis. Erlangga, Jakarta.

Sudibyo Arifin. 2008. Pajak (Teori dan

Aplikasi). Gramedia Pustaka, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Wilopo. 2011. Dasar-Dasar Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian RIP UII, Rencana Strategis Universitas merupakan acuan bagi Fakultas dalam usaha untuk mewujudkan visi dan misi Fakultas yang mempunyai reputasi nasional

Kemahiran menggunaka n peralatan ICT (komputer, LCD, scanner, printer dll) dalam pengajaran dan pembelajaran (P&amp;P) Boleh membuka komputer dan menaip teks,

Prosedur pemungutan PNBP sub sektor perikanan tangkap didasarkan pada tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang secara lengkap

menyisakan beban dan waktu kerja yang berlebih pada rekan kerja yang ditinggalkan sehingga akan terjadi penurunan kualitas layanan ( Martin, 2011).Survey awal

Untuk mengetahui tipe budaya organisasi yang diterapkan oleh Research &amp; Development Center PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk saat ini menurut teori Cameron &amp; Quinn. Untuk

Vaikka synnytyskokemus on moniulotteinen ilmiö, on sen tutkiminen tärkeää niiden pitkäaikaisten vaikutusten vuoksi, joita sillä on niin naisen mielialaan kuin

Demikian disampaikan, kepada segenap pihak yang telah berpartisipasi kami ucapkan terima kasih. Bandar Lampung, 17

Dari hasil wawancara dan observasi pada tanggal 29 Maret sampai 2 April 2017 terhadap 5 orang perawat di IGD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang tentang penanganan pasien