• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nihayah Widayanti Mahasiswa Pascasarjana (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nihayah Widayanti Mahasiswa Pascasarjana (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN (BUP) PEGAWAI NEGERI SIPIL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PADA PEMERINTAH KOTA SALATIGA Nihayah Widayanti

Mahasiswa Pascasarjana (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email: nihayah.widayanti@yahoo.com

Abstract

This research proposed to observe the impacts of the extention of civil servants pension age limit of Local Government of Salatiga and to observe relating policies and strategies. It was an empirical research which applied descriptive qualitative method. This research used the data obtained by observation and interview as primary data and the study of law regulation, books and related prior researchs as secondary data. And then, the data would analyzed qualitatively by using interactive model. The results of the research showed that the Pension Age Limit Extension gave impacts in several aspects which were: (1) Because the Local Government of Salatiga has double roles as policymaker and also as policy executive, it was employee management implemented so far. (3) The extention of Pension Age Limit for Civil Servants had position became more expert. Meanwhile, the negative side were; this delayed the internal regeneration, and discouraged employee’s spirit at work. The Policies and strategies implemented by local Government of Salatiga were: Giving socialization, completing retirement documents, and followed by cancelling the pension.

Key word: Pension, Civil Servants

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kota Salatiga dan mengetahui Kebijakan dan Strategi terkait. Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan data sekunder berupa peraturan perudangan, buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tema penelitian. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif dengan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak Perpanjangan Batas usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut: (1) Karena Pemerintah Kota Salatiga berperan sebagai pembuat kebijakan dan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan maka tidaklah mustahil kepegawaian yang diterapkan selama ini. (3) Perpanjangan batas usia pensiun seorang PNS memiliki dua sisi positif dan negatif. Sisi positifnya adalah tugas pokoknya berjalan normal karena pejabatnya berpengalaman. Sedangkan Sisi negatif perpanjangan jabatan adalah memperlambat kaderisasi pimpinan secara internal, dan dapat memperkecil semangat pegawai. Kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga adalah sosialisasi, penyelesaian berkas yang tetap pensiun, dan pembatalan pensiun.

Kata Kunci: Pensiun, Pegawai Negeri Sipil A. Pendahuluan

Pelaksanaan pembangunan memerlukan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik

bagi masyarakat dan mampu berperan sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Aparatur negara dikaitkan dengan pembangunan nasional maka ia sebagai subyek dan sekaligus sebagai obyek pembangunan. Aparatur negara memegang peranan penting

(2)

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.1

Permasalahan yang dihadapi birokrasi pemerintah saat ini, yaitu: a) kelembagaan birokrasi pemerintah yang besar dan didukung oleh sumber daya aparatur yang kurang profesional; b) mekanisme kerja yang sentralistik masih mewarnai kinerja birokrasi pemerintah; c) kontrol terhadap birokrasi pemerintah masih dilakukan oleh pemerintah, untuk pemerintah, dan dari pemerintah; d) patron klien (KKN) dalam birokrasi pemerintah merupakan halangan terhadap upaya mewujudkan merirokrasi dalam birokrasi; e) tidak jelas bahkan cenderung tidak ada “sense of accountability” baik secara kelembagaan maupun secara individual; f) jabatan birokrasi yang hanya menampung jabatan struktural dan pengisiannya seringkali tidak berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan; g) penataan sumberdaya aparatur tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan penataan kelembagaan birokrasi.2 Penataan aparatur negara merupakan salah satu unsur penyelenggaraan pemerintahan yang perlu memperoleh perhatian dalam upaya reformasi birokrasi. Penataan aparatur negara antara lain meliputi: penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem, dan penataan manajemen sumber daya manusia.3

S ist em a dmin is tra s i ke pe ga wa ia n sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian maupun melalui perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 relatif masih cukup memadai diterapkan dalam sistem pemerintahan yang relatif stabil dan pengelolaan sistem ekonomi nasional yang masih tertutup dan belum banyak persaingan, namun pada sistem pemerintahan negara yang semakin demokratis, semakin desentralistis, dan ekonomi yang semakin terbuka, personalia yang dikelola dengan pendekatan administrasi pegawai terasa tidak lagi mampu mendukung sistem politik, sistem sosial, dan sistem ekonomi yang telah mengalami perubahan fundamental sejak era reformasi pada tahun 1998, yang ditandai dengan jatuhnya kepemimpinan Presiden Soeharto.

Pengelolaan pegawai dalam organisasi telah bergeser dari pendekatan administrasi kepegawaian menjadi manajemen sumber daya manusia dalam dua dekade ini. Secara ringkas manajemen sumber daya manusia adalah menggambarkan sederatan panjang prosedur dan teknik yang digunakan oleh organisasi untuk memproses dan menganalisis kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia dibawah kondisi perubahan dan mencakup kebijakan pengembangan personil sesuai dengan efektivitas jangka panjang dari organisasi itu.4

Arah kebijakan dalam penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa dari perspektif manajemen sumber daya aparatur sipil negara adalah dengan menetapkan aparatur sipil negara sebagai suatu profesi terhormat yang bebas dari intervensi politik, bebas dari praktek korupsi dan kompetensi yang diatur dengan peraturan perundang undangan untuk mewujudkan sumber daya aparatur sipil negara dengan jumlah, komposisi, dan mutu sesuai dengan strategi pemerintahan negara dan pembangunan nasional sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2024.5

Masalah mendasar yang akan dihadapi Indonesia dalam reformasi aparatur sipil negara pada kurun waktu Tahun 2010-2024 salah satunya adalah ancaman ledakan pensiun PNS yang diprediksi akan terjadi pada Tahun 2015. Laporan Misi Bank Dunia pada Tahun 2009 tentang Reformasi Aparatur Sipil Negara memperhitungkan antara Tahun 2010 sampai Tahun 2014 jumlah PNS yang akan memasuki usia pensiun akan mencapai 2,5 juta orang. Dengan demikian pada Tahun 2015 jumlah PNS yang akan pensiun mencapai 2.764.809 orang6 atau lebih besar dari jumlah total PNS pada akhir desember 2013 yang sekarang berjumlah 4.362.805 orang.7 pembayaran manfaat pensiun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan sangat berat.

1 A.W.Widjaja, Etika Administrasi Negara, Ctk. Ketiga, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2004 , Hlm. 54. 2 Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Ctk. Keempat, Kencana, Jakarta, 2010, Hlm. 3-4 3 Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Prenada Media Group, Jakarta, 2005, hlm. 1.

4 John Westerman dan Pauline Donoghue, Managing The Human Resource. (edisi terjemahan oleh Suparman,

Pen-gelolaan Sumber Daya Manusia, ctk. Ketiga, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1997, Hlm. 15.

5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 6 www.republika.co.id diakses 28 April 2014

(3)

Permasalahan yang berkaitan dengan batas usia pensiun PNS juga di beberapa negara. Karnam Gayathri mengemukakan bahwa: Pertumbuhan pesat dalam ukuran pembayaran pensiun PNS telah menjadi subjek pembahasan yang serius di seluruh dunia. Akibatnya, beberapa negara di dunia telah berusaha untuk mereformasi praktek pensiun yang ada. India juga mengalami peningkatan beban pengeluaran pensiun. Meningkatnya beban ini dikaitkan dengan pekerjaan besar yang diberikan oleh pemerintah selama proses perencanaan dan meningkatkan harapan hidup 60 tahun.”8

Setiap pegawai karena proses alamiah pada suatu saat akan mencapai pensiun, walaupun perbaikan mutu gizi, makin baiknya pelayanan kesehatan, tersedianya obat-obatan yang makin efektif, harapan hidup yang makin panjang, menyebabkan munculnya gejala administratif untuk memperpanjang batas usia pensiun.9 Peter Tomkins dalam tulisannya menyatakan bahwa: “Pada tahun 1951, sebagian besar pria bekerja di pekerjaan yang dilaksanakan dengan tenaga manusia sehingga tidak akan hidup cukup lama untuk mengklaim dasar pensiun negara. Sekarang, harapan hidup untuk pria dan wanita adalah sekitar 80 tahun, dan orang-orang yang mencapai usia 65 tahun rata-rata hidup hampir 20 tahun. Dalam waktu 50 tahun, harapan hidup pada usia 65 tahun bisa mencapai 30-35 tahun. Tentu saja bagi individu yang pensiun pada 60 tahun- tidak biasa di sektor public - banyak orang bisa menghabiskan lebih lama pensiun daripada bekerja.”10

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 87 ayat (1) huruf c dan Pasal 90 menyebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun yaitu: 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi, 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.11

Batas usia pensiun sebelumnya adalah 56 (lima puluh enam) tahun dan dapat diperpanjang bagi PNS yang memangku jabatan tertentu.12 Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi tuntutan perpanjangan batas usia pensiun seperti yang diatur Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yakni perkiraan batas usia harapan hidup sudah meningkat menjadi 72,17 tahun. Selain itu, terdapat kesenjangan batas usia pensiun, baik antar sesama PNS maupun antar pegawai negeri lain, seperti guru, dokter, TNI dan Polri.13

Jumlah PNS pada Pemerintah Kota Salatiga adalah 4.40814 orang pada akhir tahun 2013. Pegawai Negeri Sipil yang mencapai batas usia pensiun tahun 2014 sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah 147 orang, yang terdiri dari 40 orang guru, 3 orang tenaga fungsional khusus, dan 8 orang PNS yang telah pensiun pada bulan januari 2014 terdiri dari 5 orang fungsional umum dan 3 orang pejabat struktural. Sedangkan jumlah PNS diluar guru yang seharusnya pensiun per 01 Februari 2014 sampai dengan 01 Desember 2014 yang otomatis diperpanjang batas usia pensiunnya sebanyak 96 orang.15

Pelaksanaan pensiun ini mengalami banyak masalah karena Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 langsung diberlakukan, padahal belum ada mekanisme yang jelas. Banyak pegawai yang telah diberhentikan pembayarannya, sudah ditetapkan keputusan pensiunnya, tetapi ditawarkan perpanjangan. Pegawai yang akan pensiun ditahun berikutnya secara otomatis diperpanjang batas usia pensiunnya, maka dimungkinkan memiliki dampak terhadap pemerintah Kota Salatiga, baik sisi kaderisasi/ pembinaan karir maupun produktivitas kerja PNS. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya bagaimana dampak perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil bagi Pemerintah Kota Salatiga dan Kebijakan dan Strategi apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga

8 Karnam Gayithri, Central civil servant pension payments in India: Issues and concerns, Pensions Vol. 14, 3, 202–216. May 2009. www.palgrave-journals.com/pm/

9 Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan; Konsep, Dimensi dan Strateginya, Ctk. Keempat, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta, 2005, Hal. 189

10 Peter Tompkins, dkk. Reforming Public Sector Pensions; Solutions to a Growing Challenge, The Report of The Public Sector Pensions Commision, London, The Institute of Directors, Juli 2010, hlm. 8.

11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

12 Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 13 www.menpan.go.id diakses 14 April 2014

14 Badan Kepegawaian Daerah Kota Salatiga, data per 31 Desember 2013 15 Badan Kepegawaian Daerah Kota Salatiga, data per 01 Februari 2014

(4)

terkait dengan perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil bagi Pemerintah Kota Salatiga dan ntuk mengetahui Kebijakan dan Strategi apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga terkait dengan perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil.

B. Metode Penelitian

Soetandyo Wignjosoebroto membedakan lima tipe kajian hukum berdasarkan perbedaan konsep hukum. Perbedaan tipe kajian ini akan menyebabkan juga perbedaan dalam pemilihan dan penggunaan metode kajian, yang diuangkapkannya dalam rumus M=f(K), yakni metode adalah fungsi konsep.16 Lima konsep hukum Menurut Soetandyo Wignjosoebroto sebagaimana yang dikembangkan oleh Setiono17 adalah sebagai berikut: (1) Hukum adalah asas Kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal; (2) Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang-undangan hukum nasional; (3) Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcreto, dan tersistematisasi sebagai judge made law; (4) Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai variabel sosial yang empirik; dan (5) Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan konsep hukum ke Lima yaitu Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka (yang menurut bahasa Setiono disebut sebagai hukum yang ada dalam benak manusia). Hukum tidak dikonsepsikan sebagai rules tetapi sebagai reguralities yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau dalam alam pengalaman. Di sini hukum adalah tingkah laku atau aksi-aksi dan interaksi manusia secara aktual dan potensial

akan terpola.18

Dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan data yang teliti seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.19 Penelitian ini dimaksudkan untuk memeroleh gambaran secara mendalam tentang dampak perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pada Pemerintah Kota Salatiga dengan menggunakan metode kualitatif.

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) Data Primer, Data primer merupakan data yang diperoleh dari objek yang diteliti20. Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian21; dan (2) Data Sekunder, data Sekunder merupakan data yang sudah dalam bentuk jadi seperti data dalam dokumen dan publikasi22. Sedangkan sumber data diperoleh berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan wawancara mendalam, maupun melalui data sekunder yang berupa peraturan perudangan maupun buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tema penelitian.

Dalam penelitian ini, pengolahan data menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis model interaktif, yang menunjukkan, reduksi dan sajian data yang disusun pada waktu peneliti sudah memperoleh unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya.23

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Pelaksanaan perpanjangan batas usia pensiun PNS mulai berlaku sejak 01 Februari 2014. Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga yang mencapai batas usia pensiun 16 Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah, Ilmu Hukum & Filsafat Hukum Studi Pemikiran Ahli Hukum Sepanjang

Za-man, Ctk. Keempat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, Hlm.78

17 Setiono, Pemahaman Terhadap Metodologi Penelitian hukum, Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, Hlm 20.

18 Ibid, hlm. 22 19 setiono

20 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi kedua, Granit, Jakarta, 2005, Hlm.57

21 Soerjono Soekanto, PengantarPenelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Pres), Jakarta, Hlm. 12 22 ibid

(5)

di tahun 2014 adalah 147 orang. Adapun pegawai Negeri Sipil yang tetap mengajukan pensiun bulan Februari sampai dengan bulan desember 2014 sebanyak 52 orang yang didominasi oleh fungsional tertentu yang tidak mendapatkan perpanjangan batas usia pensiun. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang Bersedia Melaksanakan Tugas Kembali 81 orang. dari jumlah 81 orang yang bersedia melaksanakan tugas kembali, pejabat struktural eselon II semuanya bersedia melaksanakan tugas kembali, termasuk 2 (dua) orang Pejabat struktural eselon II yang seharusnya pensiun tahun 2013 kemudian diperpanjang karena kebutuhan organisasi. Pegawai Negeri Sipil yang pensiun Tahun 2015 adalah 43 orang fungsional tertentu, sedangkan pejabat struktural dan pelaksana (fungsional umum) diperpanjang batas usia pensiunnya. Pegawai Negeri Sipil yang pensiun Tahun 2016 adalah 125 orang, terdiri dari pejabat struktural yang pensiun sebanyak 31 orang, pelaksana (fungsional umum) sebanyak 42 orang, dan fungsional tertentu sebanyak 54 orang. Pejabat struktural dan pelaksana yang pensiun di tahun 2016 Pegawai Negeri Sipil yang sebelum adanya perpanjangan batas usia pensiun seharusnya pensiun di tahun 2014.

Pegawai Negeri Sipil yang pensiun Tahun 2017 terdiri dari pejabat struktural 39 orang, pelaksana (fungsional umum) sebanyak 47 orang, dan fungsional tertentu sebanyak 68 orang. Pejabat struktural dan pelaksana yang pensiun di tahun 2017 Pegawai Negeri Sipil yang sebelum adanya perpanjangan batas usia pensiun seharusnya pensiun di tahun 2015, termasuk 2 orang pejabat struktural eselon II yang telah diperpanjang batas usia pensiunnya di tahun 2013.

Pejabat struktural yang pensiun tahun 2018 sebanyak 34 orang, pelaksana (fungsional umum) sebanyak 68 orang, dan fungsional tertentu sebanyak 98 orang. Pejabat struktural eselon II yang pensiun di tahun 2018 adalah Pegawai Negeri Sipil yang sebelum adanya perpanjangan batas usia pensiun seharusnya pensiun di tahun 2014, yaitu 1 Orang Pejabat Struktural Eselon IIa dan 5 orang Pejabat Struktural Eselon IIb.

Pada saat mulai berlakunya

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 (pada 15 Januari 2014) maka: batas usia pensiun Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon I dan eselon ll) adalah 60 (enam puluh) tahun dan batas usia pensiun Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon lll ke bawah dan fungsional umum) adalah 58 (lima puluh delapan) tahun.

Perpanjangan Batas usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pada pemerintah Kota Salatiga menurut Adhi Isnanto, S.Sos, M.Si selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Salatiga cukup membantu kekurangan SDM yang dihadapi pemerintah Kota Salatiga. apalagi untuk rekruitmen PNS yang memiliki kapasitas, cukup mahal karena harus didiklatkan. Selain itu dengan adanya pensiun yang rata-rata 125 orang pertahun sedangkan pengajuan formasi hanya disetujui 57 orang seperti tahun 2014 maka perpanjangan pensiun selama 2 tahun ini merupakan solusi bagi pengelola kepegawaian untuk memberdayakan pegawai tersebut di SKPD-SKPD yang masih kekurangan pegawai. 24

2. Pembahasan

Peneliti dalam menganalisis dampak Perpanjangan Batas usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pada pemerintah Kota Salatiga mengacu pada teori bekerjanya hukum dan teori kebijakan publik. Lawrence M. Friedman25 mengemukakan ada tiga unsur dalam sistem hukum yang dapat mempengaruhi bekerjanya hukum dalam masyarakat, yaitu Struktur Hukum (Legal Structure), Substansi Hukum (Legal Subtance), Kultur Hukum (Legal Culture). Secara singkat Friedman menggambarkan ketiga unsur sistem hukum itu sebagai berikut: (1) Struktur hukum diibaratkan mesin; (2) Substansi hukum adalah apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh mesin itu; dan (3) Kultur hukum adalah apa saja dan siapa saja yang memutuskan untuk menghidupkan dan

24 Wawancara dengan Kepala BKD kota Salatiga, Adhi Isnanto, S.Sos, Msi, selasa 22 Juli 2014

25 Lawrence Meir Friedman. Sistem Hukum Persepektif Sosial (Terjemahan The Legal Sistem A Sosial Science Pers-pektive). Penerjemah M. Khozim, Nusa Media, Bandung, 2009, Hal. 12

(6)

mematikan mesin itu, serta memutuskan bagaimana mesin itu digunakan.26

a. Dari Aspek Struktur Hukum (Legal Substance)

Kebijakan menurut George C. Edwards III, what government say and do, or not to do . Thomas R. Dye menjelaskan, kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pemerintah. Apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus ada tujuannya, dan kebijakan publik itu harus mencakup seluruh tindakan pemerintah. Sedangkan jika pemerintah tidak memilih untuk melakukan sesuatu, maka tetap akan disebut kebijakan publik, karena akibat yang ditimbulkan sama besarnya dengan akibat yang ditimbulkan dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah.28

Karena Pemerintah Kota Salatiga berperan sebagai pembuat kebijakan dan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan di tingkat lokal maka tidaklah mustahil para pemegang kedudukan dan peranan

dan of roles) dan adanya kesenjangan antara peranan yang seharusnya dengan peranan yang sebenarnya dilakukan, maka akan terjadi kesenjangan peranan (role-distance), sehingga hampir mustahil bagi Pemerintah Daerah Kota Salatiga untuk menggunakan suatu instrument atau otoritas tertentu untuk melakukan pressure terhadap Pegawai Sipil agar menunaikan kewajiban administratifnya. b. Dari Aspek Substansi Hukum

Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ditetapkan, langsung diberlakukan padahal undang-undang ini 75% merubah manajemen kepegawaian yang diterapkan selama ini. Berlakunya undang-undang ini belum diikuti dengan Peraturan Pemerintah. Implementasi sebuah undang-undang tanpa disertai dengan terbitnya peraturan pelaksana di bawahnya akan dapat menimbulkan ketidakpastian hukum terkait dengan manajemen kepegawaian. Namun demikian dengan terbitnya

Surat Edaran (SE) Badan Kepegawaian Negara (BKN) maka dapat dijadikan acuan sembari menunggu terbitnya peraturan pelaksanaan dari undang-undang dimaksud. Surat edaran yang diterbitkan BKN kurang lengkap karena diterbitkan sampai tiga kali namun bisa dijadikan acuan. Walaupun surat edaran tersebut tidak bisa mengakomodir permasalahan yang muncul.

Menurut Drs. Hartoyo, M.Si, Kabag Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Salatiga, perpanjangan batas usia pensiun ini dilatarbelakangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu selaku pembuat undang-undang untuk menguntungkan kepentingan pribadinya. perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil akan menghambat regenerasi. Selain itu juga menghambat lapangan kerja. Jika pertimbangannya biaya pengadaan CPNS mahal maka sebenarnya rekruitmen sedikit atau banyak pun akan sama saja biayanya.29 c. Faktor Kultur Hukum

Perpanjangan batas usia pensiun seorang PNS yang sudah memasuki usia pensiun memiliki dua sisi positif dan negatif. Kelebihan dari perpanjangan usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu, tugas pokoknya berjalan normal karena pejabatnya berpengalaman. Perpanjangan itu pun berbiaya rendah, karena tidak ada pelatihan bagi pimpinan baru. Sedangkan Sisi negatif perpanjangan jabatan adalah memperlambat kaderisasi pimpinan secara internal, biaya rendah yang tercapai bersifat sementara, pemberdayaan regenerasi kurang terlaksana, dan dapat memperkecil semangat pegawai. Hal ini dikarenakan bahwa mereka tidak mungkin lagi mendapat promosi ke jabatan yang lebih tinggi. Hal ini juga yang menyebabkan terhambatnya kaderisasi pimpinan secara internal dan pemberdayaan regenerasi kurang terlaksana. Dan secara tidak langsung juga, hal ini bisa menghambat kinerja suatu instansi 26 Loc.Cit

27 Budi Winarno, Kebijakan Publik, Teori Dan Proses, media presindo, Jakarta, 2007. Hal 35 28 Bambang Sunggono, Hukum Dan Kebijakan Publik

(7)

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dampak lainnya dari adanya perpanjangan masa pensiun pegawai negeri, yaitu mengakibatkan tidak ada formasi yang lowong, sehingga pemberdayaan regenerasi kurang terlaksana.

Selain itu perpanjangan batas usia pensiun ternyata tidak berdampak signifikan terhadap produktivitas kerja karena pegawai juga bekerja seperti biasa, mengalir saja, tidak ada peningkatan kinerja seperti yang dikemukakan oleh Setya Widyawasti, SH Inspektur Pembantu Wilayah II pada Inspektorat Kota Salatiga.30

C. Kebijakan dan strategi

Pada organisasi pemerintahan kebijaksanaan politik kepegawaian ditetapkan oleh pemerintah dan dituangkan dalam peraturan perundang -undangan (Undang-Undang, Peraturan) ketetapan/ keputusan, Surat edaran, pengumuman dan lain-lain. peraturan perundang-undangan inilah yang merupakan sumber hukum kepegawaian. Selain pengaturan melalui Undang-Undang yang mengatur prinsip-prinsip dalam manajemen Pegawai Negeri, lazimnya diperlukan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan Undang-Undang tersebut secara operasional.31

Pelaksanaan kebijakan pemerintah selama ini kadang menimbulkan permasalahan dikarenakan dalam prakteknya sedikit terjadi penyalahgunaan kewenangan dan benturan-benturan dari suatu organisasi atau kepentingan lainnya. Dengan kondisi yang demikian maka dalam membuat rancangan kebijakan birokrasi akan lebih menguntungkan pihak tertentu (suku, atau mengutamakan kepentingan pribadi dan lain-lain), sehingga sebagai konseptor kebijakan birokrasi belum dapat berdiri netral.

Kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga terkait dengan perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil adalah menindak lanjuti surat edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan Surat Kepala Badan kepegawaian Dearah Kota Salatiga Nomor 882/237/203 tanggal 28 Januari 2014 perihal batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil, mengundang orang yang memasuki usia

pensiun untuk mengikuti sosialisasi tentang pensiun, penyelesaian berkas yang tetap pensiun, pencabutan SK pensiun yang telah diterbitkan tetapi yang bersangkutan tetap melanjutkan kerja, dan pembatalan pension.

Untuk pegawai yang tetap melanjutkan padahal sudah tidak produktif, misalnya ada pegawai yang sudah sakit, tetapi karena pensiun adalah hak maka BKD tidak bisa mengambil tindakan. BKD bisa mengambil tindakan jika pimpinan SKPD mengusulkan agar pegawai yang bersangkutan diperiksa oleh tim kesehatan. Selain itu, Selama tahun 2014 ada pelantikan 1 kali pada tanggal 18 Februari 2014. Pelantikan hanya untuk mengisi yang meninggal dunia atau alih status.

D. Simpulan

1. Dampak Perpanjangan Batas usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pada pemerintah Kota Salatiga adalah sebagai berikut:

a. Dari Aspek Struktur Hukum, Karena Pemerintah Kota Salatiga berperan sebagai pembuat kebijakan dan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan maka tidaklah mustahil para pemegang

( dan ) dan

adanya kesenjangan antara peranan yang seharusnya dengan peranan yang sebenarnya dilakukan, maka akan terjadi kesenjangan peranan (role-distance), sehingga hampir mustahil bagi Pemerintah Daerah Kota Salatiga untuk menggunakan suatu instrument atau otoritas tertentu untuk melakukan pressure terhadap Pegawai Sipil agar menunaikan kewajiban administratifnya b. Dari aspek Substansi hukum, Undang-undang ASN ditetapkan, langsung diberlakukan padahal undang-undang ini 75% merubah manajemen kepegawaian yang diterapkan selama ini. Berlakunya undang-undang ini belum diikuti dengan Peraturan Pemerintah, karena perlu waktu untuk menyusun Peraturan Pemerintah. Tanpa Peraturan Pemerintah maka terjadi ketidakpastian manajemen kepegawaian. Dengan adanya Surat Edaran maka menjadi jelas. SE tersebut 30 Wawancara tanggal 6 Oktober 2014

(8)

menjadi penyelamat teknis di lapangan. Tanpa Surat Edaran maka akan terjadi kerusakan tatanan, seperti perpanjangan batas usia pensiun yang teknisnya diatur dengan Surat Edaran. Surat edaran yang diterbitkan BKN kurang lengkap karena diterbitkan sampai tiga kali namun bisa dijadikan acuan. Walaupun surat edaran tersebut tidak bisa mengakomodir permasalahan yang muncul.

c. Faktor Kultur hukum, Perpanjangan batas usia pensiun seorang PNS yang sudah memasuki usia pensiun memiliki dua sisi positif dan negatif. Kelebihan dari perpanjangan usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu, tugas pokoknya berjalan normal karena pejabatnya berpengalaman. Perpanjangan itu pun berbiaya rendah, karena tidak ada pelatihan bagi pimpinan baru. Sedangkan Sisi negatif perpanjangan jabatan adalah memperlambat kaderisasi pimpinan secara internal, biaya rendah yang tercapai bersifat sementara, pemberdayaan regenerasi kurang terlaksana, dan dapat memperkecil semangat pegawai.

2. Kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga terkait dengan perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil adalah menindak lanjuti surat edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan Surat Kepala Badan kepegawaian Dearah Kota Salatiga Nomor 882/237/203 tanggal 28 januari 2014 perihal batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil, mengundang orang yang memasuki usia pensiun untuk mengikuti sosialisasi tentang pensiun, penyelesaian berkas yang tetap pensiun,

pencabutan SK pensiun yang telah diterbitkan tetapi yang bersangkutan tetap melanjutkan kerja, dan pembatalan pensiun. Untuk pegawai yang tetap melanjutkan padahal sudah tidak produktif, misalnya ada pegawai yang sudah sakit, tetapi karena pensiun adalah hak maka BKD tidak bisa mengambil tindakan. BKD bisa mengambil tindakan jika pimpinan SKPD mengusulkan agar pegawai yang bersangkutan diperiksa oleh tim kesehatan.

E. Saran

1. Pemerintah Kota Salatiga sebagai Leading sector pelaksanaan perpanjangan batas usia pensiun di tingkat lokal, agar dapat mengusulkan petunjuk terbitnya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 sehingga dalam pelaksanaannya ada kejelasan mekanisme dan prosedur pelaksanaan perpanjangan batas usia pensiun.

2. Untuk mengantisipasi dampak negatif dengan adanya perpanjangan batas usia pensiun, maka Pemerintah Kota Salatiga agar bisa lebih proaktif dalam penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tersebut dengan mensosialisasikannya kepada para Pegawai Negeri Sipil di Kota Salatiga; 3. Pemerintah Kota Salatiga harus dapat

bersikap obyektif terhadap pegawai yang tetap melaksanakan tugas padahal sudah tidak mempunyai kompetensi, dengan cara melakukan seleksi secara terbuka terhadap kompetensi pegawai yang memilih untuk memperpanjang batas usia pensiun sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014.

(9)

Daftar Pustaka

A.W.Widjaja. 2004,. Etika Administrasi Negara, Jakarta. Bumi Aksara, Cetakan Ketiga,

John Westerman dan Pauline Donoghue. 1997. Managing The Human Resource. (edisi terjemahan oleh Suparman, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, ctk. Ketiga, Jakarta. Penerbit Bumi Aksara, Bambang Sunggono, 1997. Hukum dan Kebijakan Publik., Jakarta. Insan Cendekia

Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses, Jakarta. Buku Kita

,Lawrence Meir Friedman. 2009. The Legal Sistem A Sosial Science Perspektive ( edisi terjemahan oleh M. Khosim, Sistem Hukum Persepektif Sosial). Bandung. Nusa Media

Miftah Thoha. 2010. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Ctk. Keempat. Jakarta. Kencana, =========. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta. Prenada Media Group Rianto Adi. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi kedua. Jakarta. Granit

Setiono, Pemahaman Terhadap Metodologi Penelitian hukum, 2010. Surakarta, Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Soerjono Soekanto. 2007. Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. UI-Press.

Sondang P. Siagian. 2005. Administrasi Pembangunan; Konsep, Dimensi dan Strateginya, Cetakan Keempat Jakarta. ,Penerbit Bumi Akasaa,

Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah. 2007. Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum, Studi Pemikiran Ahli Hukum Sepanjang Jaman, Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

W. Riawan Tjandra, 2008, Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya

Karnam Gayithri. May 2009. Central civil servant pension payments in India: Issues and concerns, Pensions Vol. 14, 3, 202–216. www.palgrave-journals.com/pm/

Peter Tompkins, dkk. Juli 2010,. Reforming Public Sector Pensions; Solutions to a Growing Challenge, The Report of The Public Sector Pensions Commision, London, The Institute of Directors, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005 – 2025

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil www.bkn.go.id data per 31 desember 2013 diakses 24 April 2014

www.menpan.go.id diakes 14 April 2014 www.republika.co.id diakses 28 April 2014

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah dasar inklusi adalah satuan pendidikan selama enam tahun yang menampung semua siswa

UJI TOKSISITAS INFUSA DAUN SIRSAK ( Annona muricata L.) TERHADAP KADAR KREATININ DAN GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL PADA TIKUS SECARA SUBKRONIS.. beserta perangkat yang diperlukan

[r]

Toba Pulp Lestari yang kemudian akan dikoordinasikan dengan perusahaan untuk ditindak lanjuti, kemudian apabila disetujui oleh pihak perusahaan akan diadakan peninjauan lokasi

Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran pendidikan, paritas, jarak kelahiran, pengetahuan,

KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (POKJA ULP)

“Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang -undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam

Karena upah merupakan motivasi terutama bagi karyawan maka akan memberikan semangat mereka untuk siap berkerja sehingga menimbulkan produktivitas tenaga kerja, dan juga dapat