commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan tinjauan cross-sectional.
3.2. Sampel dan populasi
Sampel dan populasi yang dipakai adalah pasien AMC Clubfoot yang ditangani di Klinik Clubfoot Rumah Sakit Orthopaedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.
3.3. Besar Sampel
Sampel diambil pada semua pasien AMC Clubfoot yang ditangani di Klinik
Clubfoot Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta, mulai 1 Agustus
2009 sampai 31 Juli 2013 yang memenuhi kriteria inklusi.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Sampel diambil pada pasien selama 1 Agustus 2009 sampai 31 Juli 2013 di Klinik Clubfoot Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.
3.5. Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi:
1. Pasien AMC Clubfoot yang ditangani di Poliklinik, baik yang sudah atau belum pernah mendapatkan penanganan sebelumnya
commit to user Kriteria Eksklusi:
1. Drop out selama penanganan
2. Catatan mengenai kriteria yang akan dinilai tidak lengkap
3. Menolak dijadikan sampel penelitian
3.6. Cara pengumpulan data / seleksi penderita
1. Pasien di seleksi sesuai dengan kriteria inklusi, diberikan informed consent, dicatat dalam status pasien prosedur penanganan, kemudian diikuti/ follow-up mulai pertama pemasangan gips sampai dengan periode bracing. 2. Setelah 6 bulan paska bracing dilakukan penilaian outcome pasien
3.7. Instrumen pengumpulan data ( lihat Lampiran )
3.8. Desain Penelitian
Untuk mendapatkan perbandingan mengenai treatment process dan clinical outcome pemakaian Metode Ponseti untuk AMC Clubfoot terhadap Idiopatik Clubfoot, maka dilakukan evaluasi dan pengumpulan data terhadap kasus Idiopatik Clubfoot yang diterapi dengan metode Ponseti pada periode yang sama di klinik Clubfoot RSO oleh salah satu Author ( ABS). Matching dilakukan berdasar umur pada saat mulai dilakukan treatment.
commit to user
3.9. Identifikasi variabel
1. Variabel bebas : metode Ponseti
2. Variabel tergantung : Treatment process dan clinical outcome
3.10. Definisi Operasional Variabel
1. Yang disebut sebagai AMC Clubfoot adalah pasien dengan clubfoot yang disebabkan gangguan primer malformasi tungkai didapatkan pada kondisi kekakuan sendi yang bersifat kongenital
2. Umur adalah umur penderita pada saat pertama kali dilakukan manipulasi dan pengegipan Ponseti di Klinik Clubfoot Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
3. Keberhasilan treatment dinilai dari treatment process dan clinical outcome
4. Treatment process dinilai dari : (1) Jumlah pemasangan gips , (2) lamanya treatment (minggu), (3) jumlah tindakan ATL, serta (4) jumlah penderita memerlukan Posterior
Release (PR)
5. Jumlah pemasangan gips adalah jumlah pemasangan gips dari pertama kali dilakukan pengegipan sampai saat diputuskan untuk dilakukan ATL atau tidak memerlukan ATL ( langsung protokol bracing)
6. Lama treatment adalah waktu antara mulai pertama kali pemasangan gips sampai dimulai
bracing.
7. Outcome treatment : dinilai dengan mengukur range of motion kaki clubfoot pada saat penelitian dilakukan yang meliputi (1) derajat ankle dorsiflexion , (2 ) derajat
commit to user
8. Nilai tiap pengukuran tersebut kemudian dikategorikan (dibuat skor) dengan Functional
Rating System for Clubfoot dari Ponseti yang telah dimodifikasi.
9. Cara pengukuran Range of motion (ROM), alat yang dipakai, interpretasi, yang melakukan pengukuran dan kapan dilakukan.
Cara pengukuran Range of motion (ROM) :
- Ankle dorsoflexion : gerakan ankle pada bidang sagital ke anterior mendekati permukaan anterior tibia
- Plantar flexion : gerakan ankle pada bidang sagital ke posterior menjauhi permukaan anterior tibia
- Varus heel : diukur dari posterior, merupakan gerakan calcaneus ke arah medial terhadap talus
- Valgus heel : diukur dari posterior, merupakan gerakan calcaneus ke arah lateral terhadap talus
- Inversi forefoot : gerakan forefoot pada bidang frontal ke arah medial sumbu tubuh - Eversi forefoot : gerakan forefoot pada bidang frontal ke arah lateral sumbu tubuh Alat yang dipakai : goniometer
Interpretasi : sudut yang terbentuk dari gerakan pasif secara maksimal dinilai dan dicatat
Pengukuran dilakukan oleh : PPDS ortopedi yang bertugas di Klinik Clubfoot Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta dengan supervisi dari seorang spesialis ortopedi (ABS)
Pengukuran dilakukan sebelum treatment, setiap kali manipulasi dan pemasangan gips serial, setelah periode bracing dan 6 bulan follow up paska bracing
commit to user
10. Functional Rating System for clubfoot dari Ponseti yang sudah dimodifikasi, dikarenakan skor ini untuk penderita clubfoot yang sudah dewasa. Sedangkan pada penelitian ini sampelnya adalah anak-anak. Pasive motion (10 points) : adalah gerakan pasif dari kaki pasien, dilakukan oleh pemeriksa. Diukur gerakan pasif ankle dorsifleksi, varus-valgus dari heel, dan inversi-eversi dari forefoot
11. Kriteria pada lembar pengumpulan data (LPD) 1. Data penderita AMC Clubfoot
No. kasus : nomor kasus sesuai angka numerik
No. CM : nomor rekam medis Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
Sex : jenis kelamin pasien
Sisi : sisi kaki yang sakit, kiri, kanan, atau kedua-duanya
Usia : usia saat pertama kali ditangani di Klinik Clubfoot Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
2. Jumlah cast : jumlah pemasangan gips dari pertama kali dilakukan sampai saat
diputuskan untuk dilakukan operasi ( non ATL, ATL perkutan, ATL open dan PR ) 3. Lama treatment : waktu antara mulai pemasangan gips pertama sampai dimulai
bracing.
4. Tindakan
Non ATL : pasien yang pada saat terakhir manipulasi dan pemasangan gips terakhir tidak dilakukan ATL dan langsung bracing
Perkutan : pasien yang pada saat terakhir manipulasi dan pemasangan gips terakhir dilakukan ATL secara perkutan
commit to user
Open : pasien yang pada saat terakhir manipulasi dan pemasangan gips terakhir dilakukan ATL secara terbuka
PR : tindakan operasi dengan tujuan melakukan pemanjangan tendon achilles dan dorsal capsulotomy
5. Passive motion
Dorsofleksi : gerakan pasif sendi ankle pada bidang sagital ke anterior mendekati permukaan anterior tibia
Total varus-valgus : gerakan pasif calcaneus ke arah medial lateral terhadap talus
Total inversi-eversi : gerakan pasif forefoot pada bidang frontal ke arah medial-lateral sumbu tubuh
6. Skor : skor yang dihitung pada passive motion berdasarkan FRCS yang dimodifikasi 7. Rekurensi : deformitas yang muncul kembali setelah pasien ditreatment secara lengkap
dan terkoreksi sempurna
3.11. Langkah-langkah penelitian
1. Pertama kali peneliti memperkenalkan diri, dilakukan anamnesa, pada pemeriksaan klinis dilakukan penilaian terhadap deformitas meliputi derajat adduksi, varus dan equinus dengan menggunakan goniometer.
2. Setelah diagnosis ditegakkan dan sebelum treatment dimulai, keluarga penderita diberi penjelasan mengenai metode Ponseti: cara manipulasi dan casting, tujuannya, keunggulannya, komplikasinya, jadwal kunjungan, perlu tidaknya tenotomi, bracing, lamanya bracing serta perlunya konsisten dalam melakukan setiap tahapan treatment. Setelah keluarga memahami serta memberikan persetujuan maka dilakukan manipulasi dan casting dengan metode Ponseti.
commit to user
3. Manipulasi dan pengegipan dilakukan seminggu sekali oleh Konsultan Pediatri Orthopaedi (ABS). Pada setiap kunjungan dicatat komplikasi (bila ada) , derajat perbaikan deformitas, nomor gips yang akan dilakukan.
4. Jika hasil pengukuran didapatkan abduksi 60° dari frontal plane tibia, calcaneus netral atau sedikit valgus, dorsofleksi pedis 15°-20° maka penderita tidak memerlukan ATL. Penderita langsung dimasukkan ke dalam fase bracing.
5. Penderita akan dilakukan ATL jika didapatkan abduksi 60° dari frontal plane tibia, calcaneus netral atau sedikit valgus, dorsofleksi pedis 0°-5°
6. Jika setelah 11-13 kali manipulasi dan gips deformitas tidak membaik maka dilakukan pembedahan untuk mengoreksi deformitas yang ada
7. Diberikan Informed consent kepada keluarga penderita sebelum dilakukan tindakan pembedahan
8. Data diambil setelah penderita menjalani periode bracing. Sehingga penderita yang pada saat penelitian belum mencapai periode bracing akan dikeluarkan dari penelitian ini 9. Dilakukan analisa data
3.12. Analisa Data
1. Data demografi dinyatakan dalam prosentase dan perbandingan
2. Uji one-way Anova untuk membandingkan outcome dengan jenis tindakan ( level
significance: p<0,05 )
3. Uji one-way Anova untuk membandingkan outcome antara AMC dan Idiophatic Clubfoot pada kelompok umur yang sama.( level significance: p<0,05 )
4. Uji one-way Anova untuk membandingkan tingkat efisiensi proses terapi antara AMC dan
commit to user
5. Hasil outcome dinyatakan dengan skor Functional Rating System for Clubfoot dari Ponseti yang telah dimodifikasi
6. Hasil outcome dan tingkat efisiensi proses treatment tersebut juga dibandingkan dengan hasil penelitian yang lain.
3.13. Alat dan bahan
1. Goniometer
2. Pensil berwarna (dermatograf)