• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah umumnya bersifat infrastruktur atau prasarana, yaitu bangunan fisik maupun lembaga yang mempunyai fungsi yang esensial sebagai pembuka peluang dan pendukung kegiatan-kegiatan produksi, logistik dan pemasaran barang dan jasa serta kegiatan-kegiatan lain dibidang ekonomi, sosual budaya, politik dan pertahanan keamanan. Sedangkan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya yang bersifat directly producing, atau yang langsung menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan konsumen, baik perorangan, rumah tangga maupun industri.1

1 B.S Muljana, 2011, Perencanaan Pembangunan Nasional (Proses Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional), UI Press, hlm.3

Salah satu wujud dari pelaksanaan pembangunan nasional berupa pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional itu sendiri sebagaimana ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan adanya penyelenggaraan otonomi daerah seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk mencapai hal ini, pemerintah berupaya meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat yang dilakukan dalam bentuk kebijakan maupun regulasi.

(2)

Otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintahan pusat. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah dalam rangka memberi pelayanan, peningkatan pera serta prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan kepada kesejahteraan masyarakat.2

Pemerintah membutuhkan barang/jasa untuk meningkatkan pelayanan publik atas dasar pemikiran yang logis dan sistematis dan mengikuti prinsip dan etika yang berlaku.

Dalam melaksanakan otonomi daerah tersebut pemerintah memiliki barang (asset) dan kekayaan atau dalam pengertian yang terbatas untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan. Barang merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan.

3

Menurut Pasal 1 Angka 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengertian Barang Milik Daerah atau disebut BMD adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) maupun yang berasal

Pelayanan publik berhubungan dengan bagaimana meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah memberikan pengertian aset daerah sebagai Barang Daerah/Barang Milik Daerah.

2 Mahmudi, 2010, Manajemen Keuangan Daerah, PT. Gelora Aksara Pratama, hlm.v (Kata Sambutan

Tata Kelola Keuangan Daerah untuk Kemandirian Daerah dan Perbaikan Pelayanan Publik Oleh Prof.Dr. Mardiasmo, M.B.A.,Ak.)

3 Artikel Prinsip-prinsip Pengadaan Barang dan Jasa Apakah Harus Dipedomani?, www.bppk.depkeu.go.id, diakses pada tanggal 15 Oktober 2014 Pukul 20:00 WIB

(3)

dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang dimaksud dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Barang Milik Daerah merupakan unsur penting dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan masyarakat sehingga harus dikelola secara optimal dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas publik untuk mewujudkan tertib administrasi, tertib fisik, dan tertib hukum yang merupakan strategic asset management yang didalam pelaksanaannya serta mensinergikan antara fungsi perencanaan, penganggaran, pengelolaan, dan pertanggungjawaban.4

Pada umumnya, nilai barang/aset tetap daerah merupakan nilai yang paling besar dibandingkan dengan akun lain pada laporan keuangan

Barang/Aset atau dalam hal ini merupakan Barang Milik Daerah/Aset Tetap Pemerintah dan merupakan salah satu faktor yang paling strategis dalam pengelolaan keuangan daerah.

5

4 Op.Cit, Mahmudi, hlm.146

sehingga keberadaan aset/barang daerah sangat mempengaruhi kelancaran roda pemerintahan dan

5 Hasil Audit BPK RI atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, www.bpk.go.id, diakses pada

(4)

pembangunan. Di dalam Pasal 5 ayat (4) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Gubernur/bupati/walikota selaku kepala daerah merupakan Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang teknis pengelolaannya dilaksanakan oleh Sekertaris Daerah salah satunya bertanggung jawab dalam mengatur pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Daerah. Adanya peranan Barang Milik Daerah maupun jasa pada instansi pemerintah berkaitan dengan tugas pokok keberadaan instansi pemerintah bukan hanya untuk menghasilkan barang/jasa yang bertujuan profit oriented tetapi juga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun barang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai masa pakai menurut jangka waktu tertentu, demikian pula dengan barang milik daerah/inventaris pemerintah mempunyai nilai ekonomi dan mempunyai masa pakai dalam jangka waktu tertentu. Barang-barang Milik Pemerintah setelah jangka waktu tertentu, baik karena penggunaan maupun penyimpanan maka nilainya akan berkurang turun dan atau habis masa pakainya. Barang-barang Milik Daerah tersebut akan mengalami perubahan secara fisik ataupun secara fungsi. Secara fisik Barang Milik Daerah lama-kelamaan akan mengalami kerusakan dalam proses pemakaian. Sedangkan secara fungsi, dengan fisik yang rusak tentu saja fungsinya terus menurun.

Untuk menjaga agar Barang Milik Daerah dapat difungsikan dalam kegiatan operasional, pemerintah dapat memperhitungkan biaya pemeliharaan dalam anggarannya, apabila biaya pemeliharaan justru lebih besar daripada manfaat yang

(5)

diperoleh dari barang tersebut maka akan lebih baik apabila barang tersebut dihentikan penggunaannya dan kemudian dilakukan penghapusan. Penghapusan juga dilakukan bukan hanya untuk sekedar pemeliharaan, tetapi juga perlu dipastikan bahwa barang milik daerah yang akan dihapus juga sudah dianggarkan terlebih dahulu penggantinya serta barang pengganti tersebut haruslah sudah tersedia saat barang dihapus.

Menurut Pasal 1 angka 23 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Barang Milik Daerah yang masih mempunyai nilai ekonomis namun tidak dapat lagi digunakan secara optimal, sudah turun nilainya namun secara faktual masih ada nilainya atau tidak digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah maka dapat dilakukan pemindahtanganan yang merupakan pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada pihak lain sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah. Apabila setelah penghapusan barang tersebut dijual, menurut peraturan penjualan barang-barang milik daerah tersebut dilaksanakan melalui lelang.

Pasal 1 Angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang memberikan pengertian bahwa Lelang merupakan

(6)

penjualan yang terbuka untuk umum atau di muka umum dengan penawaran harga yang dilakukan secara tertulis atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang terlebih dahulu dan dilakukan oleh dan atau di hadapan Pejabat Lelang yang Khusus diberi wewenang oleh Menteri Keuangan dalam pelaksanaan proses lelang.

Penjualan melalui lelang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum karena dilaksanakan secara terbuka (transparan), tidak ada prioritas di antara peserta lelang, objektif dan dari setiap pelaksanaan lelang diterbitkan Risalah Lelang yang merupakan akta otentik. Lelang disaksikan, dipimpin dan dilaksanakan oleh Pejabat Lelang selaku pejabat umum yang bersifat independen.

Oleh karena itu penjualan secara lelang adalah penjualan yang aman, cepat dan efisien karena lelang didahului dengan pengumuman lelang, sehingga peserta lelang dapat terkumpul pada saat hari lelang dan pada saat itu pula ditentukan pembelinya, serta pembayarannya secara tunai. Mekanisme lelang mampu mewujudkan harga yang wajar, karena pembentukan harga lelang pada dasarnya menggunakan sistem penawaran yang bersifat kompetitif dan transparan6

Dalam rangka melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah dan menambah pemasukan ke kas daerah, Pemerintah Kota Prabumulih melaksanakan penghapusan Barang Milik Daerah khususnya berupa kendaraan dinas dengan mekanisme penghapusan berdasarkan Peraturan Walikota Kota Prabumulih dan melalui sistem

.

6 F.X Ngadijarno, Nunung EkoLaksito, dan Isti Indri Listiani, 2006, Lelang Teori Dan Praktek, Badan

(7)

penjualan umum (Lelang). Kendaraan dinas operasional yang dilelangkan pada umumnya adalah kendaraan dinas yang sudah turun nilainya namun secara faktual masih ada nilai ekonomisnya. Pelaksanaan Lelang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.06/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dan diklasifikasikan sebagai Lelang Non Eksekusi wajib.

Namun didalam pelaksanaannya, lelang mengalami banyak kendala dan hambatan diantaranya seringkali pada kendaraan dinas, Tim Penilai Aset Daerah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) menaksir harga limit jauh di bawah harga wajar dari kendaraan dinas yang dilelang. Perbedaan yang besar antara harga limit dan harga wajar dari kendaraan dinas yang akan dilelang seringkali ditetapkan terlalu rendah sehingga hal ini berpotensi menyebabkan kerugian negara. Bahkan seringkali terjadi perbedaan antara harga limit jauh dibawah nilai wajar kendaraan tersebut.

Permasalahan lainnya yaitu adanya penawaran dibawah harga limit serta jumlah kendaraan dinas yang dilelangkan harusnya tidak membuat adanya kekurangan Kendaraan Dinas Operasional yang digunakan oleh para pegawai Pemerintah Kota Prabumulih dalam melaksanakan tugas, namun dalam prakteknya terdapat kekurangan jumlah kendaraan dinas operasional di Pemerintah Kota Prabumulih namun lelang tetap dilaksanakan. Hal ini berakibat pada kurangnya ketersediaan Kendaraan Dinas Operasional dan menganggu kelancaran pelaksanaan tugas kantor. Selain itu status Kota Prabumulih yang merupakan kabupaten baru sehingga masih dalam tahap pengembangan infrastruktur serta pembangunan sampai saat ini belum

(8)

terdapat Kantor Pengelolaan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) maupun Balai Lelang, sehingga pelaksanaan lelalng harus mendatangkan perwakilan pengawas lelang dari KPKNL Palembang.

Banyaknya kendala dalam pelaksanaan lelang barang-barang milik daerah Pemerintah Kota Prabumulih terutama terhadap lelang Kendaraan Dinas Operasional maka sangat diperlukan adanya penelitian mendalam mengenai penghapusan dan penjualan lelang terhadap Barang Milik Pemerintah khususnya berupa kendaraan dinas Operasional apakah pelaksanaan lelang tersebut telah sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

1. Pertimbangan apakah yang dijadikan dasar oleh Pemerintah Kota Prabumulih untuk melaksanakan penghapusan Barang Milik Daerah berupa kendaraan dinas di Pemerintah Kota Prabumulih?

2. Bagaimana Pelaksanaan Lelang Barang Milik Daerah Pemerintah Kota Prabumulih berupa kendaraan dinas KPKNL Palembang?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi para pihak dalam pelaksanaan lelang Barang Milik Daerah Pemerintah Kota Prabumulih berupa kendaraan dinas melalui KPKNL Palembang dan bagaimana cara mengatasinya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan kerangka permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang hendak dicapai dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(9)

melaksanakan Barang Milik Daerah Berupa kendaraan dinas di Pemerintah Kota Prabumulih.

2. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan atas barang-barang milik daerah Pemerintah Kota Prabumulih berupa kendaraan dinas melalui KPKNL Palembang tersebut dengan peraturan hukum yang berlaku.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi para pihak dalam pelaksanaan lelang atas barang-barang milik daerah Pemerintah Kota Prabumulih berupa kendaraan dinas melalui KPKNL Palembang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan bermanfaat, yang akan peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai tambahan literatur tentang proses pelaksanaan lelang terhadap barang milik daerah dan untuk bahan referensi bagi ilmu pengetahuan (ilmiah) yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan perkembangan ilmu hukum di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan hukum tentang lelang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan (input) bagi semua pihak, yaitu bagi masyarakat pada umumnya dan bagi pemerintah khususnya serta dalam pelaksanaan lelang yang dilakukan sesuai dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia.

(10)

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan di perpustakaan Universitas Gadjah Mada , khususnya Perpustakaan Fakultas Hukum, penelitian dengan tema Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang Milik Daerah/Inventaris Milik Pemerintah telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Namun demikian, pada penulisan ini penulis menentukan obyek penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Sebelum ini ada beberapa judul penulisan hukum yang mengangkat mengenai Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang Milik Daerah/Inventaris Milik Pemerintah , diantaranya :

1. “ Pelaksanaan Lelang atas Barang-barang Inventaris Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Yogyakarta” 7

a. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diteliti didalam penelitian ini adalah bagaimana Kesesuaian pelaksanaan lelang dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan lelang atas barang-barang inventaris milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Yogyakarta.

b. Kesimpulan

Pelaksanaan Lelang atas barang-barang inventaris milik Pemerintah

7 Kenti Lukisanita , 2007, “ Pelaksanaan Lelang atas Barang-barang Inventaris Milik Pemerintah

Daerah Kabupaten Sleman oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Yogyakarta, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada

(11)

Daerah Kabupaten Sleman yang diselenggarakan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Yogyakarta meliputi permohonan, pengumuman, pelaksanaan, tata cara penawaran dan penetapan pemenang lelang setelah mencapai harga limit. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam SK.Menkeu RI No.304/KMK.01/2002 dan SK DJPLN No.35/PL/2002. Banyaknya barang dan keterbatasan tempat maka barang-barang tersebut berada ditempat yang berjauhan sehingga menyulitkan dan menghambat kelancaran bagi para peserta karena untuk melihat semua barang barang-barang yang akan dilelang membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang lebih banyak.

2. “ Penghapusan dan Pelaksanaan Lelang Non Eksekusi Wajib Terhadap Barang Inventarisasi Pemerintah Kabupaten Klaten” 8

a. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini menitikberatkan pada penghapusan dan pelaksanaan lelang non eksekusi wajib tehadap barang inventarisasi pemerintah di Kabupaten Klaten dan hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaan lelang serta upaya hukum yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah.

b. Kesimpulan

Bahwa sebelum penghapusan dilakukan identifikasi dan klarifikasi

8 Dian Ika Kusuma Purnamasari, 2009, “Penghapusan dan Pelaksanaan Lelang Non Eksekusi Wajib

Terhadap Barang Inventarisasi Pemerintah Kabupaten Klaten”, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada

(12)

terhadap barang inventarisasi yang dihapus. Setelah penghapusan ditindaklanjuti dengan penjualan melalui lelang yang dilaksanakan di KPKNL Surakarta yang diumumkan secara terbuka tetapi pesertanya dibatasi hanya pegawai dilingkungan pemerintah daerah kabuparen Klaten. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan lelang non ekseskuis wajib dimana pesertanya seharusnya terbuka untuk umum. Adapaun hambatan dalam pelaksanaan lelang non eksekusi wajib trsebut adalah lelang itu diulang karena wanprestasi peserta lelang/pembeli terhadap pembayaran yang telah diperjanjikan peserta lelang yang melakukan wanprestasi dinyatakan batal dan hak sebagai pembeli dicabut.

Adapun perbedaan peneltian ini dengan yang terdahulu yaitu secara keseluruhan dan khusus membahas mengenai pelaksanaan lelang atas BMD Pemerintah Kota Prabumulih berupa kendaraan dinas operasional dan menjabarkan penyelesaian atas permasalahan adanya penetapan harga limit dibawah harga wajar kendaraan, adanya penawaran dibawah harga limit dan dilaksanakannya lelang meskipun jumlah kendaraan dinas yang ada di pemerintah kota prabumulih tidak mencukupi serta membahas mengenai kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan lelang Barang Milik Daerah Pemerintah Kota Prabumulih berupa kendaraan dinas melalui KPKNL Palembang.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Komputerisasi perpusatakaan STMIK Banjarbaru akan memberikankemudahan dalam berbagai kegiatan perpustakaan, baik dari sisi pengelolaan koleksi buku dan juga

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Jika Anda tidak tahu jenis kain atau bahannya terbuat dari apa, tentukan suhu penyetrikaan yang benar dengan cara menyetrika pada bagian yang tak terlihat apabila Anda

Setelah melakukan serangkaian proses penelitian dari observasi sampai dengan pembuatan program maka tugas akhir dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Akademik pada

[r]

a) Mahasiswa mengajukan permohonan secara tertulis kepada Program Studi yang di dalamnya diterakan nama mata kuliah atau kegiatan yang akan ditransfer, disertai bukti perolehan

Tabel 5 menunjukkan bahwa walaupun pada perlakuan kosentrasi giberelin (G), genotipa (V) dan asam askorbat (A) tidak memberikan pengaruh yang nyata secara statistik

[r]