• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PERLAKUAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK ELIMINASI BAKTERI PADA KOMODITAS PERTANIAN. Oleh: Joni Hidayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PERLAKUAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK ELIMINASI BAKTERI PADA KOMODITAS PERTANIAN. Oleh: Joni Hidayat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PERLAKUAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK ELIMINASI

BAKTERI PADA KOMODITAS PERTANIAN

Oleh: Joni Hidayat

DISAMPAIKAN PADA WEBINAR PTN 04 IPB UNIVERSITY

Kamis 01 Juli 2021

(2)

Perdagangan Internasional vs Karantina Tumbuhan

• Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB & Devisa • Ekspor & Impor benih tanaman pangan dan

hortikultura

• Biosecurity risk

• Analisis Resiko OPT (Pest Risk Analysis) • Pengelolaan resiko (Risk management)

• Persyaratan Karantina Tumbuhan (Phytosanitary

Measures)

Gambar 1 Neraca perdagangan benih pangan (Ribu US$) (Sumber: Trademap 2020)

Gambar 2 Produksi benih padi dan jagung (ton) (Sumber:Kementan 2020)

(3)

Pengelolaan OPT dengan pendekatan system (system approach)

Berdasarkan ISPM No. 14

Sebelum panen Saat panen Setelah panen Pengiriman Distribusi Konsumen

• Perlakuan • Kultivar • Sanitasi • Sertifikasi • Areas of Low pest prevalence

• Pest free areas

• Perlakuan • Pemusnahan • Sanitasi • Pematangan • Waktu panen • Handling • Perlakuan • Inspeksi • Sanitasi • Sertifikasi • Perlakuan • Inspeksi • Sanitasi • Jenis transportasi • Inspeksi • Perlakuan • Batas akhir penggunaan • Kuantitas • Karantina pasca masuk

Pre-Entry

Post-Entry

+++++ Tingkat resiko ++ + _ _

(4)

 ISPM 5: Glossary of phytosanitary terms

Respon perlakuan terhadap OPT/K tertentu dapat berupa:

(i)

Kematian OPT/K

(ii) Ketidakberhasilan perkembangan OPT/K

(iii) Ketidakmampuan bereproduksi (sterilise)

(iv) Inaktivasi OPT/K

(v) Remove

(vi) Devitalisasi

 ISPM No. 28 tentang Phytosanitary Treatment for

Regulated Pest (Perlakuan Fitosanitari terhadap OPT

yang Diatur) tahun 2009

(5)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2020 TENTANG JENIS ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA

Golongan 1:

OPTK yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawa

OPT tidak dapat dibebaskan:

• Sifatnya memang tidak dapat dibebaskan • Belum diketahui cara membebaskannya • Perlakuan belum dapat dilakukan di

Indonesia

(Penjelasan PP No. 14/2002)

(6)

Bakteri 1 : Burkholderia glumae

(Sumber: Hidayat et al. 2016. Prosiding Hasil Uji Terap BUTTMKP) D

Gambar 3 Infeksi Burkholderia glumae

pada padi (A) Gejala serangan pada

malai, (B) Benih terinfeksi bakteri (C)

Gejala busuk bulir disertai garis hitam

melintang, (D) Warna koloni tipe coklat

kemerahan dan tipe ungu.

C

A B

(7)

Benih padi terifeksi B. glumae HWT 56 0C selama 30 mnt Perendaman pada 2000 ppm

Tembaga hidroksida selama 60 mnt

Pengeringan 40-45 0C

selama 24 jam

Pengemasan benih

Kombinasi Perlakuan Air Panas dan Tembaga Hidroksida untuk

Eliminasi Burkholderia glumae pada Benih Padi

Contoh kajian Teknik perlakuan karantina:

(8)

Tabel 1 Kepadatan bakteri dan viabilitas benih setelah perlakuan beberapa dosis bakterisida pada benih

HWT (ºC)

Konsentrasi bakterisida (ppm)

selama 60 menit

Bacteri

(log cfu/g) Indeks vigor (%)

Daya berkecambah (%) 28(K) 0 5.6 a 93.2 a b c 94.3 a b c 28 2000 4.9 a b 95.2 a b c 94.8 a b c 28 4000 4.7 b c 96.0 a b 96.8 a 28 6000 4.5 b c 95.0 a b c 96.5 a 56 0 3.9 c 86.0 a b c 93.7 a b c 56 2000 0 d 91.3 a b c 96.5 a b 56 4000 0 d 87.8 a b c 95.2 a b c 56 6000 0 d 95.8 a b c 98.0 a 58 0 0.5 d 80.5 c d 87.5 c d 58 2000 0 d 94.3 a b c 95.3 a b c 58 4000 0 d 97.0 a 98.3 a 58 6000 0 d 90.2 a b c 93.0 a b c 60 0 0 d 80.5 b c d 93.0 a b c 60 2000 0 d 80.5 c d 87.0 c d e 60 4000 0 d 81.3 b c d 87.5 c d 60 6000 0 d 81.0 b c d 88.3 b c d 62 0 0 d 51.8 e 65.5 f 62 2000 0 d 65.8 d e 76.2 d e f 62 4000 0 d 65.7 d e 74.0 e f

HWT 56°C 30 menit + perendaman

tembaga hidroksida 2000 ppm 60

menit + pengeringan suhu 40

0

C 24

jam

(9)

Bakteri 2 : Acidovorax citrulli

Menyerang semangka, melon, squash, labu dan timun

(Burdman & Walcott 2012)

Kerusakan dapat mencapai 90% hingga 100% (Walcott

2005; Latin 2014)

Daerah sebar Kanada, USA, Mexico, Honduras, Nicaragua,

Costa Rica, Brazil, Hungaria, Italia, Yunani, Turki, Israel,

Nigeria, Cina, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand,

India, Astralia, dan Mariana Island (Burdman & Walcot

2012; Langston 2013)

Gejala pada buah melon akan nampak sebelum panen yaitu

berupa becak hijau tua. Becak ini tidak bertambah besar

namun akan masuk ke dalam daging buah sehingga daging

buah menjadi busuk. Bakteri Ac dapat menyerang semua

fase pertumbuhan (Walcott 2005)

(10)

Kombinasi Perlakuan Kuprisulfat dan Udara Panas untuk Eliminasi

Acidovorax citrulli pada Benih Melon

Benih terinfeksi A. citrulli Perendaman dalam larutan kuprisulfat

Tiris dan keringanginkan

Pengeringan bertahap 75 0C waktu 1-7 hari

Pengamatan koloni bakteri Pengamatan gejala

dan daya tumbuh

(11)

Tabel 2 Perkecambahan benih melon setelah kombinasi perlakuan kimiawi

dan udara panas

Bahan kimia pemanasan (hari) Indeks vigor (%) Daya berkecambah (%) Benih berkecambah H+14 (%) Air (kontrol) 0 85.75 b 87.25 c 87.50 c Air 5 92.25 a b 95.00 a b c 94.50 a b c Air 6 94.25 a b 95.50 a b c 95.75 a b Air 7 93.50 a b 98.25 a 96.00 a b CuSO4 0 89.00 a b 90.75 a b c 88.75 b c CuSO4 5 91.00 a b 94.75 a b c 95.25 a b c CuSO4 6 94.50 a b 96.50 a b 96.75 a CuSO4 7 91.50 a b 95.25 a b c 96.75 a H2O2 0 88.00 a b 89.25 b c 90.00 a b c H2O2 5 95.00 a 98.50 a 95.50 a b H2O2 6 95.50 a 98.00 a 97.75 a H2O2 7 95.00 a 96.25 a b 97.25 a A.Peroksiasetat 0 91.50 a b 92.00 a b c 93.00 a b c A.Peroksiasetat 5 87.75 a b 93.25 a b c 92.75 a b c A.Peroksiasetat 6 76.00 c 91.00 a b c 92.00 a b c A.Peroksiasetat 7 74.75 c 91.25 a b c 92.00 a b c

(12)

Tabel 3 Persentase gejala BFB dan kepadatan A. citrulli setelah kombinasi

perlakuan kimiawi dan udara panas pada benih melon

Bahan kimia Pemanasan (hari) 4 hari setelah tanam (%) 8 hari setelah tanam (%) 14 hari setelah tanam (%) bakteri (cfu/g benih) Nonair 0 21.00 a 82.00 a 87.75 a 5.52 a Air (kontrol) 0 6.50 b 76.50 a 83.50 a 4.92 a Air 5 0.00 d 1.25 b 2.25 b c 1.00 b Air 6 0.00 d 2.00 b 5.00 b c 0.00 b Air 7 0.00 d 3.50 b 3.50 b c 0.00 b CuSO4 0 0.00 d 0.50 b 1.50 b c 0.83 b CuSO4 5 0.00 d 0.00 b 0.00 c 0.00 b CuSO4 6 0.00 d 0.00 b 0.00 c 0.00 b CuSO4 7 0.00 d 0.00 b 0.00 c 0.00 b H2O2 0 5.00 b c 87.25 a 89.00 a 4.95 a H2O2 5 0.00 d 0.00 a 0.00 c 1.42 b H2O2 6 0.00 d 1.00 b 3.75 b c 0.83 b H2O2 7 0.00 d 0.00 b 0.75 c 0.00 b A.Peroksiasetat 0 1.25 c d 7.00 b 10.75 b 1.70 b A.Peroksiasetat 5 0.00 d 0.50 b 1.00 c 0.00 b A.Peroksiasetat 6 0.00 d 0.00 b 0.00 c 0.00 b A.Peroksiasetat 7 0.00 d 0.00 b 0.00 c 0.00 b

(13)

Benih terinfeksi Ac (kontrol) Benih terinfeksi dengan perlakuan CuSO4 + pemanasan 75 0C 7 hari

(14)

3

Bakteri 3 : Perlakuan Iradiasi sinar Gamma untuk Eliminasi Bakteri

Pseudomonas pada Bawang Merah

Pengamatan jumlah umbi berkecambah dan busuk Pengamatan populasi

bakteri

Lot hasil radiasi terpisah dengan yang belum diradiasi

C D

ditempatkan pada chamber radiasi, dilintaskan pada sumber radiasi hingga dosis minimum target tercapai

(50-1000 Gy) Bawang merah: kriteria sama varietas,

bentuk, ukuran, bahan kemasan, diberi label dll.

A B

(15)

Dosis (Gy)

Kelimpahan bakteri (log cfu/gram bawang) E. carotovora Pseudomonas Kontrol 5.08 8.00 50 4.30 7.91 75 4.23 7.83 100 4.23 7.76 125 3.81 7.67 150 3.70 7.74 175 3.56 6.67 200 3.43 6.57 225 3.32 6.30 1000 3.48 6.08 1500 3.00 0.00 2000 3.28 0.00 3000 3.20 0.00 4000 3.00 0.00 5000 3.18 0.00

Tabel 4

Kelimpahan bakteri E. carotovora

dan

Pseudomonas

kelompok

fluorescent setelah iradiasi

Gambar 4

Pertumbuhan bakal tunas umbi bawang

merah pada 30 hari setelah perlakuan iradiasi

sinar gamma.

(16)

Gambar

Gambar 2 Produksi benih padi dan jagung (ton) (Sumber:Kementan 2020)
Gambar 3 Infeksi Burkholderia glumae pada padi (A) Gejala serangan pada malai, (B) Benih terinfeksi bakteri (C) Gejala busuk bulir disertai garis hitam melintang, (D) Warna koloni tipe coklat kemerahan dan tipe ungu.
Tabel 1 Kepadatan bakteri dan viabilitas benih setelah perlakuan beberapa dosis bakterisida pada benih
Tabel 2 Perkecambahan benih melon setelah kombinasi perlakuan kimiawi  dan udara panas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sistem informasi harga komoditas pertanian dari pasar-pasar tradisional di Kota Medan yang dapat diakses melalui aplikasi

Untuk memperoleh arahan penggunaan lahan untuk pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Nias Barat...

Fakultas Geografi UGM Yogyakarta dalam penelitiannya Kajian Kesesuaian Lahan untuk mendukung pengembangan komoditas pertanian di wilayah perbatasan negara Republik Indonesia

Kajian Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Pengembangan Komoditas Pertanian di Wilayah Perbatasan Negara Republik Indonesia (Studi Kasus di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua)..

Pendinginan merupakan tindakan atu perlakuan terhadap komoditas pertanian dengan menggunakan suhu rendah atau dingin untuk mematikan bakteri atau kuman di dalam hasil

Pelaksanaan kebijakan SMM ISO 9001 :2008 yang bertujuan untuk memperbaiki nilai pelayanan jasa karantina., dan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan

Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor 93/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Berdasarkan konsep pewilayahan komoditas unggulan, maka arahan pemanfaatan ruang untuk kawasan pertanian tanaman pangan sebagai komoditas utama hapir setiap kecamatan