MODEL ALTERNATIF PENGGANTI TEKNOLOGI SMARTCARD UNTUK SISTEM LAYANAN ABSEN UJIAN
(Studi Kasus : Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang)
Rini Sovia1
ABSTRACT
Card technology, like credit card or ATM have expanded in such a way quickly way so that its utilities wide progressively. Smartcard Technology represent one of electronic card technology owning many advantages, such as the ability to store data and the support to data. Nevertheless this technology also has some weakness, for example very difficult and costly price to provide in Indonesia. Considering the problems, it is require designing an alternative model by using barcode. Barcode technology can be used as alternative system for replacing smartcard which represent portable data depository application that more simple. Using barcode technology, existing codes can be used as various function like student card, absence card and other card application. Identification at the card can be conducted by giving letter label on card or give label by using barcode. The identification function of a card gives an abstract boldness. Entry of card identification data and file stored in storage media. By using this card, a student will get many amenities; among others can be used for the card of student identity (student card). Furthermore, this card is also used as absent listing when entering class room. The
barcode is printed on the student’s identification card. This label is read by scanner
with its line of sight. Based on the experiment, it is concluded that the barcode application can improve productivity, because the information can be obtained quickly and accurately. Data safety earn more well guaranteed with existence of a database, because minimization usage of paper as data storage media. Hence can assist decision making quickly also. Here in after, scheme of information system which has technological bases to barcode at presentation of student absence data provides alternative in read of information about storey; level attendance of student visually.
Key word: barcode, alternative model, smardcard, system of absent service
INTISARI
Teknologi kartu elektronik, seperti kartu kredit atau ATM telah berkembang sedemikian cepatnya sehingga semakin lama penggunaanya semakin luas. Teknologi smart card merupakan salah satu teknologi kartu yang memiliki banyak
1
kelebihan seperti dapat menyimpan data pada kartu dan soal keamanan lebih terjamin. Meskipun demikian teknologi ini juga memiliki beberapa kelemahan misal harga yang sangat mahal dan sulit mendapatkannya di Indonesia. Mengingat permasalahan tersebut, maka perlu dirancang suatu model alternatif agar dapat mengatasi kelemahan yang ada yakni dengan menggunakan teknologi barcode (kode baris). Teknologi barcode menjadi teknologi alternatif pengganti smartcard yang merupakan aplikasi penyimpanan data portable yang bersifat lebih sederhana. Pada teknologi barcode, kode-kode yang ada dapat digunakan pada berbagai kartu misalnya kartu mahasiswa, kartu absensi dan berbagai aplikasi kartu lainnya. Pemberian identitas pada kartu dapat dilakukan dengan cara memberi label aksara pada kartu atau memberi label dengan menggunakan barcode. Identifikasi pada sebuah kartu dapat berfungsi memberikan abstraksi keterangan pada kartu tersebut. Entri data identitas kartu serta keterangannya tersimpan pada database, yang akan disimpan pada media penyimpanan. Dengan menggunakan kartu ini, seorang mahasiswa akan mendapatkan banyak kemudahan, diantaranya dapat digunakan untuk kartu identitas mahasiswa (kartu mahasiswa). Selain sebagai kartu identitas, kartu ini dapat juga digunakan sebagai kartu absen ketika memasuki ruang perkuliahan. Dengan menggunakan barcode, kartu mahasiswa akan diberikan label
barcode yang berisi identitas mahasiswa, label ini dibaca oleh scanner dengan arah
pembacaannya ditentukan (line of sight). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni penerapan teknologi barcode dapat meningkatkan unjuk kerja dari UPI ”YPTK” Padang karena informasi yang dihasilkan dapat lebih cepat, dan akurat. Keamanan data dapat lebih terjamin dengan adanya suatu database, karena meminimalkan penggunaan kertas sebagai media penyimpanan data. Karena informasi yang didapatkan lebih cepat, maka dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara lebih cepat pula. Selanjutnya, perancangan sistem informasi yang berbasiskan teknologi barcode pada penyajian data absensi mahasiswa akan memberikan suatu alternatif lain di dalam pembacaan informasi tentang tingkat kehadiran mahasiswa yakni secara visual.
PENDAHULUAN
Salah satu aplikasi kemajuan teknologi microcontroller adalah
teknologi chipcard, yaitu kartu plastik
yang dapat digunakan sebagai transaksi keuangan, dan pendidikan.
Keamanan, kehandalan dan
kesederhanaan dalam menyelesaikan
permasalahan manipulasi dan
penyimpanan data merupakan arti penting dari jenis kartu ini sehingga
sering disebut kartu pintar
(smartcard).
Smartcard berbeda dengan
Magneticcard yang juga cukup banyak
digunakan dalam aplikasi kartu absensi di kantor-kantor dan lain sebagainya, namun memiliki beberapa kelebihan dalam hal keandalan, kemampuan menyimpan informasi yang ratusan kali lebih banyak, lebih sulit untuk dipalsukan. smartcard cukup mudah untuk diprogram,
sehingga memungkinkan untuk
dikembangkan lebih lanjut pada sisi aplikasinya. Keberadaan teknologi ini membuka jalan yang seluas-luasnya bagi munculnya aplikasi berbasis kartu yang lebih kompleks dan saling terintegrasi dengan kehidupan manusia..
Meskipun demikian, masih ada aplikasi lain yang juga menarik yaitu
StudentCard. Dengan menggunakan
kartu ini, seorang mahasiswa atau dosen akan mendapatkan banyak kemudahan. Dengan menggunakan
smartcard, mahasiswa dapat
menggunakan kartu ini sebagai kartu
pembayaran untuk keperluan
registrasi ulang, pembayaran uang kuliah, maupun semester pendek. Disamping itu kartu ini juga dapat digunakan untuk kartu identitas mahasiswa atau kartu mahasiswa. Sebagai kartu identitas, kartu ini dapat digunakan sebagai kartu akses
keamanan ketika mahasiswa
memasuki ruang praktikum, bahkan sebagai kartu absensi ketika memasuki ruang kuliah.
Teknologi smartcard
menawarkan kemudahan dan
keamanan penyimpanan data karena adanya mekanisme enkripsi data sebelum data tersebut disimpan di dalam memori, serta adanya PIN (kode rahasia) yang menjaga data tersebut agar tidak dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Teknologi
smartcard memiliki banyak kelebihan
seperti dapat menyimpan data pada kartu dan masalah keamanan data lebih terjamin. Namun juga memiliki kekurangan seperti harganya yang
sangat mahal dan sulit
mendapatkannya di Indonesia.
Mengingat kelemahan yang dimiliki
smartcard, maka penulis mencari
solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut yaitu dengan menggunakan teknologi barcode. Dengan teknologi
barcode, kode-kode yang ada dapat
digunakan pada berbagai kartu misalnya kartu mahasiswa, kartu anggota pustaka dan berbagai aplikasi kartu lainnya. Kelebihan lain dari teknologi barcode adalah harga murah dan mudah didapatkan. Dengan demikian teknologi barcode dijadikan sebagai alternatif pengganti smartcard dalam penelitian ini.
PENDEKATAN PEMECAHAN
MASALAH
Teknologi Smart Card
Smartcard adalah suatu
penemuan di bidang IT yang telah mempermudah kehidupan manusia karena mempunyai banyak fungsi dan
kemampuannya menyimpan data
cardholder. smartcard sering disebut
sebagai chip card atau integrated
sendiri yaitu kategori umum yang mencakup smartcard dan memory
card. smartcard adalah plastic card
yang mengandung memory chip dan
microprocessor. Kartu ini bisa
menambah, menghapus, mengubah
informasi yang terkandung.
Keunggulannya adalah smartcard
tidak perlu mengakses database di server karena sudah ada sebagian terkandung di kartu. Sedangkan
memory card dipasangi memory
silicon tanpa microprocessor. Fungsi
dasar suatu smartcard adalah untuk mengidentifikasi card holder ke sistem komputer. Crdholder adalah pemilik asli kartu tersebut. Identifikasi ini menyangkut otentifikasi organisasi yang membuat kartu tersebut dan
cardholder dan hak aksesnya.Karakter
fisik dari smartcard berdasarkan standar ISO 7816, Karakter fisik dari
smartcard dapat dilihat pada Gambar
1 di bawah ini, yang terdiri dari [1]: 1. Dimensi kartu, yaitu panjang
87,6mm, lebar 53,98mm dan tebal 0,76mm.
2. Kartu terbuat dari PVC (Polyvynl Chloride) atau PVCA (Polyvynl Chloride Acetate).
Gambar 1. Karakteristik Fisik Sebuah smartcard
Smartcard berinteraksi dengan
dunia luar dengan menggunakan antarmuka komunikasi serial melalui 8 titik kontak. Ukuran dan letak dari kontak tersebut didefinisikan didalam ISO 7816, bagian kedua. Gambar 2.
berikut menunjukkan kontak di dalam
smartcard.
Gambar 2. Delapan Titik Kontak Dengan Dunia Luar Kode Baris
(Barcode)
Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.
Kode baris (barcode)
merupakan kode yang dapat dibaca komputer, yang digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.
Barcode itu sendiri terdiri atas dua bentuk, yaitu :
1. Barcode satu dimensi (1D) 2. Barcode dua dimensi (2D) Barcode Satu Dimensi
Barcode satu dimensi
(kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut :
a. Code 39 (code 3 of 9) Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory,
asset tracking dan
digunakan pada tanda pengenal identitas.
Gambar 3. Barcode jenis Code 39 b. Code 128
Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk
aplikasi seperti shipping and warehouse management (pangaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).
Gambar 4. Barcode jenis Code 128 c. Interleaved 2 of 5
Adalah sebuah barcode
yang berbentuk
numerik dan memiliki
panjang baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan
laboratorium.
Gambar 5. Barcode jenis Interleaved 2 of 5
d. UPC (Universal Product Code)
Adalah sebuah barcode
yang berbentuk
numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). UPC
digunakan untuk
pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan
pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council.
Gambar 6. Barcode jenis UPC Barcode 2 Dimensi
Adalah barcode yang
dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru sekarang ini mulai semakin populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar
codes (barcode satu dimensi) yaitu,
dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh
barcode duadimensi adalah
“symbology PDF417”
Gambar 7. Barcode jenis PDF417 Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam ditunjukkan dengan
sebuah bar, sedangkan yang
berwarna putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black
bar dan bilangan “0” untuk
menyatakan white space. Misalnya, tujuh unit berikut ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut [2]
space-space-bar-bar-space-space-bar.
Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian kanan (kode produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan yang ada di sebelah kanan, misalkan jika bar disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri. Pengkodean disebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya berjumlah
genap. Sedangkan pengkodean
disebelah kiri dinamakan kode odd
parity sebab unit black bar-nya
berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan
yang dikodekan mempunyai
perbedaan untuk tiap-tiap sisi barcode, sehingga barcode dapat dibaca (scanned) dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan.
Tabel 1 berikut ini adalah pengkodean sisi kiri dan sisi kanan yang dipisahkan ke dalam tujuh unit.
Tabel 1 Tabel Pengkodean Barcode
Penjelasan tabel pengkodean di atas adalah sebagai berikut :
1. Bilangan-bilangan sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan-bilangan disebelah kanan.
2. Setiap barcode memiliki empat buah “mark” (marka) yang
berbeda. Sebuah marka dapat terdiri dari salah satu black (bar) atau white (space).
Marka-marka tersebut
lebarnya bermacam-macam, tetapi jumlahnya selalu empat.
Contohnya, bilangan
pengkodean yang berada di
LEFT SIDE (ODD PARITY) CODES
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
RIGHT SIDE (EVEN PARITY) CODES
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
sebelah kiri pada bagian angka “0” yaitu 0001101 berarti terdiri dari 3 space (marka 1), 2 bar (marka 2), 1 space (marka 3), dan 1 bar (marka 4).
3. Pengkodean di sisi kiri selalu dimulai dengan sebuah space atau “0” dan berakhir dengan
sebuah bar atau “1”.
Sedangkan untuk sisi sebelah kanan selalu dimulai dengan sebuah bar atau “1” dan berakhir dengan sebuah space atau “0”.
Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 2. spesifikasi barcode jenis UPC berikut ini [4]:
Tabel 2.Tabel Spesifikasi barcode UPC
Keterangan gambar barcode : Komputer membaca bilangan yang dicetak di bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar
orang dapat membaca barcode
dengan mudah bila diperlukan.
a. Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode UPC yang mengkarakteristikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode
UPC, Number System
Character ini biasanya terletak disebelah kiri barcode.
Kode-kode pada Number
System Character adalah sebagai berikut :
0 - Standard UPC number. 1 - Reserved.
2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc.
3 – Pharmaceuticals
4 - In-store code for retailers. 5 - Coupons
6 - Standard UPC number. 7 - Standard UPC number. 8 - Reserved.
9 - Reserved.
b. 3 Guard Bars : ada tiga guard
bars yang ditempatkan di awal,
tengah dan akhir pada
barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai
“space-bar-space-bar-space” atau “01010”.
c. Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima digit bilangan yang secara khusus menentukan manufaktur suatu
produk. Kode
perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC). d. Product Code : kode produk ini
ada lima digit bilangan yang
ditetapkan oleh
perusahaan/manufaktur untuk
setiap produk yang
dihasilkannya. Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk yang unik.
e. Check digit : disebut sebagai digit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan digit-digit
lainnya (number system
character, manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.
PEMBAHASAN
Untuk lebih memperjelas alur pelayanan absensi menggunakan teknologi smartcard pada proses absensi dan bagian-bagian terkait dapat digambarkan pada diagram
berikut dengan elemen-elemen
sebagai berikut
Elemen diagram Penjelasan
Mahasiswa Pihak yang akan akan melakukan
transaksi
Pelayan Absensi Pihak yang akan melayani
mahasiswa yang absen
Kotak ; menunjukkan proses yang dilakukan oleh pihak tertentu Panah beserta teks menunjukkan dari dan kemana suatu data dikirim Gambar 8. Penjelasan Elemen Diagram Alir Data
Untuk lebih jelasnya alur absensi pada BAUK dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.
Memasukkan Nilai PIN
Mhs Card Reader & Perangkat Lunak Petugas
Gambar 9. Alur Transaksi Proses Absensi
Pengiriman Data ke Card Centre Proses ini dilakukan secara
on-line dengan smartcard sebagai alat
untuk melakukan otentikasi. Alur pengiriman data ke card centre dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini:
Menunjukka kartun Masukkan
kartu masing-masing
PIN Otentikasi PIN pemeriksaanMelakukan
Melayani transaksi Proses absensi Simpan ke dalam kartu Simpan kedalam database absensi “Selesai” Membawa Kartu smartcard Membawa Kartu smartcard
BAUK Reader & Perangkat lunak Card Centre
Gambar 10. Diagram Alur Data Pengiriman Data Rekap Absen Ke Card Centre Melalui Jaringan Komputer
Mahasiswa/ Petugas Meminta Data Absen ke Card Centre
Proses ini dilakukan secara
on-line dengan smartcard sebagai alat
otentikasi. Alur permintaan data absen ke card centre dapat dilihat pada Gambar 11 berikut :
Mahasiswa/Petugas Perangkat lunak & Reader Card Centre
Memasukkan
kartu Mengirimkan request Otentifikasi PIN & Otentifikasi request
Memilih yang akan disimpan datanya Mengambil kartu Mengirimkan data absen yg terenkripsi
kunci publik ke card
centre
Deskripsi data absen dan enkripsi dg kunci
publik absen Menyimpan dalam basis data PIN Request OK “Selesai” Absen terenkripsi No BP Data absen terenkripsi
Gambar 11. Diagram Alur Meminta Data Absen Ke Card Centre
Melalui Jaringan Komputer
Memasukkan kartu
Otentifikasi PIN & Mengirimkan request Otentifikasi request Memilih yang akan disimpan datanya Mendeskripsikan dg kunci simetri dan menampilkan
data absen
Deskripsi data absen dan enkripsi dg kunci
publik absen
PIN Request
“selesai” Data absen
terenkripsi
Arsitektur Barcode System
Barcode system memiliki
komponen-komponen seperti
application, barcode driver, barcode
scanner dan kartu atau kode yang
akan dibaca. Untuk lebih jelasnya arsitektur barcode system dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini [3] :
Gambar 12. Arsitektur Barcode System Perbandingan Teknologi Smart
Card dan Teknologi Barcode
Teknologi smart card dan teknolgi barcode merupakan dua jenis teknologi yang bertujuan untuk pengkodean identitas (identification
number), namun kedua teknologi ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk lebih jelasnya perbedaan dua teknologi ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan Teknologi Smart card dan Teknologi Barcode
Teknologi Smart card Teknologi Barcode A. Keunggulan
Keamanan data terjamin karena menggunakan metode kriptografi Dapat menyimpan data karena
memiliki memory Sukar dipalsukan
Dapat digunakan berulang-ulang Dapat digunakan pada banyak
fungsi
Cepat dalam transmisi data
A. Keunggulan
Mudah dioperasikan Harganya murah
Cepat dalam transmisi data Mudah didapatkan karena dijual
retail
Client Application
Barcode Driver
B. Kelemahan
Sulit didapat di Indonesia karena tidak dijual retail
Harganya mahal
B. Kelemahan
Tidak memiliki keamanan data Tidak dapat menyimpan data Mudah dipalsukan
Arsitektur Aplikasi Sistem Informasi Absen
. Arsitektur aplikasi sistem dijelaskan dengan menggunakan Diagram Aliran Data Fisik (DADF), Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD)
Diagram Aliran Data (DAD)
Diagram aliran data terdiri atas 2 bentuk yaitu diagram arus data fisik
(physical data flow diagram) dan
diagram arus data logika (logical data
flow diagram). Diagram arus data fisik
lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan diagram arus data logika lebih menekankan pada
proses-proses apa yang terdapat di sistem. Untuk menggambarkan alur proses yang terjadi dapat dilihat dari Context
Diagram atau DFD Level 0 Context Diagram
Diagram alir data level 0 atau disebut dengan diagram konteks yakni untuk menggambarkan hubungan input / output antara sistem dengan dunia luarnya. Diagram konteks sistem informasi rekap absen terdiri atas 4 entitas eksternal yakni : BAUK, Akademik, Dosen, dan Mahasiswa. Untuk lebih jelasnya konteks diagram sistem informasi rekap absen dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13. Context Diagram Jadi secara keluruhan terdapat
tiga entitas yang digunakan dalam rancangan Entity Relationship
Diagram (ERD) yang digambarkan
pada Gambar 14 berikut ini.
Gambar 14. Entity Relationship Diagram
Mahasiswa
BAUK
0
Sistem Informasi Rekap Absen Jadwal ujian, Kartu ujian Absen Kuliah Absen Kuliah Absen Kuliah, Absen Ujian, Kartu ujianAkademik
Absen Kuliah, Jadwal Kuliah Jumlah Mahasiswa Peserta UjianJadwal ujian Jumlah Mahasiswa Peserta Ujian Matakuliah Kode_Mk Nama_Mk SKS Semester Kode_F Rkp_Absen Kode_Mk NBp Jml_Per Mahasiswa NoBp Nama Kode_F Tgl_Lahir Alamat
Rancangan Antar Muka (User Interface)
A. Tampilan Form Login
Form login merupakan form
pertama yang tampil saat aplikasi
dijalankan. Form login digunakan untuk kendali masuk kedalam aplikasi. Adapun tampilan form
login adalah seperti tampak pada
gambar 15 dibawah ini.
Gambar 15. Tampilan form login Tampilan Form Entri Mahasiswa
Gambar 16. Tampilan form entry mahasiswa
Gambar 15. digunakan untuk
merekam data mahasiswa.
Perekaman data dilakukan pada saat
pengentrian jumlah mahasiswa yang mengambil seluruh matakuliah.
B. Tampilan Form Entri Matakuliah
Gambae 4.18.
Gambar 17. Tampilan form entry matakuliah
Form entri matakuliah digunakan
untuk merekam kode matakuliah, nama matakuliah, serta jumlah bobot matakuliah yang ada pada BAUK.
Perekaman dilakukan saat pertama sekali mahasiswa terdaftar. Hasil perekaman data matakuliah disimpan kedalam file atau tabel matakuliah. Tampilan Form Jumlah Pertemuan
Gambar 18 Tampilan form Jumlah Pertemuan
Form jumlah pertemuan digunakan
untuk merekam data jumlah pertemuan yang diikuti oleh mahasiswa, yang nantinya akan disimpan oleh BAUK. Perekaman
dilakukan saat pertama sekali mahasiswa mengikuti perkuliahan. Hasil perekaman data mahasiswa disimpan ke dalam file atau tabel rekap absen.
Form Informasi Rekap Absen
Gambar 19. Form Informasi Rekap Absen
Gambar 19 digunakan untuk
menampilkan informasi tentang kehadiran mahasiswa dengan cara membaca kode batang (barcode) pada kartu identitas. Apabila mahasiswa melebihi absen dari
ketentuan yang ada yaitu >= 12 pertemuan, maka akan ditampilkan
keterangan apakah mahasiswa
tersebut bisa mengikuti ujian akhir semester atau tidak.
Form Informasi Rekap Absen Permahasiswa
Gambar 20. Tampilan form Kehadiran Permahasiswa Gambar 20, digunakan untuk
menampilkan informasi an mahasiswa per orang dengan cara membaca kode batang (barcode) pada kartu identitas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hipotesis kerja dari hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang baru dapat meningkatkan unjuk kerja dari UPI ”YPTK” Padang, karena informasi yang dihasilkan dapat lebih cepat dan akurat.
2. Keamanan data dapat lebih terjamin dengan adanya suatu
database, karena meminimalkan
penggunaan kertas sebagai media penyimpanan data.
3. Informasi yang didapatkan lebih cepat, maka dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara lebih cepat pula.
4. Perancangan sistem informasi yang berbasiskan teknologi barcode
pada penyajian data absensi mahasiswa akan memberikan suatu alternatif lain di dalam pembacaan informasi tentang tingkat kehadiran mahasiswa yakni secara visual.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Chan, Siu-Cheung Charles. An
Overview of smartcard Security;
1999.
[2] Dawkins, Thomas, Justin
Higgins, Sean Mathias, Joel Millecan, Michael Rice, Paul Tso: Unlocking Microsoft Internet Information Card centre;
New Riders Publishing,
Indianapolis 1996.
[3] Mutiarwati, F. Smart Label
Pengganti Barcode, PC
Media.Jakarta. Januari 2004
[4] Hughes J, Feist C, Corcoran D, “Universal Access,
Smart-Card-Based, Secure File System”,
Oktober 1999.
http://www.stortek.com/hughes/s fspaper.pdf. Download Tanggal 20 September 2004.