• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli.Kota Sibolga merupakan wilayah pesisir barat Sumatera Utara, dengan potensi utama perekonomian bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa, perdagangan,dan industri maritim. Hasil utama perikanan antara lain gurapu, tuna, kakap, kembung, bambangan, layang, sardines, lencam dan teri.

Pada sektor perikanan merupakan sektor yang berpotensi sangat besar untuk dikembangkan di Kota Sibolga, disamping karena ketersediaan sumber dayanya yang cukup besar karena potensi pasarnya yang cukup tinggi, dan sektor ini menyangkut kebutuhan hidup orang banyak. Permintaan akan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu sekarang ini perlu mendapatkan dukungan perhatian yang serius dari pemerintah maupun masyarakat untuk mengembangkan potensi perikanan. Hal ini penting karena selain sebagai bahan makanan pokok oleh masyarakarat juga merupakan sumber pendapatan bagi nelayan dan termasuk juga para pedagang ikan.

Produksi hasil laut Kota Sibolga mengalami peningkatan sebesar 1,37 persen dari tahun sebelumnya yaitu 54.098 ton di tahun 2013 menjadi 54.840 ton

(2)

di tahun 2014. Jumlah nelayan di Kota Sibolga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 8.632 orang pada tahun 2013 menjadi 9.518 di tahun 2014.(BPS Kota Sibolga 2015:123). Produksi ikan olahan seperti ikan asin dan pindang mengalami perkembangan dari tahun 2010 sampai tahun 2014.Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan Kota Sibolga dalam rangka Hari Jadi Kota Sibolga yang Ke-316.

NO Jenis Olahan Produksi (ton) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Ikan Asin 4.608 9.840 9.696 11.000 9.978 2. Pindang 1.29 1.600 1.584 2.000 1.022 Jumlah 5.904 11.440 11.280 13.000 11.000

Salah satu hasil produksi pengolahan ikan selain ikan basah adalah pengasinan ikan. Proses pengasinan ikan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan produk olahan makanan baru dengan cara diawetkan dengan garam. Hasil akhir dari olahan tersebut adalah ikan asin. Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di ruang kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, ikan asin merupakan ciri khas oleh-oleh dari Kota Sibolga. Pusat penjualan ikan asin terletak di Kelurahan Pasar Belakang Kota Sibolga. Disepanjang jalan tersebut berjejer pedagang ikan asin baik tempat berjualannya

(3)

permanen, semi permanen, dan biasanya pada hari-hari libur ataupun hari besar seperti lebaran muncul juga pedagang-pedagang kaki lima.

Proses penjualan ikan yang diperoleh nelayan dari hasil melaut dijual ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI), selanjutnya ikan yang diperoleh lansung dijual kepada masyarakat baik secara borongan oleh pengusaha ataupun untuk konsumsi rumah tangga. Pembelian ikan dari TPI yang dilakukan secara borongan biasanya dilakukan oleh pengusaha untuk diecerkan lagi dipasar. Distribusi hasil tangkapan disebarkan sampai ke kota-kota di sekitar Kota Sibolga seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan, Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.

Pedagang ikan asin yang berada di Kota Sibolga sudah lama menghasilkan produksi atau sudah lama memproduksi ikan asin karena sebagian besar penduduk di wilayah ini merupakan nelayan. Kegiatan ekonomi tidak akan pernah lepas dari kehidupan sehar-hari dalam menafkahi keluarga. Tetapi mereka tidak terlepas dari dilema atau permasalahan dari aktivitas ekonomi serta masih adanya budaya dan agama yang mempengaruhi aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan aktivitas ekonomi mereka. Melihat perkembangan perekonomian nelayan dan para pedagang ikan asin di Kota Sibolga semakin membaik, namun perekonomian kadang melemah akibat pengaruh alam dan pengaruh minat pembeli berkurang. Aktivitas pedagang ikan asin mengalami pendapatan tinggi ketika hari-hari libur, karena banyak pembeli atau pengunjung biasanya dari luar daerah dan menjadikan ikan asin sebagai oleh-oleh khas dari Kota Sibolga.

(4)

Sejak kebijakan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikan (KPP) yang menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) No. 2 Tahun 2015 tentang larangan menggunakan alat tangkap pukat hela, pukat tarik, cantrang atau jenis trawl lainnya yang telah dimodifisikasi untuk penangkap ikan. Para nelayan dengan kapal tersebut banyak mengalami pengangguran dan berhenti kerja, maka stok ikan akan berkurang dan berdampak pada permintaan dan harga pasar, apalagi kapal tersebut yang paling banyak memasok ikan-ikan yang dapat dijadikan ikan olahan seperti ikan asin. Dari keadaan tersebut baik itu para nelayan maupun para pedagang akan mengalami kesulitan dalam segi ekonomi seperti kebutuhan pangan, biaya anak sekolahnya, kredit mereka di bank macet, investasi pelaku usaha belum balik modal sudah disuruh berhenti, iklim investasi tidak sehat, juga para pelaku usaha yang memilik kapal ukuran besar sudah merumahkan anak buah kapalnya.

Melihat dari apa yang menjadi pokok permasalahan yang terjadi terhadap para pedagang yang mengalami dilema dalam aktivitas ekonomi mereka baik itu sebagai bentuk dari moral ekonomi mereka. Seperti pada musim paceklik pedagang mengalami kekurangan stok barang, pada musim paceklik sebagai distribusi harus memberikan stok barang yang merata sesuai dengan kebutuhan pedagang. Dalam kegiatan ekonomi adanya kerjasama dan saling percaya sesama pelaku ekonomi melihat ekonomi akan stabil dan tetap berjalan dengan baik para pelaku dituntut agar tetap bekerja sama. Pedagang yang mengalami kekurangan barang ketika jumlah pembeli banyak mereka akan saling bekerja sama dengan

(5)

pedagang lainnya ada yang meminjam barang dengan pedagang lain dan ada pula yang menjualkan dagangannya kepada pedagang lain.

Pedagang besar yang memiliki jumlah stok barang yang banyak juga dapat menjadi distributor kepada para pedagang kecil.Pedagang besar memiliki peran sebagai pemasok barang pada pedagang kecil dengan ketentuan harga yang disepakati dan sebagai acuan untuk menentukan harga pasar agar tetap stabil dan tidak ada harga yang ditentukan dengan murah karena hanya untuk memperoleh keuntungan pribadi dan dapat merusak harga pasar. Pedagang besar biasanya menjual barang dengan partai besar, biasanya para pembeli di pedagang besar menjual kembali dagangan tersebut ke daerah masing-masing pembeli, seperti seorang pedagang kecil yang berada di luar daerah dan mendagangkanya di daerahnya tersebut namun harga makin bertambah karena biaya transportasi pembeli bertambah. Sebagian pedagang besar juga mengirim dagangannya dalam partai besar ke luar-luar daerah lainnya.

Para pedagang mengahadapi dilema ketika barang dagangan sunyi dengan tidak ada pembeli, namun dia bimbang ingin menurunkan harga supaya barang dagangannya cepat habis terjual.Peran pedagang kecil kadang mengalami kesulitan ketika barang dagangannya sudah habis namun distribusi sudah memberikan stok barang terhadapnya karena dengan ketentuan yang disepakati bersama.Namun pedagang kecil dapat membeli kembali kepada pedagang besar yang memiliki stok barang yang masih banyak. Peran distribusi harus lebih adil ketika memberikan stok barang kepada pedagang besar dan pedagang kecil sesuai kebutuhan masing-masing.

(6)

Dalam kajian sosiologi, moral ekonomi adalah suatu analisa tentang apa yang menyebabkan seseorang berperilaku, bertindak dan beraktivitas dalam kegiatan perekonomian. Hal ini dinyatakan sebagai gejala sosial yang berkemungkinan besar sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan sosial. Aktivitas ekonomi mempunyai tujuan tidak hanya untuk mencari laba atau keuntungan semata, tetapi yang lebih diperhatikan adalah menjaga dan melindungi nilai-nilai yang dianggap baik, stabilitas dan teratur. Moral ekonomi menempatkan nilai-nilai sosial sebagai faktor yang berpengaruh dalam sistem ekonomi dan perilaku ekonomi masyarakat diatur oleh moralitas tertentu yang dikenal dengan etika subsistensi. Pada umumnya masyarakat cenderung berperilaku berdasarkan pedoman pada institusi yang ada dalam masyarakat tersebut. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi atau perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama. Sejumlah warga masyarakat secara berkelompok menampilkan perilaku yang tidak berpedoman pada institusi yang ada. Perilaku ini disebut perilaku kolektif yang dipicu oleh suatu rangsangan yang sama yang terdiri dari suatu peristiwa, benda dan ide (Damsar, 2011:11).

Aspek moral hingga kini masih mendominasi kehidupan masyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Dalam masyarakat, motif moral dan tindakan sosial menjadi dasar untuk mengarahkan keputusan-keputusan yang diambil. Moral ekonomi seorang pedagang lebih bersifat individual karena banyak yang hal-hal yang bersifat dengan kebudayaan seperti perkumpulan kelompok yang di luar dari aspek kegiatan ekonominya. Kalo sebaliknya moral ekonomi seorang

(7)

pedagang lebih mementingkan kegiatan di luar kegiatan ekonominya maka ia akan mengalami dilema. Sikap seperti ini dimungkinkan karena ikatan kelompok yang kuat, yang membuat kelompok dapat menjadi tempat menggantungkan resiko dan sebagai media untuk membagi resiko secara efektif sehingga sikap kolektif lebih menonjol dibandingkan dengan sikap individual.

Hans Dieter Evers, mengatakan bahwa James Scott berpendapat masyarakat petani pada umumnya dicirikan dengan tingkat solidaritas yang tinggi dan dengan suatu sistem nilai yang menekankan tolong-menolong, pemilikan bersama sumber daya dan keamanan subsistensi. Dalam kondisi seperti ini, pedagang menghadapai dilema, di satu pihak memilih antara memenuhi kewajiban moral kepada kerabatnya dan para tetangganya untuk menikmati bersama pendapatan yang diperolehnya sendiri atau untuk mengakumulasikan modal dalam wujud barang dan uang di pihak lain (Damsar, 2000:90).

Pedagang ikan asin di Kota Sibolga mengalami penurunan pendapatan akibat sepinya aktivitas perdagangan di kawasan sentral penjualan ikan asin Kelurahan Pasar Belakang, hal ini disebabkan minat beli masyarakat terhadap ikan asin kini cenderung mulai menurun, mahalnya harga ikan akibat kurangnya pasokan ikan dari nelayan akibat program pemerintah yang melarang kapal-kapal kecil untuk beraktivitas yang sebagian hasil tangkapannya untuk bahan produksi, sehingga minat masyarakat untuk membeli lauk pauk, khususnya ikan asin mulai berkurang. Dari masalah ini penulis ingin melihat apakah moral ekonomi pedagang ikan asin masih ada terkait dengan kondisi pasar yang tidak stabil dan pasokan ikan yang semakin sulit dimana pada hakekatnya moral ekonomi para

(8)

pedagang dalam aktivitas ekonomi yang mempunyai tujuan tidak hanya untuk mencari laba atau keuntungan semata, tetapi yang lebih diperhatikan adalah menjaga dan melindungi nilai-nilai yang dianggap baik. Oleh karena itu penulis memiliki ketertarikan untuk mengangkat topik seputar moral ekonomi pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan moral ekonomi pedagang ikan asin Kota Sibolga. Melalui penelitian ini, penulis mencoba untuk menelaah bagaimana moral ekonomi pedagang ikan asin dan penelitian dilakukan melalui pendekatan teori sosiologi dan teori ekonomi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di dalam latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana moral ekonomi pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka tujuan penelitian yang dapat diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penilitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana moral ekonomi para pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri sendiri ataupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

(9)

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang moral ekonomi pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian sebagai berikut :

a. Menghasilkan Karya Ilmiah mengenai moral ekonomi pedagang ikan asin di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga sehingga penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian moral ekonomi pedagang.

b. Hasil penelitian ini bisa dipakai sebagai referensi dalam memahami kehidupan para pedagang ikan asin dalam melakukan aktivitas ekonomi yang sesuai dengan moral dan etika dalam bertindak dan berfikir yang baik dan benar sesuai dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan penulis dalam membuat karya ilmiah dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Defenisi Konsep

Dalam penelitian ini, konsep digunakan sebagai acuan yang digunakan peneliti untuk menelaah sebuah kasus yang akan diteliti dan menghindari

(10)

terjadinya kesalahan dalam penafsiran dalam sebuah penelitian, konsep ini juga mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah:

1.5.1 Moral Ekonomi Pedagang Ikan Asin

Moral ekonomi pedagang, H.D. Evers dalam Damsar mengemukakan bahwa moral ekonomi pedagang timbul ketika mereka menghadapi permasalahan dalam aktivitas jual beli para pedagang seringkali mengalami dilema. Dalam hal ini aspek moral pedagang yang dimaksud adalah moral pedagang ikan asin bagaimana mereka secara bersama menentukan harga dengan keputusan yang telah disepakati bersama, dan saling tolong menolong pada saat musim paceklik dan sama-sama menikmati keuntungan. Pembagian barang dari distribusi kepada pedagang dengan adil ketika musim paceklik agar harga pasar tetap stabil dengan ketentuan dan kesepakatan bersama agar tidak ada persaingan-persaingan dalam menentukan harga karena hanya menguntungkan beberapa pihak yang memiliki stok barang yang banyak.

1.5.2 Tindakan Ekonomi

Konsep tindakan ekonomi dapat dipandang dari beberapa tindakan ekonomi seperti rasional, tradisional, dan spekulatif-irrasional. Yang dimaksud tindakan ekonomi rasional adalah individu mempertimbangkan alat yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ada. Dua tindakan ekonomi yang lain dilihat oleh ekonomi, tetapi menjadi perhatian sosiologi adalah tindakan tradisional dan tindakan ekonomi spekulatif-irrasional. Tindakan ekonomi tradisional bersumber

(11)

tradisi atau konvensi. Tindakan ekonomi spekulatif-irrasional merupakan tindakan yang berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan instrumen yang ada dengan tujuan yang akan dicapai. (Damsar, 2011:42).

Tindakan ekonomi para pedagang ikan asin berjualan di tempat yang strategis karena pusatnya sesama pedagang ikan asin berjualan di sekitar tersebut, karena alasan para pembeli akan banyak yang datang dan tetap berkembang, memberikan inovasi-inovasi baru dagangannya baik itu dengan membuat tempat makanan yang bagus, dan sebagian mempromosikan dagangannya melalui media-media elektronik yang berkembang sekarang seperti media-media sosial, dan website lainnya. Tindakan ekonomi tersebut dipandang sebagai tindakan ekonomi yang rasional, sedangkan melihat dari tindakan ekonomi tradisional pedagang yang bersumber dari tradisi seperti pertukaran hadiah sesama komunitas dalam suatu perayaan, memberikan sumbangan untuk penyelenggaraan acara perkawinan kerabat.Tindakan ekonomi tersebut sampai sekarang tidak lepas dari kegiatan-kegiatan masyarakat maupun pedagang ikan asin tersebut.

1.5.3 Resiprositas

Polanyi mengartikan resiprositas sebagai hubungan timbal balik antara orang-orang yang berkedudukan yang sama dalam suatu masyarakat. Redistribusi merupakan suatu pengumpulan barang dan atau jasa pada suatu titik pusat tertentu ( raja atau kepala suku), kemudian barang dan jasa tersebut dikembalikan secara merata oleh pihak titik pusat kepada masyarakat luas. Sedangkan pertukaran pasar menunjuk pada hubungan timbal balik antara orang-orang yang mana aturan

(12)

hubungan itu dibentuk oleh kekuatan pasar yang menciptakan terbentuknya suatu harga.

Resiprositas menunjuk pada gerakan di antara kelompok-kelompok simetris yang saling berhubungan. Ini terjadi apabila hubungan timbal balik antara individu-individu atau antara kelompok-kelompok sering dilakukan. Hubungan bersifat simetris terjadi apabila hubungan antara berbagai pihak (antara individu dan individu, individu dan kelompok serta kelompok dan kelompok) memilik posisi dan peranan yang relatif sama dalam suatu proses pertukaran. Dalam penelitian ini, resiprositas melihat dari sikap pedagang menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk suatu acara, misalnya acara perkawinan atau dalam keadaan kemalangan. Dalam acara perkawinan ataupun kemalangan, akan diminta untuk menyebutkan sejumlah uang yang akan diberikan kepada tuan rumah. Tuan rumah akan menuliskan jumlah uang tersebut beserta nama dan pemberinya, apabila si pemberi mengundang di acaranya maka dia harus membayar jumlah uang sama dengan yang diberi sebelumnya.

1.5.4 Modal Sosial

Pierre Bourdieu (Dalam Field, 2005:16) menjelaskan bahwa pusat perhatian utamanya dalam modal sosial adalah tentang pengertian “tataran sosial”. Menurutnya bahwa modal sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya, seperti modal ekonomi dan modal budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi efektif jika kesemuanya memiliki hubungan. Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan dengan dukungan sumberdaya fisik dan pengetahuan budaya

(13)

yang dimiliki, begitu pula sebaliknya dalam konteks hubungan sosial, eksistensi dari ketiga modal (modal sosial, modal ekonomi dan budaya) tersebut merupakan garansi dari kuatnya suatu ikatan hubungan sosial. Melihat dari potensi modal sosial pedagang ikan asin terwujud dalam bentuk kelembagaan seperti adanya patron-klien (toke-anak buah) pemasok ikan asin harus dibeli dengan seorang toke, karena pada saat musim paceklik si pedagang bisa meminta bantuaan kepada si pemasok ikan asin tersebut. Adanya serikat tolong menolong (STM) sesama pedagang ikan asin dengan tujuan untuk menggalang kerjasama dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan yang sewaktu-waktu menimpa pada pedagang. Adanya arisan sebagai cara untuk mensiasati dimensi ekonomi maupun sosial untuk diperlukan nanti setelah mendapat bagian sesuai dengan kesepakatan bersama baik itu secara acak atau giliran, para pedagang senantiasa melakukan arisan karena kegunaannya untuk membeli barang-barang konsumtif seperti TV, VCD, kulkas dan barang-barang lainnya.

1.5.5 Pedagang Ikan Asin

Pedagang ikan asin merupakan suatu pekerjaan atau profesi dimana seorang individu menjajakan produk dagangannya kepada konsumen berupa ikan asin. Pedagang ikan asin merupakan salah satu profesi yang ada di Kelurahan Pasar Belakang Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. Pemilihan lokasi penjualan merupakan satu syarat yang penting dalam memulai usaha, seperti halnya menjual ikan asin di lokasi yang dipilih mesti strategis dan membuka peluang keuntungan. Usaha yang dilakukan para penjual ikan asin dalam memperoleh tempat menjual memang tidak mudah, selain bersaing dengan para

(14)

penjual ikan asin lainnya, oleh karenanya para pedagang ikan asin terpusat pada suatu tempat strategis berada di Kelurahan Pasar Belakang Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga.

1.5.6 Stratifikasi Pedagang

Stratifikasi pedagang adalah tingkatan atau jenjang yang terbentuk antara para pedagang dalam hal ini tingkatan pedagang didasarkan atas lama berjualan, banyaknya barang yang dimiliki serta tingkat keberhasilan pedagang tersebut. Stratifikasi juga melihat dari tempat atau bangunan para pedagang dengan tingkat pendapatannya dan tingkat keberhasilannya.

1.5.7 Distribusi

Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.

1.5.8 Pedagang Grosiran

Pedagang Besar (Grosir atau Wholesaler) adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lain. Pedagang besar selalu membeli dan menjual barang dalam partai besar.

(15)

1.5.9 Pedagang Eceran

Pedagang Eceran (retailer) adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Untuk membeli dengan partai besar, tetapi menjualnya biasanya dalam partai kecil atau per-satuan.

Referensi

Dokumen terkait

Karena menurut Mulyasa “untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan

Kenaikan jumlah penjualan air kepada pelanggan sebagai dampak dari pelaksanaan program penggantian meter pelanggan sebanyak 1.151 unit sesuai perhitungan diatas, merupakan

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

1) Responden yaitu bersumber dari keterangan-keterangan dari Tenaga Kerja Wanita di Desa Donohudan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang sudah pernah bekerja di Malaysia

Ades Water Indonesia Tbk 79 KICI PT.. Kedaung Indah Can Tbk 2 ADHI

Pengiriman surat kepada para Raja tersebut secara sosiologis diantaranya sebagai akibat Perjanjian Perdamaian Hudaibiyah kemudian keberhasilan Rasulullah

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

Pengertian tauhid Asma  (mengesakan Tuhan dengan asma -Nya) yang dimaksud oleh Syaikh Nafis al-Banjari pada intinya menyatakan bahwa semua asma  yang ada di dalam alam