• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADAA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADAA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG SKRIPSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang

Program Kekhususan : Hukum Administrasi Negara (PK VIII)

No. Reg. 3378/PK VIII/07/2011

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING PADA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang

Oleh :

Keshy Meida Kurnia Restu 07140118

Program Kekhususan : Hukum Administrasi Negara (PK VIII)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2011

/PK VIII/07/2011

OUTSOURCING (Alih Daya)

Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang

(2)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG

(Keshy Meida Kurnia Restu,07140118,Fakultas Hukum Universitas Andalas,67,2011) ABSTRAK

Outsourcing (alih daya) diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para pihak atau dengan kata lain outsourcing merupakan pemindahan tenaga kerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja ke perusahaan pemberi kerja yang disepakati dengan perjanjian kerja. Pengaturan hukum outsourcing ini diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 64,65,66 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.101/MEN/VI/2004 Tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh. Sistem outsourcing telah membuka peluang munculnya perusahaan baru di bidang jasa outsourcing, dan pada sisi lain telah memungkinkan perusahaan yang telah berdiri untuk melakukan efisiensi melalui pemanfaatan jasa perusahaan outsourcing. Dalam perkembangnnya banyak pihak yang menolak pemberlakuan sistem outsourcing. Sistem outsourcing dianggap merugikan pekerja dan hanya menguntungkan perusahaan. Hal ini disebabkan karena outsourcing membuat perusahaan lebih memilih mengangkat pekerja secara outsourcing daripada pekerja tetap karena melalui outsourcing perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia (SDM). Sistem outsourcing menjadi suatu kegelisahan bagi pekerja yang dioutsourcing karena tidak ada jaminan kelangsungan waktu kerja mereka dan tidak ada kepastian terhadap hak-hak yang mereka terima. Dalam pelaksanaannya pekerjaan yang dioutsource tidak hanya sebatas pekerjaan yang merupakan kegiatan penunjang tetapi juga kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini adalah 1)Bagaimanakah hubungan hukum antara PT. Sucofindo Cabang Padang, Koperasi Sucofindo, dan pekerja outsourcing, 2)Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan utama dan penunjang PT. Sucofindo Cabang Padang, 3)Apa saja bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja outsourcing yang bekerja di PT. Sucofindo Cabang Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis sosiologis, yaitu suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan melihat aplikasi peraturan perundang-undangan dalam praktiknya di lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hubungan hukum antara PT.Sucofindo Cabang Padang, Koperasi Sucofindo,dan pekerja outsourcing terikat dalam perjanjian kerja. PT. Sucofindo Cabang Padang membuat perjanjian dengan Koperasi Sucofindo, sedangkan pekerja outsourcing membuat perjanjian dengan Koperasi Sucofindo. Pekerja outsourcing ditempatkan di kegiatan utama dan kegiatan penunjang sesuai dengan kebutuhan PT. Sucofindo Cabang Padang. Walaupun ditempatkan dikegiatan utama,sifatnya hanya membantu mengerjakan dan tidak akan bertanggung jawab atas resiko yang terjadi. Dengan demikian PT. Sucofindo Cabang Padang tetap memberikan perlindungan kepada pekerja outsourcing. Perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja outsourcing Koperasi Sucofindo yang bekerja di PT. Sucofindo Cabang Padang adalah upah, waktu istirahat, dan Jamsostek.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan membuat perusahaan harus berkosentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan produk dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya. Dengan adanya konsentrasi terhadap kompetensi utama dari perusahaan, akan dihasilkan sejumlah produk dan jasa yang memiliki kualitas dan daya saing di pasaran. Iklim persaingan usaha yang makin ketat membuat perusahaan berusaha untuk melakukan efisiensi biaya produksi (cost of production).1 Salah satu solusinya adalah dengan sistem outsourcing, dimana dengan sistem ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.2

Outsourcing (alih daya) diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa

proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para pihak3 atau dengan kata lain outsourcing merupakan proses pemindahan tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain di luar perusahaan induk.

Pengaturan hukum outsourcing ini terdapat dalam Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 (Pasal 64,65,66) dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.101/MEN/VI/2004 Tentang Tata Cara

1

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/31/teropong/komenhukum.htm ,Wirawan, Rubrik Hukum Teropong,Apa yang dimaksud dengan sistem outsourcing?,

2 Ibid

3 http://www.apindo.or.id ,Artikel “Outsource dipandang dari sudut perusahaan pemberi kerja”, diakses

(4)

Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh. Outsourcing (alih daya) diartikan sebagai pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja. Pada Pasal 64 disebutkan : “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis”

Pada dasarnya ada beberapa tujuan dari pelaksanaan sistem outsourcing, antara lain untuk mengembangkan kemitraan usaha, sehingga satu perusahaan tidak akan menguasai suatu kegiatan industri. Dalam jangka panjang kegiatan tersebut diharapkan akan mampu mengurangi pemusatan kegiatan industri di perkotaan menjadi lebih merata ke daerah-daerah4.

Pelaksanaan sistem outsourcing juga memberikan manfaat bagi pemerintah, masyarakat,pekerja, dan pengusaha. Bagi pemerintah outsourcing memberi manfaat yaitu membantu mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional, pembinaan dan pengembangan kegiatan koperasi dan usaha kecil, mengurangi beban pemerintah kota/kabupaten dalam penyediaan fasilitas umum, seperti: transportasi, listrik, air dan pelaksanaan ketertiban umum5. Bagi masyarakat dan pekerja, sistem outsourcing memberi manfaat antara lain aktivasi industri di daerah akan mendorong kegiatan ekonomi penunjang di lingkungan masyarakat, mengembangkan infrastruktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin dan peningkatan kemampuan ekonomi, mengurangi pengangguran dan mencegah terjadinya urbanisasi, meningkatkan kemampuan dan budaya perusahaan di lingkungan masyarakat. Bagi perusahaan, sistem outsourcing memberi manfaat antara lain meningkatkan fokus perusahaan, memanfaatkan kemampuan kelas dunia, membagi resiko, sumber daya sendiri dapat dipergunakan untuk kebutuhan lain, menciptakan dana segar,

4 Komang Priambada, 2008, outsourcing Versus Serikat Pekeja, Alih Daya Publishing, Jakarta:hlm 110

5

(5)

mengurangi dan mengendalikan biaya operasi, dan memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri6.

Sistem outsourcing telah membuka peluang munculnya perusahaan baru di bidang jasa outsourcing, dan pada sisi lain telah memungkinkan perusahaan yang telah berdiri untuk melakukan efisiensi melalui pemanfaatan jasa perusahaan outsourcing. Sistem outsourcing ditujukan untuk mengatasi beberapa permasalahan perekonomian7 oleh karena itu , pekerjaan yang di outsourcing bukanlah pekerjaan yang berhubungan langsung dengan inti bisnis perusahaan, melainkan pekerjaan penunjang (staff level ke bawah), meski terkadang ada juga posisi manajerial yang di outsourcing, namun tetap saja hanya untuk pekerjaan dalam waktu tertentu.

Dalam perkembangnnya banyak pihak yang menolak pemberlakuan sistem outsourcing, karena sistem outsourcing dianggap merugikan pekerja dan hanya

menguntungkan perusahaan. Hal ini disebabkan karena outsourcing membuat perusahaan lebih memilih mengangkat pekerja secara outsourcing daripada pekerja tetap karena melalui outsourcing perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Adanya beberapa masalah pokok praktik outsourcing yang tidak benar, antara lain pembayaran gaji yang tak sesuai, tidak adanya tunjangan-tunjangan (kesehatan, masa kerja), kontrak yang tidak diperpanjang.

Selain itu dalam pelaksanaannya pekerjaan yang dioutsource tidak hanya sebatas pekerjaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama tapi termasuk juga pekerjaan yang merupakan kegiatan utama perusahaan tersebut. Kondisi ini menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang outsourcing tersebut. Oleh sebab itu penulis

6 Iftida Yasar, 2008, Sukses Implementasi , PPM Manajemen, Jakarta: cet 1, Hlm 15 7

(6)

mengadakan penelitian dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADA PT. SUCOFINDO CABAG PADANG

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hubungan hukum antara pekerja outsourcing, PT. Sucofindo Cabang Padang dan Koperasi Sucofindo?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan utama dan kegiatan penunjang pada PT. Sucofindo Cabang Padang?

3. Apa saja perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja outsourcing di PT. Sucofindo Cabang Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan hukum antara pekerja outsourcing, PT. Sucofindo Cabang Padang dan Koperasi Sucofindo

2. Untuk mengetahui cara PT. Sucofindo Cabang Padang melakukan klasifikasi terhadap kegiatan utama dan kegiatan penunjang perusahaan yang merupakan dasar dari pelaksanaan outsourcing

3. Untuk mengetahui bentuk perlindungan yang diberikan kepada pekerja outsourcing di PT. Sucofindo Cabang Padang

(7)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1.1 Kesimpulan

Berdarkan data-data yang diperoleh dapat disimpulkan :

1. Hubungan hukum yang terjadi antara PT. Sucofindo Cabang Padang, Koperasi Sucofindo, dan pekerja outsourcing terikat dengan sebuah perjanjian kerja sama. Namun yang melakukan perjanjian kerja dengan PT. Sucofindo Cabang Padang adalah Koperasi Sucofindo. Pekerja outsourcing melakukan perjanjian kerja hanya dengan Koperasi Sucofindo.

2. Pelaksanaan kegiatan utama dan kegiatan penunjang pada PT. Sucofindo Cabang Padang adalah kegiatan utama yaitu kegiatan yang berhubungan dengan bidang jasa. Di luar bidang jasa merupakan kegiatan penunjang PT. Sucofindo Cabang Padang. Pekerja outsourcing tidak hanya ditempatkan pada kegiatan penunjang tetapi juga ditempatkan pada kegiatan utama PT. Sucofindo Cabang Padang. Dalam Pasal 66 UU No.13 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pekerja outsourcing tidak boleh ditempatkan pada kegiatan utama atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Namun, PT. Sucofindo Cabang Padang menganggap hal itu tidak terlalu menjadi masalah karena walaupun ditempatkan di kegiatan utama, pekerja outsourcing tersebut tetap mendapatkan perlindungan. Karena apapun yang terjadi adalah tanggung jawab PT. Sucofindo Cabang Padang. Pekerja outsourcing sifatnya hanya membantu. Dan juga dalam perjanjian antara PT. Sucofindo Cabang

(8)

Padang dengan Koperasi Sucofindo dijelaskan bahwa pekerja outsourcing ditempatkan di tempat yang dibutuhkan oleh PT. Sucofindo Cabang Padang.

3. Perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja outsourcing Koperasi Sucofindo yang bekerja di PT. Sucofindo Cabang Padang adalah upah, waktu istirahat, dan Jamsostek dan keseluruhannya sampai saat ini berjalan dengan lancar. Untuk upah Koperasi Sucofindo tidak melakukan pemotongan karena sudah mendapatkan fee tersendiri sebesar 15 % dari PT. Sucofindo Cabang Padang. Waktu istirahat mengikuti peraturan atau ketentuan PT. Sucofindo Cabang Padang, dan Jamsostek diikutkan dalam tiga program saja yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, dan Jaminan Kematian dengan membayar iuran sebesar 6% dari upah yang diterima tanpa pemotongan.. Jadi penghitungannya adalah upah pekerja outsourcing Rp. 1.075.300,00 + fee 15 % yaitu Rp. 161.295,00 + iuran Jamsotek 6% yaitu Rp. 64.518,00 = Rp. 1.301.113,00. Maka itu adalah jumlah keseluruhan yang akan diminta oleh Koperasi Sucofindo kepada PT. Sucofindo Cabang Padang.

4.2 Saran

1. Harus ada pengawasan terhadap perusahaan jasa outsourcing yang lebih diperketat supaya pekerja outsourcing lebih terlindungi.

2. Penulis berharap dibuatnya Undang-undang khusus tentang outsourcing yang mengatur outsourcing secara keseluruhan, baik itu perusahaan penyedia jasa outsourcing, perusahaan pengguna jasa outsourcing dan pekerja outsourcing itu

sendiri. Karena di dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan tidak banyak mengatur tentang outsourcing. Ketentuan sanksi mengenai masalah

(9)

outsourcing juga tidak ada. Sehingga terkadang menyulitkan untuk menuntut

(10)

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku :

Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009

Asyhadie Zaeni, Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja), Rajawali Pers, Jakarta, 2007

Chandra Suwondo, Outsourcing; Implementasi di Indonesia, Elex Media Computindo, Jakarta.

G. Kartasapoetra, Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila, Sinar Grafika, Jakarta, 1994

H. Ali Zainudin, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009 Imam Supomo, Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1975

Iftida Yasar, Sukses Implementasi , Cet I, PPM Manajemen, Jakarta, 2008

Komang Priambada, outsourcing Versus Serikat Pekeja, Alih Daya Publishing, Jakarta, 2008

Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Rajawaki Pers, Jakarta, 2003

Manullang Sendjun, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2001

Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 2005 Muzni Tambusai, Pelaksanaan Outsourcing (Alih Daya) ditinjau dari aspek hukum

ketenagakerjaan tidak mengaburkan hubungan industrial, http://www.nakertrans.go.id/arsip berita/naker/outsourcing.

Philipus M.Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press,Yogyakarta, 2005

Sentanoe Kertonegoro, Jaminan Sosial, Prinsip, dan Pelaksanaannya di Indonesia, Mutiara, Jakarta, 1982

Soerjono Sokanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2008 Sutrisno Hadi, Metodologi Research(jilid II), Yogyakarta,2004

Peraturan perundang-undangan : Undang-undang Dasar 1945

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39

(11)

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.101/MEN/VI/2004 Tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh

Website :

www.nakertrans.go.id www.pikiran-rakyat.com www.apindo.or.id

Referensi

Dokumen terkait

Sistem MLM syariah berlandaskan ayat al-Quran “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al- Baqarah: 275) Juga firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman,

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi normal, maka

Tahapan yang dilakukan dimulai dengan penentuan medium list Perda yang terdiri dari 30 buah Perda yang diambil dari 50 buah Perda yang memiliki dampak terhadap iklim

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 15 Oktober 2010 untuk menjalankan peperiksaan akhir bagi Shamsul Hazliyatul Akma Binti Mohmad

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa LKS yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria kelayakan didaktik yang dikemukakan oleh

[r]

Maka berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah diuraikan oleh penulis diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa PT Imaji Media dapat melakukan tindak pidana dan

Sastra Jawa adalah beberapa isi dari Serat Wedhatama yang telah diartikan dan. diubah kedalam bentuk