i
KATA PENGANTAR
Bimbingan lanjutan merupakan kegiatan untuk membantu purnawidya setelah mengikuti Diklat dan kembali ketempat tugas atau ketempat usahanya agar dapat menjembatani kesenjangan antara hasil belajar dengan dinamika perkembangan permasalahan di lapangan. Sehingga, purnawidya dapat menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang telah diperoleh selama mengikuti Diklat dalam situasi nyata di tempat tugas/pekerjaannya menjadi lebih baik.
Laporan bimbingan lanjutan Diklat fasilitator tanaman organik berbasis kompetensi ini disusun dalam rangka menyajikan hasil bimbingan lanjutan di 7 (tujuh) kabupaten yaitu Kabupaten Bojonegoro, Blitar, Gresik, Gianyar, Alor, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kupang.
Kami menyadari bahwa laporan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K ini belum sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan masukan dan sumbang saran dari pembaca untuk perbaikan dan upaya tindak lanjut pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya bagi penyelesaian laporan ini.
Besar harapan kami, semoga laporan bimbingan lanjutan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Lawang, November 2016 Kepala Balai,
Dr. Ir. Adang Warya, MM NIP. 19590722 198903 1 006
.
▸ Baca selengkapnya: saran dan masukan untuk kegiatan diklat silahkan tuliskan saran dan masukan dalam penyelenggaraan acara kami untuk evaluasi kegiatan kedepannya
(2)ii
9611208 199003 2 008
DAFTAR ISIHalaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Output ... 3 D. Benefit ... 3
BAB II. PELAKSANAAN ... 5
A. Nama Kegiatan ... 5 B. Dasar Hukum ... 5 C. Sasaran ... 6 D. Waktu Pelaksanaan ... 6 E. Organisasi Penyelenggara ... 6 F. Petugas/enumerator ... 7
G. Materi Bimbingan lanjutan ... 8
H. Metode ... 9
I. Pembiayaan ... 10
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
A. Kesimpulan ... 29
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar nama petugas/enumerator ... 7
Tabel 2. Daftar materi bimbingan lanjutan pada masing-masing
kabupaten ... 8
Tabel 3. Hasil identifikasi masalah serta upaya pemecahan masalah
di Kabupaten Blitar ... 13
Tabel 4. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden
bimbingan lanjutan di Kabupaten Gresik ... 17
Tabel 5. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden
bimbingan lanjutan di Kabupaten Gianyar ... 19
Tabel 6. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden
bimbingan lanjutan di Kabupaten Alor ... 21
Tabel 7. Hasil identifikasi masalah di Kabupaten Timor Tengah
Selatan (TTS) ... 23
Tabel 8. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keputusan Penyelenggaraan Kegiatan Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K
Lampiran 2. Berita Acara Pelaksanaan Bimbingan lanjutan Masing-masing Kabupaten
Lampiran 3. Materi bimbingan lanjutan di Kabupaten Bojonegoro
Lampiran 4. Materi bimbingan lanjutan di Kabupaten Blitar
Lampiran 5. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten Gresik
Lampiran 6. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten Gianyar
Lampiran 7. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten Alor
Lampiran 8. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten TTS
1 BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Diklat diarahkan untuk meningkatkan pelaku utama
pertanian yang mampu melaksanakan tugas fungsi/pekerjaan secara inovatif,
kreatif, professional dan berwawasan global. Upaya peningkatan kualitas
kinerja pelaku utama tersebut, dapat diwujudkan apabila penyelenggaraan
Diklat pertanian dapat dikelola dengan baik mulai dari perencanaan,
pelaksanaan serta bimbingan lanjutan. Bimbingan lanjutan ini merupakan
kelanjutan dari serangkaian kegiatan Diklat yang dilakukan sebelumnya dan
merupakan satu kesatuan utuh yang tercakup dalam kerangka sistem
pengembangan Diklat berbasis kompetensi.
Bimbingan lanjutan ini digunakan sebagai upaya untuk membangun
komunikasi interaktif antara lembaga penyelenggara Diklat dengan
lembaga/instansi asal purnawidya dan purnawidya. Bimbingan lanjutan ini
diperlukan untuk lebih menjamin keberhasilan Diklat dalam meningkatkan
kompetensi purnawidya, terkait dengan situasi dan konsisi yang berbeda dan
sangat dinamis di tempat kerja/usahanya. Melalui kegiatan bimbingan lanjutan
diharapkan dapat membantu purnawidya setelah mengikuti Diklat dan kembali
ketempat usahanya agar dapat menjembatani kesenjangan antara hasil
belajar dengan dinamika perkembangan permasalahan di lapangan. Sehingga,
2 telah diperoleh selama mengikuti Diklat dalam situasi nyata di tempat
tugas/pekerjaannya menjadi lebih baik.
Kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K
dilaksanakan di 3 (tiga) provinsi yang meliputi 7 (tujuh) kabupaten yaitu
Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Bojonegoro, Blitar dan Gresik), Provinsi Bali
(kabupaten Gianyar) dan Provnsi Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Kupang,
Timor Tengah Selatan dan Alor) disajikan dalam laporan ini.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik)
di BP3K adalah sebagai berikut :
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan penguasaan/pemahaman
materi yang disampaikan pada saat mengikuti Diklat;
2. Mengetahui sejauh mana implementasi/tingkat penerapan materi Diklat
dan dukungan hasil Diklat terhadap tugas fungsi/pekerjaan serta
permasalahan-permasalahan di wilayah kerja purnawidya, dan mampu
menindaklanjuti dalam perencanaan program kerja setelah dilakukan
perbaikan;
3. Membantu purnawidya dalam menjembatani kesenjangan antara hasil
belajar dengan dinamika perkembangan permasalahan di lapangan,
3 sikap yang telah diperoleh menjadi lebih baik;
4. Membangun komunikasi interaktif antara BBPP ketindan dengan
lembaga/instansi asal purnawidya dan purnawidya;
5. Menggali informasi sebagai bahan umpan balik bagi BBPP ketindan untuk
penyempurnaan program Diklat yang akan datang.
C. Output
Output yang diharapkan dari kegiatan Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di
BP3K di 7 (tujuh) kabupaten yaitu Kabupaten Bojonegoro, Blitar, Gresik,
Gianyar, Kupang, Timor Tengah Selatan dan Alor;
2. Mengetahui sejauhmana pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) yang
telah disusun oleh purnawidya; dan
3. Terpecahkannya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
materi-materi Diklat;
D. Benefit
Adapun manfaat dari kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis
(tematik) di BP3K, adalah:
4 purnawidya yang berkaitan dengan materi-materi Diklat;
2. Meningkatnya hubungan interaktif antara BBPP Ketindan dan instansi
asal pengirim purnawidya untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi di wilayah kerjanya;
3. Tersedianya informasi sebagai bahan umpan balik bagi BBPP Ketindan
5 BAB II. PELAKSANAAN
A. Nama Kegiatan
Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K
B. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum pelaksanaan bimbingan lanjutan Diklat teknis
(tematik) di BP3K adalah sebagai berikut :
1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 17/Permentan/OT.140/2/2007
tanggal 19 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BBPP-Ketindan;
2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 01/Permentan/OT.140/J/10/2011
tanggal 6 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian serta Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;
3. Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Balai Besar
Diklat Pertanian (BBPP)-Ketindan, Malang, Jawa Timur Nomor:
018.10.2.239654/2016 Tanggal 7 Desember 2015;
4. Surat Keputusan Kepala Balai Besar Diklat Pertanian (BBPP) Ketindan,
Nomor : 01/Kpts/SM.110/J.3.3/08/2016, tanggal 8 Agustus 2016
6 C. Sasaran
Sasaran kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K
adalah purnawidya baik aparatur maupun non aparatur yang tingkat kemajuan
berlatihnya termasuk parameter “kurang baik” dan hasil evaluasi pemahaman
materinya termasuk parameter “kurang menguasai” atau “cukup menguasai”.
Jumlah sasaran kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K
sebanyak 70 (tujuh puluh) orang yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro,
Blitar, Gresik, Gianyar, Kupang, Timor Tengah Selatan dan Alor.
D. Waktu Pelaksanaan
Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K dilaksanakan pada
tanggal 15 Agustus sampai dengan 8 November 2016.
E. Organisasi Penyelenggara
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dibentuk dan disusun organisasi
penyelenggara sebagai berikut:
Penanggungjawab : Kepala BBPP Ketindan
Dr. Ir. Adang Warya, MM
Wakil Penanggungjawab : Kabid. Program dan Evaluasi
7 Ketua Pelaksana : Kasi Evaluasi dan Pelaporan
Novi Nuraini, S. Si., MP
Sekretaris : Musdalipah, SP. MP
Tim Pengolah, penyajian dan
Inventarisasi pelaporan
: 1. Isdianto, SST
2. Sundoko, SE
F. Petugas/Enumerator
Adapun petugas/enumerator dari kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Daftar nama petugas/enumerator
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA ENUMERATOR
1. Jawa Timur Bojonegoro Juniawan, SP, M. Si. Musdalipah, SP, MP
Gresik Ir. Djoko Widodo, M. Agr. Hadi Feriyanto, STP Musdalipah, SP, MP
Blitar Ir. Listyorini, M. Sc.
2. Bali Gianyar Juniawan, SP, M. Si.
Novi Nuraini, S. Si., MP 3. Nusa
Tenggara Timur
Kupang Saeroji, SP
Sundoko, SE
Timor Tengah Selatan Nunung NUrhadi, SP Isdianto, SST
8 G. Materi Bimbingan lanjutan
Materi-materi yang diberikan pada kegiatan bimbingan lanjutan Diklat
teknis (tematik) di BP3K sesuai dengan kebutuhan materi purnawidya pada
masing-masing BP3K. Materi-materi tersebut tersaji pada tabel 2.
Tabel 2. Daftar materi bimbingan lanjutan pada masing-masing kabupaten
No. Kabupaten
Nama Materi Bimbingan Lanjutan Materi Menurut Hasil
Identifikasi Masalah
Materi Tambahan 1. Bojonegoro − Pengendalian penyakit blast
− Pemanfaatan agensi hayati − Pengendalian ulat grayak
pada tanaman kedelai − Penggerek batang pada
tanaman padi
Mikoriza
2. Blitar − GAP Sayuran − Penyiapan Benih
− Pengendalian OPT Bawang Merah
3. Gresik − Pengendalian OPT cabai − Pengendalian OPT bawang
merah
− Panen dan pasca panen bawang merah
− Panen dan pasca panen cabai 4. Gianyar − Pengendalian OPT Jagung
− Pengendalian OPT Kedelai
− Tikus sawah
− Serangan ulat grayak 5. Kupang Aparatur : − Pembuatan pestisida
nabati
− Pembuatan pupuk organik
− Penyakit bulai pada tanaman jagung
− Keriting daun pada tanaman cabai dan kacang panjang − Kelangkaan pupuk
(ketersediaan pupuk di pasarang kurang) − Kekurangan air Non Aparatur :
9 No. Kabupaten
Nama Materi Bimbingan Lanjutan Materi Menurut Hasil
Identifikasi Masalah
Materi Tambahan jagung
− Kelangkaan pupuk − Pestisida
− Ternak menggangu tanaman utama
6. Timor Tengah Selatan
− Budidaya tebu
− Budidaya sayuran berbasis GAP − Operasional alsintan − perbenihan tanaman hortikultura − Metodologi pembelajaran 7. Alor Budidaya kedelai − Implementasi padi
− Implementasi jagung − Implementasi cabai − Implementasi bawang merah − Implementasi alsintan H. Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K adalah Focus Group Discussion (FGD), dengan
mempertimbangkan tingkat kesulitan permasalahan dan prioritas masalah.
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan secara rinci, adalah :
1. Tahap pertama sebelum kegiatan bimbingan lanjutan dilaksanakan
petugas/enumerator melakukan koordinasi dengan dinas/instansi asal
purnawidya, purnawidya dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan;
2. Tahap kedua adalah melaksanakan kegiatan identifikasi masalah melalui
wawancara langsung dengan purnawidya dan penyuluh pertanian,
10 3. check rencana tindak lanjut (RTL) yang telah disusun pada waktu
mengikuti Diklat;
4. Tahap ketiga adalah melaksanakan bimbingan lanjutan kepada
purnawidya sesuai dengan hasil identifikasi masalah; dan
5. Tahap keempat adalah menyusun laporan hasil kegiatan bimbingan
lanjutan.
I. Pembiayaan
Seluruh pembiayaan pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan Diklat
teknis (tematik) di BP3K dibebankan pada DIPA Satker BBPP Ketindan Tahun
11 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K di
masing-masing kabupaten, adalah :
1. Kabupaten Bojonegoro
Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Bojonegoro
sebanyak 6 (enam) orang atas nama Mulyo Setyo W., A. Aris Abdi,
Supriyadi, Rudy Kurniawan, Muryono dan Linda Septia. Kegiatan
bimbingan lanjutan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap pertama
identifikasi masalah dan selanjutnya tahap kedua pemecahan masalah.
Pada tahap pertama yaitu identifikasi masalah diperoleh bahwa
responden di Kabupaten Bojonegoro mengalami masalah pada 4 (empat)
materi yang sesuai dengan Diklat yang diikuti dan 1 (satu) materi
tambahan yang juga diperlukan oleh responden. Keempat materi yang
sesuai dengan materi Diklat, adalah 1). pengendalian penyakit blast; 2).
pemanfaatan agensi hayati; 3). pengendalian ulat grayak; dan 4).
penggerek batang padi sedangkan materi tambahannya adalah tentang
“Mikoriza”.
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang
dipahami oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara rinci
12 2. Kabupaten Blitar
Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Blitar
sebanyak 6 (enam) orang, yaitu Anik Nuryanah, SP, Ifana
Puspitaningrum, Hanik Khoridah, SP, Ninik Dwi Handayani, SPt., MMA,
Imik Sri Subekti dan Nurul Purwaningsih.
Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di
Kabupaten Blitar mempunyai masalah pada 3 (tiga) materi, yaitu : 1).
GAP Sayuran; 2). Penyiapan lahan; dan 3). Pengendalian OPT bawang
merah. Pada tahap identifikasi masalah diperoleh hasil seperti tersaji
13 Tabel 3. Hasil Identifikasi masalah serta upaya pemecahan masalah di Kabupaten Blitar
No Materi Pelatihan Nilai Evaluasi Masalah Penerapan Materi
Penyebab Upaya Pemecahan Masalah
1. GAP sayuran 3,3 Di sebagian tempat, materi belum dapat diterapkan karena responden bukan di wilayah pengembanga n ataupun sentra sayur Perlunya informasi lanjut tentang GAP sayur yang tidak sempat disinggung pada saat
Tanaman bawang merah masih merupakan wacana pengembangan. Sebagian besar lokasi responden adalah sentra padi dan jagung sehingga belum menguasai tanaman bawang merah
Melakukan pendalaman materi secara teknis tentang penerapan GAP sayur
Mengupayakan memperbanyak praktek pencatatan usaha dalam budidaya bawang merah
Mempersiapkan kelompok binaan untuk menerapkan SOP dan pencatatan usaha, dalam rangka menyiapkan pengembangan tanaman bawang merah pada tahun 2017 sebagai pengembangan dari Diklat tematik
14 No Materi Pelatihan Nilai Evaluasi Masalah Penerapan Materi
Penyebab Upaya Pemecahan Masalah
pelatihan 2. Perbenihan bawang merah 3,3 Materi belum dapat diterapkan, materi diberikan saat pelatihan hanya dimaksudkan untuk penambahan wawasan, namun tetap diperlukan karena akan dikembangkan
Sebagian besar lokasi dari peserta yang terjaring belum ada komoditas bawang merah
Tanaman bawang merah masih merupakan wacana pengembangan Untuk beberapa lokasi hanya ditanam
pada polybag dan pekarangan skala kecil
Bawang merah merupakan komoditas yang baru akan dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
Melakukan pendalaman materi secara teknis melalui bimtek Melakukan diskusi,
pengalaman peserta, bagaimana perlakuan benih sebelum di tanam 3. Pengendalian OPT bawang merah 3,3 Materi tidak dapat diterapkan disemua lokasi karena terbatasnya
Komoditas bawang merah tidak diusahakan disemua lokasi binaan Saat Diklat tematik juga belum
diupayakan
Melakukan pendalaman materi secara teknis melalui bimtek Untuk daerah yang belum ada
komoditas bawang merah. Hasil tindak lanjut dari Diklat teknis (tematik) , BP4K akan
15 No Materi Pelatihan Nilai Evaluasi Masalah Penerapan Materi
Penyebab Upaya Pemecahan Masalah
komoditas yang diusahakan petani (tidak disemua wilayah binaan ada) Penjelasan waktu pelatihan hanya selintas mengusahakan pengembangan bawang merah di lokasi 4 kecamatan
Materi pengenalan dan pengendalian OPT, secara lengkap sudah diberikan pada responen, mengingat responden tidak sepenuhnya mengetahui tentang OPT, dan dari pihak BP4K Blitar akan
mengupayakan bisa
menghadirkan narasumber materi terkait OPT
16 Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang
dipahami oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara rinci
disajikan pada lampiran 4.
3. Kabupaten Gresik
Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Gresik
sebanyak 5 (lima) orang, yaitu Karto, Feri Agung Prasetyo, Sofiatun Dwi
N., Suminah dan Nurhadi.
Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di
Kabupaten Gresik mempunyai masalah pada 3 (tiga) materi, yaitu 1).
pengendalian OPT cabai; 2). pengendalian OPT bawang merah; 3). panen
dan pasca panen cabai.
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang
dipahami oleh responden. Namun demikian sebelum enumerator
menjelaskan materi bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator
melakukan pre test, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal
responden tentang materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian
setelah dilakukan pre test enumerator menyampaikan materi-materi
yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut
17 dan didiskusikan bersama, sebelum diakhir enumerator melaksanakan
post test, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun
hasil pre test dan post test responden di Kabupaten Gresik disajikan
pada tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Gresik
Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Setelah Binjut Prosentase
Kenaikan Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Setelah Binjut Prosentase Kenaikan 1 Karto 60.00 90.00 30.00 50.00 23.00 85.00 62.00 269.57 2 Feri Agung Prasetyo 60.00 90.00 30.00 50.00 30.00 90.00 60.00 200.00 3 Sofiatun Dwi N. 60.00 100.00 40.00 80.00 35.00 90.00 55.00 157.14 4 Suminah 50.00 90.00 40.00 80.00 26.00 85.00 59.00 226.92 5 Nurhadi 50.00 90.00 40.00 71.43 28.00 90.00 62.00 221.43
56.00 92.00 36.00 64.29 28.40 88.00 59.60 106.43 Nama
Materi Pengendalian OPT Cabai dan
Bawang Merah Materi Panen dan Pasca Panen Cabai No.
Rata-rata
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa pada materi pengendalan OPT
cabai dan bawang merah, rata-rata nilai pre test responden sebesar 56. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan rata-rata nilai post test
responden menjadi 92. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 36
atau 64,29%. Sedangkan pada materi panen dan pasca panen cabai, rata-rata nilai pre test responden sebesar 28,40. Setelah dilakukan
bimbingan lanjutan rata-rata nilai post test menjadi 88. Hal ini berarti
18 4. Kabupaten Gianyar
Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Gianyar
sebanyak 10 (sepuluh) orang, yaitu I Ketut Wetra, I Wayan Rupa, I
Nyoman Sada, I Ketut Konca, Gusti Agung Indra Agung, I Wayan Pama,
I Made Sumitra, I Ketut Badra, I Dewa Rai Sudiarta dan I Nyoman
Wardika.
Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di
Kabupaten Gianyar mempunyai masalah pada 2 (dua) materi, yaitu
pengendalian OPT jagung dan pengendalian OPT kedelai.
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang
dipahami oleh responden. Namun demikian sebelum enumerator
menjelaskan materi bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator
melakukan pre test, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal
responden tentang materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian
setelah dilakukan pre test enumerator menyampaikan materi-materi
yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut
secara lengkap disajikan pada lampiran 6. Setelah materi disampaikan
dan didiskusikan bersama, sebelum diakhir enumerator melaksanakan
post test, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun
19 hasil pre test dan post test responden di Kabupaten Gianyar disajikan
pada tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Gianyar
No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Setelah Binjut Prosentase Kenaikan 1 I Ketut Wetra 30.00 80.00 50.00 166.67 2 I Wayan Rupa 30.00 100.00 70.00 233.33 3 I Nyoman Sada 30.00 100.00 70.00 233.33 4 I Ketut Konca 30.00 100.00 70.00 233.33
5 Gusti Agung Indra Agung 50.00 100.00 50.00 100.00
6 I Wayan Pama 30.00 80.00 50.00 166.67
7 I Made Sumitra 30.00 100.00 70.00 233.33
8 I Ketut Badra 50.00 90.00 40.00 80.00
9 I Dewa Rai Sudiarta 30.00 80.00 50.00 166.67
10 I Nyoman Wardika 30.00 90.00 60.00 200.00
34.00 92.00 58.00 170.59
Rata-rata
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test
responden sebesar 34. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan
rata-rata nilai post test responden menjadi 92. Hal ini berarti terjadi
peningkatan sebesar 58 atau 170,59%.
Selain 2 (dua) materi tersebut diatas, enumerator juga
memberikan materi tambahan tentang tikus sawah dan pengendalian ulat
grayak. Materi ini disampaikan karena mengingat 2 (dua) jenis hama ini
menghilangkan hasil panen cukup tinggi pada lahan pertanian.
5. Kabupaten Alor
Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Alor
20 berlangsung 1 (satu) orang calon responden atas nama Darwani, SST
tidak dapat hadir dikarenakan yang bersangkutan sedang mengambil
cuti. Kesembilan responden tersebut, adalah 1). Nelsi W. Mapada; 2).
Amelia J. Padabul; 3). Yosafat Sally; 4). Suna Siprianus; 5). Aurelia A.
Bay, SST; 6). Rafael Nae, SST; 7). Melinda D. Tatu; 8). Ariance Bumma,
SP; dan 9). Moh. Alimudin Koko, SST.
Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di
Kabupaten Alor mempunyai masalah pada materi Implementasi kedelai
pada pokok bahasan persiapan benih kedelai khususnya pada perlakuan
benih/seed treatment).
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi sesuai hasil identifikasi
masalah. Namun demikian sebelum enumerator menjelaskan materi
bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator melakukan pre test, hal
ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal responden tentang
materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian setelah dilakukan pre
test enumerator menyampaikan materi-materi yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara lengkap disajikan
pada lampiran 7. Setelah materi disampaikan dan didiskusikan bersama,
sebelum diakhiri enumerator melaksanakan post test, hal ini bertujuan
21 dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun hasil pre test dan
post test responden di Kabupaten Gianyar disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Alor
No Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Prosentase kenaikan (%)
1 Nelci W. Mapada 43.00 92.00 49.00 113.95 2 Amelia J. Padabui 37.00 84.00 47.00 127.03 3 Yosafat Sally 25.00 85.00 60.00 240.00 4 Suna Siprianus 40.00 82.00 42.00 105.00 5 Aurealia A. Bay, SST 27.00 90.00 63.00 233.33 6 Rafael Nae, SST 31.00 91.00 60.00 193.55 7 Melinda D. Tatu 35.00 87.00 52.00 148.57 8 Ariance Bumma, SP 42.00 93.00 51.00 121.43 9 Moh. Alimudin Koko,SST 43.00 81.00 38.00 88.37
35.89 87.22 51.33 152.36
Rata-rata
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test
responden sebesar 35,89. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan
rata-rata nilai post test responden menjadi 87,22. Hal ini berarti
terjadi peningkatan sebesar 51,33 atau 152,36%.
Selain materi perlakuan benih, enumerator juga memberikan
materi tambahan yang juga dibutuhkan oleh responden, yaitu materi
PTT kedelai, ekologi tanah dan penggunaan alat PUTS, implementasi
jajar legowo, penggunaan alsintan alat olah tanah, alat tanam, alat panen
padi. Semua materi tersebut disampaikan enumerator dengan cara
memutarkan video dan dilanjutkan dengan diskusi. Selain itu enumerator
juga mempraktekkan menanam bawang merah di lahan BP3K Banlelang,
Kabupaten Alor.
22 Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten TTS
sebanyak 7 (tujuh) orang, yaitu 1). Hendrikus Ja; 2). Sri Lestari; 3).
Lidia Peda; 4). Arnold H. Nomeni; 5). Alfred D. Nomnafa; 6). Ngabi
manuratu; dan 7). Siti Rahayu Mimy.
Pada tahap identifikasi masalah diperoleh hasil seperti tersaji
23 Tabel 7. Hasil identifikasi masalah di Kabupaten TTS
No Materi
Pelatihan
Nilai Evaluasi
Masalah
Penerapan Materi Penyebab Upaya Pemecahan Masalah
1 Operasional Alsintan 3.1 Di sebagian tempat, materi belum dapat diterapkan karena alsintan belum ada di tingkat lapangan Perlunya informasi tentang manajemen kelompok dalam pengelolaan alsintan yang belum sempat disinggung saat pelatihan
Khusus untuk cultivator, dilokasi binaan 50% responden dilokasi binaannya belum ada bantuan cultivator dan petani belum dapat mengusahakan alsintan secara mandiri sehingga materi tidak dapat diterapkan.
Untuk transplanter hanya ada 2 lokasi responden yang baru dapat dan belum dioperasionalkan
Pada saat diklat waktu praktek terlalu sempit sehingga kurang menguasai
Manajemen kelompok dalam pengelolaan alsintan yang belum sempat disinggung saat pelatihan
Melakukan pendalaman materi secara teknis penggunaan alsintan melalui pemaparan saat bimtek dan melalui copy video bahan bimtek
Mengupayakan memperbanyak praktek pada saat alsintan tersedia
Mempersiapkan kelompok secara matang dalam pengelolaan alsintan yang diperbantukan di kelompok agar berdaya guna dan berhasil guna serta berkelanjutan
2 Perbenihan Horti
3.3 Materi belum dapat
Sebagian besar lokasi dari peserta yang terjaring belum ada komoditas
Melakukan pendalaman materi secara teknis penggunaan
24 No Pelatihan Materi Evaluasi Nilai Penerapan Materi Masalah Penyebab Upaya Pemecahan Masalah
diterapkan, materi diberikan saat pelatihan hanya dimaksudkan untuk penambahan wawasan, namun tetap diperlukan karena akan dikembangkan
hortikultura yang ditanam secara luas. Hanya 1 lokasi peserta yang telah mengembangkan bawang merah.
Tanaman cabai dan bawang merah hanya ditanam pada polybag dan pekarangan sekala kecil
Cabai dan bawang merupakan komoditas yang baru akan dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
alsintan melalui pemaparan saat bimtek 3 Pengendalian OPT Cabai 3.1 Materi tidak dapat diterapkan disemua lokasi karena terbatasnya komoditas yang diusahakan petani (tidak disemua wilayah
Komoditas cabai tidak diusahakan disemua lokasi binaan
Melakukan pendalaman materi secara teknis penggunaan alsintan melalui pemaparan saat bimtek
Untuk daerah yang belum ada komoditas cabai, penyuluh akan memotivasi petani untuk mengusahakan komoditas cabai karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
25 No Pelatihan Materi Evaluasi Nilai Penerapan Materi Masalah Penyebab Upaya Pemecahan Masalah
binaan ada) Penjelasan waktu pelatihan hanya selintas 4 Budidaya Tebu 3 Materi tidak dapat diterapkan
Tidak ada petani binaan yang mengusahakan tanaman tebu sama sekali Tidak ada 5 Metodologi pembelajaran 2.6 Penggalian materi yang diperlukan dilapangan dapat dilakukan Penggunaan petlap sangat bagus diterapkan tetapi terkendala biaya pencetakan
Biaya pencetakkan tidak teranggarkan di BP3K
Menggunakan sebagian dana BOP
Mendokumentasikan seluruh kegiatan indigenous teknologi dalam bentuk tulisan, foto dan video sebagai bukti kerja penyuluh, kebanggaan bagi petani pelaku, dan
26 Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi sesuai hasil identifikasi
masalah. Namun demikian sebelum enumerator menjelaskan materi
bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator melakukan pre test, hal
ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal responden tentang
materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian setelah dilakukan pre
test enumerator menyampaikan materi-materi yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara lengkap disajikan
pada lampiran 8. Setelah materi disampaikan dan didiskusikan bersama,
sebelum diakhiri enumerator melaksanakan post test, hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan setelah
dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun hasil pre test dan
post test responden di Kabupaten Gianyar disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten TTS
No Nama Nilai Pre
Test Nilai Post Test Kenaikan Prosentase kenaikan (%) 1 Hendrikus Ja 24 83 59 245,8 2 Sri Lestari 24 72,5 48,5 202,1 3 Lidia Peda 14 60 46 328,6 4 Arnold H. Nomeni 13 85,5 72,5 557,7 5 Alfred D. Nomnafa 16 87,5 71,5 446,9 6 Ngabi Manuratu 16 83,5 67,5 421,9
7 Siti Rahayu Mimy 24 92 68 283,3
27 Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test
responden sebesar 18,70. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan
rata-rata nilai post test responden menjadi 80,60. Hal ini berarti terjadi
peningkatan sebesar 61,90 atau 355,20%.
7. Kabupaten Kupang
Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Kupang
sebanyak 26 (dua puluh enam) orang yang terdiri dari 20 (dua puluh)
orang non aparatur yang mengikuti Diklat di BP3K Kupang Timur dan 6
(enam) orang aparatur yang mengikuti Diklat di BP3K Kupang Timur.
Nama responden non aparatur tersebut adalah Dominggus Talaen,
Yohanes Lalang, Adam A. Baran, Hermanus T., Yohanis Ton, Orsen Lada,
Habel Kapitan, Albert M. Sabaat, Bernadin Sabaat, Nitanel Manune,
Beny Kanuk, Alfius Isliko, Yorgen Aluman, Wahyu D. Olla, Otniel Bira,
Ayub Saekaetu, Nikolas Saebesi, Ande Adonis, Martha Yuliana Aome
dan Mince Taimenas. Sedangkan nama responden untuk Diklat aparatur
adalah Daniel Don, Njani Wohangara, Yan Daniel Samadara, Martosony
R. Mayopu, Narang Herman dan Metriana Y. Taloim.
Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden
aparatur di Kabupaten Kupang mengalami masalah pada materi 1).
penyakit bulai pada tanaman jagung; 2). keriting daun pada tanaman
28 Sedangkan untuk responden non aparatur di mengalami masalah pada
materi 1). penyakit bulai pada tanaman jagung; 2). kelangkaan pupuk; 3).
pestisida; dan 4). ternak menggagu tanaman utama.
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu
enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang
dipahami oleh responden. Materi yang dijelaskan oleh enomerator
tentang penyakit bulai pada tanaman jagung, keriting daun pada tanaman
cabai dan kacang panjang dan materi tambahan tentang pembuatan
pupuk organik dan pembuatan pestisida nabati, karena juga dibutuhkan
oleh responden, selain itu dapat juga untuk menghalau ternak agar tidak
mengganggu tanaman. Adapun materi-materi tersebut secara rinci
disajikan pada lampiran 9. Sedangkan untuk masalah kelangkaan air tidak
dapat dibahas secara detail. Masalah ini akan segera dapat teratasi jika
bendungan yang baru diresmikan tersebut sudah dapat berjalan dengan
sempurna, karena untuk sekarang ini bendungan tersebut belum dapat
beroperasi maksimal karena debit airnya kecil, sehingga belum dapat
29 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan Bimbingan lanjutan dilakukan dalam rangka
membantu purnawidya dalam menjembatani kesenjangan antara penerapan
materi dengan dinamika perkembangan permasalahan yang terjadi di lapangan.
Hasil Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil kegiatan bimbingan lanjut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
bimbingan lanjutan di 7 (tujuh) kabupaten dapat berjalan dengan lancar,
baik dari segi pelaksanaannya maupun proses kegiatan yang telah
dilaksanakan di tingkat kabupaten oleh para purnawidya.
2. Dari hasil pre dan post test pada saat kegiatan bimbingan lanjutan
dapat diketahui bahwa bimbingan lanjutan dapat meningkatkan
pengetahuan purnawidya dan dapat memecahkan masalah-masalah
purnawidya berkaitan dengan materi Diklat, maupun materi-materi
lainnya yang diperlukan oleh purnawidya.
B. Saran–saran
Memperhatikan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan Diklat
30 1. Hasil Bimbingan lanjutan dapat menjadi feed back dan input untuk
re-design keDiklatan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan keDiklatan;
2. Bimbingan lanjutan hendaknya dilakukan untuk semua jenis Diklat,
sehingga permasalahan-permasalahan dalam menerapkan hasil Diklat yang
dihadapi purnawidya dapat didampingi oleh fasilitator dari BBPP
Ketindan;
3. Kegiatan bimbingan lanjutan hendaknya dilaksanakan pada semua Diklat
terutama Diklat-Diklat strategis yang mendukung tercapainya program