• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. mengikuti Diklat dan kembali ketempat tugas atau ketempat usahanya agar dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. mengikuti Diklat dan kembali ketempat tugas atau ketempat usahanya agar dapat"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Bimbingan lanjutan merupakan kegiatan untuk membantu purnawidya setelah mengikuti Diklat dan kembali ketempat tugas atau ketempat usahanya agar dapat menjembatani kesenjangan antara hasil belajar dengan dinamika perkembangan permasalahan di lapangan. Sehingga, purnawidya dapat menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang telah diperoleh selama mengikuti Diklat dalam situasi nyata di tempat tugas/pekerjaannya menjadi lebih baik.

Laporan bimbingan lanjutan Diklat fasilitator tanaman organik berbasis kompetensi ini disusun dalam rangka menyajikan hasil bimbingan lanjutan di 7 (tujuh) kabupaten yaitu Kabupaten Bojonegoro, Blitar, Gresik, Gianyar, Alor, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kupang.

Kami menyadari bahwa laporan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K ini belum sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan masukan dan sumbang saran dari pembaca untuk perbaikan dan upaya tindak lanjut pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya bagi penyelesaian laporan ini.

Besar harapan kami, semoga laporan bimbingan lanjutan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lawang, November 2016 Kepala Balai,

Dr. Ir. Adang Warya, MM NIP. 19590722 198903 1 006

.

▸ Baca selengkapnya: saran dan masukan untuk kegiatan diklat silahkan tuliskan saran dan masukan dalam penyelenggaraan acara kami untuk evaluasi kegiatan kedepannya

(2)

ii

9611208 199003 2 008

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Output ... 3 D. Benefit ... 3

BAB II. PELAKSANAAN ... 5

A. Nama Kegiatan ... 5 B. Dasar Hukum ... 5 C. Sasaran ... 6 D. Waktu Pelaksanaan ... 6 E. Organisasi Penyelenggara ... 6 F. Petugas/enumerator ... 7

G. Materi Bimbingan lanjutan ... 8

H. Metode ... 9

I. Pembiayaan ... 10

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

A. Kesimpulan ... 29

(3)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar nama petugas/enumerator ... 7

Tabel 2. Daftar materi bimbingan lanjutan pada masing-masing

kabupaten ... 8

Tabel 3. Hasil identifikasi masalah serta upaya pemecahan masalah

di Kabupaten Blitar ... 13

Tabel 4. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden

bimbingan lanjutan di Kabupaten Gresik ... 17

Tabel 5. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden

bimbingan lanjutan di Kabupaten Gianyar ... 19

Tabel 6. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden

bimbingan lanjutan di Kabupaten Alor ... 21

Tabel 7. Hasil identifikasi masalah di Kabupaten Timor Tengah

Selatan (TTS) ... 23

Tabel 8. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

(4)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Penyelenggaraan Kegiatan Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K

Lampiran 2. Berita Acara Pelaksanaan Bimbingan lanjutan Masing-masing Kabupaten

Lampiran 3. Materi bimbingan lanjutan di Kabupaten Bojonegoro

Lampiran 4. Materi bimbingan lanjutan di Kabupaten Blitar

Lampiran 5. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten Gresik

Lampiran 6. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten Gianyar

Lampiran 7. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten Alor

Lampiran 8. Materi bimbingan lanjutan dan soal pre post test di Kabupaten TTS

(5)

1 BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan Diklat diarahkan untuk meningkatkan pelaku utama

pertanian yang mampu melaksanakan tugas fungsi/pekerjaan secara inovatif,

kreatif, professional dan berwawasan global. Upaya peningkatan kualitas

kinerja pelaku utama tersebut, dapat diwujudkan apabila penyelenggaraan

Diklat pertanian dapat dikelola dengan baik mulai dari perencanaan,

pelaksanaan serta bimbingan lanjutan. Bimbingan lanjutan ini merupakan

kelanjutan dari serangkaian kegiatan Diklat yang dilakukan sebelumnya dan

merupakan satu kesatuan utuh yang tercakup dalam kerangka sistem

pengembangan Diklat berbasis kompetensi.

Bimbingan lanjutan ini digunakan sebagai upaya untuk membangun

komunikasi interaktif antara lembaga penyelenggara Diklat dengan

lembaga/instansi asal purnawidya dan purnawidya. Bimbingan lanjutan ini

diperlukan untuk lebih menjamin keberhasilan Diklat dalam meningkatkan

kompetensi purnawidya, terkait dengan situasi dan konsisi yang berbeda dan

sangat dinamis di tempat kerja/usahanya. Melalui kegiatan bimbingan lanjutan

diharapkan dapat membantu purnawidya setelah mengikuti Diklat dan kembali

ketempat usahanya agar dapat menjembatani kesenjangan antara hasil

belajar dengan dinamika perkembangan permasalahan di lapangan. Sehingga,

(6)

2 telah diperoleh selama mengikuti Diklat dalam situasi nyata di tempat

tugas/pekerjaannya menjadi lebih baik.

Kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K

dilaksanakan di 3 (tiga) provinsi yang meliputi 7 (tujuh) kabupaten yaitu

Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Bojonegoro, Blitar dan Gresik), Provinsi Bali

(kabupaten Gianyar) dan Provnsi Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Kupang,

Timor Tengah Selatan dan Alor) disajikan dalam laporan ini.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik)

di BP3K adalah sebagai berikut :

1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan penguasaan/pemahaman

materi yang disampaikan pada saat mengikuti Diklat;

2. Mengetahui sejauh mana implementasi/tingkat penerapan materi Diklat

dan dukungan hasil Diklat terhadap tugas fungsi/pekerjaan serta

permasalahan-permasalahan di wilayah kerja purnawidya, dan mampu

menindaklanjuti dalam perencanaan program kerja setelah dilakukan

perbaikan;

3. Membantu purnawidya dalam menjembatani kesenjangan antara hasil

belajar dengan dinamika perkembangan permasalahan di lapangan,

(7)

3 sikap yang telah diperoleh menjadi lebih baik;

4. Membangun komunikasi interaktif antara BBPP ketindan dengan

lembaga/instansi asal purnawidya dan purnawidya;

5. Menggali informasi sebagai bahan umpan balik bagi BBPP ketindan untuk

penyempurnaan program Diklat yang akan datang.

C. Output

Output yang diharapkan dari kegiatan Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di

BP3K di 7 (tujuh) kabupaten yaitu Kabupaten Bojonegoro, Blitar, Gresik,

Gianyar, Kupang, Timor Tengah Selatan dan Alor;

2. Mengetahui sejauhmana pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) yang

telah disusun oleh purnawidya; dan

3. Terpecahkannya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

materi-materi Diklat;

D. Benefit

Adapun manfaat dari kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis

(tematik) di BP3K, adalah:

(8)

4 purnawidya yang berkaitan dengan materi-materi Diklat;

2. Meningkatnya hubungan interaktif antara BBPP Ketindan dan instansi

asal pengirim purnawidya untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapi di wilayah kerjanya;

3. Tersedianya informasi sebagai bahan umpan balik bagi BBPP Ketindan

(9)

5 BAB II. PELAKSANAAN

A. Nama Kegiatan

Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K

B. Dasar Hukum

Adapun dasar hukum pelaksanaan bimbingan lanjutan Diklat teknis

(tematik) di BP3K adalah sebagai berikut :

1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 17/Permentan/OT.140/2/2007

tanggal 19 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BBPP-Ketindan;

2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 01/Permentan/OT.140/J/10/2011

tanggal 6 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan

Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian serta Petunjuk Pelaksanaan

Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;

3. Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Balai Besar

Diklat Pertanian (BBPP)-Ketindan, Malang, Jawa Timur Nomor:

018.10.2.239654/2016 Tanggal 7 Desember 2015;

4. Surat Keputusan Kepala Balai Besar Diklat Pertanian (BBPP) Ketindan,

Nomor : 01/Kpts/SM.110/J.3.3/08/2016, tanggal 8 Agustus 2016

(10)

6 C. Sasaran

Sasaran kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K

adalah purnawidya baik aparatur maupun non aparatur yang tingkat kemajuan

berlatihnya termasuk parameter “kurang baik” dan hasil evaluasi pemahaman

materinya termasuk parameter “kurang menguasai” atau “cukup menguasai”.

Jumlah sasaran kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K

sebanyak 70 (tujuh puluh) orang yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro,

Blitar, Gresik, Gianyar, Kupang, Timor Tengah Selatan dan Alor.

D. Waktu Pelaksanaan

Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K dilaksanakan pada

tanggal 15 Agustus sampai dengan 8 November 2016.

E. Organisasi Penyelenggara

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dibentuk dan disusun organisasi

penyelenggara sebagai berikut:

Penanggungjawab : Kepala BBPP Ketindan

Dr. Ir. Adang Warya, MM

Wakil Penanggungjawab : Kabid. Program dan Evaluasi

(11)

7 Ketua Pelaksana : Kasi Evaluasi dan Pelaporan

Novi Nuraini, S. Si., MP

Sekretaris : Musdalipah, SP. MP

Tim Pengolah, penyajian dan

Inventarisasi pelaporan

: 1. Isdianto, SST

2. Sundoko, SE

F. Petugas/Enumerator

Adapun petugas/enumerator dari kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Daftar nama petugas/enumerator

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA ENUMERATOR

1. Jawa Timur Bojonegoro Juniawan, SP, M. Si. Musdalipah, SP, MP

Gresik Ir. Djoko Widodo, M. Agr. Hadi Feriyanto, STP Musdalipah, SP, MP

Blitar Ir. Listyorini, M. Sc.

2. Bali Gianyar Juniawan, SP, M. Si.

Novi Nuraini, S. Si., MP 3. Nusa

Tenggara Timur

Kupang Saeroji, SP

Sundoko, SE

Timor Tengah Selatan Nunung NUrhadi, SP Isdianto, SST

(12)

8 G. Materi Bimbingan lanjutan

Materi-materi yang diberikan pada kegiatan bimbingan lanjutan Diklat

teknis (tematik) di BP3K sesuai dengan kebutuhan materi purnawidya pada

masing-masing BP3K. Materi-materi tersebut tersaji pada tabel 2.

Tabel 2. Daftar materi bimbingan lanjutan pada masing-masing kabupaten

No. Kabupaten

Nama Materi Bimbingan Lanjutan Materi Menurut Hasil

Identifikasi Masalah

Materi Tambahan 1. Bojonegoro − Pengendalian penyakit blast

− Pemanfaatan agensi hayati − Pengendalian ulat grayak

pada tanaman kedelai − Penggerek batang pada

tanaman padi

Mikoriza

2. Blitar − GAP Sayuran − Penyiapan Benih

− Pengendalian OPT Bawang Merah

3. Gresik − Pengendalian OPT cabai − Pengendalian OPT bawang

merah

− Panen dan pasca panen bawang merah

− Panen dan pasca panen cabai 4. Gianyar − Pengendalian OPT Jagung

− Pengendalian OPT Kedelai

− Tikus sawah

− Serangan ulat grayak 5. Kupang Aparatur : − Pembuatan pestisida

nabati

− Pembuatan pupuk organik

− Penyakit bulai pada tanaman jagung

− Keriting daun pada tanaman cabai dan kacang panjang − Kelangkaan pupuk

(ketersediaan pupuk di pasarang kurang) − Kekurangan air Non Aparatur :

(13)

9 No. Kabupaten

Nama Materi Bimbingan Lanjutan Materi Menurut Hasil

Identifikasi Masalah

Materi Tambahan jagung

− Kelangkaan pupuk − Pestisida

− Ternak menggangu tanaman utama

6. Timor Tengah Selatan

− Budidaya tebu

− Budidaya sayuran berbasis GAP − Operasional alsintan − perbenihan tanaman hortikultura − Metodologi pembelajaran 7. Alor Budidaya kedelai − Implementasi padi

− Implementasi jagung − Implementasi cabai − Implementasi bawang merah − Implementasi alsintan H. Metode

Metode yang digunakan pada kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K adalah Focus Group Discussion (FGD), dengan

mempertimbangkan tingkat kesulitan permasalahan dan prioritas masalah.

Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan secara rinci, adalah :

1. Tahap pertama sebelum kegiatan bimbingan lanjutan dilaksanakan

petugas/enumerator melakukan koordinasi dengan dinas/instansi asal

purnawidya, purnawidya dan pihak-pihak lain yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan;

2. Tahap kedua adalah melaksanakan kegiatan identifikasi masalah melalui

wawancara langsung dengan purnawidya dan penyuluh pertanian,

(14)

10 3. check rencana tindak lanjut (RTL) yang telah disusun pada waktu

mengikuti Diklat;

4. Tahap ketiga adalah melaksanakan bimbingan lanjutan kepada

purnawidya sesuai dengan hasil identifikasi masalah; dan

5. Tahap keempat adalah menyusun laporan hasil kegiatan bimbingan

lanjutan.

I. Pembiayaan

Seluruh pembiayaan pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan Diklat

teknis (tematik) di BP3K dibebankan pada DIPA Satker BBPP Ketindan Tahun

(15)

11 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K di

masing-masing kabupaten, adalah :

1. Kabupaten Bojonegoro

Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Bojonegoro

sebanyak 6 (enam) orang atas nama Mulyo Setyo W., A. Aris Abdi,

Supriyadi, Rudy Kurniawan, Muryono dan Linda Septia. Kegiatan

bimbingan lanjutan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap pertama

identifikasi masalah dan selanjutnya tahap kedua pemecahan masalah.

Pada tahap pertama yaitu identifikasi masalah diperoleh bahwa

responden di Kabupaten Bojonegoro mengalami masalah pada 4 (empat)

materi yang sesuai dengan Diklat yang diikuti dan 1 (satu) materi

tambahan yang juga diperlukan oleh responden. Keempat materi yang

sesuai dengan materi Diklat, adalah 1). pengendalian penyakit blast; 2).

pemanfaatan agensi hayati; 3). pengendalian ulat grayak; dan 4).

penggerek batang padi sedangkan materi tambahannya adalah tentang

“Mikoriza”.

Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang

dipahami oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara rinci

(16)

12 2. Kabupaten Blitar

Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Blitar

sebanyak 6 (enam) orang, yaitu Anik Nuryanah, SP, Ifana

Puspitaningrum, Hanik Khoridah, SP, Ninik Dwi Handayani, SPt., MMA,

Imik Sri Subekti dan Nurul Purwaningsih.

Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di

Kabupaten Blitar mempunyai masalah pada 3 (tiga) materi, yaitu : 1).

GAP Sayuran; 2). Penyiapan lahan; dan 3). Pengendalian OPT bawang

merah. Pada tahap identifikasi masalah diperoleh hasil seperti tersaji

(17)

13 Tabel 3. Hasil Identifikasi masalah serta upaya pemecahan masalah di Kabupaten Blitar

No Materi Pelatihan Nilai Evaluasi Masalah Penerapan Materi

Penyebab Upaya Pemecahan Masalah

1. GAP sayuran 3,3  Di sebagian tempat, materi belum dapat diterapkan karena responden bukan di wilayah pengembanga n ataupun sentra sayur  Perlunya informasi lanjut tentang GAP sayur yang tidak sempat disinggung pada saat

Tanaman bawang merah masih merupakan wacana pengembangan. Sebagian besar lokasi responden adalah sentra padi dan jagung sehingga belum menguasai tanaman bawang merah

 Melakukan pendalaman materi secara teknis tentang penerapan GAP sayur

 Mengupayakan memperbanyak praktek pencatatan usaha dalam budidaya bawang merah

 Mempersiapkan kelompok binaan untuk menerapkan SOP dan pencatatan usaha, dalam rangka menyiapkan pengembangan tanaman bawang merah pada tahun 2017 sebagai pengembangan dari Diklat tematik

(18)

14 No Materi Pelatihan Nilai Evaluasi Masalah Penerapan Materi

Penyebab Upaya Pemecahan Masalah

pelatihan 2. Perbenihan bawang merah 3,3  Materi belum dapat diterapkan, materi diberikan saat pelatihan hanya dimaksudkan untuk penambahan wawasan, namun tetap diperlukan karena akan dikembangkan

 Sebagian besar lokasi dari peserta yang terjaring belum ada komoditas bawang merah

 Tanaman bawang merah masih merupakan wacana pengembangan  Untuk beberapa lokasi hanya ditanam

pada polybag dan pekarangan skala kecil

 Bawang merah merupakan komoditas yang baru akan dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi

 Melakukan pendalaman materi secara teknis melalui bimtek  Melakukan diskusi,

pengalaman peserta, bagaimana perlakuan benih sebelum di tanam 3. Pengendalian OPT bawang merah 3,3  Materi tidak dapat diterapkan disemua lokasi karena terbatasnya

 Komoditas bawang merah tidak diusahakan disemua lokasi binaan  Saat Diklat tematik juga belum

diupayakan

 Melakukan pendalaman materi secara teknis melalui bimtek  Untuk daerah yang belum ada

komoditas bawang merah. Hasil tindak lanjut dari Diklat teknis (tematik) , BP4K akan

(19)

15 No Materi Pelatihan Nilai Evaluasi Masalah Penerapan Materi

Penyebab Upaya Pemecahan Masalah

komoditas yang diusahakan petani (tidak disemua wilayah binaan ada)  Penjelasan waktu pelatihan hanya selintas mengusahakan pengembangan bawang merah di lokasi 4 kecamatan

 Materi pengenalan dan pengendalian OPT, secara lengkap sudah diberikan pada responen, mengingat responden tidak sepenuhnya mengetahui tentang OPT, dan dari pihak BP4K Blitar akan

mengupayakan bisa

menghadirkan narasumber materi terkait OPT

(20)

16 Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang

dipahami oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara rinci

disajikan pada lampiran 4.

3. Kabupaten Gresik

Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Gresik

sebanyak 5 (lima) orang, yaitu Karto, Feri Agung Prasetyo, Sofiatun Dwi

N., Suminah dan Nurhadi.

Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di

Kabupaten Gresik mempunyai masalah pada 3 (tiga) materi, yaitu 1).

pengendalian OPT cabai; 2). pengendalian OPT bawang merah; 3). panen

dan pasca panen cabai.

Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang

dipahami oleh responden. Namun demikian sebelum enumerator

menjelaskan materi bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator

melakukan pre test, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal

responden tentang materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian

setelah dilakukan pre test enumerator menyampaikan materi-materi

yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut

(21)

17 dan didiskusikan bersama, sebelum diakhir enumerator melaksanakan

post test, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun

hasil pre test dan post test responden di Kabupaten Gresik disajikan

pada tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Gresik

Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Setelah Binjut Prosentase

Kenaikan Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Setelah Binjut Prosentase Kenaikan 1 Karto 60.00 90.00 30.00 50.00 23.00 85.00 62.00 269.57 2 Feri Agung Prasetyo 60.00 90.00 30.00 50.00 30.00 90.00 60.00 200.00 3 Sofiatun Dwi N. 60.00 100.00 40.00 80.00 35.00 90.00 55.00 157.14 4 Suminah 50.00 90.00 40.00 80.00 26.00 85.00 59.00 226.92 5 Nurhadi 50.00 90.00 40.00 71.43 28.00 90.00 62.00 221.43

56.00 92.00 36.00 64.29 28.40 88.00 59.60 106.43 Nama

Materi Pengendalian OPT Cabai dan

Bawang Merah Materi Panen dan Pasca Panen Cabai No.

Rata-rata

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa pada materi pengendalan OPT

cabai dan bawang merah, rata-rata nilai pre test responden sebesar 56. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan rata-rata nilai post test

responden menjadi 92. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 36

atau 64,29%. Sedangkan pada materi panen dan pasca panen cabai, rata-rata nilai pre test responden sebesar 28,40. Setelah dilakukan

bimbingan lanjutan rata-rata nilai post test menjadi 88. Hal ini berarti

(22)

18 4. Kabupaten Gianyar

Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Gianyar

sebanyak 10 (sepuluh) orang, yaitu I Ketut Wetra, I Wayan Rupa, I

Nyoman Sada, I Ketut Konca, Gusti Agung Indra Agung, I Wayan Pama,

I Made Sumitra, I Ketut Badra, I Dewa Rai Sudiarta dan I Nyoman

Wardika.

Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di

Kabupaten Gianyar mempunyai masalah pada 2 (dua) materi, yaitu

pengendalian OPT jagung dan pengendalian OPT kedelai.

Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang

dipahami oleh responden. Namun demikian sebelum enumerator

menjelaskan materi bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator

melakukan pre test, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal

responden tentang materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian

setelah dilakukan pre test enumerator menyampaikan materi-materi

yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut

secara lengkap disajikan pada lampiran 6. Setelah materi disampaikan

dan didiskusikan bersama, sebelum diakhir enumerator melaksanakan

post test, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun

(23)

19 hasil pre test dan post test responden di Kabupaten Gianyar disajikan

pada tabel 5.

Tabel 5. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Gianyar

No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Setelah Binjut Prosentase Kenaikan 1 I Ketut Wetra 30.00 80.00 50.00 166.67 2 I Wayan Rupa 30.00 100.00 70.00 233.33 3 I Nyoman Sada 30.00 100.00 70.00 233.33 4 I Ketut Konca 30.00 100.00 70.00 233.33

5 Gusti Agung Indra Agung 50.00 100.00 50.00 100.00

6 I Wayan Pama 30.00 80.00 50.00 166.67

7 I Made Sumitra 30.00 100.00 70.00 233.33

8 I Ketut Badra 50.00 90.00 40.00 80.00

9 I Dewa Rai Sudiarta 30.00 80.00 50.00 166.67

10 I Nyoman Wardika 30.00 90.00 60.00 200.00

34.00 92.00 58.00 170.59

Rata-rata

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test

responden sebesar 34. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan

rata-rata nilai post test responden menjadi 92. Hal ini berarti terjadi

peningkatan sebesar 58 atau 170,59%.

Selain 2 (dua) materi tersebut diatas, enumerator juga

memberikan materi tambahan tentang tikus sawah dan pengendalian ulat

grayak. Materi ini disampaikan karena mengingat 2 (dua) jenis hama ini

menghilangkan hasil panen cukup tinggi pada lahan pertanian.

5. Kabupaten Alor

Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Alor

(24)

20 berlangsung 1 (satu) orang calon responden atas nama Darwani, SST

tidak dapat hadir dikarenakan yang bersangkutan sedang mengambil

cuti. Kesembilan responden tersebut, adalah 1). Nelsi W. Mapada; 2).

Amelia J. Padabul; 3). Yosafat Sally; 4). Suna Siprianus; 5). Aurelia A.

Bay, SST; 6). Rafael Nae, SST; 7). Melinda D. Tatu; 8). Ariance Bumma,

SP; dan 9). Moh. Alimudin Koko, SST.

Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden di

Kabupaten Alor mempunyai masalah pada materi Implementasi kedelai

pada pokok bahasan persiapan benih kedelai khususnya pada perlakuan

benih/seed treatment).

Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi sesuai hasil identifikasi

masalah. Namun demikian sebelum enumerator menjelaskan materi

bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator melakukan pre test, hal

ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal responden tentang

materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian setelah dilakukan pre

test enumerator menyampaikan materi-materi yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara lengkap disajikan

pada lampiran 7. Setelah materi disampaikan dan didiskusikan bersama,

sebelum diakhiri enumerator melaksanakan post test, hal ini bertujuan

(25)

21 dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun hasil pre test dan

post test responden di Kabupaten Gianyar disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten Alor

No Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test Kenaikan Prosentase kenaikan (%)

1 Nelci W. Mapada 43.00 92.00 49.00 113.95 2 Amelia J. Padabui 37.00 84.00 47.00 127.03 3 Yosafat Sally 25.00 85.00 60.00 240.00 4 Suna Siprianus 40.00 82.00 42.00 105.00 5 Aurealia A. Bay, SST 27.00 90.00 63.00 233.33 6 Rafael Nae, SST 31.00 91.00 60.00 193.55 7 Melinda D. Tatu 35.00 87.00 52.00 148.57 8 Ariance Bumma, SP 42.00 93.00 51.00 121.43 9 Moh. Alimudin Koko,SST 43.00 81.00 38.00 88.37

35.89 87.22 51.33 152.36

Rata-rata

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test

responden sebesar 35,89. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan

rata-rata nilai post test responden menjadi 87,22. Hal ini berarti

terjadi peningkatan sebesar 51,33 atau 152,36%.

Selain materi perlakuan benih, enumerator juga memberikan

materi tambahan yang juga dibutuhkan oleh responden, yaitu materi

PTT kedelai, ekologi tanah dan penggunaan alat PUTS, implementasi

jajar legowo, penggunaan alsintan alat olah tanah, alat tanam, alat panen

padi. Semua materi tersebut disampaikan enumerator dengan cara

memutarkan video dan dilanjutkan dengan diskusi. Selain itu enumerator

juga mempraktekkan menanam bawang merah di lahan BP3K Banlelang,

Kabupaten Alor.

(26)

22 Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten TTS

sebanyak 7 (tujuh) orang, yaitu 1). Hendrikus Ja; 2). Sri Lestari; 3).

Lidia Peda; 4). Arnold H. Nomeni; 5). Alfred D. Nomnafa; 6). Ngabi

manuratu; dan 7). Siti Rahayu Mimy.

Pada tahap identifikasi masalah diperoleh hasil seperti tersaji

(27)

23 Tabel 7. Hasil identifikasi masalah di Kabupaten TTS

No Materi

Pelatihan

Nilai Evaluasi

Masalah

Penerapan Materi Penyebab Upaya Pemecahan Masalah

1 Operasional Alsintan 3.1  Di sebagian tempat, materi belum dapat diterapkan karena alsintan belum ada di tingkat lapangan  Perlunya informasi tentang manajemen kelompok dalam pengelolaan alsintan yang belum sempat disinggung saat pelatihan

 Khusus untuk cultivator, dilokasi binaan 50% responden dilokasi binaannya belum ada bantuan cultivator dan petani belum dapat mengusahakan alsintan secara mandiri sehingga materi tidak dapat diterapkan.

 Untuk transplanter hanya ada 2 lokasi responden yang baru dapat dan belum dioperasionalkan

 Pada saat diklat waktu praktek terlalu sempit sehingga kurang menguasai

 Manajemen kelompok dalam pengelolaan alsintan yang belum sempat disinggung saat pelatihan

 Melakukan pendalaman materi secara teknis penggunaan alsintan melalui pemaparan saat bimtek dan melalui copy video bahan bimtek

 Mengupayakan memperbanyak praktek pada saat alsintan tersedia

 Mempersiapkan kelompok secara matang dalam pengelolaan alsintan yang diperbantukan di kelompok agar berdaya guna dan berhasil guna serta berkelanjutan

2 Perbenihan Horti

3.3  Materi belum dapat

 Sebagian besar lokasi dari peserta yang terjaring belum ada komoditas

 Melakukan pendalaman materi secara teknis penggunaan

(28)

24 No Pelatihan Materi Evaluasi Nilai Penerapan Materi Masalah Penyebab Upaya Pemecahan Masalah

diterapkan, materi diberikan saat pelatihan hanya dimaksudkan untuk penambahan wawasan, namun tetap diperlukan karena akan dikembangkan

hortikultura yang ditanam secara luas. Hanya 1 lokasi peserta yang telah mengembangkan bawang merah.

 Tanaman cabai dan bawang merah hanya ditanam pada polybag dan pekarangan sekala kecil

 Cabai dan bawang merupakan komoditas yang baru akan dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi

alsintan melalui pemaparan saat bimtek 3 Pengendalian OPT Cabai 3.1  Materi tidak dapat diterapkan disemua lokasi karena terbatasnya komoditas yang diusahakan petani (tidak disemua wilayah

 Komoditas cabai tidak diusahakan disemua lokasi binaan

 Melakukan pendalaman materi secara teknis penggunaan alsintan melalui pemaparan saat bimtek

 Untuk daerah yang belum ada komoditas cabai, penyuluh akan memotivasi petani untuk mengusahakan komoditas cabai karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi

(29)

25 No Pelatihan Materi Evaluasi Nilai Penerapan Materi Masalah Penyebab Upaya Pemecahan Masalah

binaan ada)  Penjelasan waktu pelatihan hanya selintas 4 Budidaya Tebu 3  Materi tidak dapat diterapkan

 Tidak ada petani binaan yang mengusahakan tanaman tebu sama sekali  Tidak ada 5 Metodologi pembelajaran 2.6  Penggalian materi yang diperlukan dilapangan dapat dilakukan  Penggunaan petlap sangat bagus diterapkan tetapi terkendala biaya pencetakan

 Biaya pencetakkan tidak teranggarkan di BP3K

 Menggunakan sebagian dana BOP

 Mendokumentasikan seluruh kegiatan indigenous teknologi dalam bentuk tulisan, foto dan video sebagai bukti kerja penyuluh, kebanggaan bagi petani pelaku, dan

(30)

26 Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi sesuai hasil identifikasi

masalah. Namun demikian sebelum enumerator menjelaskan materi

bimbingan lanjutan, terlebih dahulu enumerator melakukan pre test, hal

ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal responden tentang

materi-materi yang akan disampaikan. Kemudian setelah dilakukan pre

test enumerator menyampaikan materi-materi yang dirasa kurang oleh responden. Adapun materi-materi tersebut secara lengkap disajikan

pada lampiran 8. Setelah materi disampaikan dan didiskusikan bersama,

sebelum diakhiri enumerator melaksanakan post test, hal ini bertujuan

untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan setelah

dilaksanakan bimbingan lanjutan atau tidak. Adapun hasil pre test dan

post test responden di Kabupaten Gianyar disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan lanjutan di Kabupaten TTS

No Nama Nilai Pre

Test Nilai Post Test Kenaikan Prosentase kenaikan (%) 1 Hendrikus Ja 24 83 59 245,8 2 Sri Lestari 24 72,5 48,5 202,1 3 Lidia Peda 14 60 46 328,6 4 Arnold H. Nomeni 13 85,5 72,5 557,7 5 Alfred D. Nomnafa 16 87,5 71,5 446,9 6 Ngabi Manuratu 16 83,5 67,5 421,9

7 Siti Rahayu Mimy 24 92 68 283,3

(31)

27 Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pre test

responden sebesar 18,70. Setelah dilaksanakan bimbingan lanjutan

rata-rata nilai post test responden menjadi 80,60. Hal ini berarti terjadi

peningkatan sebesar 61,90 atau 355,20%.

7. Kabupaten Kupang

Responden kegiatan bimbingan lanjutan di Kabupaten Kupang

sebanyak 26 (dua puluh enam) orang yang terdiri dari 20 (dua puluh)

orang non aparatur yang mengikuti Diklat di BP3K Kupang Timur dan 6

(enam) orang aparatur yang mengikuti Diklat di BP3K Kupang Timur.

Nama responden non aparatur tersebut adalah Dominggus Talaen,

Yohanes Lalang, Adam A. Baran, Hermanus T., Yohanis Ton, Orsen Lada,

Habel Kapitan, Albert M. Sabaat, Bernadin Sabaat, Nitanel Manune,

Beny Kanuk, Alfius Isliko, Yorgen Aluman, Wahyu D. Olla, Otniel Bira,

Ayub Saekaetu, Nikolas Saebesi, Ande Adonis, Martha Yuliana Aome

dan Mince Taimenas. Sedangkan nama responden untuk Diklat aparatur

adalah Daniel Don, Njani Wohangara, Yan Daniel Samadara, Martosony

R. Mayopu, Narang Herman dan Metriana Y. Taloim.

Pada tahap identifikasi masalah diketahui bahwa responden

aparatur di Kabupaten Kupang mengalami masalah pada materi 1).

penyakit bulai pada tanaman jagung; 2). keriting daun pada tanaman

(32)

28 Sedangkan untuk responden non aparatur di mengalami masalah pada

materi 1). penyakit bulai pada tanaman jagung; 2). kelangkaan pupuk; 3).

pestisida; dan 4). ternak menggagu tanaman utama.

Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemecahan masalah yaitu

enumerator menjelaskan kembali materi-materi yang dirasa kurang

dipahami oleh responden. Materi yang dijelaskan oleh enomerator

tentang penyakit bulai pada tanaman jagung, keriting daun pada tanaman

cabai dan kacang panjang dan materi tambahan tentang pembuatan

pupuk organik dan pembuatan pestisida nabati, karena juga dibutuhkan

oleh responden, selain itu dapat juga untuk menghalau ternak agar tidak

mengganggu tanaman. Adapun materi-materi tersebut secara rinci

disajikan pada lampiran 9. Sedangkan untuk masalah kelangkaan air tidak

dapat dibahas secara detail. Masalah ini akan segera dapat teratasi jika

bendungan yang baru diresmikan tersebut sudah dapat berjalan dengan

sempurna, karena untuk sekarang ini bendungan tersebut belum dapat

beroperasi maksimal karena debit airnya kecil, sehingga belum dapat

(33)

29 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan Bimbingan lanjutan dilakukan dalam rangka

membantu purnawidya dalam menjembatani kesenjangan antara penerapan

materi dengan dinamika perkembangan permasalahan yang terjadi di lapangan.

Hasil Bimbingan lanjutan Diklat teknis (tematik) di BP3K dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil kegiatan bimbingan lanjut dapat disimpulkan bahwa kegiatan

bimbingan lanjutan di 7 (tujuh) kabupaten dapat berjalan dengan lancar,

baik dari segi pelaksanaannya maupun proses kegiatan yang telah

dilaksanakan di tingkat kabupaten oleh para purnawidya.

2. Dari hasil pre dan post test pada saat kegiatan bimbingan lanjutan

dapat diketahui bahwa bimbingan lanjutan dapat meningkatkan

pengetahuan purnawidya dan dapat memecahkan masalah-masalah

purnawidya berkaitan dengan materi Diklat, maupun materi-materi

lainnya yang diperlukan oleh purnawidya.

B. Saran–saran

Memperhatikan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan Diklat

(34)

30 1. Hasil Bimbingan lanjutan dapat menjadi feed back dan input untuk

re-design keDiklatan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan keDiklatan;

2. Bimbingan lanjutan hendaknya dilakukan untuk semua jenis Diklat,

sehingga permasalahan-permasalahan dalam menerapkan hasil Diklat yang

dihadapi purnawidya dapat didampingi oleh fasilitator dari BBPP

Ketindan;

3. Kegiatan bimbingan lanjutan hendaknya dilaksanakan pada semua Diklat

terutama Diklat-Diklat strategis yang mendukung tercapainya program

Gambar

Tabel 1. Daftar nama petugas/enumerator
Tabel 2. Daftar materi bimbingan lanjutan pada masing-masing kabupaten
Tabel 4. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan  lanjutan di Kabupaten Gresik
Tabel 5. Rekapitulasi nilai pre test dan post test responden bimbingan  lanjutan di Kabupaten Gianyar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penulis juga menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis juga sangat mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dari

Frida Dinar, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan nasihat, perhatian, dorongan, bimbingan serta masukan dan saran

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dan kekeliruan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

Penyusun sendiri sangat menyadari karya komposisi ini masih jauh dari sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari pendengar maupun pembaca agar

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penulisan ataupun isi yang ada di dalamnya, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penulisan ataupun isi yang ada di dalamnya, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penulisan ataupun isi yang ada di dalamnya, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami harapkan kepada para pembaca, untuk memberikan masukan dan saran agar ke depannya penulis akan lebih fokus dan