• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK KANONIK JORDAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK KANONIK JORDAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01(2017), hal 1 – 8.

1

BENTUK KANONIK JORDAN DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR

Umi Salmah, Mariatul Kiftiah, Fransiskus Fran INTISARI

Bentuk kanonik Jordan merupakan matriks Jordan yang similar dengan matriks asalnya. Bentuk kanonik Jordan dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk kanonik Jordan dari suatu matriks AMn dan mengaplikasikan bentuk kanonik Jordan dalam menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear. Langkah pertama untuk menentukan bentuk kanonik Jordan adalah menentukan persamaan karakteristik untuk mendapatkan nilai eigen dan vektor eigen. Selanjutnya, menentukan multiplisitas aljabar dan multiplisitas geometri serta vektor eigen tergeneralisasi. Kemudian, menentukan matriks tak singular S dan inversnya serta bentuk

kanonik Jordan 1

.

JSAS Setelah mendapatkan bentuk kanonik Jordan J, langkah untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear d A

dt  

y

y g adalah menentukan solusi wdengan n 

d J dt w w dan   n

J merupakan blok Jordan dari J. Langkah selanjutnya, menentukan yhSwdan 1

p Ny Ny dt

y g

sehingga mendapatkan solusi umum sistem persamaan diferensial linear yyhyp. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vektor eigen tergeneralisasi dapat digunakan untuk menentukan bentuk kanonik Jordan dan bentuk kanonik Jordan dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear.

Kata Kunci: vektor eigen tergeneralisasi, sistem persamaan diferensial PENDAHULUAN

Suatu matriks adalah jajaran empat persegi panjang dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam jajaran tersebut disebut entri dari matriks. Suatu matriks AMn dapat didiagonalisasi apabila dimensi ruang eigen sama dengan pangkat tertinggi dari faktor polinomial karakteristik. Dimensi ruang eigen disebut juga dengan multiplisitas geometri dan jumlah kemunculan 0 sebagai faktor pada polinomial karakteristik disebut juga dengan multiplisitas aljabar [1].

Konsep yang digunakan untuk mendiagonalisasi suatu matriks yaitu similaritas. Suatu matriks

n

BM dikatakan similar dengan matriks AMn jika ada matriks tak singular SMn sedemikian sehingga BS AS1 [3]. Jika matriks AMn dapat didiagonalisasi, maka matriks A tersebut similar dengan matriks diagonal. Akan tetapi, jika matriks AMn tidak dapat didiagonalisasi, maka matriks

A tersebut similar dengan matriks yang hampir diagonal atau yang disebut dengan matriks Jordan [2].

Matriks Jordan yang similar dengan matriks A disebut sebagai bentuk kanonik Jordan [3].

Salah satu cara untuk mendapatkan bentuk kanonik Jordan yaitu dengan menggunakan vektor eigen tergeneralisasi. Vektor eigen tergeneralisasi tersebut digunakan untuk memperluas basis ruang eigen dan memperoleh n vektor eigen yang bebas linear, sehingga multiplisitas geometri sama dengan multiplisitas aljabarnya. Jika multiplisitas aljabar telah sama dengan multiplisitas geometri, maka matriks tersebut dapat ditentukan bentuk kanonik Jordannya yaitu JS AS1 dengan S merupakan

matriks tak singular yang kolom-kolomnya terdiri dari vektor eigen tergeneralisasi. Bentuk kanonik Jordan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk kanonik Jordan dari matriks AMn dengan menggunakan vektor eigen tergeneralisasi dan mengaplikasikan bentuk kanonik Jordan dalam

(2)

menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear. Matriks yang digunakan pada penelitian ini yaitu matriks AMn

 

dan sistem persamaan diferensial yang digunakan yaitu sistem persamaan

diferensial biasa linear orde pertama dengan koefisien konstan.

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan bahwa matriks yang digunakan merupakan matriks AMn

 

. Langkah selanjutnya, menentukan persamaan karakteristik dengan persamaan P( ) det(IA)0. Dengan memfaktorkan persamaan karakteristik diperoleh nilai eigen yang bersesuaian dengan matriks A. Kemudian mensubstitusikan nilai eigen pada persamaan

AI

x=0 diperoleh vektor eigen. Selanjutnya, menentukan multiplisitas aljabar sama dengan

multiplisitas geometri atau belum. Kemudian menentukan vektor eigen tergeneralisasi dengan persamaan (AI)px0 dan (AI)p1x0, p 2, 3,... sampai multiplisitas aljabar sama dengan multiplisitas geometri. Setelah itu membentuk matriks tak singular S yang kolom-kolomnya terdiri dari vektor eigen tergeneralisasi. Kemudian menentukan invers dari matriks tak singular S sehingga didapat bentuk kanonik Jordan JS1AS. Setelah mendapatkan bentuk kanonik Jordan, langkah untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear d A

dt  

y

y g yaitu menentukan solusi w dari

 

. n d J dt w

w Kemudian, menentukan yhSw dan ypNy

Ny1gdt dengan NySMw sehingga mendapatkan solusi umum sistem persamaan diferensial linear yyhyp.

BENTUK KANONIK JORDAN

Bentuk kanonik Jordan merupakan matriks Jordan yang similar dengan matriks asalnya. Matriks Jordan terdiri dari blok-blok Jordan. Blok Jordan Jn( ) merupakan matriks segitiga atas berukuran n n dengan diagonal utama , superdiagonal bernilai 1, dan semua entri lainnya adalah 0 yang didefinisikan sebagai berikut:

1 0 0 0 1 0 ( ) 0 0 1 0 0 0 n J                          

Jika n  pada Persamaan (1), maka 1 J1( )

 

artinya blok Jordan tersebut berukuran 1 1 dengan entri nilai eigen .

Matriks Jordan JMn merupakan penjumlahan langsung dari blok Jordan Jni

 

 dengan ukuran i

blok Jordan ni dan nilai eigen  yang bersesuaian dengan blok Jordan dan i i1, 2,...,k sebagai berikut: 1 2 1 2 ( ) 0 0 0 ( ) 0 0 0 ( ) k n n n k J J J J                       dengan n1n2...nkn.

Jika setiap blok Jordan Jni

 

 pada Persamaan (2) berdimensi satu, yaitu semua i n  dan ki 1  , n

maka matriks Jordan J berbentuk matriks diagonal.

(1)

(3)

Teorema 1 [3] Diberikan AMn

 

, maka terdapat matriks tak singular SMn sedemikian sehingga ASJS1.

Akibat 2 [3] Diberikan AMn

 

dan 0, maka terdapat matriks tak singular SS( )Mn

sedemikian sehingga 1 2 1 2 1 ( , ) 0 0 0 ( , ) 0 0 0 ( , ) k n n n k J J A S S J                            dengan n1n2...nk  dan n 0 0 0 0 ( , ) 0 0 . 0 0 0 m m J M                             

Setelah diberikan definisi dan teorema yang berkaitan dengan bentuk kanonik Jordan, selanjutnya dibahas struktur dari matriks Jordan. Dengan mengetahui struktur matriks Jordan, suatu matriks A dapat ditentukan matriks Jordannya. Struktur matriks Jordan tersebut sebagai berikut:

1. Jumlah n pada blok Jordan adalah jumlah vektor eigen yang bebas linear dari matriks .J

2. Jumlah blok Jordan yang sesuai dengan nilai eigen adalah multiplisitas geometri dari nilai eigen yang bersesuaian.

3. Jumlah ukuran dari semua blok Jordan yang sesuai dengan nilai eigen yang diberikan adalah multiplisitas aljabar dari nilai eigen.

Contoh 3 Diberikan matriks Jordan J sebagai berikut:

4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 J                             

Pada matriks Jordan tersebut dapat diketahui bahwa,

a. Matriks A9 9 mempunyai nilai eigen yang berbeda yaitu 14,23,   . 3 2

b. Multiplisitas geometri dengan masing-masing nilai eigen berbeda yaitu

 

4 2,

 

3 1,

 

2 2. c. Multiplisitas aljabar dengan masing-masing nilai eigen berbeda yaitu

 

4 5,

 

3 2,

 

2 2.

VEKTOR EIGEN TERGENERALISASI

Suatu matriks AMn belum tentu memiliki n vektor eigen yang bebas linear, agar matriks tersebut memiliki n vektor eigen yang bebas linear diperlukan vektor eigen tergeneralisasi. Vektor eigen tergeneralisasi digunakan untuk memperluas basis dan memperoleh n vektor eigen yang bebas linear.

(4)

Definisi 4 [4] Vektor x disebut vektor eigen tergeneralisasi jika

(AI)px0 dan (AI)p1x0

Jika p  , maka (1 AI)x0 dan x0 dengan x merupakan vektor eigen.

Pada vektor eigen tergeneralisasi terdapat rantai vektor eigen tergeneralisasi yang didefinisikan sebagai berikut: px x 1 ( ) ( ) p  AI AI p x x = x 2 2 1 1 1 2 ( ) ( ) ( ) ( ) p p p A I A I A I A I          x x = x x x = x

Himpunan vektor x x1, 2,...,x disebut rantai vektor eigen tergeneralisasi dengan panjang p. Pada p

vektor eigen tergeneralisasi terdapat ruang eigen tergeneralisasi yang dinotasikan dengan E yang p

didefinisikan sebagai berikut:

p 0, 1, 2,

p n

ExAI xp 

Contoh 5 Menentukan bentuk kanonik Jordan dari matriks A.

2 2 1 1 1 1 1 2 2 A             Penyelesaian

1. Menentukan persamaan karakteristik dari matriks A

det  I A 0 0 0 2 2 1 det 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 2                     

Dengan menggunakan ekspansi kofaktor diperoleh,

2

1 1 2 1 2 1 0 2 2 2 2 1 1             

Sehingga, persamaan karakteristik matriks A yaitu 3 2

( ) 3 3 1 0.

P   2. Menentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks A.

Dengan memfaktorkan persamaan karakteristik, diperoleh nilai eigen dari matriks A yaitu  . 1 Untuk  pada persamaan 1

AI

x=0 diperoleh,

AI

x=0 1 2 3 1 2 1 0 1 2 1 0 1 2 1 0 x x x                             

Dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan diperoleh,

1 2 3 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 x x x                                .

(5)

Sehingga, x1 2x2x3. Misalkan x2r x, 3s r s, ,  , maka 2 2 1 1 0 , , 0 1 r s r r s r s s                                 

x = dengan ruang eigen berdimensi 2.

3. Menentukan multiplisitas aljabar dan mutiplisitas geometri dari matriks A.

3

( ) 1 0

P   , maka multiplisitas aljabar

(1)3.

Ruang eigen  berdimensi 2, maka multiplisitas geometri (1)2  . 2

4. Berdasarkan langkah 3, (1)(1), maka selanjutnya menentukan vektor eigen tergeneralisasi sebagai berikut: 2 (AI) x=0 1 2 3 1 2 1 1 2 1 0 0 0 0 1 2 1 1 2 1 = 0 0 0 = 0 . 1 2 1 1 2 1 0 0 0 0 x x x                                                       x

Misalkan x1r x, 2s x, 3 dengan t r s t , , , maka

1 2 3 1 0 0 = 0 1 0 , , , 0 0 1 x r x s r s t r s t x t                                                       

x dengan ruang eigen berdimensi 3.

Menurut definisi vektor eigen tergeneralisasi, ambil x2E tetapi 12 x2E yaitu 11 x2

1 0 0

T, maka

AλI

x2x1 1 2 1 1 1 1 2 1 0 1 1 2 1 0 1                               

Ambil x3E tetapi 11 x bebas linear dengan 3 x1 yaitu 3

2 1 0

T

 

x

5. Menentukan matriks tak singular S yang kolom-kolomnya terdiri dari vektor eigen tergeneralisasi yaitu 1 1 2 1 0 1 1 0 0 S           

6. Menentukan invers dari matriks tak singular S.

S I     1 1 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1            

Dengan menggunakan operasi baris diperoleh,

1 I S     1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 2 1 0 0 1 0 1 1            

(6)

Sedemikian sehingga, 1 0 0 1 1 2 1 0 1 1 S          

7. Menentukan bentuk kanonik Jordan dari matriks A dengan JS AS1 yaitu

 

 

2 1 1 0 0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 2 2 1 0 0 0 0 1 J J S AS J                                                  

APLIKASI BENTUK KANONIK JORDAN

Salah satu aplikasi bentuk kanonik Jordan adalah menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear. Dalam penelitian ini, bentuk kanonik Jordan diterapkan untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial biasa linear orde pertama dengan koefisien tetap. Diberikan sistem persamaan diferensial linear orde pertama sebagai berikut:

d A dt   y y g dengan ,

1, 2,...,

,

1, 2,...,

. T T n n n

A Myy y y gg g g Persamaan (3) dapat diselesaikan dengan menentukan bentuk kanonik Jordan dari matriks koefisien A.

Jika 1

ASJS dengan bentuk kanonik Jordan J dari matriks A, maka

 

n d J dt w w

Persamaan (4) didapat dengan mensubstitusikan ASJS1 pada Persamaan (3) dan memisalkan

1

Syw . Jika bentuk kanonik Jordan J berbentuk matriks diagonal, maka entri-entri dari w yaitu

1, 2,...,

T n

w w w

w yang sesuai dengan blok Jordan Jn

 

berbeda di J digabungkan. Sehingga, untuk nilai eigen real dari persamaan n

n dw w dt mempunyai solusi t n n

wc e dan nilai eigen kompleks  n ani bn mempunyai solusi a tn

cos

sin

n n n n

wc e b ti b t . Akan tetapi, jika bentuk kanonik Jordan J tidak berbentuk matriks diagonal, maka entri-entri dari w yang sesuai dengan blok Jordan Jn

 

berbeda di J tidak digabungkan. Sehingga cukup dengan menganggap bahwa bentuk

kanonik Jordan J adalah blok Jordan tunggal [3]. Persamaan (4) dapat diuraikan sebagai berikut:

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 n n n n w w d w w dt w w                                     1 1 2 1 1 n n n n n dw w w dt dw w w dt dw w dt          (3) (4)

(7)

Persamaan tersebut diselesaikan dengan cara menyelesaikan persamaan dari bawah ke atas. Dimulai dari persamaan terakhir yaitu:

n n dw w dt mempunyai solusi wnc en t. Dilanjutkan dengan 1 1 n n n dw w w dt     mempunyai solusi wn1c ten tcn1et. Dilanjutkan dengan 2 2 1 n n n dw w w dt      mempunyai solusi 2 2 1 2 2 t t t n n n n t w c ectece

dan seterusnya. Sehingga diperoleh,

1 1 ... , 0,1, 2,..., 1. ! 1 ! k k t n n n k n k c c w t t c e k n k k                

Solusi w

w w1, 2,...,wn

T tersebut dapat dibentuk menjadi matriks yang diperoleh dari Persamaan (5)

dengan mensubstitusikan k0,1, 2,,n1 yang didefinisikan sebagai berikut yaitu wMwc dengan

2 3 1 2 2 3 1 2! 3! 1 ! 0 1 2! 2 ! 0 0 1 3 ! 0 0 0 1 0 0 0 0 1 n n t n w t t t t n t t t n M e t t n t                                             dan 1 2 n c c c              c  .

dengan M merupakan matriks fundamental dari sistem dan c merupakan vektor dengan konstanta w

1, 2,..., n. c c c Teorema 6 [5] Fungsi 1 p Ny Ny dt  

y g

adalah solusi dari sistem

. d A dt   y y g

Contoh 7 Menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear berikut: 1 1 2 3 3 2 1 2 3 4 3 1 2 3 2 2 12 2 2 20 t t t dy y y y e dt dy y y y e dt dy y y y e dt               (5)

(8)

Penyelesaian

Berdasarkan Contoh 5, matriks tak singular S dan inversnya serta bentuk kanonik Jordan J diperoleh,

1 1 1 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 , 1 2 1 , 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 S SJ                                     

Langkah selanjutnya, menentukan solusi w dengan

 

n d J dt w w

 

1 2 2 1 1 1 0 1 w d J w dt           w w 2 2 2 t dw w c e dt   1 1 2 1 2 1 1 2 t t t dw w w w c e w c e c te dt       

 

  

1 1 1 3 d J w dt   w w 3 3 3 t dw w c e dt   sehingga diperoleh, 1 2 1 2 2 3 3 t t t t c e c te w w c e w c e                    w .

Kemudian menentukan yh dari sistem persamaan diferensial linear dengan yhSw sebagai berikut:

1 2 2 3 1 1 2 1 0 1 1 0 0 t t t h t c e c te S c e c e                        y w

diperoleh yh dari sistem persamaan diferensial linear tersebut yaitu

1 2 2 3 1 2 3 1 2 2 t t t t t t t h t t c e c te c e c e c e c te c e c e c te                     y

Setelah itu, menentukan yp dari sistem persamaan diferensial linear dengan ypNy

Ny1gdt

sebagai berikut:

1 1 p Ny Ny dt SMw SMw dt   

y g g 0 1 1 2 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 0 t t t w t t t t t t t t t t e te SM e e e te e e e te e e te                                      

(9)

1 1 1 w w SM  MS 0 0 0 1 0 0 1 2 1 0 1 1 0 0 t t t t e te e e                    2 2 0 t t t t t t t t t te te e te e e e e e                          

Mensubstitusikan SMw,

SMw

1, dan g pada ypSMw

SMw

1gdt sedemikian sehingga,

1 p SMw SMw dt  

y g 3 4 2 2 2 12 0 0 20 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t e te e e te te e te e e te e e e e e dt e te e e e                                                        

2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 1 80 20 12 6 2 9 3 2 20 12 3 0 20 6 3 t t t t t t t t t t t t t t t t t t te e e te c e te e e e te e t e e c e te e e c                                       

diperoleh yp dari sistem persamaan diferensial linear yaitu

2 3 4 1 2 2 3 2 4 1 2 3 2 3 4 1 2 1 20 6 2 2 9 1 20 2 9 1 80 6 2 9 t t t t t t t t t t t t t p t t t t t te t e e e c e c e c te c e t e e c e c te c e t e e e c e c te                                y

Langkah selanjutnya, menentukan solusi umum dari sistem persamaan diferensial linear y yaitu

h p   y y y 2 3 4 1 2 2 3 1 2 2 3 2 4 1 2 3 1 2 3 1 2 2 3 4 1 2 1 20 6 2 2 9 2 1 20 2 9 1 80 6 2 9 t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t t te t e e e c e c e c te c e c e c e c te c e c e c te c e t e e c e c te c e c e c te t e e e c e c te                                             

Sehingga, solusi umum dari sistem persamaan diferensial tersebut yaitu

2 3 4 1 2 2 3 2 4 1 2 3 2 3 4 1 2 1 20 2 2 2 4 6 2 9 1 20 2 2 2 2 9 1 80 2 2 6 2 9 t t t t t t t t t t t t t t t t t t c e c e c te c e te t e e e c e c te c e t e e c e c te t e e e                                y

(10)

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Dalam menentukan bentuk kanonik Jordan dengan menggunakan vektor eigen tergeneralisasi dapat dilakukan dengan langkah menentukan persamaan karakteristik dari matriks A, sehingga diperoleh nilai eigen dan vektor eigen. Selanjutnya, menentukan multiplisitas aljabar dan multiplisitas geometri serta vektor eigen tergeneralisasi, kemudian menentukan matriks tak singular S dan inversnya. Sehingga diperoleh bentuk kanonik Jordan 1

.

JS AS

2. Aplikasi bentuk kanonik Jordan dalam menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear

d A dt  

y

y g dapat dilakukan dengan cara mensubstitusikan blok Jordan Jn

 

pada persamaan

 

, n d J dt w

w sehingga diperoleh solusi w. Selanjutnya, mensubstitusikan solusi w pada persamaan yhSw kemudian menentukan ,

1 p Ny Ny dt

y g sehingga diperoleh solusi umum sistem persamaan diferensial linear yyhyp.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Anton, H., & Rorres, C. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi Jilid 1. Kedelapan ed. Jakarta: Erlangga; 2004.

[2]. Aprilliantiwi. Matriks Jordan dan Aplikasinya pada Sistem Linier Waktu Diskrit. Jurnal Matematika. 2012; 15(1), 1-6.

[3]. Horn, R. A., & Johnson, C. Matrix Analysis. New York: Press Syndicate of the University of Cambridge; 1988.

[4]. Chen, C.-T. Linear System Theory and Design. Third ed. New York: Oxford University Press; 1999.

[5]. Weintraub, S. H. Jordan Canonical Form: Application to Differential Equations. San Rafael: Morgan and Claypool, 2008.

UMI SALMAH : FMIPA Untan, Pontianak, umisalmah@student.untan.ac.id MARIATUL KIFTIAH : FMIPA Untan, Pontianak, kiftiahmariatul@math.untan.ac.id FRANSISKUS FRAN : FMIPA Untan, Pontianak, frandly88@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Adanya kontradiksi antara teori mengenai tanggungjawab sosial dengan berbagai penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Toimenpidettä esitetään Vuoksen vesienhoitoalueella Pönniälänkankaan pohjavesialueelle Suurisuon turve- tuotantoalueelle, ja se käsittää pohjaveden pinnan korkeuden

kesehatan dan seringkali diidentikkan dengan kegagalan upaya penyembuhan yang dilakukan dokter dan tenaga medis lain, sehingga profesi tenaga medis sangat rentan

menggunakan alat tradisional sampai yang tidak menggunakan alat tersebut bisa dilakukan dalam permainan Tradisional masyarakat Mandailing. Permainan Tradisional masyarkat

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga terhadap harga saham

41 5.2 Persepsi Kerentanan Terhadap Kanker Kambuh 55 5.3 Persepsi Keseriusan terhadap Kanker Kambuh 57 5.4 Persepsi Manfaat terhadap Tindakan Diet 60 5.5 Persepsi Hambatan

07 tahun 2010 menjelaskan bahwa, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat

A két nemzeti tanács tagjaiból megalakították Podkarpatszka Rusz Nemzeti Tanácsát, amely első memorandumában kinyilatkoz- tatta, hogy magát az önrendelkezéssel