• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya manusia yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya manusia yang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya manusia yang besar. Dengan adanya jumlah sumber daya manusia yang besar, semestinya Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan tidak bergantung pada negara lain, apalagi disokong pula dengan adanya sumber daya alam yang ada di Indonesia. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia akan lebih maju apabila diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu instrument utama dalam mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki generasi penerus suatu bangsa agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut banyak usaha yang telah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya adalah pengembangan lembaga-lembaga pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta.

Dalam UU No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa “pendidikan tinggi adalan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencangkup program diploma, sarjana, magister, doctor, profesi, serta spesialis yang diselenggarkan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Dengan demikian jika melanjutkan ke pendidikan tinggi akan dapat mengembangkan keterampilan dan mendapatkan pengetahuan yang mendalam sesuai

(2)

dengan program studi yang akan menjadi modal dasar untuk lebih berkompeten di dunia kerja.

Markum (2007:9) mengemukakan bahwa, “Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau apabila menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian”. Dengan demikian Pendidikan tinggi memberikan kontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di era globalisasi.

Melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi adalah harapan bagi banyak orang. Setelah menyelesaikan kuliah dan menyandang gelar sarjana, sebagian orang akan memilih untuk bekerja. Sementara itu, sebagian lainnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2. Saat ini sudah banyak sekali orang-orang yang menyandang gelar sarjana baik di Indonesia maupun diberbagai belahan dunia. Hal ini menjadikan situasi menjadi semakain sangat kompetitif dan sulit mendapat pekerjaan.

Memilih untuk lanjut kuliah S2 membuat poin lebih dibandingkan dengan lulusan sarjana. Banyak yang berpendapat bahwa lulusan S1 tidak jauh berbeda dengan S2. Karena didunia kerja lulusan S1 dan S2 akan mengawali karir dengan besaran gaji yang sama. Namun, lulusan S2 di anggap memiliki ilmu yang lebih mendalam dengan mata kuliah sesuai dengan minat. Selain itu, memutuskan lanjut kuliah S2 juga akan mematangkan karakter sehingga menjadi kandidat yang unggul di dunia kerja. Di banyak perusahaan ataupun instansi pemerintah, lulusan S2 yang mencari perkerjaan berhasil mendapatkan level posisi lebih tinggi. Penelitian pun mengungkapkan bahwa profesional yang menyandang gelar master rata-rata dapat

(3)

melakukan pekerjaan lebih baik dibandingkan dengan lulusan sarjana. Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang melanjutkan studi ke S2, diantaranya adalah keinginan meningkatkan sumber daya manusia sehingga memperbesar peluang kerja, kebutuhan untuk memenuhi kesejahteraan hidup, dan perhatian dalam memperdalam ilmu melalui tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga setelah lulus mampu bersaing dalam memasuki lapangan kerja.

Program studi administrasi pendidikan termasuk prodi baru pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas jambi. Walaupun begitu prodi administrasi pendidikan selalu ada peminatnya dari tahun ke tahun sejak pertama dibuka. Bahkan puncaknya terjadi pada tahun 2018 mengalami peningkatan yang siginifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian dapat dipastikan jumlah mahasiswa yang lulus pun akan semakin banyak dan persaingan dalam memperoleh pekerjaan tidak dapat diperoleh lagi.

Peningkatan kualitas, keterampilan, dan daya saing, lulusan pasca magister administrasi ataupun manajemen pendidikan akan sangat diperhitungkan karena lebih profesional dibidang tersebut. Namun ketika mahasiswa sudah menempuh studi strata satu (S1) dan mendapatkan gelar starata satu (S,Pd) ternyata tidak banyak mahasiswa yang melanjutkan pada tingkat pendidikan selanjutnya yaitu strata dua (S2). Hal ini sangat berbeda sekali dengan pada saat mendaftar untuk Diploma atau sarjana yang pendaftarnya membludak. Pemerintah bahkan membuka tiga jalur pendaftaran untuk masuk PTN yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri. Jika tidak lulus mengikuti jalur yang telah di tetapkan banyak diantaranya yang memilih kuliah di perguruan tinggi swasta. Hal ini menandakan bahwa jumlah peminat untuk diploma

(4)

dan sarjana sangatlah banyak dibandingkan dengan magister. Meskipun begitu masih ada beberapa yang melanjutkan studi ke Strata dua (S2).

Berdasarkan dialog awal yang dilakukan terhadap 30 Orang mahasiswa administrasi pendidikan dari angkatan 2015 & 2016 Pada 23-25 Januari 2019 di peroleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1 Minat Mahasiswa Angkatan 2015 & 2016 untuk Melanjutkan Studi ke S2 Angkatan Jumlah

Mahasiswa

Mahasiswa yang Berminat untuk Melanjutkan Studi

ke S2

Mahasiswa yang Tidak Berminat untuk Melanjutkan studi S2

Orang % Orang %

2015 20 2 10 18 90

2016 10 3 30 7 70

Dari Tabel 1.1 diatas tergambar bahwa minat mahasiwa untuk melanjutkan studi S2 masih sangat rendah. Hal ini terlihat pada angkatan 2015 yang 10% dan 2016 hanya 30% mahasiswa yang mimiliki minat melanjutkan studi ke S2 selebihnya memilih untuk tidak melanjutkan. Adapun rendahnya minat mahasiswa administrasi pendidikan melanjutkan studi ke strata dua (S2) dikarenakan berbagai alasan diantaranya, malas untuk belajar kembali karena merasa belajar selama S1 saja sudah menguras pikiran dan tenaganya apalagi harus kembali kuliah melanjutkan S2, dan juga dukungan dari orang tua dalam hal ekonomi mengingat biaya untuk kuliah S2 tidak sedikit.

Minat diartikan sebagai keinginan, ketertarikan seseorang terhadap sesuatu atau hal. Sehingga Minat mahasiswa untuk melanjukan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat dilihat dari sikap menaruh perhatian pada suatu hal yang menjadi keinginan yang akan diwujudkan dengan usaha untuk menggali informasi tentang perguruan tinggi. Minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari luar

(5)

maupun faktor dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Jumarin (1994:32) mengemukakan bahwa “Faktor dari dalam meliputi faktor bawaan prestasi belajar, motivasi belajar, intelegensi, bakat, keadaan, fisik, sikap, pengharapan kerja. Faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan sosial budaya, teman sekolah, dan faktor sosial ekonomi dan lain-lain.

Motivasi belajar merupakan daya dorong siswa untuk belajar dengan giat. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan dan keuletan mahasiswa dalam belajar serta tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai kesuksesan. Sehingga untuk menumbuhkan minat untuk melanjutkan studi ke S2 mahasiswa harus diberikan dukungan dari orang-orang dilingkungannya. Belum optimalnya minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) dapat disebabkan oleh motivasi mahasiswa untuk belajar yang masih kurang. Hal ini juga didukung oleh penelitian Umma & Margunani (2015) yang menyatakan bahwa motivasi belajar mempengaruhi minat siswa melanjutkan pendidikan. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Yogi, Hasmunir, & Abdul (2017) hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel motivasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2.

Selain motivasi belajar yang kurang, minat mahasiswa untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi disebabkan pula oleh keadaan sosial ekonomi orang tua. Gerungan (2009:196) mengemukakan bahwa “Kondisi sosial ekonomi keluarga mempunyai peran yang sangat penting”. Menurut Idi (2010:18) ”Anak memiliki kesempatakan lebih luas untuk mengembangkan pengetahuan dan beragam kecakapan atas jaminan dan dukungan orang tua”. Dalam penelitian Ajake (2013) juga menyatakan bahwa

(6)

status sosial ekonomi keluarga mempengaruhi pendidikan seorang anak. Apabila diperhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, dalam keluarganya ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya.

Status sosial ekonomi berkaitan dengan kedudukan yang dimiliki oleh orang tua yang dipandang dari kondisi ekonomi dan kondisi sosial di masyarakatnya. Kondisi sosial ekonomi orang tua dapat mempengaruhi sikap serta tingkat aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak. Orang tua yang dianggap memiliki stasus sosial ekonomi yang tinggi dimayarakat akan memiliki perhatian yang tinggi untuk pendidikan anaknya. Namun apabila status sosial ekonomi orang tua rendah, maka dapat menghambat untuk melanjutkan studi ke pendidikan tinggi. Hal ini karena biaya untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) tidak sedikit. Mahasiswa yang berada dalam kondisi ekonomi keluarga yang baik akan terpenuhi semua yang dibutuhkan dalam pendidikanya sehingga dapat menjadikan minat mahasiswa tersebut untuk melanjutkan pendidikan S2.

Keputusan mahasiswa untuk melanjutkan studi pada tempat studi yang diinginkan adalah suatu keputusan dimana mahasiswa melakukan pertimbangan-pertimbangan yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi yang ada. Jika keadaan atau kondisi yang terlihat tidak sesuai dengan apa yang diharapknnya, maka akan terjadi keraguan yang dapat berakibat pada keputusan untuk tidak memilih, dalan hal ini keputusan untuk tidak melanjutkan studi ke tempat yang diharapkan.

(7)

Berdasarkan uraian latar balakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti persoalan yang terjadi pada mahasiswa administrasi pendidikan. Adapun judul yang ditetapkan adalah: “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Melanjutkan Studi ke Strata dua (S2) Prodi Administrasi Pendidikan Universitas Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dibawah ini merupakan pertanyaan penelitian yang akan memandu peneliti dalam meneliti tentang pengaruh Motivasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi?

2. Apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi?

3. Apakah terdapat pengaruh pengaruh motivasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Memperhatikan rumusan masalah tersebut, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang pengaruh motivasi belajar dan status sosial ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) pada mahasiswa administrasi pendidikan universitas Jambi yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi

2. Untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi

3. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh motivasi belajar dan status sosial ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke strata dua (S2) prodi administrasi pendidikan universitas Jambi

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, diharapkan melalui penelitian ini dapat memperoleh manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi, wawasan dan informasi yang berguna bagi ilmu administasi pendidikan, khususnya dalam kajian motivasi belajar dan status sosial ekonomi mengenai pengaruh motivasi belajar dan status sosial ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke S2 pada mahasiswa administrasi pendidikan universitas Jambi. Selain itu, secara praktis hasil

(9)

hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan menambah referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Penelitian

Diperoleh dimensi permasalahan yang begitu luas dari identifikasi yang telah dipaparkan. Maka untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut peneliti membatasi masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Minat melanjutkan studi ke strata dua (S2) yang dibahas dalam penelitian ini keinginan mahasiswa prodi administrasi pendidikan Universitas Jambi untuk melanjutkan pendidikannya ke strata dua guna memperdalam ilmu yang didapat di strata satu sehingga dapat memperbesar peluang kerja nantinya, mencangkup perasaan senang yang dimiliki mahasiswa untuk melanjutkan studi, perhatian besar, ketertarikan mahasiswa mengenai studi menumbuhkan rasa suka sehingga dapat mengembangkan minat mahasiswa untuk melanjutkan studinya, dan kemauan memberikan dorongan pada mahasiswa untuk melanjutkan studinya.

2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu. Mencangkup serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga mahasiswa memiliki keinginan untuk terus belajar memperdalam ilmu yang yang ditekuni dengan melanjutkan studi ke strata dua.

(10)

3. Status sosial ekonomi dalam penelitian ini berkaitan dengan kedudukan yang dimiliki oleh orang tua yang dipandang dari kondisi ekonomi dan kondisi sosial di masyarakatnya. Dalam hal ini mencangkup pendapatan, pendidikan, dan pekerjaannya.

4. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi administrasi pendidikan Angkatan 2015 dan 2016

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel bertujuan untuk memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpertasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak dengan menciptakan

serangakaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat tercapai. Indikator yang menjadi tolak ukur meliputi; (1) tekun mengerjakan tugas, (2) ulet menghadapi kesulitan, (3) memiliki minat pelajaran, (4) senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan dengan tugas rutin, (6) dapat mempertahan kan pendapatnya, (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan (8) senang mencari dan memecahkan masalah.

Minat Mahasiswa Melanjutkan Studi ke Strata dua (S2) adalah suatu keadaan

dimana mahasiswa menaruh perhatian dan memusatkan perhatian pada yang menjadi keinginan yang diwujudkan dengan usaha mencari informasi lebih lanjut. Indikator yang menjadi tolak ukur meliputi; (1) adanya perasaan senang, (2) adanya perhatian, (3) adannya ketertarikan, dan (4) adanya kemauan.

(11)

Status Sosial Ekonomi Orang Tua yang dimaksud adalah tinggi rendahnya prestise

yang dimiliki mahasiswa berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya atau keadaan yang menggambarkan posisi atau kedudukan suatu keluarga dalam masyarakat berdasarkan kepemilikan materi dan sebagainya. Status sosial ekonomi ditunjukkan dengan indikator; (1) tingkat pendidikan (2) pekerjaan, (3) pendapatan, (4) fasilitas yang dimiliki orang tua, dan (5) Jabatan sosial orang tua di masyarakat.

Gambar

Tabel 1.1 Minat Mahasiswa Angkatan 2015 & 2016 untuk Melanjutkan Studi ke S2  Angkatan  Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian dari mereka mungkin akan menyuarakan ketidak puasan dengan mengajukan keluhan (complain), tetapi tidak sedikit pula dari mereka yang memilih untuk diam. Namun ada hal yang

Diagram Objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannya objek dalam sistem. dalam diagram objek harus di pastikan bahwa semua kelas

Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi.. INDEKS PENGUNGKAPAN GRI

Pantai Pulau Bengkalis bagian Barat yang mengalami laju abrasi dan akresi paling tinggi pada kurun waktu tahun 1988 – 2014 .... Laju perubahan garis pantai Pulau Bengkalis bagian

1 Telah ada organisasi profesi dalam bentuk Komite Medik dan Kelompok Staf Medis (SMF), akan tetapi belum/tidak sesuai dengan yang dianjurkan sebagaimana dalam Peraturan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu Pelatihan, Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Melaui

Sehingga muncul rumusan masalah pada penelitian ini yaitu, apakah terdapat perbedaan potensi kebangkrutan pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih mengenai ruang lingkup sumber daya manusia secara nyata khususnya mengenai lingkungan kerja,