DI TKIT MUTIARA BUNDA TANGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai persyaratan
Guna mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Guru PAUD
Diajukan Oleh: YAYUK ISMIYATI
A 520091057
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN METODE PERMAINAN BERHITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TKIT MUTIARA BUNDA TANGEN KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Yayuk Ismiyati
A 520091057
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kognitif anak melalui metode Permainan Berhitung. Jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penelitian yaitu anak didik Taman Kanak – Kanak Islam Terpadu Mutiara Bunda Tangen Sragen tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif dengan dua siklus, yang setiap siklusnya dilakukan tiga kali pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung anak melalui metode Permainan Berhitung, yakni sebelum tindakan mencapai 55%, siklus I mencapai 65%, dan siklus II mencapai 75%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu melalui metode Permainan Berhitung dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak.
Kata kunci : kemampuan kognitif, permainan berhitung.
PENDAHULUAN
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
28 ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang bertujuan
membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik
yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif,
bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar. Undang-Undang
nomor 21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai 6 tahun melalui pemberian rangsangan. Tahap pertumbuhan anak
merupakan masa emas yang berlangsung secara kontinyu dan setiap perkembangan
Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan kemampuan
kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk salah satunya melalui
permainan berhitung permulaan. Permainan berhitung permulaan di TK tidak hanya
terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan
emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik,
bervariasi dan menyenangkan. Salah satu pendidikan prasekolah adalah Taman
Kanak-kanak (TK). Pada lembaga pendidikan tersebut, anak diberikan pendidikan
secara berencana dan sistematis, agar pendidikan yang diberikan lebih bermakna bagi
anak. Namun demikian Taman Kanak-kanak tetap merupakan tempat yang
menyenangkan bagi anak. Tempat tersebut sebaiknya dapat memberikan perasaan
aman, nyaman, penuh inovasi, menyenangkan dan menarik bagi anak, serta
mendorong keberanian dan merangsang bereksplorasi atau menyelidiki dan memberi
pengalaman demi perkembangan secara optimal.
Metode Pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan karena, tanpa metode pembelajaran yang
menarik maka pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik. Pemilihan metode yang
akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan
lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan
dilakukan. Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat
dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di
semua jalur matematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri,
estimasi, dan statitiska.
Belajar huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi
keberhasilan anak di masa yang akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution
dan Baratta Lorton dalam bukunya Mathteir Way keduanya mendasarkan teori Piaget
yang menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak. Burns
mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia
geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi, probalitas, pemecahan masalah. (Diah
Mutiah, 2010:161)
Hj. Anggani Soedono, MA dalam makalahnya pada Seminar Pembelajaran
Terpadu Untuk Anak Usia Dini (TK), menjelaskan bahwa pada usia 2-7 tahun adalah
masa pra operasional ( Piaget,1983) yang berarti anak usia ini membutuhkan benda
konkrit untuk memahami konsep hitung/bilangan.
Piaget (1896-1980) sangat terkenal dengan teorinya tentang bagaimana
seorang anak belajar melalui tindakan yang dilakukannya. Menurutnya, pemahaman
anak dibangun melalui tindakan. Seorang anak dapat memahami suatu konsep
melalui pengalaman konkrit. Menurut Piaget anak usia 2 – 7 tahun tahapan
perkembangan kognitifnya adalah pra-operasional, mereka belum dapat berpikir
abstrak sehingga memerlukan simbol yang konkrit untuk menanamkan konsep.
Permainan berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika,
diperlukan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan
juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika ketrampilan untuk mengikuti
pendidikan dasar. Permainan berhitung secara umum pada anak TK bertujuan agar
anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti
anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya.
Permainan berhitung adalah kegiatan permainan yang dilakukan untuk
mengembangkan pengetahuan dasar matematis, sehingga anak secara mental siap
mengikuti pembelajaran Matematika lebih lanjut, melalui berbagai bentuk alat dan
kegiatan bermain yang menyenangkan. Bagaimana upaya guru untuk menjadikan
pembelajaran berhitung yang menyenagkan dan kreatifitas anak pun tumbuh
kembang secara optimal, sehinga materi matematika akan menjadi permainan
berhitung yang menyenangkan dan menumbuhkan kreatifitas bagi anak.
Ada beberapa manfaat pentingnya perkembangan kognitif untuk anak yaitu
agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat,
dengar dan rasakan. Sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh dan
kejadian yang pernah dialaminya. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran –
pemikiran dalam rangka menghubungkan satu peristiwa satu dengan peristiwa yang
lainnya. Agar anak memahami berbagai simbol – simbol yang tersebar di dunia
sekitar.
Anak didik di TKIT Mutiara Bunda kelompok A Tangen Sragen pada Tahun
Ajaran 2012/2013, memiliki kemampuan kognitif yang masih belum optimal. Anak
sulit menjodohkan lambang bilangan dengan pasangannya, salah dalam menghitung
benda, sulit mengurutkan angka sesuai dengan urutan yang benar. Hal ini disebabkan
karena dalam penyampaian materi pembelajaran tidak menggunakan media atau alat
peraga yang menarik hanya menggunakan metode pemberian tugas berupa lembar
kerja (LK) yang monoton. Guru juga kurang melibatkan siswa secara aktif dan
pembelajaran masih berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran kurang menarik
minat mereka, seharusnya hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran anak usia dini
yang memiliki prinsip bermain sambil belajar.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat anak bermain musik dengan
memukul-mukul bangku atau mengetuk-ngetuk tongkat, mencorat-coret dinding,
meja, atau tempat lain menurut fungsi tidak dapat ditulisi. Tindakan ini sebenarnya
merupakan ungkapan kreativitas anak, sebab bagi anak coret-coretan tersebut
merupakan ungkapan isi hatinya. Sekalipun kita menyangka anak itu hanya bermain
dengan rasa acuh tak acuh saja, namum pada hakekatnya kegiatan bermain tersebut
disertai tes kesadaran, minat yang penuh dan usaha yang keras. Hal seperti itu terjadi
karena adanya kekuatan pada diri anak yang akan tumbuh dan berkembang yang
harus disalurkan melalui akivitas bermain dengan bimbingan dari guru atau orang
tuanya.
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika di perlukan untuk
menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan
sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi perkembangan
kemampuan matematis. Dengan kata lain, permainan berhitung bagi anak prasekolah
diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematis, sehingga anak
seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang
dan posisi. Melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan.
Selain itu permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis,
cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian di TKIT Mutiara Bunda Tangen kabupaten Sragen dengan
menggunakan metode pembelajaran permainan berhitung, dengan media yang variatif
dan permainan yang kreatif sangat cocok diterapkan pada anak usia 4 – 5
tahun,karena sesuai dengan tahap perkembangan mereka yang konsep
pembelajarannya melalui bermain. Bermain dengan segala bentuk permainan bagi
anak merupakan aktivitas yang dilakukan dan merupakan salah satu cara yang
digunakan oleh anak untuk menumbuhkan, mengembangkan dan melatih seluruh
aspek kehidupan. Di sinilah seorang guru TK harus mampu menangkap kemampuan
peserta didik dalam proses pembelajaran apa yang menjadi fokus dalam pembelajaran
(berhitung) sehingga tercapai tujuannya. Eheart dan Leavitt menegaskan bahwa
kegiatan bermain memberi anak kesempatan untuk menguasai berbagai dasar konsep
dan keterampilan fisik, sosial dan intelektual. (Eheart & Leavitt, 2008: 22)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TKIT Mutiara Bunda Tangen yang beralamat di
Mangir RT 04, Dukuh, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. Penelitian
Dilaksanakan pada waktu semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. Subjek penelitian
ini adalah anak-anak kelompok A TKIT Mutiara Bunda Tangen Kabupaten Sragen
semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 anak, terdiri dari 10
perempuan dan 7 laki-laki. Penelitan ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara guru kelas,
kepala sekolah dan peneliti. Penelitian Tindakan kelas ini bersifat praktis, situasional,
sekolah. Penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang
efektif.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain berhitung permulaan, sedangkan
data kuantitatif berupa nilai hasil tes dalam kemampuan kognitif.
Adapun sumber data meliputi:
a. Data Primer, dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan/observasi terhadap
anak saat melakukan kegiatan Permainan berhitung di dalam kelas.
b. Data Sekunder, dalam penelitian ini adalah informasi dari guru dan siswa melalui
wawancara, dokumen Silabus, Rencana Bidang Pengembangan, serta foto-foto
kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data. Adapun jenis metode
yang digunakan yaitu observasi dan catatan lapangan. Instrumen merupakan alat
bantu yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam
penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan
catatan lapangan. Dalam penyusunan ini, instrumen yang digunakan adalah: a)
Lembar observasi, b) Observasi penerapan metode permainan berhitung permulaan
yang berisi tentang catatan pelaksanaan metode permainan berhitung permulaan dalam
upaya peningkatan kemampuan kognitif, c) Catatan lapangan adalah beberapa catatan
yang diperoleh peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk
mendapatkan data yang selengkap mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan
secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan-tindakan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Jadi catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk
merangkum perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat
dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data.
Dengan menggunakan metode permainan berhitung akan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif siswa, yang mana indikator pencapaian belajar dapat dikatakan
berhasil jika memenuhi target yang telah ditetapkan. Adapun keberhasilan indikator
1. Mengenal lambang bilangan 1 – 5 dengan benda.
2. Menjumlahkan dengan gambar benda.
3. Membuat urutan bilangan 1 – 5 dengan benda – benda.
Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis
data hasil penelitian untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang
dihasilkan merupakan data yang dikumpulkan baik melalui teknik observasi dan
catatan lapangan.
Aspek yang akan diteliti adalah indikator yang berhubungan dengan berbahasa
berhitung permulaan, jumlah anak yang akan dinilai adalah 17 siswa dengan target
peningkatan minimal mencapai 75 %. Adapun langkah dalam analisis data observasi
untuk anak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Memberikan nilai atau skor
pada setiap hasil amatan, b) Tabulasi nilai observasi berhitung permulaan melalui
kegiatan permainan berhitung, c) Menghitung prosentase peningkatan kemampuan
berhitung anak melalui metode permainan berhitung permulaan, d) Membandingkan
hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan pada
setiap siklus yang telah ditentukan peneliti. Penelitian pada siklus akan berhasil jika
anak sudah mencapai prosentase yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan kognitif anak terlebih dahulu
peneliti melakukan survei awal dengan cara tanya jawab. Dalam Survei awal ini
menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak belum optimal dan kurang terlihat
kemampuan kognitifnya. Kemampuan anak dengan pemikiran divergen dapat dilihat
khususnya pada kegiatan menghitung benda. Banyak anak yang bertanya ”Bagaimana menghitungnya?”. Jawaban guru sebaiknya disampaikan secara langsung memberikan cara dan segera memberi masukan-masukan yang sesuai dengan prinsip pendidikan
dan tahapan usia anak. Saat tiba kegiatan akhir menghitung dengan benda selesai guru
Saat pelaksanaan pra tindakan, peneliti (sebagai guru) memulai kegiatan
belajar mengajar dengan menyanyi dan tepuk tangan menyesuaikan tema yang
dipakai. Guru mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran dengan
mengajak anak senam otak dulu. Peneliti menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan
bersama yaitu membilang secara urut dengan menggunakan benda. Awal kegiatan pra
tindakan, peneliti (guru) yaitu melakukan kegiatan menyebut hasil dari penambahan
dan memasangkan benda dengan angka yang melambangkannya. Berdasarkan hal
tersebut anak dikenalkan dengan kartu bergambar kemudian menghitungnya. Terdapat
beberapa anak bingung dengan konsep penambahan sehingga jawaban anak tidak
sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Terdapat anak yang masih salah dalam
menghitung jumlah benda karena, dalam berhitung masih melompat lompat sehingga
hasil akhirnya/salah. Kegiatan menambahkan dengan benda diberikan untuk
mengetahui tingkat kemampuan kognitif anak.
Pada kondisi awal, kemampuan kognitif anak masih belum menonjol. Hal ini
dapat kita lihat dari penilaian pada pembelajaran pra penelitian yang menunjukkan
masih belum merata pada kemampuan memasangkan benda dengan angka yang
melambangkan, menambahkan dan mengurutkan bilangan dengan benda. Meninjau
hasil observasi dan pretes, peneliti dan guru perlu untuk meningkatkan kemampuan
kognitif melalui kegiatan permainan berhitung permulaan. Peneliti berdiskusi dengan
guru untuk merencanakan langkah selanjutnya.
Pada siklus I, sebanyak 42,3% anak memperoleh nilai 1 (memuaskan) pada
permainan memasangkan gambar kendaraan dengan angka yang melambangkannya,
sebanyak 65, 4% anak telah mempemperoleh nilai 1 pada pembelajaran
menambahkan dengan dadu, dan sebanyak 50% anak telah menguasai pengurutan
dengan gerbong kereta berangka. Hasil tes pada siklus I telah dievaluasi untuk
menentukan langkah langkah selanjutnya, karena pada siklus I belum mampu
mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu mengadakan
revisi-revisi mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian
terutama menentukan perbaikann dalam mengoptimalkan metode yang dipakai,
Diketahui bahwa kemampuan berhitung anak sebelum tindakan sampai
dengan siklus ke II menunjukan peningkatan. Sebelum tindakan 55%, siklus I sebesar
65%, siklus II mencapai 75%. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti
peningkatan kemampuan berhitung anak dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak, motivasi dan reward. Melalui kegiatan permainan berhitung
permulaan kognitif anak dapat cepat berkembang, anak sangat aktif dan meningkatkan
rasa percaya diri anak dalam berhitung dengan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Adapun peningkatan kemampuan berhitung pada siklus menunjukkan suatu
kestabilan. Dimana prosentase peningkatan sebelum tindakan sampai siklus I
mencapai 10%, dari siklus I sampai siklus II peningkatan sebesar 20%, di sini
diketahui bahwa sebelum tindakan sampai siklus I mengalami peningkatan walaupun
sedikit, hal ini disebabkan karena pada awal-awal pertemuan ketertarikan anak pada
kegiatan permainan berhitung masih cukup tinggi namun ketertarikan anak pada angka
masih kurang, karena peraga yang di gunakan masih terlalu sederhana. Adapun untuk
peningkatan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang sangat besar dari
pada siklus I, anak sangat tertarik dengan permainan yang berbeda-beda serta
penggunaan alat peraga yang lebih menarik dari sebelumnya dan ruangan luar kelas
(halaman taman) yang digunakan sangat mendukung berjalannya main peran dengan
lebih menyenangkan. Hal ini disebabkan karena adanya percaya diri dan semangat
anak yang cukup tinggi dengan suasana pembelajaran yang baru. Antusias anak
sendiri lebih besar dalam mengikuti kegiatan permainan berhitung permulaan.
Kemampuan Berhitung anak di setiap siklusnya mengalami peningkatan
yang terus menerus pada setiap butir amatan dengan adanya suasana pembelajaran
yang menyenangkan, motivasi dan reward yang diberikan anak pada saat kegiatan
berlangsung. Dan dari hasil pengamatan pada indikator dapat membilang 1-5 pada
butir amatan dapat menunjuk benda secara urut masih rendah. Hal ini karena
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya
tentang kemampuan kognitif anak TKIT Mutiara Bunda Tangen Sragen tahun
pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui metode permainan berhitung anak TKIT Mutiara Bunda Tangen Sragen
meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan
berhitung anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II. Sebelum tindakan
55%, siklus I 65%, dan siklus II mencapai 75%.
2. Peningkatan kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang penting bagi
perkembangan anak usia dini. Peningkatan kognitif anak harus diperhatikan sejak
dini, hal ini diperlukan agar mampu membekali anak dalam perkembangan
kecerdasan kecerdasan yang lain. Melalui kegiatan permainan berhitung, anak
dapat belajar angka dengan rasa senang dan mengembangkan kedisiplinan dengan
mengikuti aturan main. Dalam metode permainan berhitung permulaan ada
interaksi sosial dan kerjasama yang melibatkan anak satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
---, 2004, Bermain dan Anak, Jakarta, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
---, 2005, Penyelenggaraan Program PAUD, Surabaya, BPPLSP Regional IV
Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya.
Anggani Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo.
Arthur L.Costa, J. R. 1985. Slow and Steady Get Me Ready. Jakarta: Primamedia Pustaka.
Depdiknas. 2006. Pedoman pendidikan berorientasi kecakapan hidup Taman Kanak-kanak(TK). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Djamarah. Syaiful B dan aswar zain.2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Dwi nuryatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan kognitif Anak Melalui Metode permainan berhitung hasil kebun Pada Anak Usia Dini Di TK Bendungan II Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Skripsi Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hidayani, Rini. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitassitas Terbuka.
Roestiyah, M.K. 2001.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada Media Group.
Sujiyono, Yuliani Nurani. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Susilo. 2009. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suwandi, Sarwiji. 2007. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Penulisan Karya Ilmiah. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.