• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PERMAINAN BERHITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK Penerapan Metode Permainan Berhitung Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok A Di TKIT Mutiara Bunda Tangen Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PERMAINAN BERHITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK Penerapan Metode Permainan Berhitung Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok A Di TKIT Mutiara Bunda Tangen Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DI TKIT MUTIARA BUNDA TANGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai persyaratan

Guna mencapai Sarjana S-1

Pendidikan Guru PAUD

Diajukan Oleh: YAYUK ISMIYATI

A 520091057

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

PENERAPAN METODE PERMAINAN BERHITUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TKIT MUTIARA BUNDA TANGEN KABUPATEN SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Yayuk Ismiyati

A 520091057

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kognitif anak melalui metode Permainan Berhitung. Jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penelitian yaitu anak didik Taman Kanak – Kanak Islam Terpadu Mutiara Bunda Tangen Sragen tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif dengan dua siklus, yang setiap siklusnya dilakukan tiga kali pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung anak melalui metode Permainan Berhitung, yakni sebelum tindakan mencapai 55%, siklus I mencapai 65%, dan siklus II mencapai 75%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu melalui metode Permainan Berhitung dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak.

Kata kunci : kemampuan kognitif, permainan berhitung.

PENDAHULUAN

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

28 ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang bertujuan

membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik

yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif,

bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar. Undang-Undang

nomor 21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai 6 tahun melalui pemberian rangsangan. Tahap pertumbuhan anak

merupakan masa emas yang berlangsung secara kontinyu dan setiap perkembangan

(4)

Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan

berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan kemampuan

kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk salah satunya melalui

permainan berhitung permulaan. Permainan berhitung permulaan di TK tidak hanya

terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan

emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik,

bervariasi dan menyenangkan. Salah satu pendidikan prasekolah adalah Taman

Kanak-kanak (TK). Pada lembaga pendidikan tersebut, anak diberikan pendidikan

secara berencana dan sistematis, agar pendidikan yang diberikan lebih bermakna bagi

anak. Namun demikian Taman Kanak-kanak tetap merupakan tempat yang

menyenangkan bagi anak. Tempat tersebut sebaiknya dapat memberikan perasaan

aman, nyaman, penuh inovasi, menyenangkan dan menarik bagi anak, serta

mendorong keberanian dan merangsang bereksplorasi atau menyelidiki dan memberi

pengalaman demi perkembangan secara optimal.

Metode Pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan karena, tanpa metode pembelajaran yang

menarik maka pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik. Pemilihan metode yang

akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan

lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan

dilakukan. Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di TK dapat

dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di

semua jalur matematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri,

estimasi, dan statitiska.

Belajar huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi

keberhasilan anak di masa yang akan datang. Burns dalam bukunya Math Solution

dan Baratta Lorton dalam bukunya Mathteir Way keduanya mendasarkan teori Piaget

yang menunjukkan bagaimana konsep matematika terbentuk pada anak. Burns

mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia

(5)

geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi, probalitas, pemecahan masalah. (Diah

Mutiah, 2010:161)

Hj. Anggani Soedono, MA dalam makalahnya pada Seminar Pembelajaran

Terpadu Untuk Anak Usia Dini (TK), menjelaskan bahwa pada usia 2-7 tahun adalah

masa pra operasional ( Piaget,1983) yang berarti anak usia ini membutuhkan benda

konkrit untuk memahami konsep hitung/bilangan.

Piaget (1896-1980) sangat terkenal dengan teorinya tentang bagaimana

seorang anak belajar melalui tindakan yang dilakukannya. Menurutnya, pemahaman

anak dibangun melalui tindakan. Seorang anak dapat memahami suatu konsep

melalui pengalaman konkrit. Menurut Piaget anak usia 2 – 7 tahun tahapan

perkembangan kognitifnya adalah pra-operasional, mereka belum dapat berpikir

abstrak sehingga memerlukan simbol yang konkrit untuk menanamkan konsep.

Permainan berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika,

diperlukan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan

juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika ketrampilan untuk mengikuti

pendidikan dasar. Permainan berhitung secara umum pada anak TK bertujuan agar

anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti

anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya.

Permainan berhitung adalah kegiatan permainan yang dilakukan untuk

mengembangkan pengetahuan dasar matematis, sehingga anak secara mental siap

mengikuti pembelajaran Matematika lebih lanjut, melalui berbagai bentuk alat dan

kegiatan bermain yang menyenangkan. Bagaimana upaya guru untuk menjadikan

pembelajaran berhitung yang menyenagkan dan kreatifitas anak pun tumbuh

kembang secara optimal, sehinga materi matematika akan menjadi permainan

berhitung yang menyenangkan dan menumbuhkan kreatifitas bagi anak.

Ada beberapa manfaat pentingnya perkembangan kognitif untuk anak yaitu

agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat,

dengar dan rasakan. Sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh dan

(6)

kejadian yang pernah dialaminya. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran –

pemikiran dalam rangka menghubungkan satu peristiwa satu dengan peristiwa yang

lainnya. Agar anak memahami berbagai simbol – simbol yang tersebar di dunia

sekitar.

Anak didik di TKIT Mutiara Bunda kelompok A Tangen Sragen pada Tahun

Ajaran 2012/2013, memiliki kemampuan kognitif yang masih belum optimal. Anak

sulit menjodohkan lambang bilangan dengan pasangannya, salah dalam menghitung

benda, sulit mengurutkan angka sesuai dengan urutan yang benar. Hal ini disebabkan

karena dalam penyampaian materi pembelajaran tidak menggunakan media atau alat

peraga yang menarik hanya menggunakan metode pemberian tugas berupa lembar

kerja (LK) yang monoton. Guru juga kurang melibatkan siswa secara aktif dan

pembelajaran masih berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran kurang menarik

minat mereka, seharusnya hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran anak usia dini

yang memiliki prinsip bermain sambil belajar.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat anak bermain musik dengan

memukul-mukul bangku atau mengetuk-ngetuk tongkat, mencorat-coret dinding,

meja, atau tempat lain menurut fungsi tidak dapat ditulisi. Tindakan ini sebenarnya

merupakan ungkapan kreativitas anak, sebab bagi anak coret-coretan tersebut

merupakan ungkapan isi hatinya. Sekalipun kita menyangka anak itu hanya bermain

dengan rasa acuh tak acuh saja, namum pada hakekatnya kegiatan bermain tersebut

disertai tes kesadaran, minat yang penuh dan usaha yang keras. Hal seperti itu terjadi

karena adanya kekuatan pada diri anak yang akan tumbuh dan berkembang yang

harus disalurkan melalui akivitas bermain dengan bimbingan dari guru atau orang

tuanya.

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika di perlukan untuk

menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan

sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi perkembangan

kemampuan matematis. Dengan kata lain, permainan berhitung bagi anak prasekolah

diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematis, sehingga anak

(7)

seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang

dan posisi. Melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan.

Selain itu permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis,

cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian di TKIT Mutiara Bunda Tangen kabupaten Sragen dengan

menggunakan metode pembelajaran permainan berhitung, dengan media yang variatif

dan permainan yang kreatif sangat cocok diterapkan pada anak usia 4 – 5

tahun,karena sesuai dengan tahap perkembangan mereka yang konsep

pembelajarannya melalui bermain. Bermain dengan segala bentuk permainan bagi

anak merupakan aktivitas yang dilakukan dan merupakan salah satu cara yang

digunakan oleh anak untuk menumbuhkan, mengembangkan dan melatih seluruh

aspek kehidupan. Di sinilah seorang guru TK harus mampu menangkap kemampuan

peserta didik dalam proses pembelajaran apa yang menjadi fokus dalam pembelajaran

(berhitung) sehingga tercapai tujuannya. Eheart dan Leavitt menegaskan bahwa

kegiatan bermain memberi anak kesempatan untuk menguasai berbagai dasar konsep

dan keterampilan fisik, sosial dan intelektual. (Eheart & Leavitt, 2008: 22)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di TKIT Mutiara Bunda Tangen yang beralamat di

Mangir RT 04, Dukuh, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. Penelitian

Dilaksanakan pada waktu semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. Subjek penelitian

ini adalah anak-anak kelompok A TKIT Mutiara Bunda Tangen Kabupaten Sragen

semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 anak, terdiri dari 10

perempuan dan 7 laki-laki. Penelitan ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan

Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara guru kelas,

kepala sekolah dan peneliti. Penelitian Tindakan kelas ini bersifat praktis, situasional,

(8)

sekolah. Penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang

efektif.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan

pembelajaran dengan menggunakan metode bermain berhitung permulaan, sedangkan

data kuantitatif berupa nilai hasil tes dalam kemampuan kognitif.

Adapun sumber data meliputi:

a. Data Primer, dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan/observasi terhadap

anak saat melakukan kegiatan Permainan berhitung di dalam kelas.

b. Data Sekunder, dalam penelitian ini adalah informasi dari guru dan siswa melalui

wawancara, dokumen Silabus, Rencana Bidang Pengembangan, serta foto-foto

kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data. Adapun jenis metode

yang digunakan yaitu observasi dan catatan lapangan. Instrumen merupakan alat

bantu yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam

penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan

catatan lapangan. Dalam penyusunan ini, instrumen yang digunakan adalah: a)

Lembar observasi, b) Observasi penerapan metode permainan berhitung permulaan

yang berisi tentang catatan pelaksanaan metode permainan berhitung permulaan dalam

upaya peningkatan kemampuan kognitif, c) Catatan lapangan adalah beberapa catatan

yang diperoleh peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk

mendapatkan data yang selengkap mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan

secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan-tindakan pada saat proses belajar

mengajar berlangsung. Jadi catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk

merangkum perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat

dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data.

Dengan menggunakan metode permainan berhitung akan dapat meningkatkan

kemampuan kognitif siswa, yang mana indikator pencapaian belajar dapat dikatakan

berhasil jika memenuhi target yang telah ditetapkan. Adapun keberhasilan indikator

(9)

1. Mengenal lambang bilangan 1 – 5 dengan benda.

2. Menjumlahkan dengan gambar benda.

3. Membuat urutan bilangan 1 – 5 dengan benda – benda.

Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis

data hasil penelitian untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang

dihasilkan merupakan data yang dikumpulkan baik melalui teknik observasi dan

catatan lapangan.

Aspek yang akan diteliti adalah indikator yang berhubungan dengan berbahasa

berhitung permulaan, jumlah anak yang akan dinilai adalah 17 siswa dengan target

peningkatan minimal mencapai 75 %. Adapun langkah dalam analisis data observasi

untuk anak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Memberikan nilai atau skor

pada setiap hasil amatan, b) Tabulasi nilai observasi berhitung permulaan melalui

kegiatan permainan berhitung, c) Menghitung prosentase peningkatan kemampuan

berhitung anak melalui metode permainan berhitung permulaan, d) Membandingkan

hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan pada

setiap siklus yang telah ditentukan peneliti. Penelitian pada siklus akan berhasil jika

anak sudah mencapai prosentase yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan kognitif anak terlebih dahulu

peneliti melakukan survei awal dengan cara tanya jawab. Dalam Survei awal ini

menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak belum optimal dan kurang terlihat

kemampuan kognitifnya. Kemampuan anak dengan pemikiran divergen dapat dilihat

khususnya pada kegiatan menghitung benda. Banyak anak yang bertanya ”Bagaimana menghitungnya?”. Jawaban guru sebaiknya disampaikan secara langsung memberikan cara dan segera memberi masukan-masukan yang sesuai dengan prinsip pendidikan

dan tahapan usia anak. Saat tiba kegiatan akhir menghitung dengan benda selesai guru

(10)

Saat pelaksanaan pra tindakan, peneliti (sebagai guru) memulai kegiatan

belajar mengajar dengan menyanyi dan tepuk tangan menyesuaikan tema yang

dipakai. Guru mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran dengan

mengajak anak senam otak dulu. Peneliti menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan

bersama yaitu membilang secara urut dengan menggunakan benda. Awal kegiatan pra

tindakan, peneliti (guru) yaitu melakukan kegiatan menyebut hasil dari penambahan

dan memasangkan benda dengan angka yang melambangkannya. Berdasarkan hal

tersebut anak dikenalkan dengan kartu bergambar kemudian menghitungnya. Terdapat

beberapa anak bingung dengan konsep penambahan sehingga jawaban anak tidak

sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Terdapat anak yang masih salah dalam

menghitung jumlah benda karena, dalam berhitung masih melompat lompat sehingga

hasil akhirnya/salah. Kegiatan menambahkan dengan benda diberikan untuk

mengetahui tingkat kemampuan kognitif anak.

Pada kondisi awal, kemampuan kognitif anak masih belum menonjol. Hal ini

dapat kita lihat dari penilaian pada pembelajaran pra penelitian yang menunjukkan

masih belum merata pada kemampuan memasangkan benda dengan angka yang

melambangkan, menambahkan dan mengurutkan bilangan dengan benda. Meninjau

hasil observasi dan pretes, peneliti dan guru perlu untuk meningkatkan kemampuan

kognitif melalui kegiatan permainan berhitung permulaan. Peneliti berdiskusi dengan

guru untuk merencanakan langkah selanjutnya.

Pada siklus I, sebanyak 42,3% anak memperoleh nilai 1 (memuaskan) pada

permainan memasangkan gambar kendaraan dengan angka yang melambangkannya,

sebanyak 65, 4% anak telah mempemperoleh nilai 1 pada pembelajaran

menambahkan dengan dadu, dan sebanyak 50% anak telah menguasai pengurutan

dengan gerbong kereta berangka. Hasil tes pada siklus I telah dievaluasi untuk

menentukan langkah langkah selanjutnya, karena pada siklus I belum mampu

mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu mengadakan

revisi-revisi mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian

terutama menentukan perbaikann dalam mengoptimalkan metode yang dipakai,

(11)

Diketahui bahwa kemampuan berhitung anak sebelum tindakan sampai

dengan siklus ke II menunjukan peningkatan. Sebelum tindakan 55%, siklus I sebesar

65%, siklus II mencapai 75%. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti

peningkatan kemampuan berhitung anak dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi anak, motivasi dan reward. Melalui kegiatan permainan berhitung

permulaan kognitif anak dapat cepat berkembang, anak sangat aktif dan meningkatkan

rasa percaya diri anak dalam berhitung dengan benda-benda yang ada di sekitarnya.

Adapun peningkatan kemampuan berhitung pada siklus menunjukkan suatu

kestabilan. Dimana prosentase peningkatan sebelum tindakan sampai siklus I

mencapai 10%, dari siklus I sampai siklus II peningkatan sebesar 20%, di sini

diketahui bahwa sebelum tindakan sampai siklus I mengalami peningkatan walaupun

sedikit, hal ini disebabkan karena pada awal-awal pertemuan ketertarikan anak pada

kegiatan permainan berhitung masih cukup tinggi namun ketertarikan anak pada angka

masih kurang, karena peraga yang di gunakan masih terlalu sederhana. Adapun untuk

peningkatan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang sangat besar dari

pada siklus I, anak sangat tertarik dengan permainan yang berbeda-beda serta

penggunaan alat peraga yang lebih menarik dari sebelumnya dan ruangan luar kelas

(halaman taman) yang digunakan sangat mendukung berjalannya main peran dengan

lebih menyenangkan. Hal ini disebabkan karena adanya percaya diri dan semangat

anak yang cukup tinggi dengan suasana pembelajaran yang baru. Antusias anak

sendiri lebih besar dalam mengikuti kegiatan permainan berhitung permulaan.

Kemampuan Berhitung anak di setiap siklusnya mengalami peningkatan

yang terus menerus pada setiap butir amatan dengan adanya suasana pembelajaran

yang menyenangkan, motivasi dan reward yang diberikan anak pada saat kegiatan

berlangsung. Dan dari hasil pengamatan pada indikator dapat membilang 1-5 pada

butir amatan dapat menunjuk benda secara urut masih rendah. Hal ini karena

(12)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

tentang kemampuan kognitif anak TKIT Mutiara Bunda Tangen Sragen tahun

pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Melalui metode permainan berhitung anak TKIT Mutiara Bunda Tangen Sragen

meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan

berhitung anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II. Sebelum tindakan

55%, siklus I 65%, dan siklus II mencapai 75%.

2. Peningkatan kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang penting bagi

perkembangan anak usia dini. Peningkatan kognitif anak harus diperhatikan sejak

dini, hal ini diperlukan agar mampu membekali anak dalam perkembangan

kecerdasan kecerdasan yang lain. Melalui kegiatan permainan berhitung, anak

dapat belajar angka dengan rasa senang dan mengembangkan kedisiplinan dengan

mengikuti aturan main. Dalam metode permainan berhitung permulaan ada

interaksi sosial dan kerjasama yang melibatkan anak satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

---, 2004, Bermain dan Anak, Jakarta, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

---, 2005, Penyelenggaraan Program PAUD, Surabaya, BPPLSP Regional IV

Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya.

Anggani Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo.

Arthur L.Costa, J. R. 1985. Slow and Steady Get Me Ready. Jakarta: Primamedia Pustaka.

(13)

Depdiknas. 2006. Pedoman pendidikan berorientasi kecakapan hidup Taman Kanak-kanak(TK). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Djamarah. Syaiful B dan aswar zain.2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dwi nuryatmi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan kognitif Anak Melalui Metode permainan berhitung hasil kebun Pada Anak Usia Dini Di TK Bendungan II Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Skripsi Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayani, Rini. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitassitas Terbuka.

Roestiyah, M.K. 2001.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada Media Group.

Sujiyono, Yuliani Nurani. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susilo. 2009. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Suwandi, Sarwiji. 2007. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Penulisan Karya Ilmiah. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan informasi mengenai bagaimana gambaran komunikasi yang terjalin antara dokter dengan pasien dan mengetahui apa saja yang diinginkan

was a positive correlation between writing skill, reading habit and

Sementara pelayanan adalah hal yang sangat diharapkan oleh nasabah BPR Bank Pasar, yaitu pelayanan yang menyenangkan dari sisi konsumen atau nasabah itu sendiri yang faktor-faktornya

Aktifitas fitase yang terkandung di dalam nira cair maupun dry nira dan. fitase kemersial mampu menghidrolisis fitat melepaskan mineral ca, P, Zn,

MODÉL PANGAJARAN SNOWBALL TRHOWING PIKEUN NGARONJATKEUN KAMAMPUH BIANTARA (Studi kuasi Ékspérimén di Kelas X-Bahasa SMA Negeri 10 Bandung Taun Ajar 2014-2015) Universitas Pendidikan

Pengukuran setiap indikator variabel dalam penelitian ini yaitu menggunakan Skala Likert dengan setiap jawaban didistribusikan ke dalam kategori yang berbeda. Untuk

beberapa parameter pertumbuhan tanaman kedelai dapat dinyatakan bahwa penggunaan pupuk hayati dari bakteri pada penelitian ini belum dapat menggantikan peran pupuk anorganik

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT