• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI UNGGULAN DAN NON UNGGULAN KOTA CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI UNGGULAN DAN NON UNGGULAN KOTA CIMAHI."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI UNGGULAN DAN NON UNGGULAN

KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

Aditya Kristianto

0906567

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Perbandingan Kinerja Guru

Pendidikan Jasmani Sekolah

Menengah Pertama Negeri

Unggulan dan Non unggulan Kota

Cimahi

Oleh

Aditya Kristianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Aditya Kristianto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

ADITYA KRISTIANTO

PERBANDINGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI UNGGULAN DAN NON UNGGULAN

KOTA CIMAHI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. NIP. 195906281989012001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd. NIP. 197101052002121001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PERBANDINGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI UNGGULAN DAN

NON UNGGULAN KOTA CIMAHI

Oleh: Aditya Kristianto Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

Carsiwan, M.Pd

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kinerja guru pendidikan jasmani di SMPN unggulan dan SMPN non unggulan di Kota Cimahi.Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode penelitian deskriptif-komparatif, sampel dalam penelitian ini berjumlah enam orang dari enam sekolah SMPN (tiga SMPN unggulan dan tiga SMPN non unggulan).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan melihat passing grade sekolah, dari data yang didapat diambil tiga sekolah teratas yang menjadi unggulan: SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3 dan tiga sekolah terbawah yang menjadi non unggulan: SMPN 7, SMPN 10, SMPN 11.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner/angket untuk mengetahui kinerja guru di sekolah unggulan dan non unggulan. Hasil penelitian dengan menggunakan kategori penilaian kinerja bahwa kinerja guru penjas SMPN unggulan memperoleh rata-rata 381 atau 88,25% (baik sekali) untuk guru SMPN non unggulan memperoleh skor rata-rata 335 atau 77,5% (baik).Kesimpulan dari penelitian ini ialah adanya perbedaan kinerja guru pendidikan jasmani antara SMPN unggulan dan non unggulan, dimana kinerja guru SMPN unggulan lebih baik dibandingkan kinerja guru SMPN non unggulan di Kota cimahi.

(5)

COMPARISON PERFORMANCE OF PHYSICAL

EDUCATION TEACHER JUNIOR SECONDARY

SCHOOL SUPERIOR AND NON SUPERIOR CIMAHI

Aditya Kristianto

Jurusan Pendidikan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Supervisor First, Supervisor Second,

Dra. Lilis Komariyah. M.Pd Carsiwan. M.Pd

ABSTRACT

The purpose of this study to determine whether there is a difference between the performance of a physical education teacher at SMP superior and SMP non-superior in Cimahi. The method used in this study was descriptive-comparative research method, the sample in this study of six people from six schools SMP (SMP three superior and non-superior three SMP). Technique of sampling in this study were taken to see the passing grade school, from the data obtained taken three top superior school: SMP 1, 2 SMP, SMP 3 and three schools being non superior bottom: 7 SMP, SMP 10, SMP 11. technique of data collection used in this study using a questionnaire / questionnaire to determine the performance teachers in schools superior and non-superior. Results of studies using performance assessment categories that teachers penjas SMP performance superior an average gain 381 or 88.25% (excellent) for SMP teachers non superior obtain an average score of 335 or 77.5% (good). Conclusion of the study this is the there difference in performance between Junior High School physical education superior teacher and non-superior , where Junior High School teacher non-superior performance is better than SMP performance teacher non superior in the Cimahi City.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI………. ... iv

DAFTAR TABEL…….. ... vi

DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN…. ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 9

1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Tujuan Pembelajaran ... 10

3. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

4. Tujuan Pendidikan Jasmani ... ...12

5.Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Jasmani ... 14

6. Esensi Pendidikan Jasmani... ...15

B. Hakikat Kinerja ... 17

1.Definisi Kinerja ... 17

2.Faktor-Faktor Kinerja ... 19

3.Penilaian Kinerja ... 25

4.Instrumen dan Aspek Penilaian Kinerja ... 26

C. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani ... 27

D. Karakteristik Guru Profesional ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 36

(7)

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

C. Lokasi Penelitian ... 38

D. Desain Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Instrumen Penelitian ... 40

G. Analisis Instrumen ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

A.Deskripsi Objek Penelitian ... 46

B.Hasil dan Analisis Data ... 47

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A.Kesimpulan ... 55

B.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(8)

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 40

3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen... 42

3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

3.4 Kriteria Frekuensi Persentase ... 45

4.1 Data SMP Negeri Kota Cimahi ... 46

4.2 Daftar Sampel SMP Negeri Kota Cimahi ... 47

4.3 Hasil Perhitungan Rata-rata ... 48

4.4 Kriteria Frekuensi Persentase ... 48

4.5 Hasil Ketercapaian Skor Kinerja ... 49

(9)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Perbandingan Persentase Ketercapaian ... 50

4.2 Perbandingan Persentase Hasil Skor Berdasarkan Masing-Masing

Indikator ... 51

DAFTAR BAGAN

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan sumber daya manusia. Dalam pendidikan terdapat proses

mendidik yang salah satu upayanya dilakukan terhadap peserta didik agar

mampu mengembangkan potensi dan kemampuannya. Seperti yang tercantum

dalam UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan juga memiliki tujuan yang pada dasarnya mengantarkan para

peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual,

moral, maupun sosial anak agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan

mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut peserta didik berinteraksi

dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.

Disadari atau tidak pendidikan telah membuat perubahan terhadap

perkembangan bangsa, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun

teknologi, Bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka tentu harus mampu

mengatasi setiap permasalah yang dihadapi serta mampu membangun dengan

kekuatan sendiri, menyadari hal itu para pendiri serta pemimpin Negara

Indonesia melalui pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Pernyataan ini diperkuat oleh pasal 31 UUD 1945 yaitu: “1) tiap-tiap

warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang

(11)

2

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam

undang-undang sistem pendidikan no.11 tahun 1989 bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, pendidikan merupakan

upaya yang kompleks dalam arti tidak hanya bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa (memiliki pengetahuan) tetapi juga memiliki keterampilan

kesehatan jasmani dan rohani, maka dari itu antara pendidikan dan

keterampilan jasmani dan rohani keduanya saling mempengaruhi, tidak dapat

dipisahkan. Oleh sebab itu kondisi jasmani sangat mempengaruhi kesehatan

seseorang secara keseluruhan, untuk menciptakan dan memelihara jasmani

tersebut tentu tidak akan tercapai tanpa adanya suatu pemikiran dan tindakan

matang, maka pendidikan juga mempunyai peran penting dan posisi yang

strategis untuk membina dan menciptakan kesehatan jasmani tersebut.

Pendidikan jasmani sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

sistem pendidikan secara keseluruhan. Hal ini senada dengan pengertian

pendidikan jasmani dalam SK Mendikbud No. 413/U/1978. Pendidikan

jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang

bertujuan mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual

dan emosional melalui berbagai aktivitas jasmani. Selain itu, pendidikan

jasmani juga merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani

melalui gerakan, permainan dan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan

individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Hal ini

juga disampaikan oleh Mahendra (2009:21): “Pendidikan Jasmani adalah

proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang

(12)

3

Dengan melalui pendidikan jasmani, siswa tidak hanya mengasah

kemampuan intelektualnya saja, melainkan siswa dapat memahami dirinya

sebagai manusia yang seutuhnya dengan kesadaran atas kemampuan

intelektual, kemampuan gerak serta kemampuan sosial yang dimiliki serta

dikembangkan oleh siswa. Dalam proses pendidikan yang diharapkan dapat

menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, dalam

hal ini diperlukan lembaga yang berkualitas dalam segala aspek, baik itu

kualitas sekolah, guru atau pendidik, maupun sarana dan prasarana yang

menunjang pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan juga lingkungan

sekolah yang kondusif.

Jenjang pendidikan yang ditempuh pun akan mempengaruhi karakterisitik

seseorang, semakin tinggi jenjang pendidikan yang dicapai maka akan semakin

luas cara pandangnya. Salah satunya adalah jenjang pendidikan Sekolah

Menengah Pertama. Menentukan sekolah menengah pertama harus disertai

dengan ketelitian dan disesuaikan dengan tujuan dari setiap individu yang akan

menempuh jenjang pendidikan ini. Sekolah dengan kualitas baik yang

didalamnya terdapat tenaga pengajar atau guru yang berkualitas serta sarana

dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar yang senantiasa

menjadi sorotan utama sebagai sekolah yang dikategorikan unggulan atau juga

non unggulan yang menjadi pilihan karena secara tidak langsung sekolah

tersebut akan membentuk karakter anak.

Adanya kategori sekolah unggulan dan non unggulan ini sebenarnya

merupakan suatu anggapan masyarakat yang mana kategori sekolah unggulan

dan non unggulan di dasarkan oleh passing grade yang di miliki sekolah,

ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam menunjang

pembelajaran dan prestasi yang sekolah miliki, sehingga atas dasar inilah yang

melatar belakangi adanya kategori sekolah unggulan dan non unggulan.

Pendidikan yang berkualitas berdampak terhadap peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Selain itu, upaya dalam meningkatkan kualitas sumber

(13)

4

sumber daya manusia yang sehat, kuat dan terampil dengan melalui berbagai

pendidikan salah satunya dengan melalui pendidikan jasmani.

Dalam sebuah pendidikan, diperlukan seorang pendidik atau guru yang

dapat menjadi panutan baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan

masyarakat, karena kualitas dari suatu proses pendidikan dan ketercapaian

pembelajaran bergantung kepada kualitas guru. Latar belakang pendidikan dan

kemampuan yang dimiliki guru sangat ditentukan oleh output atau keluaran

dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, sebagai institusi penghasil

tenaga guru, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga memiliki

tanggung jawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika

berdampak kepada pembentukan sumber daya manusia berkualitas pula.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga memiliki andil besar di

dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan diatas, berkualitas,

berwawasan serta mampu membentuk sumber daya manusia mandiri, cerdas,

bertanggung jawab dan berkepribadian.

Kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi yang baik dengan siswa

menjadi modal yang baik dalam mengenal karakteristik siswa. Sebagai seorang

guru, memilliki kemampuan atau kompetensi adalah sebuah keharusan, karena

selain akan memudahkan dan memberi banyak peluang dalam memberikan

kontribusi dalam pendidikan, hal tersebut sesuai dengan Permendiknas No.16

tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dari keempat

kompetensi tersebut harus dimiliki seorang guru karena ketika seorang guru

penjas memiliki keempat kompetensi ini akan memudahkan dalam

menyampaikan materi pelajaran dengan penggunaan strategi serta metode

ataupun gaya mengajar saat menyampaikan materi pembelajaran serta mampu

memanfaatkan sumber belajar untuk menunjang pembelajaran.

Dengan demikian seorang guru dapat dikatakan profesional bilamana

memiliki dan memenuhi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan

(14)

5

yang dimiliki dalam melaksanakan kinerja atau kemampuan kerja sebagai

seorang guru akan menjadikan dirinya seorang profesional dibidangnya.

Guru memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan, bahkan

sumber pendidikan lain yang memadai sering kali kurang berarti apabila tidak

didukung oleh keberadaan guru yang berkualitas. Dengan kata lain, guru

merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil

pendidikan. Singkatnya, guru merupakan kunci utama dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, sangatlah wajar bila

akhir-akhir ini pengakuan dan penghargaan terhadap profesi guru semakin

meningkat, yang diawali dengan dilahirkannya Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, yang segera diikuti dengan peraturan

perundang-undangan yang terkait, yang sangat dinamis yang terjadi di

tengah-tengah masyarakat dewasa ini.

Guru adalah jabatan profesi sehingga seorang guru harus mampu

melaksanakan tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap profesional

apabila mampu mengerjakan tugas dengan selalu berpegang teguh pada etika

profesi, independen, produktif, efektif, efisien dan inovatif serta didasarkan

pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu

atau teori yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat,

dan kode etik yang regulatif

(Kutipan, http://www.ktiguru.org/index.php/profesiguru).

Guru sebagai salah satu bagian dari pendidik profesional memiliki tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan

tugasnya, guru menerapkan keahlian, kemahiran yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu yang diperolehnya melalui pendidikan profesi.

Permasalahan yang ditemukan dilapangan menunjukkan, bahwa kualitas

kinerja guru pendidikan jasmani belum dikatakan baik apabila guru pendidikan

jasmani tersebut belum memenuhi standar kompetensi guru yang harus dimiliki

(15)

6

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

terkait kinerja pembelajaran guru, dengan judul Perbandingan Kinerja Guru

Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Pertama Negeri Unggulan dan Non Unggulan Kota Cimahi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang tekah dipaparkan di latar belakang, maka

masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan kinerja guru

pendidikan jasmani antara SMP Negeri unggulan dan Non unggulan di Kota

Cimahi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka adapun tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui perbedaan guru pendidikan jasmani SMP Negeri

unggulan dan Non unggulan di Kota Cimahi

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini semoga bermanfaat khususnya bagi penulis,

umumnya bagi pembaca. Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu

manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. Manfaat secara teoritis diharapkan

dapat menambah pemahaman dan keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani

dan olaharaga, sedangkan secara praktis dapat dilakukan atau digunakan secara

langsung.

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan bagi penulis dan secara

langsung maupun secara tidak langsung dapat memberikan sumbangan

(16)

7

peningkatan mutu pendidikan dan diharapkan akan menunjang terhadap

pengembangan penelitian yang lebih mendalam dimasa yang akan

datang.

Sedangkan secara paktis dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut

penelitian sejenis.

2. Memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja

pembelajaran.

E. Penjelasan Istilah

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik

dalam hal fisik, mental, serta emosional seperti yang telah dikemukakan

oleh Mahendra (2009)

2. Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan atau

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Siagian (2002) dalam

Faturrohman dan Suryana (2012)

3. Kinerja guru

Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

(17)

8

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis

evaluasi. Wahyudi (2001:87)

4. Sekolah Menengah Pertama Negeri Unggulan

Sekolah Menengah Pertama Negeri Unggulan adalah sekolah yang

memiliki rangking atau passing grade tiga teratas.

5. Sekolah Menengah Pertama Negeri Non Unggulan

Sekolah Menengah Pertama Negeri Non Unggulan adalah sekolah yang

memiliki rangking atau passing grade tiga terbawah.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian pada umumnya menggunakan suatu metode yang

sesuai dengan permasalahan penelitian, metode merupakan suatu cara untuk

mengimpelementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan yang akan

dilakukan agar tujuan yang disusun dapat tercapai dengan optimal, maka dari

itu metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif.

Metode deskriptif ini dipilih karena berdasarkan tujuan penelitian itu

sendiri, yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja guru pendidikan

jasmani di SMP Negeri unggulan dan non unggulan di Kota Cimahi. Dijelaskan oleh Sugiama (2008:37) mengemukakan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis

secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau masa sekarang”. Pernyataan tersebut serupa dengan yang dikemukakan oleh Sumanto (1995:75) yang menjelaskan

bahwa:

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetekan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada, bisa mengenai kondisi dan hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang.

Sedangkan komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan,

penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua

(19)

37

Menurut Nazir (2005:58) penelitian komparatif adalah “sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun muculnya

suatu fenomena tertentu”.

Dengan demikian metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif komparatif.

Sehingga memperoleh gambaran mengenai perbandingan antara kinerja guru

pendidikan jasmani di SMP Negeri unggulan dan non unggulan di Kota

Cimahi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk menentukan sumber data, terlebih dahulu harus menentukan

populasi dan sampel yang merupakan objek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Dalam hal ini Abduljabar dan Jajat (2010:35) mengemukakan bawa populasi adalah: “sekumpulan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi dalam penelitian ini adalah para guru pendidikan jasmani SMP

Negeri di Kota Cimahi dengan jumlah sebanyak 11 SMP Negeri.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang bisa mewakili

data dari populasi, menurut Sugiyono (2011:118) mengemukakan bahwa: “Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Populasi dalam penelitian ini adalah para guru

(20)

38

orang dari 11 Sekolah, namun dikarenakan penelitian ini bersifat

membandingkan kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri unggulan

dan non unggulan, maka sampel yang akan dijadikan penelitian ini sebanyak

6 guru pendidikan jasmani, diantaranya tiga dari Sekolah SMP Negeri

unggulan yakni: SMP Negeri 1 Cimahi, SMP Negeri 2 Cimahi, SMP Negeri

3 Cimahi dan tiga dari Sekolah SMP Negeri non unggulan yakni: SMP

Negeri 7 Cimahi, SMP Negeri 10 Cimahi, SMP Negeri 11 Cimahi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara

melihat rangking Sekolah SMP Negeri Se-Kota Cimahi yang diperoleh dari

Dinas Pendidikan Kota Cimahi dan peneliti mengambil sampel Sekolah dari

tiga teratas dan tiga terbawah.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Cimahi, di tiga Sekolah SMP Negeri unggulan, yaitu:

1. SMP Negeri 1 Cimahi yang beralamat Jl. Rd. Embang Artawidjaja No.12 Telp. (022) 6654227 Cimahi 40523

2. SMP Negeri 2 Cimahi yang beralamat Jl. Jend. Sudirman No. 152 Telp.(022) 6654073 Cimahi 40521

3. SMP Negeri 3 Cimahi yang beralamat Jl. KPAD Sriwijaya Telp. (022) 6652137 Cimahi 40524

SMP Negeri non unggulan:

1. SMP Negeri 7 Cimahi yang beralamat Jl. Kebon Jeruk Telp.(022) 6030009 Cibeureum

2. SMP Negeri 10 Cimahi yang beralamat Jl. Daeng Muhamad Ardiwinata Cihanjuang Km. 2,5 Telp.(022) 6646527 Cimahi Utara 40513

(21)

39

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas yaitu kinerja guru

pendidikan jasmani dan variabel terikat yaitu proses pembelajaran. Untuk

sampel terdapat enam orang yang terbagi dari dua populasi yaitu tiga guru

SMP Negeri unggulan dan tiga guru SMP Negeri non unggulan. Dapat dilihat

pada Bagan 3.1 berikut:

Bagan 3.1 Desain Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian

lapangan, yaitu terjun langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data

yang diperlukan.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan teknik kuesioner atau angket yaitu sejumlah pernyataan

tertulis yang di gunakan untuk memperoleh informasi dari responden untuk

mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kinerja guru di Sekolah SMP

Negeri unggulan dan non unggulan, dan untuk melengkapi data digunakan

tambahan teknik wawancara untuk memperkuat hasil penelitian.

(22)

40

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

berbentuk kuesioner. Selain itu juga di lakukan wawancara, dengan teknik ini

penulis ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang

kinerja guru di Sekolah SMP Negeri unggulan dan non unggulan, yakni kinerja

guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran dan kineja guru dalam evaluasi pembelajaran.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen

Variabel Dimensi Indikator

Kinerja Guru

Kinerja guru dalam perencanaan

pembelajaran

- Guru memformulasikan tujuan

pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik

- Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis,kontekstual dan mutahir

- Guru memulai pembelajaran dengan efektif

- Guru menguasai materi pelajaran - Guru menerapkan pendekatan/strategi

pembelajaran yang efektif - Guru memanfaatkan sumber

belajar/media dalam pembelajaran - Guru memicu dan memelihara

keterlibatan siswa dalam pembelajaran - Guru menggunakan bahasa yang benar

dan tepat dalam pembelajaran

(23)

41

(sumber: Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru th:2012)

G. Analisis Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010:211). Untuk menguji

validitas instrumen, digunakan teknik Korelasi Product Moment dari

Pearson dengan rumus dibawah ini:

( Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

rxy = koefisien validitas yang dicari

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item

Y = skor total item instrumen

- Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi siswa tentang kemajuan belajarnya

(24)

42

Mencari nilai setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus:

√ diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingan dengan tabel korelasi tabel

nilai r dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris

atau banyak sampel. Membuat keputusan dengan membandingkan

dengan berdasarkan kaidah keputusan : jika berarti

valid dan jika berarti tidak valid.

Adapun hasil dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Instrumen

Item Soal

Validitas Keterangan Item

(25)

43

17 8,514 Valid 36 1,826 Valid

18 8,514 Valid 37 1,723 Valid

19 8,514 Valid 38 1,723 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuesioner diperoleh nilai ttabel

dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 6 -2,

yaitu 0,679. Dengan demikian sebanyak 36 item kuesioner dalam penelitian

ini valid sedangkan 2 item dinyatakan drop atau tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Rumus yang digunakan uji relibilitas adalah sebagai berikut:

⁄ ⁄ diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel

korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan

jumlah baris atau banyak sampel. Jika r11> rtabel maka reabel, dan jika r11<

rtabel maka tidak reabel.

Adapun hasil dari uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Item Soal

Validitas Keterangan Item

Soal

Validitas Keterangan

1 0,707 Reliabel 20 0,793 Reliabel

(26)

44

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuesioner diperoleh nilai ttabel

dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 6 -2,

yaitu 0,679. Dengan demikian sebanyak 36 item kuesioner dalam

penelitian ini reliabel dan 2 dinyatakan tidak reliabel.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil yang didapat,

selanjutnya diolah dan di analisis untuk memperoleh suatu hasil akhir atau

kemudian data yang telah dianalisis disimpulkam berdasarkan hasil analisis.

Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil

penelitian. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data ini

berdasarkan buku Metode Statistika (2005) yang disusun oleh Sudjana, berikut

(27)

45

1. Mencari rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus :

∑ Keterangan :

= Rata-rata yang dicari ∑ = Jumlah seluruh skor

= Jumlah sampel

2. Presentase hasil penelitian

P = ∑

Keterangan:

P = Presentase

∑ = Jumlah Skor aktual atau pengamatan ∑ = Jumlah skor ideal atau pengharapan 100% = Bilangan tetap

Parameter yang digunakan sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh

Nurhasan dan Cholil (2007:429) dengan menafsirkan penilaian persentase

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Frekuensi Persentase

Rentang Nilai Kriteria

81-100% Baik Sekali

66-79% Baik

56-65% Cukup

41-55% Kurang

<40% Kurang Sekali

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan

diperoleh kesimpulan bahwa : Terdapat perbedaan kinerja antara guru SMP

Negeri unggulan dan non unggulan, dimana kinerja guru SMP Negeri unggulan

lebih baik dibandingkan kinerja guru SMP Negeri non unggulan di Kota

Cimahi

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil peneltian di atas, maka penulis mengajukan

beberapa saran yaitu, sebagai berikut: Adanya pemahaman mengenai

memodifikasi peralatan yang sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah dan lebih mengembangkan sisi kreatif guru, agar pembelajaran

berlangsung aktif dan efektif sehingga pembelajaran berlangsung

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku Teks:

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizqi Press.

Abduljabar, Bambang dan Darajat, Jajat (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam

Penjas. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. FPOK.

Adang, Suherman. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cholil, H dan Nurhasan (2007), Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia. FPOK.

Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, Aa. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT

Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan falsafah Pendidikan Jasmani, Bandung:

Modul PJKR-FPOK UPI.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2006). Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT

Refika Aditema, Cet. Ke-10.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia,

(30)

57

Mulyasa, E (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdaya Suparlan.

Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghaira Indonesia.

Ridwan. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Riva’i dan Basri. (2004). Penilaian Kinerja dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Grup.

Sudjana, M, A. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2011). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiama-Gima, A (2008). Metode Statistika. Bandung: Guardaya Intimarta.

Suherman, Adang. (2000). Dasar-Dasar Penjakses. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:

Andi Offset.

Suryo, Subroto, B, (2000). Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka

Cipta.

Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kutekpen FIP

UPI

Usman, Moh Uzer. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Alfabeta.

Wahyudi, Imam. (2012). Mengejar Profesionalisme Guru Strategi Praktis

(31)

58

Dari Skripsi atau Tesis:

Fidmawan, Hadriastika Dedi. (2013). Perbandingan Kinerja Guru Yang Sudah Lulus

Sertifikasi Dan Yang Belum Disertifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan

Jasmani Di SMP Negeri Kabupaten Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia. FPOK. Tidak diterbitkan

Fitriatin, Triani. (2013). Perbandingan Antara Kinerja Guru Pendidikan Jasmani

SMP Negeri dan SMP Swasta Di Kecamatan Sukasari. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia. FPOK. Tidak diterbitkan

Internet dan lain-lain:

http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/karakreristikguru.html.ywigsfGS.dpuf

http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/ciri-guruprofesional.html

http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/empat-kompetensi-guru.html

http://pgri-lebak.org/berita/95-faktor-faktor-yang-mempengaruhi

kinerja.guru.html

http://www.ktiguru.org/index.php/profesiguru.html

http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/pengembangan-kinerja-guru/.html

Garis-Garis Besar Program Pengajaran Sekolah Menengah Pertama. Tahun 2010.

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Tahun 2012.

Permendiknas No.16. Tahun 2007.

Permendiknas No. 35. Tahun 2010.

Undang-Undang Guru dan Dosen. Jakarta: Fokus Media.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003.

Gambar

Tabel 3.1         Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan realita tersebut maka sangat perlu dilakukan kajian perubahan konsep PKL, terutama perubahan orientasi usaha PKL sebelum, saat dan sesudah terjadi krisis mone- ter,

ƒ 3’ Teacher asks the staff to read Dialogue A, while teacher explains difficult words which are not understood by the staff.. ƒ 10’ Teacher asks the staff to practice Dialogue

Untuk mengatasi persoalan tersebut pada penelitian ini akan dirancang suatu lampu penerangan darurat ( Compact Emergency Lamp) dengan mengunakan lampu hemat energi (

Berdasarkan hasil penelitian pada pemberian ekstrak etanol daun kelor yang dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na 0,5% dengan dosis 300 mg/kg bb memberikan efek

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Ahmad

Berdasarkan hasil penelitian pada pemberian ekstrak etanol daun kelor yang dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na 0,5% dengan dosis 300 mg/kg bb memberikan efek

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian studi mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin

Locher (Eds.), Impoliteness in Language: Studies on its Interplay with Power in Theory and Practice Berlin: Mouton de Gruyter, 181-210.. Developing pragmatic awareness: closing