PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI
PANAS DAN ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cibodas Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Indri Arani
1003556
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
Halaman Hak Cipta Untuk Mahasiswa S1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI
PANAS DAN ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cibodas Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Indri Arani
1003556
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan guru sekolah dasar
©Indri Arani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cibodas Kabupaten Bandung Barat)
Indri Arani
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Energi Panas Dan Energi Bunyi. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas IV dengan jumlah 33 orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 16 perempuan tahun ajaran 2013/2014 di SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti lembar tes, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi dan lembar catatan lapangan. Materi energi panas dan energi bunyi dibelajarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) merumuskan masalah dengan menerapkan metode tanya jawab; 2) merumuskan hipotesis dengan menerapkan metode diskusi; 3) mengumpulkan data dengan menerapkan metode eksperimen; 4) menguji hipotesis dengan menerapkan metode eksperimen; 5) merumuskan kesimpulan dengan menerapkan metode diskusi. Hasil belajar selama tindakan mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 66, siklus II hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 72 dan pada siklus III hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 83,8. Untuk nilai KKM pada siklus I diperoleh 51,7 %, pada siklus II diperoleh 60% dan pada siklus 3 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 93%. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun saran bagi guru hendaknya lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan serta siswa menjadi aktif dan kreatif.
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
THE APLICATION OF INQUARY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS SCIENCE LEARNING OUTCOME IN
ELEMENTARY SCHOOL
(Action Research In SDN 2 Cibodas West Bandung Regency)
Indri Arani
ABSTRACT
The Aplication of Inquary Learning Model to Improve Students Science Learning Outcome in Elementary School. Generally, the aim in this research is to improve student’s outcome by applying inquiry learning model. Specifically, the aim in this research is to know how to plan, implement, and evaluate student's achievement by applying inquiry learning model. The participant in this research is 33 students of the fifth grade which consists of 17 male students and 16 female students 2013/2014 school year at SDN 2 Cibodas Lembang District West Bandung Regency. This study applied action research by the following steps: planning, acting, observing, reflecting. This research is done by using 3 cycles. In collecting the data, this research used paper test, students' worksheet, observation sheet and fieldnote. The Material of thermal energy and sound energy is taught by the following steps: 1) formulating problem; 2) formulating hypothesis; 3) Collecting the data 4) testing hypotesis; 5) formulating conclusion. in the first cycle students' means was 66, in the second cycle students' cycle was 72. in the third cycle students' mean was 83,8. for the score of minimum completeness criteria in the first cycle was 51.7%. in the second cycle was 60%. in the third cycle has a high increasing was 93%. the writer can conclude that by applying inquiry learning model in science lesson, the material of thermal energy and sound energy can increase students' achievement. then the writer suggest for the teacher that teacher should be more creative in planning learning activity. so, the learning can be more meaningful and playful and student become active and creative.
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Hipotesis Tindakan ... 7
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Model Pembelajaran Inkuiri ... 9
B. Mata pelajaran IPA di SD ... 13
C. Hasil Belajar ... 19
D. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Energi Panas dan Energi Bunyi... 21 BAB III METODE PENELITIAN ... 22
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Model Penelitian ... 23
C.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 25
D.Subjek Penelitian ... 25
E. Prosedur Penelitian ... 25
F. Instrumen Penelitian ... 29
G.Analisis dan Interpretasi Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A.Deskripsi Hasil Penelitian. ... 34
B.Pembahasan ... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
A.Simpulan ... 57
B.Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
3.1 Pedoman Penskoran Siklus I ... 32
3.2 Pedoman Penskoran Siklus II ... 32
3.3 Pedoman Penskoran Siklus III ... 33
4.1 Daftar Nilai Rata-Rata ... 37
4.2 Daftar Nilai Rata-Rata ... 43
4.3 Daftar Nilai Rata-Rata ... 48
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Contoh api ... 16
2.2 Manfaat Matahari dalam kehidupan sehari-hari ... 16
2.3 Gesekan Dua Benda ... 17
3.1 Model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart ... 23
4.1 Rekapitulasi Nilai Siklus I ... 37
4.2 Rekapitulasi Nilai Siklus II ... 42
4.3 Rekapitulasi Nilai Siklus II ... 48
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ... 62
A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 63
A.2. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 69
A.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 72
A.4. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 79
A.5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 82
A.6. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 88
Lampiran B Instrumen Penelitian ... 91
B.1. Soal Tes Siklus I ... 92
B.2. Lembar Observasi Terhadap Guru dan Siswa Siklus I ... 93
B.3. Soal Tes Siklus II ... 97
B.4. Lembar Observasi Terhadap Guru dan Siswa Siklus II ... 98
B.5. Soal Tes Siklus III ... 101
B.6. Lembar Observasi Terhadap Guru dan Siswa Siklus III ... 102
B.7. Catatan Lapangan Siklus I ... 104
B.8. Catatan Lapangan Siklus II ... 105
B.9. Catatan Lapangan Siklus III ... 106
Lampiran C Data Penelitian ... 107
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.2. Hasil Tes Siklus II ... 111
C.3. Hasil Tes Siklus III ... 114
C.4. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 117
C.5. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 120
C.6. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 123
C.7. Lembar Observasi Terhadap Guru dan Siswa Siklus I ... 126
C.8. Lembar Observasi Terhadap Guru dan Siswa Siklus II ... 130
C.9. Lembar Observasi Terhadap Guru dan Siswa Siklus III ... 133
C.10. Catatan Lapangan Siklus I ... 135
C.11. Catatan Lapangan Siklus II ... 136
C.12. Catatan Lapangan Siklus III ... 137
C.13. Daftar Nilai Siswa Kelas IV ... 138
Lampiran D Dokumentasi ... 139
D.1. Dokumentasi ... 140
Lampiran E Lain-Lain ... 143
E.1. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 144
E.2. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 145
E.3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SDN 2 Cibodas ... 146
E.4. Lembar Bimbingan dengan Dosen Pembimbing I ... 147
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah tertuang dalam standar isi, yang dikembangkan dari
kelompok mata pelajaran sebagai berikut: 1) kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia; 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3)
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan; kelompok mata
pelajaran estetika; 5) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Muslich (2009 hlm 36) ketuntasan belajar minimal per mata
pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut: 1) ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%, dengan
batas kriteria ideal minimum 75%; 2) Sekolah harus menetapkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan
kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, SD pendukung; 3) Sekolah dapat
menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal, tetapi secara bertahap harus dapat
mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas
yang paling utama karena keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana
siswa dilibatkan langsung dalam mencari informasi.
Pembelajaran tersebut dapat dilakukan pada semua mata pelajaran, salah
satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari pyisical
sciences dan life sciences. Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu
astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi dan fisika, sedangkan life
2
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
satu sama lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta
berguna untuk diamati dan diekperimentasikan lebih lanjut.
Alasan IPA diajarkan di sekolah dasar yaitu: (1) Bahwa IPA berfaedah
bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan panjang lebar.
Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan
bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering
disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Suatu teknologi tidak akan
berkembang pesat jika tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai.
Sedangkan pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA; (2) Bila IPA diajarkan
menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan berpikir kritis; (3) Bila IPA diajarkan melalui
percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah
merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka; (4) Mata pelajaran IPA
mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
3
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil pembelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Cibodas materi
energi panas dan energi bunyi KD 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi
yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Ditemukan masalah, yaitu
nilai siswa banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hanya 12
orang yang mendapatkan hasil di atas KKM atau hanya 38,7% yang mencapai
tingkat penguasaan materi. Hal ini menunjukan tingkat kemampuan siswa rendah.
Masalah tentang rendahnya nilai siswa yang mencapai KKM dipengaruhi
oleh proses pembelajaran yang berpusat pada guru atau teacher centered. Guru
menggunakan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar IPA materi
energi panas dan energi bunyi. Sebenarnya metode demonstrasi adalah metode
yang baik apabila diterapkan pada materi dan kondisi siswa yang sesuai, akan
tetapi untuk siswa kelas IV SDN 2 Cibodas metode ini kurang efektif untuk
diterapkan pada pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi, karena
tidak semua siswa mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru.
Penggunakan metode yang kurang efektif akan mempengaruhi proses
pembelajaran. Ini membuat pembelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa
karena banyak siswa yang merasa bosan sehingga mengabaikan apa yang
disampaikan oleh guru, siswa malah mengobrol, dan menggambar pada saat
4
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Selain itu, siswa menjadi pasif ketika proses pembelajaran berlangsung, ini
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak melakukan aktivitas pembelajaran
dan hanya mendengarkan apa yang disampaiakan oleh guru.
Berdasarkan permasalahan diatas tujuan dari pembelajaran IPA adalah
berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dimiliki oleh siswa. Hal ini
akan membantu siswa mengembangkan kemampuan penguasaan konsep. Dengan
fokus untuk memupuk minat dan pengembangan siswa terhadap dunia mereka
dimana mereka hidup.
Merujuk pada masalah diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu rendahnya
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA mengenai materi energi panas di SDN
2 Cibodas dikarenakan metode pembelajaran yang dipilih guru kurang efektif dan
efesien sehingga kegiatan pembelajaran bersifat membosankan bagi siswa.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas dapat ditangani dengan metode
maupun pendekatan dalam pembelajaran, diantaranya: 1) Metode eksperimen.
Menurut Djamarah, 2002 (dalam Heriawan, dkk. 2012) metode eksperimen adalah
cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari. Kelebihan metode eksperimen adalah a) Siswa memperoleh
pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen; b) Siswa terlibat
aktif dalam mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan saat percobaan;
c) Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikapnya yang percaya tehadap hal-hal yang tidak logis.
Kelemahan metode eksperimen adalah a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan
tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen; b) Eksperimen
memerlukan jangka waktu yang lama; c) Kesalahan dan kegagalan siswa yang
tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam
mengambil kesimpulan; d) sering kali mengalami kesulitan dalam melaksanakan
eksperimen, karena guru dan siswa kurang berpengalaman dalam melakukan
5
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis,
sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Suyadi (2013 hlm115).
Selain itu, inkuiri juga dapat mengembangkan nilai dan sikap yang sangat
dibutuhkan peserta didik agar mampu berpikir ilmiah, seperti: a) Keterampilan
melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data, termasuk
merumuskan hipotesis serta menjelaskan fenomena; b) Kemandirian belajar, baik individu maupun kelompok; c) Kemampuan mengekspresikan rasa ingin tahu secara verbal; d) Kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis.
Untuk mengatasi masalah yang ditemukan di SDN 2 Cibodas diputuskan
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Dalam proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri materi energi panas dan
energi bunyi kegiatan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, karena
dalam proses pembelajaran siswa dapat melakukan langsung dan menemukan
sebuah konsep sendiri, guru hanya berperan sebagai pembimbing yang
mengarahkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, model
pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan keterampilan melakukan
pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data, termasuk merumuskan
hipotesis serta menjelaskan fenomena serta siswa mampu dalam berpikir kritis,
logis dan analitis.
Maka dari itu, diputuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas (PTK), karena PTK merupakan cara yang tepat
bagi guru untuk mengatasi masalah dikelas itu sendiri. Setelah
mempertimbangkan segala sesuatu yang mendukung dan potensi yang tersedia
terhadap kegiatan penelitian, penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan
yaitu dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi
6
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
B.Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi di SDN 2 Cibodas?”
Agar penelitian ini lebih terarah maka rumusan masalah tersebut
dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi
bunyi dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi
bunyi dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
tentang energi panas di kelas IV setelah dilaksanakan model pembelajaran
inkuiri?
C.Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Secara umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan model pembelajaran inkuiri
untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada materi energi panas
dan energi bunyi di kelas IV SDN 2 Cibodas.
2. Secara khusus
a. Untuk mengetahui cara melakukan perencanaan pembelajaran tentang
energi panas dan energi bunyi dengan menggunakan model pembelajran
inkuiri.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dalam materi energi panas dan energi bunyi dengan
7
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
c. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi energi panas dan energi
bunyi.
D.Manfaat Penelitian
Dari hasil penulisan yang penyusun lakukan diharapkan bisa memberi
manfaat :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi energi panas dan energi
bunyi
c. Proses pembelajaran IPA lebih bermakna dan disenangi siswa
d. Siswa aktif dalam pembelajaran IPA
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran sehingga lebih
profesional
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran
c. Memperbaiki proses pembelajaran IPA
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah
b. Memberikan kontribusi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kemajuan sekolah
c. Meningkatkan kompetensi kelulusan
d. Meningkatkan prestasi sekolah
4. Peneliti Selanjutnya
Model pembelajaran inkuiri ini dapat diterapkan dan dilakukan pada penelitian
lainnya.
8
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan literatur dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi.
F. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Inkuiri
Dengan mengacu pada pengertian yang dikemukakan oleh Schmidt, model
pembelajaran inkuiri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah salah satu
model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa dituntut aktif untuk
mencari dan memperoleh informasi maupun memecahkan suatu masalah dengan
melakukan observasi atau eksperimen, dalam pembelajarannya guru membimbing
aktivitas siswa. Pembelajaran inkuiri ini dilakukan dengan 6 langkah, yaitu: (1)
Orientasi; (2) Merumuskan Masalah; (3) Merumuskan Hipotesis; (4)
Mengumpulkan Data; (5) Menguji Hipotesis; (6) Merumuskan Kesimpulan.
2. Hasil Belajar
Dengan mengacu pada pengertian yang dikemukakan oleh Sudjana, hasil
belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan
yang dicapai siswa setelah pembelajaran yang dapat di ukur melalui tiga ranah
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini, ranah yang diteliti
adalah ranah kognitif. Ranah kognitif berkenaan dengan intelektual siswa yang
mencakup enam tahapan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian.
Hasil belajar ranah kognitif diukur dengan menggunakan soal tes yang
disusun oleh guru berdasarkan indikator-indikator sebagai penjabaran dari
kompetensi dasar yang kemudian disajikan dalam bentuk kualitatif.
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Energi Panas
dan Energi Bunyi ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2010 hlm 11)
Penelitian Tindakan Kelas adalah:
Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Menurut Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2010 hlm 11) “Penelitian Tindakan
adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.
Mills (dalam Wardhani dan Wihardit, 2008 hlm 1.4) mendefinisikan
bahwa penelitian tindakan dilakukan sistematik inkuiri untuk mengumpulkan
data, seperti yang dikemukakannya bahwa:
Penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukan. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan reflective practice yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki
pelaksanaan praktek pendidikan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus
23
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus
menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan adanya siklus. Secara
umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat
tahapan yaitu: 1). Tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap observasi, 4)
tahap refleksi.
B.Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini, penelitian
mengguanakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Mc Taggart (Arikunto, 2009 hlm 97) yang menggambarkan adanya empat
langkah (dan pengulangannya) dan tersaji dalam bagan berikut ini:
REFLEKSI PENGAMATAN
SIKLUS II
PERENCANAAN PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN REFLEKSI
SIKLUS III
PELAKSANAAN
PENGAMATAN REFLEKSI
PELAKSANAAN PERENCANAAN
24
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus, artinya setelah langkah
ke-4 lalu kembali lagi kelangkah ke-1 dan seterusnya. Secara utuh keempat
langkah di atas terurai sebagai berikut (Arikunto, 2009 hlm 98-100);
1. Rancangan Tindakan
Pada tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan
ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrument yang diperlukan
untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini mengimplementasikan isi yaitu mengenakan tindakan kelas dengan
menerapkan taat asas pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.
3. Pengamatan
Pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut
dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika
ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi.
Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam
25
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat atau
direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.
C.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cibodas, yang beralamatkan di Jalan
Maribaya Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, dan Kabupaten Bandung Barat.
Penelitian dilakukan dari bulan Mei - Juni 2014.
D.Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SDN 2 Cibodas, Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV
B yang berjumlah 33 orang dengan perincian 17 orang siswa puteri dan 16 orang
siswa putera.
E.Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 3
siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 x 35 menit. Siklus II
dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 x 35 menit. Siklus 3 dirancang untuk
dilaksanakan dalam 3 x 35 menit. Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Mengkaji SK 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari dan mengkaji KD 8.1 mendeskripsikan energi
26
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
b. Menentukan indikator pencapaian, yaitu mendefinisikan pengertian energi
panas; membuktikan tiga sumber energi panas; mengklasifikasi manfaat energi
panas bagi kehidupan sehari-hari
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut: 1). Orientasi menyampaikan topik, tujuan dan hasil belajar yang akan dicapai siswa; 2). Penyajian masalah dilakukan melalui metode tanya jawab; 3) Merumuskan hipotesis dilakukan melalui metode tanya jawab; 4) Mengumpulkan data dan Menguji hipotesis dilakukan melalui metode eksperimen; 5) Perumusan kesimpulan dilakukan melalui metode diskusi dan soal tes
d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa
yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan berdasarkan langkah model
pembelajaran inkuiri tentang menguji hipotesis dan perumusan kesimpulan
melalui metode diskusi.
e. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktek seperti kain; toples, lilin, batu dan
air.
f. Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian sebanyak lima
butir.
g. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan
guru dalam pembelajaran dan catatan lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
b. Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I.
c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi
sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti
27
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar
pengamatan yang telah disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengkajian selama proses
pelaksanaantindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan
mengevaluasi seluruh kegiatan, kelebihan dan kelemahannya sebagai dasar untuk
merancang kegiatan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Menganalisis kelebihan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan
perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
b. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I,
yaitu 1). Orientasi menyampaikan topik, tujuan dan hasil belajar yang akan dicapai siswa; 2). Penyajian masalah dilakukan melalui metode tanya jawab, tanya jawab dilakukan seputar gambar yang dibagikan kepada siswa dengan
fokus materi berdasarkan gambar; 3) Merumuskan hipotesis dilakukan melalui metode tanya jawab; 4) Mengumpulkan data dan Menguji hipotesis
dilakukan melalui metode eksperimen dengan setiap kelompok terdiri dari dua
orang;5) Perumusan kesimpulan dilakukan melalui metode diskusi
c. Menyiapkan media gambar yang berkenaan dengan perpindahan energi panas
dan sumber pembelajaran
d. Menyusun LKS sebagai penunjang pembelajaran, berbentuk unjuk kerja siswa
yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan berdasarkan langkah model
pembelajaran inkuiri tentang menguji hipotesis dan perumusan kesimpulan.
e. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktek, seperti sendok logam, sendok
plastik, sumpit kayu, mentega, sedotan, lilin, gelas, korek api, lap, serbuk
serutan pensil, air panas dan air dingin.
f. Menyiapkan instrumen siklus II berupa soal tes PG (Pilhan Ganda) sebanyak
28
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
g. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan tentang aktivitas
siswa dan guru dalam pembelajaran.
h. Menyiapan lembar catatan lapangan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah
disusun dengan mempertimbangkan perbaikan - perbaikan pada siklus I.
b. Memberikan tes berupa soal pilihan ganda untuk mendapatkan hasil belajar
siswa pada siklus II.
c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi
sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti
menyesuaikan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan dengan perencanaan.
Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar
pengamatan yang telah disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengkajian selama proses
pelaksanaantindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan
mengevaluasi seluruh kegiatan, kelebihan dan kelemahannya sebagai dasar untuk
merancang kegiatan pembelajaran pada siklus III.
Siklus III
1. Tahap Perencanaan
a. Menganalisis kelebihan dan kelemahan pada siklus II untuk dijadikan bahan
perbaikan pada pelaksanaan siklus III.
b. Menetapkan materi energi bunyi untuk siklus III.
c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus II,
29
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
jawab; 4) Mengumpulkan data dan Menguji hipotesis dilakukan melalui metode eksperimen dengan dibagi menjadi 8 kelompok secara heterogen
berdasarkan nilai yang diperoleh pada siklus II; 5) Perumusan kesimpulan
dilakukan melalui metode diskusi.
d. Menyusun LKS sebagai penunjang pembelajaran, berbentuk unjuk kerja siswa
yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan berdasarkan langkah model
pembelajaran inkuiri tentang menguji hipotesis dan perumusan kesimpulan.
e. Menyiapkan alat dan bahan untuk praktek, yaitu gelas bekas air mineral (2
buah), benang kasur (1 meter), batang korek api (2 buah), paku (1 buah),
kertas, air, ember kecil/toples (1 buah), batu (2 buah), karton
f. Menyiapkan instrumen siklus III berupa soal tes PG (Pilihan Ganda) sebanyak
lima butir dan soal uraian sebanyak empat butir
g. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru
dalam pembelajaran
h. Menyiapan lembar catatan lapangan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah
disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaiakan pada siklus II.
b. Memberikan tes berupa soal pihan ganda dan uraian untuk mendapatkan data
hasil belajar siswa pada siklus III.
c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data
yang akan digunakan pada tahap refleksi.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan pengamat. Pengamat mengamati
seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah
disiapkan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan
dengan perencanaan.
30
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap kegiatan selama proses
pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahannya. Kemudian data yang diperoleh dijadikan acuan
untuk merumuskan kesimpulan.
5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan dibuat setelah semua proses selesai dilaksanakan, dan
mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat setiap siklus yang
memuat tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, karakter yang diharapkan, materi ajar, metode dan pendekatan
pembelajaran, skenario pembelajaran dan evaluasi, media, alat dan sumber
pembelajaran dan penilaian.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan selama siswa melakukan eksperimen dalam pembelajaran
berlangsung. LKS memberikan pengalaman langsung berupa langkah-langkah
dalam melakukan sebuah pengamatan untuk membuktikan sebuah konsep
sehingga menarik untuk diikuti siswa, dan siswa menyimpulkan hasil percobaan
yang mereka lakukan. LKS disusun dengan mempertimbangkan kesesuaian antara
indikator atau tujuan pembelajaran dengan konsep yang disampaikan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data yang digunakan yaitu:
31
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi digunakan digunakan untuk memperoleh data mengenai
bagaimana menilai atau mengukur hasil belajar dan proses belajar. Observasi
digunakan juga untuk memperoleh data tentang perilaku seseorang. Orang yang
bertugas mengisi lembar observasi adalah observer.
b. Catatan harian (Field note)
Catatan harian dilakukan untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi
sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan ini berguna untuk
mengetahui perkembangan siswa-siswi dalam proses pembelajaran.
c. Dokumentasi
Berupa gambar yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
d. Tes
Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa.
G.Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Kualitatif
Data yang dianalisis yaitu data observasi yang dilakukan oleh pengamat
dan peneliti. Untuk mengolahnya dapat dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan
dibawah ini:
a) Reduksi data
Memilih hal-hal yang diperlukan dan membuang data yang tidak
diperlukan.
b) Klasifikasi data
Mengelompokan data berdasarkan klasifikasi tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti. Data dipilih sesuai dengan keompoknya, seperti data
hasil observasi tentang interaksi guru dan siswa dan data hasil belajar siswa.
32
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Display data adalah mendeskripsikan, menguraikan, menarasikan data
yang diperoleh.
d) Interpretasi data
Interpretasi data adalah menafsirkan data, membandingkan hasil
pembelajaran.
e) Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan meninjau kembali perencanaan dan
pelaksanaan yang telah dilakukan dengan melihat pada kelebihan dan kelemahan,
dan cara mengatasi kelemahan.
2. Kuantitatif
Data yang dianalisis adalah data hasil belajar. Untuk mengolahnya dapat
dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dibawah ini:
a) Penskoran
Pemberian skor disesuaikan dengan jenis tes pada setiap evaluasi. Untuk
tes uraian pemberian skor disesuaikan dengan jawaban yang ditulis oleh siswa,
apabila jawaban siswa kurang sempurna maka skor diberikan sesuai kebijakan
guru. Menurut Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah
ini:
N = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
Untuk soal siklus I terdiri dari lima buah soal berbentuk uraian, dengan
pedoman penskoran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Siklus I
Jenis soal No Soal Skor
Uraian
1 20
2 20
3 20
33
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
5 20
Untuk soal siklus II terdiri dari sepuluh buah soal berbentuk pilihan ganda
(PG), dengan pedoman penskoran sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Siklus II
Jenis Soal No Soal Skor
Pilihan
Ganda
1 10
2 10
3 10
4 10
5 10
6 10
7 10
8 10
9 10
10 10
Untuk soal siklus III terdiri dari lima buah soal berbentuk pilihan ganda
(PG) dan empat buah soal berbentuk uraian, dengan pedoman penskoran sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Siklus III
Jenis Soal No Soal Skor
Pilihan
Ganda
1 10
34
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyiUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3 10
4 10
5 10
Uraian
1 20
2 10
3 10
4 10
b) Nilai rata-rata siswa setiap siklus
Nilai rata-rata siswa pada setiap siklus dapat diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. (Sudjana, 2011 hlm
109). Secara sederhana rumusnya yaitu:
X = ∑x
N
Keterangan:
X = Rata-rata (Mean)
∑x = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek
c) Ketuntasan dalam mencapai KKM
Untuk menghitung ketuntasan siswa dalam mencapai KKM, dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Presentase ketuntasan = Jumlah siswa yang tuntas x 100 %
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Merujuk pada pembahasan dalam penelitian tentang penerapan model
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 2
Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam pembelajaran
IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri ini
meliputi penyusunan RPP berdasarkan sistematika Rencana pembelajaran pada
umumnya yaitu identitas (nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester dan
alokasi waktu), standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pokok, model dan metode pembelajaran, langkah
pembelajaran, alat dan sumber belajar, dan penilaian. Untuk membedakan
dengan rencana pembelajaran pada umumnya yaitu dengan melaksanakan
langkah-langkah model pembelajaran inkuiri seperti orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis dan merumuskan
kesimpulan. Dalam perencanaan langkah inkuiri tentang merumuskan masalah
dilakukan dengan cara tanya jawab. Kegiatan menguji hipotesis dilakukan
dengan cara berkelompok, dan kelompoknya disesuaikan dengan keinginan
siswa. Pada merumuskan kesimpulan siswa dibimbing oleh guru. Dalam
perencanaan disusun Lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi guru dan
siswa, serta lembar catatan lapangan.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) orientasi
disampaikan oleh guru mengenai topik, tujuan, dan hasil yang diharapakan
setelah melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri; 2)
pertanyaan-58
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan tersebut. 3) merumuskan hipotesis menerapkan metode tanya jawab dengan menghubungkannya dengan masalah yang dibahas sebelumnya; 4) mengumpulkan data dan menguji hipotesis menerapkan metode eksperimen, siswa melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk LKS dan dilakukan secara berkelompok; 5) merumuskan kesimpulan dilakukan dengan cara berdiskusi di dalam kelompok dan pada saat presentasi lebih baik tidak menunjuk salah seorang siswa, tetapi
membiarkan siswa untuk mempresentasikan sendiri hasil percobaan kelompok.
3. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Cibodas Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat mulai dari siklus I sampai III. Pada siklus
I terjadi peningkatan sebesar 6 pada siklus II . Hasil belajar siklus I yaitu 66
dan siklus II yaitu 72. Pada siklus II dan III terjadi peningkatan sebesar 11,8.
Hasil belajar pada siklus II yaitu 72 dan siklus III yaitu 83,8. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran inkuiri pada materi
energi panas dan enrgi bunyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan beberapa saran
yang diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar (SD), khususnya dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
1. Guru-guru SDN 2 Cibodas khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada
umumnya diharapkan tidak hanya menerapkan metode konvensional dalam
pembelajaran, akan tetapi dapat menerapkan metode, pendekatan, atau model
pembeljaran yang berpusat pada siswa. Salah satunya yaitu model
pembelajaran inkuiri. Untuk dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri
guru harus dapat menguasai teori model pembelajaran inkuiri serta
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model
59
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan dan mengembangkan
model pembelajaran inkuiri pada proses pembelajaran agar pembelajaran IPA
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Devi, P. K. dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis Model, Pendekatan, strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran. Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru)
Iswara, P. D. (2012). 42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). [Online]. Tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/197212262005011002-PRANA_DWIJA_ISWARA/skkd%20SD-MI/42.%20IPA%20SD-MI.pdf
[Diakses 07 Juli 2014].
Juan. (2012). Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Tanah. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Junior, N. N. 2013. Belajar Fisika: Perpindahan Panas. [Online]. Tersedia di
http://www.geetaschool.com/asyik-belajar-fisika-di-geeta-school-perpindahan-panas/ [Diakses 05 Mei 2014]
Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Mustofa, L. R. (2013). Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Bahasan Daur Air
Di Kelas V Semester 2 SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten
60
Indri Arani, 2014
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran ipa materi energi
Panas dan energi bunyi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nuryati. (2013). Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Struktur Panca Indera. Skripsi
pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogjakarta:
DIVA Press
Samatowo, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Indeks Permata Puri Media
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sulistiyanto, H. dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Susilowati, E, dan W. (2010). IPA 4 Untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Wardhani, I, dan Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas terbuka
Wiriatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Kelas. Bandung: PT Remaja