commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Akselerasi atau Program Percepatan Belajar atau terakhir
istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan
bagi siswa berbakat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. Melalui
program ini, siswa yang berbakat akan mendapatkan layanan pendidikan sesuai
irama kecepatan belajarnya.
Dukungan Pemerintah terhadap Program Percepatan belajar/
akselerasi dibuktikan dengan dikeluarkannya UU no. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (4) menyebutkan warga negara yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus.
Pasal 32 ayat (1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Terkait dengan dukungan pemerintah
terhadap program akselerasi tersebut Menteri pendidikan juga mengeluarkan
peraturan berupa Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta
Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Tahun 2009
commit to user
70/2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda
dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program reguler. Perbedaannya
terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam alokasi
waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan menjadikan kurikulum
standar yang biasanya ditempuh siswa SMA dalam tiga tahun menjadi dua tahun.
Pengaturan kembali program pembelajaran pada kurikulum standar
yang biasanya diberikan dengan alokasi waktu enam semester menjadi empat
semester dilakukan tanpa mengurangi isi kurikulum. Kuncinya terletak pada
analisis materi kurikulum dengan kalender akademis yang dibuat khusus. Seperti
diketahui, untuk siswa yang berbakat intelektual dengan keberbakatan tinggi,
tidak semua materi kurikulum standar perlu disampaikan dalam bentuk tatap
muka dan atau dengan irama belajar yang sama dengan siswa regular.
Fenomena yang terjadi di SMA Negeri 1 Purworejo adalah siswa kelas
akselerasi ketika naik ke kelas XI secara langsung masuk kelas IPA. Ini yang
menjadikan hal yang menarik untuk penulis teliti, apakah siswa kelas akselerasi
tetap berminat atau memiliki motivasi tinggi ketika mengikuti pelajaran Ekonomi
yang notabene adalah mata pelajaran IPS yang nantinya di kelas XI dan XII sudah
tidak ada lagi.
Guru atau staff pengajar yang mengajar di kelas akselerasi diserahkan
pada MGMP, berbeda saat awal pendirian kelas akselerasi staff pengajar sudah
commit to user
ini tidak menjadikan kendala dalam proses pembelajaran karena diasumsikan
semua guru kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Pelaksanaan pembelajaran ekonomi akan jauh lebih baik jika siswa
dihadapkan pada masalah ekonomi yang mereka rasakan dalam kehidupan
sehari-hari siswa, terutama yang terjadi pada lingkungan individu, rumah tangga,
masyarakat dan negara. Namun sampai saat ini ternyata masih belum sesuai
dengan yang diharapkan karena pemahaman konsep ekonomi masih sering
mengecewakan. Sering siswa merasa materi ekonomi adalah sesuatu yang kurang
menarik atau kurang menantang untuk dipelajari. Karena siswa merasa materi
Ekonomi terlalu banyak hafalan, dan guru selalu hanya memberikan materi
dengan cara ceramah sehingga siswa menjadi bertambah bosan dan kurang
bersemangat. Dalam proses belajar mengajar di sekolah sering kali guru masih
berpijak pada pandangan behaviorisme-objektivis yaitu pembelajaran yang
bersifat abstrak dan teoritis, jadi siswa hanya bisa membayangkan saja. Biasanya
guru berfikir siswa akan faham materi seperti tiruan atau apa yang dijelaskan
gurunya. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap suatu materi
ekonomi menjadi sangat rendah dan siswa menjadi bingung ketika dihadapkan
pada dunia nyata.
Dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
pribadi unggul dan dapat menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang.
Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik dalam
menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Untuk
commit to user
untuk menciptakan generasi muda yang mandiri dengan memberikan pendidikan
yang bermutu. Pendidikan bermutu haruslah mencakup dua dimensi yaitu
orientasi akademis dan ketrampilan hidup yang esensial. Berorientasi akademik
berarti menjanjikan prestasi akademik peserta didik sebagai tolok ukurnya,
sedangkaan yang berorientasi ketrampilan hidup yang esensial adalah pendidikan
yang dapat membuat peserta didik dapat bertahan di kehidupan nyata. Disamping
manajemen yang baik, sistem dan metode pembelajaran merupakan hal penting
yang harus diperhatikan agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai dengan tepat.
Selain itu, guru juga memegang peranan penting, dimana seorang guru yang
professional akan mampu menjadi fasilitator dalam memberikan ketrampilan yang
dibutuhkan peserta didik dengan baik.
Dalam pengelolaan sekolah terobosan yang dilakukan oleh pemerintah
adalah melalui rintisan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang pada
hakekatnya memberikan memberikan otonomi untuk melaksanakan pembelajaran
yang berkualitas bagi siswa melalui pengambilan keputusan partisipasi warga
sekolah yang didukung oleh warga masyarakat. Untuk peningkatan sumber daya
pendidikan melalui pelatihan terintegrasi bagi guru, kepala sekolah dan staf dinas
yang didasarkan pada kompetensi yang harus dimiliki.
Strategi yang ditempuh selama ini bersifat masal memberikan perlakuan
sama/ rata kepada semua peserta didik sehingga kurang memperhatikan perbedaan
antara peserta didik dalam kecakapan, minat dan bakatnya. Pemerintah
memberikan satu solusi untuk peserta didik yang cerdas/ berbakat dengan
commit to user
keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik agar potensi yang dimiliki menjadi
prestasi yang unggul. Perhatian khusus tersebut tidak dimaksudkan melakukan
diskriminasi, tetapi memberikan perhatian sesuai kebutuhan dan kondisi peserta
didik. Melalui penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik
yang memiliki kecerdasan dan/atau berbakat istimewa diharapkan potensi-potensi
yang selama ini belum dikembangkan secara optimal akan tumbuh dan
menunjukkan kinerja yang baik.
Berdasar uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “ Pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1
Purworejo tahun ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA
Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Ekonomi kelas X
Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012?
3. Apakah usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala pada pembelajaran
Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran
2011/2012?
4. Apakah kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi kelas X
commit to user
5. Usaha/solusi apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo
tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1
Purworejo tahun ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Ekonomi kelas
X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala pada
pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun
ajaran 2011/2012.
4. Untuk menganalisis kesulitan belajar siswa kelas X Akselerasi dalam
pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012.
5. Untuk mengetahui usaha/solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi kelas X Akselerasi di SMA Negeri
1 Purworejo tahun ajaran 2011/2012?
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap semoga penelitian ini nantinya
dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran ekonomi.
Disamping itu juga untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran
commit to user 1. Manfaat Praktis.
Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan penelitian untuk dapat dipergunakan dalam menyusun suatu
kebijaksanaan organisasi guna meningkatkan kualitas.
b. Bagi guru, agar dapat menjadikan bahan untuk refleksi diri agar dapat
memberikan pembelajaran Ekonomi dengan lebih baik.
c. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam
belajar Ekonomi secara aktif, kreatif dan menyenangkan sesuai dengan
perkembangan perilakunya.
2. Manfaat Teoritis.
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta
dapat dijadikan referensi penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang akan
datang, khususnya terhadap aspek-aspek yang secara rinci belum dapat
diungkapkan dalam penelitian ini.
E. Penjelasan Istilah Penelitian
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti, subjek yang
diteliti dan pembaca maka diperlukan penjelasan istilah yang dimaksud dalam
penelitian ini. Istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai
commit to user
1. Pembelajaran Ekonomi adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar yang melaksanakan kegiatan
belajar tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
2. Program akselerasi adalah program pelayanan pendidikan peserta didik yang
memiliki potensi cerdas istimewa dan/atau berbakat istimewa (CI/BI). Dalam
program akselerasi, penyelesaian pendidikan dapat ditempuh dengan jangka