• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS Optimasi Formula Tablet Hisap Antioksidan Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dan Kulit Buah Delima (Punica granatum L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS Optimasi Formula Tablet Hisap Antioksidan Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dan Kulit Buah Delima (Punica granatum L.)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP ANTIOKSIDAN

KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS

(

Garcinia mangostana

L

.

) DAN KULIT BUAH

DELIMA (

Punica granatum

L.)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

DWI SETIANINGRUM MAKUNTI

K100110075

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

DAN KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.)

ANTIOXIDANTS LOZENGES FORMULA OPTIMIZATION OF COMBINATION MANGOSTEEN PERICARP(Garcinia mangostana L.)

AND POMEGRANATEPERICARPEXTRACT(Punica granatum L.)

Dwi Setianingrum Makunti*, T.N. Saifullah Sulaiman** dan Rima Munawaroh* *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102 **Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara Yogyakarta 55281 Email :arumakunti@hotmail.co.id

ABSTRAK

Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dan kulit buah delima (Punica granatum L.)

mengandung α-mangosteen, flavonoid dan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula optimal tablet hisap antioksidan ekstrak kulit buah manggis dan kulit buah delima menggunakan metode factorial design. Rancangan formula menggunakan metode factorial design yaitu tablet hisap dibuat 4 formula dengan kombinasi manitol 70% dan 80% sebagai bahan pengisi serta Na CMC 3% dan 6% sebagai bahan pengikat. Uji penetapan antioksidan pada tablet hisap menggunakan metode DPPH.

Kombinasi Na CMC level tinggi 6% dan manitol level tinggi 80% pada formula tablet hisap mampu menurunkan waktu alir granul dan kerapuhan tablet, serta meningkatkan kekerasan dan waktu melarut tablet. Formula optimum yang diperoleh dari contour plot super imposed yaitu perbandingan Na CMC 75 mg dan manitol 1994,17 mg. Hasil verifikasi one way t-test taraf kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan terhadap hasil prediksi untuk kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, dan respon rasa. Hasil verifikasi yang diperoleh waktu alir 7,86 ± 0,24 detik, kekerasan 11,66 ± 0,35 kg, kerapuhan 0,84 ± 0,09 %, waktu melarut 8,14 ± 1,99 menit, respon rasa 5,7± 0,57, dan daya antioksidan 73,07 ± 1,07 %.

Kata kunci: Garcinia mangostana, Punica granatum, tablet hisap, Na CMC, factorial design

ABSTRACT

Mangosteen (Garcinia mangostana L.) and pomegranate pericarp (Punica granatum L.)

contain α-mangosteen flavonoids and phenolic compounds that act as antioxidants. This study

aims to obtain the optimal formula of antioxidant lozenges of mangosteen and pomegranate pericarp extracts using factorial design. The design of formulas using factorial design method, the lozenges were made into 4 formula with the combination of mannitol 70% and 80% as a filler and Na CMC 3% and 6% as a binder. The researcher uses DPPH method to test the determination of antioxidants in the lozenges.

The high level of Na CMC combination 6% and mannitol 80% in the lozenges are able to decrease the flow rate of the granule and tablet friability, and increase the hardness andrate the tablet dissolves. The optimum formula derived from the contour plots super imposed is at the ratio of Na CMC 75 mg and mannitol 1994.17 mg. The verification results of one way t-test level of validity 95% showed no significant difference towards the outcome prediction for the hardness, friability, dissolves time, and the response of the taste. The verification result of the flow rate 7.86 ± 0.24 seconds, hardness 11.66 ± 0.35 kg, friability 0.84 ± 0.09%, dissolving time 8.14 ± 1.99minutes, response of the taste 5.7 ± 0.57, and the antioxidant activity 73.07 ± 1.07%.

(4)

PENDAHULUAN

Senyawa antioksidan seperti asam fenolik, polifenol dan flavonoid mampu

menangkap radikal bebas seperti peroksida, hidroperoksida atau lipid peroxyl

dengan cara menghambat mekanisme oksidatif yang menyebabkan penyakit

degeneratif (Prakash et al., 2001). Turunan xanthone dari kulit buah manggis

diantaranya alfa-mangostin, 8-desoxygartanin, gartanin, beta-mangostin,

3-mangostin, dan 9–hydroxycalabaxanthone (Walker, 2007). Xanthone dari kulit

buah manggis telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan (Jung et al., 2006).

Selain kulit buah manggis, aktivitas antioksidan ditemukan pula pada kulit buah

delima yang mengandung senyawa kimia seperti flavonoid dan fenolik

(Al-Rawahi et al., 2014).

Khasiat antioksidan yang dimiliki ekstrak kulit manggis dan kulit delima

memerlukan upaya pengoptimalan untuk menutupi rasa yang kurang enak,

sekaligus memformulasi dalam bentuk sediaan yang lebih kompak dan praktis.

Tablet hisap merupakan bentuk sediaan yang cocok untuk ekstrak karena

mempunyai rasa aromatik yang enak (Nurwaini &Wikantyasning, 2011), sehingga

menutupi rasa dari ekstrak kulit buah manggis dan kulit buah delima yang kurang

enak atau pahit. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Sari (2012) memanfaatkan

ekstrak kulit manggis untuk dijadikan formula tablet hisap sebagai produk

nutrasetika yang dapat dipasarkan dan dapat diterima oleh konsumen. Tablet hisap

mengandung bahan aktif dapat ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan

(Depkes RI, 1995) dan memberikan sensasi dingin di mulut.

Formulasi tablet hisap dibutuhkan bahan tambahan seperti bahan pengisi

dan bahan pengikat. Bahan pengikat yang dipilih dalam formula tablet hisap yaitu

Na CMC karena mempunyai keunggulan granulasi menggunakan Na CMC

dibanding bahan pengikat lain yaitu kompresibilitas yang baik, menghasilkan

kekerasan yang sedang pada tablet, dan cenderung mengeras dalam penyimpanan

(Hamed et al., 2005). Manitol berfungsi sebagai bahan pengisi sekaligus

penambah rasa manis. Granulasi yang mengandung manitol memiliki keuntungan

yaitu mudah dalam pengeringan dan granul mempunyai sifat alir yang mudah

(5)

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca analitik (Ohaus®),

vortex (Thermolyne), mesin cetak tablet single punch type eko (Korsch), ayakan

no.12, 18, alat-alat gelas (pyrex), kuvet (HELLMA), spektrofotometer UV

Visible (Shimadzu 1240 mini UV).

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak kulit manggis

yang diperoleh dari PT. Phytochemindo Reksa di Bogor Jawa barat dan ekstrak

kulit delima dari PT. Java Plant di Tawangmangu Jawa tengah, Na CMC, manitol,

laktosa, magnesium stearat, talk, aquadest, DPPH (Wako), etanol p.a (Merck),

metanol p.a (Merck).

Jalannya Penelitian

Uj aktivitas antioksidan ekstrak

Penentuan aktivitas antioksidan dalam Rezaeizadeh et al. (2011) dengan

modifikasi yaitu serbuk ekstrak kulit buah manggis dan kulit buah delima

masing-masing ditimbang 100 mg. Kedua ekstrak tersebut dicampur, kemudian

ditambahkan metanol p.a dalam labu takar 10 mL sampai tanda, selanjutnya

campuran tersebut divortex selama 30 detik. Campuran kedua ekstrak tersebut

diambil 2,0 mL, kemudian ditambahkan 1,0 mL DPPH 0,4 µM dan etanol p.a

dalam labu takar 5,0 ml sampai tanda. Campuran tersebut didiamkan selama

waktu inkubasi 27 menit. Masing-masing larutan sampel disaring dengan kertas

saring, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada λ

514 nm. Hasil absorbansi yang diperoleh lalu dibandingkan dengan kontrol yang

terdiri dari 1,0 mL DPPH dalam etanol p.a dan dihitung aktivitas antioksidan (%).

Pembuatan tablet hisap

Formula tablet hisap antioksidan diperoleh dari Nurcahyanto (2011) yang

(6)

Tabel 1. Formulasi tablet hisap ekstrak kulit buah manggis dan kulit buah delima F III : Manitol 70% dan bahan pengikat larutan Na CMC 6% F IV : Manitol 80% dan bahan pengikat larutan Na CMC 6%

Ekstrak kering kulit buah manggis dan kulit buah delima, manitol, dan

laktosa dibuat granulasi basah dengan mencampur larutan Na CMC sebagai bahan

pengikat sampai homogen dan terbentuk massa granul yang baik. Massa granul

yang masih basah diayak dengan ayakan no.12, kemudian dikeringkan dalam

almari pengering suhu 36oC selama 24 jam. Setelah massa granul kering, kemudian diayak dengan ayakan no.18 dan ditambahkan talk dan magnesium

stearat (9:1) sebagai bahan pelicin. Granul yang telah dicampur sampai homogen

dengan pelican, kemudian dikempa dengan mesin pengempa tablet single punch.

Evaluasi fisik tablet hisap

Evaluasi sifat fisik tablet meliputi waktu alir, organoleptis, kekerasan,

kerapuhan, waktu melarut, dan respon rasa.

Uji aktivitas antioksidan tablet hisap

Satu sampel tablet hisap digerus dan dimasukkan ke dalam labu takar 10,0

mL, kemudian metanol p.a ditambahkan ke dalam labu takar yang mengandung

sampel tablet sampai tanda, bahan tambahan seperti talk tidak larut, sehingga saat

proses pembacaan absorbansi larutan sampel disaring menggunakan kertas saring.

Selanjutnya larutan tersebut divortex selama 30 detik. Sebanyak 2,0 mL larutan

diambil, kemudian dimasukkan labu takar 5,0 mL dan ditambahkan 1,0 mL

DPPH dan etanol p.a sampai tanda. Selanjutnya campuran tersebut didiamkan

selama waktu inkubasi 27 menit. Masing-masing larutan sampel disaring dengan

kertas saring laludimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada λ

(7)

Analisis Data

Data hasil uji waktu alir granul, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut,

respon rasa, dan daya antioksidan, kemudian diolah menggunakan metode

factorial design pada design expert 9.1.3 (trial) dengan faktor manitol dan Na

CMC, sehingga diperoleh persamaan factorial design yang menunjukkan

pengaruh dari kedua faktor. Hasil prediksi dari metode factorial design perlu

dilakukan verifikasi untuk diuji kebenarannya. Selanjutnya hasil verifikasi yang

diperoleh dibandingkan dengan nilai prediksi menggunakan uji one sample t-test

dengan taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH bertujuan

untuk membandingkan daya antioksidan sebelum dan sesudah dibuat sediaan.

Adanya senyawa antioksidan ditandai dengan perubahan warna ungu dari DPPH

menjadi warna kuning (Prakash et al, 2001). Xanthone dari kulit buah manggis

telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan (Jung et al., 2006) dan tingginya

jumlah senyawa fenolik dalam ekstrak kulit buah delima memberikan kemampuan

antioksidan yang kuat (Li et al., 2006). Panjang gelombang maksimal yang

diperoleh yaitu 514 nm. Pengujian aktivitas antioksidan kombinasi kedua ekstrak

kulit buah manggis dan kulit buah delima pada konsentrasi 0,8% dengan

perbandingan 1:1 menggunakan reagen DPPH diperoleh hasil daya antioksidan

sebesar 82,39±0,37%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi

ekstrak kulit manggis dan kulit delima memiliki daya antioksidan yang cukup

tinggi.

Uji Organoleptis

Tabel 2. Hasil uji organoleptis tablet hisap Organoleptis Formula 1-4 dan formula optimum

(8)

Gambar 1. Sediaan tablet hisap antioksidan kombinasi kulit manggis dan kulit delima, (A) Formula1, (B) Formula 2, (C) Formula 3, (D) Formula 4, dan (E) Formula optimum

Waktu Alir dan Sifat Fisik Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Kulit Manggis

dan Kulit Delima

Tabel 3. Hasil uji waktu alir dan sifat fisik tablet hisap

Parameter F1 FII FIII FIV

Hasil uji waktu alir granul dan sifat fisik sediaan tablet hisap pada tabel 3

diolah menggunakan metode optimasi factorial design. Persamaan factorial

design pada tabel 4 menunjukkan pengaruh interaksi dari faktor Na CMC dan

manitol.

Tabel 4. Persamaan Factorial Design

(9)

Selain persamaan factorial design pada tabel 4, pengaruh kombinasi manitol dan Na CMC dapat dilihat pada kurva contour plot (gambar 2).

(10)

Pengaruh kombinasi manitol dan Na CMC dapat dilihat pada kurva

interaksi contour plot yang ditunjukkan pada gambar 3. 

   

Gambar 3. Kurva interaksi Na CMC dan manitol terhadap (A) waktu alir, (B) kekerasan, (C) kerapuhan, (D) waktu melarut, dan (E) respon rasa tablet hisap ekstrak kulit manggis dan kulit delima. Manitol level rendah dan tinggi dengan bertambahnya Na CMC dapat menurunkan waktu alir, meningkatkan kekerasan, menurunkan kerapuhan, dan memperlama waktu melarut. Manitol level tinggi dengan bertambahnya Na CMC menurunkan respon rasa, sedangkan manitol level rendah dengan bertambahnya Na CMC meningkatkan respon rasa.

= manitol level rendah = mantiol level tinggi

(11)

Waktu alir tablet hisap

Persamaan factorial design (tabel 4) menunjukkan bahwa penambahan Na

CMC maupun manitol dapat mempercepat waktu alir dengan kofisien

masing-masing –0,21 dan -0,69. Penambahan manitol mempunyai pengaruh lebih besar

dalam mempercepat waktu alir dibanding Na CMC. Interaksi dari kedua faktor

manitol dan Na CMC mampu memperlama waktu alir dengan koefisien +0,11.

Hal yang sama ditunjukkan pada gambar 2A yang menunjukkan bahwa area

warna oranye dengan kombinasi Na CMC dan manitol level rendah berpengaruh

memperbesar/memperlama waktu alir granul. Kombinasi manitol dan Na CMC

level tinggi menunjukkan area berwarna biru yang memperkecil/mempersingkat

waktu alir. Hasil yang diperoleh menunjukkan penambahan Na CMC mempunyai

pengaruh dalam menurunkan atau mempercepat waktu alir.

Kurva interaksi (gambar 3A) menunjukkan bahwa manitol level tinggi

maupun level rendah dengan penambahan Na CMC mampu menurunkan nilai

waktu alir granul. Interaksi dari kedua faktor tersebut bersifat sinergis. Hal ini

dapat terjadi karena adanya peningkatan Na CMC akan memungkinkan granul

menjadi sferis dan menghasilkan gaya gesek antarpartikel dengan wadah menjadi

semakin kecil (Nurwaini & Wikantyasning, 2011).

Kekerasan tablet hisap

Persamaan factorial design (tabel 4) menunjukkan bahwa penambahan Na

CMC maupun manitol dapat meningkatkan kekerasan tablet dengan koefisien

masing-masing +2,17 dan +1,26. Penambahan Na CMC berpengaruh lebih besar

dalam meningkatkan kekerasan tablet dari pada manitol. Interaksi dari kedua

faktor manitol dan Na CMC bersifat negatif dengan koefisien -0,52 yang

berpengaruh menurunkan kekerasan tablet. Hal yang sama dapat dilihat pula pada

kurva contour plot (gambar 2B) yang menunjukkan bahwa area berwarna oranye

dengan kombinasi manitol dan Na CMC level tinggi dapat memperbesar nilai

kekeraasan tablet. Sebaliknya, kombinasi manitol dan Na CMC level rendah

menunjukkan area berwarna biru yang berpengaruh memperkecil nilai kekeraasan

(12)

konsentrasi Na CMC sebagai bahan pengikat mampu meningkatkan pula

kekerasan tablet.

Gambar 3B menunjukkan bahwa manitol level tinggi maupun level

rendah dengan penambahan Na CMC mampu meningkatkan kekerasan tablet.

Interaksi dari kedua faktor tersebut bersifat sinergis dengan manitol level rendah

yang berpengaruh besar dalam meningkatkan nilai kekerasan tablet seiring dengan

penambahan Na CMC. Na CMC sebagai bahan pengikat dapat mengikat kuat

ikatan antarpartikel, sehingga tablet akan menjadi semakin keras seiring

peningkatan konsentrasi Na CMC (Nurwaini & Wikantyasning, 2011).

Kerapuhan tablet hisap

Persamaan factorial design (tabel 4) dapat dilihat bahwa koefisien Na

CMC sebesar -0,066 berpengaruh dalam menurunkan kerapuhan tablet, sedangkan

koefisien manitol sebesar +0,018 memiliki pengaruh dalam meningkatkan

kerapuhan tablet. Interaksi dari kedua faktor Na CMC dan manitol mempunyai

pengaruh dalam menurunkan kerapuhan tablet dengan koefisien –8,750 × 10-3. Hal yang sama dapat ditunjukkan pada kurva contour plot (gambar 2C) yang

menunjukkan bahwa pada area warna biru dengan kombinasi manitol dan Na

CMC level tinggi berpengaruh memperkecil nilai kerapuhan tablet hisap.

Kombinasi manitol level rendah dengan Na CMC level rendah dan level tinggi

menunjukkan area berwarna oranye yang mampu memperbesar nilai kerapuhan

tablet. Kurva interaksi (gambar 3C) menunjukkan bahwa manitol level rendah

maupun level tinggi dengan penambahan Na CMC mampu menurunkan nilai

kerapuhan tablet. Interaksi dari kedua faktor manitol dan Na CMC tersebut

bersifat sinergis.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin menurunnya

kerapuhan tablet, maka kekerasan tablet akan semakin meningkat. Hal ini dapat

terjadi karena dengan semakin rendahnya kekerasan tablet maka ikatan antar

partikel penyusun semakin lemah, sehingga kerapuhan akan semakin tinggi

(13)

Waktu melarut tablet hisap

Persamaan factorial design (tabel 4) menunjukkan bahwa penambahan Na

CMC dan manitol berpengaruh memperlama waktu melarut tablet dengan

masing-masing koefisien sebesar +2,39 dan +1,58. Pengaruh penambahan Na CMC

terhadap waktu melarut tablet lebih besar dibandingkan manitol. Interaksi dari

manitol dan Na CMC berpengaruh memperlama waktu melarut tablet dengan

koefisien sebesar +0,28. Hal yang sama dapat dilihat pada gambar 2D yang

menunjukkan bahwa kombinasi manitol dan Na CMC level tinggi dengan area

warna oranye berpengaruh memperbesar/memperlama waktu melarut tablet.

Daerah warna biru dengan kombinasi manitol dan Na CMC level rendah

berpengaruh memperkecil/mempercepat waktu melarut tablet.

Kurva interaksi (gambar 3D) menunjukkan bahwa manitol level tinggi dan

level rendah dengan adanya penambahan Na CMC mampu memperlama waktu

melarut tablet. Interaksi dari kedua faktor tersebut bersifat sinergis. Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa waktu melarut tablet mempunyai korelasi yang

sama dengan kekerasan dan kerapuhan tablet, karena semakin keras tablet maka

waktu melarut di dalam mulut akan menjadi semakin lama. Hal ini dapat terjadi

karena penambahan Na CMC sebagai pengikat dan manitol mengakibatkan

pori-pori granul menjadi semakin mampat. Akhirnya penambahan pengikat mampu

menghasilkan tablet dengan kekerasan tinggi dan mempengaruhi waktu melarut di

dalam mulut menjadi semakin lama (Nurwaini & Wikantyasning, 2011).

Respon rasa tablet hisap

Persamaan factorial design (tabel 4) memperlihatkan bahwa Na CMC

berpengaruh menurunkan respon rasa tablet hisap dengan koefisien -0,23,

sebaliknya koefisien manitol +0,25 memberikan pengaruh dalam meningkatkan

respon rasa. Interaksi dari faktor manitol dan Na CMC memiliki pengaruh

menurunkan respon rasa tablet hisap dengan koefisien -0,42. Hal yang sama dapat

ditunjukkan pada kurva contour plot (gambar 2E) yang menunjukkan bahwa

kombinasi manitol level tinggi dan Na CMC level rendah dengan area warna

oranye yang mempunyai pengaruh memperbesar nilai respon rasa tablet.

(14)

rendah maupun manitol dan Na CMC level tinggi dapat memperkecil nilai respon

rasa.

Kurva interaksi (gambar 3E) menunjukkan bahwa manitol level tinggi

dengan penambahan Na CMC akan menurunkan respon rasa tablet. Sebaliknya,

manitol level rendah dengan adanya penambahan Na CMC mampu meningkatkan

respon rasa tablet. Interaksi dari kedua faktor tersebut bersifat antagonis yang

ditandai garis berlawanan.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manitol mempunyai pengaruh

besar dalam meningkatkan respon rasa tablet. Hal ini disebabkan karena manitol

memberikan rasa manis, kira-kira semanis glukosa dan 0,5 kali tingkat

kemanisan sukrosa, serta memberikan sensasi dingin di mulut (Armstrong, 2009),

sehingga meningkatkan penerimaan tablet hisap. Peningakatan Na CMC akan

menurunkan respon rasa karena rasa manis dari manitol akan tertahan dan

memperlama waktu melarut.

Daya Antioksidan Tablet Hisap

Pengaruh kombinasi bahan pengikat Na CMC dan bahan pemanis manitol

dapat dilihat pada persamaan factorial design berikut:

Y = 66,36 - 0,30 XA- 0, 80 XB+1,97 XAXB

Hasil persamaan dapat dilihat bahwa penambahan Na CMC sama-sama

berpengaruh menurunkan daya antioksidan tablet dengan masing-masing

koefisien -0,30dan manitol -0,80. Sebaliknya, Interaksi dari manitol dan Na CMC

dengan koefisien +1,97 berpengaruh meningkatkan daya antioksidan tablet.

(15)

Gambar contour plot pada gambar 4 menunjukkan bahwa kombinasi

manitol dan Na CMC level rendah berpengaruh memperbesar daya antioksidan

dengan ditandai area berwarna oranye. Area warna biru dengan kombinasi manitol

level tinggi dan Na CMC level rendah dapat memperkecil daya antioksidan.

Gambar 5. Kurva interaksi Na CMC dan manitol terhadap daya antioksidan tablet hisap ekstrak kulit manggis dan kulit delima. Manitol level rendah dengan bertambahnya Na CMC dapat menurunkan daya antioksidan, sedangkan manitol level tinggi dengan bertambahnya Na CMC dapat meningkatkan respon rasa.

Kurva interaksi (gambar 5) menunjukkan bahwa manitol level tinggi

dengan penambahan Na CMC akan meningkatkan daya antioksidan tablet.

Manitol level rendah dengan adanya penambahan Na CMC mampu menurunkan

daya antioksidan tablet. Interaksi dari faktor manitol dan Na CMC bersifat

antagonis yang ditandai garis berlawanan.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Na CMC mampu menurunkan

aktivitas antioksidan. Hasil berbeda yang dilakukan oleh Wijayakusuma (2012)

menyebutkan bahwa peningkatan konsentrasi Na CMC sebagai bahan pengikat

dalam sediaan granul effervescent mampu meningkatkan aktivitas antioksidan.

Hal tersebut karena terjadi kesalahan pada cara kerja uji aktivitas antioksidan

tablet, yaitu sebelum dilakukan pembacaan absorbansi, larutan sampel disaring

menggunakan kertas saring, sehingga nilai absorbansi yang dihasilkan menjadi

lebih besar dan mengakibatkan daya antioksidan menurun.

Selain pengujian aktivitas antioksidan tablet hisap dilakukan pula uji

aktivitas antioksidan tablet hisap kontrol atau basis. Formula 1 menghasilkan

23,66%; formula II 24,21%; formula III 24,24%, dan formula IV 15,65%. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa dalam basis tablet hisap sendiri memiliki aktivitas

(16)

manitol mempunyai aksi sebagai penangkap radikal hidroksil dan memelihara

pertumbuhan dan perkembangan kultur in vitro, sehingga manitol berperan dalam

meningkatkan daya antioksidan tablet hisap kontrol.

Tabel 5. Daya antioksidan tablet hisap ekstrak kulit manggis dan kulit delima

Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak sebesar 82,39 ± 0,37% dengan

sedian tablet pada tabel 5 menunjukkan daya antioksidan mengalami penurunan

setelah dibuat menjadi sediaan tablet. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses

pembuatan tablet yaitu proses pengeringan granul mampu mempengaruhi

senyawa antioksidan yang terkandung dalam ekstrak. Penelitian yang dilakukan

novitasari (2013) menyatakan bahwa pengaruh suhu dan lama pemanasan dapat

menurunkan aktivitas antioksidan secara signifikan.

Optimasi Formula

Gambar 6. Hasil titik optimum berdasarkan factorial design. Formula optimum tablet hisap ekstrak kulit manggis dan kulit delima berada pada area berwarna kuning dengan kombinasi manitol level tinggi dan Na CMC level rendah.

Berdasarkan contour plot superimposed (gambar 6) menunjukkan bahwa

formula optimum (area berwarna kuning) dengan proporsi Na CMC 75 mg dan

manitol 1994,17 mg.

Formula 1 Formula II Formula III Formula IV

(17)

Tabel 6. Hasil verifikasi formula optimum sifat fisik dan daya antioksidan tablet hisap kombinasi ekstrak kulit manggis dan kulit delima

Hasil uji dan hasil prediksi dengan taraf kepercayaan 95% (tabel 6) dapat

dilihat bahwa uji kekerasan, kerapuhan, waktu melarut dan respon rasa

menunjukkan tidak signifikan (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan persamaan

yang diperoleh dari metode factorial design dapat dipercaya atau valid. Pada uji

waktu alir dan daya antioksidan menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kombinasi Na CMC level tinggi 6% dan manitol level tinggi 80% pada formula

tablet hisap mampu menurunkan waktu alir dan kerapuhan, serta meningkatkan

kekerasan dan waktu melarut tablet. Formula optimum contour plot super

imposed menggunakan metode factorial design yaitu perbandingan Na CMC 75

mg (3%) dan manitol 1994,17 mg (79,77%).

Saran

Perlu dilakukan perbaikan rasa agar rasa manis merata dan stabilitas penyimpanan

tablet hisap antioksidan kombinasi ekstrak kulit manggis dan kulit delima.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rawahi, A. S., Edwards, G., Al-Sibani, M., Al-Thani, G., Al-Harrasi, A. S. & Rahman, M. S., 2014, Phenolic Constituents of Pomegranate Peels (Punica

granatum L.) Cultivated in Oman, European Journal of Medicinal Plants, 4

(3), 315–331.

Armstrong, N. A., 2009, Mannitol. In: Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Owen, S. C. (eds.) Handbook of Pharmaceutical Exipients, Sixth Edition, 424-428, London, Pharmaceutical Press.

Parameter Formula Optimum Nilai Signifikansi Kesimpulan

(18)

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 12, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.

Hamed, E., Moe, D., Khankari, R. & Hontz, J., 2005, Binders and Solvents. In: Parikh, D. M. (eds.) Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology,

Second Edition, 113, U.S.A, Taylor & Francis Group.

Novitasari, A. T., 2013, Studi Pengaruh Suhu dan Waktu Pemanasan Terhadap Aktivitas Antioksidan Selai Berbahan Dasar Buah Rasberi, Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurcahyanto, A., 2011, Optimasi Tablet Hisap Ekstrak Etanolik Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dengan Kombinasi Manitol dan Natrium Karboksimetilselulosa dengan Menggunakan Metode Factorial

Design, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurwaini, S. & Wikantyasning, E. R., 2011, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) : Pengaruh Kadar Natrium Karboksimetil Selulosa Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet,

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 12 (1), 45–57.

Prakash,A., Rigelhof,F. &, Mlller, E., 2011,Antioxidant Activity , Med Lab Anal

Prog.19(2):1–4.

Rezaeizadeh, A., Zuki ABZ., Abdollahi M., Goh YM.,Noordin MM., Hamid M., Azmi TI.,2011, Determination of Antioxidant activity in methanolic and chloroformic extracts of Momordica Charanitia, African Journal of

Biotechnology, Vol.10 ( 24 ).

Sari, N. E., 2012, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia

mangostana L.) Sebagai Produk Nutrasetika, Skripsi, Fakultas Matematika

dan IPA, Universitas Indonesia.

Walker, E. B., 2007, HPLC Analysis of Selected Xanthones in Mangosteen Fruit,

Journal of Separation Science, 30 (9), 1229–1234.

Wijayakusuma, W., 2012, Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Kayu Secang

(Caesalpinia sappan L.) sebagai Antioksidan dengan Variasi Natrium

Karboksimetilselulosa sebagai Bahan Pengikat, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran.

(19)

Gambar

Tabel 1. Formulasi tablet hisap ekstrak kulit buah manggis dan kulit buah delima
Tabel 2. Hasil uji organoleptis tablet hisap
Tabel 3. Hasil uji waktu alir dan sifat fisik tablet hisap
Gambar 2. Contour plotkerapuhan, (D) waktu melarut, dan (E) respon rasa tablet hisap ekstrak kulit manggis dan kulit delima
+6

Referensi

Dokumen terkait

lebih tinggi dari kekerasan tablet biasa karena tablet hisap harus dapat melarut. lambat di rongga mulut (Parrott, 1971).

Hasil uji sifat fisik granul (kecepatan alir, sudut diam, dan kandungan lembab) dan uji sifat fisik tablet (%CV atau keseragaman bobot, kekerasan, dan kerapuhan) yang

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan tablet hisap dengan proporsi xilitol-laktosa yang optimum dan memiliki kualitas fisik tablet hisap yang lebih baik dari

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi asam sitrat dan asam tartrat terhadap sifat alir granul, sifat fisik tablet, respon rasa tablet, dan

Kenaikan konsentrasi bahan pengikat secara garis besar akan menghasilkan kekerasan tablet hisap yang semakin meningkat dan kerapuhan semakin menurun serta waktu melarut semakin

Kombinasi ekstrak air kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan ekstrak air kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diformulasikan menjadi tablet hisap

Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dari masing-masing formula, pada kekerasan dan kerapuhan tablet ekstrak kulit buah manggis, sedangkan pada waktu

Ada perbedaan karakteristik fisik tablet kulit manggis dengan bahan pengikat CMC, gelatin, dan perbandingan antara CMC dan gelatin.Karakteristik fisik tablet kulit manggis