• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DRILL

DAN BERMAIN

TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

HENDRA PRANATA

K4607041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DRILL

DAN BERMAIN

TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

HENDRA PRANATA

K4607041

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Kamis Tanggal : 21 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi :

(5)

v

ABSTRAK

Hendra Pranata. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA

JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei. 2011.

Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui perbedaan pengaruh antara

pendekatan pembelajaran drill dan bermain terhadap hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. (2) Mengetahui

pendekatan pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan

pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi

adalah seluruh siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran

2010/2011 yang terdiri dari 11 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 155 siswa.

Sampel diambil dengan Purposive Proportional Random Sampling sejumlah 40

siswa, yang selanjutnya dikelompokkan menjadi dua kelompok dengan cara

ordinal pairing berdasar hasil belajar pada tes awal. Kelompok 1 adalah

kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok dengan pendekatan drill berjumlah 20 siswa dan kelompok 2 adalah

kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok dengan pendekatan bermain berjumlah 20 siswa. Data pada penelitian ini

berupa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, yaitu kemampuan atau

keterampilan siswa untuk melakukan lompat jauh dengan gaya jongkok secara

baik dan benar meliputi penguasaan aspek-aspek teknik dasar dalam lompat jauh.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok. Untuk memenuhi persyaratan tes yang baik dilakukan

uji validitas, reliabilitas, dan subyektivitas. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Matched by subject Design. Analisa data dalam penelitian ini

menggunakan uji prasayarat analisis dengan uji normalitas metode Liliefors untuk

menguji keadaan distribusi sampel dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji

(6)

vi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Terdapat perbedaan

pengaruh pendekatan pembelajaran driil dan bermain terhadap hasil belajar lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. Hal ini

ditunjukan dengan thitung > ttabel atau 4,91 > 2,09 pada taraf signifikan 5% dan db=

19. 2) Pendekatan pembelajaran bermain lebih baik pengaruhnya terhadap hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1

Sukoharjo dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran drill. Hal ini ditandai

dengan perbedaan rata-rata hasil belajar lompat jauh gaya jongkok setelah

mendapat perlakuan, rata-rata hasil belajar dengan pendekatan bermain 76,25

(7)

vii

ABSTRACT

Hendra Pranata. EFFECT OF DIFFERENT APPROACHES TO LEARNING AND PLAY DRILL RESULTS ON LEARNING STYLES LONG JUMP SQUATS STUDENTS IN CLASS X MALE SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

ACADEMIC YEAR 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, May. 2011.

The research objective is to (1) Knowing the difference between learning

approaches influence of drill and play against the learning outcomes in the long

jump squat style class X student son SMA Negeri 1 Sukoharjo. (2) Knowing that

a better approach to learning effect between learning approaches and learning

approaches play drill towards learning outcomes in the long jump squat style class

X student son SMA Negeri 1 Sukoharjo

The method in this study using experimental methods. Entire student

population is the son of class X SMA Negeri 1 Sukoharjo 2010/2011 academic

year consisting of 11 classes with enrollment of 155 students. Samples were taken

with the Proportional Purposive Random Sampling of some 40 students, which in

turn are grouped into two groups by ordinal pairing based learning results in early

tests. Group 1 is the group of students who received the treatment of learning the

long jump with a squat-style drill approach amounted to 20 students and group 2

is a group of students who received the treatment of learning the long jump with a

squat-style approach to playing numbered 20 students. The data in this study was

a result of studying the long jump squat style, the students' abilities or skills to do

the long jump with a squat style well and properly include mastering the basic

technical aspects in the long jump. Techniques of data collection in this study

using the test results of studying the long jump squat style. To meet the

requirements of a good test tested the validity, reliability, and subjectivity. The

study design used in this study is subject Matched by Design. Analysis of the data

in this study using the analysis to test the normality test prerequisite Liliefors

method to test state and test the homogeneity of the sample distribution by the

method of Bartlett. Hypothesis Testing using the t test to determine differences in

(8)

viii

Based on the results of research can be concluded: 1) There are

differences influence learning approaches driil and play against the learning

outcomes in the long jump squat style class X student son SMA Negeri 1

Sukoharjo. This is evidenced by thitung> TTable or 4.91> 2.09 at the significant

level of 5% and db = 19. 2) The approach of learning to play better effect on

learning outcomes in the long jump squat style class X student son SMA Negeri 1

Sukoharjo compared to the drill of learning approaches. It is characterized by

differences in average learning outcomes long jump squat style after receiving

treatment, the average learning outcomes approach to playing an average of 76.25

(9)

ix

MOTTO

“Tidak boleh iri, kecuali didalam dua hal yaitu terhadap orang yang diberi harta

oleh Allah, kemudian ia mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan

terhadap orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia

mengamalkannya dan mengajarkannya”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Satukan hati dan pikiran untuk meraih kesuksesan”

(Penulis)

“Syukuri segala sesuatu yang terjadi, jadikan hari esok lebih baik dari hari ini”

(10)

x

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

• Ibu dan Bapak tercinta yang selalu

mengiringi langkahku dengan doa dan

dukungannya.

• Dik Sulis, adikku tersayang yang selalu

memberikan semangat.

• Fitria Dewiningrum, yang selalu

memberikan bantuan, dukungan dan

semangatnya.

• Riana, Jho, Andan, Yogi, Ringgo, Muchlis,

Wowok, Heri, Agung (Teman-temanku

yang selalu semangat membantu

penelitianku).

• Rekan-rekan Penjas 2007 Hore.

• Rekan-rekan crew Radio ABC Solo.

• Rekan-rekan KOPAJA, Karang Taruna Ds.

Pondok dan Putra Janji FC.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana

Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

ijin penulisan skripsi;

2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Drs. H. Sunardi, M. Kes., Ketua Prodi Penjaskesrek yang telah

memberikan ijin penulisan skripsi;

4. Drs. H. Sunardi, M. Kes. selaku pembimbing I dan Pomo Warih Adi, S. Pd,

M. Or selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan

dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan lancar;

5. Drs. Wahyu Sulistyo, M. Kes, Pembimbing Akademik, yang telah

memberikan arahan dan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di

Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP UNS;

6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Penjaskesrek yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;

7. Hj. Sri Lastari, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukoharjo yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian;

8. Drs. Suhudi, Wakasek Humas SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian;

9. Wagiyo S. Pd dan Dwi Haryadi, S. Pd selaku guru pamong mata

pelajaran Penjasorkes, yang telah memberikan ijin dan bantuannya dalam

(12)

xii

10.Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah berkenan

membantu selama penelitian;

11.Rekan-rekan Penjas 2007 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan

dalam menyelesaikan skripsi ini;

12.Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca.

Surakarta, Juni 2011

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Belajar dan Pembelajaran ... 6

a. Pengertian Belajar ... 6

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 7

c. Pengertian Pembelajaran ... 8

d. Hakekat Pembelajaran ... 9

e. Prinsip – Prinsip Pembelajaran ... 12

2. Pendekatan Pembelajaran ... 13

(14)

xiv

b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran ... 14

c. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14

d. Pendekatan Pembelajaran Drill ... 15

1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Drill ... 15

2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Drill ... 16

e. Pendekatan Pembelajaran Bermain … ... 17

1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bermain ... 17

2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Bermain ... 17

f. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain dalam Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 18

3. Lompat Jauh ... 19

a. Pengertian Lompat Jauh ... 19

b. Pengertian Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 19

c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 20

4. Hasil Belajar ... 24

a. Pengertian Hasil Belajar ... 24

b. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 24

B. Kerangka Berpikir ... 26

C. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Rancangan Penelitian ... 34

E. Teknis Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39

A. Deskripsi Data ... 39

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 39

(15)

xv

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 43

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 47

A. Simpulan ... 47

B. Implikasi ... 47

C. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Rencana Penelitian ... 29

Tabel 2. Daftar Pengambilan Sampel... 30

Tabel 3. Nilai Kemampuan Mencapai Jarak Lompatan ... 33

Tabel 4. Deskripsi Data Tes Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 39

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 39

Tabel 6. Range Kategori Reliabilitas ... 40

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 40

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 41

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 42

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat ... 21

Gambar 2. Ilustrasi Tumpuan Lompat Jauh... ... 22

Gambar 3. Ilustrasi Melayang di Udara ... 23

Gambar 4. Ilustrasi Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 23

Gambar 5. Rancangan Penelitian ... 34

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok 1

(Pendekatan Drill) ... 51

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok 2 (Pendekatan Bermain) ... 68

Lampiran 3. Instrumen Penilaian dan Petunjuk Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 88

Lampiran 4. Data Tes Awal / Pre Test ... 96

Lampiran 5. Data Rangking / Peringkat Berdasar Tes Awal ... 98

Lampiran 6. Pembagian Kelompok Treatment ... 100

Lampiran 7. Data Tes Akhir / Post Test ... 102

Lampiran 8. Uji Reliabilitas ... 105

Lampiran 9. Uji Prasyarat Analisis ... 112

Lampiran 10. Uji t (Uji Perbedaan) ... 115

Lampiran 11. Pengajuan Judul, Validasi Proposal Skripsi ... 120

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak negara yang menempatkan pendidikan jasmani sebagai

bagian integral dari sistem pendidikan yang diterapkan di negaranya. Begitu pula di

Indonesia, pendidikan jasmani sudah melekat dan tidak dapat dipisahkan dari sistem

pendidikan nasional. Hal ini dapat diamati dari pelaksanaan pendidikan jasmani

disetiap jenjang dan tingkat pendidikan di Indonesia. Eksistensi pendidikan jasmani

dalam lingkup sistem pendidikan nasional tidak lepas dari suatu keyakinan terhadap

nilai-nilai pendidikan jasmani yang terkandung didalamnya, dimana jika dilaksanakan

akan memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencapaian tujuan

pendidikan secara keseluruhan.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (Yudy

Hendrayana, 2007 : 3). Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan

individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta dan mampu

menyesuaikan dengan lingkungannya. Dengan demikian diharapkan tujuan

pendidikan jasmani bukan hanya sekedar pencapaian yang bersifat fisik semata, akan

tetapi pendidikan jasmani memiliki tujuan ideal yaitu untuk mengembangkan

kepribadian secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosional, intelektual,

sosial, moral dan estetika. Selain itu pengaruh positif dari pendidikan jasmani

diharapkan mampu untuk menunjang perkembangan kognitif, afektif dan

psikomotorik bagi siswa secara ideal.

(20)

2

pengertian yang lebih luas. Oleh karena itu tugas utama dalam menyelenggarakan

pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk membantu siswa menjalani proses

pertumbuhan, baik yang berkenaan dengan keterampilan fisik maupun aspek sikap

dan pengetahuannya.

Untuk mampu secara utuh mengembangkan aspek psikomotorik, afektif,

kognitif pada siswa dengan pendidikan jasmani, diperlukan suatu usaha untuk

menciptakan lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani yang edukatif dan

menarik, serta diperlukan juga suatu pendekatan pembelajaran yang mampu untuk

mengoptimalkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani

terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipilih guru untuk melaksankan proses

pembelajaran. Diantaranya pendekatan

driil

dan bermain, dari kedua pendekatan

tersebut tentunya memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pendekatan

drill

adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang

menekankan penguasaan teknik secara berulang-ulang. Sedangkan pendekatan

bermain adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dikemas

atau dikonsep dalam bentuk permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang

diajarkan.

(21)

3

gaya berjalan diudara, sedangkan untuk tolak peluru diajarkan gaya

orthodoc

dan

o’brien

. Dalam pelaksanaannya khusus untuk pembelajaran lompat jauh siswa

diberikan kebebasan dalam memilih gaya yang paling mudah untuk dilaksanakan.

Lompat jauh adalah suatu keterampilan gerak dari suatu tempat ketempat lain dengan

satu kali tolakan kedepan untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin menuju

bak pendaratan yang berisi pasir (Joko Supriyanto,2008:19). Pada kenyataannya

dilapangan para siswa dalam belajar lompat jauh lebih memilih menggunakan gaya

jongkok karena merupakan gaya yang paling mudah untuk dipelajari. Lompat jauh

gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana sikap badan saat melayang diudara

posisi kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk,dan kedua tangan kedepan.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, saat penulis melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Sukoharjo diketahui bahwa

hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dari siswa putra kelas X di SMA Negeri 1

Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 masih rendah. Banyak diantara mereka yang

belum mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan maksimal. Melihat dari

hasil pengamatan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

eksperimen dengan judul “ Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran

drill

dan

bermain

terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X

SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011”

B.

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah dalam

penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

(22)

4

2.

Sejauh mana peranan pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar lompat

jauh gaya jongkok.

3.

Pentingnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat oleh guru dalam

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

4.

Belum diketahuinya pendekatan pembelajaran yang tepat digunakan untuk

mengajarkan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra.

C.

Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar

tidak menyimpang dari permasalahan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran

drill

dan bermain terhadap hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo

tahun ajaran 2010/2011.

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

diungkapkan diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.

Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran

driil

dan

pendekatan bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada

siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011?

(23)

5

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1.

Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran

driil

dan pendekatan

bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra

kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

2.

Pendekatan pembelajaran yang lebih baik antara pendekatan

drill

dan bermain

terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA

Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

F.

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti

maupun guru dan siswa yang dijadikan obyek penelitian, antara lain :

1.

Bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian dapat menambah pengetahuan dan

wawasan akan manfaat pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar lompat jauh.

2.

Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan referensi untuk program

pembelajaran bagi guru penjasorkes.

3.

Memberi masukan bagi penyusunan model pembelajaran penjasorkes.

(24)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Proses pembelajaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan pada

dunia pendidikan pada umumnya. Menurut Cronbach yang dikutip oleh

Sardiman (2010:20) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan

tingkah laku, perubahan perbuatan sebagai hasil dari pengalaman. Menurut

Hamzah Uno (2007:15) belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh

seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai

akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek,

atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek

yang ada dalam lingkungan belajar.

Sejalan dengan hal tersebut Sardiman (2010:20) juga menyatakan

bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar akan terjadi

apabila siswa melakukan kegiatan untuk mempelajari segala sesuatu yang ada

dilingkunganya sebagai bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan

mengahasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku,

kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai

hasil belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari

beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa

perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didefinisikan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk menjadi lebih baik

melalui proses latihan, pengamatan dan percobaan. Perubahan tersebut dapat

terjadi dalam suatu laboratorium, kelas ataupun dalam lingkungan yang lebih

(25)

7

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi

dua golongan antara lain :

1) Faktor individual

a) Kematangan/pertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuahan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.

b) Kecerdasan/intelejensi. Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang memperlajari sesuatu dengan baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.

c) Latihan dan ulangan. Karena terlatih maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasi dan makin mendalam. d) Motivasi. Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sihingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.

e) Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak turut pula mempengaruhi sampai manakah hasil belajar dapat dicapai.

2) Faktor sosial

a) Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan belajar yang dialami dan dicapai oleh anak-anak.

b) Guru dan cara mengajar. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak didik.

c) Alat-alat pengajaran. Ketersediaan alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar akan mempermudah dan mempercepat belajar anak didik.

d) Motivasi sosial. Guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak sehingga timbul dalam diri anak dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.

e) Lingkungan dan kesempatan. Adanya lingkungan dan kesempatan yang baik untuk belajar dapat mempermudah belajar anak didik.

(Ngalim Purwanto, 2004:102-106)

Terdapat tiga tujuan belajar, ketiga tujuan tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan

(26)

8

bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya

pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan ketrampilan. Penanaman konsep atau perumusan

konsep memerlukan suatu ketrampilan. Baik ketrampilan jasmani maupun

rohani.

3) Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan

pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku

dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran

sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga

dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan

(aspek psikomotor) seseorang peserta didik.

Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga

mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the

learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.

Pembelajaran mengandung arti bahwa setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.

(27)

9

digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang

dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan.

a.Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan

pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui

interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik.

Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada

perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru

untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari

situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek,

meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.

Istilah pembelajaran sama dengan pengajaran atau cara mengajar.

Menurut Sardiman A.M (2010: 47) menyatakan bahwa mengajar pada

dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptkan kondisi atau sistem

lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya

proses belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling

hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam

pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara

guru dengan peserta didik.

Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan

meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat

dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan

masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik,

bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis. Pada tahap

(28)

10

kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi pembelajaran itu

menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun setelah guru berusaha untuk

memusatkannya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa

pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur

berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin

penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan

sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi

sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan non formal

justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam

lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain

sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan

lingkungan.

Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas.

Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak

jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar

juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus

menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar,

metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar,

maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok

untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang

memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar,

untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan

mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau

ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya

(29)

11

seorang guru ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2009: 19)

yaitu:

Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:

1) Merencanakan program belajar mengajar.

2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.

3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.

4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.

Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran

dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru

memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan,

maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai

dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya

mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan

mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan M. Saputra Yudha

(2001: 4) bahwa:

Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas dan di lapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.

Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam

menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang

terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu

menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa

(30)

12

b. Prinsip - Prinsip Pembelajaran

Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan akibat dari belajar

adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau

peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan

prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Paul Suparno dalam

Sardiman A.M (2010: 38) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan

dalam pengelolaan kegiatan belajar siswa diantaranya:

1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.

2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus

3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.

4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.

5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bhan yang sedang dipelajari.

Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, maka proses mengajar atau

pembelajaran, bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke

siswa, tetapi suatu kegiatan ynag memungkinkan subjek belajar atau siswa

merekontruksi sendiri pengetahuannya. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut

sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip

belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam

penelitian ini peran guru dalam memilih pendekatan pembelajaran diharapkan

(31)

13

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Salah satu komponen utama dalam proses belajar adalah pendekatan

pembelajaran. Menurut Winataputra (2003:21) pendekatan pembelajaran

dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

tertentu. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat

disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang

mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan

membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa

”pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan

perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat

memperoleh hasil belajar secara optimal”. Sedangkan Syaiful Sagala (2005:

68) berpendapat bahwa ”pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang

akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional

untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa pendekatan

pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian isi pembelajaran atau

merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam proses pembelajaran guna

memberikan kemudahan siswa menuju tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai obyek

yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi

(32)

14

kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau

keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu

pengertian, kecakapan atau ketangkasan.

Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa,

maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan

pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang

terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut

merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun

seri-seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang

telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian

integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan

tidaknya tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan

pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan

mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dengan metode pebelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih

optimal.

Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa pendekatan

pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian isi pembelajaran atau

merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam proses pembelajaran guna

memberikan kemudahan siswa menuju tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

c. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah cara atau

jalan yang ditempuh untuk menyajikan tugas-tugas ajar yang pada dasarnya

berupa kerja fisik dan keterampilan. Guru pendidikan jasmani dalam

(33)

15

dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berlatih, bergembira,

menikmati proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.

Beberapa pendekatan yang dapat dipilih oleh guru pendidikan jasmani, antara

lain:

1) Pendekatan drill (pendekatan konvensional)

2) Pendekatan bermain

3) Pendekatan kompetitif

4) Pendekatan pola gerak dominan

Dari keempat macam pendekatan pembelajaran diatas, pendekatan

drill adalah pendekatan yang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani dan sering disebut dengan pendekatan

konvensional, sedangkan pendekatan bermain, pendekatan kompetitif dan

pendekatan pola gerak dominan adalah pendekatan pembelajaran baru yang

merupakan inovasi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan anak

dalam proses pembelajaran. Pendekatan bermain dilakukan untuk

pembelajaran atletik, pendekatan kompetitif untuk pembelajaran renang dan

pendekatan pola gerak dominan dilakukan untuk pembelajaran senam.

Meskipun demikian dalam proses pembelajaran bermain tidak menutup

kemungkinan didalamnya juga terjadi proses kompetisi yang merupakan ciri

khas dari pendekatan kompetitif dan gerakan-gerakan dominan yang

merupakan ciri khas dari pendekatan pola gerak dominan. Menyesuaikan

dengan materi pembelajaran yang diteliti yaitu lompat jauh gaya jongkok

yang merupakan bagian dari pembelajaran atletik, dalam penelitian ini

dibatasi hanya pada pendekatan drill dan pendekatan bermain.

d. Pendekatan Pembelajaran Drill

1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Drill

Pendekatan driil adalah pendekatan pembelajaran yang selama ini

diterapkan oleh guru pendidikan jasmani disekolah-sekolah. Menurut

(34)

16

memberikan latihan berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan

guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.

Agar pelaksaaan pendekatan driil dapat berjalan dengan lancar, maka perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Perlu adanya penjelasan tentang apa yang menjadi tujuan pembelajaran, sehingga setelah selesai latihan siswa dapat mengerjakan sesuatu yang diharapakan guru.

b) Perlu adanya penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan oleh siswa. c) Lama latihan perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa.

d) Perlu adanya kegiatan selingan agar siswa merasa tidak bosan. e) Jika ada kesalahan segera diadakan perbaikan oleh guru.

(Suwarna, dkk , 2006 : 111).

Sejalan dengan hal tersebut Danu Hoedaya (2001:3) menerangkan

bahwa pendekatan drill adalah pendekatan pembelajaran jasmani yang

menekankan pada penguasaan teknik dasar, dan berorientasi pada

keterampilan teknik.

Berdasar pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan

pembelajaran drill dalam pendidikan jasmani adalah cara mengajar dengan

memberikan latihan yang berulang-ulang hingga siswa mampu menguasai

teknik yang diajarkan.

2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Drill

Kelebihan pendekatan pembelajaran drill antara lain:

a) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik-teknik yang diajarkan dengan baik dan benar.

b) Siswa dapat memperagakan atau mempraktekkan teknik yang diajarkan dengan baik dan benar.

c) Kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi dari guru,sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik.

Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran drill antara lain:

a) Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulung-ulang gerakan

yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melakukan

(35)

17

b) Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus dilakukan

secara runtut.

e. Pendekatan Pembelajaran Bermain

1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bermain

Menurut Rusli Lutan (2000:31) memaparkan bahwa bermain

sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela. Sejalan

dengan hal tersebut M. Furqon Hidayatullah (2008:4) menerangkan bahwa

bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan

dunia sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman

bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang

dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999:121)

pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk

atau situasi permainan.

Berdasar pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk

permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang diajarkan dan

diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam

belajar, sehingga hasil belajar siswa akan lebih optimal.

2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Bermain

Kelebihan pendekatan pembelajaran bermain antara lain :

a) Pembelajaran dalam bentuk permainan akan menimbulkan rasa senang

dan motivasi belajar meningkat.

b) Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan

mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi dalam

(36)

18

c) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan

kemampuannya selama proses pengajaran apakah sudah baik atau

belum.

Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran bermain antara

lain :

a) Siswa kurang memahami konsep gerakan teknik yang diajarkan

dengan baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik.

b) Pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali.

c) Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik

yang dilakukan siswa.

f. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain dalam Lompat

Jauh Gaya Jongkok

Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok,ada beberapa

pendekatan pembelajaran yang dapat dipilih guru untuk mampu

mengoptimalkan hasil belajar siswa, diantaranya adalah pendekatan

pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain. Adapun pengertian

dari pendekatan drill dan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan drill dalam pembelajaran pada lompat jauh gaya jongkok

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang mengutamakan

latihan teknik dasar dengan sistem pengulangan agar siswa dapat

menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok yang berupa awalan, tolakan,

melayang diudara dan teknik mendarat dengan baik dan benar.

2) Pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dikonsep dalam

bentuk permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang diajarkan dan

diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam

belajar. Adapun bentuk-bentuk permainan yang dapat dilakukan dalam

(37)

19

melewati rintangan (bilah, tali dan kardus), melompati ban sepeda,

melompat dari atas bangku atau kursi, lomba lompat jauh, dan sebagainya.

Sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara melakukan lompatan

melalui diskusi dan bermain secara berkelompok.

3. Lompat Jauh

a. Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga

atletik. Atletik sebagaimana kita ketahui adalah merupakan cabang olahraga

yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga, yang

gerakannya merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia.

Gerakan-gerakan dalam atletik adalah Gerakan-gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari

yaitu seperti gerakan jalan, lari, lompat dan lempar. Sebagai salah satu nomor

dalam cabang olahraga atletik lompat jauh mempunyai pengertian suatu

keterampilan gerak dari suatu tempat ketempat lain dengan satu kali tolakan

kedepan untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin menuju bak

pendaratan yang berisi pasir (Joko Supriyanto,2008:19). Untuk itu diperlukan

penguasaan teknik yang kontinyu untuk menghasilkan lompatan yang

maksimal. Dalam melakukan lompat jauh terdapat rangkaian gerakan teknik

yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: awalan,

tolakan, saat melayang diudara, dan pendaratan.

b. Pengertian Lompat Jauh Gaya Jongkok

Dalam dunia pendidikan lompat jauh sebagai salah satu nomor dari

cabang olahraga atletik merupakan suatu materi ajar yang diberikan kepada

siswa disekolah. Dalam belajar lompat jauh untuk memperoleh hasil

lompatan yang maksimal selain harus menguasai rangkaian gerakan teknik

dalam lompat jauh dengan baik, siswa dapat melakukan lompatan dengan

(38)

20

beberapa macam gaya yang dapat digunkan siswa dalam belajar lompat jauh

adalah: gaya jongkok, gaya menggantung, dan gaya berjalan diudara.

Sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa kelas X

SMA pada aspek pengembangan olahraga, maka gaya yang digunakan dalam

penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut lompat jauh gaya jongkok karena

pada saat melayang diudara posisi badan seperti orang jongkok. Lompat jauh

gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana sikap badan saat melayang

diudara posisi kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk, dan kedua tangan

kedepan .

c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam

melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan

suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau

dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif

dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan,

perlombaan ataupun pembelajaran. Rangkaian gerakan teknik yang harus

dikuasai dalam belajar lompat jauh gaya jongkok adalalah sebagai berikut :

1) Awalan

Awalan dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tumpuan yang

maksimal dan mendapatkan daya dorong pada saat melayang. Awalan

dilakukan dengan jarak 30 sampai 40 meter dengan panjang langkah,

jumlah langkah dan kecepatan lari konstan. Dalam hal ini tidak boleh

mengurangi kecepatan dan berganti langkah. Awalan merupakan tahap

pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan

kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat

pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan

prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang

(39)

21

Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya

sebelum salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Awalan lompat

jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang

tinggi, tanpa ada gangguan langkah agar diperoleh ketepatan bertumpu

pada balok tumpuan. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa "Untuk

menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau

ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat

dua buah tanda (cherkmark) antara permulaan akan memulai melakukan

awalan dengan papan tolakan". Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan

ilustrasi pemberian tanda untuk membuat cherkmark untuk ketepatan

tumpuan sebagai berikut:

Bak Pasir

Tanda Tanda

pertama kedua

[image:39.612.154.496.355.441.2]

Papan tolak

Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat (Aip Syarifuddin, 1992:91)

2) Tolakan

Tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan

melayang. Ketepatan tolakan pada balok tumpu dan besarnya hasil tolakan

oleh kaki, sangat menentukan pencapaian hasil lompatan. Tolakan dilakukan

dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung kaki mana yang lebih kuat dan

dominan. Pada waktu menolak, badan condong kedepan dengan titik berat

terletak agak kedepan, setelah menolak kaki diayun kedepan atas dengan

sudut tolakan 40 sampai 50 derajat. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan

(40)

22

[image:40.612.209.494.107.258.2]

Gambar 2. Ilustrasi Tumpuan Lompat Jauh (Aip Syarifuddin, 1992:91)

3) Melayang di Udara

Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan

kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan

tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya

penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang

disebut titik berat badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini

letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke

belakang. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu

menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pendaratan. Sikap

badan diudara lompat jauh gaya jongkok yaitu, waktu lepas dari balok tumpu,

kedua tungkai diudara dalam keadaan jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua

tangan kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan kedepan,

kemudian mendarat dengan dua kaki. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan

(41)

23

[image:41.612.168.464.107.276.2]

Gambar 3. Ilustrasi Melayang di Udara (Aip Syarifuddin, 1992:91)

4) Mendarat

Pada saat mendarat pelompat harus menjulurkan kedua tungkainya

kedepan sejauh-jauhnya dengan tidak kehilangan keseimbangan. Pendaratan

sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki pada bagian tumit terlebih

dahulu, Sebelum tumit menyentuh pasir kaki diluruskan kedepan, jarak antar

kaki jangan terlalu berjuhan dan setelah tumit menyentuh pasir kedua lutut

segera ditekuk dan badan condong kedepan disertai kedua tangan mengayun

kedepan.

Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian gerakan lompat jauh gaya

jongkok dapat diperhatikan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 4. Ilustrasi Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

[image:41.612.136.510.523.651.2]
(42)

24

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Gagne serta Jenkins yang dikutip Hamzah Uno (2007:17)

mengartikan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar

yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

Sardiman A.M (2010 : 49) menerangkan bahwa proses belajar akan

menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh

komponen-komponen yang mendukung proses belajar dan aktivitas siwa

sebagai subjek belajar. Adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik

apabila memiliki cirri-ciri sebagai berikut : a) Hasil itu tahan lama dan dapat

digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa, b) Hasil itu merupakan

pengetahuan asli atau otentik (Sardiman A.M, 2010 : 50). Berdasar pendapat

para ahli tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar, berupa penguasaan

kemampuan atau keterampilan tertentu.

b. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Belajar sebagai perubahan perilaku terjadi setelah siswa mengikuti

atau mengalami suatu proses belajar, yaitu hasil belajar dalam bentuk

penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu (Hamzah Uno, 2007 :16).

Menurut Klausmeier yang dikutip oleh Hamzah Uno (2007 :17) menjelaskan

bahwa untuk meraih hasil belajar dalam penguasaan keterampilan, proses

belajar yang dilalui memiliki beberapa kekhasan sebagi berikut :

1) Peralihan dari kontrol sengaja pada kontrol otomatis, mula-mula gerakan

terjadi secara perlahan dan tidak beraturan kemudian menjadi gerakan

yang semakin cepat, tepat dan beraturan.

2) Gerakan mula-mula samar, tidak jelas, kemudian menjadi semakin jelas

dan nyata, baik dalam kualitas dan kuantitasnya.

3) Umpan balik menjadi semakin cepat.

Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, hasil belajar siswa

(43)

25

lompat jauh dengan gaya jongkok secara baik dan benar meliputi penguasaan

aspek-aspek teknik dasar dalam lompat jauh. Hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari proses belajar

yang merupakan kemampuan untuk melakukan rangkaian gerakan lompat

jauh dalam hal sebagai berikut :

1) Kemampuan melakukan awalan

a) Jarak awalan 20 sampai 30 meter

b) Panjang langkah konstan

c) Jumlah langkah konstan

d) Kecepatan lari konstan

e) Pandangan ke depan

2) Kemampuan melakukan tolakan

a) Menggunakan satu kaki

b) Bertumpu pada balok tumpu

c) Badan condong kedepan

d) Sudut tolakan 40 sampai 50 derajat

e) Kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas. Pandangan ke depan

atas (jangan melihat kebawah)

3) Kemampuan melakukan sikap badan diudara

a) Pada saat melayang tungkai diposisikan dalam keadaan jongkok

b) Kedua lutut ditekuk

c) Sikap badan seperti posisi orang jongkok

d) Kedua lengan diayun kedepan menuju belakang

e) Pandangan lurus kedepan

4) Kemampuan mendarat

a) Menjulurkan kedua tungkai kedepan

b) Membungkukkan badan hingga badan dan lutut hampir merapat

c) Lutut dibengkokkan

d) Menjulurkan tangan kedepan

e) Mendarat dengan kedua kaki dengan tumit terlebih dahulu

(44)

26

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, untuk

memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai arah penelitian, maka disajikan

kerangka pemikiran sebagi berikut.

1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Drill dan Pendekatan Bermain

Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Pendekatan pembelajaran drill dan bermain masing-masing memiliki

karakteristik yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan drill

menekankan pada penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok yang baik

dan benar. Dalam pelaksanaannya pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

dengan pendekatan drill yaitu, teknik-teknik dalam lompat jauh gaya jongkok

dipelajari secara berulang-ulang dengan komando dari guru hingga terjadi

otomatisasi dalam gerakan lompat jauh gaya jongkok yang benar.

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain

merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam konsep permainan

yang mengarah pada teknik-teknik lompat jauh gaya jongkok. Dalam

pelaksanaannya pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan

bermain yaitu mengemas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dalam

bentuk permainan lompat-lompatan dihalaman sekolah, melompati parit,

melompati rintangan, melompati ban sepeda, melompat dari bangku, dan

sebagainya. Sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara melakukan lompat

jauh gaya jongkok melalui diskusi dan bermain secara berkelompok.

Berdasarkan karakteristik dan kelebihan serta kelemahan pendekatan

pembelajaran drill dan bermain, hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap

hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Perbedaan perlakuan dan tingkat

kesulitan maupun kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan

akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula. Dengan demikian diduga,

terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran drill dan

(45)

27

2. Pendekatan Pembelajaran Bermain Lebih Baik Dibanding Pendekatan

Pembelajaran Drill Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok.

Dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran drill dan bermain

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pendekatan

pembelajaran drill memiliki kelebihan antara lain: siswa dapat mengerti dan

menguasai teknik-teknik yang diajarkan dengan baik dan benar, siswa dapat

memperagakan atau mempraktekkan teknik yang diajarkan dengan baik dan

benar, kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi dari

guru,sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik. Kelemahan pendekatan

pembelajarn drill antara lain : dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus

mengulung-ulang gerakan yang sama secara terus menerus dan menunggu

giliran untuk melakukan tugas ajar, hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena

pembelajaran harus dilakukan secara runtut. Sedangkan pendekatan

pembelajaran bermain memiliki kelebihan antara lain : menimbulkan rasa

senang dan motivasi belajar meningkat, dapat merangsang kemampuan

berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat sesuai

situasi yang terjadi dalam permainan, meningkatkan kemampuan siswa untuk

menilai dirinya sendiri dan kemampuannya selama proses pengajaran apakah

sudah baik atau belum dan mampu mempelajari teknik-teknik yang diajarkan

secara mandiri. Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran bermain

adalah Siswa kurang memahami konsep gerakan teknik yang diajarkan

dengan baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik,

pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali, guru akan mengalami

kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa.

Dalam teori belajar, untuk meraih hasil belajar yang maksimal dalam

penguasaan keterampilan, maka siswa harus mendapatkan pembelajaran

teknik secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi gerakan teknik yang

baik dan benar. Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, bahwa

semakin banyak siswa melakukan pengulangan gerakan teknik lompat jauh

(46)

28

akan semakin maksimal sehingga hasil belajar siswa dalam hal penguasaan

keterampilan teknik akan optimal.

Berdasarkan pemikiran dan pemaparan diatas diduga bahwa dalam

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan drill, siswa akan

memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

belajar dengan pendekatan bermain.

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan drill dan pendekatan

bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.

2. Pendekatan pembelajaran drill lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

2.

Waktu Penelitian

[image:47.612.110.528.360.580.2]

Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini kurang lebih 7 bulan

yaitu dari bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011.

Tabel 1. Jadwal Rencana Penelitian

Keterangan

201

0

2011

Des Jan

Peb

Mar

Apr

Mei

Juni

1.

Persiapan penelitian

a.

Pengajuan judul

b.

Penyusunan proposal

c.

Seminar Proposal

d.

Mengurus perijinan

2.

Pelaksanaan penelitian

a.

Mengumpulkan data

b.

Perlakuan atau

treatment

c.

Mengolah data

3.

Menyusun laporan

(48)

30

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Negeri 1

Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 155 siswa yang terbagi dalam

sebelas kelas.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive

proportional

random sampling

. Suharsimi Arikunto(2006: 134), menyatakan bahwa sebagai

[image:48.612.126.528.488.703.2]

ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik

diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih

tergantung kemampuan peneliti. Mengacu pada pendapat tersebut peneliti mengambil

sampel dengan proporsi 25 % dari masing-masing kelas. Adapun rata-rata jumlah

populasi masing-masing kelas siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo sebagai

berikut :

Tabel 2. Daftar Pengambilan Sampel

No.

Kelas

Populasi

Proporsi

Sampel

1

X1

16

16 x 25% = 4

4

2

X2

14

14 x 25% = 3,5

4

3

X3

12

12 x 25% = 3

3

4

X4

12

12 x 25% = 3

3

5

X5

12

12 x 25% = 3

3

6

X6

15

15 x 25% = 3,75

4

7

X7

17

17 x 25% = 4,25

4

8

X8

14

14 x 25% = 3,5

4

9

X9

16

16 x 25% = 4

4

10

X10

14

14 x 25% = 3,5

4

11

X11

13

13 x 25% = 3,25

3

(49)

31

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat,

yaitu :

1.

Variabel bebas

a. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan

drill

b. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain

2. Variabel terikat

Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.

D.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian menggunakan tes hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok. Instrumen yang dipergunakan dalam pengumpulan data

adalah instrumen tes berbentuk tes perbuatan, dengan 20 butir indikator yang harus

dilakukan oleh siswa. Penskoran dilakukan dengan memberikan skor 1 apabila siswa

dapat melakukan gerakan sesuai dengan indikator dan skor 0 apabila siswa tidak

dapat melakukan gerakan sesuai dengan indikator, perolehan nilai total tiap indikator

yang dicapai siswa dijumlahkan dengan nilai jarak lompatan untuk mengetahui hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok siswa yang dihitung dengan rumus :

Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok =

T N J L

x10

Berikut indikator-indikator tes yang harus dilakukan siswa :

a.

Kemampuan melakukan awalan

1)

Jarak awalan 20 sampai 30 meter

2)

Panjang langkah konstan

(50)

32

4)

Kecepatan lari konstan

5)

Pandangan ke depan

b.

Kemampuan melakukan tolakan

1)

Meng

Gambar

Gambar 6.  Desain Ordinal Pairing ................................................................
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat  (Aip Syarifuddin, 1992:91)
Gambar 2. Ilustrasi Tumpuan Lompat Jauh (Aip Syarifuddin, 1992:91)
Gambar 3. Ilustrasi Melayang di Udara  (Aip Syarifuddin, 1992:91)
+7

Referensi

Dokumen terkait

media yang tidak sebaikmedia lain dalam hal menghibur konsumen. Ini dikarenakan ruang lingkup editorial surat kabar yang cenderung lebih serius. Iklan di surat

Kombinasi antara metode eksak yaitu algoritma Dijkstra dengan metode heuristic yaitu Saving Heuristic dapat menghasilkan rute yang memenuhi kriteria permasalahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian untuk rumah tinggal. Moleong, 2014, Metodologi Penenlitian Kualitatif,

Faktor- faktor yang berhubung an dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja tambang pasir gali di Desa Pegiringan Kabupaten Pemalang 2013. Kuantitatif Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan shooting sepak bola; (2) hubungan antara panjang tungkai dengan

Berangkat dari hal tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Kemiskinan, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap IPM di

Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2AlO (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OtO Nomor 537);.. Peraturan Daerah