i
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DRILL
DAN BERMAIN
TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
HENDRA PRANATA
K4607041
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DRILL
DAN BERMAIN
TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
HENDRA PRANATA
K4607041
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Kamis Tanggal : 21 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi :
v
ABSTRAK
Hendra Pranata. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA
JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei. 2011.
Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui perbedaan pengaruh antara
pendekatan pembelajaran drill dan bermain terhadap hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. (2) Mengetahui
pendekatan pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan
pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi
adalah seluruh siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran
2010/2011 yang terdiri dari 11 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 155 siswa.
Sampel diambil dengan Purposive Proportional Random Sampling sejumlah 40
siswa, yang selanjutnya dikelompokkan menjadi dua kelompok dengan cara
ordinal pairing berdasar hasil belajar pada tes awal. Kelompok 1 adalah
kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dengan pendekatan drill berjumlah 20 siswa dan kelompok 2 adalah
kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dengan pendekatan bermain berjumlah 20 siswa. Data pada penelitian ini
berupa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, yaitu kemampuan atau
keterampilan siswa untuk melakukan lompat jauh dengan gaya jongkok secara
baik dan benar meliputi penguasaan aspek-aspek teknik dasar dalam lompat jauh.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok. Untuk memenuhi persyaratan tes yang baik dilakukan
uji validitas, reliabilitas, dan subyektivitas. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Matched by subject Design. Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan uji prasayarat analisis dengan uji normalitas metode Liliefors untuk
menguji keadaan distribusi sampel dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji
vi
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Terdapat perbedaan
pengaruh pendekatan pembelajaran driil dan bermain terhadap hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. Hal ini
ditunjukan dengan thitung > ttabel atau 4,91 > 2,09 pada taraf signifikan 5% dan db=
19. 2) Pendekatan pembelajaran bermain lebih baik pengaruhnya terhadap hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1
Sukoharjo dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran drill. Hal ini ditandai
dengan perbedaan rata-rata hasil belajar lompat jauh gaya jongkok setelah
mendapat perlakuan, rata-rata hasil belajar dengan pendekatan bermain 76,25
vii
ABSTRACT
Hendra Pranata. EFFECT OF DIFFERENT APPROACHES TO LEARNING AND PLAY DRILL RESULTS ON LEARNING STYLES LONG JUMP SQUATS STUDENTS IN CLASS X MALE SMA NEGERI 1 SUKOHARJO
ACADEMIC YEAR 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, May. 2011.
The research objective is to (1) Knowing the difference between learning
approaches influence of drill and play against the learning outcomes in the long
jump squat style class X student son SMA Negeri 1 Sukoharjo. (2) Knowing that
a better approach to learning effect between learning approaches and learning
approaches play drill towards learning outcomes in the long jump squat style class
X student son SMA Negeri 1 Sukoharjo
The method in this study using experimental methods. Entire student
population is the son of class X SMA Negeri 1 Sukoharjo 2010/2011 academic
year consisting of 11 classes with enrollment of 155 students. Samples were taken
with the Proportional Purposive Random Sampling of some 40 students, which in
turn are grouped into two groups by ordinal pairing based learning results in early
tests. Group 1 is the group of students who received the treatment of learning the
long jump with a squat-style drill approach amounted to 20 students and group 2
is a group of students who received the treatment of learning the long jump with a
squat-style approach to playing numbered 20 students. The data in this study was
a result of studying the long jump squat style, the students' abilities or skills to do
the long jump with a squat style well and properly include mastering the basic
technical aspects in the long jump. Techniques of data collection in this study
using the test results of studying the long jump squat style. To meet the
requirements of a good test tested the validity, reliability, and subjectivity. The
study design used in this study is subject Matched by Design. Analysis of the data
in this study using the analysis to test the normality test prerequisite Liliefors
method to test state and test the homogeneity of the sample distribution by the
method of Bartlett. Hypothesis Testing using the t test to determine differences in
viii
Based on the results of research can be concluded: 1) There are
differences influence learning approaches driil and play against the learning
outcomes in the long jump squat style class X student son SMA Negeri 1
Sukoharjo. This is evidenced by thitung> TTable or 4.91> 2.09 at the significant
level of 5% and db = 19. 2) The approach of learning to play better effect on
learning outcomes in the long jump squat style class X student son SMA Negeri 1
Sukoharjo compared to the drill of learning approaches. It is characterized by
differences in average learning outcomes long jump squat style after receiving
treatment, the average learning outcomes approach to playing an average of 76.25
ix
MOTTO
“Tidak boleh iri, kecuali didalam dua hal yaitu terhadap orang yang diberi harta
oleh Allah, kemudian ia mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan
terhadap orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia
mengamalkannya dan mengajarkannya”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Satukan hati dan pikiran untuk meraih kesuksesan”
(Penulis)
“Syukuri segala sesuatu yang terjadi, jadikan hari esok lebih baik dari hari ini”
x
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
• Ibu dan Bapak tercinta yang selalu
mengiringi langkahku dengan doa dan
dukungannya.
• Dik Sulis, adikku tersayang yang selalu
memberikan semangat.
• Fitria Dewiningrum, yang selalu
memberikan bantuan, dukungan dan
semangatnya.
• Riana, Jho, Andan, Yogi, Ringgo, Muchlis,
Wowok, Heri, Agung (Teman-temanku
yang selalu semangat membantu
penelitianku).
• Rekan-rekan Penjas 2007 Hore.
• Rekan-rekan crew Radio ABC Solo.
• Rekan-rekan KOPAJA, Karang Taruna Ds.
Pondok dan Putra Janji FC.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
ijin penulisan skripsi;
2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan yang telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Drs. H. Sunardi, M. Kes., Ketua Prodi Penjaskesrek yang telah
memberikan ijin penulisan skripsi;
4. Drs. H. Sunardi, M. Kes. selaku pembimbing I dan Pomo Warih Adi, S. Pd,
M. Or selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan
dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan dengan lancar;
5. Drs. Wahyu Sulistyo, M. Kes, Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan arahan dan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di
Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP UNS;
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Penjaskesrek yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
7. Hj. Sri Lastari, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukoharjo yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian;
8. Drs. Suhudi, Wakasek Humas SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian;
9. Wagiyo S. Pd dan Dwi Haryadi, S. Pd selaku guru pamong mata
pelajaran Penjasorkes, yang telah memberikan ijin dan bantuannya dalam
xii
10.Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo yang telah berkenan
membantu selama penelitian;
11.Rekan-rekan Penjas 2007 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan
dalam menyelesaikan skripsi ini;
12.Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Juni 2011
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Belajar dan Pembelajaran ... 6
a. Pengertian Belajar ... 6
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 7
c. Pengertian Pembelajaran ... 8
d. Hakekat Pembelajaran ... 9
e. Prinsip – Prinsip Pembelajaran ... 12
2. Pendekatan Pembelajaran ... 13
xiv
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran ... 14
c. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14
d. Pendekatan Pembelajaran Drill ... 15
1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Drill ... 15
2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Drill ... 16
e. Pendekatan Pembelajaran Bermain … ... 17
1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bermain ... 17
2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Bermain ... 17
f. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain dalam Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 18
3. Lompat Jauh ... 19
a. Pengertian Lompat Jauh ... 19
b. Pengertian Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 19
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 20
4. Hasil Belajar ... 24
a. Pengertian Hasil Belajar ... 24
b. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 24
B. Kerangka Berpikir ... 26
C. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
B. Populasi dan Sampel ... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ... 31
D. Rancangan Penelitian ... 34
E. Teknis Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39
A. Deskripsi Data ... 39
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 39
xv
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 43
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 47
A. Simpulan ... 47
B. Implikasi ... 47
C. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Rencana Penelitian ... 29
Tabel 2. Daftar Pengambilan Sampel... 30
Tabel 3. Nilai Kemampuan Mencapai Jarak Lompatan ... 33
Tabel 4. Deskripsi Data Tes Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 39
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 39
Tabel 6. Range Kategori Reliabilitas ... 40
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 40
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 41
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 42
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat ... 21
Gambar 2. Ilustrasi Tumpuan Lompat Jauh... ... 22
Gambar 3. Ilustrasi Melayang di Udara ... 23
Gambar 4. Ilustrasi Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 23
Gambar 5. Rancangan Penelitian ... 34
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok 1
(Pendekatan Drill) ... 51
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok 2 (Pendekatan Bermain) ... 68
Lampiran 3. Instrumen Penilaian dan Petunjuk Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 88
Lampiran 4. Data Tes Awal / Pre Test ... 96
Lampiran 5. Data Rangking / Peringkat Berdasar Tes Awal ... 98
Lampiran 6. Pembagian Kelompok Treatment ... 100
Lampiran 7. Data Tes Akhir / Post Test ... 102
Lampiran 8. Uji Reliabilitas ... 105
Lampiran 9. Uji Prasyarat Analisis ... 112
Lampiran 10. Uji t (Uji Perbedaan) ... 115
Lampiran 11. Pengajuan Judul, Validasi Proposal Skripsi ... 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak negara yang menempatkan pendidikan jasmani sebagai
bagian integral dari sistem pendidikan yang diterapkan di negaranya. Begitu pula di
Indonesia, pendidikan jasmani sudah melekat dan tidak dapat dipisahkan dari sistem
pendidikan nasional. Hal ini dapat diamati dari pelaksanaan pendidikan jasmani
disetiap jenjang dan tingkat pendidikan di Indonesia. Eksistensi pendidikan jasmani
dalam lingkup sistem pendidikan nasional tidak lepas dari suatu keyakinan terhadap
nilai-nilai pendidikan jasmani yang terkandung didalamnya, dimana jika dilaksanakan
akan memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (Yudy
Hendrayana, 2007 : 3). Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan
individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta dan mampu
menyesuaikan dengan lingkungannya. Dengan demikian diharapkan tujuan
pendidikan jasmani bukan hanya sekedar pencapaian yang bersifat fisik semata, akan
tetapi pendidikan jasmani memiliki tujuan ideal yaitu untuk mengembangkan
kepribadian secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosional, intelektual,
sosial, moral dan estetika. Selain itu pengaruh positif dari pendidikan jasmani
diharapkan mampu untuk menunjang perkembangan kognitif, afektif dan
psikomotorik bagi siswa secara ideal.
2
pengertian yang lebih luas. Oleh karena itu tugas utama dalam menyelenggarakan
pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk membantu siswa menjalani proses
pertumbuhan, baik yang berkenaan dengan keterampilan fisik maupun aspek sikap
dan pengetahuannya.
Untuk mampu secara utuh mengembangkan aspek psikomotorik, afektif,
kognitif pada siswa dengan pendidikan jasmani, diperlukan suatu usaha untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani yang edukatif dan
menarik, serta diperlukan juga suatu pendekatan pembelajaran yang mampu untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani
terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipilih guru untuk melaksankan proses
pembelajaran. Diantaranya pendekatan
driil
dan bermain, dari kedua pendekatan
tersebut tentunya memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pendekatan
drill
adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang
menekankan penguasaan teknik secara berulang-ulang. Sedangkan pendekatan
bermain adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dikemas
atau dikonsep dalam bentuk permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang
diajarkan.
3
gaya berjalan diudara, sedangkan untuk tolak peluru diajarkan gaya
orthodoc
dan
o’brien
. Dalam pelaksanaannya khusus untuk pembelajaran lompat jauh siswa
diberikan kebebasan dalam memilih gaya yang paling mudah untuk dilaksanakan.
Lompat jauh adalah suatu keterampilan gerak dari suatu tempat ketempat lain dengan
satu kali tolakan kedepan untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin menuju
bak pendaratan yang berisi pasir (Joko Supriyanto,2008:19). Pada kenyataannya
dilapangan para siswa dalam belajar lompat jauh lebih memilih menggunakan gaya
jongkok karena merupakan gaya yang paling mudah untuk dipelajari. Lompat jauh
gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana sikap badan saat melayang diudara
posisi kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk,dan kedua tangan kedepan.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, saat penulis melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Sukoharjo diketahui bahwa
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dari siswa putra kelas X di SMA Negeri 1
Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 masih rendah. Banyak diantara mereka yang
belum mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan maksimal. Melihat dari
hasil pengamatan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
eksperimen dengan judul “ Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran
drill
dan
bermain
terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X
SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011”
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah dalam
penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
4
2.
Sejauh mana peranan pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok.
3.
Pentingnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat oleh guru dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
4.
Belum diketahuinya pendekatan pembelajaran yang tepat digunakan untuk
mengajarkan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra.
C.
Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar
tidak menyimpang dari permasalahan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran
drill
dan bermain terhadap hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo
tahun ajaran 2010/2011.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diungkapkan diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran
driil
dan
pendekatan bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada
siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011?
5
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1.
Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran
driil
dan pendekatan
bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra
kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
2.
Pendekatan pembelajaran yang lebih baik antara pendekatan
drill
dan bermain
terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
F.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti
maupun guru dan siswa yang dijadikan obyek penelitian, antara lain :
1.
Bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian dapat menambah pengetahuan dan
wawasan akan manfaat pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar lompat jauh.
2.
Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan referensi untuk program
pembelajaran bagi guru penjasorkes.
3.
Memberi masukan bagi penyusunan model pembelajaran penjasorkes.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Proses pembelajaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan pada
dunia pendidikan pada umumnya. Menurut Cronbach yang dikutip oleh
Sardiman (2010:20) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku, perubahan perbuatan sebagai hasil dari pengalaman. Menurut
Hamzah Uno (2007:15) belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh
seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai
akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek,
atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek
yang ada dalam lingkungan belajar.
Sejalan dengan hal tersebut Sardiman (2010:20) juga menyatakan
bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar akan terjadi
apabila siswa melakukan kegiatan untuk mempelajari segala sesuatu yang ada
dilingkunganya sebagai bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan
mengahasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku,
kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai
hasil belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari
beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa
perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didefinisikan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk menjadi lebih baik
melalui proses latihan, pengamatan dan percobaan. Perubahan tersebut dapat
terjadi dalam suatu laboratorium, kelas ataupun dalam lingkungan yang lebih
7
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi
dua golongan antara lain :
1) Faktor individual
a) Kematangan/pertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuahan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
b) Kecerdasan/intelejensi. Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang memperlajari sesuatu dengan baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
c) Latihan dan ulangan. Karena terlatih maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasi dan makin mendalam. d) Motivasi. Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sihingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.
e) Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak turut pula mempengaruhi sampai manakah hasil belajar dapat dicapai.
2) Faktor sosial
a) Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan belajar yang dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b) Guru dan cara mengajar. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak didik.
c) Alat-alat pengajaran. Ketersediaan alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar akan mempermudah dan mempercepat belajar anak didik.
d) Motivasi sosial. Guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak sehingga timbul dalam diri anak dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
e) Lingkungan dan kesempatan. Adanya lingkungan dan kesempatan yang baik untuk belajar dapat mempermudah belajar anak didik.
(Ngalim Purwanto, 2004:102-106)
Terdapat tiga tujuan belajar, ketiga tujuan tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan
8
bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan ketrampilan. Penanaman konsep atau perumusan
konsep memerlukan suatu ketrampilan. Baik ketrampilan jasmani maupun
rohani.
3) Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan
pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
c. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti bahwa setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.
9
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan.
a.Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui
interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada
perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari
situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek,
meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan pengajaran atau cara mengajar.
Menurut Sardiman A.M (2010: 47) menyatakan bahwa mengajar pada
dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptkan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya
proses belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat
dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan
masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik,
bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis. Pada tahap
10
kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi pembelajaran itu
menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun setelah guru berusaha untuk
memusatkannya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa
pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur
berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin
penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi
sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam
lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan
lingkungan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas.
Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak
jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar
juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus
menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar,
metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar,
maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok
untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan
mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya
11
seorang guru ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2009: 19)
yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran
dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru
memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai
dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya
mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan
mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan M. Saputra Yudha
(2001: 4) bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas dan di lapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
12
b. Prinsip - Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan akibat dari belajar
adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau
peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan
prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Paul Suparno dalam
Sardiman A.M (2010: 38) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan kegiatan belajar siswa diantaranya:
1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus
3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bhan yang sedang dipelajari.
Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, maka proses mengajar atau
pembelajaran, bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke
siswa, tetapi suatu kegiatan ynag memungkinkan subjek belajar atau siswa
merekontruksi sendiri pengetahuannya. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut
sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip
belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam
penelitian ini peran guru dalam memilih pendekatan pembelajaran diharapkan
13
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Salah satu komponen utama dalam proses belajar adalah pendekatan
pembelajaran. Menurut Winataputra (2003:21) pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa
”pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal”. Sedangkan Syaiful Sagala (2005:
68) berpendapat bahwa ”pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang
akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional
untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa pendekatan
pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian isi pembelajaran atau
merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam proses pembelajaran guna
memberikan kemudahan siswa menuju tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai obyek
yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi
14
kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau
keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian, kecakapan atau ketangkasan.
Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa,
maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan
pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang
terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut
merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun
seri-seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang
telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian
integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan
tidaknya tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan metode pebelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih
optimal.
Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa pendekatan
pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian isi pembelajaran atau
merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam proses pembelajaran guna
memberikan kemudahan siswa menuju tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah cara atau
jalan yang ditempuh untuk menyajikan tugas-tugas ajar yang pada dasarnya
berupa kerja fisik dan keterampilan. Guru pendidikan jasmani dalam
15
dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berlatih, bergembira,
menikmati proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.
Beberapa pendekatan yang dapat dipilih oleh guru pendidikan jasmani, antara
lain:
1) Pendekatan drill (pendekatan konvensional)
2) Pendekatan bermain
3) Pendekatan kompetitif
4) Pendekatan pola gerak dominan
Dari keempat macam pendekatan pembelajaran diatas, pendekatan
drill adalah pendekatan yang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dan sering disebut dengan pendekatan
konvensional, sedangkan pendekatan bermain, pendekatan kompetitif dan
pendekatan pola gerak dominan adalah pendekatan pembelajaran baru yang
merupakan inovasi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan anak
dalam proses pembelajaran. Pendekatan bermain dilakukan untuk
pembelajaran atletik, pendekatan kompetitif untuk pembelajaran renang dan
pendekatan pola gerak dominan dilakukan untuk pembelajaran senam.
Meskipun demikian dalam proses pembelajaran bermain tidak menutup
kemungkinan didalamnya juga terjadi proses kompetisi yang merupakan ciri
khas dari pendekatan kompetitif dan gerakan-gerakan dominan yang
merupakan ciri khas dari pendekatan pola gerak dominan. Menyesuaikan
dengan materi pembelajaran yang diteliti yaitu lompat jauh gaya jongkok
yang merupakan bagian dari pembelajaran atletik, dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada pendekatan drill dan pendekatan bermain.
d. Pendekatan Pembelajaran Drill
1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Drill
Pendekatan driil adalah pendekatan pembelajaran yang selama ini
diterapkan oleh guru pendidikan jasmani disekolah-sekolah. Menurut
16
memberikan latihan berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan
guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Agar pelaksaaan pendekatan driil dapat berjalan dengan lancar, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Perlu adanya penjelasan tentang apa yang menjadi tujuan pembelajaran, sehingga setelah selesai latihan siswa dapat mengerjakan sesuatu yang diharapakan guru.
b) Perlu adanya penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan oleh siswa. c) Lama latihan perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d) Perlu adanya kegiatan selingan agar siswa merasa tidak bosan. e) Jika ada kesalahan segera diadakan perbaikan oleh guru.
(Suwarna, dkk , 2006 : 111).
Sejalan dengan hal tersebut Danu Hoedaya (2001:3) menerangkan
bahwa pendekatan drill adalah pendekatan pembelajaran jasmani yang
menekankan pada penguasaan teknik dasar, dan berorientasi pada
keterampilan teknik.
Berdasar pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan
pembelajaran drill dalam pendidikan jasmani adalah cara mengajar dengan
memberikan latihan yang berulang-ulang hingga siswa mampu menguasai
teknik yang diajarkan.
2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Drill
Kelebihan pendekatan pembelajaran drill antara lain:
a) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik-teknik yang diajarkan dengan baik dan benar.
b) Siswa dapat memperagakan atau mempraktekkan teknik yang diajarkan dengan baik dan benar.
c) Kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi dari guru,sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik.
Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran drill antara lain:
a) Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulung-ulang gerakan
yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melakukan
17
b) Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus dilakukan
secara runtut.
e. Pendekatan Pembelajaran Bermain
1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bermain
Menurut Rusli Lutan (2000:31) memaparkan bahwa bermain
sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela. Sejalan
dengan hal tersebut M. Furqon Hidayatullah (2008:4) menerangkan bahwa
bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan
dunia sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman
bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999:121)
pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk
atau situasi permainan.
Berdasar pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk
permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang diajarkan dan
diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
belajar, sehingga hasil belajar siswa akan lebih optimal.
2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Bermain
Kelebihan pendekatan pembelajaran bermain antara lain :
a) Pembelajaran dalam bentuk permainan akan menimbulkan rasa senang
dan motivasi belajar meningkat.
b) Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi dalam
18
c) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan
kemampuannya selama proses pengajaran apakah sudah baik atau
belum.
Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran bermain antara
lain :
a) Siswa kurang memahami konsep gerakan teknik yang diajarkan
dengan baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik.
b) Pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali.
c) Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik
yang dilakukan siswa.
f. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain dalam Lompat
Jauh Gaya Jongkok
Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok,ada beberapa
pendekatan pembelajaran yang dapat dipilih guru untuk mampu
mengoptimalkan hasil belajar siswa, diantaranya adalah pendekatan
pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain. Adapun pengertian
dari pendekatan drill dan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok adalah sebagai berikut:
1) Pendekatan drill dalam pembelajaran pada lompat jauh gaya jongkok
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang mengutamakan
latihan teknik dasar dengan sistem pengulangan agar siswa dapat
menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok yang berupa awalan, tolakan,
melayang diudara dan teknik mendarat dengan baik dan benar.
2) Pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dikonsep dalam
bentuk permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang diajarkan dan
diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
belajar. Adapun bentuk-bentuk permainan yang dapat dilakukan dalam
19
melewati rintangan (bilah, tali dan kardus), melompati ban sepeda,
melompat dari atas bangku atau kursi, lomba lompat jauh, dan sebagainya.
Sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara melakukan lompatan
melalui diskusi dan bermain secara berkelompok.
3. Lompat Jauh
a. Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga
atletik. Atletik sebagaimana kita ketahui adalah merupakan cabang olahraga
yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga, yang
gerakannya merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia.
Gerakan-gerakan dalam atletik adalah Gerakan-gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari
yaitu seperti gerakan jalan, lari, lompat dan lempar. Sebagai salah satu nomor
dalam cabang olahraga atletik lompat jauh mempunyai pengertian suatu
keterampilan gerak dari suatu tempat ketempat lain dengan satu kali tolakan
kedepan untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin menuju bak
pendaratan yang berisi pasir (Joko Supriyanto,2008:19). Untuk itu diperlukan
penguasaan teknik yang kontinyu untuk menghasilkan lompatan yang
maksimal. Dalam melakukan lompat jauh terdapat rangkaian gerakan teknik
yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: awalan,
tolakan, saat melayang diudara, dan pendaratan.
b. Pengertian Lompat Jauh Gaya Jongkok
Dalam dunia pendidikan lompat jauh sebagai salah satu nomor dari
cabang olahraga atletik merupakan suatu materi ajar yang diberikan kepada
siswa disekolah. Dalam belajar lompat jauh untuk memperoleh hasil
lompatan yang maksimal selain harus menguasai rangkaian gerakan teknik
dalam lompat jauh dengan baik, siswa dapat melakukan lompatan dengan
20
beberapa macam gaya yang dapat digunkan siswa dalam belajar lompat jauh
adalah: gaya jongkok, gaya menggantung, dan gaya berjalan diudara.
Sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa kelas X
SMA pada aspek pengembangan olahraga, maka gaya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut lompat jauh gaya jongkok karena
pada saat melayang diudara posisi badan seperti orang jongkok. Lompat jauh
gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana sikap badan saat melayang
diudara posisi kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk, dan kedua tangan
kedepan .
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok
Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam
melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan
suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau
dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif
dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan,
perlombaan ataupun pembelajaran. Rangkaian gerakan teknik yang harus
dikuasai dalam belajar lompat jauh gaya jongkok adalalah sebagai berikut :
1) Awalan
Awalan dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tumpuan yang
maksimal dan mendapatkan daya dorong pada saat melayang. Awalan
dilakukan dengan jarak 30 sampai 40 meter dengan panjang langkah,
jumlah langkah dan kecepatan lari konstan. Dalam hal ini tidak boleh
mengurangi kecepatan dan berganti langkah. Awalan merupakan tahap
pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan
kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat
pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan
prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang
21
Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya
sebelum salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Awalan lompat
jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang
tinggi, tanpa ada gangguan langkah agar diperoleh ketepatan bertumpu
pada balok tumpuan. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa "Untuk
menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau
ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat
dua buah tanda (cherkmark) antara permulaan akan memulai melakukan
awalan dengan papan tolakan". Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan
ilustrasi pemberian tanda untuk membuat cherkmark untuk ketepatan
tumpuan sebagai berikut:
Bak Pasir
Tanda Tanda
pertama kedua
[image:39.612.154.496.355.441.2]Papan tolak
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat (Aip Syarifuddin, 1992:91)
2) Tolakan
Tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan
melayang. Ketepatan tolakan pada balok tumpu dan besarnya hasil tolakan
oleh kaki, sangat menentukan pencapaian hasil lompatan. Tolakan dilakukan
dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung kaki mana yang lebih kuat dan
dominan. Pada waktu menolak, badan condong kedepan dengan titik berat
terletak agak kedepan, setelah menolak kaki diayun kedepan atas dengan
sudut tolakan 40 sampai 50 derajat. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan
22
[image:40.612.209.494.107.258.2]
Gambar 2. Ilustrasi Tumpuan Lompat Jauh (Aip Syarifuddin, 1992:91)
3) Melayang di Udara
Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan
kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan
tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya
penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang
disebut titik berat badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini
letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke
belakang. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu
menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pendaratan. Sikap
badan diudara lompat jauh gaya jongkok yaitu, waktu lepas dari balok tumpu,
kedua tungkai diudara dalam keadaan jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua
tangan kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan kedepan,
kemudian mendarat dengan dua kaki. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan
23
[image:41.612.168.464.107.276.2]
Gambar 3. Ilustrasi Melayang di Udara (Aip Syarifuddin, 1992:91)
4) Mendarat
Pada saat mendarat pelompat harus menjulurkan kedua tungkainya
kedepan sejauh-jauhnya dengan tidak kehilangan keseimbangan. Pendaratan
sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki pada bagian tumit terlebih
dahulu, Sebelum tumit menyentuh pasir kaki diluruskan kedepan, jarak antar
kaki jangan terlalu berjuhan dan setelah tumit menyentuh pasir kedua lutut
segera ditekuk dan badan condong kedepan disertai kedua tangan mengayun
kedepan.
Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian gerakan lompat jauh gaya
jongkok dapat diperhatikan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 4. Ilustrasi Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
[image:41.612.136.510.523.651.2]24
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne serta Jenkins yang dikutip Hamzah Uno (2007:17)
mengartikan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar
yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.
Sardiman A.M (2010 : 49) menerangkan bahwa proses belajar akan
menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh
komponen-komponen yang mendukung proses belajar dan aktivitas siwa
sebagai subjek belajar. Adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik
apabila memiliki cirri-ciri sebagai berikut : a) Hasil itu tahan lama dan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa, b) Hasil itu merupakan
pengetahuan asli atau otentik (Sardiman A.M, 2010 : 50). Berdasar pendapat
para ahli tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar, berupa penguasaan
kemampuan atau keterampilan tertentu.
b. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Belajar sebagai perubahan perilaku terjadi setelah siswa mengikuti
atau mengalami suatu proses belajar, yaitu hasil belajar dalam bentuk
penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu (Hamzah Uno, 2007 :16).
Menurut Klausmeier yang dikutip oleh Hamzah Uno (2007 :17) menjelaskan
bahwa untuk meraih hasil belajar dalam penguasaan keterampilan, proses
belajar yang dilalui memiliki beberapa kekhasan sebagi berikut :
1) Peralihan dari kontrol sengaja pada kontrol otomatis, mula-mula gerakan
terjadi secara perlahan dan tidak beraturan kemudian menjadi gerakan
yang semakin cepat, tepat dan beraturan.
2) Gerakan mula-mula samar, tidak jelas, kemudian menjadi semakin jelas
dan nyata, baik dalam kualitas dan kuantitasnya.
3) Umpan balik menjadi semakin cepat.
Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, hasil belajar siswa
25
lompat jauh dengan gaya jongkok secara baik dan benar meliputi penguasaan
aspek-aspek teknik dasar dalam lompat jauh. Hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari proses belajar
yang merupakan kemampuan untuk melakukan rangkaian gerakan lompat
jauh dalam hal sebagai berikut :
1) Kemampuan melakukan awalan
a) Jarak awalan 20 sampai 30 meter
b) Panjang langkah konstan
c) Jumlah langkah konstan
d) Kecepatan lari konstan
e) Pandangan ke depan
2) Kemampuan melakukan tolakan
a) Menggunakan satu kaki
b) Bertumpu pada balok tumpu
c) Badan condong kedepan
d) Sudut tolakan 40 sampai 50 derajat
e) Kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas. Pandangan ke depan
atas (jangan melihat kebawah)
3) Kemampuan melakukan sikap badan diudara
a) Pada saat melayang tungkai diposisikan dalam keadaan jongkok
b) Kedua lutut ditekuk
c) Sikap badan seperti posisi orang jongkok
d) Kedua lengan diayun kedepan menuju belakang
e) Pandangan lurus kedepan
4) Kemampuan mendarat
a) Menjulurkan kedua tungkai kedepan
b) Membungkukkan badan hingga badan dan lutut hampir merapat
c) Lutut dibengkokkan
d) Menjulurkan tangan kedepan
e) Mendarat dengan kedua kaki dengan tumit terlebih dahulu
26
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai arah penelitian, maka disajikan
kerangka pemikiran sebagi berikut.
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Drill dan Pendekatan Bermain
Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Pendekatan pembelajaran drill dan bermain masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan drill
menekankan pada penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok yang baik
dan benar. Dalam pelaksanaannya pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
dengan pendekatan drill yaitu, teknik-teknik dalam lompat jauh gaya jongkok
dipelajari secara berulang-ulang dengan komando dari guru hingga terjadi
otomatisasi dalam gerakan lompat jauh gaya jongkok yang benar.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain
merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam konsep permainan
yang mengarah pada teknik-teknik lompat jauh gaya jongkok. Dalam
pelaksanaannya pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan
bermain yaitu mengemas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dalam
bentuk permainan lompat-lompatan dihalaman sekolah, melompati parit,
melompati rintangan, melompati ban sepeda, melompat dari bangku, dan
sebagainya. Sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara melakukan lompat
jauh gaya jongkok melalui diskusi dan bermain secara berkelompok.
Berdasarkan karakteristik dan kelebihan serta kelemahan pendekatan
pembelajaran drill dan bermain, hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Perbedaan perlakuan dan tingkat
kesulitan maupun kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan
akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula. Dengan demikian diduga,
terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran drill dan
27
2. Pendekatan Pembelajaran Bermain Lebih Baik Dibanding Pendekatan
Pembelajaran Drill Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok.
Dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran drill dan bermain
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pendekatan
pembelajaran drill memiliki kelebihan antara lain: siswa dapat mengerti dan
menguasai teknik-teknik yang diajarkan dengan baik dan benar, siswa dapat
memperagakan atau mempraktekkan teknik yang diajarkan dengan baik dan
benar, kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi dari
guru,sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik. Kelemahan pendekatan
pembelajarn drill antara lain : dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus
mengulung-ulang gerakan yang sama secara terus menerus dan menunggu
giliran untuk melakukan tugas ajar, hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena
pembelajaran harus dilakukan secara runtut. Sedangkan pendekatan
pembelajaran bermain memiliki kelebihan antara lain : menimbulkan rasa
senang dan motivasi belajar meningkat, dapat merangsang kemampuan
berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat sesuai
situasi yang terjadi dalam permainan, meningkatkan kemampuan siswa untuk
menilai dirinya sendiri dan kemampuannya selama proses pengajaran apakah
sudah baik atau belum dan mampu mempelajari teknik-teknik yang diajarkan
secara mandiri. Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran bermain
adalah Siswa kurang memahami konsep gerakan teknik yang diajarkan
dengan baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik,
pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali, guru akan mengalami
kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa.
Dalam teori belajar, untuk meraih hasil belajar yang maksimal dalam
penguasaan keterampilan, maka siswa harus mendapatkan pembelajaran
teknik secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi gerakan teknik yang
baik dan benar. Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, bahwa
semakin banyak siswa melakukan pengulangan gerakan teknik lompat jauh
28
akan semakin maksimal sehingga hasil belajar siswa dalam hal penguasaan
keterampilan teknik akan optimal.
Berdasarkan pemikiran dan pemaparan diatas diduga bahwa dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan drill, siswa akan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
belajar dengan pendekatan bermain.
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan drill dan pendekatan
bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
2. Pendekatan pembelajaran drill lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
2.
Waktu Penelitian
[image:47.612.110.528.360.580.2]Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini kurang lebih 7 bulan
yaitu dari bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011.
Tabel 1. Jadwal Rencana Penelitian
Keterangan
201
0
2011
Des Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Juni
1.
Persiapan penelitian
a.
Pengajuan judul
b.
Penyusunan proposal
c.
Seminar Proposal
d.
Mengurus perijinan
2.
Pelaksanaan penelitian
a.
Mengumpulkan data
b.
Perlakuan atau
treatment
c.
Mengolah data
3.
Menyusun laporan
30
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Negeri 1
Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 155 siswa yang terbagi dalam
sebelas kelas.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive
proportional
random sampling
. Suharsimi Arikunto(2006: 134), menyatakan bahwa sebagai
[image:48.612.126.528.488.703.2]ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih
tergantung kemampuan peneliti. Mengacu pada pendapat tersebut peneliti mengambil
sampel dengan proporsi 25 % dari masing-masing kelas. Adapun rata-rata jumlah
populasi masing-masing kelas siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo sebagai
berikut :
Tabel 2. Daftar Pengambilan Sampel
No.
Kelas
Populasi
Proporsi
Sampel
1
X1
16
16 x 25% = 4
4
2
X2
14
14 x 25% = 3,5
4
3
X3
12
12 x 25% = 3
3
4
X4
12
12 x 25% = 3
3
5
X5
12
12 x 25% = 3
3
6
X6
15
15 x 25% = 3,75
4
7
X7
17
17 x 25% = 4,25
4
8
X8
14
14 x 25% = 3,5
4
9
X9
16
16 x 25% = 4
4
10
X10
14
14 x 25% = 3,5
4
11
X11
13
13 x 25% = 3,25
3
31
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat,
yaitu :
1.
Variabel bebas
a. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan
drill
b. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain
2. Variabel terikat
Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian menggunakan tes hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok. Instrumen yang dipergunakan dalam pengumpulan data
adalah instrumen tes berbentuk tes perbuatan, dengan 20 butir indikator yang harus
dilakukan oleh siswa. Penskoran dilakukan dengan memberikan skor 1 apabila siswa
dapat melakukan gerakan sesuai dengan indikator dan skor 0 apabila siswa tidak
dapat melakukan gerakan sesuai dengan indikator, perolehan nilai total tiap indikator
yang dicapai siswa dijumlahkan dengan nilai jarak lompatan untuk mengetahui hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok siswa yang dihitung dengan rumus :
Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok =
T N J L
x10
Berikut indikator-indikator tes yang harus dilakukan siswa :
a.
Kemampuan melakukan awalan
1)
Jarak awalan 20 sampai 30 meter
2)
Panjang langkah konstan
32
4)
Kecepatan lari konstan
5)
Pandangan ke depan
b.
Kemampuan melakukan tolakan
1)
Meng