• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN GETAS)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : PUTRI SUSANTI

A 210 090 035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN GETAS)

Putri Susanti, A 210 090 035, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas; 2) Untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas; dan 3) Untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas.

Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Balai Penelitian Getas. Populasi dalam penelitian ini secara nyata dapat diidentifikasi dengan jelas, karena sifat dan identitas responden terdeteksi oleh manajemen. Sampel diambil sebanyak 50 karyawan, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear ganda, uji t dan uji F, selain itu dilakukan pula perhitungan koefisien determinasi, sumbangan relatif dan sumbangan efektif.

Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier ganda (uji t) memperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,137 > 2,012 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu

0,003 dengan sumbangan efektif sebesar 22,2%; 2) Ada pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Hasil analisis regresi linier ganda memperoleh thitung > ttabel, yaitu

2,276 > 2,012 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,027 dengan sumbangan efektif sebesar 14,3%; dan 3) Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Hal ini dapat dilihat dari analisis uji F yang memperoleh Fhitung sebesar 13,500 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,195 dan

nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Dengan hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,365 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas adalah sebesar 36,5% sedangkan 63,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(5)

A.PENDAHULUAN

Kesuksesan sebuah perusahaan tidak luput dari sumber daya manusia karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas perusahaan dan merupakan bagian penggerak dari perusahaan yang memiliki potensi berkembang. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Oleh karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan mengembangkan sumber daya manusia.

Pada umumnya sebagian besar perusahaan atau organisasi percaya bahwa untuk mencapai kesuksesan, kinerja individiu harus diupayakan semaksimal mungkin, karena pada dasarnya kinerja individu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja baik kinerja tim ataupun kelompok yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kinerja sebuah perusahaan.

Menurut Robbins (dalam Windhar 2013) kinerja atau prestasi karyawan adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan yang diberikan baik segi kualitas maupun kuantitas. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari hasil kerjanya.

Salah satu faktor yang dianggap penting bagi peningkatan kinerja karyawan yaitu kecerdasan emosial (EQ) yang merupakan sisi lain dari kecerdasan yang dimiliki manusia yang dianggap berperan penting dalam menentukan tingkat kesuksesan hidup. (Goleman: 2000) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.

(6)

Kecerdasan intelektual (IQ) dianggap sebagai salah satu faktor yang dianggap menghantarkan individu pada keberhasilan, tetapi dalam kenyataannya tidak semua persoalan dapat dipecahkan dengan pendekatan rasional sebagai produk berfikir. Manusia harus mampu mengatur tempramental, mengenali perasaan orang lain, mengontrol emosi yang tidak produktif, mengatur suasana hati. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan untuk mengelola emosi dengan baik dan dapat digunakan secara selaras dan nalar.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja karyawan dimana lingkungan kerja adalah kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, warna, pertukaran udara yang baik, penerangan yang cukup maupun musik yang merdu), serta lingkungan non fisik (suasana kerja karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesama karyawan, hubungan antar sesama karyawan, hubungan antar karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah).

(7)

B.METODE PENELITIAN

Menurut Sugiono (2012), secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data tujuan, dan kegunaan tertantu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis rancangan survai karena mengambil sampel dari populasi untuk diteliti. Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang mencoba untuk mengungkap suatu fenomena dengan menggunakan dasar perhitungan angka. Dimana data yang diperoleh dari sampel penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan lalu dipresentasikan. Data yang digunakan diperoleh dari sampel penelitian dengan menggunakan metode kuisioner, observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan.

Penelitin dilakukan di Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas Tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 200 karyawan. Menurut (Arikunto, 2006) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini digunakan 25% dari jumlah populasi 200 pelanggan yaitu 50 pelanggan. Teknik sampling yang digunakan adalah simpel random sampling, dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel terikat kinerja karyawan (Y) dan variabel bebas yaitu kecerdasan emosional (X1) dan lingkngan kinerja (X2).

Untuk menguji instrument menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat kevalitan dan keandalan (reliabel) angket. Setelah itu dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji linieritas. Setelah memenuhi kriteria pada uji prasyarat analisis dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh X1 dan X2

(8)

terikat secara bersama-sama. Koefisien determinasi untuk mengetahui berapa persen variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Yang terakhir adalah mencari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE).

C.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perkebunan karet di Indonesia berdasarkan status pengusahaannya dibedakan menjadi perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, dan perkebunan besar swasta. Perkebunan karet rakyat sampai saat ini masih dominan baik dari sisi luas areal (85% dari total areal karet) maupun produksinya (80% dari total produksi karet nasional). Balai Penelitian Getas terletak di Getas di mana merupakan kantor penelitian dan pengembangan di bidang prapanen dan pascapanen yang meliputi perbaikan bahan tanaman dan teknik budidaya, meningkatkan produktivitas tanaman dan lahan, perbaikan mutu karet, pengendalian dan pemenfaatan limbah serta pengembangan produk hilir karet. Disamping itu, Pusat Penelitian Karet juga aktif melakukan kegiatan pelayanan yang meliputi pengadaan dan penyaluran bahan tanaman, jasa dan penyampaian hasil penelitian, analisis biaya dan sarana produksi, pustaka serta publikasi. Upaya peningkatan kemajuan industri perkaretan di Indonesia diharapkan dapat dicapai salah satunya melalui penerapan hasil penelitian, pengembangan, dan pelayanan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Karet.

Sebelum angket diberikan kepada sampel, angket tersebut ditry outkan/diujicobakan terlebih dahulu kepada 20 pelanggan di liaar sampel. item angket dinyataan valid Jika rxy > rtabel atau nilai signifikansi (α) = 0,05

yaitu 0,444. Angket dikatakan tidak valid jika r xy< r tabel sebesar 0,444.

Dengan jumlah soal untuk variabel kecerdasan emosional (X1) sebanyak 10

soal dan soal variabel lingkungan kerja (X2) sebanyak 10 soal. Dari uji

validitas angket kecerdasan emosional (X1) dan lingkungan kerja (X2) semua

item soal dinyatakan valid.

Angket dikatakan reliabel Jika rhitung > rtabel dan nilai r positif. Hasil uji

(9)

koefisien reliabilitas (r11) masing-masing sebesar 0.848 dan 0.824. nilai (r11)

dari masing-masing variabel lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) =

5% yaitu sebesar 0.444 sehingga seluruh angket dinyatakan reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Data variable kinerja karyawan (Y), berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari output SPSS versi 15.0 for Windows diperoleh : Mean sebesar 43,3, median sebesar 43, modus sebesar 45, skor maksimal diperoleh angka 48, skor minimal diperoleh angka 39, standar deviasi sebesar 2,169 yang merupakan akar dari varians yaitu 4,704.

Data variable kecerdasan emosional (X1), berdasarkan hasil analisis

dan perhitungan dari output SPSS versi 15.0 for Windows diperoleh : Mean sebesar 42,06, median sebesar 42, modus sebesar 40, skor maksimal diperoleh angka 49, skor minimal diperoleh angka 35, standar deviasi sebesar 2,896 yang merupakan akar dari varian yaitu 8,384.

Data variable lingkungan kerja (X2), berdasarkan hasil analisis dan

perhitungan dari output SPSS versi 15.0 for Windows diperoleh : Mean sebesar 40, median sebesar 40, modus sebesar 38, skor maksimal diperoleh angka 48, skor minimal diperoleh angka 33, standar deviasi sebesar 2,619 yang merupakan akar dari varian yaitu 6,857.

(10)

dalam model penelitian tidak terdapat autokorelasi. dan 4) Uji multikolinearitas, hasil uji multikolinearitas yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai VIF kecerdasan emosional dan lingkungan kerja < 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengungkapkan masalah multikolinearitas.

Analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan SPSS versi 15.0 For Windows diperoleh persamaan Y = 20,591+ 0,306X1 + 0,245X2. Angka

20,591, berarti kecerdasan emosional (X1) dan lingkungan karyawan (X2)

konstan maka nilai rata-rata kinerja karyawan (Y) sebesar 20,591. Dan angka 0,306, jika kecerdasan mosional (X1) bertambah sebesar 1 poin, maka

lingkungan kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,306 (diasumsikan variabel lingkungan kerja dianggap konstan) (X2). Sedangkan

0,246, berarti jika lingkungan kerja meningkat satu poin maka skor kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,246 (dengan asumsi variabel kecerdasan emosional dianggap konstan).

Uji t untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan secara sendiri-sendiri. Perhitungan menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows. Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima apabila -t(α/2;n-k-1)< t < t(α/2;n-k-1) atau

signifikansi > 0,05 dan Ho ditolak apabila - t (α/2; n-k-1) ≥ t > t (α/2; n-k-1), atau signifikansi < 0,05. Berdasarkan pengujian hipotesis yang pertama diketahui ttabel = t(α/2;n-k-1) = t(0,025;47) = 2,012. Diproleh nilai thitung sebesar

3,137. Keputusan pengujian H0 ditolak, karena thitung > ttabel yaitu 3,137>2,012

dan nilai probablitas signifikansi < 0,05 yaitu 0,003. Kesimpulannya ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pengujian hipotesis yang kedua diketahui ttabel = t(α/2;n-k-1) = t(0,025;47) = 2,012.

Diproleh nilai thitung sebesar 2,276. Keputusan pengujian H0 ditolak, karena

thitung > ttabel yaitu 2,275>2,012 dan nilai probablitas signifikansi < 0,05 yaitu

(11)

Uji F untuk mengetahui pengaruh kualitaslayanan dan loyalitaspelanggan secara bersama-sama. Perhitungan menggunakan program

SPSS versi 15.0 for Windows. Kriteria pengujian : H0 diterima apabila F hitung<

F (α,k;n-k-1) atau signifikansi > 0,05. H0 ditolak apabila F hitung> F (α,k;n-k-1) atau

signifikansi < 0,05. Ftabel = F (α,k; n-k-1) = F(0,05; 2, 47) = 3,195. Berdasarkan

analisis data diperoleh data Fhitung sebesar 13,500. Keputusan pengujian H0

ditolak karena Fhitung> Ftabel yaitu 13,500>3,195 dan nilai signifikansi < 0,05

yaitu 0,000. Kesimpulan ada pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan karyawan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan.

Hasil analisis data menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for Windows diperoleh nilai kofisien determinasi (R2) sebesar 0,365. Koefisien ini diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel kecerdasan emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di Balai Penelitian Getas adalah sebesar 36,5%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

Sumbangan relatif maupun efektif digunakan untuk mengetahui konstribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Y). Hasil perhitungan diketahui bahwa variabel kecerdasan emosional memberikan sumbangan relatif sebesar 60,8% dan sumbangan efektif sebesar 22,2%. Variabel lingkungan kerja memberikan sumbangan relatif sebesar 39,2% dan sumbangan efektif sebesar 14,3%.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier sebagai berikut = 20,591 + 0,306X1 + 0,246X2, berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien

regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, yang berarti variabel kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas.

(12)

positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Berdasarkan uji keberartian koefisien regesi linear ganda untuk variabel kecerdasan emosional (b1) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,137 >

2,012 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,003, dengan sumbangan relatif sebesar 60,8% dan sumbangan efektif 22,2%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik kecerdasan emosional akan semakin tinggi kinerja karyawan. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional, maka semakin rendah pula kinerja karyawan.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat dinyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas.

Hasil uji hipotesis kedua diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel lingkungan kerja (b2) adalah sebesar 0,246 atau bernilai positif,

sehingga dapat dikatakan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Berdasarkan uji t untuk variabel lingkungan kerja (b2) diperoleh thitung

> ttabel, yaitu 2,276 > 2,012 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,027, dengan

sumbangan relatif sebesar 39,2% dan sumbangan efektif 14,3%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik lingkungan kerja akan semakin tinggi kinerja karyawan, demikian pula sebaliknya semakin rendah lingkungan kerja akan semakin rendah kinerja karyawan.

Berdasarkan uji keberartian regresi linear ganda atau uji F diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 13,500 > 3,195 dan nilai signifikansi < 0,05,

(13)

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 36,5% sedangkan 63,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

D.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier ganda (uji t) memperoleh thitung > ttabel, yaitu

3,137 > 2,012 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,003 dengan sumbangan efektif sebesar 22,2%.

2. Ada pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Hasil analisis regresi linier ganda memperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,276 > 2,012 dan nilai signifikansi <

0,05, yaitu 0,027 dengan sumbangan efektif sebesar 14,3%.

3. Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas. Hal ini dapat dilihat dari analisis uji F yang memperoleh Fhitung sebesar 13,500 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,195 dan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Goleman, Z. 2000. Kecerdasan Emosional Pemimpin Transformasional. Surabaya: Pustaka Ilmu.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein. 2004. Riset sumber Daya Manusia Dalam Organisasi,

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, limbah budi daya jamur tiram sampai dengan dosis 450 g/kg tanah dapat berperan sebagai bahan organik yang meningkatkan serapan hara, pertumbuhan, dan produksi

Kombinasi ekstrak etanol kelopak rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) dan siprofloksasin memiliki aktivitas antibakteri dengan efek sinergis terhadap Escherichia coli

Jensen &amp; Meckling (1976) dalam Masdupi (2005) berpendapat bahwa mekanisme untuk mengatasi konflik keagenan antara lain dengan meningkatkan kepemilikan insider (insider

Faktor yang berasal dari siswa sendiri diantaranya adalah motivasi dan minat belajar siswa dan faktor dari luar siswa adalah cara mengajar guru dalam proses belajar mengajar

Pada saat WWKM dipegang oleh KBM JLPL, biaya investasi yang diperhitungkan adalah biaya investasi yang hanya dikeluarkan oleh KBM JLPL untuk penambahan fasilitas seluncur

Hasil analisis sekuen gen aiiA dengan menggunakan program BLAST-N menunjukkan bahwa gen aiiA isolat INT1c memiliki homologi dengan gen aiiA Bacillus cereus ATTCC

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode Concept Sentence pada siswa kelas III SDN 02 Kedungrejo

merupakan penyakit jantung dapatan dengan kelainan pada katup, proses yang mempengaruhi satu atau lebih katup dari jantung. Ada empat katup utama jantung.. yang mungkin