• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti pada Pabrik Roti di Pematangsiantar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti pada Pabrik Roti di Pematangsiantar."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik hingga berskala internasional bersaing untuk menjadi yang terbaik, salah satunya di bidang pengendalian bahan baku. Fungsi pembelian bertanggung jawab dalam melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam perusahaan tersebut Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab dalam penyimpanan dan pengeluaran bahan baku yang telah dibeli, melakukan pengendalian terhadap bahan baku yang ada serta melaporkan apabila bahan baku telah mencapai titik pemesanan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode pemesanan bahan baku yang tepat pada pabrik roti di Pematangsiantar, yaitu pabrik roti France Bakery. Data utama yang dikumpulkan adalah berupa pemakaian bahan baku, biaya penyimpanan, dan biaya pemesanan dengan cara wawancara dan observasi. Metode yang digunakan adalah metode EOQ yang bertujuan untuk mencari kuantitas pemesanan yang optimal untuk meminimumkan biaya total persediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik dapat melakukan penghematan sebesar Rp9.860.420,24.-

Kata kunci:biaya pemesanan, biaya penyimpanan, titik pemesanan kembali,

(2)

ABSTRACT

As the time developing ,many companiesbetween domestic scale's to an international scale's compete to be the best, which one of them is the control of raw materials sector. The purchasing function is being responsible for purchasing the raw materials that needed for production process in that company while the inventory function is being responsible for the storage's and raw materials expenses that have been purchased, control over the existing raw materials, and also stated if the raw materials have reached the reorder point. This study aims to determine the right method of raw materials' ordering at the bakery in Pematangsiantar, namely France Bakery. The collected main data are in the form of raw materials usage, storage's costs, and ordering cost by interview and doing observation. The used method is EOQ method that aims to find the optimal order quantity to minimize the total cost of inventory. The results showed that the bakery's plant can make saving for Rp9.860.420,24.-

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

2.1.1 Definisi Manajemen Operasi... ... 9

2.1.2 Definisi Peramalan ... 10

2.1.3 Meramalkan Horizon Waktu ... 10

(4)

2.1.5 Jenis-jenis Peramalan ... 12

2.1.6 Model Deret Waktu (Time Series Model) ... 12

2.1.7 Dekomposisi Deret Waktu ... 13

2.1.8 Metode Peramalan Untuk Model Time Series ... 14

2.1.9 Proyeksi Tren ... 15

2.1.10 Definisi Persediaan ... 15

2.1.11 Alasan Timbulnya Persediaan ... 16

2.1.12 Biaya-biaya Dalam Persediaan ... 17

2.1.13 Fungsi Persediaan ... 20

2.1.14 Jenis-Jenis Persediaan ... 20

2.1.15 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan ... 21

2.1.16 Metode Analisis ABC ... 22

2.1.17 Model-Model Persediaan ... 23

2.1.18 Defenisi Pengendalian Persediaan ... 24

2.1.19 Tujuan Pengendalian Persediaan ... 25

2.1.20 Definisi EOQ (Economic Order Quantity ... 25

2.1.21 Penentuan EOQ (Economic Order Quantity ... 26

2.1.22 Persediaan Pengaman (Safety Stock ... 28

2.1.23Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ... 28

2.2 Riset Empiris ... 29

2.2.1Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Rerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 33

(5)

3.2 Objek Penelitian ... 33

3.2.1Sejarah Perusahaan ... 33

3.2.2Struktur Organisasi ... 34

3.3 Jenis Data ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Metode Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Hasil Pengumpulan Data... 40

4.2 Hasil Pengujian Data Penelitian... 41

4.2.1 Pengujian Kecukupan Data Pemakaian Tepung Terigu .. 41

4.2.2 Pengujian Keseragaman Data Pemakaian Tepung Terigu 44 4.2.3 Peramalan Pemakaian Tepung terigu ... 47

4.2.4 Penentuan EOQ... 57

4.2.5 Menentukan Safety Stock ... 59

4.2.6 Penentuan Reorder Point (ROP ... 62

4.2.7 Penentuan Biaya Total Persediaan ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 73

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Laporan Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu

Periode Januari 2012 – Desember 2014 (dalam kg) ... 6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 4.1 Biaya Pemesanan Bahan Baku Tepung Terigu Pabrik Roti France Bakery Tahun 2012 sampai Tahun 2014 Dalam Rupiah (dalam setiap kali pesan) ... 40

Tabel 4.2 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tepung Terigu Pabrik Roti France Bakery Tahun 2012 sampai Tahun 2014 Dalam Rupiah per Kg per Tahun ... 41

Tabel 4.9 Data Pemakaian Tepung Terigu pada Tahun 2012-2014... 48

Tabel 4.10 Peramalan Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 Menurut Persamaan Tren ... 50

Tabel 4.11 Peramalan Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 Menurut Metode Peramalan Metode Rata-rata Bergerak ... 52

Tabel 4.12 Peramalan Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2015 Menurut Persamaan Tren ... 53

Tabel 4.13 Data Perhitungan Indeks musim Tahun 2012-2014 ... 55

(8)

Tabel 4.15 Pemakaian, Biaya Pemesanan, dan Biaya Penyimpanan

Tepung Terigu Pabrik Roti France Bakery ... 57 Tabel 4.16 Standar Deviasi Tahun 2015 ... 61 Tabel 4.17 Selisih Total Inventory Cost Menurut Pabrik dengan Total

(9)

DAFTAR GRAFIK

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Laporan Pemesanan dan Pemakaian Tepung Terigu Tahun

2012-2014 (dalam kg) ... 73

Lampiran B Jurnal Penelitian Terdahulu ... 74

Lampiran C Rerangka Pemikiran ... 75

Lampiran D Struktur Organisasi ... 76

Lampiran E Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan ... 76

Lampiran F Data Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 yang telah diolah ... 77

Lampiran G Hasil Perhitungan Standar Deviasi Data Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 ... 78

Lampiran H Data-Data Peramalan dengan Persamaan Tren dan Variasi Musim ... 80

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik

hingga berskala internasional bersaing untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan

besar maupun perusahaan kecil berkompetisi untuk menguasai pasar. Persaingan

antar perusahaan dapat berupa persaingan sumber daya manusia (SDM),

kecanggihan teknologi, serta peningkatan mutu produk yang dihasilkan.

Meningkatnya persaingan dan adanya variasi permintaan yang kompleks,

menyebabkan perusahaan perlu membuat strategi dan standar produk bermutu

tinggi. Suatu perusahaan menanamkan sebagian besar modalnya dalam sistem

produksi dan operasi dengan harapan untuk mengembangkan ruang lingkup usaha

dan kemampuan dalam meningkatkan laba perusahaan.

Pada perusahaan fungsi pembelian dan persediaan bahan baku memegang

peranan penting dalam menunjang kelancaran proses produk. Fungsi pembelian

bertanggung jawab dalam melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan

untuk proses produksi dalam perusahaan tersebut sehingga bahan baku yang

dibutuhkan dapat dipenuhi tepat waktu, dengan kualitas yang baik dengan harga

yang paling menguntungkan. Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab

dalam penyimpanan dan pengeluaran bahan baku yang telah dibeli, melakukan

(12)

Bab1 Pendahuluan 2

telah mencapai titik pemesanan kembali. Seringkali perusahaan mengalami

masalah dalam perencanaan dan pengendalian persediaan, mulai dari persediaan

bahan baku hingga barang jadi. Masalah dari persediaan, yaitu terlalu banyaknya

persediaan yang mengakibatkan biaya-biaya seperti biaya sewa gudang, biaya

pemeliharan persediaan terlalu besar atau kekurangan persediaan yang

mengakibatkan perusahaan terancam kehilangan konsumen. Oleh sebab itu,

diperlukan adanya perencanaan yang baik dari perusahaan yang saling

berkompetisi dalam industri dan konsistensi dalam pengendalian aktivitas

produksinya.

Dalam karya tulis ini, penulis akan mengangkat tentang bisnis home

industry khususnya pabrik roti usaha keluarga. Usaha roti dewasa ini sangat

diminati oleh banyak para pelaku bisnis yang baru untuk mencoba peruntungan di

dunia bisnis. Perusahaan roti merupakan usaha yang bergerak di bidang pangan

dimana pangan yang merupakan kebutuhan utama manusia untuk tetap hidup dan

beraktivitas. Di dalam perusahaan industri seperti ini, bahan baku merupakan hal

utama untuk memperlancar produksi. Tanpa adanya bahan baku yang memadai

akan menghambat produksi produk dan akan mengancam kehilangan profit.

Untuk mengatasi hal tersebut terjadi maka sangat mutlak suatu perusahaan untuk

menetapkan sistem pengendalian bahan baku yang baik.

Bisnis usaha roti merupakan salah satu peluang usaha yang banyak

menarik minat pengusaha untuk mencoba peruntungan. Selain menjadi makanan

ringan atau snack penunda lapar, pangan roti juga kerap menjadi pilihan

(13)

Bab1 Pendahuluan 3

dikonsumsi. Dengan modal pengalaman memasak dan modal bahan baku yang

relatif murah seperti tepung terigu, mentega, dan lainnya dapat menghasilkan

keuntungan yang cukup besar.

Persediaan yang terdapat pada usaha roti tidak menentu permintaannya

karena permintaan konsumen setiap harinya tidak akan selalu sama karena

keinginan manusia tidak menentu. Pada masyarakat Indonesia, kebutuhan akan

roti berbeda dengan masyarakat yang berdomisili di bagian barat dunia dimana

roti merupakan bahan pokok untuk melakukan aktivitas sedangkan di Indonesia

nasi yang menjadi bahan pokok makanan. Karena itu, kekurangan maupun

kelebihan stock roti dapat terjadi dan mengakibatkan kehilangan keuntungan.

Tujuan dasar dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan

keuntungan semaksimal mungkin dengan meminimumkan biaya yang

dikeluarkan. Untuk membantu perusahaan mencapai tujuan tersebut, diperlukan

strategi dan sistem manajemen yang mumpuni. Salah satu dari manajemen pada

usaha roti adalah untuk meminimumkan biaya dengan mengendalikan persediaan

(inventory control)

Masalah yang sering kali juga muncul dalam pengendalian bahan baku

adalah dalam menentukan persediaan yang paling tepat sehingga tidak

mengganggu proses produksi terutama bahan baku tepung terigu. Bahan baku

tepung terigu merupakan bahan yang paling utama dalam membuat roti karena

bahan baku tepung terigu merupakan bahan pokok yang diperlukan paling banyak

dalam memproduksi roti. Tepung terigu dapat diperoleh dengan pembelian baik

(14)

Bab1 Pendahuluan 4

perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk bahan baku tepung terigu dan

biaya-biaya lain seperti biaya-biaya pengiriman dan biaya-biaya penggudangan. Kesalahan dalam

menentukan berapa banyak jumlah persediaan yang harus dibeli akan menekan

keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pengeluaran biaya yang besar pada

persediaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan, yaitu biaya – biaya

yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan tepung terigu yang

dibeli. Biaya ini dapat berubah sesuai dengan besar kecil persediaan tepung terigu

yang dimiliki perusahaan. Semakin besar jumlah persediaan yang disimpan maka

semakin besar pula biaya penyimpanannya dan sebaliknya.

Jika pengeluaran akan bahan baku sangat kecil, maka keuntungan

perusahaan juga akan tertekan karena biaya stock out yaitu biaya yang terjadi

akibat perusahaan kehabisan persediaan yang mengakibatkan hilangnya

kesempatan untuk memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak

terpenuhi. Untuk itu beberapa masalah yang dapat terjadi dalam pengendalian

persediaan adalah dalam menentukan berapa kuantitas yang akan dibeli, kapan

pemesan harus dilakukan, berapa kuantitas bahan yang selalu ada dalam

persediaan (safety stock).

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pabrik roti France Bakery di

Pematangsiantar yang merupakan home industry yang bergerak dalam bidang

produksi roti. Banyaknya industri yang berkembang di Pematangsiantar seperti

toko roti Ganda, Bread top tidak membuat France Bakery kalah bersaing

melainkan tetap jalan bahkan dapat mendirikan cabang usaha di daerah lain.

(15)

Bab1 Pendahuluan 5

dengan harga yang ekonomis. Bahan baku utama pada toko roti adalah tepung

terigu. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, pabrik roti France

Bakery tidak menetapkan sistem pengendalian dalam perencanaan bahan baku

mereka. Pemilik usaha hanya berasumsi berdasarkan perkiraan permintaan

konsumen sehingga frekuensi pembelian bahan baku dalam satu periode, waktu

pembelian, serta jumlah bahan baku yang dibeli dalam setiap kali pembelian tidak

bisa ditentukan dengan tepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian

tentang “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Pada

Pabrik Roti di Pematangsiantar.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berikut adalah laporan pemesanan dan pemakaian bahan baku tepung

(16)

Bab1 Pendahuluan 6

Tabel 1.1 Laporan Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu Periode Januari 2012 – Desember 2014 (dalam kg)

BULAN 2012 2013 2014

Berdasarkan data laporan di atas yang telah disajikan, dapat dilihat bahwa

pemesanan dan pemakaian bahan baku setiap bulannya tidak teratur yaitu dapat

melebihi jumlah pemakaian serta kurang dari jumlah pemakaian. Pada tahun 2012

total bahan yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar 76.525kg yang

berbeda dengan total yang dipesan yaitu sebesar 76.225kg sehingga pabrik

tersebut harus membeli lagi tepung terigu dengan harga yang lebih tinggi karena

melakukan pembelian mendadak. Demikian pada tahun 2013 total bahan baku

yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar 81.075kg tidak sesuai dengan

total yang dipesan yaitu sebesar 81.825kg sehingga stock tepung terigu terlalu

banyak dan terjadi penumpukan di gudang sehingga kualitas tepung terigu turun

yang mengakibatkan kualitas produksi menurun atau gagal. Begitu juga pada

(17)

Bab1 Pendahuluan 7

yaitu sebesar 89.950kg sedangkan yang dipesan hanya sebesar 89.830kg memiliki

kasus yang sama seperti tahun 2012 dimana terjadi kekurangan stock tepung

terigu.

Hal ini terjadi karena tidak ada sistem pengendalian persediaan pada

pabrik tersebut. Selain itu, pabrik juga tidak menetapkan titik kapan untuk

melakukan pemesanan kembali (reorder point). Demikian juga dengan safety

stock tidak ditetapkan oleh pabrik yang seharusnya ditetapkan untuk

mempersiapkan sejumlah persediaan cadangan agar jika persediaan habis dan

belum bisa melakukan pemesanan kembali, proses produksi dapat terus dilakukan.

Berdasarkan data tabel 1.1, maka dapat dilihat adanya permasalah pada

pabrik roti tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode apa yang sebaiknya dipakai oleh pabrik roti France Bakery untuk

meminimumkan biaya penyimpanan?

2. Berapa safety stock yang optimal dan reorder point yang harus ditetapkan

pabrik roti France Bakery?

1.3 Tujuan Penelitian

Dilihat dari latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah diatas,

maka tujuan penelitian adalah:

1. Metode yang sebaiknya digunakan oleh pabrik roti France Bakery untuk

meminimumkan biaya penyimpanan.

2. Menentukan jumlah safety stock dan reorder point bahan baku tepung

(18)

Bab1 Pendahuluan 8

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini diharapakan agar dapat memberikan

manfaat bagi:

1. Pihak penulis

Dengan diadakan penelitian ini maka penulis mendapatkan tambahan ilmu

khususnya dapat memperdalam tentang pengendalian persediaan.

2. Pihak Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk

menanggulangi permasalahan yang terdapat pada pengendalian

persediaan. Dengan metode yang telah ditawarkan diharapkan perusahaan

dapat menerapkannya.

3. Pihak Pembaca

Untuk para pembaca diharapkan dapat menambah ilmu baru khususnya

tentang pengendalian persediaan dan metode yang diterapkan.

4. Pihak Universitas Kristen Maranatha

Untuk pihak Universitas Kristen Maranatha diharapakan penelitian ini

dapat menjadi bahan literature di perpustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Maranatha.

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukan sebelumnya,

dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Pemakaian bahan baku tepung terigu pada Pabrik Roti France Bakery

masih berfluktuaktif. Hal ini dibuktikan dari pemakaian bahan baku

tepung terigu yang selalu berbeda-beda setiap bulannya. Kontrol

persediaan juga lemah karena belum adanya penentuan persediaan

pengaman dan titik pemesanan kembali (reorder point) serta tidak

diterapkan safety stock. Dengan menggunakan metode EOQ, Hasil optimal

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan EOQ

Perhitungan EOQ tepung terigu atau jumlah pembelian tepung

terigu yang optimal untuk setiap kali pesan pada tahun 2012, 2013 dan

2014 berturut-turut adalah adalah 3.546 kg, 3.824 kg, dan 4.301 kg

dengan masing-masing frekuensi pemesanan setiap tahun

berturut-turut adalah 22, 21, dan 21 kali pesan. Untuk EOQ tahun 2015,

berdasarkan bantuan peramalan tren dan variasi musim adalah 4.421

kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 21 kali pesan.

b. Penentuan Safety Stock

Perhitungan Safety stock bahan baku tepung terigu atau jumlah

(20)

Bab V Simpulan dan Saran 70

France Bakery pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut adalah

337 kg, 312 kg, dan 721 kg. Untuk safety stock tahun 2015,

berdasarkan peramalan tren dan variasi musim adalah sebesar 599 kg.

c. Penentuan ROP

Perhitungan untuk menentukan ROP bahan baku tepung terigu

pada pabrik roti France Bakery pada tahun 2012, 2013, dan 2014

berturut-turut adalah 541 kg, 554 kg, dan 990 kg. Untuk ROP tahun

2015 dengan peramalan tren dan variasi musim adalah 884 kg.

d. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC)

Perhitungan TIC yang seharusnya dikeluarkan oleh pabrik roti

France Bakery selama ini untuk melakukan pemesanan bahan baku

tepung terigu dengan perhitungan metode EOQ pada tahun 2012,

2013, dan 2014 berturut-turut adalah Rp989.724,1278,-

Rp1.1.87.436,109,- dan Rp1.379.947,8.- Untuk TIC tahun 2015

dengan peramalan tren dan variasi musim adalah sebesar

Rp1.417.931,64.-

2. Dengan menggunakan perhitungan metode EOQ lebih efektif dalam

meningkatkan kontrol persediaan dan perencanaan persediaan bahan baku

tepung terigu pada Pabrik Roti France Bakery. Berdasarkan perhitungan

diketahui bahwa TIC dengan menggunakan metode EOQ lebih kecil

dibandingkan TIC menurut perhitungan pabrik dengan selisih pada tahun

2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp1.830.630,189,-

Rp2.254.784,891,- dan Rp2.839.414,631.- Untuk selisih tahun 2015,

(21)

Bab V Simpulan dan Saran 71

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang ada, dapat dikemukan saran-saran berikut:

1. Bagi Pabrik Roti France Bakery, dalam melakukan pemesanan bahan baku

tepung terigu sebaiknya untuk menggunakan pendekatan metode EOQ

karena pendekatan dengan metode EOQ dapat melakukan penghematan

biaya persediaan sehingga penghematan yang diperoleh pabrik dapat

dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.

2. Penggunaan metode EOQ dengan adanya penentuan safety stock dan

reorder point dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kontrol

terhadap persediaan sehingga proses produksi dapat berjalan efisien.

3. Meramalan permintaan akan bahan baku terlebih dahulu sebelum

menggunakan metode EOQ bertujuan untuk menentukan berapa kuantitas

yang akan dipesan di masa depan sehingga lebih memudahkan pengusaha

untuk menentukan berapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, selain menggunakan metode EOQ, dapat

mencoba menggunakan metode persediaan yang lainnya seperti metode

Just in Time (JIT).

5. Bagi Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan pemesanan bahan

baku lainnya sebagai pertimbangan pendapatan karena penelitian ini hanya

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: CP-FEUL

Gasperz, Vincent. (2004). Production Planning and Inentory Control. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Handoko, H T. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Juliana Puspika dan Desi Anita. 2013. Inventory Control dan Perencanaan Bahan Baku Produksi Roti pada Pabrik Roti Bobo di Pekanbaru. Jurnal Ekonomi. Vol 21. (No. 3),hal 31-45.

Kusuma, H. (2009). Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Penerbit: Andi, Yogyakarta.

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Render, B., dan J, Heizer. (2005). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2009). Manajemen Operasi. Buku 1. Edisi 9. Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2010). Manajemen Operasi. Buku 2. Edisi 9. Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.

Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE, Yogyakarta.

Rosmiati, Rauf, R.A,. dan Howard, R. (2013). Analisis Economic Order Quantity untuk Menentukan Persediaan Bahan Baku Keripik Sukun. Jurnal Ekonomi. Vol 32. (No. 5),hal 123-132.

Rosnani, G. (2007). Sistem Produksi. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta

Schroeder, R. (1995). Pengambilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Siswanto. (2007). Operations Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Tabel 1.1 Laporan Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu

Referensi

Dokumen terkait

Dikarenakan adanya faktor daerah rawan gempa tersebut, maka bangunan- bangunan di Indonesia dan khususnya di Provinsi Sumatera Barat terutama bangunan infrastruktur,

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada baba sebelunya dapat disimpulkan bahwa pada pengujian pengaruh jumlah komponen utama dengan variasi jumlah komponen utama 5,

Hasil penelitian ini meliputi: (1) tokoh utama dalam karangan narasi siswa berupa tokoh “aku”, sedangkan tokoh sampingan berupa keluarga dan teman; (3) latar yang

Beberapa jenis tanaman yang dikenal memiliki metabolik sekunder pengendali hama dapat ditanam bersamaan dengan tanaman utama dengan tujuan melindungi tanaman utama dari

Sejalan dengan hal tersebut, maka Yusuf (2012) dalam salah satu kesimpulan penelitiannya, menyebutkan bahwa “kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi dapat

Dirancang untuk secara efisien menerapkan horsepower yang lebih tinggi dari engine 3512C, transmisi power shift planetary yang telah terbukti ini dibuat dengan kokoh untuk

delan jika menggunakan parameter pemu- lusan optimum (Tabel 2). Hal ini menun- jukkan bahwa fungsi diskriminan kernel yang dibangun pada model 2 juga konsis- ten untuk setiap

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa