ABSTRAK
Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik hingga berskala internasional bersaing untuk menjadi yang terbaik, salah satunya di bidang pengendalian bahan baku. Fungsi pembelian bertanggung jawab dalam melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam perusahaan tersebut Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab dalam penyimpanan dan pengeluaran bahan baku yang telah dibeli, melakukan pengendalian terhadap bahan baku yang ada serta melaporkan apabila bahan baku telah mencapai titik pemesanan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode pemesanan bahan baku yang tepat pada pabrik roti di Pematangsiantar, yaitu pabrik roti France Bakery. Data utama yang dikumpulkan adalah berupa pemakaian bahan baku, biaya penyimpanan, dan biaya pemesanan dengan cara wawancara dan observasi. Metode yang digunakan adalah metode EOQ yang bertujuan untuk mencari kuantitas pemesanan yang optimal untuk meminimumkan biaya total persediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik dapat melakukan penghematan sebesar Rp9.860.420,24.-
Kata kunci:biaya pemesanan, biaya penyimpanan, titik pemesanan kembali,
ABSTRACT
As the time developing ,many companiesbetween domestic scale's to an international scale's compete to be the best, which one of them is the control of raw materials sector. The purchasing function is being responsible for purchasing the raw materials that needed for production process in that company while the inventory function is being responsible for the storage's and raw materials expenses that have been purchased, control over the existing raw materials, and also stated if the raw materials have reached the reorder point. This study aims to determine the right method of raw materials' ordering at the bakery in Pematangsiantar, namely France Bakery. The collected main data are in the form of raw materials usage, storage's costs, and ordering cost by interview and doing observation. The used method is EOQ method that aims to find the optimal order quantity to minimize the total cost of inventory. The results showed that the bakery's plant can make saving for Rp9.860.420,24.-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
2.1.1 Definisi Manajemen Operasi... ... 9
2.1.2 Definisi Peramalan ... 10
2.1.3 Meramalkan Horizon Waktu ... 10
2.1.5 Jenis-jenis Peramalan ... 12
2.1.6 Model Deret Waktu (Time Series Model) ... 12
2.1.7 Dekomposisi Deret Waktu ... 13
2.1.8 Metode Peramalan Untuk Model Time Series ... 14
2.1.9 Proyeksi Tren ... 15
2.1.10 Definisi Persediaan ... 15
2.1.11 Alasan Timbulnya Persediaan ... 16
2.1.12 Biaya-biaya Dalam Persediaan ... 17
2.1.13 Fungsi Persediaan ... 20
2.1.14 Jenis-Jenis Persediaan ... 20
2.1.15 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan ... 21
2.1.16 Metode Analisis ABC ... 22
2.1.17 Model-Model Persediaan ... 23
2.1.18 Defenisi Pengendalian Persediaan ... 24
2.1.19 Tujuan Pengendalian Persediaan ... 25
2.1.20 Definisi EOQ (Economic Order Quantity ... 25
2.1.21 Penentuan EOQ (Economic Order Quantity ... 26
2.1.22 Persediaan Pengaman (Safety Stock ... 28
2.1.23Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ... 28
2.2 Riset Empiris ... 29
2.2.1Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Rerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 33
3.2 Objek Penelitian ... 33
3.2.1Sejarah Perusahaan ... 33
3.2.2Struktur Organisasi ... 34
3.3 Jenis Data ... 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.5 Metode Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Hasil Pengumpulan Data... 40
4.2 Hasil Pengujian Data Penelitian... 41
4.2.1 Pengujian Kecukupan Data Pemakaian Tepung Terigu .. 41
4.2.2 Pengujian Keseragaman Data Pemakaian Tepung Terigu 44 4.2.3 Peramalan Pemakaian Tepung terigu ... 47
4.2.4 Penentuan EOQ... 57
4.2.5 Menentukan Safety Stock ... 59
4.2.6 Penentuan Reorder Point (ROP ... 62
4.2.7 Penentuan Biaya Total Persediaan ... 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69
5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN ... 73
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Laporan Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu
Periode Januari 2012 – Desember 2014 (dalam kg) ... 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30
Tabel 4.1 Biaya Pemesanan Bahan Baku Tepung Terigu Pabrik Roti France Bakery Tahun 2012 sampai Tahun 2014 Dalam Rupiah (dalam setiap kali pesan) ... 40
Tabel 4.2 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tepung Terigu Pabrik Roti France Bakery Tahun 2012 sampai Tahun 2014 Dalam Rupiah per Kg per Tahun ... 41
Tabel 4.9 Data Pemakaian Tepung Terigu pada Tahun 2012-2014... 48
Tabel 4.10 Peramalan Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 Menurut Persamaan Tren ... 50
Tabel 4.11 Peramalan Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 Menurut Metode Peramalan Metode Rata-rata Bergerak ... 52
Tabel 4.12 Peramalan Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2015 Menurut Persamaan Tren ... 53
Tabel 4.13 Data Perhitungan Indeks musim Tahun 2012-2014 ... 55
Tabel 4.15 Pemakaian, Biaya Pemesanan, dan Biaya Penyimpanan
Tepung Terigu Pabrik Roti France Bakery ... 57 Tabel 4.16 Standar Deviasi Tahun 2015 ... 61 Tabel 4.17 Selisih Total Inventory Cost Menurut Pabrik dengan Total
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Laporan Pemesanan dan Pemakaian Tepung Terigu Tahun
2012-2014 (dalam kg) ... 73
Lampiran B Jurnal Penelitian Terdahulu ... 74
Lampiran C Rerangka Pemikiran ... 75
Lampiran D Struktur Organisasi ... 76
Lampiran E Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan ... 76
Lampiran F Data Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 yang telah diolah ... 77
Lampiran G Hasil Perhitungan Standar Deviasi Data Pemakaian Tepung Terigu Tahun 2012-2014 ... 78
Lampiran H Data-Data Peramalan dengan Persamaan Tren dan Variasi Musim ... 80
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik
hingga berskala internasional bersaing untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan
besar maupun perusahaan kecil berkompetisi untuk menguasai pasar. Persaingan
antar perusahaan dapat berupa persaingan sumber daya manusia (SDM),
kecanggihan teknologi, serta peningkatan mutu produk yang dihasilkan.
Meningkatnya persaingan dan adanya variasi permintaan yang kompleks,
menyebabkan perusahaan perlu membuat strategi dan standar produk bermutu
tinggi. Suatu perusahaan menanamkan sebagian besar modalnya dalam sistem
produksi dan operasi dengan harapan untuk mengembangkan ruang lingkup usaha
dan kemampuan dalam meningkatkan laba perusahaan.
Pada perusahaan fungsi pembelian dan persediaan bahan baku memegang
peranan penting dalam menunjang kelancaran proses produk. Fungsi pembelian
bertanggung jawab dalam melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan
untuk proses produksi dalam perusahaan tersebut sehingga bahan baku yang
dibutuhkan dapat dipenuhi tepat waktu, dengan kualitas yang baik dengan harga
yang paling menguntungkan. Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab
dalam penyimpanan dan pengeluaran bahan baku yang telah dibeli, melakukan
Bab1 Pendahuluan 2
telah mencapai titik pemesanan kembali. Seringkali perusahaan mengalami
masalah dalam perencanaan dan pengendalian persediaan, mulai dari persediaan
bahan baku hingga barang jadi. Masalah dari persediaan, yaitu terlalu banyaknya
persediaan yang mengakibatkan biaya-biaya seperti biaya sewa gudang, biaya
pemeliharan persediaan terlalu besar atau kekurangan persediaan yang
mengakibatkan perusahaan terancam kehilangan konsumen. Oleh sebab itu,
diperlukan adanya perencanaan yang baik dari perusahaan yang saling
berkompetisi dalam industri dan konsistensi dalam pengendalian aktivitas
produksinya.
Dalam karya tulis ini, penulis akan mengangkat tentang bisnis home
industry khususnya pabrik roti usaha keluarga. Usaha roti dewasa ini sangat
diminati oleh banyak para pelaku bisnis yang baru untuk mencoba peruntungan di
dunia bisnis. Perusahaan roti merupakan usaha yang bergerak di bidang pangan
dimana pangan yang merupakan kebutuhan utama manusia untuk tetap hidup dan
beraktivitas. Di dalam perusahaan industri seperti ini, bahan baku merupakan hal
utama untuk memperlancar produksi. Tanpa adanya bahan baku yang memadai
akan menghambat produksi produk dan akan mengancam kehilangan profit.
Untuk mengatasi hal tersebut terjadi maka sangat mutlak suatu perusahaan untuk
menetapkan sistem pengendalian bahan baku yang baik.
Bisnis usaha roti merupakan salah satu peluang usaha yang banyak
menarik minat pengusaha untuk mencoba peruntungan. Selain menjadi makanan
ringan atau snack penunda lapar, pangan roti juga kerap menjadi pilihan
Bab1 Pendahuluan 3
dikonsumsi. Dengan modal pengalaman memasak dan modal bahan baku yang
relatif murah seperti tepung terigu, mentega, dan lainnya dapat menghasilkan
keuntungan yang cukup besar.
Persediaan yang terdapat pada usaha roti tidak menentu permintaannya
karena permintaan konsumen setiap harinya tidak akan selalu sama karena
keinginan manusia tidak menentu. Pada masyarakat Indonesia, kebutuhan akan
roti berbeda dengan masyarakat yang berdomisili di bagian barat dunia dimana
roti merupakan bahan pokok untuk melakukan aktivitas sedangkan di Indonesia
nasi yang menjadi bahan pokok makanan. Karena itu, kekurangan maupun
kelebihan stock roti dapat terjadi dan mengakibatkan kehilangan keuntungan.
Tujuan dasar dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan
keuntungan semaksimal mungkin dengan meminimumkan biaya yang
dikeluarkan. Untuk membantu perusahaan mencapai tujuan tersebut, diperlukan
strategi dan sistem manajemen yang mumpuni. Salah satu dari manajemen pada
usaha roti adalah untuk meminimumkan biaya dengan mengendalikan persediaan
(inventory control)
Masalah yang sering kali juga muncul dalam pengendalian bahan baku
adalah dalam menentukan persediaan yang paling tepat sehingga tidak
mengganggu proses produksi terutama bahan baku tepung terigu. Bahan baku
tepung terigu merupakan bahan yang paling utama dalam membuat roti karena
bahan baku tepung terigu merupakan bahan pokok yang diperlukan paling banyak
dalam memproduksi roti. Tepung terigu dapat diperoleh dengan pembelian baik
Bab1 Pendahuluan 4
perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk bahan baku tepung terigu dan
biaya-biaya lain seperti biaya-biaya pengiriman dan biaya-biaya penggudangan. Kesalahan dalam
menentukan berapa banyak jumlah persediaan yang harus dibeli akan menekan
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pengeluaran biaya yang besar pada
persediaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan, yaitu biaya – biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan tepung terigu yang
dibeli. Biaya ini dapat berubah sesuai dengan besar kecil persediaan tepung terigu
yang dimiliki perusahaan. Semakin besar jumlah persediaan yang disimpan maka
semakin besar pula biaya penyimpanannya dan sebaliknya.
Jika pengeluaran akan bahan baku sangat kecil, maka keuntungan
perusahaan juga akan tertekan karena biaya stock out yaitu biaya yang terjadi
akibat perusahaan kehabisan persediaan yang mengakibatkan hilangnya
kesempatan untuk memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak
terpenuhi. Untuk itu beberapa masalah yang dapat terjadi dalam pengendalian
persediaan adalah dalam menentukan berapa kuantitas yang akan dibeli, kapan
pemesan harus dilakukan, berapa kuantitas bahan yang selalu ada dalam
persediaan (safety stock).
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pabrik roti France Bakery di
Pematangsiantar yang merupakan home industry yang bergerak dalam bidang
produksi roti. Banyaknya industri yang berkembang di Pematangsiantar seperti
toko roti Ganda, Bread top tidak membuat France Bakery kalah bersaing
melainkan tetap jalan bahkan dapat mendirikan cabang usaha di daerah lain.
Bab1 Pendahuluan 5
dengan harga yang ekonomis. Bahan baku utama pada toko roti adalah tepung
terigu. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, pabrik roti France
Bakery tidak menetapkan sistem pengendalian dalam perencanaan bahan baku
mereka. Pemilik usaha hanya berasumsi berdasarkan perkiraan permintaan
konsumen sehingga frekuensi pembelian bahan baku dalam satu periode, waktu
pembelian, serta jumlah bahan baku yang dibeli dalam setiap kali pembelian tidak
bisa ditentukan dengan tepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian
tentang “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Pada
Pabrik Roti di Pematangsiantar.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berikut adalah laporan pemesanan dan pemakaian bahan baku tepung
Bab1 Pendahuluan 6
Tabel 1.1 Laporan Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu Periode Januari 2012 – Desember 2014 (dalam kg)
BULAN 2012 2013 2014
Berdasarkan data laporan di atas yang telah disajikan, dapat dilihat bahwa
pemesanan dan pemakaian bahan baku setiap bulannya tidak teratur yaitu dapat
melebihi jumlah pemakaian serta kurang dari jumlah pemakaian. Pada tahun 2012
total bahan yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar 76.525kg yang
berbeda dengan total yang dipesan yaitu sebesar 76.225kg sehingga pabrik
tersebut harus membeli lagi tepung terigu dengan harga yang lebih tinggi karena
melakukan pembelian mendadak. Demikian pada tahun 2013 total bahan baku
yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar 81.075kg tidak sesuai dengan
total yang dipesan yaitu sebesar 81.825kg sehingga stock tepung terigu terlalu
banyak dan terjadi penumpukan di gudang sehingga kualitas tepung terigu turun
yang mengakibatkan kualitas produksi menurun atau gagal. Begitu juga pada
Bab1 Pendahuluan 7
yaitu sebesar 89.950kg sedangkan yang dipesan hanya sebesar 89.830kg memiliki
kasus yang sama seperti tahun 2012 dimana terjadi kekurangan stock tepung
terigu.
Hal ini terjadi karena tidak ada sistem pengendalian persediaan pada
pabrik tersebut. Selain itu, pabrik juga tidak menetapkan titik kapan untuk
melakukan pemesanan kembali (reorder point). Demikian juga dengan safety
stock tidak ditetapkan oleh pabrik yang seharusnya ditetapkan untuk
mempersiapkan sejumlah persediaan cadangan agar jika persediaan habis dan
belum bisa melakukan pemesanan kembali, proses produksi dapat terus dilakukan.
Berdasarkan data tabel 1.1, maka dapat dilihat adanya permasalah pada
pabrik roti tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode apa yang sebaiknya dipakai oleh pabrik roti France Bakery untuk
meminimumkan biaya penyimpanan?
2. Berapa safety stock yang optimal dan reorder point yang harus ditetapkan
pabrik roti France Bakery?
1.3 Tujuan Penelitian
Dilihat dari latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah diatas,
maka tujuan penelitian adalah:
1. Metode yang sebaiknya digunakan oleh pabrik roti France Bakery untuk
meminimumkan biaya penyimpanan.
2. Menentukan jumlah safety stock dan reorder point bahan baku tepung
Bab1 Pendahuluan 8
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini diharapakan agar dapat memberikan
manfaat bagi:
1. Pihak penulis
Dengan diadakan penelitian ini maka penulis mendapatkan tambahan ilmu
khususnya dapat memperdalam tentang pengendalian persediaan.
2. Pihak Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk
menanggulangi permasalahan yang terdapat pada pengendalian
persediaan. Dengan metode yang telah ditawarkan diharapkan perusahaan
dapat menerapkannya.
3. Pihak Pembaca
Untuk para pembaca diharapkan dapat menambah ilmu baru khususnya
tentang pengendalian persediaan dan metode yang diterapkan.
4. Pihak Universitas Kristen Maranatha
Untuk pihak Universitas Kristen Maranatha diharapakan penelitian ini
dapat menjadi bahan literature di perpustakaan Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukan sebelumnya,
dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Pemakaian bahan baku tepung terigu pada Pabrik Roti France Bakery
masih berfluktuaktif. Hal ini dibuktikan dari pemakaian bahan baku
tepung terigu yang selalu berbeda-beda setiap bulannya. Kontrol
persediaan juga lemah karena belum adanya penentuan persediaan
pengaman dan titik pemesanan kembali (reorder point) serta tidak
diterapkan safety stock. Dengan menggunakan metode EOQ, Hasil optimal
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan EOQ
Perhitungan EOQ tepung terigu atau jumlah pembelian tepung
terigu yang optimal untuk setiap kali pesan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 berturut-turut adalah adalah 3.546 kg, 3.824 kg, dan 4.301 kg
dengan masing-masing frekuensi pemesanan setiap tahun
berturut-turut adalah 22, 21, dan 21 kali pesan. Untuk EOQ tahun 2015,
berdasarkan bantuan peramalan tren dan variasi musim adalah 4.421
kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 21 kali pesan.
b. Penentuan Safety Stock
Perhitungan Safety stock bahan baku tepung terigu atau jumlah
Bab V Simpulan dan Saran 70
France Bakery pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut adalah
337 kg, 312 kg, dan 721 kg. Untuk safety stock tahun 2015,
berdasarkan peramalan tren dan variasi musim adalah sebesar 599 kg.
c. Penentuan ROP
Perhitungan untuk menentukan ROP bahan baku tepung terigu
pada pabrik roti France Bakery pada tahun 2012, 2013, dan 2014
berturut-turut adalah 541 kg, 554 kg, dan 990 kg. Untuk ROP tahun
2015 dengan peramalan tren dan variasi musim adalah 884 kg.
d. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC)
Perhitungan TIC yang seharusnya dikeluarkan oleh pabrik roti
France Bakery selama ini untuk melakukan pemesanan bahan baku
tepung terigu dengan perhitungan metode EOQ pada tahun 2012,
2013, dan 2014 berturut-turut adalah Rp989.724,1278,-
Rp1.1.87.436,109,- dan Rp1.379.947,8.- Untuk TIC tahun 2015
dengan peramalan tren dan variasi musim adalah sebesar
Rp1.417.931,64.-
2. Dengan menggunakan perhitungan metode EOQ lebih efektif dalam
meningkatkan kontrol persediaan dan perencanaan persediaan bahan baku
tepung terigu pada Pabrik Roti France Bakery. Berdasarkan perhitungan
diketahui bahwa TIC dengan menggunakan metode EOQ lebih kecil
dibandingkan TIC menurut perhitungan pabrik dengan selisih pada tahun
2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp1.830.630,189,-
Rp2.254.784,891,- dan Rp2.839.414,631.- Untuk selisih tahun 2015,
Bab V Simpulan dan Saran 71
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang ada, dapat dikemukan saran-saran berikut:
1. Bagi Pabrik Roti France Bakery, dalam melakukan pemesanan bahan baku
tepung terigu sebaiknya untuk menggunakan pendekatan metode EOQ
karena pendekatan dengan metode EOQ dapat melakukan penghematan
biaya persediaan sehingga penghematan yang diperoleh pabrik dapat
dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.
2. Penggunaan metode EOQ dengan adanya penentuan safety stock dan
reorder point dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kontrol
terhadap persediaan sehingga proses produksi dapat berjalan efisien.
3. Meramalan permintaan akan bahan baku terlebih dahulu sebelum
menggunakan metode EOQ bertujuan untuk menentukan berapa kuantitas
yang akan dipesan di masa depan sehingga lebih memudahkan pengusaha
untuk menentukan berapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, selain menggunakan metode EOQ, dapat
mencoba menggunakan metode persediaan yang lainnya seperti metode
Just in Time (JIT).
5. Bagi Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan pemesanan bahan
baku lainnya sebagai pertimbangan pendapatan karena penelitian ini hanya
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: CP-FEUL
Gasperz, Vincent. (2004). Production Planning and Inentory Control. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Handoko, H T. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Juliana Puspika dan Desi Anita. 2013. Inventory Control dan Perencanaan Bahan Baku Produksi Roti pada Pabrik Roti Bobo di Pekanbaru. Jurnal Ekonomi. Vol 21. (No. 3),hal 31-45.
Kusuma, H. (2009). Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Penerbit: Andi, Yogyakarta.
Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Render, B., dan J, Heizer. (2005). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.
Render, B., dan J, Heizer. (2009). Manajemen Operasi. Buku 1. Edisi 9. Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.
Render, B., dan J, Heizer. (2010). Manajemen Operasi. Buku 2. Edisi 9. Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.
Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE, Yogyakarta.
Rosmiati, Rauf, R.A,. dan Howard, R. (2013). Analisis Economic Order Quantity untuk Menentukan Persediaan Bahan Baku Keripik Sukun. Jurnal Ekonomi. Vol 32. (No. 5),hal 123-132.
Rosnani, G. (2007). Sistem Produksi. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
Schroeder, R. (1995). Pengambilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Siswanto. (2007). Operations Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.