vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This study aims to analyze the potential and optimization of local taxes as a source of revenue (PAD). Researchers analyzed the potential tax which Bandung area was classified as excellent, potential, developing, and underdeveloped, and local taxes are already dug Which optimally by the local government of Bandung. Potential tax Bandung area examined using a classification matrix potential reception area, as well as tax optimization Bandung area examined using the criteria of optimization of the local tax rate. From the results it can be seen that only the hotel tax are located in a prime position .. Tax restaurants, street lighting tax, tax BPHTB is at a potential position. Parking tax categorized in developing position. Entertainment tax, advertisement tax, tax and underground water in the position backward. And the overall level of optimization of each component of local taxes show values ≥ 1.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi dan optimalisasi pajak daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peneliti menganalisis potensi pajak daerah Kota Bandung manakah yang masuk dalam klasifikasi prima, potensial, berkembang, dan terbelakang, serta pajak daerah manakah yang sudah digali secara optimal oleh pemerintah daerah Kota Bandung. Potensi pajak daerah Kota Bandung diteliti dengan menggunakan matrik klasifikasi potensi penerimaan daerah, serta optimalisasi pajak daerah Kota Bandung diteliti dengan menggunakan kriteria tingkat optimalisasi pajak daerah. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hanya pajak hotel saja yang berada pada posisi prima.. Pajak restoran, pajak penerangan jalan, pajak BPHTB berada pada posisi potensial. Pajak parkir dikategorikan dalam posisi berkembang. Pajak hiburan, pajak reklame, dan pajak air bawah tanah berada pada posisi terbelakang. Dan seluruh tingkat optimalisasi setiap komponen pajak daerah menunjukkan nilai ≥ 1
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS . 5 2.1 Kajian Pustaka ... 5
2.1.1 Pendapatan ... 5
x Universitas Kristen Maranatha
2.1.4.1 Tingkat Pertumbuhan Masing-masing Komponen Pajak Daerah ... 22
2.1.4.2 Rata-rata Pertumbuhan Dan Rasio Pertumbuhan Penerimaan Masing-masing Komponen Pajak Daerah ... 23
2.1.4.3 Kontribusi, Rata-rata Kontribusi, dan Rasio Kontribusi Masing-masing Komponen Pajak ... 23
2.1.4.4 Klasifikasi Jenis Pajak Daerah ... 24
2.1.5 Optimalisasi Pajak Daerah ... 26
2.1.6 Pendapatan Asli Daerah (PAD)... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 28
xi Universitas Kristen Maranatha
BAB III METODE PENELITIAN... 31
3.1 Objek Penelitian ... 31
3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 31
3.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas ... 33
3.1.2.1 Tugas Pokok ... 33
3.1.2.2 Fungsi... 33
3.1.3 Tujuan... 34
3.1.4 Sasaran ... 34
3.1.5 Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran... 35
3.1.6 Visi dan Misi ... 37
3.5.1.1 Tingkat Pertumbuhan Masing-masing Komponen Pajak Daerah ... 41
3.5.1.2 Rata-rata Pertumbuhan Dan Rasio Pertumbuhan Penerimaan Masing-masing Komponen Pajak Daerah 42 3.5.1.3 Kontribusi, Rata-rata Kontribusi, dan Rasio Kontribusi Masing-masing Komponen Pajak ... 42
xii Universitas Kristen Maranatha
3.5.2 Optimalisasi Pajak Daerah ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Potensi Pajak Daerah ... 46
4.1.1 Realisasi PAD ... 46
4.1.2 Realisasi Pajak Daerah ... 47
4.1.3 Realisasi Pajak Daerah Kota Bandung Dirinci Menurut Jenis Pajaknya ... 47
4.1.4 Laju Pertumbuhan, Rata-rata Pertumbuhan, dan Rasio Pertumbuhan Masing-masing Komponen Pajak Daerah Kota Bandung ... 49
4.1.5 Kontribusi, Rata-rata Kotribusi, dan Rasio Kontribusi Masing-masing Komponen Pajak Daerah Kota Bandung ... 51
4.1.6 Matriks Potensi Pajak Daerah ... 53
4.2 Optimalisasi Pajak Daerah ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 66
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Matriks Klasifikasi Potensi Pajak Daerah Kota Bandung
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Realisasi Penerimaan PAD Kota BandungTahun Anggaran
2011-2013(dalam Rupiah) ... 46
Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota BandungTahun Anggaran
2011-2013 (dalam Rupiah) ... 47
Tabel 4.3 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota BandungDirinci
Menurut Jenis PajaknyaTahun Anggaran 2011-2013(dalam
Rupiah)... 48
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan, Rata-rata Pertumbuhan dan Rasio
Pertumbuhan Masing-masing Komponen Pajak Daerah Kota
BandungTahun 2011 – 2013 ... 50
Tabel 4.5 Rasio Kontribusi Masing-masing Komponen Pajak Daerah
Kota BandungTahun Anggaran 2011-2013(dalam Rupiah) . 52
Tabel 4.6 Rasio Pertumbuhan danRasio Kontribusi Masing-masing
Komponen Pajak Daerah Kota BandungTahun Anggaran
2011-2013 ... 53
Tabel 4.7 Target, Realisasi, dan Rasio Penerimaan Pajak Daerah Kota
BandungTahun Anggaran 2011-2013(dalam Rupiah) ... 58
Tabel 4.8 Hasil Analisis Optimalisasi Pajak Daerah Kota Bandung
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Surat Permohonan Mengadakan Penelitian ... 66
Lampiran B Surat Pemberitahuan Penelitian ... 67
Lampiran C Realisasi Penerimaan Pajak Kota BandungDirinci Menurut
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebijakan desentralisasi ditujukan untuk mewujudkan kemandirian daerah.
Pemerintah daerah otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004). Kebijakan pelaksanaan
otonomi dan desentralisasi fiskal didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah yang
lebih mengetahui kebutuhan dan standar pelayanan bagi masyarakat di daerahnya,
sehingga pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memacu peningkatan
kesejahteraan masyarakat di daerah melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi
(Khairunnisa, 2011).
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang
dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan
dan pembangunan daerah sesuai dengan kepentingannya. Untuk mengurangi
ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berupaya
meningkatkan PAD yang salah satunya dengan penggalian potensi
daerah(Khairunnisa, 2011).
Pajak daerah merupakan sumber PAD yang memiliki kontribusi terbesar bagi
sumber penerimaan daerah yang dapat dilihat di dalam Anggaran dan Pendapatan
Asli Daerah (APBD) yang merupakan rencana kegiatan pemerintah daerah yang
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha merupakan target minimal dan biaya yang merupakan batas maksimal untuk suatu
periode anggaran (Halim, 2002).
Pajak bagi pemerintah daerah berperan sebagai sumber pendapatan
(budgetary function) yang utama dan juga sebagai alat pengatur (regulatory
function). Pajak sebagai salah satu sumber pendapatan daerah digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, seperti membiayai administrasi
pemerintah, membangun dan memperbaiki infrastruktur, menyediakan fasilitas
pendidikan dan kesehatan, membiayai anggota polisi, dan membiayai kegiatan
pemerintah daerah dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat
disediakan oleh pihak swasta yaitu berupa barang-barang publik. Melihat dari
fenomena tersebut dapat dilihat bahwa pentingnya pajak bagi suatu daerah, terutama
dalam menyokong pembangunan daerah itu sendiri merupakan pemasukan dana yang
sangat potensial karena besarnya penerimaan pajak akan meningkat seiring laju
pertumbuhan penduduk, perekonomian dan stabilitas politik (Dotulong, 2014).
Kemajuan pesat di Kota Bandung ditandai dengan kemajuan di bidang
pendidikan, iptek, dan kepariwisataan. Ketiga hal tersebut mendorong terjadinya
peningkatan penduduk, objek wisata, hotel, restoran dan tempat hiburan
lainnya(Fadhilah, 2012). Dengan pertumbuhan Kota Bandung saat ini dapat
dipastikan bahwa terdapat peningkatan di sektor pajak, terutama pajak daerah. Hasil
penerimaan pajak daerah tersebut digunakan bagi pembangunan Kota Bandung itu
sendiri, terlebih dengan diberlakukannya otonomi daerah. Otomatis pajak daerah
memegang peranan penting dan berperan besar dalam pembangunan Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha Dalam penelitian ini peneliti berkeinginan untuk melihat komponen pajak
daerah mana yang memiliki potensi yang baik sehingga dapat dikembangkan secara
optimal, sehingga pada akhirnya penelitian ini diberi judul “Analisis Potensidan
Optimalisasi PenerimaanPajakDaerahsebagai Sumber Pendapatan Aali Daerah
(PAD) Kota Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan
masalah – masalah penelitian sebagai berikut:
1. Potensi pajak daerah Kota Bandung manakah yang masuk dalam klasifikasi
prima, potensial, berkembang, dan terbelakang?
2. Pajak daerah manakah yang sudah digali secara optimal oleh pemerintah daerah
Kota Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pajak daerah Kota Bandung mana saja yang masuk dalam klasifikasi
prima, potensial, berkembang, dan terbelakang.
2. Mengetahui jenis pajak daerah mana saja yang sudah dikembangkan secara
optimal oleh pemerintah daerah Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Peneliti berharap bahwa melalui penelitian ini ada banyak pihak yang merasakan
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi penulis diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan secara
khusus dan praktis berkenaan dengan ilmu yang telah diperoleh.
2. Memberikan kontribusi positif bagi pembaca untuk mengetahui jenis pajak daerah
Kota Bandung mana saja yang masuk dalam klasifikasi prima, potensial,
berkembang, dan terbelakang, serta pajak daerah mana saja yang sudah
dikembangkan secara optimal oleh pemerintah daerah Kota Bandung.
3. Memberi sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah Kota Bandung dalam
upaya meningkatkan penerimaan daerah yang bersumber dari PAD, khususnya
dari pajak daerah. Sehingga diharapkan potensi riil objek pajak di Kota Bandung
61 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan menggunakan matrik klasifikasi potensi penerimaan daerah, maka dapat
diketahui bahwa hanya pajak hotel saja yang berada pada posisi prima. Pajak ini
memiliki potensi yang besar bagi penerimaan PAD Kota Bandung karena
memiliki tingkat pertumbuhan dan kontribusi yang tinggi. Pajak restoran, pajak
penerangan jalan, pajak BPHTB berada pada posisi potensial dimana ketiga pajak
tersebut memiliki kontribusi yang tinggi tetapi memiliki pertumbuhan yang
lamban. Pajak parkir memiliki pertumbuhan yang relatif cepat tetapi tingkat
kontribusinya rendah, sehingga dikategorikan dalam posisi berkembang. Pajak
hiburan, pajak reklame, dan pajak air bawah tanah berada pada posisi terbelakang
karena kontribusi dan pertumbuhannya rendah.
2. Tingkat optimalisasi setiap komponen pajak daerah menunjukkan nilai ≥1, hal ini
menunjukkan bahwa seluruh jenis pajak daerah tersebut sudah digali secara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kota
Bandung dalam upaya peningkatan penerimaan PAD yang bersumber dari pajak,
maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah sebaiknya melakukan penagihan aktif terhadap wajib pajak
untuk meningkatkan penerimaan daerah Kota Bandung, misalnya dengan cara
melibatkan secara langsung petugas pemungut pajak yang selanjutnya disebut
sebagai wajib pungut untuk memungut pajak kepada wajib pajak.
2. Memaksimalkan peluang potensi pajak Kota Bandung dengan cara meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap pajak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan sosialisasi terhadap wajib pajak terutama wajib pajak di daerah yang
sebagian besar belum memiliki pengetahuan mengenai pajak secara memadai.
3. Menggali potensi riil jumlah subjek dan objek pajak hiburan, pajak reklame, dan
pajak air bawah tanah secara lebih intensif lagi karena komponen pajak tersebut
memiliki potensi terbelakang. Untuk meningkatkan realisasi penerimaan pajak
hiburan, pemerintah daerah sebaiknya lebih menggali lagi sektor-sektor hiburan
yang ada di Kota Bandung, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan
event-event nasional maupun internasional sehingga dapat meningkatkan minat
masyarakat serta wisatawan domestik maupun asing terhadap hiburan di Kota
Bandung. Untuk meningkatkan realisasi penerimaan pajak reklame di Kota
Bandung, pemerintah daerah sebaiknya memberikan sanksi kepada gedung atau
rumah yang dindingnya dicat reklame tetapi belum memiliki surat rekomendasi
dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), sehingga potensi kehilangan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63
Universitas Kristen Maranatha meningkatkan relalisasi dari penerimaan pajak air bawah tanah dapat dilakukan
dengan mengamankan sumber daya baik secara kualitatif maupun kuantitati, serta
melakukan penyegelan terhadap pihak-pihak yang diyakini melakukan
64 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Z. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.
Fadhilah, W. (2012). Analisis Potensi Penerimaa, Efektifitas dan Tax Effort Pajak Penerangan Jalan Serta Pengaruh Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung).
Garry A.G. Dotulong, David P.E. Saerang dan Agus T. Poputra (2014). Analisis Potensi Penerimaan dan Efektifitas Pajak Restoran di Kabupaten Minahasa Utara.
Halim, A. (2002). Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Hendriksen, E. S. (2002). Teori Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Ilyas, W. d. (2010). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat .
Indonesia, Ikatan Akuntan. (2010). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jaya, W. B. (2000). Kajian Profil Daerah Tingkat II Ditinjau dari Prospek Potensi
Penerimaan Daerah. Yogyakarta.
Khairunnisa. (2011). Pajak Hotel dan Pajak Restoran Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kurnia, D. (2007). Analisis Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2002 Sampai Dengan Tahun 2005.
Mardiasmo dan Akhmad Makhfatih. 2000. Perhitungan Potensi Pajak dan Retribusi
Daerah di Kabupaten Magelang. Laporan Penelitian, PAU Studi Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA 65
Pandie, Y. (1992). Peranan Guru Dalam Memasyarakatkan Pajak. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Pasal 1 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. (n.d.).
Pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (n.d.).
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
(n.d.).
Resmi, S. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sitorus, Lengri Yulita. (2006). Analisis Potensi dan Optimalisasi Pajak dan Retribusi
Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batam.
Bandung.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supramono. (2003). Posisi Pajak dan Retribusi Sebagai Sumber Penerimaan Daerah
di Kota Semarang. Semarang.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Zaky, Muchammad. (2012). Peranan Pajak Daerah dan Retribusi DaerahTerhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Ekskaresidenan Banyumas.