iv ABSTRAK
Pembatasan Hak untuk Duduk dalam Pemerintahan Berdasarkan Garis Keturunan dan/atau Perkawinan dalam Pemilihan Kepala
Daerah Aisyah Ramadhania
110110100265
Pada tahun 2014, setelah diterapkannya pemilihan kepala daerah secara langsung kurang lebih 10 tahun, terdapat praktek pengisian jabatan kepala daerah yang didominasi oleh sekelompok elit dengan memanfaatkan jaringan keluarga, baik melalui garis keturunan atau perkawinan, yang kemudian dikenal sebagai politik dinasti. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada 2014, praktek politik dinasti telah terjadi di 57 daerah dan telah memberikan dampak negatif bagi demokrasi di Indonesia. Dalam rangka mengurangi dan menghilangkan politik dinasti dan akibat negatif yang muncul karenanya, pemerintah mengatur syarat untuk tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan petahana bagi calon Gubernur, Bupati, atau Walikota sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 7 huruf r UU No. 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang. Pasal tersebut dirasa telah mencederai hak asasi manusia dan diskriminatif, hingga pasal tersebut menjadi tidak berlaku dan dinyatakan sebagai ketentuan yang inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi melalui putusan No. 33/PUU-XIII/2015.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini diawali dengan pengumpulan dan penyusunan data yang dilanjutkan dengan pengkajian data untuk memperoleh gambaran mengenai praktek politik dinasti dan akibat-akibat yang timbul. Selanjutnya penulis melakukan pendekatan secara yuridis normatif baik berupa peraturan nasional hingga asas-asas hukum.
v ABSTRACT
Limitation of Rights to Participate in Government based on Bloodlines and/or Marital Status on Local Election
Aisyah Ramadhania 110110100265
On 2014, after implementing the direct local election around 10 years, arose the practice where the local government led by some elites using the family relationship, whether by bloodlines or marital status, which furthermore known as political dynasty. Based on the data released by Minister of Internal Affairs on 2014, political dynasty happening on 57 districts and has given negative impacts for democracy in Indonesia. In order to reduce and eliminate the political dynasty and its impacts, the government has enacted the requirement for every candidates of Governor, Regent, or Major to not have any family relation with the incumbent as stipulated on Article paragraph r Law No. 8 Year 2015 regarding Amendment of Law No. 1 Year 2015 regarding the Stipulation of Government Regulation No. 1 Year 2014 regarding Election for Governor, Regent, and Major as Law. The article mentioned above had been felt being violating the human rights and being discriminative, thus become invalid since stipulated as inconstitutional provision by Constitutional Court Decision No. 33/PUU-XIII/2015.
The analytical method which used in this research is descriptive analytic. This method started with data collection and data organization and continued with data assessment to acquire the background concerning the problem in the practice of political dynasty and its effect. Furthermore, the author will conduct juridical normative approach national regulation also principles of law.
