• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penekanan Oleh Beberapa Serbuk Daun Gulma Dan Air Rendaman Kulit Kayu Terhadap Penekan Populasi Nematoda Sista Kuning (Globodera Rostochiensis) Pada Tanaman Kentang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penekanan Oleh Beberapa Serbuk Daun Gulma Dan Air Rendaman Kulit Kayu Terhadap Penekan Populasi Nematoda Sista Kuning (Globodera Rostochiensis) Pada Tanaman Kentang."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Penekanan oleh Beberapa Serbuk Daun Gulma dan Air Rendaman Kulit Kayu terhadap Penekan Populasi Nematoda Sista Kuning (Globodera rostochiensis) pada Tanaman Kentang

Hersanti, Wawan Kurniawan, Tohidin, Toto Sunarto, dan Andang Purnama

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ABSTRACT

Hersanti, Wawan Kurniawan, Tohidin, Toto Sunarto, dan Andang Purnama.2005.

Suppresion by several weed leaf powders and tree bark soaking waters on the population of the golden nematode (Globodera rostochiensis) of Potato

The purpose of this research was to found out of organic amendment study the effect of leaf powder C. rotundus, I. cylindrica, A. conyzoides and Soacking Water of Pinus, Albasia and Suren to Control The Golden Nematode (Globodera rostochiensis) on Potato.

The experiment was conducted at Laboratory of Nematology and Green House of the Department of Plant Pest and Diseases, Faculty of Agriculture, Padjadjaran

University from July 2004 to October 2004. The experiment was arranged in Randomized Block Design with 9 treatments are leaf powder C. rotundus, I. cylindrica, A. conyzoides

and Soaking Water of pinus, Albasia, and Suren , carbofuran nematicide, and control. Each treatment was replicated three times.

The resul showed that soil amendment with leaf powder of C. rotundus L., I. cylindrical Beauv., A. conyzoides L., and soacking water of Pinus, Albasia, dan Suren reduced of population G. rostochiensis on potato. Aplication of A. conyzoides leaf powder is the best to reduce of G. rostochiensis with inhibit percentage of female namatode 73.34%, cyste is 66.66%, and larva II is 47.08%.

Key words : G. rostochiensis, leaf powder of weed, soacking water

ABSTRAK

Pengujian yang bertujuan untuk mendapatkan jenis bahan organik yang baik dalam menekan populasi nematoda sista kuning (G. rostochiensis) pada tanaman kentang telah dilaksanakan di rumah kaca jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2004 sampai dengan Oktober 2004.

(2)

Kontrol. Hasil percobban didapatkan bahwa aplikasi serbuk daun C. rotundus L., I. cylindrical Beauv., A. conyzoides L., rendaman Kulit Pinus, Albasia, dan Suren mampu menekan populasi G. rostochiensis. Aplikasi serbuk daun A. conyzoides memberikan penekanan populasi G. rostochiensis yang terbaik dengan persentase penekanan jumlah namatoda betina pada akar sebesar 73,34%, jumlah sista dalam 100 ml tanah sebesar 66,66%, dan jumlah larva II dalam 100 ml tanah sebesar 47,08%.

Kata kunci : G. rostochiensis, Serbuk daun gulma, rendaman kulit kayu.

PENDAHULUAN

Nematoda Sista kuning (Globodera rostochiensis Wollenweber) merupakan nematoda yang menyerang tanaman kentang serta menimbulkan kerugian cukup tinggi

(Luc et al., 1995) Nematoda ini sudah menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, diantaranya adalah Sumetera Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat (Mulyadi

dkk., 2003). Di daerah Malang serangan G. rostochiensis dapat menurunkan produksi kentang antara 32 – 71% (Daryanto, 2003).

Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda yang membentuk sista.

Pengendalian langsung pada sista cukup sulit karena sista merupakan kondisi dorman

NSK (Mulyadi, 2003). Salah satu pengendalian G. rostochiensis adalah memanipulasi lingkungan dengan memberikan bahan organik ke dalam tanah. Penambahan bahan

organik ke dalam tanah dapat berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan juga

menghasilkan senyawa yang toksik terhadap fitonematoda (Lisnawati, 2002).

Bahan organik yang berasal dari gulma telah diketahui mempunyai efek fungisida

maupun nematisida diantaranya adalah teki (C. rotundus L.), alang-alang (I. cylindrica

Beauv.) dan babadotan (A. conyzoides L.) (Grainge & Ahmed, 1988). Ke tiga species tersebut efektif dalam menekan populasi nematoda Meloidogyne sp. pada tanaman tomat (Hersanti dkk., 1999).

Selain bahan organik yang berasal dari gulma untuk mengendalikan nematoda,

dapat juga digunakan kulit kayu. Pemanfaatan kulit kayu untuk keperluan pengendalian

patogen dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti kompos atau air rendaman. Saat

ini, di Amerika dan Eropa, penggunaan kulit kayu sebagai nematisida sudah meluas

(3)

penelitian Malek & Gartnes (1975) kulit kayu pinus dan zaitun dapat menekan nematoda

Pratylenchus penetrans dan Trichodorus christiei pada tanaman forsythia intermedia. Aplikasi rendaman kulit kulit kayu albasia, mahoni, pinus dan suren efektif menekan

populasi Meloidogyne sp. (Sunarto dkk., 1998). Hasil percobaan Susilawati (2004) diketahui bahwa air rendaman kulit kayu mahoni mampu menekan populasi nematoda G. rostochiensis. Penelitian ini menguji kemampuan bahan organik asal gulma dan rendaman kulit kayu dalam mengendalikan nematoda G. rostochiensis pada tanaman kentang.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan rumah Kaca Jurusan

Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian

dilaksanakan dari bulan Juli 2004 sampai dengan Oktober 2004.

Penelitian dilakukan dengan metode percobaan, dengan menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari delapan perlakuan. Perlakuan yang di uji adalah

aplikasi serbuk dan Cyperus rotundus L., Imperata cylindrical Beauv., Ageratum conyzoides L., rendaman kulit Pinus, Albasia, Suren, nematisida (Carbofuran) konsentrasi 2 cc/l dan kontrol. Setiap perlakuan diulang tiga kali.

Rendaman kulit kayu yang di uji merupakan hasil rendaman 50 g kulit kayu yang

dikeringanginkan direndam dalam air sebanyak 400 ml selama 10 hari sampai warna air

berubah menjadi gelap. Setelah itu air disaring untuk memisahkan air dari kulit kayunya

(Suganda dkk., 1996). Serbuk daun gulma berasal dari daun gulma yang di uji kemudian

diiris kasar kemudian dikeringkan selama 7 hari ditempat yang tidak terkena sinar

matahari secara langsung (Priyono, 1997). Setelah kering daun gulma kering ditumbuk

sampai halus.

Media tanaman kentang yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk

kandang (1 : 1) yang dipasteurisasi. Bibit kentang varietas Granola (G IV) yang telah

bertunas disemai selama 5 hari ditanaman pada polibag yang berisi 3 kg media tanam.

Aplikasi serbuk daun dilakukan lima hari sebelum tanam sebanyak 50 g/tanaman,

sedangkan aplikasi rendaman kulit kayu sebanyak 50 ml/tanaman dilakukan satu hari

(4)

setelah tanam kentang sebanyak 50 sista/tanaman. Pemupukan NPK dilakukan sesuai

dengan dosis anjuran.

Paremeter pengamatan yang dilakukan adalah menghitung jumlah populasi

nematoda betina dewasa yang menempel pada akar tanaman kentang, jumlah larva II di

dalam 100 ml tanah dan jumlah sista populasi nematoda G. rostochiensis. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman kentang berumur 65 Hari Setelah Tanaman (HST).

Data pengamatan yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan

analisis program computer IRRISTAT Version 92-1. Jika terdapat perbedaan antar

perlakuan maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference) pada taraf nyata 5 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Nematoda G. rostochiensisBetina Dewasa pada Akar Kentang

Pada Tabel 1 terlihat bahwa rerata jumlah nematoda G. rostochiensis betina dewasa pada aplikasi serbuk daun A. conyzoides, air rendaman kulit kayu albasia dan suren berbeda nyata dengan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata dengan aplikasi serbuk

daun C. rotundus L., I. cylindrical, air rendaman kulit kayu Pinus dan Carbofuran. Jumlah nematoda betina dewasa yang terendah terdapat pada aplikasi serbuk daun A. conyzoides yaitu 1,33 dengan persentase penghambatan 73,34%. Jumlah nematoda betina dewasa pada aplikasi air rendaman kulit kayu albasia dan suren sebesar 1,66 dengan

persentase penghambatan 66,66 %. Persentase penghambatan jumlah nematoda dewasa

pada ke tiga aplikasi bahan organik (A. conyzoides, albasia dan suren) lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi Carbofuran.

Tabel 1. Rerata Jumlah Nematoda G. rostochiensis Betina Dewasa pada Akar Kentang

Perlakuan Nematoda Betina Penghambatan (%)

Serbuk daun C. rotundus L. 2,33 ab 53,34

Serbuk daun I. cylindrical Beauv. 2,66 ab 46,66

Serbuk daun A. conyzoides L. 1,33 b 73,34

Air rendaman kulit kayu Pinus 2,00 ab 60,00

Air rendaman kulit kayu Albasia 1,66 b 66,66

Air rendaman kulit kayu Suren 1,66 b 66,66

(5)

Kontrol 5,00 a 0

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT pada taraf 5%

Secara keseluruhan jumlah nematoda dewasa yang terdapat pada tanaman kentang

sangat rendah dibandingkan dengan awal inokulasi G. rostochiensis. Ini dapat diasumsikan bahwa sangat sedikit larva II yang dapat menginfeksi akar. Rendahnya

kemampuan larva II dalam menginfeksi akar diduga disebabkan aplikasi bahan organik

akan menghambat pergerakan nematoda menuju akar dan rendahnya eksudat akar yang

dikeluarkan akar tanaman yang akan merangsang pergerakan nematoda. Menurut

Suganda (2000) pemberian bahan organik ke dalam tanah selain akan menyebabkan

terganggunya pergerakan nematoda ke arah akar tanaman juga terjadinya perubahan

sitokimia yang tidak mendukung bagi perkembangan nematoda.

Jumlah Larva II G. rostochiensisdi Dalam Tanah

Jumlah larva II G. rostochiensis di dalam tanah yang tersaji pada Tabel 2 menunjukkan perbedaan yang nyata antara aplikasi bahan organik dengan kontrol juga

berbeda nyata dengan carbofuran. Jumlah larva II G. rostochiensis yang terendah terdapat pada perlakuan carbofuran dengan persentase penekanan sebesar 67,69%, sedangkan

rata-rata persentase penekanan jumlah larva II pada aplikasi bahan organik berkisar 34 – 47%

dibandingkan dengan kontrol.

Tabel 2. Rerata Jumlah Larva II G. rostochiensis di Dalam Tanah

Perlakuan Larva II Penghambatan (%)

Serbuk daun C. rotundus L. 108,00 b 44,33

Serbuk daun I. cylindrica Beauv. 108,66 b 43,98

Serbuk daun A. conyzoides L. 102,66 b 47,08

Air rendaman kulit kayu Pinus 120,00 b 38,14

Air rendaman kulit kayu Albasia 126,66 b 34,71

Air rendaman kulit kayu Suren 131,66 b 32,13

Nematisida (Carbofuran) 62,66 c 67,69

Kontrol 194,00 a 0

(6)

Tingginya persentase penekanan larva II G. rostochiensis akibat perlakuan nematisida carbofuran disebabkan nematisida ini mempunyai kemampuan menghambat

perkembangan nematoda dengan cara menembus dinding tubuh nematoda dan

menghambat enzim aseticholinesterase serta mengubah fungsi metabolik (Anonim, 1988

dalam Meilynda, 2003).

Terdapatnya penekan populasi nematoda G. rostochiensis akibat aplikasi air rendaman kulit kayu di duga disebabkan efek nematisida dari air rendaman yang dapat

mengakibatkan larva nematoda menjadi lisis. Menurut Tjokronegoro (1987) kulit kayu

mengandung senyawa-senyawa kimia hasil metabolisme sekunder yang meliputi senyawa

alkoloid, fenol dan logam-logam mineral yang diketahui memiliki fungsi untuk

mempertahankan diri dari organisme pengganggu. Hasil ini sesuai dengan penelitian

Suganda dkk. (1996) yang melaporkan bahwa rendaman kulit kayu dapat merangsang

penetasan telur, mengakibatkan abnormalitas bentuk telur serta mengakibatkan lisis pada

larva Meloidogyne sp.

Jumlah Sista Nematoda G. rostochiensis di Dalam Tanah

Rata-rata jumlah sista nematoda G. rostochiensis di dalam tanah yang tersaji pada Tabel 3 menunjukkan perbedaan yang nyata antara aplikasi bahan organik, carbofuran

dengan kontrol. Rata-rata persentase penghambatan sista G. rostochiensis akibat perlakuan yang berkisar antara 59 – 66% dibandingkan dengan kontrol.

Tabel 1. Rerata Jumlah Sista G. rostochiensis di Dalam Tanah

Perlakuan Sista Penghambatan (%)

Serbuk daun C. rotundus L. 5,66 b 59,52

Serbuk daun I. cylindrica Beauv. 4,66 b 66,66

Serbuk daun A. conyzoides L. 4,66 b 66,66

Air rendaman kulit kayu Pinus 4,66 b 66,66

Air rendaman kulit kayu Albasia 5,66 b 59,52

Air rendaman kulit kayu Suren 5,00 b 64,28

Nematisida (Carbofuran) 5,33 b 61,91

Kontrol 14,0 a 0

(7)

Secara umum tingginya penekanan nematoda G. rostochiensis akibat aplikasi bahan organik ke dalam tanah disebabkan bahan organik dapat memacu perkembangan

mikroorganisme antagonis yang dapat menekan populasi nematoda, dan juga dapat

memperbaiki struktur tanah, pH tanah, aerasi tanah sehingga tanaman lebih toleran

terhadap patogen (Subba Rao, 1994). Menurut Sastroutomo (1990) dekomposisi bahan

organik yang berasal dari gulma akan melepaskan senyawa bioaktif yang bersifat

nematisida.Dekomposisi bahan organik dari gulma dapat menghambat produksi telur

nematoda (Singh & Sitaramiah, 1994).

Hasil dari tiga parameter pengamatan menunjukkan rendahnya populasi G. rostochiensis pada seluruh percobaan ini disebabkan selain akibat pengaruh dari pemberian bahan organik juga disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak optimal bagi

perkembangan G. rostochiensis terutama faktor suhu. Menurut Brodie et al. (1983) dalam

Mulyadi (2003) kisaran suhu untuk pertumbuhan dan perkembangan G. rostochiensis

adalah 15 - 210C, sedangkan suhu pada saat percobaan 22 – 310C.

SIMPULAN

Hasil percobaan untuk mendapatkan bahan organik yang dapat menekan populasi

nematoda G. rostochienis dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Aplikasi serbuk daun C. rotundus L., I. cylindrical Beauv., A. conyzoides L., rendaman Kulit Pinus, Albasia, dan Suren mampu menekan populasi nematoda G. rostochiensis. 2. Aplikasi serbuk daun A. conyzoides memberikan penekanan yang terbaik terhadap

populasi G. rostochiensis dengan persentase penekanan jumlah nematoda betina pada akar sebesar 73,34%, jumlah sista dalam 100 ml tanah sebesar 66,66%, dan jumlah

larva II dalam 100 ml tanah sebesar 47,08%.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, MM. 2003. Status Penyebaran dan Kerugian Nematoda Sista Kuning pada Tanaman Kentang. Makalah Lokakarya Sista Kuning. Yogyakarta, 11 -12 Desember 2003.

(8)

Hersanti, C Nasahi, E Yulia dan A Kurnia. 1999. Serbuk daun gulma organik Cyperus rotundus Linn., Imperata cylindrical Beauv., Ageratum conyzoides Linn. menekan perkembangan nematoda bengkak akar (Meloidogyne sp.) pada tanaman kentang. J. Agrik 10(1) : 20-22.

Boehm, MJ and HAJ Hoitink. 1992. Sustance of microbial activity on severity of phytium root of pointsettia. Phytopathology 82 : 259 – 264.

Lisnawati. 2002. Pengelolaan Tanah Sehat dan Pengaruhnya terhadap Nematoda Parasit Tumbuhan. Available at http://rudyct.tripoid.com/seml_023//lisnawati.htm. (Diakses tanggal 23 Maret 2004).

Luc, M, RA Sikora and J Bridge. 1995. Nematoda Parasitik Tumbuhan di Pertanian Subtropik dan Tropic. Terjemahan Supratoyo. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 234 hlm.

Malek, RB and JB Gartner. 1975. Hardwood bark as a soil amendment for suppression of plan parasitic nematodes en container-grown plant. Hortscience 10 : 33 – 35.

Meilynda, 2003. Pengujian Konsentrasi Ekstrak Kasar Rimpang Kunyit (Cucurma domestica Val.) terhadap Serangan Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne sp.) pada Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Skripsi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. 46 hlm.

Mulyadi, 2003. Pengendalian Nematoda Sista Kuning (Globodera rostochiensis). Makalah Lokakarya Nematoda Sista Kuning. Yogyakarta, 11 – 12 Desember 2003. 13 hlm.

Mulyadi, B, Rahayu, B Triman dan S Indarti. 2003. Survai keberadaan nematoda sista kuning (Globodera rostochiensis) di beberapa sentra produksi kentang. Buku Panduan KSIN XVII. Bandung, 6 – 8 Agustus 2003.

Prijono, B. 1997. Pedoman Praktikum Teknik Pemanfaatan Pestisida Botani. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 73 hlm.

Sastroutomo, SS. 1990. Ekologi Gulma. P.T. Pustaka Utama, Jakarta. 217 hlm.

Singh, CS and K Sitaramiah. 1994. The Plant Parasitic Nematodes. International Science Publisher. 216 p.

Subba Rao, NS 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi kedua. UI Press, Jakarta. 353 hlm.

Suganda, T, S Natasasmita dan T Sunarto. 1996. Uji in vitro efek air rendaman kulit kayu albasia, mahoni, pinus dan suren terhadap telur dan larva Meloidogyne spp. J. Agrik 7 :1 -6.

Sunarto, T, A Purnama, C Nasahi dan T Suganda. 1998. Pengujian kulit kayu abasia, mahoni, pinus dan suren dalam mengendalikan nematoda bengkak akar (Meloidogyne sp.). J. Agrik. 9(2) : 54 – 59.

(9)

rostochiensis Wollenweber) pada Tanaman Kentang. Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. 73 hlm.

Tjokronegoro, R. 1987. Penelusuran Senyawa Kandungan Tumbuhan Indonesia, Bioaktif terhadap Serangga. Senyawa Penghambat Pertumbuhan Larva Bombix mori L. asal Tumbuhan Acorus calamus, Cuminium cyminium, Annona muricata Linn., dan

Gambar

Tabel 1. Rerata Jumlah Nematoda G. rostochiensis Betina Dewasa  pada Akar Kentang
Tabel 1. Rerata Jumlah Sista  G. rostochiensis di Dalam Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Umbi Kentang yang Tumbuh per 10 Umbi Kentang pada Perendaman Umbi Kentang dalam Air Rendaman Kulit Kayu Albasia, Mahoni, Pinus, Suren. Perendaman umbi kentang dalam

rostochiensis adalah dengan penanaman kultivar kentang yang resisten atau tahan.. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat ketahanan beberapa

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, penelitian dilakukan melalui serangkaian percobaan sebagai berikut : (1) Survei nematoda sista kentang di sentra-sentra pertanaman kentang

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Sebaran Spesies Nematoda

Padatanggal 9 Februari 2015 penulis berhasilmenyelesaikanpendidikan Strata-2 di Universitas Sumatera Utara dengan judul tesis “Survei dan Identifikasi Nematoda Sista

Sebaran Nematoda Sista Kentang di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di sentra pertanaman kentang di Kabupaten Wonosobo (4 lokasi)

First molecular detection of Croatian potato cyst nematode (PCN) populations using the polymerase chain reaction (PCR).. Nematoda Sista Kentang; Kerugian, Deteksi, Biogeografi

Rendahnya populasi nematoda Globodera rostochiensis dalam tanah yang diberi perlakuan isolat filtrat bakteri endofit menunjukkan bahwa adanya senyawa- senyawa