• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Produk di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Produk di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS T

TERHADA

C

PROGRA

S TINGKAT KEPUASAN PELAN

DAP KUALITAS PRODUK DI CR

COFFEE INDONESIA, BALI

NI MADE ARDANI 1112014053

AM STUDI DIPLOMA IV PARIWIS

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

ANGGAN

CREMA

(2)

ANALISIS T

TERHADA

C

PROGRA

S TINGKAT KEPUASAN PELAN

DAP KUALITAS PRODUK DI CR

COFFEE INDONESIA, BALI

NI MADE ARDANI 1112014053

AM STUDI DIPLOMA IV PARIWIS

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

ANGGAN

CREMA

(3)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN

TERHADAP KUALITAS PRODUK DI CREMA

COFFEE INDONESIA, BALI

Laporan Akhir Program Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Bidang Pariwisata (SST.Par)

NI MADE ARDANI 1112014053

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PRODUK DI CREMA COFFEE INDONESIA, BALI

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Akhir Program ini telah dipertahankan dihadapan Team Penguji Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 04 Maret 2016 dan dinyatakan LULUS dengan Predikat Sangat Memuaskan.

Tim Penguji,

Ketua : Agus Muriawan Putra, SST.Par.,M.Par ( ) Sekretaris : Fanny Maharani Suarka, SST.Par.,M.Par ( ) Anggota : 1. Ida Ayu Trisna Eka Putri, S.TP., M.Par ( ) 2. Irma Rahyuda S. Pendit, SST.Par., M.Par.,M.Rech ( )

3. Ni Made Ariani, SE., M.Par ( )

Mengetahui,

Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana,

(5)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PRODUK DI CREMA COFFEE INDONESIA, BALI

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Ni Made Ardani NIM : 1112014053

Laporan Akhir Program ini telah Lulus dengan predikat Sangat Memuaskan Pada tanggal 04 Maret 2016 di Progam Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Muriawan Putra, SST.Par.,M.Par Fanny Maharani Suarka,SST.Par.,M.Par NIP. 19770426 200501 1 001 NIP. 19810212 200501 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata

Universitas Udayana Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana,

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nyalah dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir ini. Laporan akhir yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Produk Di Crema Coffee Indonesia, Bali.” ini disusun untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam rangka penyelesaian studi di program studi diploma IV, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Melalui kesempatan ini, tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta bimbingan dalam segala hal yang berkaitan dengan laporan akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

2. Ibu Ni Made Ariani, SE.,M.Par., selaku Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana sekaligus Penguji Laporan Akhir.

3. Ibu Ida Ayu Trisna Eka Putri, S.TP., M.Si., selaku Penguji dan pembimbing akademik yang memberikan motivasi selama proses perkuliahan dan penyusunan laporan akhir.

(7)

5. Ibu Fanny Maharani Suarka, SST. Par., M.Par., selaku pembimbing II yang selalu memberikan petunjuk, dorongan, dan juga kemudahan selama proses bimbingan berlangsung. Kemudian terima kasih juga sudah selalu tersenyum dan juga selalu memberi arahan yang menambah pengetahuan penulis.

6. Ibu Irma Rahyuda.S. Pendit, SST.Par.,M.Par.,M.rech selaku penguji laporan akhir penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen Pengajar pada Fakultas Pariwisata Universitas Udayana atas bimbingan yang selama ini diberikan selama proses perkuliahan.

8. Bapak Petugas perpustakaan yang sudah sabar menunggu saat penulis mencari data referensi.

9. Bapak Petugas Akademik dan Tata Usaha yang selalu mendorong penulis untuk mempercepat proses jadwal laporan akhir penulis.

10.Crema Coffee manajemen yang memberikan informasi dan data penelitian yang lengkap dan akurat, sehingga laporan akhir ini dapat selesai dengan batas waktu yang ditentukan.

11.Keluarga kecil penulis ( Dwika, Oka putra, Widya, Ita, Dewa ) yang sebagian besar memberikan pengaruh untuk menunda penyelesaian laporan ini dengan alasan agar wisuda bersama.

(8)

13.Untuk Pak Kelvin selaku head barista yang menjadi motivator baru yang memberikan beberapa ilmu tentang tema kopi.

14.Kepada Orang tua dan saudara terutama untuk I Gede Marda yang selalu mendukung penuh apa yang menjadi keinginan penulis dan selalu mendoakan kesuksesan penulis untuk setiap hal yang penulis lakukan termasuk dalam pembuatan laporan akhir ini.

15.Ira Nurandani teman seperjuangan yang setia menunggu hari kelulusan penulis.

16.Serta teman-teman DIV 2011 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan doa baik moral maupun material dalam menyelesaikan Laporan akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga segala saran dan kritik sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 06 Maret 2016

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 1.1. Kunjungan Pelanggan ke Crema Coffee Indonesia Tahun 2014-2015 .... 07

Tabel 1.2. Keluhan Pelanggan di Crema Coffee Indonesia Tahun 2014-2015 ... 09

Tabel 2.1. Tinjauan Kualitas Produk ... 36

Tabel 3.1. Faktor Kualitas Produk Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan di Crema Coffee Indonesia ... 47

Tabel 3.2. Faktor Tingkat Kepuasan Pelanggan di Crema Coffee Indonesia ... 59

Tabel 3.3. Skala Sikap dan Tanggapan Pelanggan ... 56

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Negara ... 73

Tabel 4.5. Skor Penilaian Kualitas Produk di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali ... 75

Tabel 4.6. Skor Penilaian kepuasan pelanggan di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali ... 76

Tabel 4.7. Skor Tingkat Kepentingan pelanggan terhadap Kualitas Produk di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali ... 77

Tabel 4.8. Skor Tingkat Kepentingan kepuasan pelanggan di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali ... 78

Tabel 4.9. Rata-rata tingkat kesesuaian Penilaian Kualitas Produk terhadap Tingkat Kepentingan ... 90

Tabel 4.10. Rata-rata Tingkat Kesesuaian penilaian Kepuasan Pelanggan terhadap tingkat kepentingan ... 91

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Kualitas Produk ... 109 Lampiran 2. Pertanyaan Wawancara Kepada Head Barista dan Manager Crema

Coffee Indonesia ... 113 Lampiran 3. Tabulasi Data Kualitas Produk di Crema Coffee Indonesia ... 114 Lampiran 4. Tabulasi Data Kepuasan Pelanggan di Crema Coffee Indonesia ... 117 Lampiran 5. Tabulasi Data Kepentingan Kualitas Produk di Crema Coffee

Indonesia ... 120 Lampiran 6. Tabulasi Data Kepentingan Kepuasan Pelanggan di Crema Coffee

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... v

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

2.1. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 14

2.2. Deskripsi Konsep ... 17

2.2.1. Tinjauan Tentang Food and Beverage ... 17

2.2.2. Tinjauan Tentang Restoran ... 19

2.2.3. Tinjauan Tentang Coffee Shop ... 23

2.2.4. Tinjauan Tentang Barista... 25

2.2.5.Tinjauan Tentang Kualitas Produk ... 30

2.2.6. Tinjauan Tentang Kepuasan Pelanggan ... 36

2.2.7. Tinjauan Tentang Kopi ... 42

BAB III. METODE PENELITIAN ... 46

3.1. Lokasi Penelitian ... 46

3.2. Definisi Operasional Variabel ... 46

3.3. Sumber dan Jenis Data ... 49

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5. Teknik Penentuan Informan ... 53

(12)

3.7. Teknik Analisis Data ... 55

3.7.1. Analisis Deskriptif-Kualitatif ... 55

3.7.2. Skala Likert ... 56

3.7.3. Diagram Kartesius ... 58

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1. Lokasi Crema Coffee Indonesia ... 60

4.2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 60

4.2.2. Sejarah Singkat Crema Coffee Indonesia ... 60

4.2.3. Fasilitas Crema Coffee Indonesia ... 62

4.2.4. Produk Yang dijual di Crema Coffee Indonesia ... 64

4.3.5. Struktur Organisasi Crema Coffee Indonesia ... 67

4.2.6. Kegiatan Usaha Crema Coffee Indonesia ... 69

4.2. Hasil Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Produk Crema Coffee Indonesia ... 71

4.2.1. Karakteristik Responden. ... 71

4.2.2. Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Negara ... 73

4.2.5. Analisis Tingkat Kualitas Produk dan Tingkat Kepusan Pelanggan ... 73

4.2.6. Analisis Tingkat Kepentingan antara Kualitas Produk dengan Kepuasan Pelanggan ... 77

4.2.7. Analisis Tingkat Kesesuaian Penilaian Kualitas Produk dengan Kepuasan Pelanggan ... 90

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar.

Gambar 3.1 Diagram Kartesius ... 58 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Crema Coffee Indonesia ... 69 Gambar 4.2. Diagram Kartesius dari Faktor-Faktor Kualitas Produk di Crema

(14)

ABSTRAK

B. Judul : Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Produk di Crema Coffee Indonesia, Bali. C. Jumlah Halaman : I – xiv + 135 Halaman (Ilustrasi: Tabel, Lampiran) D. Isi Ringkasan :

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa ada beberapa keluhan dari pelanggan terhadap kualitas produk dan pelayanan barista di Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk di Crema Coffee Indonesia.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi partisipan, kuesioner, dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik penentuan informan dan responden menggunakan metode purposive sampling, sedangkan teknik pengambilan responden menggunakan quota sampling dengan jumlah 86 responden dan dipilih dengan accidental sampling, untuk menganalisis data yang terkumpul digunakan analisis deskriptif-kuantitatif menggunakan pendekatan skala likert dan dipadukan dengan analisis kepentingan-kualitas menggunakan diagram kartesius. Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kepuasan pelanggan diperoleh nilai rata-rata sebesar 97,40 persen yang berarti pelanggan puas terhadap kualitas produk Crema Coffee Indonesia. Berdasarkan hasil data diagram kartesius dan tingkat kesesuaian masing-masing faktor yang perlu ditingkatkan yaitu, perbedaan jenis gelas, harga per menu, kebersihan tempat, pengetahuan tentang produk yang didapatkan oleh tamu, dan kecepatan barista dalam mengantar dan penyajian yang akurat dan faktor yang perlu dipertahankan adalah

flavoured coffee (sitrusi dan herbal), tingkat kualitas kopi, waktu penyajian pesanan tamu dan, keramahan dan kesopanan barista.

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disarankan untuk meningkatkan harga per menu, Crema Coffee Indonesia melakukan reposisi market dan menu costing. Upaya untuk meningkatkan faktor upaya mengatasi masalah variasi menu dan konsistensi peralatan adalah dengan mempermudah kategori menu yaitu hot and iced dengan extra yang ditujukan untuk pilihan,kemudian menambah stok aset. Upaya mengatasi masalah yang paling penting karakter rasa kopi, merubah kombinasi persentase jumlah gramasi kopi yang akan dicampur untuk meminimalisir tingkat asam yang tinggi dari kopi.

(15)

ABSTRACT

B. Title : Customers Satisfaction Analysis Toward Product Quality at Crema Coffee Indonesia, Bali.

C. Number Of pages : I – ix + 128 Pages (Ilustration, Tabels, Pictures, Photographs)

D. Summary :

The reality shown there are several of customers complaints about the quality of product and the services delivered by the barista in Crema Coffee Indonesia. The aim of this research is to know the level of satisfaction of customers toward the quality of product. The data that used are the quantitative and qualitative data, the source of the data are the primary data and secondary data. The data collected by observation of participant, the questionnaire, and the study of bibliography. The method of sampling by purpousive sampling and quota sampling method with 86 respondent that cheesen by accidental sampling. The data was analyzed by the descriptive quantitative with likert scale and have been combine with the analysis importance-quality of product using Cartesian diagram.

The result of the importance – quality of product analysis calculation shown the customer satisfaction obtained average scores 97,40 percent, that means customers satisfied with the quality of product in Crema Coffee Indonesia, Kerobokan-Bali. Based on the result of Cartesian diagram and the adjustability of each factor it was found the factors assessed by customers get priority in improving the quality of product and baristas service such as : the types of glass, price of menu, cleanness of area, knowledge of products obtained by the guest, barista in delivering the speed and presenting accurate. And the factors that need to be maintained is flavoured coffee (citrus and herb), the level of quality coffee bean, time presentation of guest orders, and friendliness and courtesy barista.

Based on the result, it can advisable to increase the price per menu, Crema Coffee Indonesia do market repositioning and new costing of menu. The problems of the different types of glass and menu variation are made the simplified of two categories : hot and iced added the extra price is intended for additional options, and effort the address the most important issues of character flavoured coffee, changing the combination of the percentage amount that will be blended coffee gramasi to minimize the high acidity of coffee.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah satunya

adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer manusia

yaitu kebutuhan pangan yang mengakibatkan bisnis food and beverages memiliki

nilai lebih dibandingkan bisnis lainnya. Ditambah lagi dengan adanya saat ini

trend wisata kuliner membuat pertumbuhan bisnis food and beverages semakin

memiliki prospek yang baik. Salah satu bagian dari industri food and beverages

adalah industri jasa boga. Dimana di dalamnya terdapat restoran, rumah makan

dan kafe. Pertumbuhan sektor restoran dan rumah makan di Indonesia selalu

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan

bahwa “tiga sektor sumber terbesar penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia

Tahun 2014 yaitu sektor pengolahan dengan nilai Rp 707,5 triliun, sektor

pengangkutan dan komunikasi dengan nilai Rp. 292,4 triliun dan sektor

perdagangan hotel dan restoran dengan nilai mencapai Rp. 501,2 Triliun.

(Suyadi,2014) diakses tanggal 21 April 2014.

Menurut Sekjen Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Akprindo),

“industri yang menyediakan makanan dan minuman (food and beverage) seperti

restoran dan kafe di Indonesia semakin meningkat pesat ia mengatakan bahwa

(17)

2

yang berkembang saat ini diantaranya yaitu mengembangkan kuliner dan fashion.

Fenomena seperti ini tentunya terjadi di Indonesia sebagai negara berkembang.

Aktivitas dan kesibukan masyarakat perkotaan menempatkan mereka untuk

memenuhi kebutuhan yang dapat menghemat waktu, cepat dan efisien. Hal ini

juga yang menjadi pengaruh banyaknya bermunculan tempat pemenuhan

kebutuhan pangan seperti rumah makan dan restoran cepat saji. Sehingga

masyarakat perkotaan tidak mengeluarkan banyak waktu dalam proses

pemenuhan. (Suyadi,2014) diakses tanggal 28 April 2014.

Perkembangan kota modern memiliki karakteristik diantaranya adalah

tingginya tingkat mobilitas kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang.

Kesibukan ini membawa masyarakat terjebak dalam rutinitas yang relatif sama

dari waktu ke waktu dan cenderung monoton. Hal ini dapat menimbulkan

kejenuhan yang berakibat menurunnya produktifitas. Oleh karena itu mereka

membutuhkan hiburan (amusement) diantara waktu-waktu senggang (leisure time)

dengan cara yang praktis untuk santai melepas lelah dari kesibukan mereka. Salah

satu cara yang ditempuh adalah dengan bersantai dan berkumpul di tempat makan

seperti kafe atau Coffee shop.

Melihat peluang ini dimana pergeseran gaya hidup masyarakat yang

menjadikan kegiatan hiburan sebagai bagian dari kebutuhan hidup, membuat para

pelaku bisnis food services melirik usaha kafe ataupun coffee shop. Dimana

kehadiran kafe ini dinilai yang paling sesuai dengan gaya hidup masyarakat

perkotaan saat ini. Suasana yang nyaman, pilihan menu yang berkualitas, serta

(18)

3

coffee shop ini. Produsen mengemas makanan beserta tempat makan dengan

menciptakan suasana dan pengalaman yang khas yang dapat dirasakan konsumen.

(www.centroone.com, Maret 2014).

Bali merupakan salah satu yang pertumbuhan industrinya sangat pesat dan

menjadi salah satu kota yang mengalami fenomena perubahan gaya hidup.

Berkembangnya industri kafe, coffee shop dan restoran di Bali khususnya Bali

Selatan dan daerah Denpasar saat ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi

masyarakat Kota di Bali yang mengarah pada kehidupan metrópolis, yang

semakin menyebabkan bertambah pula barang dan jasa yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhannya. Ketatnya persaingan pada industri makanan dan

minuman khususnya restoran, café dan coffee shop di Bali mengharuskan para

pelaku bisnis memperhatikan konsumen yang cepat berubah. Dalam Perspektifnya,

konsumen cenderung memperhatikan nilai-nilai kepuasan yang dirasakannya.

Sebagai konsekuensinya, setiap usaha penyedia layanan jasa perlu memperhatikan

apa saja yang perlu ditingkatkan dan diberikan kepada konsumen sehingga

mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Saat ini banyak bermunculan coffee

shop modern yang masing-masing memiliki kelebihan dan keragaman dalam

menawarkan fasilitasnya karena pada masa kini tempat makan seperti kafe

ataupun coffee shop tidak hanya menawarkan keragaman dalam jenis makanan

tapi fasilitas yang ditawarkan pun bisa menjadi daya tariknya. Pada saat ini

semakin banyak coffee shop yang melakukan strategi penjualan dengan cara

menyediakan fasilitas yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat masa kini dan

(19)

4

dan juga elegan. Bali sebagai salah satu yang berperan serta dalam

mengembangkan dan meningkatkan industri kepariwisataan Indonesia dari aspek

fasilitas kepariwisataannya seperti tempat makan dan minum.

Pertumbuhan fasilitas seperti coffee shop tersebut diantaranya adalah

kemunculan coffee shop-coffee shop kecil, hal ini dipengaruhi dari adanya

perubahan gaya hidup masyarakat dengan masuknya beberapa perusahaan dengan

brand yang besar dibidang kopi seperti halnya Starbuck dan Black Canyon yang

telah tersebar dibeberapa daerah di Bali. Melihat perkembangan tersebut, pelaku

bisnis dibidang coffee shop ini membuat para pelakunya merasa tertantang untuk

dapat menciptakan diferensisai unik dan positioning yang jelas sehingga

konsumen dapat membedakan dengan para pesaingnya. Berbagai upaya dan

strategi dari masing-masing pelaku bisnis coffee shop dilakukan untuk bisa

bertahan dan berkembang dengan menciptakan keunggulan produk serta layanan

untuk memuaskan pelanggan dan menghadapi persaingan dalam bisnis ini.

Melihat pola pikir baik itu masyarakat lokal maupun pelanggan yang

semakin beragam dan ingin mendapatkan hal yang maksimal, sebagian

perusahaan yang berperan dibidang kopi seperti halnya coffee shop lebih

memperhatikan kualitas dari produknya untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggannya. Tawaran kepuasan pelanggan adalah kenaikan pendapatan,

regenerasi pelanggan, dan profitabilitas perusahaan. Penilaian-penilaian dari

pelanggan jugaakan memberikan dampak bagi perusahaan. Selain itu setiap orang

juga mempunyai cara yang berbeda dalam menikmati kopi, cara tersebut dapat

(20)

5

harapan bahwa konsumen akan merasa puas setelah ia mengorbankan sejumlah

uangnya. Selain itu adapula yang menikmati kopi di sebuah kedai biasa yang

relatif murah tapi bisa mendapatkan kepuasan terhadap rasa kopi yang

dikonsumsinya. Beberapa anggapan disebutkan bahwa lebih baik minum kopi di

tempat biasa asalkan kepuasan bisa didapatkan dari rasa kopi yang dinikmatinya

daripada harus datang ke tempat mewah dengan kualitas rasa kopi yang biasa saja.

Crema Coffee Indonesia merupakan salah satu coffee shop yang ada di

daerah Kerobokan, Bali yang memiliki predikat specialty coffee. Salah satu coffee

shop yang tidak terlalu besar namun ramai dikunjungi oleh pelanggan. Lokasi

Crema Coffee Indonesia merupakan suatu lokasi yang cukup mudah ditemukan

karena berada diantara beberapa tempat umum seperti Lapas Kerobokan dan

Gusto Gelato yang sebagian masyarakat mengetahuinya. Crema Coffee Indonesia

merupakan real coffee shop pertama yang ada di area Mertanadi Kerobokan

dengan target merangkul pelanggan yang menginap di villa-villa sekitar jalan

Mertanadi dan area jalan Bidadari Seminyak melalui free delivery service dan

coffee to go. Hal tersebut memberikan suatu keuntungan bagi Crema Coffee

Indonesia terhadap daily revenue disaat weekend karena biasanya pelanggan yang

menggunakan jasa delivery adalah residential customer yang mana dapat dilihat

pelanggan yang seperti itu akan merasa malas keluar mencari makan pagi

(Breakfast) bahkan brunch pun mereka masih tidak ingin keluar, dengan melihat

pola customer seperti itu, Crema Coffee Indonesia berusaha memperhatikan

kualitas produk yang akan dikirim, terlebih produk minuman yang panas karena

(21)

6

merubah rasa kopi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Crema Coffee Indonesia

menetapkan standar operasional untuk mendapatkan dan mempertahankan

kualitas produknya untuk memberikan kepuasan pada pelanggan yang datang dan

mengkonsumsi produk Crema Coffee Indonesia, baik itu dine in, take a way (to

go), serta delivery.

Umumnya pelanggan yang datang ke Crema Coffee Indonesia adalah

pecinta kopi yang mayoritas adalah pelanggan asing. Selain itu ada pula pelajar

dan mahasiswa yang datang sekedar berkumpul bersama temannya. Dan ada pula

pelanggan yang datang untuk melakukan meeting dan banyak pula yang datang

untuk melakukan perbincangan tentang kopi. Berikut adalah Tabel kunjungan

(22)

7

Tabel 1.1.

Kunjungan Pelanggan ke Crema Coffee Indonesia

No Bulan Tahun 2014 Tahun 2015 Sumber : Crema Coffe Indonesia, 2015

Dilihat dari Tabel 1.1. Crema Coffee Indonesia mengalami fluktuasi, dimana

adanya kenaikan jumlah pelanggan pada Tahun 2014 yang disebabkan oleh high

season dan Christmas day. Sedangkan untuk jumlah kunjungan pelanggan yang

menurun dikarenakan oleh cuaca, low season dan sepinya villa-villa sekitar area

Mertanadi, Kerobokan. Kemudian Tahun 2015 kunjungan pelanggan yang

tertinggi yaitu pada bulan Januari, hal ini disebabkan karena efek high season dari

bulan Desember 2014, sedangkan pada ada beberapa bulan berikutnya di Tahun

2015 mengalami penurunan dan juga sedikit kenaikan, yang diakibatkan dari

adanya proyek pembuatan jalan di daerah Mertanadi sehingga terlihat penurunan

kunjungan. Selain itu terdapat adanya beberapa keluhan yang diberikan wisatawan

(23)

8

pelanggan terhadap kualitas produk terlebih dari rasa yang berbeda kemudian

masalah pelayanan serta lingkungan. Masalah tersebut lebih banyak terjadi di

Tahun 2014 dan ada beberapa keluhan pelanggan di Tahun 2015.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka selayaknya pelanggan mendapatkan

pelayanan yang baik dari suatu coffee shop yang berupa keramah-tamahan,

pelayanan yang professional, memenuhi keinginan tamu, sehingga tamu merasa

puas akan pelayanan dan produk di coffee shop tersebut, bahkan ingin datang dan

berkunjung kembali. Kualitas produk dan pelayanan serta kepuasan pelanggan

merupakan faktor penting dalam bidang hospitality (Parasuraman dalam

Guzzo,2010). Dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan penting untuk

mengenali dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan (Supranto,2004). Dengan

demikian pihak manajemen perlu mengetahui pendapat pelanggan tentang kualitas

produk dan pelayanan barista yang diperlukan untuk menjaga kepuasan dan

loyalitas pelanggan. Berikut adalah Tabel dari beberapa keluhan yang sering

(24)

9

Tabel. 1.2.

Keluhan Pelanggan di Crema Coffee Indonesia 2014 - 2015.

produk seperti :cup, gelas, dan suppliesnya.

Sumber : Crema Coffee Indonesia, 2015.

Berdasarkan Tabel 1.2. pada Tahun 2014 total keluhan sebanyak 41 terhadap

lima faktor. Keluhan yang paling banyak adalah keluhan tentang harga menu

dengan jumlah 16, yang mana masalah ini merupakan angka keluhan tertinggi

untuk Crema Coffee Indonesia, karena standar keluhan yang ditetapkan adalah 5

kali untuk bisa dievaluasi. Keluhan pada Tahun 2015 mulai mengalami penurunan

di setiap faktor yaitu dengan total 26 keluhan, namun Crema Coffee Indonesia

sendiri terus melakukan evaluasi dengan upaya untuk meminimalisir keluhan pada

Tahun 2016 nanti. Dari kasus tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan dengan Kualitas

(25)

10

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat tiga pokok

permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah tingkat kualitas produk di Crema Coffee Indonesia ?

2. Bagaimanakah tingkat kepuasan pelanggan di Crema Coffee Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian Lapangan

Dari rumusan permasalahan tersebut adapun tujuan dari penelitian ini antara

lain yaitu :

1. Mengetahui kualitas produk di Crema Coffee Indonesia

2. Mengetahui tingkat kepuasan pelanggan di Crema Coffee Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa serta

mampu menerapkan ilmu pengetahuan dari konsep-konsep yang telah diperoleh

dibangku kuliah dan praktek langsung dilapangan khususnya dibidang ilmu

Manajemen Food and Beverage dan ilmu baru mengenai perkembangan kopi di

Indonesia yang saat ini menjadi trend yang diaplikasikan kedalam minuman yang

tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat biasanya melainkan ilmu yang akan

masuk dalam teori Food & Beverage khususnya Bar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil dari penelitian ini akan memberikan sumbangan berupa

(26)

11

kom entar wisatawan atau pelanggan yang datang dan mengkonsumsi produk

serta mendapatkan pelayanan dari Crema Coffee Indonesi agar bisa memberikan

keluhannya lewat media tersebut. selain itu akan dibuatnya sistem guest comment

untuk keluhan langsung, baik itu positif ataupun negatif. Dengan demikian Crema

Coffee bisa meninjau sistem yang ada dengan melihat pendapat customer untuk

mempertahankan kualitas dari produk dan juga pelayanan untuk mencapai

(27)

12

1.5. Sistematika Penyajian

Adapun Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I. PENYAJIAN PENULISAN

Pada bab ini, akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penyajian.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan diuraikan konsep yang digunakan sebagai

landasan dalam pembahasan yang mencangkup tinjauan penelitian

sebelumnya dan tinjauan tentang konsep yang memuat teori-teori

yang mendukung dalam penelitian ini. Tinjauan yang dimaksud di

atas adalah tinjauan tentang coffee shop, tinjauan tentang barista,

tinjauan tentang kualitas produk, tinjauan tentang strategi kopi,

tinjauan tentang kepuasan pelanggan.

BAB III. METODE PENELITIAN

Menguraikan tentang lokasi penelitian, definisi operasional variabel

(DOV), jenis dan sumber data, teknik analisis data yang mana

semuanya berfungsi untuk membatasi permasalahan yang diambil

dan mempermudah dalam menyampaikan informasi.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan hasil dari penelitian serta pembahasannya yang meliputi

sejarah berdirinya hotel, fasilitas hotel, aksesbilitas menuju hotel,

(28)

13

akan diuraikan hasil analisis dari penelitian yang merupakan

jawaban dari permasalahan.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan mengenai simpulan dari hasil pembahasan dan saran-

saran sebagai masukan kepada pihak manajemen Crema Coffee

(29)
(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan penelitian

ini. Penelitian tentang kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh Yahya (2008)

yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Barista

terhadap Kepuasan Konsumen Kedai Kopi Espresso Bar Solo”. Penelitian ini

terdapat tiga pokok permasalahan yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara

kualitas produk yang ditawarkan oleh kedai kopi espresso bar solo ini dengan

kepuasan pelanggannya, dan meneliti adanya pengaruh yang signifikan juga

antara pelayanan barista kedai kopi espresso bar dengan kepuasan pelanggannya,

serta pengaruh kualitas produk dan pelayanan barista terhadap kepuasan si

pelanggan yang datang dikedai kopi espresso bar solo ini. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif-kuantitatif, dimana populasi yang

diambil dalam penelitian ini adalah konsumen kedai pada tahun 2008.

Pengambilan sampelnya dengan teknik Cluster Sampling sejumlah 50 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan

dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisi regresi linier ganda. Hasil

dari penelitian Mansyur Yahya, 2008 bahwa, kualitas produk mendapatkan t

hitung 3,001 dengan tingkat signfikansi 0.004. Oleh karena probabilitas 0.004

lebih kecil dari 0,05 maka, kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap

(31)

dengan tingkat signifikansi 0.000 maka dari itu tingkat kualitas pelayanan

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Kemudian hasil dari

kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen diperoleh F

hitung 33,299 dengan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari (0,05), maka

model regresi dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan secara bersama-sama

berpengaruh sangat signifikan dengan data yang valid terhadap kepuasan

konsumen dari Kedai Kopi Espresso Bar Solo.

Penelitian yang dilakukan oleh Boediman (2010) dengan judul “Kualitas

Pelayanan Starbuck Coffee Pluit Junction”. Dalam penelitiannya Surya mengupas

tentang strategi kualitas servis yang terdiri dari lima elemen atau indikator seperti:

tangible, reliability, responsivness, assurance, and emphaty yang dianalisis

melalui opini atau pendapat masyarakat mengenai kualitas servis Starbuck Coffee

Fluit Junction. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif

yang menjelaskan fenomena yang sedang trend seperti halnya Starbuck Coffee.

Pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan

Starbuck Coffee Fluit Junction. Menggunakan jenis data primer dan sekunder.

Kemudian hasil dari penyebaran kuesioner kepada pelanggan akan dianalisis

dengan metode deskriptif, dan hasil dari penilaian kelima indikator tersebut akan

disimpulkan sesuai dengan kepuasan yang dijawab oleh pelanggan mengenai

kualitas dari servis Starbuck Coffee Fluit Junction.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) dengan judul “Fungsi Coffee

Shop bagi Masyarakat Surabaya” dalam penelitian ini Gischa menganalisis efek

dari adanya coffee shop sebagai indikator yang bisa memberikan pengaruh kepada

(32)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif. Proses

pencarian data dengan interview dengan 2 orang yakni supervisor dan ownernya

langsung dari Folks Coffee & Tea, serta sebanyak 20 sampel yang dijadikan objek

penelitian yaitu konsumen dari coffee shop. Hasil dari penelitian ini yaitu

ditemukannya eksistensi dari coffee shop di Surabaya saat ini mulai dikelola dan

dikembangkan bahkan diminati bagi konsumennya yang tidak hanya dilihat bisa

memberikan pelayanan minuman, akan tetapi di tempat tersebut konsumennya

juga bisa mengetahui ilmu dari baristanya tentang peralatan kopi yang digunakan

dan ada interaksi serta komunikasi yang menarik sebagai penjelasan ilmu kopi

dari pegawainya kepada pelanggannya hingga membuat minat pelanggan untuk

datang mendapatkan pengalaman minum kopi yang berbeda.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penelitian

sama-sama membahas tentang kualitas produk dan kepuasan pelanggan serta

metode penelitian yaitu deskriptif-kuantitatif. Adapun perbedaannya adalah

lokasi, waktu dan teknik analisis data, dimana teknik analisis data dari Yahya

(2008) menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dan Boediman (2010)

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan analisis tingkat kepuasan dan kepentingan serta penelitian ini

memfokuskan pada upaya barista menjaga kualitas produk untuk kepuasan

(33)

2.2. Tinjauan Konsep

Adapun tinjauan konsep atau teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.2.1. Tinjauan Tentang Food and Beverage

Dalam dunia sekarang ini, industri jasa makanan & minuman telah

berkembang banyak, sesuai perhitungan itu melayani lebih dari 100 juta kali

makan per hari. Hal ini telah menyebar di semua lapisan kehidupan mulai dari

Hotel, restoran, kantin industri, kantin rumah sakit, kereta api, saluran udara,

semua kini menjadi bagian dari industri jasa makanan & minuman. Fungsi dasar

dari industri ini adalah untuk melayani makanan & minuman untuk orang, untuk

memenuhi berbagai jenis kebutuhan mereka. Tujuan utama adalah untuk

mencapai kepuasan pelanggan. Kebutuhan pelanggan yang mungkin akan

berusaha untuk memuaskan adalah:

a. Fisiologis : kebutuhan makanan khusus

b. Ekonomi : kebutuhan untuk nilai terbaik untuk harga yg dibayarkan

c. Sosial : suasana yang bersahabat, terus terang mengungkapkan perasaan

d. Psikologis : kebutuhan untuk meningkatkan harga diri

e. Kenyamanan : keinginan orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kebutuhan ini memainkan berbagai peran besar untuk menentukan faktor,

bertanggung jawab untuk menentukan berbagai jenis metode layanan di makanan

& minuman industri jasa.

Menurut Soekresno dan Pendit (1998:4) menyebutkan bahwa food and

beverage department adalah bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung

(34)

yang terkait, dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel

tersebut dan dikelola secara komersial serta profesional.

Food and beverage department merupakan departemen yang sangat mutlak

diperlukan di hotel dalam penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman

dalam menjalankan tugasnya food and beverage department terbagi menjadi dua

bagian yang saling bergantung satu sama lain dan harus saling bekerjasama. Dua

bagian tersebut adalah:

a. Food and beverage bagian depan (front service) Yaitu bagian yang langsung

berhubungan dengan tamu, terdiri dari bar, restoran, banquet dan room

service.

b. Food and beverage bagian belakang (back service) Yaitu bagian yang tidak

langsung berhubungan dengan tamu karena harus melalui perantara

pramusaji, terdiri dari kitchen, stewarding.

Tujuan departemen food and beverage menurut Soekarno dan Pendit (1998:5)

adalah:

a. Menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang

sesuai.

b. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa

puas. Hal ini menyangkut mutu pelayanan mutu makanan dan minuman,

sikap karyawan, dekorasi ruangan serta suasana sekitar, peralatan yang

dipakai dan sanitasinya.

c. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk kesinambungan usaha.

Menurut Endar Sugiarto dan Sri Sulatriningrum (2001), F&B Departement

(35)

beverage service dan food and beverage product dimana kedua bagian tersebut

berfungsi untuk menjual jasa pelayanan makanan dan minuman untuk para tamu

hotel dan dikelola secara komersial dan professional. Adapun tujuannya adalah

untuk memenuhi selera tamu, kepuasan dari makan dan minum, untuk

memelihara dan meningkatkan nama baik hotel, khususnya tamu dari luar hotel

yang ingin membuat perjamuan dan untuk membuat keuntungan yang wajar,

artinya tamu puas dan hotel memperoleh keuntungan, untuk ruang lingkup F&B

Departement ada dua yaitu : F&B Product dan F&B Service. Jadi kesimpulannya

adalah Food and Beverage Departemen merupakan departemen yang

menyajikan makanan dan minuman, mulai dari proses pembuatan sampai berupa

produk jadi atau siap dikonsumsi. Produk terbagi atas berbagai macam bagian

yaitu main kitchen, kithen cafe shop, pastry bakery. Dimana semua bagian

tersebut mempunyai fungsi yang berbeda beda tetapi bertujuan sama yaitu

menjual produk ke konsumen.

2.2.2. Tinjauan Tentang Klasifikasi Restoran

Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan

makan dan minum bagi umum dan dikelola secara professional. Hotel besar

maupun sedang kebanyakan memiliki lebih dari satu restoran untuk memberi

kesempatan para pelanggan memilih jenis restoran maupun makanan serta gaya

penyajian dengan harga yang bervariasi sesuai dengan keinginan mereka. Dengan

banyaknya restoran yang tumbuh dan berkembang diperkotaan akhir-akhir ini

perlu kiranya kita untuk mengidentifikasikan klasifikasi restoran yang ada.

(36)

Dilihat dari pengelolaan dan system penyajian, restoran dapat diklasifikasikan

menjadi tiga yaitu :

1. Restoran Formal

Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersiil dan professional dengan pelayanan yang

eksklusif. Ciri-ciri restoran formal adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu

b. Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.

c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik/ menu Eropa popular.

d. System penyajian yang dipakai adalah Russian service/ French service atau

modifikasi dari kedua table service tersebut.

e. Disediakan ruangan cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai

tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap makan.

f. Dibuka untuk lunch and dinner.

g. Menyediakan berbagai merk minuman bar termasuk wine dan champagne.

h. Menyediakan live music dan dance floor

i. Harga relative tinggi

Adapun klasifikasi restoran yang termasuk dalam restoran formal adalah :

(37)

2. Restoran Informal

Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersiil dan profesional dengan lebih

mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi yang

silih berganti pelanggan. Adapun ciri-ciri restoran informal :

a. Harga makanan dan minuman relative murah.

b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.

c. Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian

formal.

d. Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipakai American service

ready plate bahkan self service ataupun counter service.

e. Tidak ada hiburan berupa musik.

f. Menu dipajang di meja tamu untuk mempermudahkan proses pelayanan.

Adapun klasifikasi restoran yang termasuk restoran informal adalah sebagai

(38)

10.Burger Corner

11.Snack Bar

3. Specialties Restaurant

Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersiil dan professional dengan menyediakan

makanan khas dan diikuti dengan system penyajian yang khas dari suatu negara

tertentu. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Reservasi tempat.

b. Menyediakan menu khas suatu Negara tertentu

c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi

dengan budaya internasional

d. Dibuka hanya untuk Lunch dan Dinner

e. Menghadirkan music negara asal

Adapun klasifikasi specialties restaurant adalah sebagai berikut :

1. Indonesian Food Restaurant

2. Italian Food Restaurant

3. Thai food restaurant

4. Japanese Restaurant

5. Korean food restaurant

Jadi kesimpulan dari klasifikasi restoran yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah informal restoran yaitu Coffee Shop.

2.2.3. Tinjauan Tentang Coffee Shop

Coffee Shop ialah sebuah restaurant yang pada mulanya hanya

(39)

perkembangan dan kebutuhan pelanggan yang sangat komplek dan tidak ada

habisnya, pun perkembangan coffee shop seperti sekarang ini. Sejarah coffee shop

ini berasal dari Amerika dimana ciri pelayanan dan penyajiannya yaitu secara

cepat, makanan sudah di porsikan dalam suatu piring atau yang di sebut dengan

"ready on the plate" dengan istilah pelayanannya yaitu American service. Coffee

Shop dikategorikan kedalam restaurant yang informal dan biasanya buka untuk

24 jam dan itu sering ditemui di hotel. Menurut Charles J. Matelka, yang dikutip

oleh Sugiarto dan Sulartiningrum, coffee Shop adalah suatu bidang usaha yang

dikelola secara komersial yang menawarkan makanan atau minuman kepada tamu

dengan pelayananan dalam suasana tidak formal tanpa diikuti servis atau aturan

yang baku dan harganya lebih murah.

Menurut Jean,Z Lucas dalam Mansyur Yahya (2008) mengatakan bahwa

fungsi coffee shop sebenarnya, sebagai tempat yang diperuntukkan bagi para

penikmat dan pecinta kopi dengan 60%nya bahwa tempat tersebut khusus

mengolah kopi yang masih berbentuk bean atau biji. Kemudian dapat diolah

kembali hingga menjadi sebuah minuman yang siap untuk disajikan dan diperjual

belikan dengan keberagaman cita rasa dari segala proses peracikannya. Namun

dalam kegiatan jual beli minuman kopi tidak hanya sebatas pada masalah

transaksi saja, melainkan juga memberikan suguhan fasilitas dan pelayanan.

Berdasarkan data lapangan yang diperoleh, diketahui bahwa tidak banyak orang

yang memfungsikan coffee shop sebagai tempat untuk memperoleh minuman kopi

saja. Lebih banyak konsumen yang datang ke coffee shop karena merasa bahwa

dengan berada di tempat tersebut maka akan mendapatkan kenyamanan suasana

(40)

Di lain sisi coffee shop juga dapat menjadi alat komunikasi bagi seseorang

untuk dapat menampilkan identitas dirinya, selain itu coffee shop juga dapat

menjadi alat komunikasi bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya kepada

lingkungan atau pihak lain. Setiap konsumen dapat menjadikan coffee shop

sebagai media untuk mereka menemukan bermacam-macam peranan nilai: baik

nilai kepuasan , kesenangan atau pleasure, prestige, serta kebutuhan. Seperti yang

diterangkan oleh Malinowski bahwa, nilai praktis dari teori fungsionalisme ini

mengajarkan tentang adanya kepentingan yang relatif dari berbagai kebiasaan

yang beraneka ragam. Kepentingan yang relatif adalah mengenai bagaimana suatu

kebiasaan akan tergantung antara satu dengan lainnya, yakni antara individu

dengan individu lain atau antara individu dengan lingkungan dimana ia berada.

Carol dan Melvin (dalam Ihromi, 1996).

Menurut Gischa Joelita Eka Putri, dalam laporannya yang berjudul“Fungsi

Coffe Shop Bagi Masyarakat Surabaya”, hal 124-133 menyebutkan bahwa Coffee

shop kini secara tidak langsung dirasa sebagai tempat dimana seseorang dapat

memperoleh kebanggaan, dan kepuasan karena merasa tidak tertinggal oleh

perkembangan zaman. Selain itu juga dapat menjadi sarana bagi seseorang yang

sengaja mencari suasana, serta kenyamanan dalam menyelesaikan pekerjaannya,

ataupun melakukan pertemuan dengan rekan kerja dan relasi. Coffee shop dalam

kehidupan yang modern saat ini tengah menjadi salah satu sarana untuk seseorang

memperluas pergaulannya. Keberadaan coffee shop yang tidak semata-mata hanya

difungsikan untuk membeli atau memperoleh minuman kopi yang benar, bukan

(41)

Ketika seseorang menilai bahwa menikmati serta mendapatkan kopi yang

benar adalah di coffee shop, namun dalam sisi lain ada seseorang yang juga

merasa bahwa dengan mengkonsumsi kopi di coffee shop ia dapat mencapai

kepuasan ataupun prestige. Dalam mengekspresikan dirinya, seseorang harus

melakukan tindakan atau usaha tertentu untuk dapat memenuhinya. Ketika

seseorang telah mempertimbangkan tentang apa yang ia kehendaki, maka ia akan

melakukan suatu tindakan untuk dapat memiliki hal yang diminatinya baik cepat

atau lambat. Aktifitas menyesuaikan dan mengkonsumsi suatu minuman beserta

tempatnya yang kini terus-menerus berlangsung dapat saja disebut sebagai gaya

hidup, yang menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Saat ini mengkonsumsi kopi tidak lagi terkesan sebagai

sesuatu yang sederhana, namun telah memiliki dan mewakili gaya hidup

seseorang yang tinggal di kota. Dengan berkunjung ke coffee shop bukan

semata-mata hanya untuk mencari minuman kopi saja, melainkan juga mencoba untuk

memenuhi kebutuhannya yang lain dalam segi pemenuhan kepuasan dan

kenyamanan.

Bagi masyarakat Bali selaku konsumen coffee shop menjadi penikmat kopi

ataupun penikmat suasana suatu coffee shop tertentu, baik yang mewah atau

sederhana namun terkenal secara langsung telah mewakili tercapainya tujuan dan

kepentingan pribadi masing-masing orang. Menikmati minuman kopi atau menu

minuman lainnya yang tersedia di coffee shop kini telah menjadi suatu kebiasaan

yang kerap dilakukan masyarakat kota. Di mana aktifitas tersebut dapat

memenuhi kebutuhannya untuk memperluas pergaulan, rapat, pertemuan bisnis,

(42)

dandanan, dan penampilan), yang mana hal tersebut juga telah menjadi perhatian

bagi banyak orang sebagai tolak ukur status sosial ekonomi. Maka kini coffee

shop menjadi salah satu tempat yang juga berfungsi sebagai sarana serta fasilitas

masyarakat kota dalam membentuk suatu budaya baru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa coffee shop dalam penelitian ini yaitu coffee

shop yang diperuntukkan bagi penikmat dan pecinta kopi serta bagi khalayak

umum yang mencari tempat yang nyaman sesuai dengan standar coffee shop yang

modern dengan pelayanan yang maksimal dari seorang barista dalam

menyuguhkan kopi yang memiliki kualitas dan konsisten dengan produknya yang

mampu memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2.2.4. Tinjauan Tentang Barista

Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan

menyajikan kopi kepada pelanggan. Istilah Barista merupakan arti dari 'Bartender'

dalam bahasa Italia yang secara khusus mempersiapkan dan menyajikan espresso

dan minuman yang berbasis espresso. Di Italia, barista adalah salah satu posisi

yang didambakan. Menjadi Barista membutuhkan masa belajar yang signifikan

dan karenanya tidak seorangpun yang akan menganggap posisi ini sembarangan

karena ini membutuhkan dedikasi waktu dan pelatihanan hingga menguasai seni

terbaik cara membuat kopi. Di kedai kopi sendiri posisi seorang barista adalah

posisi kunci yang paling terhormat di setiap outlet. Karena di tangan merekalah

terletak keberhasilan cita rasa dan penyajian dari setiap produk kedai kopi yang

Anda rasakan sekarang. Menurut Oktaviani Dwi Prihandini salah seorang Barista

Indonesia menyebutkan bahwa barista disini memiliki interaksi yang berbeda dari

(43)

seperti wajah tampan dan gaya berpakaian untuk memikat customer dan

mengubah konsep “pembeli” menjadi “pelanggan”, serta sebagai alat

berkomunikasi dengan sesama rekan kerja maupun customernya. Proses interaksi

simbolik yang terjadi disesuaikan oleh space dan time serta lawan interaksi yang

berbeda. Fungsi barista di coffee shop bagi menjadi dua bagian, yaitu;

a. Front Barista : yang dengan senang hati menyambut dan menjelaskan kepada

Anda tentang segala sesuatu tentang kedai kopi. Jangan ragu bertanya kepada

mereka tentang apa saja.

b. Barista Pro : yang memiliki skill secara khusus untuk meracik segala produk

yang ada di kedai kopi.

Menurut Joseph.A.Michelli (2007:25) dalam bukunya the Starbucks

Experience mengemukakan lima kiat sukses pendekatan seorang barista kepada

pelanggan yaitu :

a. Ramah, merupakan cara yang sangat penting untuk membuat kunjungan

pelanggan sebagaiawal yang positif. Dengan bersifat ramah, barista dapat

menciptakan suasana yangmenyenangkan.

b. Tulus, berarti connect, discover, dan respond. Dalam hal ini tulus membina

hubungan dengan para pelanggan berarti tulus memberi tahu apa yang

diinginkan dan diharapkan pelanggan.

c. Perhatian, berarti perhatian terhadap kebutuhan pribadi, partner lain dan

pelanggan. Keinginan pelanggan dapat terpenuhi jika barista mengerti apa yang

diinginkan pelanggan.

d. Berwawasan, Pengetahuan adalah kekuatan. Semakin tinggai tingkat

(44)

diterima. Barista harus dapat mencintai pekerjaannya dan mau membagi

pengetahuannya kepada orang lain.

e. Peduli, Berarti berpatisipasi dalam segala hal yang bersifat positif. Dengan

kepedulian diharapkan barista memiliki Ide-ide yang cemerlang dan bekerja

dengan penuh semangat.

Barista juga harus menguasai mesin kopi. Tidak mudah untuk menggunakan

mesin kopi, dengan mempertimbangkan faktor takaran air, kopi yang dipakai,

serta waktu pemasakannya. Hal-hal ini penting untuk dipelajari seorang calon

barista. Untuk menjadi barista yang terpenting adalah harus suka minum kopi.

Tentu, seorang barista bukan hanya menyajikan kopi, juga memberikan edukasi

kepada konsumen. Sehingga ketika konsumen tersenyum saat minum kopi racikan

barista, itu pertanda barista berhasil meracik kopi yang enak. Selain menggunakan

mesin kopi yang menghasilkan espresso, seorang barista yang baik juga harus

menguasai teknik pembuatan kopi dengan teknik manual brewing seperti

menggunakan:

a. Filter Drip

1. The Automatic Drip

2. Manual Drip

b. Cold Press

c. French Press

d. Vacuum Pot

e. Middle Eastern

(45)

Berdasarkan pada beberapa cara penyajian kopi dengan teknik peralatan yang

berbeda setidaknya ada 5 metode yang dikuasai oleh seorang barista, karena jika

seorang barista hanya bisa menggunkan mesin espresso saja tidak bisa disebut

barista melainkan hanya user. Barista harus bisa mengetahui bagaimana cara

mengatur mesin dan juga grinder untuk mencari dan mendapatkan rasa kopi yang

paling enak menurutnya, kemudian barista juga harus mampu menemukan

kesalahan pada mesin kopi yang digunakan jika terjadi permasalahan pada mesin

atau grinder. Jadi pemahaman barista dalam penelitian ini akan membahas

bagaimana system kerja seorang barista di coffee shop serta mengetahui tugas dan

tanggung jawab sesuai standar operasional yang harus dilakukan oleh barista di

Crema Coffee Indonesia.

2.2.5.Tinjauan Tentang Kualitas Produk

a. Kualitas

Menurut Goets dan Davis (1994) dalam laporan Mansyur Yahya,2008

mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi dan melebihi harapan. Sedangkan menurut Nasution (2001:20) dalam

laporan Mansyur Yahya,2008, menyebutkan bahwa pada dasarnya kualitas

modern dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu sebagai berikut :

a. Kualitas Desain, yaitu memenuhi keinginan dan harapan pelanggan secara

ekonomis layak untuk produksi.

b. Kualitas Konformitas, yaitu memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan

(46)

Ada beberapa beberapa perspektif yang mengemukakan tentang kualitas.

Menurut Gavin dalam Tjiptono,Pandi (2002:51) ada 5 macam perspektif kualitas

yang berkembang yaitu :

a. Trancedental Approach. Dalam pendekatan ini kualitas dipandang sebagai

innate excellence dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit

didefinisikan dan dioperasionalisasikan.

b. Product-Based Approach. Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas

merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat

diukur.

c. User-Based Approach. Pendekatan ini dedasarkan pada pemikiran bahwa

kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang

paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk berkualitas tinggi.

d. Manufacturing-Based Approach. Perspektif ini bersifat supply-based dan

terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan

serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan.

e. Value Based Approach. Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai atau

harga.

Kualitas memiliki hubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas

memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan

yang kuat dengan perusahaan. Menurut Tjiptono,Pandi (2002:55) secara ringkas

manfaat kualitas yang superior antara lain :

a. Loyalitas pelanggan yang lebih besar

b. Pangsa pasar yang lebih besar

(47)

d. Harga jual yang lebih tinggi

e. Produktivitas yang lebih besar

Menurut Garvin dan Darvis (1994) dalam Yahya (2008) kualitas adalah

sebagai berikut: “Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi

atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen” Ada 3 manfaat kualitas yang

dikaitkan dengan produktivitas dan profitabilitas menurut Edvardsson,et al (1994)

yaitu :

1. Produktivitas

Yaitu menekankan pemanfaatan (utilisasi) sumber daya yang seringkali

diikuti dengan penekanan biaya dan rasionalisasi modal.Fokus utamanya

terletak pada produksi atau operasi.

2. Kualitas

Yaitu lebih menekankan aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan.Fokus

utamanya adalah customer utility.

3. Profitabilitas

Merupakan hasil dari hubungan antara penghasilan (income), biaya, dan

modal yang digunakan.

b. Produk

Menurut Kotler (2000:448) dalam laporan Mansyur Yahya tahun 2008

menyebutkan bahwa produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar

untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Tiap produk berkaitan dengan produk

(48)

produk-produk khusus untuk memenuhi kebutuhan khusus. Menurut Kotler (2000:450)

kita dapat mendefinisikan hierarki produk antara lain :

1. Rumpun kebutuhan, Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu

kelompok produk.

2. Rumpun produk, Semua kelas produk yang dapat memenuhi semua kebutuhan

inti dengan efektifitas yang memadai.

3. Kelas produk, sekelompok produk dalam rumpun produk yang diakui

mempunyai persamaan fungsional

4. Lini produk, sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat

dengan produk-produk tertentu melaksanakan fungsi yang serupa, dijual pada

kelompok yang sama atau berbeda dalam rentang harga.

5. Jenis produk, sekelompok produk dalam lini produk yang sama-sama memiliki

sejumlah kemungkinan bentuk produk.

6. Merk, nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam

produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk

tersebut.

7. Unit produk, satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat

dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.

Menurut Soekresno (2001:8) pengertian produk yang dihasilkan organisasi

Food & Beverage adalah totalitas dari makanan, minuman dan seperangkat atribut

lainnya, termasuk didalamnya adalah rasa, warna, aroma makanan atau minuman,

harga, nama makanan atau minuman, reputasi restoran, serta jasa pelayanan

dengan keramah tamahan yang diterima guna memuaskan keinginan pelanggan.

(49)

produk total dari dua jenis produk menjadi satu kesatuan yang kemudian disebut

produk organisasi F&B yaitu :

1. Produk Berwujud

Yaitu produk yang dapat dilihat, dirasa, dan diraba yang disebut tangible

product seperti makanan, minuman lezat dan berkualitas serta barang fasilitas

unggul dan modern.

2. Produk Tak Berwujud

Yaitu sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat diraba tetapi dibutuhkan untuk

dirasakan, disebut dengan intangible product seperti : jasa pelayanan, rasa aman,

kenyamanan, keramahtamahan, keindahan, kebersihan,reputasi, hygiene &

sanitasi, dan aroma makanan atau minuman.

Oleh sebab itu manajemen F&B harus memperhatikan kebijakan produk yang

diciptakan, baik produk baru maupun pengembangan produk yang popular saat

ini, mengingat setiap produk yang dihasilkan akan mengalami lima siklus

kehidupan yaitu : Dikenal–laku-laku keras–jenuh-ditinggalkan. Dari tinjauan

produk tersebut dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produk yang

dimaksud adalah sesuai dengan konsep dari Soekresno (2001.8) yaitu perpaduan

antara produk berwujud dengan produk tak berwujud.

c. Kualitas Produk

Prawirosentono,Suyadi (2002:6) dalam laporan Mansyur Yahya tahun 2008

(50)

produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen

dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan. Perusahaan perlu

mengadakan SOP untuk mencapai kualitas produk. Standar operasional teknis

tersebut dintaranya adalah : Jenis dan jumlah bahan baku, lama proses pembuatan

dan mesin dan peralatan. Perusahaan juga perlu mengadakan pengawasan kualitas

produknya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas produk seperti

yang diterangkan oleh Suyadi Prawirosentono.

Menurut Kotler (dalam Praba Sulistyawati,2009) menyatakan bahwa

pencapaian kualitas yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa ukuran

untuk merumuskan kebijakan mengenai kualitas produk, yaitu:

1. Fungsi barang

Fungsi barang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, maka harus

memproduksi barang yang mutunya sesuai dengan fungsi serta kegunaannya,

daya tahannya, peralatannya, dan kepercayaannya.

2. Wujud barang

Wujud luar seperti bentuk, warna, dan susunannya.Bila wujud luar dari produk

tersebut tidak menarik meskipun kualitasnya baik, maka belum tentu menarik

minat pelanggan.

3. Biaya barang

Produk pada umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan

mutu suatu barang tersebut.

Kualitas dapat diartikan kemampuan dari produk untuk menjalankan fungsinya

yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan

(51)

Berdasarkan tinjauan tentang kualitas, produk, hingga tinjauan tentang kualitas

produk tersebut, maka penelitian kali ini peneliti akan menarik kesimpulan bahwa

kualitas produk yang akan ditekankan pada konsep dari soekresno (2001) dimana

Pendekatan ini memandang kualitas produk dengan memadukan produk berwujud

dan produk tidak berwujud untuk menciptakan kepuasan pelanggan kemudian dari

Suyadi Prawirosentono yaitu Jenis dan jumlah bahan baku, lama proses

pembuatan, mesin dan peralatan.

2.2.6.Tinjauan Tentang Kepuasan Pelanggan

a. Kepuasan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

atau hasil yang dirasakannya dengan harapan, Oliver (Bagus Surya, 2014).

Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Apabila kinerja

sesuai dengan harapan maka pelanggan akan puas. Harapan pelanggan dapat

dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan

informasi pemasaran (supranto,2004). Pelanggan yang puas akan setia lebih lama,

kurang sensitif terhadap harga dan member komentar yang baik tentang

perusahaan (Bagus Surya,2014). Tjiptono (1997), juga memiliki pendapat bahwa

kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil

yang dirasakan.

Sulastyono (2007) menyebutkan kepuasan diartikan sebagai suatu keadaan

dalam diri seseorang, dimana ia telah berhasil mendapatkan sesuatu yang menjadi

kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya. Kebutuhan adalah kondisi

seseorang untuk memiliki sesuatu yang tidak dimiliki, atau sesuatu itu adalah wajib

(52)

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan yang dirasakan sesuai atau

sama dengan yang diharapkan atau melampaui harapan pelanggan. Apabila

kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas dan sebaliknya. Harapan pelanggan

dapat dibentuk dari pengalaman masa lampau, komentar dari harapan serta janji

dan informasi pemasaran.

b. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan kesesuaian antara apa yang di harapkan

pelanggan dan apa yang telah di berikan oleh perusahaan, dimana ketika harapan

pelanggan tidak sebanding dengan apa yang telah di berikan akan terjadi

ketidakpuasan sehingga berdampak buruk bagi perusahaan tersebut. Definisi

kepuasan pelanggan di paparkan oleh para ahli sebagaimana berikut :

Band (1971:79) dalam secara sederhana merumuskan kepuasan pelanggan

sebagai perbandingan antara kualitas dari barang atau jasa yang di rasakan dengan

keinginan , kebutuhan dan harapan pelanggan.

Sedangkan menurut Tjiptono,Pandi mengemukakan bahwa : “Kepuasan

adalah suatu perasaan yang dimiliki ketika seseorang dapat mencapai sesuatu atau

ketika sesuatu yang diinginkan untuk terjadi telah terjadi “Kepuasan merupakan

suatu perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsinya terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk

dan harapan-harapannya. Ada kesamaan dari definisi diatas, yaitu menyangkut

kepuasan pelanggan (harapan dan hasil yang dirasakan). Umumnya harapan

pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel. 1.2.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk hasil koefisien determinasi (R 2 ) dijelaskan sebanyak 34,4% loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan

Dari hasil uji kausalitas analisis kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan

Skripsi yang berjudul ” Pengaruh kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Pelanggan Hotel UMM Inn Malang) ” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat

Penelitian ini berjudul Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Pada Starbucks Mall Bali Galeria.Tujuan penulisan dalam

Dari hasil uji kausalitas analisis kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN

ii KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA JUDUL PENELITIAN: PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PDAM

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hipotesis di bawah ini : H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan coffee on the bus Menurut