• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yang masing masing dari komponen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yang masing masing dari komponen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yang masing – masing dari komponen tersebut saling berkaitan.

Komponen dari pembelajaran adalah kurikulum, guru, siswa, metode, materi, media dan evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen dalam pembelajaran tersebut dijalankan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk membekali siswa berbagai kemampuan seperti kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar akan terdapat bukti nyata berupa tingkah laku yang dapat diukur dan diamati (Daryanto, 2008). Tujuan pembelajaran dirancang sesuai dengan silabus yang dijadikan sebagai pedoman keberhasilan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Tujuan pembelajaran terdapat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, RPP merupakan skenario pembelajaran yang hendak dilaksanakan oleh guru pada setiap pertemuan atau lebih. RPP terdiri dari strategi, metode, model, dan media yang hendak digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta untuk melihat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil belajar peserta didik serta capaian terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat diketahui dengan cara melakukan evaluasi hasil belajar.

Evaluasi hasil belajar penting dilakukan karena hasil dari evaluasi hasil belajar akan memberikan gambaran tentang prestasi dan pencapaian kompetensi yang telah dimiliki oleh setiap siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (Wahyuni, 2014). Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan di akhir pertemuan, bab atau setiap tengah semester, satu semester dan tingkat akhir dalam suatu jenjang pendidikan.

Setelah guru melaksanakan evaluasi guru menjadi memiliki informasi apakah materi pembelajaran sudah dapat dilanjutkan atau harus mengulang kembali.

Kualitas dari suatu pendidikan ditentukan dari mutu pembelajaran serta kualitas cara penilaian atau evaluasi hasil belajar. Pendidikan yang berkualitas tinggi dapat commit to user

(2)

dicapai apabila seorang pendidik mempunyai sistem yang baik untuk melakukan kegiatan evaluasi (Matondang, Djulia, Sriadhi, & Simarmata, 2019).

Instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar ada dua yaitu instrumen tes dan bukan tes. Pada pengukuran hasil belajar pada umumnya menggunakan instrumen tes, dengan jenis soal yang paling sering digunakan yaitu soal pilihan ganda. Pada umumnya, guru hanya memakai pendekatan skor untuk menunjukkan kemampuan dan prestasi belajar peserta didik.

Guru menentukan kemampuan siswa hanya dengan melihat jumlah skor jawaban benar siswa. Penggunaan pendekatan skor ini memiliki kelemahan yaitu memiliki makna kuantitatif yang lemah karena skor mentah tidak dapat dijadikan tolak ukur prestasi belajar siswa (Alagumalai, S., Curtis, D.D. and Hungi, 2015). Oleh karena itu, dalam sistem evaluasi memerlukan pendekatan yang berbeda yaitu salah satunya dengan menggunakan model Rasch. Pemodelan Rasch dapat mengukur jumlah jawaban benar dan juga dapat menghitung probabilitas odd ratio pada masing-masing soal yang dikerjakan.

Kualitas evaluasi hasil belajar yang baik juga ditentukan dari soal yang digunakan, apabila soal yang digunakan memiliki kualitas yang baik maka informasi mengenai penguasaan materi atau hasil belajar siswa lebih tepat dan akurat. Untuk mengetahui kualitas dari instrumen tes dapat dianalisis secara kualitatif yaitu ditinjau dari acuan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

HOTS menurut Brookhart (2010), yaitu HOTS sebagai proses transfer analisis dari aspek kognitif yang dikembangkan oleh Taksonomi Bloom yang direvisi Anderson dan Krathwohl yang terdiri dari menganalisis, menilai dan menciptakan (Nugroho, 2018), yang kedua HOTS sebagai keterampilan berpikir kritis dan HOTS sebagai keterampilan penyelesaian masalah. Instrumen tes yang baik memuat soal-soal yang dapat mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi karena sesuai dengan upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan untuk melakukan pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan sehingga siswa setelah lulus mampu menyelesaikan permasalahan yang ada pada dunia nyata. commit to user

(3)

Analisis instrumen tes dari segi kuantitatif yaitu dengan analisis butir soal.

Instrumen tes dikatakan baik untuk digunakan sebagai alat evaluasi hasil belajar apabila memiliki validitas dan reabilitas yang tinggi. Validitas merupakan kemampuan instrumen untuk mengukur dengan tepat sesuai keadaan yang akan diukur, sehingga sebuah instrumen tes yang memiliki validitas tinggi maka instrumen tes tersebut layak digunakan untuk melakukan pengukuran atau pengambilan data dan hasilnya akan tepat dan akurat. Instrumen tes yang baik memiliki reliabilitas yang tinggi artinya instrumen akan dipercaya jika menghasilkan data hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten (Purwanto, 2014) .

Analisis instrumen tes terdapat dua jenis teori yaitu teori tes klasik serta teori tes modern (Fan, 1998). Teori yang biasa digunakan untuk analisis instrumen tes yaitu teori tes klasik menggunakan aplikasi Iteman sedangkan teori tes modern jarang digunakan untuk analisis instrumen tes. Pada teori klasik terdapat karakteristik butir yang diuji antara lain tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh. Teori tes klasik memiliki kelebihan yaitu sederhana dan murah akan tetapi memiliki kekurangan karakteristik butir akan berubah apabila sampel berubah, kemampuan siswa akan terlihat rendah jika soal tes sulit, sedangkan apabila soal tes mudah kemampuan siswa akan terlihat tinggi (Yang &

Kao, 2014).

Teori analisis modern yaitu Teori Respon Butir. Pemodelan Rasch merupakan salah satu teori analisis modern yang terkenal. Kelebihan dari pemodelan Rasch dibandingkan dengan metode yang lainnya, khususnya teori tes klasik yaitu model Rasch memiliki kemampuan untuk melakukan prediksi terhadap data yang hilang (missing data). Selain itu pemodelan Rasch akan menghasilkan analisis statistik yang akurat dalam penelitian yang dilakukan. Pemodelan Rasch pada penilaian pendidikan memberikan pendekatan yang berbeda pada penggunaan skor atau data mentah. Model Rasch dapat memberikan informasi mengenai kemampuan peserta tes maupun kualitas soal yang dikerjakan karena hasil datanya berupa data rasio yang memiliki interval yang sama.

commit to user

(4)

Instrumen yang akan dianalisis adalah soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kimia SMA 1 Kutowinangun Tahun ajaran 2019/2020. Dipilihnya SMA N 1 Kutowinangun sebagai responden karena berdasarkan data Puspendik (Pusat penilaian pendidikan) tahun 2019, SMA N 1 Kutowinangun termasuk lima besar SMA terbaik di kabupaten kebumen, yang berarti bahwa SMA N 1 Kutowinangun termasuk SMA terbaik di Kabupaten Kebumen. Sekolah yang memiliki kualitas pendidikan yang baik harus memiliki proses pembelajaran dan cara penilaian hasil belajar yang baik pula. Untuk dapat melakukan penilaian yang baik dibutuhkan instrumen yang dapat mengukur sesuai dengan apa yang ingin diukur, yaitu dengan memuat soal-soal yang berkualitas. Oleh karena itu untuk mengetahui kualitas proses penilaian hasil belajar di SMA N 1 Kutowinangun dilakukan analisis instrumen tes penilaian hasil belajar salah satunya adalah soal Ujian Sekolah apakah sudah sesuai dengan standar penilaian hasil belajar atau belum. SMA N 1 Kutowinangun memiliki akreditasi sekolah A dan memiliki tingkat kelulusan 100%

yang artinya mutu dari pendidikan di SMA N 1 Kutowinangun adalah baik. Selain itu Soal Ujian Sekolah di SMA N 1 Kutowinangun belum pernah dilakukan analisis butir soal.

Kurikulum yang diterapkan di SMA N 1 Kutowinangun adalah Kurikulum 2013, pada Kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran wajib yaitu kimia. Kimia merupakan mata pelajaran yang abstrak, sehingga perlu cara pembelajaran yang sesuai agar siswa mampu memahami ilmu kimia. Mata pelajaran kimia di SMA memiliki tujuan yaitu supaya siswa mampu memahami konsep, hukum, prinsip dan teori kimia serta saling keterkaitannya sehingga perlu dikembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk bekal siswa dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang penting sehingga harus dilakukan evaluasi hasil belajar dengan baik.

Tes merupakan suatu alat evaluasi hasil belajar yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk mengetahui kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik setelah proses kegiatan pembelajaran. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Ujian Sekolah merupakan salah satu penentu commit to user

(5)

dalam kelulusan di jenjang SMA. Ujian sekolah ini menggunakan bentuk penilaian sumatif yang bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik, yaitu pada ranah pengetahuan peserta didik kelas XII MIPA SMA N 1 Kutowinangun terhadap mata pelajaran kimia selama 3 tahun di SMA yaitu mulai dari materi kelas X, XI, dan XII.

Berdasarkan uraian tersebut evaluasi hasil belajar mempunyai peran penting untuk mengetahui kemampuan peserta didik selama kegiatan belajar mengajar. Salah satu alat evaluasi hasil belajar yaitu ujian sekolah. Ujian Sekolah di SMA N 1 Kutowinangun ini dilakukan menggunakan instrumen tes. Sebelum menggunakan instrumen tes, perlu dilakukan uji kriteria instrumen penilaian hasil belajar melalui analisis butir. Pada kenyataannya di lapangan guru tidak melakukan hal tersebut sehingga kualitas instrumen penilaian hasil belajar yang diberikan tidak diketahui.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang dijelaskan di atas, maka diperoleh rumusan masalah berikut:

1. Bagaimana mutu dari butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kimia Tahun Pelajaran 2019/2020 di SMA N 1 Kutowinangun dilihat dari: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dengan model Iteman?

2. Bagaimana mutu dari butir soal ujian sekolah Mata Pelajaran Kimia Tahun Pelajaran 2019/2020 di SMA N 1 Kutowinangun ditinjau dari: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dengan model Rasch?

3. Bagaimana mutu dari butir soal Ujian Mata Pelajaran 2019/2020 Kimia di SMA N 1 Kutowinangun 2019/2020 ditinjau dari acuan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui mutu dari butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kimia Tahun commit to user

(6)

Pelajaran di SMA N 1 Kutowinangun 2019/2020 dilihat dari aspek: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dengan menggunakan model Iteman.

2. Mengetahui mutu butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kimia Tahun Pelajaran di SMA N 1 Kutowinangun 2019/2020 dilihat dari aspek: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dengan menggunakan model rasch.

3. Mengetahui mutu butir soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kimia Tahun Pelajaran di SMA N 1 Kutowinangun 2019/2020 berdasarkan dari acuan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Memperluas pandangan serta pemahaman bagi peneliti tentang evaluasi hasil belajar pada analisis butir soal menggunakan model Rasch sebagai bekal calon pendidik.

2. Bagi Sekolah

Sebagai acuan bagi sekolah untuk memperhatikan kualitas butir soal yang dijadikan sebagai evaluasi hasil belajar mata pelajaran kimia.

3. Bagi Guru

a. Sebagai masukan bagi guru yang mengajar khususnya mata pelajaran kimia di SMA N 1 Kutowinangun agar memberikan tindak lanjut dari hasil dari analisis mutu dari soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Kimia.

b. Soal yang telah dinyatakan baik setelah melalui analisis dari berbagai aspek seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh dikumpulkan untuk menjadi bank soal.

c. Sumber acuan untuk pengembangan soal ujian yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perhitungan pembagian harta warisan maka harus diketahui terlebih dahulu berapa jumlah semua harta warisan yang ditinggalkan, berapa jumlah ahli waris yang berhak

Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari mengucapkan terima kasih atas partisipasi jemaat baik dalam bentuk doa, pemikiran, tenaga, dan dana yang disalurkan melalui Kelker Sadana,

Ibu menjadi bersikap negatif terhadap lingkungannya dengan tidak mau berbagi pengalamannya sebagai seorang ibu sehingga lingkungan tidak dapat memunculkan respon

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi polemik dengan kemunculan kurikulum berbasis KKNI ini. Sebagai sebuah produk yang diujicobakan, perlu diadakan berbagai penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya melalui alat analisis Partial Least Square atau PLS mengenai Pengaruh Employee Engagement, Budaya

Komposisi isotop karbon yang stabil dari komponen CO2 yang ditemukan di daerah penelitian menunjukkan nilai yang bervariasi antara -0,28% dan -14,15%.. Hasil plot-silang

Sekali lagi kepada mereka, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih atas bantuannya, semoga amal baik Bapak, Ibu, dan saudara semua mendapat balasan

Fasilitas kegiatan dan pertunjukan seni untuk lingkup Ibukota Jakarta dapat ditemukan di beberapa lokasi dengan kapasitas yang beragam, seperti Gedung Kesenian