• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021): , p-issn , e-issn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021): , p-issn , e-issn"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

264

Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Pukat Cincin Pada KM. Asia Jaya 03 Feasibilty Analysis of Purse Seine Business at KM. Asia Jaya 03

Rasdam, Resky Amalia Rajab*, Silmen Dima Rohi Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

*Corespondensi : reskyrajab94@gmail.com Received : November 2021 Accepted : December 2021

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan, keuntungan yang diperoleh serta kelayakan usaha penangkapan ikan pada kapal purse seine berpendingin frezzer. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pengambilan sampel dengan purposive sampling dan analisis finansial. Analisis usaha dilakukan dengan mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan berupa biaya total sebesar Rp1.362.779.900,00/trip, terdiri dari biaya tetap sebesar Rp214.500.000,00/trip serta biaya tidak tetap sebesar Rp1.148.279.900,00. Pendapatan dari hasil penjualan hasil tangkapan sebesar Rp2.974.282.400,00/trip dengan keuntungan bersih Rp 1.611.502.500,00 dan untuk Pemilik kapal mendapat bagian 60% sehingga dalam 1 trip penangkapan memperoleh keuntungan sebesar Rp966.901.500,00. Dibutuhkan 6 trip (3 tahun) operasi penangkapan ikan dengan keuntungan Rp1.611.502.500,00/trip agar mencapai titik impas (Break Even Point). KM. Asia Jaya 03 dengan alat tangkap purse seine dinyatakan layak untuk dijalankan dan diteruskan.

Kata kunci : Pukat cincin, Analisis Kelayakan Usaha, B/C Ratio, BEP.

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the necessary costs, benefits and feasibility of fishing effort on purse seiner refrigerated frezzer. This research uses descriptive method, sampling with purposive sampling and financial analysis. Business analysis is carried out by identifying the costs incurred in the form of a total cost of IDR 1,362,779,900 / trip, consisting of fixed costs of IDR. 214,500,000 / trip and variable costs of IDR. 1,148,279,900. Income from the sale of the catch is IDR. 2,974,282,400 / trip with a net profit of IDR. 1,611,502,500 and for the ship owner gets a share of 60% so that in 1 fishing trip he gets a profit of IDR..

966,901,500. It takes 6 trips (3 years) of fishing operations with a profit of IDR.

1,611,502,500 / trip to reach the break even point. The B / C ratio value of 2.18 is greater than 1, so the fishing business by KM. Asia Jaya 03 with purse seine fishing gear is declared feasible to operate and continue.

Keywords : Purse seine, Feasibility Analysis, B/C Ratio, BEP.

PENDAHULUAN

Salah satu Pelabuhan Perikanan terbesar di Kabupaten Pati yaitu, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo. PPP Bajumulyo selain merupakan PP terbesar juga merupakan PP dengan produksi ikan terrbesar di Kabupaten Pati. Adapun total ikan yang didaratkan sekitar 98% dari seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten

Pati (Setiawan et al., 2019). Adapun alat tangkap dominan yang digunakan nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Bajumulyo adalah pukat cincin dengan jumlah 62 %. Pukat cincin tergolong alat tangkap aktif karena alat tangkap ini dalam pengoperasiannya melingkari gerombolan ikan sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri secara vertikal maupun horizontal.

(2)

265 Jumlah armada kapal yang ada di PPP Bajomulyo terdiri dari 187 unit pukat cincin yang terdiri dari 97 kapal pukat cincin berpendingin freezer dan 90 kapal pukat cincin berpendingin es, cantrang 345 unit, jaring cumi 50 unit, bottom long line 97 unit dan kapal pengangkut 89 unit (Prasetyo et al., 2016).

Pengoperasian alat penangkap ikan harus memperhatikan biaya yang akan dikeluarkan terhadap keuntungan yang akan diperoleh baik modal atau penunjang lainnya. Permasalahan yang umum terjadi nelayan untuk meningkatkan produksinya diperoleh dengan menambah bobot kapal ataupun alat tangkap dan hal ini akan berpengaruh pada pengeluaran biaya atau modal akan ikut bertambah (Dollu et al., 2021). Analisis kelayakan usaha berfungsi untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan suatu usaha untuk dapat mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan, semakin cepat pengembalian biaya tersebut untuk sebuah usaha makan akan berdampak positif pada usaha tersebut karena akan memperlancar perputaran modal (Samida et al., 2018). Hal tersebut tersebut merupakan salah satu faktor untuk menganilisi kelayakan usaha perikanan tangkap, selain berdasarkan data yang diperoleh usaha penangkapan ikan di PPP Bajomulyo semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga perlu untuk mengkaji lebih lanjut terkait kelayakan usaha seperti aspek finansial maupun aspek teknis yang terkait dalam usaha penangkapan ikan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui biaya total dalam 1 trip operasi penangkapan purse seine

2. Mengetahui pendapatan kapal purse seine yang berpendingin freezer

3. Menganalisis nilai BEP dan nilai B/C Ratio

METODE PENELITIAN

Penelitin ini dilaksanakan dari tanggal 18 November 2019 sampai dengan 22 Mei 2020 di atas Kapal KM. Asia Jaya 03 yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Bajomulyo, Juwana Pati, Jawa Tengah.

Analisis data menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan tentang biaya dan pendapatan kapal purse seine kemudian data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar yang telah diolah. Dalam Penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Untuk memperoleh data dilakukan dengan mengikuti rangkaian kegiatan operasi penangkapan ikan di atas kapal dari setting sampai dengan haulling dalam 1 trip penangkapan. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Mengidentifikasi biaya total dalam 1trip operasi penangkapan purse seine

2. Mencatati pendapatan kapal purse seine berpendingin freezer

3. Menganalisis nilai BEP (Break Even Point) dan nilai B/C Ratio

HASIL DAN PEMBAHASAN Armada Kapal

Penelitian dilakukan pada KM. Asia Jaya 03 yang dirancang khusus sebagai kapal purse seine light fishing (kapal pukat cincin yang beroperasi dengan bantuan cahaya lampu). KM. Asia Jaya 03 merupakan salah satu dari rombongan kapal penangkapan ikan yang dimiliki oleh CV. Asia Makmur Group.

Kapal ini berbahan dasar kayu yang dilapisi fiber pada bagian luarnya. Dalam sistem pendinginan menggunakan freezer untuk membekukan/mengawetkan ikan hasil tangkapan.

Gambar 1. KM. Asia Jaya 03

Palka yang digunakan pada KM. Asia Jaya 03 merupakan palka dengan sistem berpendingi freezer. Palka tersebut terbuat dari bahan fiber. Adapun bagian dari palka yang digunakan yaitu kedap udara, kedap air, dan insulasi. Palka dilengkapi pipa evaporator yang terhubung satu sama lain.

Adapun dibuat saling terhubung antar satu

(3)

266 palka dengan palka lainnya yaitu guna menghantarkan udara dingin.

Hari Kerja Efektif

Waktu kerja efektif KM. Asia Jaya 03 dalam satu tahun adalah ;

1. Pengoperasian alat tangkap membutuhkan waktu 3-12 jam setiap harinya.

2. 1 trip penangkapan dilaksanakan selama 5 bulan (143 hari)

3. Dalam waktu satu tahun KM. Asia Jaya 03 melakukan 2 kali trip operasi penangkapan dimana 2 bulan yang tersisa digunakan untuk memperbaikan alat tangkap, mesin, maupun docking kapal.

Kegiatan penangkapan ikan dengan pukat cincin pada KM. Asia Jaya 03 memiliki waktu trip penangkapan ikan yang cukup lama, hal ini sesuai dengan pendapat (Utomo et al., 2013), pada umumnya pukat cincin dengan kapasitas 30 GT melakukan trip yang cukup lama. Kegiatan penangkapan yang cukup lama ini dikarenakan karena lokasi daerah penangkapan ikan yang cukup jauh dari fishing base, yaitu Laut Jawan dan Selat Makassar.

Komposisi Hasil Tangkapan

Adapun komposisi ikan hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis ikan hasil tangkapan KM. Asia Jaya 03 Jenis

Tangkapan

Nama Lokal

Nama Indonesia Nama Latin Hasil (Kg)

Utama Banyar Kembung Rastrelliger kanagurta 3.875,2 Bentong Selar Bentong Selar crumenophthalmus 3.405,4

Curut Tongkol Krai Auxis thazard 42.348

Dorang Bawal Hitam Parastromateus niger 6.250

Lonco Layang Decapterus lajang 50.861

Lurik Tongkol Euthynnus affinis 26.922

Mandel Layang Benggol Decapterus russelli 34.254

Sero Lemuru Sardinella sp. 8.675,6

Sampingan Badong Kuwe Caranx ignobilis 5.686

Bengbeng Talang Scomberoides tala 1.858

Jogor Layur Trichiurus lepturus 448,4

Kokot Selar Tetengkek Megalapsis cordyla 3.104

Nus Cumi-cumi Loligo sp. 132

Pradang Lemadang Coryphaena hippurus 865

Solosi 178

Tengiri Tenggiri Scomberomous commersoni 4.197

Tunul Barakuda Sphyraena barracuda 1.045,4

Walang Tongkol Abu-abu Thunnus tonggol 2.795

Total 196.900

Jenis tangkapan utama merupakan jenis ikan yang tertarik pada cahaya lampu serta membentuk suatu gerombolan sehingga menjadi target utama penangkapan dengan alat tangkap purse seine. Jenis tangkapan sampingan adalah jenis ikan predator yang keberadaannya untuk memangsa ikan-ikan kecil. Persentase jumlah hasil tangkapan utama dan sampingan pada KM. Asia Jaya 03 dapat dilihat pada Gambar 2 .

Data diatas menunjukan bahwa benar hasil tangkapan dengan alat tangkap purse seine lebih didominasi oleh ikan-ikan pelagis yang membentuk suatu gerombolan. Ikan

pelagis yang paling banyak tertangkap yaitu berturut-turut Layang 26%, Tongkol Krai 22%, Layang Benggol 17%, Tongkol 14%, Lemuru 4%, Bawal Hitam 3%, serta Kembung dan Selar Bentong masing-masing 2% dari jumlah keseluruhan ikan hasil tangkapan 196,9 ton. Sedangkan untuk ikan hasil tangkapan sampingan hanya 10% yang sebagian besar merupakan ikan-ikan pemangsa seperti ikan Kuwe, Tenggiri dan Barakuda. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Triharyuni & Hartati, 2014), bahwa komposisi hasil tangkapan pukat cincin di dominasi ikan layang.

(4)

267

Gambar 2. Persentase Hasil Tangkapan Aspek Ekonomis

Modal

Kegiatan penangkapan ikan tidak dapat terlepas dari kegiatan ekonomi, karena kagiatan penangkapan ikan bertujuan untuk mencari hasil (biaya) yang diterima lebih besar dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan. Adapun aspek teknis dalam usaha penangkapan ikan, yaitu kapal, alat tangkap dan musim penangkapan (Yanuartoro et al., 2013). Adapun modal yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha penangkapan ikan pada KM. Asia Jaya 03 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Modal Investasi Usaha Penangkapan Purse Seine dengan Berpendingin Freezer No Investasi Harga (Rp) Usia Ekonomi Penyusutan/

Tahun (Rp)

1 Kapal 2.000.000.000 20 tahun 100.000.000

2 Mesin 400.000.000 5 tahun 80.000.000

3 Alat Tangkap 350.000.000 5 tahun 70.000.000

Total 2.750.000.000 250.000.000

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa modal investasi usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine sebesar Rp2.750.000.000,00, dengan biaya penyusutan Rp250.000.000,00. Nilai penyusutan total sebesar Rp250.000.000,00 , besar nilai penyusutan ini berbanding lurus dari usia ekonomi dari tiap komponen investrasi, hal ini sesuai dengan pendapat (Sitorus et al., 2017), Besar penyusutan investasi berbanding lurus dengan umur ekonomis alat yang dibutuhkan, hal ini dikarenakan karena umur ekonomis yang lama menunjukkan waktu yang lama dalam penggunaan suatu alat yang akan berdampak pada biaya penyusutan yang lebih kecil setiap tahunnya.

Biaya

Adapun biaya-biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan operasi penangkapan ikan pada KM. Asia Jaya 03 dapat dilihat pada Tabel 3.

1. Biaya Tetap

Biaya tetap dalam hal ini adalah biaya dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha.

Biaya tetap ini terbagi atas biaya penyusutan, biaya perawatan dan biaya perijinan. Adapun total biaya tetap yang didapat dari hasil

penelitian yaitu sebesar

Rp214.500.000,00/trip, yang terdiri dari berbagai komponen biaya seperti : a). biaya

penyusutan yaitu sebesar

Rp125.000.000,00/trip, b). biaya perawatan yaitu sebesar Rp75.000.000,00/trip dan c).

biaya pajak yaitu sebesar

Rp14.500.000,00/trip penangkapan.

Biaya penyusutan ini diakibatkan oleh berkurangnya manfaat suatu aktiva dari waktu ke waktu. Adapun total biaya

penyusutan yaitu sebesar

Rp125.000.000,00/tahun, yang terdiri atas : a). biaya penyusutan kapal yaitu sebesar Rp50.000.000,00, b). Biaya penyusutan mesin kapal yaitu sebesar Rp40.000.000,00 dan c). biaya penyusutan alat tangkap sebesar Rp35.000.000,00.

2% 2%

22%

3%

14% 26%

17%

4% 10% Kembung

Selar Bentong Tongkol Krai Bawal Hitam Layang Tongkol Layang Benggol Lemuru

Sampingan

(5)

268 Biaya perawatan merupakan biaya yang digunakan untuk memelihara fixed assets selama periode operasi. Adapun total biaya perawatan yang penulis dapatkan yaitu sebesar Rp75.000.000,00/trip yang terdiri

dari a). biaya perawatan kapal yaitu sebesar Rp25.000.000,00 , b). biaya perawatan mesin kapal yaitu sebesar Rp35.000.000,00 dan c).

biaya perawatan alat tangkap yaitu sebesar Rp7.600.000,00.

Tabel 3. Rincian Rata-rata Biaya/Trip Operasi Penangkapan

No Jenis Biaya Biaya/Trip (Rp)

1 Biaya Tetap b. Biaya Panyusutan

• Kapal

• Mesin

• Alat Tangkap (Pukat cincin) b. Biaya Perawatan

• Kapal

• Mesin

• Alat Tangkap c. Pajak Tahunan

50.000.000 40.000.000 35.000.000 25.000.000 35.000.000 15.000.000 14.500.000

Total Biaya Tetap 214.500.000

2 Biaya Variabel

a. Biaya Operasional (Perbekalan)

• Beras

• Sayuran

• Buah-buahan

• Rokok

• Snack

• Solar

• Oli

• Freon

• Minyak goreng

• Plastik LDPE

b. Retribusi TPI 2,8%

c. Biaya Perijinan

44.000.000 20.000.000 30.000.000 48.750.000 20.000.000 520.000.000 200.250.000 50.000.000 7.000.000 122.000.000 83.279.900 3.000.000

Total Biaya Variabel 1.148.279.900

Total Biaya (BiayaTetap + Biaya Variabel)

1.362.779.900

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam satu trip operasi penangkapan ikan (143 hari). Biaya tidak tetap ini meliputi biaya operasional, retribusi TPI, serta biaya perijinan. Biaya operasional pada usaha penangkapan purse seine berupa biaya perbekalan/konsumsi bagi awak kapal selama 1 trip operasi penangkapan ikan yaitu sebesar Rp1.062.000.000,00.

Pajak retribusi di TPI Bajomulyo yaitu 2,8%, kemudian dari data hasil penelitian

yang telah diperoleh terkait biaya retribusi didapatkanlah nilai rata – rata untuk kapal purse seine berpendingin freezer yaitu Rp83.279.900,00/trip.

Biaya lain yang perlu diperhitungkan adalah terkait biaya perijinan kapal. Kapal yang akan melakukan penangkapan hendaknya harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang sudah ditentukan, salah satunya adalah terkait dokumen perijinan. Biasanya perijinan untuk kapal dihitung berdasarkan ukuran kapal atau GT

(6)

269 kapal. Adapun biaya perijinan untuk kapal purse seine berpendingin freezer yang penulis ikuti yaitu Rp3.000.000,00.

3. Biaya Total

Biaya total didapatkan dari hasil penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap. Adapun besaran biaya total yang diperoleh pada KM. Asia Jaya 03 sebesar Rp1.362.779.900,00/trip.

Pendapatan

Pendapatan adalah hasil nilai dari suatu usaha. Setiap usaha memiliki pendapatan yang berbeda, hal tersebut dikarenakan jumlah hasil tangkapan, harga produk, dan biaya pengeluaran per trip yang berbeda-beda (Restumurti et al., 2016). Adapun pendapatan yang diperoleh KM. Asia Jaya 03 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pendapatan Usaha Penangkapan KM. Asia Jaya 03/trip Operasi Penangkapan

No Jenis Ikan Jumlah

Tangkapan (Kg) Harga/Kg (Rp) Nilai Produksi (Rp)

1 Barakuda 1.045,4 24.000 25.089.600

2 Bawal Hitam 6.250 50.000 312.500.000

3 Talang 1.858 14.000 26.012.000

4 Tongkol 26.922 18.000 484.596.000

5 Cumi-cumi 132 50.000 6.600.000

6 Kembung 3.875,2 14.000 54.252.800

7 Selar Tetengkek 3.104 14.000 43.456.000

8 Kuwe 5.686 18.000 102.348.000

9 Layang 50.861 12.000 610.332.000

10 Layur 448,4 14.000 6.277.600

11 Lemuru 8.675,6 6.000 52.053.600

12 Lemadang 865 12.000 10.380.000

14 Layang Benggol 34.254 8.000 274.032.000

15 Selar Bentong 3.405,4 12.000 40.864.800

16 Solosi 178 10.000 1.780.000

17 Tenggiri 4.197 40.000 167.880.000

18 Tongkol Krai 42.348 16.000 677.568.000

19 Tongkol Abu-abu 2.795 28.000 78.260.000

Total 196.900 2.974.282.400

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa untuk pendapatan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan kapal pukat cincin berpendingin freezer sebesar Rp2.974.282.400,00/trip. Secara umum ikan hasil tangkapan pada KM. Asia Jaya 03 merupakan ikan pelagis kecil, hal ini sesuai dengan pendapat Suryana et al., (2013), bahwa ikan target pada pengoperasian pukat cincin adalah ikan pelagis kecil yang bergerombol. Pendapatan kapal purse seine berpendingin freezer ini bisa dibilang cukup besar, hal ini karena palka untuk menyimpan ikan hasil tangkapan pada kapal purse seine berpendingin freezer dapat menampung ikan

hasil tangkapan lebih banyak. Jenis ikan berekonomis tinggi yaitu ikan Bawal hitam dan Cumi-cumi dengan harga sebesar Rp50.000,00/kg yang merupakan hasil tangkapan termahal. Untuk ikan lemuru adalah hasil tangkapan termurah yang dijual dengan harga Rp6.000,00/kg. Sedangkan ikan Tongkol Krai merupakan jenis ikan yang memberikan keuntungan terbanyak sebesar Rp67.568.000,00 dari total penangkapan 42.348 kg dengan harga Rp16.000,00/kg. Harga ikan di pasaran selalu naik turun berdasarkan musim penangkapan serta daya beli konsumen.

(7)

270 Untuk meningkatkan pendapatan dari suatu usaha penangkapan ikan dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu jumlah hasil tangkapan, jumlah tenaga kerja, dan frekuensi melaut (Sunarto et al., 2017). Hal tersebut sudah dilakukan oleh KM. Asia Jaya 03 dalam meningkatan pendapatan.

Analisis Usaha Keuntungan

A. Keuntungan Kotor

Keuntungan kotor diperoleh dari hasil pendapatan produksi dikurangi dengan biaya operasional.

Keuntungan Kotor = Pendapatan ̶ Biaya Operasional

= Rp2.974.282.400,00 ̶ Rp1.062.000.000,00

= Rp1.912.282.400,00 B. Keuntungan Bersih

Keuntungan bersih diperoleh dari hasil pendapatan produksi dikurangi dengan biaya total.

Keuntungan Bersih = Pendapatan ̶ Biaya Total

= Rp2.974.282.400,00 ̶ Rp1.362.779.900,00

= Rp1.611.502.500,00

Dalam sistem pembagian hasil, Nelayan menerima bagian 40% dari keuntungan bersih setiap tripnya. Sedangkan untuk Pemilik kapal mendapat bagian 60%

sehingga dalam 1 trip penangkapan memperoleh keuntungan sebesar Rp966.901.500,00

Break Even Point (BEP)

Break Even Point adalah titik impas dimana jumlah pendapatan sama dengan total biaya yang telah dkeluarkan.

BEP = Biaya Tetap ÷ (Harga per trip ̶ Biaya variabel per trip)

= Rp2.750.000.000,00 ÷

(Rp1.611.502.500,00 ̶ Rp1.148.279.900,00)

= Rp2.750.000.000,00 ÷ Rp463.222.600,00

= 5,93 → 6 trip

Jadi untuk mencapai kondisi BEP 0, maka KM. Asia Jaya 03 harus melakukan 6 kali trip operasi penangkapan ikan dengan keuntungan Rp1.611.502.500,00/trip.

Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio = Pendapatan ÷ Biaya Total

B/C Ratio = Rp2.974.282.400,00 ÷ Rp1.362.779.900,00

B/C Ratio = 2,18

Besar B/C ratio yang didapatkan yaitu 2,18 lebih besar dari 1, maka dapat dikatakan bahwa usaha penangkapan ikan oleh KM.

Asia Jaya 03 dengan alat tangkap purse seine layak untuk dijalankan dan diteruskan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Neliyana et al., 2016) dan (Rahabeat et al., 2019) tentang analisis kelayakan usaha perikanan pukat cincin menyatakan layak. Nilai B/C ratio sebesar 2.18 cukup besar, nilainya lebih dari 1,hal ini sesuai dengan beberapa penelitian tentang analisis kelayakan usaha pukat cincin dengan nilai B/C ratio = 2,04 (Anggriani et al., 2016), nilai B/C ratio = 4,74 (Regina, 2020), dan nilai B/C ratio = 4,73 (Amura & Pirhel, 2021).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Biaya total yang diperlukan pada pengoperasian kapal purse seine berpendingin freezer yaitu sebesar Rp1.362.779.900,00/trip, terdiri dari biaya tetap yang meliputi biaya penyusutan, biaya perawatan dan biaya perijinan sebesar Rp214.500.000,00/trip serta biaya variabel/tidak tetap meliputi biaya operasional, retribusi TPI, serta biaya perijinan sebesar Rp.1.148.279.900.

2. Pendapatan usaha penangkapan ikan dengan kapal purse seine berpendingin

freezer yaitu sebesar

Rp2.974.282.400,00/trip dengan keuntungan bersih Rp1.611.502.500,00 dan untuk Pemilik kapal mendapat bagian 60% sehingga dalam 1 trip penangkapan memperoleh keuntungan sebesar Rp966.901.500,00.

3. Dibutuhkan 6 trip (3 tahun) operasi penangkapan ikan dengan keuntungan Rp.1.611.502.500/trip agar mencapai titik impas (Break Even Point). Nilai B/C ratio 2,18 lebih besar dari 1, sehingga usaha penangkapan ikan oleh KM. Asia Jaya 03

(8)

271 dengan alat tangkap purse seine dinyatakan layak untuk dijalankan dan diteruskan.

DAFTAR PUSTAKA

Amura, D., & Pirhel. (2021). Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap di Teluk Ambon Luar Sebagai Upaya Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan.

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 17, 46–56.

Anggriani, F. D., Boesono, H., & NND, D.

A. (2016). Analisis Komposisi HasilTangkapan dan Keuntungan Usaha Penangkapan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan Jawa Tengah. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 5, 80–87.

Dollu, E. A., Tell, Y., Bolang, F. B., Perikanan, P. S., & Pertanian, F. (2021).

Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap Mini Purse Seine (Pukat Cincin) di Perairan Kokar Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Akuatika Indonesia, 6(1), 1–7.

Neliyana, ., Wiryawan, B., Wiyono, E. S., &

Nurani, T. W. (2016). Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Pukat Cincin di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh Propinsi Aceh. Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and

Management, 5(2), 163.

https://doi.org/10.29244/jmf.5.2.163-169 Prasetyo, A. B., Setiyanto, I., & Hapsari, T.

D. (2016). Analisis Usaha Perikanan Tangkap Kapal Purse Seine Berpendingin Freezer dibandingkan dengan Es di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajumulyo, Juwana, Kabupaten Pati. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology,

5(1), 67–77.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jf rumt/article/viewFile/18807/17891 Rahabeat, J., Londah, K. O., Nanlohy, A. C.,

& Waileruny. (2019). Analisis Finansial

Usaha Perikanan Pukat Cinicn di Dusun Seri, Kota Ambon. 8(2), 28–33.

Regina, A. R. (2020). Kelayakan Usaha Perikanan Kapal Slerek (Purse seine) Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 573 di UPT PPP Pondokdadap Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur (p.

77). Universitas Brawijaya, Malang.

Restumurti, D., Bambang, A. N., & Dewi, D.

A. N. (2016). Analisis Pendapatan Nelayan Alat Tangkap Mini Purse Seine 9 GT dan 16 GT di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak, Demak.

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology,

5(1), 78–86.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jf rumt/article/view/10739

Samida, Anadi, L., & Abdullah. (2018).

Analisis pendapatan usaha Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera ( PPS ) Kendari dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 3(2): 125-134 Analisis, 3(2), 125–134.

Setiawan, H., Pane, A. B., & Lubis, E.

(2019). Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Bajomulyo Untuk Meningkatkan Fungsi Pelabuhan Perikanan. ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 3(1), 59–72.

https://doi.org/10.29244/core.3.1.59-72 Sitorus, H. F., Bambang, A. N., & Jayanto,

B. B. (2017). Analisis Aspek Teknis Dan Kelayakan Usaha Perikanan Purse Seine Di Tpi Pelabuhan, Kota Tegal. Jurnal Perikanan Tangkap: Indonesian Journal of Capture Fisheries, 1(02).

Sunarto, Paransa, I. J., & Luansunaung, A.

(2017). Fluktuasi Hasil Tangkapan Mini Purse Seine yang didaratkan di Pelabuhan Samudra Bitung. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Perikanan Tangkap, 2(6), 231–235.

Suryana, S., Rahardjo, I., & Sukandar, S.

(2013). Pengaruh panjang jaring, ukuran kapal, PK mesin dan jumlah ABK terhadap produksi ikan pada alat tangkap purse seine di perairan Prigi Kabupaten

(9)

272 Trenggalek Jawa Timur. PSPK Jurnal, 1(1), 36–43.

Triharyuni, S., & Hartati, S. T. (2014).

Komposisi hasil tangkapan, daerah penangkapan dan elastisitas produksi pukat cincin di Tegal Jawa Tengah.

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 20(2), 73–80.

Utomo, M. T. ., Djasmani, S. S., Saksono, H.,

& Suadi. (2013). Analisis Usaha Purse Seine Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Journal of Fisheries Sciences,

15(2), 91–100.

https://doi.org/10.22146/jfs.9105

Yanuartoro, R., Ismail, I., & Sardiyatmo, D.

(2013). Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perikanan Tangkap Multigear di Desa Margorejo Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 2(3), 233–242.

Gambar

Gambar 1. KM. Asia Jaya 03
Tabel 1. Jenis ikan hasil tangkapan KM. Asia Jaya 03  Jenis
Gambar 2. Persentase Hasil Tangkapan Aspek Ekonomis

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kenikmatan-Nya, sehingga alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini

Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu media visual (buku, gambar, puzzle, dsb). Penggunaan media visual cenderung lebih disenangi oleh

3) Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti di atas; ini dilakukan 3 kali dan diambil harga rata-ratanya. Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer diangkat dan

Memandangkan perancangan sumber manusia merupakan antara aktiviti pengurusan sumber manusia yang berperanan menentukan aliran masuk dan keluar tenaga kerja dalam

Nilai intrinsik dari saham dan obligasi sama dengan nilai sekarang dari sejumlah arus kas yang diharapkan akan diterima oleh investor dari saham dan obligasi tersebut.. METODE

pada ikan koi (Cyprinus carpio) dan menganalisa konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) yang tepat untuk pelepasan Argulus sp.. pada tubuh ikan koi (Cyprinus

Bahan baku yang datang dari suplier ditempatkan dalam drum plastik yang ditambahkan es agar udang tidak mengalami kemunduran mutu. QC terlebih dahulu

Laju Pertumbuhan spesifik yang diperoleh pada penelitian ini adalah berada pada kisaran 3.6%-4.8% perhari, dimana laju pertumbuhan spesifik tertinggi adalah pada