• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHLUAN. Sebagaimana telah kita ketahui dan kita sadari bahwa kejahatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHLUAN. Sebagaimana telah kita ketahui dan kita sadari bahwa kejahatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iPaul Moedikdo Moelyono dalam Soejono D., Penanggulangan Kejahatan, Alumni, Bandung. 1976. hlm. 31.

BAB I PENDAHLUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana telah kita ketahui dan kita sadari bahwa kejahatan dilihat dari sudut manapun tidak bisa ditolerir dan dibiarkan merajalela di dalam pergaulan hidup. Lebih-lebih kalau kita bayangkan akibat-akibatnya yang dapat merugikan masyarakat. Kerugian masyarakat ini tidak terbatas pada kerugian materil, tapi juga menyebabkan kerugian moril yaitu dengan terbunuhnya seseorang. Oleh karena itu kejahatan merupakan suatu masalah yang harus benar-benar dipikirkan bagaimana menanggulanginya. Paul Moedikdo Moelyono merumuskannya sebagai berikut:

"Kejahatan adalah pelanggaran norma hukum yang ditafsirkan atau patut ditafsirkan sebagai perbuatan yang merugikan, menjengkelkan dan tidak boleh dibiarkan".1

Pada dasarnya setiap masyarakat yang maju dan modern berkepentingan untuk menanggulangi kejahatan dan mengurangi serendah mungkin. Menanggulangi kejahatan sama halnya dengan menanggulangi penyakit karena kejahatan akan selalu ada bagaimanapun bentuk dan eksistensinya selama masyarakat atau manusia itu ada. Prof Tannenbaum berpendapat sebagai berikut:

(2)

2 Paul Moedikdo Moelyono dalam Soejono D., Penanggulangan Kejahatan, Alumni, Bandung. 1976. hlm. 16.

"Crime adalah persoalan lokal dan melekat dimana masyarakat itu ada. Manusia sepanjang kita ketahui lahir dan hidup dalam kelompok-kelompok, tips dan corak organisasi kemanusiaan Dan di dalam organisasi kemanusiaan ini sifat-sifat manusia tidak selalu sesuai dengan apa yang dikehendaki masyarakat, termasuk dalam hal ini adalah perbuatan manusia yang dinamakan kejahatan (sebagai sesuatu yang tidak dikehendaki masyarakat)".2

Kejahatan jelas tidak dikehendaki oleh masyarakat tetapi justru selalu ada dalam masyarakat dan dilakukan sendiri oleh anggota masyarakat itu sendiri. Oleh karena itulah penyelesaiannya atau penanggulangannya haruslah difokuskan pada masyarakat itu sendiri, sebab bagaimanapun juga masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap kejahatan yang terjadi. Tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat pada hakekatnya menjadi tanggung jawab segenap lapisan dan golongan masyarakat, termasuk kesempatan yang diberikan oleh masyarakat dalam melalukan kejahatan, seperti: lingkungan yang dapat menyebabkan/mendorong untuk terjadinya kejahatan. Sebagaimana halnya yang dikatakan oleh madzhab lingkungan bahwa yang menjadi sebab-sebab kejahatan diantaranya adalah lingkungan yang memberi kesempatan dan lingkungan pergaulan yang memberi contoh. Oleh karena itu perlu diusahakan penanggulangannya semaksimal mungkin agar setidak-tidaknya dapat mengurangi terjadinya kejahatan. Tindakan preventif sangatlah dibutuhkan untuk menanggulangi timbulnya kejahatan. Salah satu azas kriminologi menyebutkan,

(3)

bahwa usaha-usaha mencegah kejahatan harus lebih diutamakan daripada usaha- usaha memperbaiki para penjahat. Sebagaimana dikatakan oleh Bortger:

“Mencegah kejahatan adalah lebih baik daripada mencoba mendidik penjahat menjadi lebik baik tagi, lebih baik di sini berarti lebih mudah, lebih murah dan lebih mencapai tujuannya”.3

Sekalipun demikian cara-cara memperbaiki penjahat pun perlu diperhatikan dan diarahkan agar bisa dicegah kejahatan-kejahatan ulangan. Jadi selain tindakan pencegahan haruslah dipikirkan bagaimanakah menanggulangi kejahatan yang telah terjadi (represif). Hal ini terutama ditujukan terhadap pelaku kejahatan yang sudah dipidana untuk diarahkan sedemikian rupa sehingga nantinya dapat diharapkan ia akan menjadi manusia yang tidak mau lagi melakukan kejahatan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa tiap-tiap bangsa atau suku bangsa mempunyai kebudayaan dan kepribadian serta tingkah laku sendiri-sendiri. Hal ini merupakan titik pembeda antara bangsa atau suku bangsa yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh suku Madura tidak akan sama dalam hal kebudayaan dan kepribadiannya serta tingkah lakunya dengan suku yang lainnya yang berada di wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini, terutama dalam hal tingkah laku yang berhubungan dengan kepribadian orang Madura, mempunyai keunikan tersendiri dan khas yang tidak dimiliki oleh suku lainnya, yaitu berupa carok yang merupakan suatu bentuk perkelahian dengan menggunakan senjata

3 Bonger, W.A., 1962, Inleiding tot de Criminologie terjemahan oleh R.A. Koesnon, Pengantar Tentang Kriminologi, Pembangunan, Jakarta, hlm. 7

(4)

tajam dengan tujuan untuk membinasakan lawannya atau menganiaya lawannya.

Apalagi jika mengingat carok yang murni dimaksudkan untuk membunuh orang lain atau lawan caroknya, hanya karena sebab atau latar belakang yang sederhana yang semestinya tidak perlu sampai terjadi carok yang berakibat sedemikian mengerikan. Keunikan lainnya setelah selesai melakukan perbuatan berupa carok, yang bersangkutan dengan segera melaporkan dan menyerahkan dirinya kepada yang berwajib.

Carok bagi sebagian orang Madura merupakan perbuatan yang pada umumnya dianggap sebagai perbuatan yang biasa dan bahkan seolah-olah dianggap sebagai perbuatan yang harus dilakukan. Kalau tidak melakukan carok akan dianggap sebagai bukan laki-laki (laki-laki yang tidak bertanggung jawab) yang tidak bisa menjaga martabat/nama baik keluarganya. Untuk menjaga jangan sampai dianggap demikian dan untuk mengembalikan nama baik keluarganya, maka jalan yang dianggap paling baik untuk penyelesaiannya adalah dengan cara carok.

Dalam hal menyelesaikan persoalannya, terutama yang menimpa keluarga atau dirinya yang berhubungan dengan harga dirinya, mereka bersemboyan,

“Lebih Begus Phote Tolang Ketembeng Pote Matah".

Arti dari semboyan diatas berdasarkan filosofi masyarakat madura adalah sebagai berikut : “Lebih Baik Mati Dari Pada Menanggung Malu”

Untuk dapat mengetahui faktor-faktor, sebab-sebab atau latar belakang dilakukannya carok haruslah kita tinjau segala sesuatunya yang melingkupi atau mengitari kehidupan orang Madura, diantaranya seperti: keadaan alam, tanah,

(5)

kepribadian, sifat dan sebagainya. Hal-hal/faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan kehidupan sehari-hari termasuk juga perilaku kejahatan, Soejoed Binwahjoe menyatakan sebagai berikut: “Pandangan para sarjana sekarang pada umumnya ialah tingkah laku jahat itu dikarenakan faktor- faktor yang jalin-menjalin dan saling mempengaruhi yang bersangkutan dengan kepribadian/pribadi dan faktor-faktor lingkungan".4

Demikian pula Bonger mengatakan bahwa: “Tiap kejahatan adalah hasil dari unsur-unsur yang terdapat di dalam individu dalam masyarakat dan keadaan fisik”.5

Meskipun pandangan antara kedua sarjana tersebut terdapat perbedaan, tapi masih terdapat kecocokan yang perlu diperhatikan, antara lain yang berhubungan dengan faktor-faktor kepribadian, individu, masyarakat dan lingkungan yang dapat mendorong terjadinya carok.

Dari segi geografis pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya termasuk dalam kategori pulau yang tandus/gersang/kering. Produktifitas tanah yang demikian ini kurang dapat vvdiandalkan untuk menghasilkan tanaman pangan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya bagi orang Madura secara keseluruhan. Tanaman yang paling cocok adalah jagung yang merupakan makanan pokok bagi sebagian besar suku Madura terutama yang bertempat tinggal di luar kota. Dengan keadaan alam yang demikian ini, dengan sendirinya

4Soejoed Binwahjoe. 1975 Sosiologi Khusus, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, hlm. 37.

5Bonger, 1977 Pengantar Tentang Kriminologi. Terjemahan RA. Koesnoen, Pustaka Sarjana. hlm. 133.

(6)

akan mempengaruhi mata pencaharian sehari-harinya. Di samping sebagai petani orang-orang Madura juga sebagai nelayan dan sebagai peternak, yang merupakan mata pencaharian terbesar bagi orang Madura. Keadaan alam yang tandus dan gersang ini menyebabkan banyak tanah yang kosong dan hanya rumputlah yang bisa tumbuh di tanah tersebut. Dengan adanya rumput ini makanan ternak sapinya dapat terpenuhi. Adat istiadat mereka masih dipegang teguh dan dilakukannya dengan kuat, Kebanyakan dari mereka kurang memperoleh pendidikan formal maupun informal yang memadai terutama mereka yang mata pencahariannya sebagai petani, peternak ataupun sebagai nelayan. Oleh karena itu mereka kurang memahami serta menyadari arti, fungsi dan peranan pendidikan bagi hidup dan kehidupannya.

Kesadaran keagamaan mereka (pelaku carok) kurang begitu mendalam, walaupun sebagian dari mereka adalah penganut agama Islam. Seharusnya kehidupan keagamaan mereka akan menjadi tebal dan akan mempengaruhi segi kejiwaan mereka sebagai mahluk Tuhan yang paling mengasihi serta menyayangi terhadap sesamanya. Namun dalam kehidupan beragama mereka, terasa adanya kekurang tahuan serta kesadaran, karena pada umumnya mereka hanyalah menerima ajaran agama Islam secara ala kadarnya saja tanpa mempelajari secara mendalam hakekat agama Islam.

Carok yang menjadi bagian budaya orang Madura termasuk dalam kategori tindakan anarkis, yang mendatangkan penderitaan atau hilangnya nyawa seseorang. Penderitaan tersebut tidak hanya dirasakan oleh si pelaku, tetapi juga oleh seluruh anggota keluarga lainnya. Permusuhan dan dendam yang membara

(7)

bagi anggota keluarga kedua belah tidak akan mudah hilang, dan sewaktu-waktu dapat menyulut munculnya kasus carok baru sebagai reaksi pembalasan dendam.

Bagi si pelaku carok, baik menang maupun kalah sama-sama mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Harta dan nyawa melayang secara percuma.

Carok menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kedua belah pihak, baik yang membunuh maupun yang terbunuh. Kerugian yang dimaksud dalam konteks ini adalah hilangnya nyawa seseorang dan harta benda, yang pada akhirnya kasus ini juga dapat memicu timbulnya kasus baru dari peristiwa carok tersebut bagi anggota keluarga dari kedua belah pihak.

Carok termasuk dalam kategori tindak kejahatan yang dapat menimbulkan penderitaan dan bahkan menghilangkan nyawa seseorang, seperti carok yang terjadi di Tapaan Banyuates saat pemilihan umum tahun 2019 ini merupakan salah satu tindakan anarkis yang bisa menghilangkan nyawa orang lain. Oleh karena itu maka carok dipandang dari sudut KUHP dilarang sebagaimana penjelasan pasal 338 dan 340 KUHP:

1. Kutipan Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang Kejahatan terhadap Nyawa orang.

Pasal 338

“Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

Pasal 340

(8)

“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun” .

Kutipan Kitab Undang-undang Pidana tentang Penganiayaan Pasal 351

(1) Penganiayaan dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyaknya-banyaknya empat ribu lima ratus ribu rupiah.

(2) Jika perbuatan itu berakibat luka berat, yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun.

(3) Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.

(4) Dengan penganiayaan disamakan merusak kesehatan orang dengan sengaja.

Pasal 353

(1) Penganiayaan dengan direncanakan lebih dahulu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun.

(2) Jika perbuatan itu berakibat luka berat, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.

(3) Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun.

Pasal 354

(1) Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, dipidana karena penganiayaan berat, dengan pidana penjara selama-lamanya delapan tahun.

(2) Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun.

Pasal 355

(9)

(1) Penganiayaan berat dengan direncanakan lebih dahulu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tersebut di atas, maka perbuatan carok merupakan tindak kejahatan, karena di dalamnya ada unsur pembunuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Sanksi bagi pelaku carok dapat dikenakan hukuman sebagaimana ketentuan pasal-pasal tersebut di atas.

Dalam konteks hukum formal, Carok merupakan manifestasi keberanian pelakunya dalam hal melanggar aturanaturan yang telah ditetapkan dalam KUHP, sehingga mereka harus menjalani sanksi hukuman penjara selama bertahuntahun sebagai pelaku tindakan kriminal berat. Menurut KUHP, mereka dincam sanksi pidana berupa hukuman penjara maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau hukuman penjara selamalamanya 20 tahun. Akan tetapi, ancaman sanksi hukum ini dalam prakteknya cenderung tidak diterapkan secara konsisten, bahkan terkesan sangat ringan, karena para pelaku Carok biasanya hanya menjalani hukuman penjara tidak lebih dari sepuluh tahun(A.Latief, 2002).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dalam penelitian ini, diangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum 2019 yang terjadi di wilayah Hukum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang?

(10)

2. Bagaimana upaya yang dilakukan aparat kepolisisan untuk menanggulangi terjainya carok pada saat proses pemilihan umum 2019 yang terjadi di wilayah Hukum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan kasus tindak pidana carok pada saat pemilihan umum tahun 2019 ditinjau dari kriminologis sehingga penelitian ini dapat menjelaskan secara kesuluran pada kasus yang terjadi di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum 2019 yang terjadi di wilayah Hukum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan aparat kepolisisan untuk menanggulangi terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum tahun 2019 yang terjadi di wilayah Hukum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang .

D. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik manfaat secara praktis maupun secara teoritis. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(11)

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan refrensi penelitian hukum dalam hal menambah khasanah ilmu pengetahuan yang terkait fenomena social terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum pidana pada khususnya.

c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dibidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas mengenai sanksi tindak pidana carok yang terjadi pada proses saat pemilihan umum pada tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang .

b. Untuk meningkatkan analisa dan pola pikir ilmiah, serta pengujian atas ilmu dan pengetahuan yang diperoleh penulis selama study di fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

(12)

E. Kegunaan penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan penelitian tidak hanya bagi penulis, tetapi kegunaan penelitian ini dapat berfungsi untuk pembaca penelitian ini. adapaun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pijakan baru dibidang ilmu hukum dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan tentang study kasus yang diteliti oleh penulis, sekaligus sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 dibidang ilmu hukum.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang konkrit atas study kasus yang diteliti oleh penulis, sehingga masyarakat mampu memahami tentang perbuatan carok yang terjadi pada saat proses pemilihan umum tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum, sekaligus memberikan pengetahuan mengenai aspek-aspek atas kasus yang serupa dikemudian hari berhubungan dengan perbuatan carok pada saat proses pemilihan umum pada tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

3. Bagi Aparat Penegak Hukum

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi aparat penegak hukum khususnya aparat Kepolisisan agar dapat menjalankan tanggung

(13)

jawab secara maksimal agar tidak terjadi carok pada saat proses pemilihan umum pada tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang

4. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi para mahasiswa mengenai obyek study yang diangkat, sehingga mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan hukum dapat berperan aktif dalam penegakan hukum di tengah masyarakat.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis yang dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat.6 atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta- fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.7 Penelitian ini termasuk kedalam penelitian empiris, karena hendak mengetahui bentuk jaminan kesehatan masyarakat di Kabupaten Tulungagung dalam persepktif hukum positif dan hukum islam. Karena dalam

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 126.

7 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), hlm.

15.

(14)

penelitian penulis memerlukan data yang diperoleh harus dengan terjun langsung ke lapangan dan masyarakat.

1. Metode Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis adalah pendekatan dengan melihat sesuatu kenyataan hukum di dalam masyarakat. Pendekatan sosiologi hukum merupakan pendekatan yang digunakan untuk Melihat aspek- aspek hukum dalam interaksi sosial di dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi temuan.

Tentang tinjauan kriminologis terhadap terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang adalah Empiris yaitu penelitian berdasarkan fakta–fakta yang ada di dalam masyarakat mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang dan bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh aparat Kepolisian untuk menanggulangi terjadinya carok yang terjadi pada saat proses pemilhan umum tahun 2019 Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

2. Lokasi Penelitian

Meskipun objek penelitian adalah peristiwa carok yang terjadi pada saat proses pemilihan umum ini di wilayah hukum Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang. Pertimbangan memililih Pada Dusun Tapaan

(15)

Tengah Banyuates Kabupaten Sampang ini karena di daerah tersebut terdapat sebuat fenomena carok yang terjadi pada pemilihan umum pada tahun 2019, Serta nantinya penulis akan melakukan observasi di wilayah tersebut gunan memperoleh data sesuai denjgan kajian yang akan di tulis dalam penelitian ini.

yang sesuai dengan permasalahan yang tulis oleh penulis oleh penulis.

3. Jenis Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Data Primer: data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli atau

pertama, data primer ini bisa diperoleh dengan melakukan observasi ketempat terjadinya carok pada saat pemilihan umum tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang dan melakukan wawancara dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada, korban, warga, serta aparat kepolisian yang memberi pengamanan pada saat terjadinya tindak pidana carok tersebut.

b. Data Sekunder diperoleh dengan cara melakukan penelusuran kepustakaan,

mempelajari dan memahami sumber informasi, baik berupa literatur, artikel, pengetahuan yang didapat selama kuliah maupun situs internet yang relevan dan yang berhubungan dengan pembahasan.

c. Data Tersier terdiri dari kamus hukum, kamus besar Bahasa Indonesia, kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, yang dapat memberikan penjelasan maupun petunjuk terhadap data primer maupun data sekunder.

(16)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Observasi

Observasi adalah penulis akan melakukan pencarian data secara langsung dilokasi penelitian untuk menemukan data-data yang terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

b. Wawancara

Wawancara yang digunakan oleh penulis adalah wawancara secara langsung dengan pihak yang terkait yaitu dengan, pelaku carok, korban carok, warga, serta aparat kepolisian yang mengetahui terjadinya tindak

pidana carok pada saat pemilihan umum pada tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yang digunakan oleh penulis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang terdapat dalam buku- buku, literatur, peraturan perudang-undangan, jurnal, penelitian sebelumnya, serta media masa maupun media elektronik yang terkait dengan penelitian.

Kemudian data-data tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan jenis data.

(17)

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu penulis melakukan penelitian dengan cara mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang dihasilkan dari Kepolisian (Polsek Banyuates ataupun Polres Kabupatenn Sampang).

e. Studi Internet

Studi internet yaitu penulis melakukan penelitian dengan cara pencarian bahan-bahan yang terdapat diberbagai website resmi yang berkaitan dengan permasalahan didalam penelitian ini.

5. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan dianggap cukup, maka data akan diolah dengan metode deskriptif kualitatif yaitu metode kualitatif yang menggambarkan fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual, dan akurat. Melalui metode ini penulis menganalisis obyek penelitian dalam bentuk uraian, pengertian, atau penjelasan. Analisa data secara kualitatif terhadap data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan data sekunder dijabarkan secara deskriptif dan normatif didasarkan dari kondisi dilapangan tantang tinjauan kriminologis terhadap terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum pada tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

(18)

6. Sistematika Penulisan

Dalam sitematika penulisan hukum ini, penulis akan menyajikan empat bab yang terdiri dari sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penulis dalam penulisannya. Sistematika penulisan ini juga akan menyesuaikan dengan buku pedoman penulisan penelitian hukum yang terdiri dari :

A. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, Metode penelitian, dan sistematika penulisan.

B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan kerangka dasar penulisan dalam menganalisa pembahasan pada bab berikutnya. Bab ini berpangkal pada kerangka pemikiran atau teori-teori yang ada, pendapat para ahli dalam berbagai sumber yang mendukung berisikan hal-hal yang berhubungan dengan hukum tentang tinjauan kriminologis terhadap terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum pada tahun 2019 Pada Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang .

C. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan pokok atas permasalahan yang ada dalam penulisan penelitian hukum ini. Menguraikan tentang hasil penelitian

(19)

pembahasan dan wawancara mengenai faktor-faktor penyebab dan penanggulangan terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum pada tahun 2019 Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang .

D. BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan penelitian hukum yang berisikan saran

penulisan dalam menanggapi permasalahan yang telah diangkat penulis yaitu mengenai tinjauan kriminologis terhadap terjadinya carok pada saat proses pemilihan umum pada tahun 2019 di Dusun Tapaan Tengah Banyuates Kabupaten Sampang.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan karbon aktif super ini akan diamati pengaruh temperatur dan penambahan activating agent (KOH) pada aktivasi terhadap hasil luas permukaan (BET) karbon

Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menemukan dan membahas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu mengenai peran satuan polisi pamong praja

Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa agresivitas yang dilakukan oleh suporter sepak bola memiliki keterkaitan dengan unsur konformitas dan fanatisme, yang

Tuliskan query yang dapat menampilkan data department_id, manager_id, dan total gaji yang dikelompokkan berdasarkan manager_id yang berada dalam suatu kelompok department_id dengan

Dari hasil penelitian sederhana di kelas bahasa dan sastra Jepang, Universitas Bina Nusantara semester enam, tampak bahwa teori kognitif yang diejawantahkan melalui strategi

Dengan demikian kerukunan adalah jalan hidup manusia yang memiliki bagian-bagian dan tujuan tertentu yang harus dijaga bersama-sama, saling tolong menolong, toleransi,

Menurut (Harvey & Gayer, 2013), keuangan publik adalah langkah pemerintah dalam menentukan distribusi, alokasi sumber pendapatan serta aktivitas pengeluaran pemerintah. Sejak

Siswa-siswa yang mengikuti kegiatan “ekstrakurikuler olahraga dengan frekuensi 3 kali per minggu” adalah siswa-siswa kelas VII di SMP Santa Maria yang mendaftar