• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau percobaan, sehingga didapatkan suatu informasi yang bisa dijadikan suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau percobaan, sehingga didapatkan suatu informasi yang bisa dijadikan suatu"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Kajian empiris merupakan suatu kajian yang memaparkan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang diperoleh berdasarkan suatu observasi atau percobaan, sehingga didapatkan suatu informasi yang bisa dijadikan suatu landasan bagi penelitian selanjutnya. Ada beberapa penelitian yang mendasari penelitian ini antara lain:

Mirza (2011), melakukan penelitian mengenai “Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Indeks Pembangunan Mansuia di Jawa Tengah”.

Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi sangat mempengaruhi kualitas indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah. Kemudian PDRB juga memegang peranan penting dalam upaya mendorong peningkatan kualitas IPM di Jawa Tengah.

Perbedaannya peneliti tersebut membahas tentang pengaruh kemiskinan dan PDRB terhadap IPM di Jawa Tengah. Dimana terdapat perbedaan variabel sehingga peneliti yang akan melakukan penelitian akan menambahkan variabel inflasi.

(2)

Chalid dan Yusuf (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran, Upah Minimum Kabupaten/Kota, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau”. Penelitian ini mempunyai hasil yaitu bahwa tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, upah minimum kabupaten/kota, dan laju pertumbuhan mempunyai pengaruh terhadap IPM.

Tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran berpengaruh negatif terhadap IPM. Sedangkan upah minimum dan laju pertumbuhan berpengaruh positif terhadap IPM. Perbedaanya peneliti tersebut membahas tingkat pengangguran, upah minimum kabupaten/kota, dan laju pertumbuhan, sehingga terdapat perbedaan variabel sehingga peneliti yang akan melakukan penelitian menambahkan PDRB dan inflasi serta menghilangkan tingkat pengangguran, upah minimum kabupaten dan laju pertumbuhan.

Zainuddin (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Dampak Inflasi, PDRB, dan Perkembangan Upah Minimum Regional terhadap Indeks Pembangunan Manusia Masyarakat di Provinsi Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independen, yaitu inflasi, PDRB, Perkembangan UMR di provinsi Aceh terhadap dependen, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2008 hingga 2013. Bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh independen terhadap IPM. Dan kemampuan independen dapat menjelaskan dependen sebesar 92,94%. Data dalam penelitian ini bersumber pada Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh yang bersifat data sekunder.

Perbedaanya terletak pada variabel perkembangan upah minimum, sehingga

(3)

peneliti yang akan melakukan penelitian menambahkan variabel tingkat kemiskinan serta mengganti variabel perkembangan upah minimum.

Yolanda (2017), dalam penelitiannya berjudul “Analysis of Factors Affecting Inflation and its Impact on Human Development Index dan Poverty in Indonesia”. Penelitian ini mempunyai tujuan menganalisis inflasi berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia dan Kemiskinan di Indonesia periode 1997 sampai 2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode purposive sampling. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh inflasi terhadap IPM secara signifikan dan positif.

B. Landasan Teori

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kalimat pembuka yang terdapat pada Human Development Report (HDR) pertama yang dipublikasikan oleh UNDP pada tahun 1990 secara terang-terangan menekankan arti pentingnya pembangunan manusia yang berfokus pada manusia yang menjadikan manusia sebagai tujuan akhir dan bukan sebagai alat pembangunan. Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperluas berbagai pilihan-pilihan tersebut, pilihan yang paling penting adalah untuk mempunyai umur panjang dan fisik yang sehat, dan juga untuk mempunyai ilmu pengetahuan, dan untuk diberikan akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar mendapat kehidupan secara layak (BPS, 2019).

(4)

Menurut UNDP definisi pembangunan manusia adalah proses memperluas pilihan-pilihan masyarakat (people’s choice). Dari sekian banyak pilihan, ada tiga pilihan yang dianggap penting, yaitu panjang umur dan sehat, berpendidikan, dan standar hidup yang layak. Kesuksesan peningkatan pembangunan manusia dapat dilihat dari sebesar besar masalah yang bias dihadapi, lebih lagi pada masalah yang paling kecil. Dalam proses menuju tujuan pembangunan, terdapat empat komponen yang harus diperhatikan dalam pembangunan manusia (UNDP, 1995).

2. Ukuran Indeks Pembangunan Manusia

Ada beberapa komponen yang dipakai dalam mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu daerah dalam konsep IPM (indeks pembangunan manusia). Variabel-variabel tersebut adalah (Abdul Hakim, 2004):

a. Tingkat kesehatan yang diukur dengan cara melihat angka harapan hidup saat lahir (tingkat kematian bayi).

b. Tingkat pendidikan yang diukur dalam angka melek huruf (berbobot dua pertiga) dan rata-rata lama sekolah (berbobot satu pertiga).

c. Ukuran kehidupan atau layak hidup diukur dengan tingkat pengeluaran per kapita per tahun atau kemampuan daya beli.

3. Sumber Daya dalam Konteks Pembangunan

Ada empat kebijakan pokok dalam upaya peningkatan pembangunan, diantaranya (Imam Hardjanto, 2013):

(5)

a. Peningkatan kualitas hidup yang meliputi kualitas manusianya seperti jasmani dan rohani, dan kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat.

b. Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya.

c. Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek yang berwawasan lingkungan d. Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat

hukum yang mendukung upaya peningkatan kualitas SDM.

4. Teori Indeks Pembangunan Manusia

Berikut teori-teori ekonomi sumber daya manusia yang muncul sejak zaman aliran klasik modern, yaitu (Imam Hardjanto, 2013):

a. Teori klasik Adam Smith

Adam Smith menganggap bahwa manusia sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang pandai mengelolanya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Adam Smith juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.

(6)

b. Teori Keynes

Keynes banyak mengkritik teori-teori dari sistem klasik, diantaranya pendapatnya adalah bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian otomatis yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan kerja penuh. Hal ini dalam analisanya mengenai pasar tenaga kerja.

5. Produk Domestik Regional Bruto

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk (Jhingan, 2007 dalam Dewi, (2017). Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur prestasi ekonomi suatu negara. Dalam kegiatan ekonomi sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi secara fisik.

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui produk domestik regional bruto (PDRB). Beberapa perkembangan ekonomi fisik yang terjadi di suatu negara adalah pertambahan produksi barang dan jasa, dan perkembangan infrastruktur. Selain itu, nilai tersebut juga bias menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat pertumbuhan, pendapatan per kapita, dan pergeseran atau perubahan struktur ekonomi (Sjafrizal, 2014:156).

(7)

Menurut Todaro dan Smith, (2006) dalam Dewi, (2017) ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :

a. Akumulasi modal termasuk semua investasi baru yang terwujud tanah (lahan), peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human resources).

Akumulasi modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan sekarang ditabung yang kemudian diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar output dimasa-masa mendatang. Investasi juga harus disertai dengan investasi infrastruktur, yakni berupa jalan, listrik, air bersih, fasilitas sanitasi, fasilitas komunikasi demi menunjang aktivitas ekonomi produktif. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi mengingat terus bertambahnya jumlah manusia. Pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan kerja perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga-tenaga terdidik dan sumber daya manusia yang terampil.

b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labour force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestiknya.

(8)

c. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan- pekerjaan tradisional.

6. Teori Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Berikut ini adalah beberapa teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli, sebagai berikut:

a. Adam Smith

Menurut Adam Smith perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika bertambahnya jumlah penduduk atau populasi penduduk yang mendorong peningkatan spesialisasi yang akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja dan perkembangan teknologi. Faktor-faktor inilah yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

b. David Ricardo

David Ricardo mempunyai pendapat mengenai setiap pertumbuhan penduduk mempunyai dampak pada banyaknya tenaga kerja. Dengan banyaknya tenaga kerja akan mengakibatkan upah yang diterima oleh pekerja menurun. Turunnya upah ini hanya dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sifatnya primer (basic need), kondisi seperti ini perekonomian mengalami masa stagnan atau dapat disebut juga stationary state.

c. Malthus

(9)

Malthus mengemukakan tentang pertambahan makanan yang sesuai dengan deret hitung, sementara bertambahnya manusia sesuai dengan deret ukur. Akibat dari teori ini yaitu, pada masa depan dengan semakin banyaknya penduduk, maka cadangan makanan akan semakin berkurang. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan dimana permintaan akan lebih tinggi dibanding penawaran bahan makanan.

d. Harrod-Domar

Harrod-Domar berpendapat bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan adanya pembentukan investasi, investasi yang tinggi akan menimbulkan perekonomian yang kuat. Investasi akan menyebabkan produktivitas barang dan jasa. Dengan produktivitas yang tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga.

e. Schumpeter

Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh kemampuan perdagangan. Dengan kemampuan ini akan mendorong suatu negara dalam berinovasi aktivitas produksi.

f. Solow

Solow menyatakan modal dalam jangka Panjang ditentukan oleh tabungan atau saving. Semakin banyak masyarakat menabung, semakin tinggi juga ketersediaan modal jangka panjang yang berdampak pada kemampuan produksi suatu negara.

(10)

g. Kuznets

Kuznets berpendapat bahwa teori pertumbuhan yaitu pertumbuhan dengan kemampuan suatu negara dalam jangka panjang dalam menyediakan macam-macam jenis barang konsumsi dengan jumlah yang cukup melimpah.

7. Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan dimana tingkat harga secara umum (price level) cenderung meningkat. Penyebab inflasi itu adalah kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi. Jika ini terjadi, inflasi ini disebut data dari sisi permintaan (demand pull inflation). Inflasi juga dapat terjadi atau datang dari sisi penawaran, yakni kenaikan biaya produksi sehingga harga naik. Jika ini yang terjadi maka inflasi ini disebut cost push inflation (Sukirno, 2006 dalam Pangesti dan Susanto, 2018).

Inflasi dapat juga terjadi jika jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat. Jika jumlah uang naik, sedangkan jumlah barang tetap, maka harga-harga barang akan meningkat. Tolok ukur inflasi yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjadi atas 7 (tujuh) kelompok, yakni:

a. Kelompok Bahan Makanan,

b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau, c. Kelompok Perumahan,

d. Kelompok Sandang, e. Kelompok Kesehatan,

(11)

f. Kelompok Pendidikan dan Olahraga, g. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat.

Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi untuk mengambil keputusan berusaha. Pengalaman empiris membuktikan inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan masyarakat untuk berkonsumsi dan investasi, sehingga pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Teori Inflasi (Sukirno, 2006 dalam Pangesti dan Susanto, 2018):

a. Teori Keynes

Teori Keynes mengenai inflasi berdasarkan teori makronya.

Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin berbelanja di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah barang-barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflation gap.

Selama inflation gap masih ada, selama itu pula proses inflasi akan berkelanjutan. Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga bukan hanya disebabkan oleh banyaknya uang yang beredar, tetapi disebabkan oleh kenaikan ongkos produksi.

b. Teori Strukturalisme

Teori Strukturalisme adalah teori inflasi jangka panjang, karena melihat sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan (infleksibilitas)

(12)

struktur ekonomi suatu negara. Menurut teori ini ada dua ketegaran atau kekakuan utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu kekakuan pada suplai bahan makanan dan pada barang-barang ekspor.

8. Tingkat Kemiskinan

Badan Pusat Statistik (2019) mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan paling dasar untuk kehidupan yang layak. Lebih dalam lagi disebutkan kemiskinan adalah suatu kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau disebut juga batas kemiskinan (poverty threshold).

Sharp, et.al, (1996) dalam buku Mudrajad Kuncoro, (2000) mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu pertama secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya perbedaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya yang rendah berarti produktivitas rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya pendidikan, dll. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal

(13)

Menurut Adisasmita, (2005) dalam Dewi, (2017) indikator-indikator kemiskinan yang umum dipakai adalah tingkat upah, pendapatan, konsumsi, kematian anak usia balita, imunisasi, kekurangan gizi anak, tingkat kehidupan saat lahir, tingkat kematian ibu, harapan hidup rata-rata, tingkat penyerapan anak usia sekolah dasar, proporsi pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kebutuhan dasar masyarakat, pemenuhan bahan pangan (kalori/protein), air bersih, perkembangan penduduk, melek huruf, urbanisasi, pendapatan per kapita, dan distribusi pendapatan. Tolok ukur kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan pangan dan tingkat pendapatan yang rendah, akan tetapi melihat tingkat kesehatan, pendidikan, dan perlakuan adil di depan hukum dan sebagainya.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan PDRB dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tingkat pendapatan dan indeks pembangunan manusia mempunyai suatu hubungan yang luas. Tetapi pertumbuhan pendapatan tidak secara otomatis meningkatkan indeks pembangunan manusia. Dan juga dengan peningkatan pendidikan dan kesehatan yang menyebabkan indeks pembangunan manusia tidak selalu menuju pada adanya kenaikan pendapatan. Yang menyebabkan adalah sumber daya yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi tidak dapat digunakan untuk membantu dalam peningkatan indikator lainnya. Dalam hal lain, struktur dan proses yang terjadi didalami masyarakat tidak mendapatkan manfaat bagi kaum miskin.

Kaum miskin mendapatkan manfaat dari pertumbuhan pendapatan serta

(14)

peningkatan indeks pembangunan manusia jika pemerintah mau menggunakan manfaat dari pertumbuhan untuk membiayai pelayanan kesehatan dan akses pendidikan untuk kaum miskin tersebut. Struktur dan proses yang ada di dalam masyarakat sudah tepat, sehingga manfaat pertumbuhan ekonomi juga dapat dinikmati oleh kaum miskin. Kemajuan pada kedua bidang saling memperkuat satu sama lain dan yang satu tanpa yang lain tidak cukup (Kanbur dan Squire, 1999) dalam Dewi, (2017).

2. Hubungan Inflasi dengan Indeks Pembangunan Manusia

Tingkat daya beli masyarakat yang tinggi di luar batas kemampuannya akan mengakibatkan sebuah jarak yang mengakibatkan inflasi. Perbedaan permintaan dan penawaran dari masyarakat penyebabnya, sedangkan barang yang disediakan jumlahnya tetap. Jarak atau gap inilah yang menyebabkan kebanyakan kaum miskin menjadi terbebani. Kaum miskin akan mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kebutuhan sehari-harinya.

Dengan adanya kenaikan harga yang disebabkan oleh jarak inflasi, maka kaum miskin akan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan lainnya atau akan mengorbankan kebutuhan sekunder untuk kebutuhan primer atau sebaliknya. Ini yang menyebabkan kebanyakan kaum miskin di Indonesia banyak yang putus sekolah, kesehatan yang buruk, dan standar hidup yang tidak layak.

3. Hubungan Kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia

Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya pemerintah terutama dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia dan

(15)

mendorong penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya kualitas pengetahuan dan kualitas keterampilan individu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahliannya akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya. Perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih banyak dengan memperkerjakan tenaga kerja yang memiliki kualitas produktivitas yang tinggi, sehingga perusahaan juga akan memberikan gaji yang lebih pada tenaga kerja tersebut.

Pada sektor informal seperti pertanian, peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja akan mampu meningkatkan hasil pertanian, dikarenakan hanya tenaga kerja yang terampil yang mampu bekerja lebih efisien. Pada akhirnya individu yang memiliki produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik juga, yang diperlihatkan melalui peningkatan pendapatan maupun konsumsinya. Rendahnya produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses mereka untuk memperoleh pendidikan (Rasidin dan Bonar, 2004) dalam Dewi, (2017).

Kemiskinan absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, penduduk hidup di bawah tingkat pendapatan riil minimum atau dapat

(16)

dikatakan hidup di bawah garis kemiskinan internasional (Todaro dan Smith, 2006) dalam Dewi, (2017).

Tingkat kesehatan dan pendidikan dapat mempengaruhi kemiskinan.

Perbaikan di bidang kesehatan yang dilakukan pemerintah dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, dan anak-anak usia sekolah dapat bersekolah dan menerima pelajaran dengan baik. Tingkat pendidikan membuat pekerja mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang selanjutnya menyebabkan produktivitas meningkat dan pendapatannya juga meningkat.

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori yang dijelaskan, maka penelitian ini mempunyai kerangka pikir secara teori adalah bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan mempengaruhi pendapatan yang didapat oleh masyarakat.

Pendapatan ini akan digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang, seperti peningkatan akan kebutuhan pendidikan, kebutuhan akan kesehatan dan gizi, dan juga peningkatan untuk hidup layak. Dengan adanya perbaikan pendidikan, kesehatan, dan hidup layak, maka akan juga terjadi perbaikan terhadap kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan di masa mendatang.

(17)

Kemudian inflasi yang dilihat dari indeks harga konsumen ini akan menyebabkan pada pola konsumsi pada masyarakat, terutama kaum miskin.

Dengan adanya inflasi akan mengakibatkan naiknya harga barang kebutuhan sehari-harinya, dimana kaum miskin akan mengorbankan salah satu kebutuhannya untuk kebutuhan lain. Ini akan mengakibatkan kaum miskin tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan akan kesehatan, dll. Dan kebanyakan kaum miskin akan putus sekolah untuk mencari pendapatan untuk menyambung hidupnya yang juga akan mengakibatkan kualitas sumber daya manusianya. Kemiskinan yang diakibatkan oleh pendapatan yang rendah akan menyebabkan kebutuhan sehari-harinya menjadi terbatas, tidak semua dapat dipenuhi. Namun inflasi juga bisa menandakan bahwa adanya kenaikan pendapatan masyarakat dilihat dari banyaknya mereka mengonsumsi barang.

Kemiskinan juga diakibatkan oleh kurangnya produktivitas dari masyarakat miskin tersebut. Produktivitas yang rendah akan menghasilkan gajinya rendah, sedangkan produktivitas yang tinggi akan menghasilkan gaji yang tinggi. Dengan peningkatan produktivitas seperti pada sektor pertanian, akan meningkatkan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, seperti peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang dihasilkan dan semakin baik kesehatan yang dimiliki, maka akan menghasilkan sumber daya manusia yang tinggi pula.

(18)

Sumber: Data Diolah, 2019

Gambar 1.1 Kerangka Pikir E. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara secara deklaratif atau yang menjadi jawaban dari suatu permasalahan. Pernyataan tersebut diformulasikan menjadi bentuk variabel agar dapat di uji secara empiris.

Berdasarkan permasalahan tujuan penelitian dan melihat hasil penelitian sebelumnya serta kerangka pemikiran teoritis tersebut, maka penelitian ini mempunyai hipotesis diantaranya:

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PENDAPATAN

PDRB

INFLASI TINGKAT KEMISKINAN INDEKS HARGA

KONSUMEN

(19)

H1: Diduga PDRB, Inflasi, dan Kemiskinan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikir  E.  Perumusan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengamatan tidak langsung ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya : studi pustaka sebagai media pengumpulan data, hingga studi mengenai

Berdasarkan hasil survei dan pengolahan data menggunakan teknik contigency table analysis diperoleh hasil bahwa faktor utama yang akan mempengaruhi tingkat

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1 guru SD, sebaiknya dapat mengembangkan media gambar seri dalam pembelajaran mengarang, sehingga memudahkan siswa dalam

Berdasarkan data tabel 1.1, banyak kelompok tani yang tidak tergabung dalam Gapoktan di Ogan Ilir dikarenakan kelompok tani tersebut tidak memenuhi syarat seperti

Sebelumnya terima kasih Hamim Mamonto warga Cilameta Cipadung Kidul RT 02/RW 12 Kec Panyileukan Kota Bandung (Pkl.17.35 WIB) Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 08

Molekul volatil: CO2, HCN dan keton  ekskresi melalui sistem pernafasan Garam dan senyawa lain berlebih  keringat. Senyawa/bahan terlarut fungsi ginjal

Dan kepada semua Instansi Pemerintah dan Swasta, bahkan seluruh lapisan masyarakat di daerah Nusa Tenggara Timur, saya mengharapkan agar membantu Badan Pusat Statistik

Alamat Kantor : Alamat: Jl.. s) Kepala Seksi Dokumentasi dan Publikasi Pada Bidang Sarana Komunikasi & Desiminasi Informasi.. Nama : Widiyanto, SH Nomor Telepon :