xiv ABSTRAK
ANALISIS PERANAN BUDGETING SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU
Studi Kasus di Pabrik Gula Madukismo
Cristina Arum Sari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah varians biaya bahan baku pada Pabrik Gula Madukismo tahun 2014 terkendali. Penelitian ini penting dilakukan karena pengendalian biaya produksi dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Biaya bahan baku merupakan bagian utama dari biaya produksi.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varians biaya bahan baku pada Pabrik Gula Madukismo tahun 2014 dikatakan terkendali. Varians biaya bahan baku menguntungkan sebesar Rp13.513.465,00 atau 1,22%.
xv ABSTRACT
THE ANALYSIS OF BUDGETING ROLE AS MEANS CONTROLLING RAW MATERIAL COSTS
A Case Study at Pabrik Gula Madukismo
Cristina Arum Sari NIM : 112114032 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this study was to determine whether the raw material cost variance at Pabrik Gula Madukismo in the year 2014 was controllable. This study is important because control the production costs are needed to achive company goals. The raw material cost is the main part of production costs.
This study was a case study. The data collection methods used were interview and documentation. Data analysis technique used was variance analysis.
The result showed that raw material cost variance at Pabrik Gula Madukismo in the year 2014 was considered as controllable. The raw material cost variance had a favorable variance; Rp13.513.465,00 or 1.22%.
ANALISIS PERANAN BUDGETINGSEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU
Studi Kasus di Pabrik Gula Madukismo
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Cristina Arum Sari NIM: 112114032
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
(Lukas 11:9-13)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
berkembang secara akademik dan non akademik.
2. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A. selaku Dosen Pembimbing
yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Bapak Gatot dan Bapak Vidia selaku kepala BAK di Pabrik Gula
Madukismo yang telah membantu memberikan data dan informasi yang
diperlukan penulis.
4. Bapak dan Ibu, Andreas Margiono dan Yuliana Kustiyah selaku orangtua
penulis yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan
moral maupun materi.
5. Ketiga kakakku, Martina Puji Lestari, Yohanes Indra Wahyudi dan Agnes
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR GAMBAR...xiii
ABSTRAK...xiv
ABSTRACT...xv
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah ...3
C. Tujuan Penelitian ...4
D. Manfaat Penelitian ...4
x
BAB II LANDASAN TEORI...7
A. Pengendalian ...7
G. Anggaran Biaya Bahan Baku ...26
H. Varians Harga Bahan Baku...30
I. Varians Kuantitas Bahan Baku ...31
BAB III METODA PENELITIAN...33
A. Jenis Penelitian...33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...33
C. Subjek dan Obyek Penelitian ...33
D. Data Yang Diperlukan...34
E. Teknik Pengumpulan Data...35
F. Teknik Analisis Data...35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...41
A. Sejarah Perusahaan...41
B. Letak Perusahaan ...42
C. Maksud dan Tujuan...43
D. Visi dan Misi Perusahaan...44
xi
F. Struktur Organisasi ...47
G. Produksi ...50
H. Sumber Daya Manusia ...51
I. Struktur Modal ...54
J. Proses Produksi...55
K. Pemasaran...60
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASASAN...62
A. Deskripsi Data...62
B. Analisis Data...77
C. Pembahasan...81
BAB VI PENUTUP...83
A. Kesimpulan ...83
B. Keterbatasan Penelitian...83
C. Saran...84
DAFTAR PUSTAKA...85
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jumlah Karyawan PT. Madubaru...52
Tabel 2 Analisa Gula di Pabrik Gula Madukismo ...59
Tabel 3 Data Penjualan Gula Kemasan Pabrik Gula Madukismo ...62
Tabel 4 Perhitungan Trend Penjualan Bulanan...63
Tabel 5 Perhitungan Ratio To Trend...65
Tabel 6 Perhitungan Indeks Musim ...67
Tabel 7 Perhitungan ForecastPenjualan Tahun 2014 ...67
Tabel 8 Perhitungan Distribusi Penjualan...68
Tabel 9 Perhitungan Anggaran Penjualan Tahun 2014...69
Tabel 10 Persediaan Awal dan Akhir Tahun 2014 ...70
Tabel 11 Perhitungan Anggaran Produksi Tahun 2014 ...71
Tabel 12 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2014...72
Tabel 13 Realisasi Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2014...72
Tabel 14 Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2014 ...74
Tabel 15 Realisasi Pembelian Bahan Baku Tahun 2014...75
Tabel 16 Anggaran Pemakaian Bahan Baku Tahun 2014...76
Tabel 17 Realisasi Pemakaian Bahan Baku Tahun 2014...77
Tabel 18 Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Tahun 2014 ...77
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv ABSTRAK
ANALISIS PERANAN BUDGETINGSEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU
Studi Kasus di Pabrik Gula Madukismo
Cristina Arum Sari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah varians biaya bahan baku pada Pabrik Gula Madukismo tahun 2014 terkendali. Penelitian ini penting dilakukan karena pengendalian biaya produksi dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Biaya bahan baku merupakan bagian utama dari biaya produksi.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varians biaya bahan baku pada Pabrik Gula Madukismo tahun 2014 dikatakan terkendali. Varians biaya bahan baku menguntungkan sebesar Rp13.513.465,00 atau 1,22%.
xv ABSTRACT
THE ANALYSIS OF BUDGETING ROLE AS MEANS CONTROLLING RAW MATERIAL COSTS
A Case Study at Pabrik Gula Madukismo
Cristina Arum Sari
NIM : 112114032
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
The aim of this study was to determine whether the raw material cost variance at Pabrik Gula Madukismo in the year 2014 was controllable. This study is important because control the production costs are needed to achive company goals. The raw material cost is the main part of production costs.
This study was a case study. The data collection methods used were interview and documentation. Data analysis technique used was variance analysis.
The result showed that raw material cost variance at Pabrik Gula Madukismo in the year 2014 was considered as controllable. The raw material cost variance had a favorable variance; Rp13.513.465,00 or 1.22%.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencapaian laba yang maksimal dari hasil produksi maupun jasa merupakan salah satu tujuan utama didirikannya suatu perusahaan. Salah
satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan
optimalisasi laba dari kegiatan produksi adalah adanya peningkatan efisiensi
dari setiap pengeluaran biaya dalam proses produksi. Untuk mencapai
tujuan tersebut perusahaan harus dapat menggunakan sumber–sumber
ekonomi yang di miliki secara efektif dan efisien. Untuk memperoleh
efektivitas dan efisien diperlukan alat perencanaan dan pengendalian yang
baik.
Bahan baku merupakan salah satu faktor penentu dalam kelancaran
proses produksi, sehingga setiap perusahaan harus mempunyai persediaan
bahan baku yang cukup dalam menunjang kegiatan produksi perusahaan.
Seluruh perusahaan manufaktur melaksanakan proses produksi untuk
mendapatkan suatu produk tertentu yang nantinya dapat dijual kepada
konsumen. Dalam proses produksi tentunya hal yang perlu diperhatikan
adalah bahan baku yang merupakan komponen dasar. Ketiadaan bahan baku
akan menyebabkan proses produksi terhambat. Adanya bahan baku juga
merupakan faktor yang memicu biaya, maka diperlukan perencanaan dan
pengendalian yang tepat agar tercapainya suatu tingkat efisiensi penggunaan
dan sekaligus sebagai pengendali sistem keuangan perusahaan untuk
periode yang akan datang. Pada umumnya, penyusunan anggaran dimulai
dari penyusunan anggaran penjualan. Dari anggaran penjualan tersebut
maka disusunlah anggaran produksi yang merupakan penjabaran dari
rencana penjualan dan akhirnya menjadi rencana produksi. Anggaran
produksi terdiri dari tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Dengan adanya anggaran biaya bahan baku
dapat mempermudah rencana-rencana yang berkaitan dengan kebutuhan
dana yang dikeluarkan.
Dalam perusahaan manufaktur, faktor pengendalian biaya akan sangat
berpengaruh terhadap kegiatan produksi, walaupun kegiatan produksi dapat
berjalan lancar dan kualitas produk yang dihasilkan baik tetapi jika biaya
produk tidak dikendalikan maka akan terjadi pemborosan. Salah satu upaya
yang dilakukan perusahaan adalah dengan berusaha menciptakan suatu
proses produksi yang efisien. Efisiensi dalam proses produksi akan memberi
kontribusi dalam menekan biaya produksi dari produk yang dihasilkan
perusahaan. Dengan disusunnya anggaran biaya bahan baku, dapat
membantu manajer untuk mengukur efisiensi penggunaan biaya bahan baku
di perusahaan.
Pengendalian bahan baku harus memenuhi dua kebutuhan yang saling
berlawanan yaitu: (1) menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang
memadai guna beroperasi secara efisien dan (2) menjaga tingkat persediaan
bahan baku dilakukan agar memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari
bahan baku yang sudah tersedia, pada waktu yang tepat dengan biaya yang
minimal sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Pengendalian berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan
kinerja dengan cara: (1) membandingkan realisasi dengan rencana
(anggaran) dan (2) melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau
bila terdapat penyimpangan yang merugikan (Nafarin 2007: 30). Hasil
selisih biaya yang terjadi disebut sebagai varians biaya bahan baku yang
bersifat menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan
(unfavorable) bagi perusahaan. Dengan dilakukannya analisis ini maka
perusahaan juga dapat mengetahui apakah telah terjadi varians antara
anggaran dengan realisasinya. Apabila setelah dibandingkan terjadi
perbedaan maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui
sebab-sebab terjadinya varians, sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan.
B. Rumusan Masalah
Apakah varians biaya bahan baku pada Pabrik Gula Madukismo tahun 2014
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui varians biaya bahan baku pada Pabrik Gula Madukismo
tahun 2014 terkendali.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan dapat memberi
masukan di bidang anggaran perusahaan dan akuntansi biaya.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi perusahaan di
masa yang akan datang mengenai anggaran untuk pengendalian biaya
bahan baku untuk membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan menerapkan
teori-teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan ke dalam praktek
E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tentang kajian teori yang ada hubungannya
dengan anggaran biaya bahan baku, yang akan digunakan sebagai
dasar dalam pembahasan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran secara umum tentang
perusahaan yang diteliti meliputi sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, lokasi perusahaan dan data
relevan lain yang terkait.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang analisis data yang diperoleh
dari perusahaan pada teknik analisis data yang sudah ditetapkan
BAB VI PENUTUP
Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil analisis data dan
pembahasan, keterbatasan penelitian yang dihadapi penulis,
serta saran-saran yang dianggap perlu dan berguna bagi
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengendalian
1. Pengertian Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara
anggaran dan realisasi sehingga dapat ditemukan selisihnya sebagai
penyimpangan yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi atau
penilaian prestasi serta menjadi dasar bagi penyusunan anggaran untuk
periode yang akan datang.
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 6), “Proses pengendalian
dapat didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja
aktual dari setiap bagian organisasi perusahaan, kemudian melaksanakan
tindakan perbaikan apabila diperlukan”. Sedangkan menurut Hansen dan
Mowen (2009: 423), “Pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai
apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang
2. Karakteristik Pengendalian
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian
(controlling). Nafarin (2007: 30), menjelaskan bahwa pengendalian
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan
cara:
a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat
penyimpangan yang merugikan.
3. Fungsi Pengendalian
Pengendalian bertujuan untuk melihat apakah organisasi berjalan
sesuai dengan rencana. Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 6),
fungsi pengendalian meliputi empat kegiatan diantaranya:
a. Menentukan standar prestasi.
b. Mengukur prestasi yang telah dicapai.
c. Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi.
d. Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi
yang telah ditentukan, dan kemudian kembali ke fungsi perencanaan
4. Macam Pengendalian
Menurut Welsch (2000: 16), pengendalian terbagi atas tiga macam
yaitu pengendalian awal, pengendalian berjalan dan pengendalian umpan
balik.
a. Pengendalian awal (preliminary control)
Pengendalian yang dipergunkaan sebelum kegiatan atau tindakan
dilaksanakan untuk menjamin bahwa perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.
b. Pengendalian berjalan (concurrent control)
Pengendalian terhadap aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin
bahwa tujuan dapat dicapai, dan kebijakan serta prosedur telah
diterapkan dengan benar selama operasi perusahaan berlangsung.
c. Pengendalian umpan balik (feedback control)
Pengendalian pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode
B. Biaya
1. Pengertian Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 47), “Biaya adalah kas atau nilai
setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi
organisasi”.
Menurut Munandar (2007: 23), “Biaya adalah suatu kontra prestasi
yang diberikan oleh perusahaan atas sesuatu yang telah diterimanya dari
pihak lain, atau atas jasa-jasa yang telah diterimanya dari pihak lain”.
Menurut Mulyadi (2005: 16), “Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu :
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
b. Biaya diukur dalam satuan uang.
c. Yang terjadi atau secara potensial akan terjadi.
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2. Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya menurut Mulyadi (2005: 13), yaitu:
a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan atau
aktifitas perusahaan
1) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya
bahan baku, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam
bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang
berhubungan dengan proses produksi. Menurut objek
pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi
menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik. Biaya bahan baku disebut pula dengan istilah
biaya utama, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi yang
merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku
menjadi produk jadi.
2) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya
iklan, biaya promosi dan biaya angkutan dari gudang perusahaan
kegudang pembeli.
3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi,
personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan
b. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai
1) Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu
yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak
akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah di
indentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
2) Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi
tidak langsung atau biaya overheadpabrik.
c. Penggolongan biaya menurut prilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan
1) Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya
variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur
produksi.
3) Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel
4) Biaya semifixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
d. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktunya
1) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih
dari satu periode akutansi (biasanya periode akuntansi adalah satu
tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya
dibebankan sebagai kos aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun
yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi
atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran
untuk pembelian aktiva tetap untuk reparasi besar terhadap aktiva
tetap untuk promosi besar-besaran dan pengeluaran untuk riset dan
pengembangan suatu produk.
2) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan
sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh
3. Pengertian Biaya Bahan Baku
Pengertian biaya bahan baku antara lain sebagai berikut:
Menurut Nafarin (2007: 497), “Biaya bahan baku adalah bahan
langsung atau bahan utama yang dipakai untuk membuat produk
tertentu”.
Menurut Rudiyanto (2006: 17), “Biaya bahan baku adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk
menghasilkan suatu produk jadi tertentu dalam volume tertentu”.
C. Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 423), “Anggaran adalah rencana
keuangan untuk masa depan; rencana tersebut mengidenifikasi tujuan dan
tindakan yang diperlukan untuk mencapainya”.
Menurut Munandar (2007: 1), “Anggaran adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan,
yang dinyatakan dalam satuan keuangan (unit moneter), dan berlaku
untuk jangka waktu tertentu yang akan datang”.
Menurut Rudianto (2009: 3), “Anggaran adalah rencana kerja
organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif,
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan anggaran merupakan
perencanaan yang disusun oleh manajemen secara tertulis tentang
perencanaan keuangan yang akan dilakukan dimasa depan agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pada ahkir periode anggaran akan
dibandingkan dengan realisasinya untuk mengetahui apakah terjadi
varians atau tidak dan jika terjadi varians dapat diantisipasi pada periode
berikutnya.
2. Tujuan Penyusunan Anggaran
Setiap perusahaan memerlukan anggaran sebagai alat perencanaan
dan pengendalian didalam melaksanakan fungsi-fungsi organisasi.
Anggaran berfungsi bagi perusahaan karena akan memberi banyak
manfaat bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Darsono dan Purwanti (2008: 8), menyebutkan tujuan
anggaran sebagai berikut:
a. Memaksa para manajer untuk membuat rencana kerja
Hal ini berarti manajer harus selalu berpikir proaktif tentang
perubahan yang akan terjadi di masa depan. Kemampuan
memprediksi masa depan itu dituangkan dalam bentuk angka-angka
satuan fisik dan satuan uang yang berorientasi pada kelangsungan
b. Tolak ukur mengevaluasi kinerja
Tolak ukur mengevaluasi kinerja berarti kinerja manajemen harus
dibandingkan dengan anggaran. Hasilnya adalah varian, varian
dihitung dan dianalisis untuk koreksi rencana, anggaran, dan
pelaksanaan kerja. Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh
kegiatan yang ada, dengan demikian akan melibatkan seluruh bagian
dalam perusahaan.
c. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu menilai dan
mengetahui kinerja setiap bagian-bagian yang ada pada perusahaan
tersebut. Adanya anggaran dapat mengkomunikasikan rencana
organisasi kepada semua level manajemen. Selanjutnya manajer
mengadakan koordinasi untuk merealisasikan rencana tersebut.
d. Membantu pengambilan keputusan
Hal ini berarti anggaran mengarahkan perhatian manajer untuk
3. Ciri-ciri Anggaran
Menurut Rudianto (2009: 4), tidak setiap rencana kerja organisasi
dapat disebut sebagai anggaran karena anggaran memiliki beberapa ciri
khusus yang membedakannya dengan sekedar rencana, antara lain:
a. Dinyatakan dalam satuan moneter
Penulisan dalam satuan moneter tersebut juga dapat didukung oleh
satuan kuantitatif lain, misalnya unit. Penyusunan rencana kerja dalam
satuan moneter, bertujuan untuk mempermudah membaca dan usaha
untuk memahami rencana tersebut.
b. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun
Bukan berarti anggaran tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih
pendek, tiga bulanan misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang,
seperti lima tahunan.
c. Mengandung komitmen manajemen
Anggaran harus disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh
anggota organisasi untuk mencapai apa yang telah ditetapkan.
d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
pelaksanaan anggaran
Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian
organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.
e. Anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus
Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi
internal dan eksternal memaksa untuk mengubah anggaran karena jika
dipertahankan akan membuat anggaran tidak relevan lagi dengan
situasi yang ada.
f. Harus dianalisis penyebabnya jika terjadi penyimpangan di dalam
pelaksanaanya
Karna tanpa ada analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan
tersebut, maka potensi untuk terulang lagi di masa mendatang menjadi
besar.
4. Fungsi Anggaran
Menurut Rudianto (2009: 6), terdapat dua fungsi dari anggaran antara
lain:
a. Alat Perencanaan
Anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi
anggota organisasi untuk bertindak. Anggaran merupakan rencana
yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran
dan arah yang harus dicapai disetiap bagian organisasi di dalam suatu
periode waktu tertentu. Di dalam fungsi anggaran sebagai alat
perencanaan, terdapat beberapa manfaat anggaran yang terkait satu
dengan yang lainnya yaitu:
1) Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada
2) Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan
umum, yaitu pencapaian laba usaha.
3) Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4) Mengarah penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan yang
paling menguntungkan.
5) Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh
anggota organisasi.
b. Alat Pengendalian
Di dalam fungsi pengendalian anggaran berguna sebagai alat
penilai apakah setiap bagian organisasi telah sesuai rencana atau tidak.
Dalam hal ini anggaran berfungsi sebagai suatu standar atau tolak
ukur manajemen. Sebagai suatu standar, anggaran digunakan untuk
menilai kegiatan yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah
sesuai dengan standar yang ditetapkan atau tidak. Jika realisasi
pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih dari baik anggaran, maka
dapat dinilai bagian tersebut telah berhasil mencapai rencana yang
telah ditetapkan. Di dalam fungsi anggaran sebagai alat pengendalian,
terdapat beberapa manfaat anggaran yang terkait satu dengan yang
lainnya yaitu:
2) Memberikan kesempatan untuk menilai dan mengevaluasi secara
sistematis setiap segi atau setiap aspek organisasi.
3) Mendorong pihak manajemen secara dini mengadakan penelaahan
terhadap masalah yang dihadapi.
5. Kelebihan dan Kelemahan Anggaran
Dalam penyusunannya anggaran memiliki beberapa kelebihan bagi
pengguna, namun disamping kelebihan tersebut anggaran juga memiliki
beberapa kelemahan yang harus dipahami oleh penggunanya.
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 424), sistem anggaran
memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi, antara lain:
a. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.
b. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
pembuatan keputusan.
c. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja.
d. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.
Menurut Nafarin (2007: 19), anggaran di samping mempunyai
kelebihan juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga
mengandung unsur ketidakpastian.
b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan
tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu
c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga
anggaran tidak akan efektif.
Adanya kelemahan-kelemahan tersebut sering sulit dihindari atau
dihilangkan sama sekali. Tentunya dampak dari munculnya kelemahan
ini akan mengurangi manfaat anggaran. Oleh karena itu dalam menyusun
anggaran harus diperhitungkan manfaat yang diperoleh dan
meminimalkan kelemahan anggaran itu sendiri.
D. Ramalan Penjualan
1. Pengertian Ramalan Penjualan
Menurut Nafarin (2007: 96), “Ramalan penjualan (sales forecasting)
merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual
dimasa mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data
yang pernah terjadi dan/atau mungkin akan terjadi”.
Menurut Darsono dan Purwanti (2008: 18), “Ramalan penjualan
adalah proyeksi jumlah komoditi yang diminta oleh konsumen dan
proyeksi harga yang mampu dijangkau oleh konsumen”.
Sehingga dapat disimpulkan ramalan (forecasting) adalah proses
aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi di masa
mendatang dengan cara mengkaji data yang ada. Ramalan penjualan
merupakan faktor penting dalam perencanaan perusahaan karena ramalan
tersebut menentukan produk, anggaran biaya pabrik, anggaran beban
usaha, anggaran kas, anggaran laba rugi dan anggaran neraca.
2. Teknik Ramalan Penjualan
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 134), secara sistematik
teknik-teknik atau metode-metode ramalan (forecast) dikelompokkan
menjadi:
a. Forecastingberdasarkan pendapat(Judgemental Method)
Forecast secara kualitatif sering digunakan untuk membuat ramalan
penjualan maupun ramalan kondisi bisnis secara umum.
Sumber-sumber pendapat yang biasanya dipakai sebagai dasar melakukan
forecasting,adalah:
1) Salesman.
2) Manager area.
3) Konsultan.
4) Survei konsumen.
b. Forcasting dengan perhitungan secara statistik
Beberapa teknik perhitungan statistik dalam peramalan meliputi:
1) Analisis Trend
a) Trend secara bebas.
b) Trendsetengah rata-rata.
2) Analisis Growth.
3) Analisis Regresi Korelasi.
4) Analisis Dengan Teknik-teknik Khusus.
E. Anggaran Penjualan
1. Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 110), tujuan penyusunan
anggaran penjualan adalah:
a. Mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa yang akan
datang.
b. Memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses
perencanaan.
c. Memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari
rencana laba yang komprehensif.
d. Memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang
dilakukan.
e. Dasar penugasan bagi personalia yang bertanggungjawab atas rencana
2. Menyusun Anggaran Penjualan
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 117), terdapat tujuh langkah
yang diperlukan untuk menyusun rencana penjualan, antara lain:
a. Membuat pedoman manajemen untuk perencanaan penjualan.
b. Menyiapkan ramalan/forecastpenjualan.
c. Menyusun semua data yang relevan.
d. Informasi tentang pesaing utama perusahaan.
e. Kebijakan tentang berbagai upaya pemasaran untuk memenangkan
persaingan.
f. Membuat anggaran penjualan yang strategis dan taktis.
g. Menjamin komitmen manajerial untuk mencapai tujuan anggaran
penjualan yang menyeluruh.
F. Anggaran Produksi
1. Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 162), tujuan penyusunan
anggaran produksi adalah:
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang jadi dapat disediakan
sesuai dengan yang telah direncanakan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, karena persediaan terlalu
tinggi meningkatkan biaya-biaya dan risiko-risiko yang membebani
mengakibatkan banyaknya gangguan, kekurangan persediaan bahan
mentah dapat mengganggu proses produksi.
c. Mengatur produksi sehingga biaya-biaya produksi menjadi minimal.
2. Menyusun Anggaran Produksi
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 162), Rencana produksi
merupakan penjabaran rencana pemasaran ke dalam program produksi
yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai batasan yang
berlaku.
Anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Volume penjualan xxx
Tingkat persediaan akhir barang jadi xxx +
Jumlah xxx
Tingkat persediaan awal barang jadi xxx
G. Anggaran Biaya Bahan Baku
1. Pengertian Anggaran Biaya Bahan Baku
Bahan baku sering disebut juga sebagai bahan mentah maupun bahan
langsung. Bahan baku diperlukan bagi kelancaran proses produksi
terutama bagi perusahaan manufaktur karena bahan baku adalah bahan
utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu
produk. Berikut pengertian anggaran biaya bahan baku:
Menurut Munandar (2007: 103), “Anggaran biaya bahan mentah (cost of direct materials budget), merupakan anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang”.
Menurut Rudianto (2009: 8), “Anggaran biaya bahan baku adalah
rencana besarnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan di
dalam suatu periode tertentu di masa mendatang”.
2. Tujuan Penyusunan Anggaran Biaya Bahan Baku
Menurut Nafarin (2007: 205), tujuan penyusunan anggaran bahan
baku, antara lain:
a. Dengan disusun anggaran bahan baku dapat diketahui kuantitas bahan
baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama
periode tertentu, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memakai
dan membeli bahan baku.
b. Dengan anggaran bahan baku dapat diketahui harga bahan baku,
c. Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada
anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang disediakan
untuk membeli bahan baku.
d. Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku
dan biaya bahan baku merupakan salah satu unsur biaya pabrik,
sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi.
e. Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk
menjaga kelancaran produksi.
3. Penyusunan Anggaran Biaya Bahan Baku
a. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 185), anggaran ini
merencanakan secara terperinci tentang jumlah unit bahan mentah dan
suku cadang yang dibutuhkan untuk berproduksi selama periode yang
akan datang. Anggaran ini harus menentukan jumlah tiap bahan
mentah menurut waktu, produk, dan pusat tanggung jawab.
Tujuan utama dari pembuatan anggaran kebutuhan bahan mentah
ini adalah untuk meyediakan data dan menyusun anggaran bahan
mentah yang lain, secara terperinci bertujuan untuk:
1) Memberi data kepada bagian pembelian, sehingga bagian
pembelian dapat melaksanakan fungsi perencanaan dan
2) Memberi data untuk penyusunan anggaran biaya bahan mentah
setiap jenis produk.
3) Menentukan tingkat persediaan yang optimal.
4) Sebagai dasar perencanaan dan pengendalian pemakaian bahan
mentah.
Untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku digunakan rumus:
Kebutuhan bahan mentah = unit produksi x SUR (standar pemakaian
bahan mentah per unit)
b. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 186), anggaran
pembelian bahan mentah menentukan jumlah yang direncanakan
untuk bahan mentah yang dibeli, biaya yang diperkirakan dan tanggal
waktu pengiriman. Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana
tentang kuantitas (jumlah) bahan mentah yang harus dibeli oleh
perusahaan dalam periode mendatang.
Dalam anggaran pembelian terdapat (1) jumlah setiap bahan yang
akan dibeli, (2) penentuan waktu pembelian, dan (3) perkiraan
besarnya biaya bahan mentah yang dibeli (tiap pembelian dalam unit
Untuk menyusun anggaran pembelian bahan mentah dibutuhkan
formula sebagai berikut:
Kebutuhan bahan mentah xxx
Persediaan akhir bahan mentah xxx +
Jumlah kebutuhan sementara xxx
Persediaan awal bahan mentah xxx
-Unit bahan mentah yang dibeli xxx
Pembelian bahan baku = unit beli bahan baku x harga beli per unit.
c. Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 197), anggaran ini
menentukan biaya yang direncanakan untuk bahan mentah dan suku
cadang yang akan dipakai dalam proses produksi. Jika dalam anggaran
kebutuhan bahan baku merencanakan jumlah kebutuhan bahan baku
yang dibutuhkan untuk produksi, maka dalam anggaran biaya bahan
baku merencanakan jumlah biaya bahan baku yang diperlukan untuk
produksi. Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana tentang
besarnya biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi
dimasa yang akan datang.
Dalam menyusun anggaran biaya bahan baku yang habis dipakai
untuk produksi digunakan rumus:
Biaya bahan mentah = unit kebutuhan bahan mentah x harga bahan
H. Varians Harga Bahan Baku
1. Penyebab Selisih Harga Bahan Baku
Selisih harga bahan baku menurut Supriyono (2000: 104), dapat
disebabkan hal-hal sebagai berikut:
a. Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan.
b. Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
c. Pembelian dari suplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau
tidak menguntungkan.
d. Kegagalan di dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian
atau ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.
e. Tambahan pembayaran harga bahan baku adanya pembelian khusus
yang harus dilakukan.
f. Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis.
g. Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian
bahan yang mendadak (rush purchases).
2. Manfaat Analisis Selisih Harga Bahan Baku
Manfaat analisis selisih harga bahan baku menurut Supriyono (2000:
104), sebagai berikut:
a. Selisih harga bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab dari
bagian pembelian karena bagian tersebut telah membeli bahan baku
karena itu perhitungan selisih harga bahan baku dapat dipakai menilai
prestasi bagian pembelian.
b. Perhitungan selisih harga bahan baku dapat bermanfaat untuk
mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap
laba yang diperoleh perusahaan.
I. Varians Kuantitas Bahan Baku
1. Penyebab Selisih Kuantitas Bahan Baku
Selisih kuantitas bahan baku menurut Supriyono (2000: 105), dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan, atau metode
pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.
b. Pemakaian bahan baku subtitusi yang menguntungkan atau
merugikan.
c. Selisih hasil dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang
dipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.
d. Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan
karyawan tidak terlatih, tidak diawasi, teledor, atau bekerja tidak
memuaskan baik dipabrik maupun di gudang bahan.
e. Pengawasan yang terlalu kaku.
f. Kurangnya peralatan atau mesin.
g. Kegagalan didalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi yang
2. Manfaat Analisis Selisih Kuantitas Bahan Baku
Manfaat analisis selisih kuantitas bahan baku menurut Supriyono
(2000: 104), sebagai berikut:
a. Selisih kuantitas bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab
departemen produksi di pabrik dimana terjadi selisih tersebut, hal ini
disebabkan bagian atau departemen tersebut telah memakai bahan
dalam kuantitas yang lebih besar (tidak efisien), atau lebih kecil
(efisien) dibandingkan dengan kuantitas standar.
b. Perhitungan selisih kuantitas bahan baku berguna untuk mengukur
pengaruh akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yang
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi
kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu dengan mengumpulkan data
dari berbagai elemen, kemudian data diolah dan dievaluasi lalu ditarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada objek yang
diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) yang
berkedudukan di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmoto, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April tahun 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
a. Pimpinan perusahaan
b. Bagian produksi
c. Bagian pembelian
e. Bagian akuntansi biaya
f. Bagian gudang
g. Bagian keuangan
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu data yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian, yaitu: anggaran biaya bahan baku serta
realisasi biaya bahan baku.
D. Data yang Diperlukan
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah:
1. Gambaran umum perusahaan
2. Anggaran biaya bahan baku dan realisasinya
3. Persediaan awal barang jadi tahun 2014
4. Persediaan akhir barang jadi tahun 2014
5. Volume produksi
6. Data lain yang dianggap penting dalam menyusun anggaran biaya bahan
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara
lisan kepada pihak-pihak yang terkait, untuk memberikan informasi
mengenai gambaran umum perusahaan,produksi dan data-data yang
berhubungan dengan penyediaan bahan baku.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data, dengan cara memperoleh data dari sumber
catatan atau arsip yang tersimpan dalam perusahaan yang relevan dengan
keperluan peneliti yang nantinya diolah sebagai bahan penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah untuk menjawab perumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Mendiskripsikan prosedur penyusunan anggaran biaya bahan baku
pada perusahaan sesuai dengan kajian teori menurut Adisaputro dan
Anggarini (2011 : 84), yakni dengan cara:
a. Menyusun ramalan (forecasting) penjualan
Membuat ramalan penjualan dengan memakai metode least square
danratio to trend dengan formula:
Y’ = a +b (X)
= ∑∑
Keterangan:
Y’ = Variabel Dependen
X = Variabel Independen (periode)
a = Nilai Konstanta
b = koefisien Regresi
n = Jumlah Data (periode)
Sedangkan untuk mencari ratio to trend dan indeks musim maka
digunakan formula:
Ratio to trend= (Y/Trend) x 100%
Indeks musim = Variasi musim x 100%
Setelah indeks musim diketahui tahap selanjutnya adalah
menghitung Forecastpenjualan untuk tahun 2014 dengan
menggunakan formula:
Volume penjualan = Trendx Indeks Musim.
b. Menyusun anggaran penjualan
Sebelum menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu membuat
distribusi penjualan per wilayah pemasaran untuk melihat
perbandingan kontribusi pendapatan masing-masing wilayah.
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 123), rumus yang
digunakan untuk menyusun distribusi penjualan adalah:
Distribusi penjualan = Total Volume Penjualan x Proporsi Penjualan
Setelah distribusi penjualan untuk setiap wilayah pemasaran
dibuat, maka dapat disusun anggaran penjualan dengan rumus
sebagai berikut:
Volume penjualan xxx
Dikalikan: harga jual per unit xxx
Total penjualan xxx
c. Menyusun anggaran produksi
Anggaran produksi dapat disusun dengan formula (Adisaputro dan
Anggarini, 2011: 163), sebagai berikut:
Tingkat penjualan xxx
Tingkat persediaan akhir barang jadi xxx +
Jumlah produk yang diperlukan xxx
Tingkat persediaan awal barang jadi xxx
d. Menyusun anggaran biaya bahan baku
Dalam anggaran biaya bahan baku terdiri dari anggaran kebutuhan
bahan baku, anggaran pembelian bahan baku dan anggaran
pemakaian.
1) Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 185), untuk menyusun
anggaran kebutuhan bahan baku dibutuhkan formula sebagai
berikut:
Kebutuhan bahan mentah = unit produksi x SUR (standar
pemakaian bahan mentah per
unit).
2) Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 187), untuk menyusun
anggaran pembelian bahan baku dibutuhkan formula sebagai
berikut:
Kebutuhan bahan mentah xxx
Persediaan akhir bahan mentah xxx +
Jumlah kebutuhan sementara xxx
Persediaan awal bahan mentah xxx
-Unit bahan mentah yang dibeli xxx
3) Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 197), untuk menyusun
anggaran pemakaian maka formula yang digunakan sebagai
berikut:
Biaya bahan baku = unit kebutuhan bahan mentah x harga bahan
2. Membandingkan antara biaya yang dianggarkan dengan realisasinya,
selisihnya dapat ditelusur dengan menggunakan analisis varians
(Adisaputro dan Anggarini 2011: 200), sebagai berikut:
a. Laporan pelaksanaan pembelian bahan mentah
Dengan analisis varians sebagai berikut:
1) Varians karena jumlah pembelian
= (Jumlah Rencana – Jumlah Riil) x Harga Rencana.
2) Varians karena harga bahan mentah
= (Harga Rencana – Harga Riil) x Jumlah Riil.
3) Total varians
= Varians Karena Jumlah + Varians Karena Harga.
Apabila, harga bahan baku rencana > harga bahan baku riil, maka
selisih yang terjadi menguntungkan (favorable).
Apabila, harga bahan baku rencana < harga bahan baku riil, maka
selisih yang terjadi tidak menguntungkan (unfavorable).
b. Laporan pelaksanaan pemakaian bahan mentah
Dengan analisis varians sebagai berikut:
1) Varians Efisiensi
= (Jumlah Rencana – Jumlah Riil) x Harga Rencana.
2) Varians Harga
3) Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Harga.
Apabila, kuantitas bahan baku rencana > harga bahan baku riil, maka
selisih yang terjadi menguntungkan (favorable).
Apabila, kuantitas bahan baku rencana < harga bahan baku riil, maka
selisih yang terjadi tidak menguntungkan (unfavorable).
c. Setelah didapatkan varians antara biaya sesungguhnya (realisasi)
dengan biaya yang dianggarkan, kemudian menghitung prosentase
varians untuk menilai terkendali tidaknya biaya bahan baku.
Menurut Shim dan Siegel (2001: 73), varians yang lebih kecil dari
5% dianggap tidak material (immaterial).
Apabila, angka prosentase varians biaya bahan baku (baik positif
maupun negatif) < prosentase menurut teori (5%), maka varians
biaya bahan baku dikatakan terkendali.
Apabila, angka prosentase varians biaya bahan baku (baik positif
maupun negatif) > prosentase menurut teori (5%), maka varians
41 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Madubaru adalah pabrik gula dan pabrik alkohol serta pabrik
spiritus di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan
Nasional, khususnya gula pasir. Pada awalnya kepemimpinan saham
terbanyak adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yaitu 75%, sedangkan
25% milik Pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Namun, saat ini
telah dirubah dengan proporsi kepemilikan saham 65% milik Sri Sultan
Hamengku Buwono X dan 35% lainnya milik Pemerintah (PT. Rajawali
Nusantara Indonesia, sebuah BUMN).
PT. Madubaru berdiri pada tanggal 14 Juni 1955 berdasarkan akta
pendirian No. 11 oleh Raden Mas Soerjanto Partaningrat, S.H, sebagai
Notaris di Yogyakarta dengan nama PT. Pabrik-pabrik Gula Madu (P2G
Madubaru) yang telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No. J.A 5683, tanggal 10 Agustus 1956 dan telah
dimuat dalam berita Negara No. 4 dan tambahan No. 25. Perusahaan
memiliki 2 unit usaha, yaitu Pabrik Gula (PG) Madukismo dan Pabrik
Alkohol/Spiritus (PS) Madukismo.pabrik ini didirikan atas prakarsa Sri
Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958,
untuk gula pada tahun1958 dan mulai memproduksi spiritus pada tahun
1959.
Perubahan nama dari Pabrik-pabrik Gula Madubaru (P2G Madubaru)
menjadi PT. Madubaru tertuang dalam akta No. 1 tanggal 7 September
1988 oleh Dana Wardhani, SH., notaris di Yogyakarta. Perubahan yang
terjadi terakhir menjadi akta No. 8 pada tanggal 16 Agustus 2008 oleh
notaris Tabitha Sri Jeany, SH,Mkn yang berdomisili di Yogyakarta, berisi
penyesuaian UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan.
B. Letak Perusahaan
PT. Madubaru berkedudukan dan berkantor pusat di Desa Padokan,
Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, yaitu kurang lebih 5 km sebelah selatan Kota
Yogyakarta dengan luas tanah dan bangunan pabrik sekitar 30 hektar.
Letak PT. Madubaru cukup strategis dan menguntungkan karena
disebabkan beberapa faktor, yaitu:
1. Ketersediaan area lahan untuk proses penanaman tebu karena area
yang luas dan masih banyak persawahan.
2. Letak perusahaan di dekat sumber air, yaitu sungai Winongo sehingga
dapat memenuhi kebutuhan air dalam proses produksinya.
3. Karena terletak di dekat lingkar Selatan Kota Yogyakarta, hal ini
menjadi keuntungan bagi perusahaan karena memudahkan sarana
4. Karena letaknya di perkampungan sehingga memudahkan untuk
perekrutan karyawan terebih untuk karyawan musiman (harian,
bulanan, borongan) yang merupakan warga sekitar.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud dan tujuan didirikan perseroan ini adalah:
Menjalankan usaha dibidang perdagangan, perindustrian dan pertanian.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan, meliputi:
1) Eksport import dan perdagangan hasil perkebunan.
2) Grossir dan supplier.
3) Menjalankan usaha-usaha dibidang perdagangan.
b. Menjalankan usaha-usaha di bidang perindustrian, meliputi:
1) Industri gula.
2) Industri hulu dan hilir hasil-hasil pertanian.
c. Menjalankan usaha-usaha di bidang pertanian, seperti: perkebunan
D. Visi dan Misi Perusahaan
Perusahaan memiliki maksud dan tujuan didirikan yaitu agar
masyarakat Indonesia bisa menikmati hasil pertanian dalam negeri tidak
hanya produk-produk impor. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut
maka perusahaan menuangkannya kedalam visi dan misi, antara lain
sebagai berikut:
1. Visi:
PT. Madubaru menjadi perusahaan agro industri yang tinggal di
Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
2. Misi:
a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat industri di Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang
ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan serta
mengutamakan kemitraan petani.
E. Perizinan
Dalam menjalankan usahanya perseroan telah memiliki perizinan yang
diwajibkan antara lain:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No: 0715/DP/008/II/2014
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul – Dinas Perizinan
tanggal 03 Februari 2014 yang berlaku selama 5 (lima) tahun.
2. Izin Gangguan Industri Gula No: 0712/DP/001/II/2014 yang
dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bantul – Dinas Perizinan tanggal 03
Februari 2014 yang berlaku selama perusahaan menjalankan
usaha/kegiatan sesuai jenis usaha yang diizinkan.
3. Izin Gangguan Industri Spiritus/Alkohol No: 0713/DP/001/II/2014
yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bantul – Dinas Perizinan
tanggal 03 Februari 2014 yang berlaku perusahaan menjalankan
usaha/kegiatan sesuai jenis usaha yang diizinkan.
4. Izin Usaha Industri No: 0714/DP/012/II/2014 yang dikeluarkan
Pemerintah Kabupaten Bantul – Dinas Perizinan tanggal 03 Februari
2014 yang berlaku selama perusahaan masih beroperasi sesuai dengan
jenis industri dan ketentuan yang tercantum dalam izin.
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Perseroan Terbatas No:
0716/DP/096/II/2014 yang dikeluarkan Pemerintah Bantul – Dinas
Perizinan tanggal 03 Februari 2014 yang berlaku sampai tanggal 06
6. Angka Pengenal Importir – Produsen (API-P) No. 120200135 yang
dikeluarkan Badan Kerjasama dan Penanaman Modal Daerah Istimewa
Yogyakarta tanggal 20 Februari 2014 yang berlaku selama 5 (lima)
tahun.
7. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) No. 2.12.02.04.00313 yang
dikeluarkan Kementrian Perdagangan Republik Indonesia tanggal 05
Maret 2014 yang berlaku sampai dengan 05 Agustus 2017.
8. Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) No:
0607.1.1.1001 untuk industri etil alkohol yang dikeluarkan Departemen
Keuangan Republik Indonesia – Direktorat Jendral Bea dan Cukai.
9. Izin Pengendalian Pembuangan Limbah Cair No: 660/1887 yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta –
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapeda) tanggal 10
Oktober 2005.
10. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No: 01.136.731.5-543.000 yang
dikeluarkan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia –
Direktorat Jendral Pajak tanggal 29 November 1982.
11. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) No:
PEM-107/WPJ.23/KP.0503/2006 yang dikeluarkan oleh Departemen
Keuangan Republik Indonesia – Direktorat Jendral Pajak tanggal 20
F. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham LuarBiasa
(RUPSLB) yang diselenggarakan hari Kamis tanggal 6 November 2008 di
ruang rapat PT Madubaru, susunan struktur organisasi sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris merupakan dewan tertinggi dalam perusahaan dan
bertugas melakukan pengawasan terhadap direksi. Dewan Komisaris
yang terdiri dari anggota pemegang saham.
2. Direktur merupakan pimpinan utama perusahaan yang bertugas
mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk melaksanakan
kebijakan rapat umum pemegang saham. Direktur bertanggung jawab
atas semua kegiatan yang ada dibawahnya.
3. Satuan Pengawas Internal (SPI) merupakan bagian independen dari
perusahaan. Bagian ini bertugas melakukan pengawasan melalui
kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan terhadap semua kegiatan
dan fungsi organisasi.
4. Kepala Bagian Tanaman (Kabag Tanaman) bertugas melaksanakan
kebijakan Direksi dalam hal penanaman dan peyediaan bibit tebu,
penyuluhan teknis penanaman tebu, rencana tebang dan angkutan tebu
dan kegiatan lain yang menyangkut penyediaan supply tebu sebagai
bahan baku pembuatan gula pada pabrik gula.
5. Kepala Bagian Instalasi (Kabag Instalasi) bertugas melakukan Direksi
dan ketentuan administrasi dalam pengoperasian, pemeliharaan,
kendaraan, traktor, pompa, pemeliharaan dan reparasi bangunan serta
penyediaan tenaga listrik.
6. Kepala Bagian Pabrikasi (Kabag Pabrikasi) bertugas melaksanakan
rencana produksi gula dan menjaga kelancaran proses produksi gula,
termasuk dalam pengadaan bahan pembantu produksi dan
mengendalikan mutu gula sesuai standar mutu.
7. Kepala Bagian Pabrik Alkohol dan Spiritus bertugas untuk
melaksanakan rencana produksi alkohol dan spiritus, mengawasi mutu
alkohol dan spiritus serta mengendalikan produksi alkohol dan spiritus
untuk memenuhi target produksi.
8. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan (Kabag Akt & Keu) bertugas
menjalankan kebijakan direksi dalam bidang keuangan dan akuntansi
perusahaan, menjalankan kebijakan Direksi dalam bidang pengadaan
barang dan jasa serta pengelolaan data keuangan, membuat laporan
keuangan dan laporan harga pokok produksi secara periodik.
9. Kepala Bagian Pemasaran (Kabag Pemasaran) bertugas untuk
menetapkan harga jual produk, melakukan koordinasi kegiatan
penjualan gula pasir, alkohol, dan spiritus. dan berkomunikasi dengan
para konsumen.
10. Kepala Bagian SDM dan Umum (Kabag SDM & Umum) bertugas
untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang personalia dan
49
G. Produksi
1. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yaitu:
a. Produk Utama (Pabrik Gula Madukismo)
Gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau
GKP (Gula Kristal Putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI
Pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).
b. Produk Sampingan (Pabrik Spiritus Madukismo)
Mutu dipantau oleh Balai Penelitian Kimia Departemen
Perindustrian dan PT. Sucoffindo Indonesia. Produk yang
diproduksi anatara lain alkohol dengan kadar minimal 95% dan
spiritus bakar dengan kadar 94%.
2. Hasil produksi rata-rata per tahun:
a. Pabrik Gula
1) Bahan baku tebu 400.000 – 500.000 ton per tahun.
2) Hasil gula SHS ± 35.000 ton per tahun.
3) Rendemen antara 7,0% - 8,5%.
4) Bahan pembantu: batu gamping dan belerang.
b. Pabrik Spiritus
1) Bahan baku: tetes dari PG. Madukismo ± 30.000 ton per tahun.
2) Hasil alkohol ± 8 juta liter per tahun.
3) Dipasarkan sebagai alkohol murni dan spiritus bakar.
3. Masa Produksi
a. Pabrik Gula
Masa produksi yang dilakukann dari mulai masa tanam sampai
proses produksi pada pabrik gula sekitar 5 sampai 6 bulan setiap
tahunnya (24 jam/hari), secara terus-menerus antara bulan Mei
sampai Oktober. Selain bulan-bulan tersebut maka digunakan
untuk kegiatan pemeliharaan mesin pabrik (servis, revisi,
perbaikan, pergantiaan, dll).
b. Pabrik Alkohol dan Spiritus
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan alkohol dan spiritus
berupa tetes. Masa produksi sekitar 9 sampai 11 bulan setiap
tahunnya (24 jam/hari).
H. Sumber Daya Manusia
Dalam melakukan kegiatan operasionalnya PT. Madubaru didukung
oleh sumber daya manusia yang cukup memadai. Adapun beberapa hal
yang berkaitan dengan karyawan adalah sebagai berikut:
1. Pembagian Golongan Karyawan Berdasarkan Sistem Pengupahan
a. Karyawan tetap
1) Karyawan pimpinan
Pada karyawan pimpinan dan pelaksana, sistem pengupahannya
diatur tersendiri dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara
Serikat Pekerja dan Direksi.
b. Karyawan tidak tetap
1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu (KKWT) yang bekerja hanya
pada masa produktif.
2) Karyawan borong yang hanya bekerja apabila ada pekerjaan
borong.
Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan tidak tetap
mengacu pada upah minimum Propinsi yang berlaku.
Tabel 1 Jumlah Karyawan PT. Madubaru
Karyawan Pimpinan 53 orang
Karyawan Pelaksanan 329 orang
KKWT 928 orang
Jumlah 1.310 orang
Borongan Tebangan dan Garap
Kebun ± 3.000 orang
2. Jam Kerja Karyawan
a. Regu kerja umum (karyawan tetap)
Senin – Kamis : 06.30 WIB s.d 15.00 WIB
Istirahat : 11.30 WIB s.d 12.30 WIB
b. Regu kerja khusus (karyawan tidak tetap)
Shift I : 06.30 WIB s.d 14.00 WIB
Shift II : 14.00 WIB s.d 22.00 WIB
Shift III : 22.00 WIB s.d 06.00 WIB
3. Organisasi Karyawan Tetap
Organisasi karyawan PT. Madubaru mulai tahun 2000 telah
membentuk Serikat Pekerja PT. Madubaru / SPPT PT. Madubaru, dan
mulai tahun 2001 telah disahkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang isinya mengatur tentang hak dan kewajiban karyawan dan
perusahaan.
4. Jaminan Sosial
a. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk
semua karyawan.
b. Hak Pensiun untuk semua karyawan tetap (pimpinan dan
pelaksana).
c. Program Taskat (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua)
untuk karyawan kampanye.
d. Koperasi karyawan dan pensiunan PT. Madubaru.
e. Perumahan dinas untuk karyawan tetap.
f. Poliklinik dan Klinik KB Perusahaan untuk semua karyawan dan
keluarga.
g. Taman Kanak-kanak Perusahaan untuk karyawan dan umum.
i. Pakaian Dinas untuk karyawan tetap, kampanye dan musiman.
j. Biaya pengobatan.
k. Rekreasi karyawan dan keluarga.
I. Struktur Modal
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang
diselenggarakan pada 10 Maret 1997 modal dasar perseroan adalah
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) terdiri dari 10.000 lembar
saham dengan masing-masing saham bernilai Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah).
Dari modal dasar tersebut ditempatkan dan disetor penuh sejumlah
6.925 lembar saham senilai Rp6.925.000.000,00 (enam miliar sembilan
ratus dua puluh lima juta rupiah) dengan susunan pemegang saham yang
terdiri dari:
1. Sri Sultan HB X 4.500 lbr saham Rp4.500.000.000,00
2. PT. Rajawali Nusantara
Indonesia (RNI) 2.425 lbr saham Rp2.425.000.000,00