Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Diajukan oleh : Wahyu Arga Andrianto
0811010008
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2012
berjudul “BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI SURABAYA” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna memperoleh gelar kesarjanaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.
5. DR. MUCHTOLIFAH, SE, MP selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran, ketelatenan dan kerelaan telah membimbing dan memberikan petunjuk sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Pimpinan dan Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
8. Ayah saya Tugas Purwanto dan Mama saya Arik Indrawati serta adik saya Septyaningsari Rieswindarty tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun materiil serta doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Seseorang yang telah membantu dan mensuport saya Ayusalam Yustifebri Puteri.
10. Teman-teman jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan terima kasih atas dukungan dan doanya.
menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini dan keterbtasan yang dimiliki, sehingga penulis menghargai segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk membantu kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi refrensi pendidikan kita semua.
Surabaya, Mei 2012
DAFTAR ISI ………. iii
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
ABSTRAKSI ……… xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Rumusan Masalah ……….. 5
1.3 Tujuan Penelitian ……… 6
1.4 Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ……… 8
2.2 Landasan Teori ……… 11
2.2.1 Pengertian Bank ………. 11
2.1.2.4 Sumber Dana Bank ……… 24
2.1.2.5 Resiko Usaha Bank ………. 29
2.2.2 Pengertian Tabungan Masyarakat ……… 31
2.2.2.1 Alat Penarikan Tabungan ……… 33
2.2.2.2 Jenis-Jenis Tabungan ……… 35
2.2.2.3 Motivasi Menabung di Bank ………. 38
2.2.3 Pengertian Pendapatan Perkapita ………... 39
2.2.3.1 Fungsi Pendapatan Perkapita ………. 41
2.2.3.2 Hubungan Antara Pendapatan Perkapita Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat ……….. 42
2.2.4 Jumlah Penduduk ………. 44
2.2.4.1 Penduduk ……….. 44
2.2.4.2 Pengertian Jumlah Penduduk ……… 45
2.2.5.2 Macam-Macam Inflasi ……….. 49
2.2.5.3 Dampak dan Efek Inflasi ……….. 52
2.2.5.4 Cara Mencegah Inflasi ………... 54
2.2.5.5 Hubungan Antara Tingkat Inflasi Dengan Jumlah
Tabungan Masyarakat ……… 56
2.2.6 Pengertian Jumah Kantor Bank ……… 56
2.2.6.1 Jenis-Jenis Kantor Bank ……….. 58
2.2.6.2 Hubungan Antara Jumlah Kantor Bank Dengan
Jumlah Tabungan Masyarakat ……… 59
2.2.7 Pengertian Suku Bunga ……….. 60
2.2.7.1 Hubungan Antara Suku Bunga Indonesia (SBI)
Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat …………. 66
2.3 Kerangka Fikir ……… 67
2.4 Hipotesis ………. 71
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……… 74
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ……….. 75
3.4.1 Teknik Analisis ……… 75
3.4.2 Uji Hipotesis ……… 77
3.5 Uji Asumsi Klasik (BLUE) ……… 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……… 83
4.1.1Letak Geografis dan Luas Wilayah ……….. … 83
4.1.2 Gamaran Umum Kota Surabaya ………. … 83
4.1.3 Perkembangan Perbankan di Surabaya ……… 84
4.2 Deskriptif Hasil Penelitian ………. 85
4.2.1 Perkembangan Tabungan Masyarakat ……… 85
4.2.2 Perkembangan Pendapaatan Perkapita ……… 86
4.2.3 Perkembangan Jumlah Penduduk ……… 87
Masyarakat ……… 90
4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator) ……….. 91
4.3.1 Analisis Dan Pengujian Hipotesis ……….. 96
4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ……… 99
4.3.3 Uji HIpotesis Secara Parsial ……….. 101
4.4 Pembahasan ……… 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 112
5.1 Kesimpulan ……….. 112
5.2 Saran ………. 113
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1 Perkembangan Pendapatan Perkapita
Tahun 1996-2010 ... 86
Tabel 2 Perkembangan Pendapatanperkpita
Tahun 1996-2010 ... 87
Tabel 3 Perkembangan Jumlah Penduuduk
Tahun 1996-2010 ... ... 88
Tabel 4 Perkembangan Inflasi Tahun 1996-2010 ... .. 89
Tabel 5 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Tahun
1996-2010 ... 90
Tabel 6 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Tabungan
Masyarakat Tahun 1996-2010 ………. …. 91
Tabel 7 Tes Multikolinier ……….. 94
Tabel 8 Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank
Bank (X4), Suku Bunga (X6) ……….. 97
Tabel 10 Analisis Varian (ANOVA) ……… 99
Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial Dari Variabel
Pendapatan Perkapita (X1), Jumlah Penduduk (X2),
Tingkat Inflasi (X3) , Jumlah Kantor Bank (X4) dan
Tingkat Suku Bunga (X5) terhadap Jumlah Tabungan
2 Regression
3 Coefficient dan Collinearity Diagnostic
4 Residual Statistics dan Nonprametric Correlation
5 Tabel Durbin – Watson
6 Tabel Pengujian Nilai t
ABSTRAK
Perkembangan dan kemajuan bank dalam membangun pelayanan sejalan dengan pertumbuhan dan berkembangnya ekonomi masyarakat. Peran perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita (X1), Jumlah Penduduk (x2), Tingkat Inflasi (x3), Jumlah Kantor Bank (x4), Tingkat Suku Bunga (x5), terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank Umun di Surabaya (Y).
Penelitian ini menggunakan data sekunder berkala (Time Series), yang diambil dalam kurun waktu 15 tahun, yaitu mulai dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda dengan Uji Hipotesis Uji F dan Uji T.
Hasil uji hipotesis secara simultan variabel bebas(X) pendapatan perkapita, jumlah penduduk, tingkat inflasi, jumlah kantor bank dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat jumlah tabungan masyarakat pada Bank Umum di Surabaya (Y). Secara parsial variabel bebas pendapatan perkapita (X1) dan jumlah penduduk (X2) berpengaruh nyata positif terhadap variabel terikat jumlah tabungan masyarakat bank umum di Surabaya (Y), sedangkan untuk variabel bebas tingkat inflasi (X3), jumlah kantor bank (X4) dan suku bunga (X5) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat jumlah tabungan masyarakat pada bank umum di Surabaya (Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan
upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur serta menyeluruh yang
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang 1945. Guna mencapai
tujuan tersebut, pelaksanaan pembangunan harus senantiasa
memperhatikan keserasian, keselarasan dan keseimbangan berbagai unsur
pembangunan, termasuk dalam bidang ekonomi dan keuangan.
Dewasa ini perkembangan ekonomi nasional menunjukkan kearah
yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang
dapat menunjang sekaligus dapat berdampak kurang menguntungkan.
Dalam era globalisasi saat ini, pembangunan sektor keuangan harus
ditingkatkan, diperluas dan diarahkan untuk memperbesar kemampuan
sumber dana dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan nasional.
Sumber dana luar negeri berfungsi sebagai pelengkap yang diperoleh
dengan syarat lunak, tidak memberatkan dan tanpa ikatan politik.
Perkembangan dan kemajuan bank dalam memberikan pelayanan
sejalan dengan pertumbuhan berkembangnya ekonomi masyrakat.
pesat pada sistem ekonomi global, bank dituntut dapat maju ke depan
sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat sekaligus sebagai
peyandang dana keuangan bagi berbagai transaksi bisnis baik berskala
lokal, nasional maupun internasional.
Perkembangan dan kemajuan bank dalam membangun pelayanan
sejalan dengan pertumbuhan dan berkembangnya ekonomi masyarakat.
Usaha bank untuk menghimpun dana dari masyarakat itu tidak terlepas
dari pelayanan yang terletak pada besarnya kepercayaan nasabah
(Rahmawati, Kartika:2008).
Sektor perbankan memiliki posisi vital sebagai lembaga
intermediasi dan penunjang sistem pembayaran merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam proses penyesuaian yang dimaksud.
Sehubungan dengan itu diperlukan penyempurnaan terhadap perbankan
nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara
individu melainkan juga penyehatan sistem perbankan secara
menyeluruh. Upaya penyehatan perbankkan secara nasional menjadi
tanggung jawab bersama antara pemerintah kota, bank itu sendiri dan
masyarakat. Peran perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai
fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan
lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional
(Febrianty, Citra Mulia:2008).
Tabungan yang dipupuk kemudian ditingkatkan menjadi investasi
dihimpun dari tabungan yang diperoleh dari surplus pendapatan setelah
dikurangi untuk mengisi jangka pendek dan konsumsi sehari-hari.
Dengan modal inilah kemungkinan kegiatan ekonomi semakin meningkat
pendapatan menjadi terangkat, terjadi surplus tabungan meningkat
investasi meningkat dan seterusnya. Salah satu peran strategis didalam
memupuk, mengembangkan atau menghimpun dana tabungan adalah
perbankan. Hal ini disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu
lembaga keuangan yang dapat menghimpun dana melalui giro, deposito
berjangka, tabungan, menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan
efisien melalui investasi jangka pendek dengan berdasarkan demokrasi
ekonomi yang mendukung pelaksanaan pembangunan nasional,
Peran pemerintah dalam pemerataan pendapatan masyarakat sangat
penting, karena dengan peningkatan pendapatan ini akan mendorong
meningkatnya pola komunikasi masyarakat dan juga tabungan
masyarakat. Saat ini memiliki kesempatan untuk menabung dengan
jumlah yang banyak adalah orang kaya, karena mereka memiliki
pendapatan yang lebih yang tidak habis untuk dikonsumsi sementara
orang miskin sendiri tidak memiliki kesempatan untuk menabung, karena
sebagian besar pendapatan mereka telah habis digunakan untuk konsumsi
(Irawan, 2005:3)
Namun badai krisis moneter yang dialami pada pertengahan tahun
1997 sampai saat ini yang sedang dalam proses menuju terwujudnya
diatasi karena jika tidak maka keadaan perbankan nasional akan
bertambah kacau dan makin menumpuk masalah yang dihadaapi. Contoh
masalah yang dihadapi sekarang yang ada adalah mengenai inflasi seperti
yang kita ketahui, inflasi dinegara kita, khususnya di Jawa Timur
mencapai 0,59% pada tahun 2006,dimana jumlah ini diatas rata-rata
inflasi nasional yang mencapai 0,58% (Pratama,2006:3).
Dalam teori pertumbuhan ekonomi,stok capital merupakan salah
satu faktor produksi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi. Disamping kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi,
penambahan stok kapital (investasi) memberikan kontribusi positif
terhadap kesempatan kerja (Syafri,2009:1).
Pembiayaan investasi melalui lembaga keuangan domestik dapat
bersumber dari perbankan, pasar modal, perusahaan pembiayaan, dan
pegadaian. Hingga saat ini, lembaga keuangan di Indonesia masih
didominasi oleh industri perbankan. Industri perbankan masih menguasai
lebih dari 90% asset lembaga keuangan. Kebutuhan pembiayaan usaha
diindonesia sebagaian besar baik secara langsung maupun tidak langsung
masih mengandalkan perbankan (Syafri,2009:2).
Disisi yang lain, dimana masalah di dalam meningkatkan jumlah
dana tabungan yang disimpan oleh masyarakat pada tahun 2004 ke 2005
jumlah dana tabungan masyarakat mengalami penurunan sebesar 11,,64%
sedangkan tahun 2005-2006 mengalami kenaikan kembali sebesar 18,86%
kenaikan 28,02% : pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan 15,33% :
pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan 28,52% : pada tahun
2009-2010 mengalami kenaikan 58,68% (Badan Pusat Statistik, 2011 : 418).
Pembiayaan usaha melalui perbankan bergantung pada ketersediaan
produk perbankan. Dalam kondisi dana perbankan melimpah, penyaluran
kredit perbankan ke sektor rill akan berjalan dengan baik. Sebaliknya,
jika penghimpun dana perbankan mengalami perlambatan, kredit
perbankan juga akan bertumbuh lambat. Oleh karena itu, salah satu
persyaratan agar kredit kredit perbankan dan investasi bertumbuh dengan
baik adalah menjaga agar dana yang tersedia di perbankan juga
bertumbuh dengan baik.
Berdasarkan fenomena yang terdapat pada latar belakang tersebut,
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “ Beberapa
Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum di Surabaya “
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
Apakah pendapatan perkapita, jumlah penduduk, tingkat inflasi,
jumlah kantor bank umum dan tingkat bunga berpengaruh secara
signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat pada bank umum
Apakah tingkat suku bunga merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap jumlah tabungan masyarakat pada bank
umum diSurabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai sehubungan
dengan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita, jumlah
penduduk, tingkat inflasi, jumlah kantor bank umum dan tingkat
bunga berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan
masyarakat pada bank umum di kota Surabaya.
Untuk mengetahui apakah tingkat suku bunga merupakan variabel
yang paling berpengaruh terhadap jumlah tabungan masyarakat
pada bank umum diSurabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan antara lain :
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan wawasan mengenai tabungan masyarakat di
Sebagai informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang
berwenang sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijaksanaan perbankan yang berkaitan dengan tabungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta pengkajian dalam penelitian ini
pernah dilakukan antara lain oleh;
A. Syafri (2009)
Dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum. “ Dengan menggunakan data kuartalan 2000:2-2008:3 dan model
kointegrasi dan koreksi kesalahan diperoleh bahwa tabunan rill
masyarakat diperbankan dipengaruhi oleh pendapatan rill, tingkat
bunga rill dan jumlah kantor cabang bank umum. Semua variabel
penjelas berpengaruh signifikan terhadap jumlah rill masyarakat
diperbankan, Tingkat bunga rill, nilai tukar rill dan jumlah kantor
cabang bank umum berpengaruh positif terhadap tabungan masyarakat
diperbankan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pendapatan rill berpengaruh positif dalam jangka panjang dan
berpengaruh negatife dalam jangka pendek terhadap tabungan
B. Citra ( 2008 )
Dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Masyrakat Pada Bank Umum Di Kota Surabaya “ melalui analisis Regresi Linier Berganda secara simultan bahwa pendapatan perkapita, tingkat inflasi, jumlah
kantor bank umum berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan
masyarakat sebagai variable terikat. Secara parsial pendapatan
perkapita (X1) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif
terhadap jumlah tabungan masyarakat (Y). Secara parsial tingkat
inflasi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan
masyarakat (Y). Secara parsial jumlah kantor Bank Umum (X3)
berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap jumlah
tabungan (Y). Variabel bebas yang dominan mempengaruhi variabel
jumlah tabungan masyarakat adalah variabel pendapatan perkapita
(X1), karena variabl ini Koefisiensi Determinasi Parsial yang paling
besar bila dibandingkan variabl bebas lainnya.
C. Tri Wahyu Rejekiningsih dan Banatul Hayati (2004)
Dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Daerah Di Kota Semarang. “
Berdasarkan pendekatan kointegrasi ternyata pengaruh variabel produk
domestic regional bruto, Tingkat bunga dan penerimaan ekspor netto
terhadap tabungan daerah secara agregat maupun tabungan pemerintah
menunjukkan tingkat dari hasil yang berbeda. Hasil estimasi ECM,
dalam jangka pendek variabel PDRB hanya mampu mempengaruhi
variasi tabungan pemerintah daerah secara parsial. Dalam jangka
panjang, variabel PDRB tidak mampu mempengaruhi variasi tabungan
pemerintah daerah dan tabungan, masyarakat daerah, yang ditujukan
dengan tidak signifikannya variabel tersebut dalam model. Variabel
tingkat bunga (RD) mampu mempengaruhi variasi tabungan daerah,
tabungan pemerintah daerah dan tabungan masyarakat daerah dalam
jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang hanya tabungan
pemerintah daerah saja yang dapat dipengaruhi variasinya. Untuk
variabel penerimaan ekspor netto (XN) tidak mampu mempengaruhi
variasi tabungan daerah, tabungan pemerintah daerah dan tabungan
masyarakat daerah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
kecuali pada tabungan pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan
XN dalam jangka panjang.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu, dalam penelitin ini data
yang digunakan adalah data sekunder , yaitu data yang diambil dalam
kurun waktu 15 tahun yaitu mulai 1995-2010 mencakup di kota
Surabaya dan pendekatan metode kuantitatif dengan menggunakan
model regresi linier berganda, sedangkan pada penelitian yang
terdahulu yang dilakukan oleh Syafri (2009) menggunakan data
kuartalan 2000-2008 dan model kointegrasi dan korelasi kesalahan.
Surabaya menggunakan model regresi linier berganda (1992-2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Hayati dan rejekiningsih (2004)
menggunakan pendekatan kointegrasi.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang menerima berbagai jenis simpanan dan mempergunakan
dana yang terhimpun di bank terutama untuk pemberian kredit. Istilah
bank tidak hanya menyangkut bank umum saja, tetapi juga institusi
depositori lain seperti asosiasi simpan dan pinjam (saving and loan
associations), bank tabungan bersama (mutual saving bank), dan serikat
kredit (credit unions). Semula bank umum berbeda dengan jenis institusi
depositori lainnya tersebut dalam fungsi dan kegiatan, namun dengan
adanya deregulasi di bidang keuangan ternyata perbedaanya menghilang
(Puspopranoto, 2004 : 5).
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam
uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu,
bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan
uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran
seperti pembayaran listrik, telepon, air pajak, uang kuliah dan
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi
bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah
kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana adalah mengumpulkan
atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat. (Kasmir, 2004 :
24).
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau
dijualkan kembalikan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit yang
dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk
bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan
prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
(Kasmir, 2004 : 24)
Bersarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga
simpanan. Semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula
bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di samping bunga
simpanan, pengaruh besar kecil pinjaman juga dipengaruhi oleh
keuntungan yang diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan
bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana
(lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan. (kasmir, 2004 : 25)
Kesimpulan:
Dari penjelasan berbagai penulis diatas, maka dapat disimpukan bahwa
bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :
a) Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi
masyarakat. Tujuan utama keamanan uangnya. Kemudian untuk
melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil
simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan
transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan diatas, baik untuk
mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank
menyediakan sarana yang disebut tabungan.
b) Menyalurkan dana ke masyarakat, dalam hal ini bank akan memberikan
pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit
yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai keinginan nasabah.
Sebelum kredit diberikan atau tidak, penilaian ini dilakukan agar bank
terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang
disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit yang menyediakan
hampir semua bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit
perdagangan.
c) Memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti mengirim uang (transfer),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negri
(inkaso), Letter of credit, save deposit box, bank garansi, bank notes,
travels cheque dan jasa lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa
pendukung dari kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan
dana.
2.2.1.1 Peranan Perbankan
Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan, baik
bank maupun lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang
penting baik aktivitas perekonomian. Peranan strategis bank dan lembaga
keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah
peningkatan taraf hidup. Bank dan lembaga keuangan bukan bank
merupakan lembaga perantara keuangan (finannsial intermediaries)
sebagai prasarana pendukung yang amat fital untuk menunjang kelancaran
perekonomian.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan
penting dalam system keuangan peranan tersebut adalah :
a) Pengalihan asset ( assets transmutation )
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan
pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh
sesuai keinginan pemilik dana dalam hal ini bank dan lembaga
keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset dari
surplus( lenders ) kepada unit defisit (borrowers).
b) Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang
dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga
keuangan bukan bank (giro, tabungn, deposito, saham, dan sebagainya).
Merupakan pengganti dari uang dan dapat digunakan sebagai alat
pembayaran.
c) Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya.
Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas
yang berbeda-beda untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka
dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentinganya.
d) Efisiensi (Eficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya
transaksi dan jangkauan pelayanan. Peranan bank dan lembaga
keuangan bukan bank sebagai broker (brokorae ) adalah
mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetri antara peminjam
dan investor menimbulkan masalah insentif. Peranan lembaga keuangan
menjadi penting untuk memecahkan masalah ini. Indonesia dengan
pasar yang belum efisien, dan adanya informasi yang tidak sempurna
mengalami ekonomi biaya tinggi. Ekonomi biaya tinggi akan
menyebabkan Indonesia tidak dapat berpaling dalam pasar global.
2.2.1.2 Tugas dan Fungsi Bank
Bank memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting bagi
pembangunan Indonesia, karena selama ini sumber dana yang digunakan
dalam pembangunan berasal dari perbankan, beberapa tugas dan fungsi
perbankan dalam masyarakat adalah :
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring).
Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi
dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.Bank sentral
dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum
adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme
pembayaran.Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer
uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran
dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan
nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah
dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank
umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan
lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang
berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan
barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi
antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena
perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter
masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala
internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi
tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang
melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih
mudah, cepat, dan murah.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa
yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat
dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti
perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja
disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit
box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan
bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau
surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum
juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar
melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa
bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman
dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.
Bank memiliki tugs dan fungsi sangat besar terutama dalam
perekonomian diindonesia, karena selain menghimpun dana dan
menyalurkan dana kepada masyarakat, bank juga mempunyai tugas
dan fungsi untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Tugas dan fungsi ini merupakan penjabaran dari Pasal 4
Undang-Undang no 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang
no 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Dengan demikian praktek bank
di Indonesia oleh pemerintah, bisa di tugaskan untuk melaksankan
program pemerintah dengan mengembangkan sektor-sektor tertentu
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
2.2.1.3Jenis Dan Macam Bank
Berdasakan Undang-Undang nomor 14 tahun 1067 terdapat
berbagai jenis di antaranya dapat dilihat dari berbagai segi :
1. Dilihat dari segi fungsinya :
a) Bank Umum (Comersial Bank)
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro, deposito dan usahanya terutama memberikan
kredit jangka pendek. Sifat yang diberikan adalah umum, dalam
arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada, begitu
pula dengan wilayah operasionalnya dapat dilakukan diseluruh
wilayah.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
memaksimalkan kegiatan usaha secara konvensional. Dalam
kegitannya BPR tidak memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank BPR menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, giro dan lainnya yang dapat disamakan
dengan itu. Artinya jasa-jasa yang ditawarkan BPR jauh lebih
sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.
(Kasmir, 2004 : 19)
2. Dilihat dari segi kepemilikan :
A.Bank-Bank Milik Negara terdiri dari :
1. Bank sentral atau Bank Indonesia yang didirikan dengan
Undang-Undang no. 13 tahun 1968.
2. Bank Umum Milik Negara :
Contoh :
b. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c. Bank Tabungan Negara (BTN)
B.Bank Milik Pemerintah Daerah :
Adalah bank-bank pembangunan daerah yang berada di
setiap Propinsi, diatur dalam Undang-Undang no. 13 / 1962. Bank
ini biasanya mempunyai cabang di setiap kabupaten atau
kotamadya di wilayah Propinsi yang bersangkutan.
Contoh : Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur.
C.Bank Milik Swasta dapat dibagi menjadi :
1. Bank Milik Swasta Nasional
Adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki warga
negara Indonesia dan atau badan-badan hukum peserta dan
pemimpinanya terdiri atas warga negara Indonesia.
Contoh : Bank Niaga
2. Bank Milik Swasta Asing
Adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
warga negara asing dan badan-badan hukum perserta dan
pemimpinnya terdiri dari atas warga negara asing. Bank swasta
asing menjadi salah satu buah bank.
Contoh : ABN AMRO Bank
Adalah kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
Contoh : Bank Umum Koperasi Indonesia.
E. Bank Kerja Sama Antara Bank Swasta dengan Bank Asing
Adalah kepemilikan saham campuran dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
Contoh : Bank Gabungan Nasional (Indonesia). (Kasmir, 2004 :
20-22)
3. Dilihat dari segi status
Ditinjau dari segi kemampuan dalam melayani
masyarakat maka bank umum dibagi kedalam 2 macam. Pembagian
jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status
bank tersebut. Status bank yang dimaksud adalah :
A.Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi
keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke
luar negeri, dll.
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melakukan transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari segi Cara Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau cara dalam menentukan harga,
baik harga jual maupun harga beli terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu
A.Bank yang berdasarkan prinsip Konvensional
i. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk disimpan
seperti giro, tabungan, maupun deposito
ii. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan ibarat
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam
nominal atau prosentase tertentu
B.Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
Dalam menentukan harga bagi pihak yang berdasar prinsip
Syriah adalah sebagai berikut :
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(Musyarakah )
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(Murababah )
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan ( Ijarah )
5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh puhak lain ( Ijara wa iqtina ). ( Kasmir, 2004 : 39)
2.1.2.4Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa
penghimpunan dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kedalam masyarakat untuk jangka
waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya untuk menghimpun
dana dalam bentuk simpanan (deposit) sangat menentukan pertumbuhan
suatu bank.
Dalam menghimpun dana tersebut sudah tentu bank harus
mengenal sumber-sumber dana yang terdapat didalam berbagai lapisan
masyarakat dengan bentuk yang berbeda-beda. Adapun sumber-sumber
dana bank tersebut dapat dibedakan menjadi :
Adalah dana yang berbentuk modal setor yang berasal dari
pemegang saham dan cadangan-cadangan, serta keuntungan bank
yang belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Dana yang berasal dari bank sendiri terdiri dari beberapa bagian,
yaitu :
1. Modal yang disetorkan.
Adalah jumlah uang yang disetorkan secara efektif oleh
pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal
setoran pertama dari pemilik bank digunakan bank untuk menarik
minat masyarakat.
2. Cadangan-cadangan
Adalah sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk
cadangan modal lainnya yang digunakan untuk menutupi
timbulnya resiko-resiko dikemudian hari.
3. Laba yang ditahan.
Adalah sejumlah uang yang mestinya milik para pemegang
saham, tapi oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan
dimasukkan kembali kedalam modal kerja.
2)Dana yang berasal dari masyarakat luas.
Adalah merupakan sumber dana yang besar dan merupakan
sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan
ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari
1. Simpanan Giro (Demand Deposit).
Adalah simpanan pihak ketiga pada pihak bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, surat perintah, pembayaran atau pemindah bukuan, simpanan
itu dilakukan dengan kesepakatan atau perjanjian antara pihak
nasabah dengan bank, antara bank dan nasabah sangat terikat.
2. Tabungan (Saving Deposit).
Adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak
dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga.
3.Deposito berjangka (Time Deposit)
Adalah simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang
penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Jatuh tempo deposito umumnya :
1 bulan (jangka pendek).
3 bulan
6 bulan
12 bulan (jangka panjang)
24 bulan
Adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperjulbelikan.
Karakteristik jenis simpanan ini adalah :
a. Diterbitkan bank dengan atas unjuk dan dengan jangka
waktu tertentu.
b. Dapat diperjualbelikan.
c. Bunga dibayar dimuka.
d. Dapat dijadikan jaminan.
5. Deposito Harian (Deposito On Call).
Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan lebih dahulu sesuai
kesepakatan pihak bank dan nasabah.
6. Pasar Uang Antar Bank (Interbank Call Money Market).
Adalah sumber dana melalui pasar uang antara bank yang
paling cepat diperoleh dan umumnya digunakan bagi bank-bank
yang mengalami kliring.
7. Rekening Tabungan (Saving Deposit).
Adalah sumber dana yang penariknya dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati dan tidak dapat ditarik dengan cek
atau alat yang dipersamakan dengan itu.
1. Rekening perseorangan.
Adalah rekening atas nama perorangan dana berlaku untuk
semua jenis tabungan.
2. Rekening Tunggal.
Adalah rekening yang dibuka atas nama satu orang akan tetapi
orang tersebut dapat menunjukan orang lain untuk menarik
atau mengambil tabungan tersebut.
3. Rekening Atas Nama Badan usaha
Adalah rekening badan usaha kecil dimana besar kecilnya
badan usaha tersebut ditentuan oleh bank.
3)Dana yang berasal dari lembaga keuangan (Bank maupun non bank)
Adalah dana yang pada umumnya diperoleh bank dalam bentuk
pinjaman. Sebagaimana telah dikatakan bahwa umumnya dana yang
berasal dari lembaga keuangan ini diperoleh bank sebagai pinjaman,
baik pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang yang sesuai
dengan kebutuhan dari bank peminjam. Lembaga keuangan dapat
diartikan secara luas yaitu suatu lembaga keuangan dapat berbentuk
bank maupun non bank.
Dana yang berasal dari lembaga keuangan, terdiri atas :
1. Call Money
Adalah dana rupiah yang dipinjamkan oleh bank dari bank lainnya,
bank yang meminjamkan tanpa dikenakan pembebanan. Call
money ini justru merupakan suatu lembaga yang paling mudah
dilakukan oleh bank-bank.
2. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Non Bank.
Kadang kalau tidak berbentuk pinjaman tapi lebih banyak
berbentuk surat berharga yang diperjualbelikan sebelum tanggal
jatuh tempo.
3. Pinjaman antar bank.
Adalah bantuan modal yang lazimnya diberikan sebagai pinjaman
tentunya yang berarti dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Pinjam –meminjam yang sering terjadi adalah pemberian
pinjaman dari bank yang kuat ke bank yang relatif lebih rendah.
(Kasmir, 2004 : 61)
2.1.2.5Resiko Usaha Bank
Resiko usaha bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai
suatu hasil yang diperkirakan atau diharapkan akan akan diterima.
Semakin tidak pasti hasil yang diperoleh suatu bank, semakin besar
kemungkinan resiko yang dihadapi investor dan semakin tinggi pula
preme resiko atau bunga yang diinginkan oleh investor. Resiko usaha yang
dihadapi oleh bank antara lain sebagai berikut:
Merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta
bunganya. Sesuai dengan jangka waktu yang tela ditentukan.
Ketidakmampuan nasabah memenuhi perjanjian kredit yang
disepakati kedua pihak secara teknis keadaan tersebut merupakan
default.
b.) Resiko Penawaran Dalam Sekuritas (Investment Risk)
Resiko penawaran dalam sekuritas berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian akibat adanya suatu penurunan nilai pokok dari
portofolio surat-surat berharga, misalnya : obligasi dan surat- surat
berhrga lainnya yang dimiliki oleh bank. Oleh Karena itu, dalam
situasi tingkat bunga yang berfluktuasi, bank akan menghadapi
kemungkinan resiko perubahan harga pasar atas porto folio
sekuritasnya. Aspek lain yang berkaitan dengan aspek ini adalah
keadaan struktur pasar dimana sekuritas tersebut diperdagangkan.
c.) Resiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Adalah resiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi
kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit
dan semua penarikan dana pada sewaktu-waktu. Kebutuhan likiuditas
bank secara garis besar pada prinsipnya bersumber pada dua
kebutuhan. Pertama, untuk memenuhi semua kebutuhan penarikan
dana oleh penabung. Kedua, untuk memenuhi kebutuhan pencairan
d.) Resiko Operasional (Operational Risk)
Ketidak pastian mengenai usaha bank merupakan resiko operasional
bank yang bersangkutan, Resiko operasional bank antra lain berasal
dari kemungkinan kerugian dari operasi bank sehingga kemungkinan
terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk baru yang
diperkenalkan
e.) Resiko Penyelewengan (Fraund Risk)
Adalah resiko dengan kerugian-kerugian yang dapat terjadi akibat
ketidak jujuran, penipuan, moral, dan prilaku yang kurang baik dari
pejabat, karyawan, dan nasabah bank.
f.) Resiko Fidusia (Fiductary Risk)
Resiko ini akan timbul akibat bank dalam usahanya memberikan jasa
dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun
badan usaha. Titipan atau simpanan yang diberikan kepada bank
harus benar-benar dikelola dengan baik, bila bank mengalami
kegagalan melaksanakan tugas tersebut dianggap merupakan risiko
kerugian sebagai wali amanat.
Banyak sekali pendapat tentang definisi tabungan baik dari
undang-undang pemerintah maupun dari para ahli ekonomi, diantaranya
adalah
Menurut Undang-Undang perbankan Nomor !0 Tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. (kasmir, 2000 : 74)
Menurut Mandala Manurung dan Pratama Raharja dalam bukunya
yang berjudul : “ Uang, Perbankan, dan Ekomomi Moneter “, pengertian
tabungan adalah simpanan pihak ke tiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.
Menurut Ir. Drs Lukman Dendawijaya, M.M. dalam bukunya yang
berjudul “ Menejemen Perbankan”, tabungan adalah simpanan pihak
ketinga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat
tertentu.
Bentuk simpanan yang paling digemari dalam masyarakat adalah
simpanan dalam bentuk tabungan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah
nasabah yang tiap tahunnya terus bertambah.
Kendati pada dasarnya semua sisa pendapatan yang tidak
dikonsumsi adalah tabungan namun tidak seluruhnya merupakan
hanya bagian yang dititipkan pada lembaga perbankan sajalah yang dapat
dinyatakan sebagai tabungan karena secara makro dapat disalurkan
sebagai dana investasi.
Sisa pendapatan yang tidak dibuat untuk konsumsi, yang disimpan
sendiri (istilah umum celengan) tidak tergolong sebagai tabungan. Oleh
karenanya sangat sukar untuk mendapatkan data sesungguhnya perihal
tabungan masyarakat disebuah negara (khususnya negara-negara yang
masyarakatnya awam terhadap tabungan) sehingga tidak semua sisa
pendapatan tadi benar-benar ditabung. Bahkan sebagian besar justru
disimpan sendiri dalam bentuk “ tabungan tradisional“ sehingga kurang
produktif.Tabungan masyarakat akan mempunyai pengaruh yang cukup
besar apabila dialokasikan untuk kegiatan masyarakat itu sendiri. Bagi
bank, tabungan masyarakat merupakan dana yang sangat diperlukan bagi
kelangsungan serta perkembangan bank. Sedangkan bagi masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk kredit untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
produktif maupun untuk membiayai berbagai pengeluaran konsumtif pada
saat yang akan datang. Maka secara teknis dapat dituliskan dengan :
Y = C + S
Dimana :
Y = Pendapatan Perkapita (income)
C = Konsumsi (consumtion)
Atau dengan jelasnya pendapatan sama dengan konsumsi ditambah
tabungan atau lebih jelasnya yaitu pendapatan dikurangi konsumsi sama
dengan tabungan oleh karena :
Y = C + S maka S = Y – C atau C = Y – S
Dengan demikian dapat pula tabungan ini dirumuskan yaitu S = F
(Y) atau lebih singkatnya S (Y) yaitu tabungan adalah fungsi atau
tergantung kepada pendapatan dimana pendapatan yang dihasilkan
masyarakat.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tabungan adalah
simpanan yang pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai
dengan perjanjian antara pihak bank dengan pihak nasabah, tebungan jua
merupakan hutang bank terhadap nasabah dalam jangka pendek.
2.2.2.1 Alat Penarikan Tabungan
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank
masing-masing, menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat
digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud
adalah :
1. Buku Tabungan
Yaitu buku dipegang oleh nasabah, dimana berisi catatan saldo tabung,
terjadi. Buku ini digunakan untuk penarikan. Sehingga dapat langsung
mengurangi saldo yang ada dibuku tabungan tersebut.
2. Slip Penarikan.
Merupakan formulir penarikn dimana nasabah cukup menulis nama,
nomor rekening, jumlah uang, serta tanda tangan nasabah untuk
menarik sejumlah uang slip penarikan ini biasa digunakan bersamaan
dengan tabungan.
3. Kwitansi
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang
fungsinya sama dengan slip penarikan, dimana tertulis nama penarik,
nomor penarik, jumlah uang, dan tanda tangan penarik. Alat ini juga
dapat digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.
4. Kartu yang terbuat dari plastik
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat
digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik bank
maupun dimesin Automated Teller Machine (ATM). Mesin ATM ini
biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis.
2.2.2.2 Jenis-Jenis Tabungan
Dalam praktik perbankan diindonesia dewasa terdapat beberapa
jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis-jenis tabungan ini hanya terletak pada fasilitas
dan si penabung mempunyai banyak pilihan. Pada dewasa ini terdapat 4
jenis tabungan. Jenis-jenis yang dimaksud adalah :
1.) Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
Adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu
dengan syarat penyetoran dan pengambilan yang untuk pertama diatur
pada tahun 1971, tabanas terdiri atas :
a.Tabanas Umum
Yaitu tabungan yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan secara
sendiri-sendiri oleh penabungan yang bersangkutan
b.Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka (tapelpram)
Yaitu tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui
organisasi pemuda, sekolah, dan satuan pramuka yang untuk
pertama kalinya diatur dalam program-program kerjasama antara
bank Indonesia dengan kwatir-kwatir nasional gerakan pramuka,
keduanya tertanggal 22 Februari 1974.
c. Tabanas pegawai
Yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan
kepangkatan dilingkungan departemen, lembaga atau instasi
pemerintah dan perusahaan pemerintah maupun swasta yang
pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.
Adalah bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa
yang pertama kalinya diatur pada tahun 1971. Kegunaan taska adalah
tabungan anda akan diasuransikan untuk suatu perencanaan berupa
biaya-biaya sekolah, kuliah dan lain-ini.
3.) Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)
Adalah setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji
untuk setiap muslim yang bersangkutan. Besarnya ONH untuk setiap
tahun musim haji.
4.) Tabungan Lainnya
Adalah tabungan yang dikeluarkan oleh masing-masing bank
dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Bank Indonesia. Hal-hal
lainnya yang dapat diatur oleh penyelenggara dan sesuai dengn
ketentuan Bank Indonesia.
1.Bank Penyelenggara
Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank
pemerinta, maupun bank swasta, dan bank umum, serta bank
perkreditan rakyat/
2. Persyaratan Penabung
Untuk syarat-syarat menabung, seperti prosedur-prosedur yang
harus dipenuhi seperti jumlah setoran, umur penabung, maupun
kelengkapan dokumen tergantung bank yang bersangkutan.
Merupakan jumlah maksimal yang arus ditarik, yaitu tidak
melebihi saldo minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap
harinya, apakah setiap saat atau setiap hari tergantung bank yang
bersangkutan.
4. Jumlah Setoran
Baik untuk setoran minimal waktu pertama kali menabung maupun
setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di
buku tabungan tersebut, juga diserakan kepada bank peyelenggara.
5. Bunga dan Insentif
Besarnya bunga tabungan dan cara peritungan bunga didasarkan
apakah harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan
sepenuhnya kepada bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan
insentif, baik berupa hadiah, cenderamata, dan lain sebaainya
dengan tujuan untuk menarik nasaba agar menabung.
6. Penutupan Tabungan
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan
oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu.
Sebagai contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi
selama 3 bulan ( Kasmir, 2004 : 74-77)
Masyarakat yang mempunyai pendapatan yang lebih cenderung
untuk menabungkan uangnya dibank. Adapun motivasi masyarakat untuk
meyimpan uangnya dibank adalah :
a. Tingkat Suku Bunga yang Menarik
Dengan menyimpan uangnya di bank, masyarakat akan mendapatkan
tingkat bunga, dari pada membiarkan uangnya menganggur di rumah.
Terutama memilih bank yang menetapkan tingkat suku bunga yang
tinggi.
b. Bonafiditas Bank
Pada umumnya masyarakat tidak akan menyimpan uangnya di bank
yang bonafiditasnya diragukan. Masyarakat lebih mempercayai bank
pemerintah dan sebagian bank swasta yang bonafit sebagai tempat
penyimpanan uangnya.
c. Uang yang disimpan di bank akan terjamin keamanannya
Karena bank merupakan lembaga keuangan yang memproduksi jasa
dan kepercayaan. Oleh karena itu, masyarakat yang mempunyai
uangnya dibank berarti bank tersebut telah memperoleh kepercayaan
dari masyarakat. Dan dengan adanya kepercayaan tersebut maka bank
harus memberikan tanggung jawab dan pelayanan yang
sebaik-baiknya bagi masyarakat.
d. Dengan menyimpan uang di bank akan meringankan pembayaran
Pada beberapa bank penabung akan memperoleh manfaat dan fasilitas
e. Mendidik untuk hemat dan berencana untuk tidak berpola
konsumerisme yang berlebihan (www.undip.uc.id)
2.2.3 Pengertian Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan personal income dimana
pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis non perusahaan.
Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Regional
Bruto ( PDRB ) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun
tersebut ( Mankiw, 2003 : 10 ).
Dengan adanya pendapatan perkapita sering suatu negara
mengarap pembangunan ekonomi yang terus berkembang dari tahun ke
tahun, sebab dengan adanya pendapatan perkapita suatu neara dapat
membandingkan laju perkembangan ekonomi yang telah dicapai oleh
negara dari masa ke masa.
Menurut Sukirno ( 2002 : 417 ), pengertian pendapatan perkapita
adalah pendapatan rata-rata penduduk, oleh sebab itu untuk memperoleh
pendapatan perkapita pada suatu tahun, yang harus dilakukan adalah
membagi pendapatan nasional pada tahun ini dengan jumlah penduduk
pada tahun yang sama.
Jadi dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa rata-rata
pendapatan penduduk yang menyangkut semua penduduk, baik anak-anak
maupun dewasa. Maka apabila jumlah penduduk suatu negara selalu
perkapita negara tersebut menjadi rendah. Demikian sebaliknya apabila
jumlah penduduk di suatu negara lebih kecil dari kenaikan pendapatan
nasional, maka pendapatan perkapitanya menjadi tinggi.
PDB
Pendapatan perkapita = (sukirno, 200 : 75)
Jumlah Penduduk
Dengan adanya pendapatan perkapita dapat diketahui bahwa makin
tinggi pendapatan perkapita suatu negara, maka makin kecil peranan
sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja, akan tetapi
sebaliknya sektor industri makin penting peranannya dalam menampung
tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya, pengertian pendapataan perkapita
adalah pendapataan rata-rata penduduk suatu negara tertentu pada waktu
tertentu ( Sukirno, 2002 : 21 ).
Menurut Keynes, jika tingkat pendapatan rendah tabungan
masyarakat akan mengalami keadaan negatif, ini berarti masyarakat
menggunakan tabungannya untuk membiayai kehidupan sehari-hari, baru
setelah pendapatan perkapita melebihi pendapatan awal yang diterima
masyarakat maka masyarakat akan menabung sebagian dari
pendapatannya atau dengan kata lain kemampuan masyarakat untuk
menabung mengalami peningkatan. (Sukirno, 2002 :77)
Pengertian lain tentang pendapatan perkapita adalah pendapatan
rata-rata tiap jiwa dalam suatu wilayah yang diperoleh dengan membagi
suatu wilayah tertentu dalam satu tahun dengan jumlah penduduk wilayah
tersebut pada tahun yang bersangkutan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kegiatan ekonomi secara umum dapat dikelompokkan ke dalam
kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit produksi memproduksi
barang dan jasa, dan dari kegiatan memproduksi ini timbul pendapatan
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai
golongan dalam masyarakat. Sehingga dari pendapatan ini masyarakat
akan membeli barang dan jasa baik untuk keperluan konsumsi maupun
investasi
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah atau
jumlah nilai barang atau jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu daerah pada satu tahun.
2.2.3.1 Fungsi Pendapatan Perkapita
Tingkat perkembangan pendapatan perkapita yang dicapai
seringkali digunakan sebagai ukuran dari kesuksesan ekonomi yang
pesat.
Dalam kegunaan dapat pendapatan perkapita sebagai bahan untuk
tingkat pembangunan ekonomi berbagai negara, nilai pendapatan
perkapita tidak lagi dinyatakan dalam mata uang itu sendiri tetapi
dinyatakan dalam mata uang dollar Amerika Serikat. Data pendapatan
perkapita dari negara yang telah dinyatakan dalam dollar Amerika
Serikat tersebut, selanjutnya dipertimbangkan untuk menunjukkan
perbedaan tingkat kesejahteran ekonomi diantara penduduk
negara-negara tersebut. Jika yang diinginkan adalah membandingkan tingkat laju
pertumbuhan ekonomi pada suatu angka waktu tertentu untuk setiap
negara paling sedikit harus tersedia data pendapatan perkapita dari tahun
permulaan dan tahun terakhir dari jangka masa tersebut.
2.2.3.2Hubungan Antara Pendapatan Perkapita Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat
Tingkat pendapatan yang rendah, tabungan masyarakat akan
mengalami negatif, keadaan ini berarti menggunakan tabungan di masa
lalu untuk membiayai hidupnya, baru setelah pendapatan melebihi
pendapatan awal maka masyarakat menabung sebagian dari pendapatannya
( Sukirno, 2003 : 77 ).
Apabila seseorang menerima pendapatannya dari hasilnya maka
inipun akan segera merencanakan untuk membelanjakan pendapatannya
itu setelah dikurangi dengan segala kewajibannya. Dalam hal itu, setiap
pendapatan akan dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan
Menurut teori Keynes, menggangap bahwa pendapatan (Y) sebagai
jumlah pengeluaran-pengeluaran untuk konsumsi (C) dan tabungan (S).
Dengan demikian dapat dicapai suatu persamaan, yaitu :
Y = C + S
Maka :
S = Y- C
Berdasarkan rumus diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pada pendapatan yang sangat rendah, konsumsi akan melebihi
pendapatan dan konsumsi yang melebihi pendapatan ini akan dibiayai
oleh tabungannya pada masa lalu.
b. Pada tingkat pendapatan yang tinggi, tidak semua pendapatan yang
diterima digunakan untuk konsumsi. Sedangkan pendapatan tersebut
akan ditabung (Sukirno, 2005 : 97).
Pertumbuan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah kemakmuran msyarakat meningkat
(Sukirno, 2002 : 10).
Apabila pertumbuhan ekonomi meningkat, maka tingkat
pendapatan dan kemakmuran rakyat juga akan mengalami
peningkatan. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat konsumsi
masyarakat dan juga akan mempengaruhi tabungan masyarakat,
terpenuhi, maka masyarakat juga akan meningkatkan pula tabungan
mereka.
2.2.4 Jumlah Penduduk 2.2.4.1Penduduk
Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan
usha untuk membangun suatu perekonomian. Dalam usaha untuk
meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi, produk
memegang peranan yang penting karena penduduk merupakan tenaga
kerja, tenaga ahli pimpinan perusahaan dan tenaga usahawan yang
diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi.
Sebagai subjek ekonomi maka penduduklah yang akan dapat
menentukan perkembangan perekonomian suatu negara atau daerah
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Jumlah serta mutu suatu negara atau
daerah merupakan unsur penentu yang paling penting bagi kemampuan
produksi serta standar hidup suatu negara atau daerah. Namun demikian,
sebab yang paling utama mengapa masalah penduduk ini sangat menarik
perhatian para ahli ekonomi adalah karena penduduk itu merupakan
sumber tenaga kerja, human resources, di sampin sumber faktor yang
memiliki skill.
Dengan peran penduduk sebagai sumber tenaga kerja dan faktor
produksi skill, maka jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang
Hal ini disebabkan karena dengan jumlah penduduk yang besar, produksi
suatu daerah juga besar. Selain itu seperti yang tercantum dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 disebutkan bahwa produk
yang besar jumlahnya sebagai sumber daya manusia yang potensial dan
produktif bagi pembangunan.
2.2.4.2 Pengertian Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk adalah manusia dan bukan yang lainnya ( misal
: ternak, tumbuhan dan sebagainya ) yang melakukan produksi maupun
konsumsi. Apabila jumlah penduduk naik maka hasrat dan minat untuk
menabung di bank akan meningkat pula, karena jumlah penduduk yang
besar. Perkembangan jumlah penduduk pada dasarnya merupakan suatu
faktor yang sangat vital di dalam mobilitas dana masyarakat yang secara
umum mempengaruhi penghimpunan dana bank. Dikarenakan satu sumber
dana bank yang paling utama adalah berasal dari masyarakat ( Kasmir,
2003 : 19).
Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat
tinggal/berdomisili pada suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata
pencaharian tetap didaerah itu serta tercatat secara sah berdasarkan
peraturan yang berlaku didaerah tersebut,pencatatan atau pengkatagorian
seorang sebagai penduduk biasanya berdasarkan usia yang
Jumlah penduduk adalah sesuatu yang menunjukkan kepadatan
atau banyaknya orang dalam suatu wilayah.(yahoo!answer)
Apabila suatu negara mempunyai penduduk yang terlalu sedikit,
maka mungkin sekali itu tidak akan mampu memanfaatkan
sumber-sumbernya dengan seefisien mungkin, sebagaimana yang mungkin akan
dihasilkan jika saja jumlah penduduk lebih besar. Dalam keadaan seperti
ini usaha untuk mewujudkan potensi besar-besaran sangatlah terhalang.
Dari faktor diatas tampak jelas bahwa penduduk merupakan faktor
yang serius. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pertumbuhan penduduk
justru mendukung suatu pertumbuan ekonomi, sebab jika tidak ada
pertumbuhan ekonomi maka standart hidup manusia pasti semakin
menurun.
2.2.4.3Hubungan Antara Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat
Penduduk dipandang sebagai nasabah yang akan melakukan
kegiatan menabung. Seperti apa yang diutarakan oleh Kasmir dalam
bukunya Manajemen Perbankan, bahwa dana terbesar sektor perbankan di
dominasi oleh dana pihak ketiga yaitu yang diperoleh dari masyarkat
(Kasmir, 2003 : 19).
Makin banyak jumlah penduduk makin tinggi pula jumlah dana
2.2.5 Pengertian Inflasi
Ada beberapa pengertian tentang inflasi, yaitu sebagai berikut :
1. Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum barang secara terus
menerus pada suatu periode tertentu ( Nopirin, 2000 : 25 ).
2. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan
secara umum dan terus menurun. Kenaikan harga dari satu atau dua
jenis barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
meluas pada sebagian besar dari harga-harga yang lain ( Boediono,
2001 : 161 ).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa inflasi
merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum
dan terus menerus. Secara umum disini berarti, bahwa jika harga naik
satu atau dari beberapa barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali
kenaikan itu meluas pada sebagian besar dari harga-harga barang yang
lain.
2.2.5.1Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori inflasi, antara lain yaitu
sebagai berikut :
1. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas adalah teori yang paling lama mengenai inflasi,
namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses
inflasi di zaman modern ini, terutama di negara-negara yang sedang
pertambahan jumlah uang beredar dan harapan psikologis masyarakat
terhadap kenaikan harga di masa datang. Tambahan uang beredar
sebesar X%
2. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya
dan menyoroti aspek lain dari infasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi
karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan
ekonominya. Proses inflasi dalam teori ini dinamakan Inflationary
Gap, yaitu golongan masyarakat tersebut pada tingkat harga yang
berlaku, melebihi jumlah maksimum dan barang-barang yang
dihasilkan oleh masyarakat. Karena permintaan total melebihi jumlah
barang yang tersedia, maka barang-barang akan naik. Proses inflasi
akan terus berlansung selama jumlah permintaan efektif, dan semua
golongan masyarakat melebihi jumlah output yang bisa dihasilkan
masyarakat, dan inflasi akan berhenti apabila permintaan efektif total
tidak melebihi pada tingkat harga yang berlaku dan jumlah output yang
tersedia.
3. Teori Strukturalis
Teori Strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan
atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberi
tekanan pada ketegaran ( rigidities ) dari struktur perekonomian
karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekauan
ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makanan dan bahan
ekspor.
2.2.5.2Macam – Macam Inflasi
Adapun macam-macam inflasi adalah sebagai berikut :
a). Inflasi menurut sifatnya :
1. Inflasi Merayap ( Creeping Infation )
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah ( ≤10% pertahun ).
Kenaikan harga berjalan secara lambat dengan prosentase yang
kecil dan dalam jangka waktu yang relatife lama.
2. Inflasi Menengah ( Glloping Inflation )
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar ( antara
10%-30% pertahun ) dan kadang-kadang berjalan dalam waktu
yang relatife pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya
harga-harga minggu atau bulan ini lebih tinggi dari minggu atau
bulan lalu dan seterusnya.
3. Inflasi Tinggi ( Hyper Inflation )
Merupakan inflasi yang paling parah ( ≥30%-100%
pertahun ), akibatnya masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk
ingin ditukarkan dengan barang. Pertukaran uang makin cepat dan
harga uang naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul
apabila pemeritah mengalami deficit anggaran belanja yang
ditutupi dengan pencetakan uang baru ( Nopirin, 2000 : 27 ).
b). Inflasi Menurut Sebabnya
1. Inflasi Permintaan ( Demand Pull Inflation )
Inflasi yang bermula dari adanya kenaikan permintaan total,
sedangkan produksi berada pada keadaan kesempatan kerja penuh.
Dalam keadaan hampir mendekati kesempatan kerja penuh
(output). Apabila kesempatan kerja telah tercapai, pertumbuhan
permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja.
Gambar 1 : Proses Demand Pull Inflation
Sumber : Sukirno. 2004, Teori Pengantar Ekonomi Makro, hal: 334, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Sebagaimana dalam gambar perekonomian dimulai pada P1
dan tingkat output riil dimana (P1,Q1) berada pada perpotongan
permintaan bergeser keluar D2 penggeseran seperti itu dapat
berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan.
Pergeseran kurva permintaan menaikkan output riil (dar