• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok A di TK Islam Plus Miftahul Jannah Baleendah Tahun Pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok A di TK Islam Plus Miftahul Jannah Baleendah Tahun Pelajaran 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak

sehingga disebut masa emas (golden age) atau masa peka. Anak usia dini

adalah individu yang sedang mengalami proses petumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat juga fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Dalam pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun

2003 ayat 1, yang termasuk dalam anak usia dini adalah anak dalam rentang

usia 0-6 tahun (Hasan, 2009:17). Menurut Montessori, pada masa ini terjadi

pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons berbagai

rangsangan dari lingkungannya. (Sujiono, 2011:2).

Rangsangan yang diperoleh sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak usia dini. Begitu pentingnya rangsangan dan arahan

bagi anak usia dini, karena pada fase ini anak memiliki potensi yang luar biasa

dalam mengembangkan berbagai kemampuannya meliputi kemampuan

berbahasa, motorik ,sosial emosi dan kognitif. Apabila anak tidak mendapatkan

rangsangan dari lingkungannya maka perkembangan anak tidak akan

berkembang (Wiyani & Barnawi, 2012:70). Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Mutiah (2010:10) bahwa pemberian stimulus atau

rangsangan yang efektif dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan

potensi anak karena stimulus itu berfungsi sebagai penguat dan pendorong bagi

perkembangan anak secara optimal.

Menurut Benyamin S. Bloom bahwa separuh potensi manusia sudah

terbentuk ketika berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun dan 30%

terbentuk pada usia 4-8 tahun . Dengan demikian 80% potensi manusia

terbentuk dalam kehidupan rumah tangga dan lingkungan sekitarnya

(Noorlaila, 2010:24). Pembentukan atau pengembangan potensi anak sejak

dini dapat dilakukan dengan pendidikan. Sujiono (2011:7) mengemukakan

(2)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menciptakan lingkungan yang dapat menstimulasi anak untuk mengeksplorasi

pengalaman belajar yang diperolehnya melalui pengamatan, peniruan, dan

eksperimen yang dilakukan secara berulang-ulang dengan melibatkan potensi

dan kecerdasan anak.

Salahsatu potensi anak yang perlu ditingkatkan sejak dini adalah

perkembangan kognitif. Kognitif terkait dengan kemampuan anak

menggunakan otaknya secara menyeluruh. Kemampuan-kemampuan yang

termasuk perkembangan kognitif diantaranya mengingat, mengelompokkan,

mengenali, mengontrol, mengoordinasikan dan memilih (Aqib, 2011:30). Hal

ini senada dengan yang dikemukakan Wahyudin dan Agustin (2010:11) bahwa

kognisi merupakan bagian intelek yang merujuk pada penerimaan, penafsiran,

pemikiran, pengingatan, pengkhayalan, pengambilan keputusan dan penalaran.

Dengan demikian keberhasilan anak dalam belajar sangat dipengaruhi oleh

perkembangan kognitif, karena sebagian besar aktivitas anak dalam belajar

senantiasa berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir.

Proses mengingat dan berfikir itu sendiri terdapat dalam pembelajaran

matematika. Matematika memiliki empat peran diantaranya sebagai suatu cara

untuk berfikir, pemahaman tentang pola menghubungkan suatu konsep

matematika dengan pengetahuan yang sudah anak miliki, alat untuk memenuhi

kebutuhan manusia, dan bahasa atau alat untuk berkomunikasi Adams &

Hamm (dalam Wijaya, 2012:56). Sejalan dengan pendapat tersebut,

Ruseffendi (dalam Resmika, 2014:2) mengemukakan bahwa dengan belajar

matematika seseorang dapat berkomunikasi misalnya dalam berdagang dan

berbelanja. Disamping itu belajar matematika juga dapat meningkatkan

kemampuan berfikir logik, menyelesaikan persoalan, menunjang penggunaan

alat-alat seperti kalkulator dan komputer

Selanjutnya Burns mengatakan bahwa matematika sudah dapat

diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun, berupa kelompok bilangan

(aritmatika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik,

(3)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok tersebut melalui tiga tahapan yaitu pemahaman konsep,

menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan, dan lambang

bilangan.(Sudono, 2010:22).

Didalam kehidupan manusia berbagai bentuk angka atau bilangan sering

ditemui, misalnya pada kalender , mata uang, telepon, jam dinding dan

beberapa benda lainnya. Oleh karena itu dapat dikatakan angka atau bilangan

telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Russefendi

(1992:70), tahapan-tahapan pengenalan lambang bilangan pada anak usia dini

adalah sebagai berikut: a. Membilang secara berurutan 1- 5, b. Membilang

dengan benda konkrit, c. Membilang 1-10 dengan benda-benda konkrit, d.

Menyebut nama bilangan dari sejumlah benda, e. Membaca lambang bilangan

sesuai jumlah benda, f. Memasangkan lambang bilangan dan gambarannya

(bendanya), g. Membaca lambang bilangan tanpa bantuan gambar (benda).

Dikemukakan juga oleh Soefandi dkk (2009:64) bahwa konsep bilangan

bermanfaat bagi anak dalam menganalisa masalah secara logis yang ditemukan

anak dalam bermain.

Menyimak pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan konsep

bilangan penting dikembangkan sejak dini, di seluruh lembaga pendidikan

anak usia dini (PAUD). Namun fenomena yang terjadi saat ini, pembelajaran

tentang pengenalan konsep bilangan di PAUD tidak sesuai dengan tahapan

perkembangan kognitif anak. Menurut hasil penelitian yang diungkapkan oleh

Sriningsih (2008:1) bahwa beberapa lembaga PAUD menggunakan

praktik-praktik paper pencil test dalam mengajarkan konsep-konsep matematika

kepada anak.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran mengenal konsep

bilangan telah diimplementasikan di TK. Islam Plus Miftahul Jannah

Baleendah. Metode pembelajaran yang dilakukan berupa pemberian tugas

menggunakan lks/majalah atau alat tulis (buku dan pensil), pengenalan

bilangan hanya melalui gambar seadanya. Sehingga dalam kegiatan belajar

(4)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cenderung bosan. Hal ini disebabkan pengetahuan guru yang kurang optimal

mengenai pendidikan anak usia dini terutama mengenai metode yang harus

dilakukan untuk menyampaikan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif dan

menyenangkan. Begitu pula dalam persiapan menyusun model pembelajaran

pengenalan konsep bilangan tidak disesuaikan dengan karakteristik,

perkembangan fisik dan psikologis anak TK, sehingga pembelajaran kurang

optimal. Terlihat tujuh dari sebelas anak belum dapat mencapai kemampuan

yang optimal dalam hal membilang banyak benda dari 1-10 secara berurutan,

membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan

benda-benda) 1-10, menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-10, membuat urutan

bilangan 1-10 dengan benda, menunjuk lambang bilangan 1-10, meniru tulisan

lambang bilangan 1-10, menyebutkan urutan bilangan secara mundur dari 10-1.

Mengamati hal tersebut, maka diperlukan cara yang tepat untuk

menumbuhkembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan yang

merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun

kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Menurut Piaget anak usia dini

dapat dikatakan sebagai usia yang belum dapat dituntut untuk berfikir secara

logis, yang ditandai berfikir secara konkret (Wiyani & Barnawi, 2012:36).

Sejalan dengan pendapat Plato bahwa anak-anak akan lebih mudah

mempelajari aritmatika dengan cara membagikan apel kepada anak-anak. Juga

melalui pemberian alat permainan miniatur balok-balok kepada anak usia tiga

tahun yang pada akhirnya akan mengantar anak tersebut menjadi seorang ahli

bangunan. Pada waktu itu Plato mengajarkan pengurangan dan penambahan

dengan membagikan buah apel pada masing-masing anak. Kegiatan

menghitung lebih dapat dipahami oleh anak ketika dilakukan sambil bermain

dengan buah apel. Eksperimen dan penelitian ini menunjukkan bahwa anak

lebih mampu menerapkan aritmatika dengan bermain.(Ismail, 2006:1-2).

Menurut Mutiah (2010:91), bermain bagi seorang anak adalah sesuatu

yang sangat penting. Bermain dilakukan atas keputusan anak sehingga akan

(5)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, teman sebaya,

dan dukungan dari orang dewasa dapat membantu anak-anak berkembang

secara optimal. Hal yang senada dikemukakan Sudono (2010:1) bahwa

bermain dapat memberi kesenangan, informasi, mengembangkan imajinasi,

meningkatkan keterampilan berkomunikasi, dan membantu memahami jalan

pikiran anak. Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak dinamakan

permainan.

Cosby dan Sawyer (dalam Sujiono, 2011:145) menyatakan bahwa

permainan dapat mempengaruhi seluruh area perkembangan. Permainan

tradisional encrak merupakan salah satu permainan tradisional yang

menggunakan batu kerikil atau biji-bijian sebagai alat permainan. Dengan

permainan ini diharapkan dapat merangsang perkembangan kognitif anak

terutama dalam memahami konsep bilangan yang terdiri dari: membilang

banyak benda secara berurutan, menyebut nama bilangan dari sejumlah benda ,

memasangkan lambang bilangan dan gambarannya (bendanya), membaca

lambang bilangan tanpa bantuan gambar (benda).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian

yang difokuskan pada Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Anak Melalui Permainan Tradisional Encrak di TK.Islam Plus Miftahul Jannah

Baleendah Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

merumuskan masalah yang akan menjadi fokus dari penelitian yaitu:

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan mengenal konsep bilangan anak

sebelum diimplementasikannya permainan tradisional encrak di TK. Islam

Plus Miftahul Jannah Baleendah?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran mengenal konsep bilangan terhadap

anak melalui permainan tradisional encrak di TK. Islam Plus Miftahul

(6)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak

setelah diimplementasikannya permainan tradisional encrak di TK. Islam

Plus Miftahul Jannah Baleendah ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi awal kemampuan mengenal konsep bilangan anak

sebelum diimplementasikannya permainan tradisional encrak di TK. Islam

Plus Miftahul Jannah Baleendah.

2. Mengetahui implementasi pembelajaran mengenal konsep bilangan terhadap

anak melalui permainan tradisional encrak di TK. Islam Plus Miftahul

Jannah Baleendah.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak

setelah diimplementasikannya permainan tradisional encrak di TK. Islam

Plus Miftahul Jannah Baleendah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak terutama bagi pendidik dan yang terlibat dalam dunia

pendidikan, diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan motivasi bagi orang tua dan guru dalam pelaksanaan

pendidikan sehingga memberikan informasi pengetahuan untuk

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini

melalui permainan tradisional encrak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak didik

Mendorong semangat belajar anak didik terhadap pengenalan konsep

bilangan, membantu anak menemukan dan memahami konsep-konsep

bilangan, juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis

(7)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Bagi guru

Memudahkan guru untuk melatih keterampilan dan kesabaran dalam

mengajarkan konsep bilangan, menerapkan pembelajaran pengenalan

konsep bilangan dengan menggunakan metode bermain encrak. Selain itu

dapat meningkatkan kreativitas guru untuk menerapkan dan menciptakan

inovasi dalam kegiatan pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Kegiatan pembelajaran di kelas akan lebih efektif dan efisien, sekolah

akan mampu mengembangkan model-model pembelajaran, dan sekolah

akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

E. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab

yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil penelitian

dan pembahasan, saran dan rekomendasi. Berikut rincian dari struktur

organisasi penulisan skripsi:

Bab I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur

organisasi dalam penulisan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

Bab II berisi kajian-kajian pustaka mengenai perkembangan anak usia dini,

perkembangan kognitif anak usia dini, kajian pustaka mengenai matematika,

konsep mengenal bilangan, teori bermain, permainan tradisional.

Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metode yang digunakan

peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil dari penelitian yang

telsh dilakukan mulai dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan

temuan berkaitan dengan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan

(8)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, membahas kesimpulan dari

penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi untuk penelitian yang lebih

(9)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK. Islam Plus Miftahul Jannah dengan

alamat Jalan Adipati Agung No.30 Baleendah Kecamatan Baleendah

Kabupaten Bandung 40375.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang berada pada

kelompok A di TK. Islam Plus Miftahul Jannah Tahun Pelajaran 2013/2014

dengan jumlah 11 anak, terdiri dari 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.

Penelitian dilaksanakan di TK. Islam Plus Miftahul Jannah berdasarkan

beberapa pertimbangan diantaranya: terdapat masalah pembelajaran dalam

mengenal konsep bilangan pada anak kelompok A, keterbatasan pengetahuan

guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, adanya keinginan guru dan

peneliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Maka dari itu

peneliti dan guru kelas mengadakan inovasi pembelajaran mengenai

pengenalan konsep bilangan melalui kegiatan permainan tradisional encrak.

B.Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang muncul

dilapangan yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak

kelompok A TK. Islam Plus Miftahul Jannah, disebabkan kegiatan

pembelajaran yang kurang menarik dan kurang menyenangkan bagi anak.

Menindak lanjuti permasalahan tersebut maka peneliti dan guru kelas memiliki

tujuan untuk memperbaiki proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK.

Islam Plus Miftahul Jannah sehingga kemampuan mengenal konsep bilangan

anak kelompok A TK. Islam Plus Miftahul Jannah dapat meningkat secara

optimal.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan

(10)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut John Elliot yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas atau PTK ialah

kajian situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan

didalamnya yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

(Muslihuddin, 2009:6). Selanjutnya Arikunto (2006:2-3) mengemukakan

bahwa ada tiga kata yang membentuk penelitian tindakan kelas yaitu :

1. Penelitian

Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

3. Kelas

Dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam

bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menyimak pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK

merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru

kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dikelas

melalui perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Menurut Muslihuddin (2009:27) terdapat beberapa tujuan dari PTK,

diantaranya:

1. Menanggulangi masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang

(11)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Memberikan pedoman bagi guru dan tenaga kependidikan untuk

memperbaiki serta meningkatkan mutu kinerja /sisitem kerjanya agar

menjadi lebih baik dan produktif.

3. Melaksanakan program pelatihan, terutama bagi guru sebagai salah satu

strategi pelatihan yang bersifat inkuiri,.

4. Memasukkan unsur-unsur pembaharuan/inovasi dalam sistem

pengajaran

5. Membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara

praktisi dan peneliti akademis

6. Memperbaiki suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah yang

melibatkan administrator, pendidikan, guru, siswa, orangtua siswa dan

berbagai pihak yang berhubungan dengan sekolah.

C.Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas (classroom

action research), yang terdiri dari beberapa siklus. Menurut Lewin terdapat

empat tahapan PTK yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan

(action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Empat tahapan diatas membentuk satu siklus yang dapat diulang apabila

dalam penelitian melalui beberapa siklus. Banyaknya siklus dalam penelitian

ditentukan oleh permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini, peneliti

(12)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

Desain PTK Model John Elliot (Muslihuddin, 2009:72)

Menurut Mushlihuddin (2009:79-80), tahapan-tahapan penelitian diatas

adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut akan dilakukan.

2. Pelaksanaaan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran

akan diterapkan.

3. Pengamatan

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS 1

(13)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Peneliti melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

4. Refleksi

Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul. Kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan selanjutnya.

D.Penjelasan Istilah

Pada penelitian tentang meningkatkan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak usia 4-5 tahun di TK. Islam Plus Miftahul Jannah Baleendah

terdapat penjelasan istilah.

1. Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Menurut Moomaw (1995:23) bahwa mengenalkan konsep bilangan pada

anak usia dini yaitu kemampuan anak mengurutkan bilangan, berhitung,

menjumlahkan dan menghubungkan. Selanjutnya Coopley (2001:5)

mengemukakan terdapat beberapa kemampuan yang diajarkan dalam bilangan

dan operasi bilangan ,yaitu (1) Counting (berhitung); (2) One-to-one

(koresponden satu-satu); (3) Quantity (kuantitas); (4) Recognizing and Writting

(mengenal dan menulis angka). Menurut Suyanto (2005: 156) langkah

pengenalan lambang bilangan atau angka pada anak yaitu dengan melatih anak

terlebih dahulu memahami bahasa simbol yang disebut sebagai abstraksi

sederhana yang dikenal pula dengan istilah abstraksi empiris.

Dalam BSNP (Permen No 58, 2009:13) dipaparkan mengenai lingkup

perkembangan konsep bilangan dan lambang bilangan anak diantaranya: a.

mengetahui konsep banyak dan sedikit, b. Membilang banyak benda satu

sampai sepuluh, c. mengenal konsep bilangan, e. mengenal lambang bilangan.

2. Permainan Tradisional Encrak

Permainan tradisional encrak adalah permainan tradisional yang berasal

(14)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan kerikil atau biji-bijian yang dilempar ke atas untuk

kemudian diikuti dengan tahapan mengambil batu lainnya.(Ismail, 2006:330).

Batu-batu yang digunakan biasanya berbentuk tidak lebih dari seukuran biji

salak. Hal ini jelas menjadikan permainan encrak begitu mudah untuk

dilakukan, karena selain harganya murah bahkan bahan permainan encrak juga

begitu mudah untuk didapati dimana saja kita berada.

Pada dasarnya permainan ini tidak melihat gender. Anak perempuan

maupun laki-laki bisa melakukannya. Hanya saja memang lebih banyak ketika

menggunakan permainan batu berbentuk kecil, anak perempuan yang lebih

banyak menyukainya, sedangkan anak laki-laki biasanya lebih banyak

melakukan permainan lain yang menggunakan ukuran batu lebih besar. Tapi

yang jelas tidak hanya anak-anak, ternyata permainan encrak ini juga gemar

dilakukan oleh orang-orang dewasa karena tidak memandang batasan usia.

Pada penelitian yang dilakukan pada kelompok A ini, peneliti

memodifikasi permainan tradisional encrak ini dengan lebih sederhana. Alat

permainan yang digunakan permainan tradisional encrak di pindahkan oleh

tangan kanan ke punggung tangan kiri kemudian di pindahkan lagi ke telapak

tangan yang kanan. Setelah itu diperoleh hasil berapa jumlah kojo yang

didapat. .

E.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian diperlukan alat untuk melakukan pengukuran yang

disebut instrumen. Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa instrumen

merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan

sistematis sehingga mudah untuk diolah.

Instrumen penelitian yang dibuat dan dikembangkan oleh peneliti berupa

indikator yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak usia

4-5 tahun (kelompok A). Sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab II

mengenai tahapan perkembangan kognitif anak dan dalam peraturan menteri

(15)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Teknik Pengumpulan Data Sumber Data A.Kemamp uan Mengenal Konsep Bilangan

1.Berhitung Menyebutkan

lambang

bilangan 1-10

a. Anak menyebutkan urutan bilangan 1-10

secara berurutan

b. Mampu menyebutkan urutan bilangan 10-1

secara mundur

c. Anak menyebutkan bilangan 1-10 secara

acak

Observasi

Dokumentasi

Anak

2.Hubungan

Satu ke satu

Menghubunkan/

memasangkan

lambang

bilangan dengan

benda-benda

a.Anak dapat menghubungkan lambang

bilangan dari 1-10 dengan benda secara

berurutan

b.Anak dapat menghubungkan lambang

bilangan dari 1-10 dengan benda secara acak

Observasi

Dokumentasi

Anak

3.Kuantitas Membuat dan

membedakan

dua kumpulan

a.Anak dapat membuat dua kumpulan benda

yang sama jumlahnya

b.Anak dapat membuat dua kumpulan yang

Observasi

Dokumentasi

[image:15.842.319.760.124.482.2]
(16)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sama jumlahnya,

lebih sedikit dan

lebih banyak

c.Anak dapat membedakan dua kumpulan

benda yang lebih banyak

d.Anak dapat membedakan dua kumpulan

benda lebih sedikit

4. Lambang

Bilangan

Menulis

lambang

bilangan dengan

benda dari 1-10

Anak dapat menulis lambang bilangan 1-10

secara acak misal: 5,7,3

.

Observasi

Dokumentasi

(17)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

[image:17.595.107.516.154.700.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Format Pedoman Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak

Nama :

Hari/Tanggal :

Nama Observer:

No. Aspek Observasi

Kriteria Penilaian

B C K

1. Mampu menyebutkan urutan bilangan 1-10 secara

berurutan

2. Mampu menyebutkan urutan bilangan 10-1 secara

mundur

3. Mampu menyebutkan bilangan1-10 secara acak

4. Mampu menghubungkan lambang bilangan dari 1-10

dengan benda secara berurutan

5. Mampu menghubungkan lambang bilangan dari 1-10

dengan benda secara acak

6. Mampu membuat dua kumpulan benda yang sama

jumlahnya

7. Mampu membuat dua kumpulan yang tidak sama

jumlahnya

8. Mampu membedakan dua kumpulan benda yang

lebih banyak

9. Mampu membedakan dua kumpulan benda lebih

sedikit

10. Mampu menulis lambang bilangan secara acak

(misal 5,7,3)

Sumber: (Coopley,200:5), Standar Paud Formal dan Non Formal (Permen No 58,

2009:13)

.

(18)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

[image:18.595.107.518.153.746.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Format Pedoman Observasi Aktivitas Guru Melalui Permainan Tradisional Encrak

Nama Guru :

Hari/Tanggal :

NamaTK :

No. Uraian Ya Tidak Keterangan

A Tahap Perencanaan

1. Guru membuat Rencana Kegiatan Harian

2. Menentukan dan menyiapkan materi

3. Mempersiapkan media pembelajaran

4. Mempersiapkan catatan penilaian anak

B Tahap Pelaksanaan

5. Mengkondisikan anak agar dapat mengikuti

kegiatan dengan baik

6. Membagi anak menjadi beberapa kelompok

7. Mengkomunikasikan tema, bahan/alat

permainan tradisional encrak yang akan

digunakan

8. Menyampaikan aturan dari permainan

tradisional encrak

9. Memberikan kesempatan kepada anak untuk

melakukan tanya jawab mngenai permainan

tradisional encrak

10. Mengarahkan anak melakukan permainan

tradisioal encrak sesuai aturan.

11 Memberikan motivasi kepada anak saat

kegiatan berangsung

(19)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu permainan tradisional encrak

13. Mengobservasi anak saat kegiatan

berlangsung.

C Penilaian

14. Memberikan kesempatan kepada anak untuk

menceritakan kembali kegiatan yang telah

dilaksanakan

15. Melakukan penilaian kepada anak setelah

kegiatan dilaksanakan

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan teknik observasi,

wawancara dan studi dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan

pengukuran.Observasi secara sederhana diartikan sebagai pengamatan dengan

menggunakan indera penglihatan dan tidak mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.Observasi atau pengamatan adalah teknik yang dilakukan guru

untuk mendapatkan informasi atau data tentang perkembangan dan

permasalahan anak.(Wahyudin & Agustin, 2010:390).

Observasi pengumpulan data dalam kegiatan ini dikumpulkan dan

disimpan dalam lembar observasi.Observasi pada penelitian ini digunakan

untuk mengamati pelaksanaan kegiatan permainan tradisional encrak untuk

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

Format pedoman observasi kemampuan mengenal konsep bilangan anak

dikembangkan sendiri oleh peneliti.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan menghimpun

(20)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

elektronik.Untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu berupa foto yang

diambil pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

G. Analisis Data

Analisis data menurut Patton (Moleong, 2005:280) adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis data

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data.

Data yang diperoleh dalam penelitian secara umum dianalsis melalui

deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan,

baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan

membuat penilaian deskriptif, dan data kuantitatif dianalisis dengan

[image:20.595.120.521.422.582.2]

menggunakan cara kuantitatif sederhana yakni dengan persentase (%).

Tabel 3.5 Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Persentase

Kriteria Skor Perolehan Penafsiran

Tinggi 61%-100% Kemampuan Konsep

Bilangan Baik

Sedang 41%-60% Kemampuan Konsep

Bilangan Cukup

Rendah 21%-40% Kemampuan Konsep

Bilangan Kurang

(Purwanto, 2008:103)

Adapun teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini melalui

beberapa tahapan yaitu reduksi data, display data, serta verifikasi dan

kesimpulan (Sugiyono, 2008:91)

1. Reduksi data

Mereduksi data dimulai dengan membuat rangkuman, memilih hal-hal

(21)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Display data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data

dalam bentuk deskripsi dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa

tabel, bagan maupun grafik.Hal ini untuk memudahkan peneliti membaca data

yang diperoleh.

3. Verifikasi dan kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

(22)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arikunto, A. dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Asniati, N. (2013). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep BilanganPada

Anak Usia Dini Dengan Metode Bermain Peran. Skripsi PGPAUD

UPI: Tidak Diterbitkan

Chaniago, A. (1995). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: CV.Pustaka Setia

Coopley, J. (2001). The Young Child and Matematics. National Assosiation For The Education of Young Children

Depdiknas (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di

Taman Kanak-kanak, Jakarta: Depdiknas

Desmita (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Fatimah 2009. Matematika Asik dengan Metode Pemodelan. Bandung: Tarsito

Hasan, M. (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press

Hartati, S. (2007). How To Be A Good Teacher and To Be a Good Mother. Jakarta: Enno Media

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Ismail, A. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media

Khasanah dkk. (2011) Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek

Perkembangan Anak Usia Dini.Jurnal Penelitian Vol 1 (1)

Misbach, I. (2006). Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan Edukatif

Dalam Menyumbang Pembentukan Karakter Dan Identitas Bangsa,

Tesis UPI Bandung:Tidak Diterbitkan.

Moleong (2005), Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rosda Karya

(23)

Neng Aam Nurhamidah, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENCRAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Muslihuddin (2011). Kiat Sukses Melakukan Tindakan Penelitian Kelas dan Sekolah. Bandung: Rizki Press

Noorlaila, I. (2010). PAUD. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Pakasi, S. (1970). Didakdik Berhitung 1. Jakarta: Bharatara

Peraturan Menteri (2009), Standar Paud Formal dan Non Formal, Jakarta: Peraturan Menteri

Resmika, R. (2014) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Pada Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Permainan Karambol. Skripsi PGPAUD UPI: Tidak

Diterbitkan

Russeffendi. E.T. (1992). Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Tarsito

Soefandi, dkk. (2009). Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta: Bee Media Indonesia

Sriningsih, N. (2008) Pembelajaran Matematika terpadu untuk AUD. Bandung: Pustaka Sebelas

Sudono, A. (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI

Sujiono, Y.N. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Suyanto, S.(2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakata: Depdiknas.

Tajudin (2008) Pembelajaran Mengenal Bilangan 1-10 Melalui Investasi Bermain Tata Angka. PLB UPI: Tidak Diterbitkan

Wahyudin, U. & Agustin, M. (2010) Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: CV.Falah Production

Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Melalui Permainan Tradisional Encrak
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5 Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui permainan kartu angka pada anak TK Permata Hati Kid’s

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui permainan kartu angka pada anak TK Permata Hati Kid’s

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam pembelajaran melalui kegiatan permainan berhitung permulaan tahap konsep bilangan pada anak

Untuk mengetahui adanya pengaruh aktivitas permainan bom wakwaw terhadap perkembangan mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan anak, maka dalam penelitian ini teknik

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui permainan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep bilangan pada usia 4-5

Data yang diperoleh dari lembar observasi kemampuan anak didapatkan bahwa kemampuan anak mengenal bilangan 1-10 dengan menggunakan permainan piring angka dapat

Bagaimanakah aktivitas anak dan guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-5 anak melalui permainan memancing dapat pada anak usia 3-4 tahun di KB

Perbedaan kemampuan mengenal konsep bilangan yang signifikan antara anak yang mengikuti kegiatan bermain Congklak Bali dengan yang tidak mengikuti kegiatan bermain