• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan Eksploratory Discovery pada siswa kelas IV SD Negeri Demakijo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan Eksploratory Discovery pada siswa kelas IV SD Negeri Demakijo."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah Publikasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Ditulis oleh:

Tri Purwaningsih A54B090070

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Ditulis oleh:

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan Eksploratory Discovery.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini mengambil tempat di SD Negeri Demakijo dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV. Pada setiap siklus yang dilakukan, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana untuk diterapkan dalam penelitian ini. Dalam tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tahap observasi yang dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pengamatan dan pengumpulan data yang diperlukan. Dan pada tahap refleksi, peneliti melakukan refleksi terhadap hasil evaluasi proses dan hasil belajar siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA karena 80% siswa telah berhasil melampui kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada siklus I, nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA adalah 58, 21 dan nilai tersebut meningkat pada siklus II. nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 76,42. Hal ini menunjukkan bahwa pada akhir siklus jumlah siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM sebanyak 7 siswa dari 28 siswa. Ini berati 21 siswa atau 80% sudah mendapatkan nilai tuntas atau mencapai KKM. Dengan menerapkan pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Demakijo pada mata pelajaran IPA.

(3)
(4)
(5)

A. Pendahuluan

Dewasa ini pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas, guru

lebih sering menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk,

mendengar, mencatat, dan menghapal teori dan rumus tanpa melakukan aktivitas

pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan, jenuh dan kurang bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berakibat pada kurangnya kemauan siswa

untuk mengetahui, menemukan, memecahkan masalahnya sendiri dan siswa

kurang mempunyai kesempatan untuk lebih memahami konsep yang diberikan

dan menjelaskan hasil yang diperolehnya. Padahal sistem pembelajaran yang

efektif adalah pembelajaran yang mengaktifan siswa untuk belajar dalam proses

pembelajaran.

Pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatkan daya keaktifan siswa

dalam belajar. Di samping itu pada hakikatnya siswa adalah makhluk individu.

Dengan melihat faktor tersebut, maka dengan penerapan pendekatan

eksploratory discovery maka siswa akan dapat mengembangkan pengetahuan,

sikap dan ketrampilan sehingga dapat berkembang secara mandiri. Penerapan

pendekatan eksploratory discovery ini pada hakekatnya adalah untuk melatih

siswa agar senantiasa mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan belajar.

Kemauan dan kreativitas siswa dalam menyesuaikan dan menyelesaikan

kegiatan belajarnya tidak muncul dengan sendirinya. Semua itu muncul karena

direncanakan oleh guru yang memiliki kemampuan untuk memahami serta

memperlakukan siswa secara manusiawi. Atas dasar pertimbangan tersebut di

atas, dalam penelitian ini akan diuji cobakan pendekatan eksploratory discovery

yang dilakukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini

dilakukan untuk mencari jawaban dan jalan keluar dalam mengatasi masalah

tersebut. Di dalam penelitian ini akan dibuktikan apakah pendekatan

eksploratory discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya di

(6)

B. Pendekatan Eksploratory Discovery dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pendekatan Eksploratory Discovery

Eksploratory berasal dari kata eksplore yang berarti penjelajahan. Sehingga

eksploratory dapat diartikan sebagai metode jelajah alam sekitar (JAS).

Eksploratory adalah pendekatan pembelajaran sains yang memanfaatkan objek

langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil.

Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu

itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Secara harfiah to discover

berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di

dalamnya belum diketahui orang.

Penggabungan dua buah metode pendekatan dalam suatu pembelajaran,

yakni discovery dan eksploratory melahirkan pendekatan eksploratory discovery

yang di Indonesia dijalankan dengan sistem pembelajaran berbasis CTL

(contextual teaching and learning) atau yang di sebut pembelajaran kontekstual

Pendekatan eksploratory menitikberatkan pada konsep pembelajaran yang

membantu guru mengaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat (Depdiknas, 2003: 5).

Tahap-tahap dalam ekploratory adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan masalah

b. Mengamati

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,

tabel dan karya.

d. Mengkomonikasikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru.

Proses discovery adalah kegiatan bertanya merupakan setrategi penting

bagi siswa dalam proses penemuan. Bertanya di pandang sebagai kegiatan guru

untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi

(7)

pembelajaran berbasis inkuiry yaitu menggali imformasi dan mengarahkannya

pada aspek yang menjadi tujuan pembelajaran. Pendekatan ekploratory

discovery (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan

siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya (Sudirman dkk,

1989:168).

a. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Eksploratory Discovery

Kelebihan Pendekatan Eksploratory Discovery Sudirman (1989:168) adalah

sebagai berikut:

1. Strategi pengajaran menjadi berubah dari teacher centered menjadi

student centered.

2. Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju

kepada pembentukan manusia seutuhnya

3. Menambah tingkat penghargaan siswa.

4. Penggunaan discovery memungkinkan siswa belajar dengan

memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya

menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

5. Dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu

6. Dapat menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan

memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan

mengelola informasi.

7. Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga

retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.

(8)

Kelemahan Pendekatan Ekploratory Discovery Sudirman (1989:171) adalah

sebagai berikut:

1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima

informasi dari guru secara apa adanya.

2. Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang umumnya

sebagai pemberi informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan

pembimbing siswa dalam belajar.

3. Banyak memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi

kebebasan itu tidak menjamin siswa belajar dengan baik dalam arti

mengerjakannya dengan tekun, dan terarah.

4. Dalam pelaksanaanya memerlukan penyediaan berbagai sumber

belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah disediakan.

5. Cara belajar siswa dengan metode eksploratory discovery menuntut

bimbingan guru yang lebih baik.

b. Langkah-Langkah dalam Pengaplikasian Pendekatan Eksploratory

Discovery

Tahap yang harus ditempuh dalam Pendekatan Eksploratory Discovery

menurut Sagala (2009:197) yaitu:

a. Perumusan masalah

b. Penetapan jawaban sementara

c. Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk

menjawab atau memecahkan masalah.

d. Menarik kesimpulan dari jawaban

2. Pelajaran Sains (IPA)

a.Pengertian Pelajaran Sains (IPA)

IPA (Sains) merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang

mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam

(9)

berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.

Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman

langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat

membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar (Depdiknas 2004:33).

b. Tujuan Pelajaran Sains (IPA)

Tujuan pemberian pelajaran IPA atau sains adalah agar siswa mampu

memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan

kehidupan nyata.

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif

terhadap teknologi dan masyarakat.

2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki

alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat

keputusan.

3. Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya

sains kehidupan sehari-hari.

5. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam.

(10)

c. Fungsi Pelajaran Sains (IPA)

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993/1994:97-98). Mata

Pelajaran IPA berfungsi untuk:

1 Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan

lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan

sehari-hari.

2 Mengembangkan keterampilan proses.

3 Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

4 Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan

yang lebih tinggi.

d. Kondisi Pembelajaran Sains di SD

Menyadari bahwa pada berbagai masalah dalam pendidikan pada umumya,

pendidikan sains pada khususnya sangat kompleks, karena itu

pemikiran-pemikiran masih terus di sumbangkan untuk mencoba memecahkan permasalahan

itu. Pendidikan sains disekolah dasar dihadapkan pada berbagai masalah seperti

fasilitas buku, media dan dana sehingga dalam penerapannya tampak adanya

kurang pengertian.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SD Negeri Demakijo, dan yang menjadi

subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

digunakan dalam proses penelitian ini. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya

nilai siswa di mata pelajaran IPA yang seringkali di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Sehingga dengan menggunakan pendekatan Ekploratory

Discovery, diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka terhadap

(11)

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga dalam prosesnya

penelitian ini mempunyai beberapa siklus yang digambarkan dalam bagan

dibawah ini:

Bagan 2. Bagan Siklus Pembelajaran (Arikunto, 1999:97) Tindakan

Guru menggunakan kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan Eksploratory Discovery

Melalui pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Demakijo

n

n

n

n Kondisi awal

Hasil belajar IPA pada siswa kelas IV masih rendah

(12)

Dalam prosesnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

menggunakan tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data

kuantitatif hasil belajar siswa. Dan observasi digunakan untuk menilai proses

belajar mengajar menggunakan pendekatan eksploratory discovery.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil belajar pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang

dilakukan guru berupa penerapan pendekatan eksploratory discovery ternyata

dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV dan mengurangi

jumlah siswa yang belum tuntas dalam proses pembelajaran. Dilihat dari hasil

IPA pada siswa kelas IV sudah mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata

ulangan sebelum siklus sebesar 58,21 menjadi 68,57. Tetapi rata-rata tersebut

belum menunjukkan peningkatan signifikan karena rata-rata hasil belajar pada

sikus I masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 68,57

Rendahnya pencapaian ketuntasan belajar disebabkan oleh beberapa

hal, antara lain:

a. Guru kurang menguasai kelas.

b. Terbatasnya media dan alat peraga yang ada.

c. Siswa kurang memehami materi yang diberikan guru.

Untuk mengatasi kendala tersebut, peneliti menerapkan beberapa

langkah diantaranya sebagai berikut:

a. Untuk lebih mengusai kelas, guru meminta siswa untuk membuat

kelompok. Selama proses pembelajaran guru juga lebih sering untuk

berkeliling memantau kondisi siswa.

b. Untuk mengatasi terbatasnya media dan alat peraga yang ada, guru

mencoba mengoptimalkan alat peraga yang ada dan menghubungkan

(13)

c. Agar materi yang diberikan dapat lebih dipahami siswa, guru

menghubungkan dan mencontohkanny ke kehidupan yang sebenarnya.

Guru juga melakukan pengulangan terhadap materi-materi yang diberikan.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada siklus II

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan peneliti dengan menerapkan

pendekatan eksploratory discovery menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar dalam proses pembelajaran IPA.

Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan eksploratory discovery pada siklus II mengalami peningkatan rata

-rata daripada nilai rata-rata pada siklus I. Hasil belajar yang diperoleh pada

siklus II sudah cukup signifikan karena rata-rata secara klasikal sudah berada

diatas standar ketuntasan minimal yaitu 76,42. Pada pembelajaran siklus II

permasalahan yang muncul tidak begitu berarti artinya hampir semua anak

telah mengikuti pembelajaran dengan baik dalam proses belajar mengajar.

2. Pembahasan

Mariyanti dalam nana Ani (2011: 22), pendekatan eksploratory discovery

didasarkan pada 3 ciri pokok, yaitu:

a. Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung,

maupun menggunakan media.

b. Selalu ada kegiatan berupa pengamatan dan penjelasan

c. Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan,

gambar, foto, ataupun audio visual.

Dengan didasari 3 hal pokok tersebut, pendekatan ini sangatlah cocok

diterapkan untuk mata pelajaran IPA karena fungsi dan tujuan mata pelajaran

IPA sendiri adalah membangun interaksi siswa dengan alam secara langsung

maupun tidak langsung sesuai yang ada dalam Kurikulum Pendidikan Dasar

(14)

1 Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan

lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi

kehidupan sehari-hari.

2 Mengembangkan keterampilan proses.

3 Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa

untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

4 Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat

pendidikan yang lebih tinggi.

Arikunto (2001: 132) mengemukakan bahwa hasil belajr adalah hasil

yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan

penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan

pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima siswa.

Berdasarkan pernyataan tersebut apabila dikaitkan dengan penelitian

yang peneliti lakukan maka hasil yang dicapai siswa setelah melakukan

kegiatan belajar dengan menerapkan pendekatan eksploratory discovery dan

untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan

sudah diterima siswa ternyata mengalami peningkatan. Hal ini terbukti

dengan meningkatnya nilai siswa pada saat evaluasi belajar setiap siklus.

Pada kondisi awal dapat kita lihat nilai rata-rata hasil belajar siswa

adalah 58,21. Pada tahap ini masih banyak siswa yang mendapatkan nilai

rendah atau belum mencapai KKM yaitu sebanyak 21 siswa, sedangkan

yang sudah mencapai KKM sebanyak 7 siswa. Hal in menunjukkan proses

belajar mengajar yang dilaksanakan guru belum mencapai maksimal.

Pada siklus I jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM

(15)

siswa. Dengan demikian kegiatan pembelajaran belum mencapai hasil yang

memuaskan karena nilai rata-rata kelas baru mencapai 68,57

Pada siklus II nilai rata-rata kelas IV dapat kita lihat adanya

peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar siklus I. Peningkatan

yang ditunjukkan cukup signifikan. . Hasil belajar yang diperoleh pada siklus

II sudah cukup signifikan karena rata-rata secara klasikal sudah berada diatas

standar ketuntasan minimal yaitu 76,42. Jumlah siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari KKM sebanyak 7 siswa dari 28 siswa. Ini berati 21 siswa

sudah mendapatkan nilai tuntas atau mencapai KKM. Hal tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran

mengalami peningkatan pada siklus II.

Dan ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan eksploratory

discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi

rangka manusia.

Sehubungan dengan itu maka dapat disimpulkan bahwa tindakan

penelitian dalam materi pelajaran rangka manusia yang telah dijelaskan

dengan menerapkan pendekatan eksploratory discovery pada siswa kelas IV

SD Negeri Demakijo telah meningkatkan hasil belajar.

E. Kesimpulan dan Saran

Telah disampaikan dalam uraian di atas bahwa sangat memungkinkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan eksploratory

discovery karena hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery. Hal ini dibuktikan

dengan tercapainya 21 siswa atau 80% dari jumlah siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal. Sehingga, hendaknya guru juga menerapkan dan

mengembangkan pendekatan yang ada untuk meningkatkan hasil belajar siswa

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

Menggunakan Metode “discovery” dan “inquiry”. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta.

Aprilia. Achyar, Afifatul. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 4

(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi .1997. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

________________. 1999. Prosedur Penelitian:Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara/

________________. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

Depdikbud. 1994. Kurikulum SD Kelas IV. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2008. Kurikulum 2008 IPA SD.Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Strategi Pembelajaran,. Surabaya : Usaha Nasional

Hermawati, Nana Ani. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan

Metode Eksploratory Discovery (Studi di SD N Jatipun Karanganyar).

Surakarta : FKIP UMS

Margono, 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Mulyadi, dkk .2010. Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Nur. Muhamad. Muslimin. 2007. Hakikat Sains. Program Pascasarjana Universitas

Negeri Yogyakarta.

Sabri. Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

___________. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV.

Pedoman Ilmu Jaya.

(17)

Sardiman A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : C.V.

Rajawali, 1990.

___________. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Usman, Samatoa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Data aktifitas jaringan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari proses pemantauan secara langsung, yang diharapkan akan mampu merepresentasikan aktifitas

Hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) Penerapan metode The Learning Cell dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mengajukan pertanyaan pada pelajaran

Data penelitian ini adalah data deskriptif yang berupa hasil puisi siswa, ungkapan, pernyataan, kata-kata tertulis, nilai hasil menulis puisi siswa, hasil wawancara

If Harriet Beecher Stowe wrote Uncle Tom’s cabin to criticize slavery which she consider as an American national sin and hope it would help bring slavery to an early and peaceful

pH optimum dari enzim amylase misalnya dapat diperoleh dengan menentukan jumlah milligram gula yang terbentuk dari beberapa reaksi yang menggunakan

Berkaitan dengan adagium ini, jika seorang agen diplomatik dianggap sebagai perwakilan negara yang mengirimnya ( sending state ), maka ia kebal atau tidak dapat diberlakukan hukum

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan