• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA Penerapan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Sdn 3 Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Aj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA Penerapan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Sdn 3 Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Aj"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA

KELAS V SDN 3 GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

SUPRIYADI A 510 070 094

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA

KELAS V SDN 3 GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGESAHAN

Yang dipersembahkan dan disusun oleh :

SUPRIYADI A 510 070 094

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, 24 Juli 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji

1. Dr. Samino, M. M ( )

2. Dra. Risminawati, M. Pd ( )

3. Drs. Mulyadi, M. Pd ( )

Surakarta, 31 Juli 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(3)

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA

KELAS V SDN 3 GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

Supriyadi, A510 070 094, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2012.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Gabus Kabupaten Grobogan dengan penerapan metode think pair share yang menjadi subjek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 19 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode dokumentasi dan metode tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari pra siklus, siklus I sampai dengan siklus II melalui tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sumber data diperoleh dari hasil tes siswa dan observasi. Hasil belajar siswa dengan menerapkan metode think pair share. Siklus I siswa yang melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) 10 (52,63%) siswa. Pada siklus II siswa yang melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) meningkat menjadi 17 (89,47%) siswa, peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 36,84%. Untuk aspek penunjang hasil belajar siswa pada siklus I yang menjadi indikatornya yaitu: 1) Memperhatikan penjelasan guru 82,21%, 2) Keberanian bertanya 63,16%, 3) Menjawab pertanyaan 57,90%. Pada siklus II naik menjadi : 1) Memperhatikan penjelasan guru 94,74%, 2) Keberanian bertanya 84,21%, 3) Menjawab pertanyaan 84,21%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode think pair share dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

(4)

Pendahuluan

Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang

mampu membawa siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan melatih

kemampuan siswa dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian siswa harus diberi

kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dengan melalui berbagai

kegiatan, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Untuk memilih suatu

metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti, materi yang akan

disamapaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa

serta hal lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

. Dalam pembelajaran IPA yang hanya menggunakan metode ceramah,

kegiatan pembelajaran di dominasi oleh guru. Guru menyampaikan pelajaran dan

memberikan contoh soal sedangkan siswa hanya mendengar dan meniru pola-pola

apa yang telah disampaikan oleh guru, mencontoh cara menyelesaikan soal

sehingga mengakibatkan siswa bertindak menjadi pasif terhadap proses belajar

mengajar.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran IPA

kelas V SDN 3 Gabus secara umum menunjukkan proses pembelajaran belum

optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajarannya ditemukan kelemahan

yaitu: (1) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dalam setiap

pembelajaran IPA, (2) tidak adanya keberanian siswa dalam mengajukan

pertanyaan, (3) siswa takut dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh

guru, (4) hasil belajar IPA cenderung rendah. Peneliti ingin meningkatkan hasil

belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share. Think

Pair Share merupakan jenis metode pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dimaksudkan sebagai

alternatif pengganti terhadap struktur kelas tradisional. Struktur ini menghendaki

siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota). Think Pair

Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa

waktu yang lebih untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama

(5)

Berbagai alasan di atas dikarenakan guru dalam penyampaian materi

pelajaran masih menggunakan metode konvensional atau semuanya masih

berpusat pada guru. Hal ini dapat di llihat dari hasil belajar siswa kelas V SD N 3

Gabus kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 masih belum memuaskan

karena banyak siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar)

yaitu ≥59, dari 19 siswa kelas V hanya 5 siswa dengan prosentase 26,36% yang

nilainya hasil belajar IPA memenuhi KKM. Peneliti ingin meningkatkan hasil

belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share. Think

Pair Share merupakan jenis metode pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Atas dasar uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan

judul “PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

PADA SISWA KELAS V SDN 3 GABUS KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar mata

pelajaran IPA dengan menggunakan metode Think Pair Share pada siswa kelas V

SDN 3 Gabus Tahun Ajaran 2011/2012.

Tinjauan Pustaka

Menurut Trianto (dalam Endah, 2009: 11), metode Think Pair Share

adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode Think Pair Share (TPS) merupakan

salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan waktu

kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk

memberdayakan kemampuan berpikir siswa. Peningkatan kemampuan berpikir

siswa akan meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa dan kecakapan

akademiknya.

Siswa dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan

masalah yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa

(6)

untuk mendiskusikan hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat

didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu

konsep.

a. Thinking (berfikir)

Guru menyajikan satu materi dalam waktu yang singkat, kemudian

guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

Siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara

mandiri untuk beberapa saat.

b. Pairing (berpasangan)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkan dan saling melengkapi. Siswa

membicarakan atau mendiskusikan dengan pasangan masing-masing tentang

masalah tersebut serta saling mengemukakan apa yang mereka ketahui tentang

topik tersebut dan apa lagi yang perlu diketahui atau perlu dicari untuk dapat

menjawab atau menghasilkan solusi.

c. Sharing (berbagi)

Guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau

bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai jawaban yang telah

mereka bicarakan. Langkah ini akan lebih efektif jika guru berkeliling kelas

dari pasangan satu kepasangan yang lain sehingga semua pasangan tersebut

memperoleh kesempatan untuk melaporkan jawabannya.

Dengan demikian, pada saat guru mempresentasikan sebuah pelajaran

dikelas, siswa duduk bepasangan di kelompok mereka. Guru mengajukan

pertanyaan kepada kelas tersebut. Siswa diminta untuk Think (berfikir) sendiri

jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, Think Pairing (berpasangan)

dengan pasangannya berdiskusi untuk mencari solusi atas jawaban tersebut.

Kemudian guru meminta untuk Share (berbagi) jawaban yang telah mereka

sepakati itu kepada semua siswa di kelas.

Menurut Frank Lymen dalam buku Asmani (2011: 45-46)

langkah-langkah metode Think Pair Share adalah:

(7)

b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutamakan hasil pemikiran masing-masing.

d. Guru memimpin siding pleno kecil untuk berdiskusi. Tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

e. Berawal dari kegiatan tersebut, guru kemudian mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

f. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari para siswa.

g. Guru menutup pembelajaran.

Dengan demikian Metode Think Pair Share dapat melatih siswa untuk

berlatih berkomunikasi antar siswa dalam memahami konsep pembelajaran.

Dalam pembelajaran Think Pair Share sangat jelas tahap-tahapnya, siswa

berperan sebagai subjek yang sedang belajar.

Menurut Mella (2012: 13) Kelebihan dan kekurangan metode Think Pair

Share adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan metode Think Pair Share diantaranya :

1) Siswa dapat merumuskan atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

2) Siswa akan terlatih dalam menerapkan konsep karena adanya saling bertukar pendapat dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalm memecahkan masalah.

3) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok.

4) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada bisa menyebar pada seluruh siswa.

5) Tugas guru lebih banyak memantau dalam proses pembelajaran.

b. Kelemahan metode Think Pair Share diantaranya :

1) Perlunya monitor karena banyak kelompok yang melapor/ bertanya.

2) Ide yang muncul hanya sedikit.

3) Jika terjadi perselisihan dalam kelompok tidak ada yang jadi penengahnya.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kelebihan metode Think Pair

(8)

membantu. Kekurangan metode Think Pair Share : 1) ide yang muncul sedikit

karena yang mempunyai ide hanya siswa itu saja, 2) banyak siswa yang bertanya

kondisi kelas menjadi gaduh.

Menurut Arikunto (dalam Samino, 2011: 48) hasil belajar adalah hasil

yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan

penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan

pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima siswa. Untuk dapat

menentukan tercapainya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil

belajar. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemajuan pesertadidik dalam

penguasaan materi yang dipelajari dan ditetapkan.

Hasil belajar merupakan keluaran (out put) dari suatu sistem perprosesan

masukan (in put). Masukan tersebut dapat berupa bermacam-macam informasi

terkait dengan siswa, sedangkan keluarannya adalah hasil yang merupakan

perubahan tingkah laku, perbuatan atau kinerja. Dengan demikian berarti telah

terjadi proses belajar dan hasil belajarnya baik kognitif, afektif maupun

psikomotor Abdurrahman (dalam Samino, 2011: 48).

Berdasarkan definisi diatas dapat dimaknai bahwa hasil belajar adalah

hasil usaha kegiatan belajar yang telah dicapai oleh siswa pada waktu tertentu

yang mengakibatkan perubahan pada diri siswa berupa penguasaan, pengetahuan

dan kecakapan dalam pelajaran. Indikator peningkatan hasil belajar siswa adalah

nilai belajar IPA dapat dilihat setelah diadakan tes. Adapun aspek yang menjadi

penunjang peningkatan hasil belajar siswa adalah : 1) perhatian siswa terhadap

penjelasan guru dalam penyampaian materi pelajaran IPA, 2) keberanian siswa

dalam mengajukan pertanyaan, 3) keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan

yang telah diberikan oleh guru.

Nela Nur Rohimah (2011) dengan judul “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Dengan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIM Gedongan Pada Mata Pelajaran PKn Tahun

Ajaran 2010/2011”. Menyimpulkan bahwa dari 22 siswa hasil belajar siswa pada

siklus I terdapat 12 siswa dengan prosentase 54,45% yang mencapai KKM. Pada

(9)

KKM. Sedangkan pada siklus III diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa

mencapai 100%, KKM yang telah di tetapkan pada sekolahan tersebut yaitu ≥62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penerapan metode pembelajaran Think Pair

Share dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar.

Mella Evrilianti Rohmatul P. (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) Bagi siswa Kelas IV SD N 3 Kalongan Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.” Menyimpulkan bahwa dari 13

siswa pada pra siklus siswa yang mencapai KKM 4 prosentase (30, 76%) dengan

rata-rata kelas 59, 23. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM meningkat

menjadi 10 siswa dengan prosentase (76,92) dengan nilai rata-rata kelas 67, 69.

KKM yang telah di tetapkan pada sekolahan tersebut yaitu ≥65. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3

Kalongan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil penelitian di atas sangat mendukung peneliti dalam

melakukan penelitian tentang “Penerapan metode think pair share untuk

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD N 3

Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012” adapun perbedaan

penelitian ini terletak pada objek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD N 3

Gabus, obyek penelitian ditetapkan pada hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

Adapun persamaannya yaitu terletak pada penerapan metode think pair share.

tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

IPA dengan menggunakan metode Think Pair Share pada siswa kelas V SDN 3

Gabus Tahun Ajaran 2011/2012.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N 3 Gabus karena Lokasi penelitian dekat

dengan kediaman peneliti, sehingga meringankan beban peneliti baik waktu

(10)

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa di kelas V SD N 3

Gabus kabupaten Grobogan dengan waktu pelaksanaan pada bulan Januari -

Maret 2012.

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian tindakan kelas. PTK

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas melalui refleksi diri dengan

tujuan untuk memperbaiki masalah yang di hadapi oleh siswa sehingga hasil

belajar siswa meningkat. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V SD N 3

Gabus, peneliti sebagai guru mata pelajaran IPA dan guru kelas V bertindak

sebagai observer yang mengobservasi peneliti dalam kegiatan tindak guru

mengajar. Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas V SD N 3 Gabus pada mata pelajaran IPA. Disamping itu guru

yang melaksanakan PTK menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis

terhadap hasil belajar IPA.

Prosedur penelitian dalam melaksanakan tindakan mengikuti

langkah-langkah Rubino (2009: 120) prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan penelitian bersiklus yang terdiri dari empat langkah yaitu dialog awal,

perencanaan (planning), tindakan (action), observasi dan monitoring

(observation), refleksi (reflection,), evaluasi dan penyimpulan yang dilakukan

secara berulang. Untuk memperoleh data dikelas secara konkrit, maka penulis

mengadakan penelitian menggunakan metode observasi, dokumentasi,

wawancara, dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

lembar observasi dan tes.

1. Pengembangan instrumen dilakukan melalui observasi sebagai berikut:

Lembar pedoman observasi meliputi :

a. Kegiatan guru

b. Aktivitas siswa

c. Suasana belajar mengajar

d. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Instrumen tes berbentuk essay. Adapun langkah-langkah penyusunan

instrument tes sebagai berikut:

(11)

b. Menyusun kisi-kisi.

c. Menyusun soal atau instrument yang terdiri dari petunjuk menjawab

soal-soal dan item butir soal.

Validitas data menggunakan trianggulasi. Triangulasi adalah pengecekan

data. Dalam pengecekan data disini menggunakan trianggulasi sumber dan

trianggulasi teknik. Trianggulasi sumber adalah mencocokan data hasil belajar

siswa dengan hasil pengamatan langsung terhadap aktivitas belajar siswa.

Trianggulasi teknik adalah metode pengumpulan data yang berasal dari hasil

observasi, wawancara, dan tes. Penelitian ini menggunakan trianggulasi dengan

jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk mengecek kembali

derajat kepercayaan data. Dalam hal ini, peneliti akan menggukan trianggulasi

sumber dan trianggulasi penyidik. Untuk instrumen yang berupa tes di uji dengan

validitas isi. Menurut Sugiyono (2010:129) validitas isi yaitu membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Menurut

Arikunto (2006: 67) suatu tes atau instrumen dikatakan memiliki validitas isi jika

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran

yang diberikan, validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan

dengan cara merinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Analisis data

yang di gunakan adalah analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2006: 91) Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu :

1) Reduksi data, 2) Penyajian data, dan 3) Penarikan kesimpulan.

Indikator keberhasilan siswa dengan Peningkatan hasil belajar siswa pada

pelajaran IPA diharapkan 75% dari seluruh siswa kelas V memperoleh nilai di

atas KKM. Hal-hal yang menunjang hasil belajar di antaranya : 1) perhatian siswa

terhadap penjelasan guru, 2) keberanian dalam bertanya, 3) keberanian siswa

dalam menjawab pertanyaan. Dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) IPA

(12)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada saat kondisi awal atau pra siklus hasil belajar siswa yang mencapai

KKM ≥59, dari 19 siswa sebanyak 5 siswa (26,36%) siswa yang tuntas belajar dan

siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa (73,68%). Adapun aspek penunjang

hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh beberapa keterangan di antaranya : 1)

memperhatikan penjelasan guru penjelasan sebanyak 10 siswadengan prosentase

(52,63%), 2) siswa yang berani bertanya pada saat guru memberikan waktu untuk

bertanya sebanyak 8 siswa dengan prosentase (42,10%), dan 3) siswa yang berani

menjawab pertanyaan dari guru sebanyak 5 siswa dengan prosentase (26,36%).

Pada siklus I dengan penerapan metode pembelajaran Think Pair Share

diperoleh rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu 60,79. Serta terdapat 10

siswa telah mencapai KKM ≥59 atau 52,63%. Adapun aspek penunjang hasil

belajar siswa pada siklus I pada pertemuan pertama yaitu, 1) siswa yang

memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran IPA sebanyak 13 siswa

(68,42%), 2) keberanian siswa dalam bertanya sebanyak 10 siswa (52,63%), dan

3) keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan sebanyak 7 siswa (36,84%).

Sedangkan pada pertemuan kedua yaitu 1) siswa yang memperhatikan penjelasan

guru dalam pembelajaran IPA sebanyak 16 siswa (84,21%), 2) keberanian siswa

dalam bertanya sebanyak 12 siswa (63,16%), dan 3) keberanian siswa dalam

menjawab pertanyaan sebanyak 9 siswa (57,90%).

Pada siklus II dengan penerapan metode pembelajaran Think Pair Share

diperoleh rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu 69,21, serta terdapat 17

siswa telah mencapai KKM (≥59) atau 89,47%. Adapun aspek penunjang hasil

belajar siswa meningkat pada pertemuan pertama yaitu, 1) siswa yang

memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran IPA sebanyak 16 siswa

dengan prosentase (84,21%), 2) keberanian siswa dalam bertanya sebanyak 14

siswa dengan prosentase (73,68%), dan 3) keberanian siswa dalam menjawab

pertanyaan sebanyak 15 siswa dengan prosentase (78,97%). Sedangkan pada

pertemuan kedua yaitu, 1) siswa yang yang memperhatikan penjelasan guru dalam

pembelajaran IPA sebanyak 18 siswa dengan prosentase (94,74%), 2) keberanian

(13)

keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan sebanyak 16 siswa dengan

prosentase (84,21%).

Hasil penelitian pada siswa kelas V SD N 3 Gabus Kabupaten Grobogan

Tahun Ajaran 2011/2012 dengan penerapan metode pembelajaran Think Pair

Share menunjukkan hasil belajar siswa meningkat dari pra siklus 5 siswa dengan

prosentase (26, 36%) dengan nilai rata-rata kelas 48,93. siklus I meningkat

menjadi 10 siswa dengan prosentase (52, 63%) dengan nilai rata-rata kelas 60, 79.

dan siklus II meningkat menjadi 17 siswa dengan prosentase (89, 47%) dengan

nilai rata-rata kelas 89, 47 dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah

di tetapkan dalam penelitian (75% siswa mencapai KKM). Hipotesis yang

berbunyi “Penerapan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan

hasil belajar siswa adapun hal-hal yang menunjang hasil belajar siswa di

antaranya : 1) perhatian siswa terhadap penjelasan guru, 2) keberanian dalam

bertanya, 3) keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. mata pelajaran IPA

pada siswa kelas V SD N 3 Gabus, Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2011/2012”.

Hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami

peningkatan adapun hal-hal penunjang hasil belajar siswa di antaranya : 1)

perhatian siswa terhadap penjelasan guru pada pelajaran IPA, 2) keberanian dalam

bertanya, 3) keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. Melalui penerapan

metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa

mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD N 3 Gabus Tahun Ajaran 2011/2012.

(14)

Aspek penun

nunjang peningkatan hasil belajar siswa dengan mene Pair Share pada pelajaran IPA kelas V SD N 3 Gabus

Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pe

10

diagram peningkatan penunjang hasil belajar sisw

t dilihat pada grafik 4.1 sebagai berikut :

Peningkatan Penunjang Hasil Belajar Siswa Deng ink Pair Share Pada Pelajaran IPA kelas V SD N 3 G

Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus I P-1 Siklus I P-2 Siklus II

P-1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(15)

Hasil pencapaian nilai siswa sebagai tolak ukur hasil belajar IPA siswa

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Think Pair Share Pada Pelajaran IPA kelas V SD N 3 Gabus kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2011/2012

No

. Nama KKM

Nilai hasil belajar

Pra siklus Nilai rata-rata

siklus I

Nilai rata-rata siklus

II

1. Ayu Apriliana 59 40 52,5 60

2. Bogi Mukja Lanang 59 70 77,5 87,5

3. Calvin Prema Putra 59 50 52,5 67,5

4. Danang Adi Utama 59 40 50 55

5. Ifa Farahyani 59 40 57,5 67,5

6. Khalimatus Saadah 59 40 57,5 67,5

7. Meliyanda 59 50 57,5 65

8. M. Tedi Wijaya 59 50 60 72,5

9. Mahmudah 59 30 52,5 62,5

10. Nurhadi 59 60 67,5 80

11. Nurul Badriyah 59 50 65 70

12. Pandu Wicaksana 59 60 75 82,5

13. Reni Pramularsih 59 50 52,5 60

14. R. Budi Utama 59 40 52,5 55

15. Rintang Faturillah 59 50 60 72,5

16. W.Rizky Ardana 59 70 75 87,5

17. Nunik Fajar 59 60 65 67,5

18. Muslih Fikri 59 50 60 60

19. Arif Bekti Prasetya 59 50 65 70

Jumlah 930 1155 1315

Rata-rata kelas 48,93 60,79 69,21

Siswa yang mencapai KKM 5 10 17

(16)

Adapun diagram peningkatan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran dapat dilihat pada grafik 4.2 sebagai berikut :

Grafik 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Think Pair Share Pada Pelajaran IPA kelas V SD N 3 Gabus kabupaten Grobogan

Tahun Ajaran 2011/2012

Pembahasan hasil penelitian ini dibuktikan bahwa dari 19 siswa hanya 5

siswa yang mencapai KKM dengan prosentase 26,36% dan rata-rata kelas 48,93,

setelah diterapkan metode Think Pair Share naik menjadi 17 siswa dengan

prosentase 89,47% dan rata-rata kelas 69,21. Dengan demikian dapat disimpulkan

metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran

IPA pada siswa kelas V SD N 3 Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2011/2012.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara

kolaborasi antara peneliti dan guru kelas V dalam upaya meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan metode Think

Pair Share selama dua siklus dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode think pair share dapat meningkatkan hasil belajar pada

siswa kelas V SD N 3 Gabus pada mata pelajaran IPA yang dilihat pada

Pra siklus Siklus I Siklus II

Nilai Sisw a 26.36 52.63 89.47

(17)

nilai siswa yang mencapai KKM, 5 siswa dengan prosentase 26,36%

menjadi 17 siswa dengan prosentase 89,47%.

2. Dari hasil belajar siswa tersebut dapat di simpulkan bahwa penerapan

metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA kelas V SD N 3 Gabus, Kabupaten Grobogan, Tahun Ajaran

2011/2012 dirumuskan dapat diterima kebenaranya.

Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti metode pembelajaran think pair

share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N 3 Gabus. Sehubungan

dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut :

1. Memberikan alternatif bagi guru untuk menggunakan metode think pair

share untuk meningkatkan hasil belajar siswa khusunya mata pelajaran

IPAdan mata pelajaran yang lain pada umunya.

2. Menunjukkan pentingnya menggunakan metode pembelajaran yang

bervariasi dan inovatif, salah satunya adalah metode think pair share yang

sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA

kelas V SD N 3 Gabus, Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini, maka dalam

penerapan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA adapun saran-saran yang di ajukan sebagai

berikut :

1. Kepada Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan pengawasan kepada guru

kelas dalam menentukan strategi pembelajaran dan merekomendasikan

metode pembelajaran Think Pair Share.

b. Kepala sekolah hendaknya bekerjasama dengan guru kelas untuk

menentukan strategi pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran

agar hasil belajar siswa lebih meningkat.

c. Kepala sekolah harus selalu mengadakan monitoring dan evaluasi

kepada guru kelas agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan mutu

(18)

2. Kepada Guru

a. Guru mampu memahami karakteristik siswa pada proses pembelajaran.

b. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran

Think Pair Share (TPS) sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses

pembelajaran IPA.

3. Kepada Peneliti Berikutnya

Penelitian ini hendaknya dapat di jadikan masukan bagi peneliti

berikutnya untuk penelitian lebih lanjut dengan materi atau tempat

penelitian yang berbeda.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, XIII. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani Jamali, Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: IKAPPI.

Endah Neni Mastuti. 2009. Meningkatkan hasil belajar biologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas VIII SMPN 2 Gondang Sragen Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mella Evrilianti Rohmatul P. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Bagi siswa Kelas IV SD N 3 Kalongan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nela Nur Rohimah. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIM Gedongan Pada Mata Pelajaran PKN Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(19)

Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Surakarta : Fairus Media.

Gambar

Tabel 4.6 nunjang peningkatan hasil belajar siswa dengan mene
Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode
Grafik Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Dari hasil penelitian 40 orang mahasiswa yang diukur dengan tes bangku QCST didapatkan V02 maks yaitu 28 orang ( 70 % ) memiliki kriteria baik (42,45 ml- 55,86 ml), 12 orang

Pengaruh cukup dalam diartikan bahwa orang tua tetap mengawasi dan menegur apabila melakukan tindakan merokok di rumah, namun apabila sudah di luar rumah kontrol

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

 Menyampaikan kisah singkat tentang peristiwa penting dan sikap terpuji Nabi Sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw secara individu maupun perwakilan kelompok.  Menyampaikan hasil

Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan aplikasi mobile kamus istilah jaringan pada platform android, (2) mengetahui kualitas aplikasi yang dikembangkan

The first comics showed political cartoons of the eighteenth and early nineteenth centuries, containing the speech and thoughts of various political figures (Sadler

Semoga dengan adanya kegiatan PPL ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menjadikan calon pendidik profesional yang memiliki sikap, kemampuan, dan keterampilan unggul dalam

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi