• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA Upaya Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian Bola (Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA Upaya Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian Bola (Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA

(Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Oleh :

NOVIANDHIKA ANGGRA SETIAWAN NIM: C. 100 080 003

FAKULTAS HUKUM

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrahim.

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Noviandhika Anggra Setiawan

NIM : C100 080 003

Fakultas/Jurusan : Hukum

Jenis : Skripsi

Judul : UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN

TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA (Studi Kasus Wilayah Kota Surakarta Dan Sragen)

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perusahaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikanya, serta menampilkanya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap menampilkan nama saya, sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, 3 Januari 2013

Yang menyatakan,

(4)

ABSTRAK

Upaya Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian Bola (Studi Kasus Wilayah Kota Surakarta Dan Sragen). Noviandhika Anggra Setiawan, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana Upaya Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana perjudian Bola apakah sudah optimal dan sesuai peraturan Perundang-undangan atau belum, penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat normatif-empiris dengan mengidentifikasi kajian normatif mengenai peran Kepolisian di Kota Surakarta dan Sragen dalam penanganan tindak pidana perjudian bola. Berdasarkan pembahasan dihasilkan kesimpulan bahwa upaya yang telah dilakukan kepolisian dalam penanganan tindak pidana perjudian bola hasilnya belum cukup optimal hal ini dapat diketahui dari masih seringnya ditemukan tindakan perjudian khususnya perjudian bola di masyarakat. Hal itu juga karena Kepolisian mendapat kendala atau hambatan baik itu dari faktor penegak hukum sendiri, masyarakat, maupun Undang-undang nya sehingga upaya kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola tidak dapat maksimal.

Kata kunci: upaya kepolisian dalam penanganan tindak pidana perjudian bola.

ABSTRACT

Police Action In Handling Doing An Injustice Gambling of Football ( Regional Case Study in Surakarta And Sragen). Noviandhika Anggra Setiawan, Faculty Of Law University of Muhammadiyah Surakarta.

Research of this law aim to to know about how to Police action In Handling of Doing An Injustice gambling of football what have optimal and according to law and regulation or not yet, this research is research having the character of normatif-empiris identified study of normatif concerning role of Police in Town of Surakarta and of Sragen in handling of doing an injustice gambling of football. Pursuant to solution yielded conclusion that effort which have been conducted by police in handling of doing an injustice gambling of football result of him not yet optimal enough of this matter can know from still often him found by gambling action specially gambling of football in society.

That thing also because Police get that good resistance or constraint from enforcer factor punish by xself, society, and regulation of so that strive police in handling doing an injustice gambling of football cannot maximal.

(5)

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA

(Studi Kasus Wilayah Kota Surakarta dan Sragen)

PENDAHULUAN

Perjudian adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu

pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan

menjadi pemenang, pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya

kepada sipemenang, pertaruhan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum

pertandingan dimulai.1

Dalam KUHP Pasal 303 ayat (3) perjudian adalah tiap-tiap permainan,

dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung pada

peruntungan belaka juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir.

Perjudian selain bertentangan dengan norma hukum bertentangan pula

dengan norma sosial yang lain seperti norma kesusilaan dan norma agama.2 Islam

melarang perjudian dan secara tegas Allah telah memperingatkan kita tentang

keburukan judi karena judi merupakan perbuatan keji dan perbuatan syaitan,

merugikan, menimbulkan permusuhan dan kebencian, dan menghalangi untuk

ingat kepada Allah, sebagaimana dalam firman Allah SWT : (Q.S. Al`Maidah:

90-91)

Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana

yang meresahkan masyarakat sehubungan dengan itu dalam pasal 1 UU No. 7

      

1 M. Sudradjat Bassar, 1986, Tindak-tindak Pidana Tertentu, Remadja Karya, Bandung, Hal. 179.

2 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, 1993, Tafsir Al-Maraghi Jilid 2, Karya Toha Putra, Semarang, Hal: 239.

(6)

Tahun 1974 tentang penertiban perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana

perjudian sebagai kejahatan.3

RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah yang hendak dikemukakan adalah sebagai berikut: satu,

Bagaimana profil peraturan bagi kepolisian dalam penanganan tindak pidana

perjudian bola, dua, Mengapa masyarakat (pecinta bola) melakukan perbuatan

perjudian bola, tiga, Bagaimana mekanisme tindakan yang dilakukan Kepolisian

dalam menangani tindak pidana perjudian bola.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Untuk mengidentifikasi dan melakukan

sinkronisasi tentang dasar hukum yang mengatur kegiatan yang dilakukan

Kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola, (2) Untuk menjelaskan

alasan masyarakat kenapa melakukan perjudian bola, (3) Untuk mengetahui

tentang mekanisme atau cara yang dilakukan Kepolisian dalam menangani tindak

pidana perjudian bola.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian: (1) Memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum

terutama yang berhubungan dengan tindak pidana perjudian, khususnya perjudian

bola, (2) Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang alasan mengapa

masyarakat (pecinta bola) melakukan tindak pidana perjudian bola, (3) Hasil

penelitian ini juga dapat memberi gambaran tentang mekanisme yang dilakukan

Kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola.

KERANGKA PEMIKIRAN        3

(7)

Kerangka pemikiran merupakan teori atau konsep yang bersumber dari

berbagai literatur atau refrensi dan berfungsi memberikan arahan atau panduan

bagi peneliti dalam memahami masalah penelitian dan kemudian memahami

dalam menganalisis hasil penelitian.4

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori sebagaimana yang di kaji

oleh Yahya Harahap yang berkaitan tentang fungsi dan peran kepolisian dalam

sistem peradilan pidana.5 Fungsi penegakan hukum ditinjau dari “tata tertib

sosial” meliputi: (1) Penegakan Hukum Secara Aktual, yang dimaksud dengan

penegakan hukum secara aktual ialah, tindakan yang dilakukan oleh kepolisian

dalam upaya penanggulangan tindak pidana perjudian bola baik melalui laporan

dari masyarakat ataupun tindakan langsung dari aparat kepolisian, (2) Efek

“preventif”. Penegakan hukum diharapakan “mencegah” orang atau anggota

masyarakat melakukan tindak pidana. Dewasa ini kehadiran dan existensi

kepolisian di tengah-tengah kehidupan masyarakat, dimaksudkan sebagai upaya

prefensi. Dengan demikian kehadiran dan keberadaan kepolisian di anggap

mengandung preventive effect yang memiliki “daya cegah” anggota masyarakat

melakukan tindak pidana.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pendekatan penelitian

normatif-empiris.6 Yakni dengan mengidentifikasi kajian normatif mengenai

lembaga kepolisian dan melihat keadaan riil yang terjadi mengenai peran

      

4Absori dkk, 2010, Pedoman Penyusunan Skripsi, Fakultas Hukum UMS, Surakarta. Hal: 18. 5

Yahya Harahap, 2002, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika: Jakarta. Hal: 90.

6

(8)

kepolisian di kota Surakarta dan Sragen dalam penanganan tindak pidana

perjudian bola.

PEMBAHASAN

A. Profil Peraturan Bagi Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian Bola

1. UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

(a) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; (b) Menegakkan

hukum; (c) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

kepada masyarakat.

Rumusan tugas pokok tersebut bukan merupakan urutan prioritas,

ketiga-tiganya sama penting, sedangkan dalam pelaksanaannya tugas nama

yang akan dikedepankan sangat tergantung pada situasi masyarakat dan

lingkungan yang dihadapi karena pada dasarnya ketiga tugas pokok

tersebut dilaksanakan secara simultan dan dapat dikombinasikan.

Selanjutnya dalam Pasal 14 mengatur tentang pelaksanaan tugas pokok

kepolisian.7

2. KUHAP Pasal 4, 5, 6 ayat (1) dan Pasal 7 sebagai operasional pelaksanaan

penanggulangan perjudian secara penal yaitu melalui peradilan pidana.

3. UU. No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian

UU ini disusun karena perjudian pada hakekatnya bertentangan dengan

Agama, Kesusilaan dan Moral Pancasila, serta membahayakan bagi

penghidupan dan kehidupan masyarakat Bangsa dan Negara. Oleh karena       

7

(9)

itu UU No.7 Tahun 1974 mengatur dan menyatakan semua tindak pidana

perjudian sebagai kejahatan (Pasal 1). Sehingga perjudian mempunyai

unsur-unsur ada yang dipertaruhkan (uang atau barang), ada permainan,

bersifat untung-untungan (karena ada yang kalah dan ada yang menang).

Dalam UU No. 7 Tahun 1974 juga mengubah ancaman hukuman

dalam Pasal 303 ayat (1) KUHP dari Hukuman penjara selama-lamanya

dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan puluh

ribu rupiah menjadi hukuman penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau

denda sebanyak-banyaknya dua puluh lima juta rupiah.8 Hal ini karena

ancaman hukuman di dalam pasal-pasal Kitab Undang-undang Hukum

Pidana mengenai perjudian dianggap tidak sesuai lagi dengan

perkembangan keadaan sehingga perlu diadakan perubahan ancaman

pidana dengan memperberatnya

4. UU. No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Dalam UU No. 11 Tahun 2008 ini tepatnya dalam Pasal 27 ayat (2)

mengatur atau melarang perbuatan tentang tindak pidana bagi pihak yang

memakai media online dalam membuat alur perjudian khususnya perjudian

bola.9

Peraturan dalam UU ini digunakan oleh kepolisian untuk memberantas

tindak pidana perjudian bola melalui media online yang sekarang semakin

marak. UU No. 11 Tahun 2008 mengatur bagi para pihak baik yang bertaruh

maupun yang menjadi pengepul atau Bandar judi bola online.

Dalam Pasal 45 ayat (1) diatur pula ancaman pidana terhadap orang atau

pihak-pihak yang melanggar Pasal 27 ayat (2), dengan ancaman pidana       

8

Lihat Pasal 2 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1974. 9

(10)

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp

1.000.000.000,- (satu miliyar rupiah). Dengan ancaman pidana yang cukup

berat itu diharapkan efektif untuk memberantas perjudian bola secara online.

5. Kode Etik Profesi Kepolisian dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol.:

Skep/01/VII/2003

Kode etik ini adalah merupakan pedoman perilaku dan moral bagi anggota

polri bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai upaya

pemuliaan terhadap profesi kepolisian, yang berfungsi sebagai pembimbing

pengabdian, sekaligus menjadi pengawas hati nurani setiap anggota agar

terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang.

B. Alasan Masyarakat (Pecinta Bola) Melakukan Perjudian Bola

Kesatu, Pemahaman masyarakat pecinta bola terhadap UU No.7 Tahun

1974 tentang Penertiban perjudian, dan UU No.11 Tahun 2008 tentang ITE

masih kurang ini terbukti masih adanya praktek perjudian walaupun

dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dengan menggunakan teknologi yang

modern (secara online) yang melanggar Pasal 27 ayat (2) UU No. 11 Tahun

2008 tentang ITE, secara terorganisir, secara rapi sehingga sulit untuk

diungkap oleh kepolisian. Kedua, Masyarakat pecinta bola sebagian

beranggapan bahwa taruhan dalam melihat pertandingan bola jika hanya

menonton saja itu tidak seru sehingga mereka melakukan taruhan walaupun

hanya dengan barang atau bahkan dengan uang dengan jumlah yang tidak

(11)

taruhan untuk memanfaatkan perilaku masyarakat pecinta bola yang suka

bertaruh.

C. Mekanisme Tindakan Yang Dilakukan Kepolisian Dalam Menangani Tindak Pidana Perjudian Bola

1. Upaya Yang Dilakukan Kepolisian Dalam Menangani Tindak Pidana Perjudian Bola

a. Upaya Represif

Adalah upaya yang dilakukan oleh kepolisian untuk memberantas

kejahatan setelah kejahatan itu dilakukan, hal ini berwujud suatu

penanganan kasus yang masuk sesuai dengan aturan yang ada, antara

lain:

1) Informasi dari masyarakat

Adanya informasi dari masyarakat sangat penting dan di

perlukan oleh aparat penegak hukum untuk menangkap pelaku

perjudian karena dengan informasi tersebut aparat penegak hukum

mengetahui tentang adanya tindak pidana perjudian yang terjadi di

suatu tempat, sehingga dalam hal ini masyarakat sangat

mempunyai peran yang sangat besar dalam membantu memberikan

informasi. Ini termasuk wewenang kepolisian dan diatur dalam

Pasal 15 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2002.

2) Penyelidikan dan Penyidikan

Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelaku

(12)

perjudian dan menindaklanjuti kasus tersebut. Berdasar Pasal 16

UU No. 2 Tahun 2002.

3) Penyergapan

Setelah bukti-bukti mencukupi dan aparat penegak hukum

melihat sendiri bahwa telah terjadi tindak pidana perjudian maka

dapat melakukan penyergapan terhadap pelaku karena

dikhawatirkan pelaku akan melarikan diri. Tindakan ini

berdasarkan Pasal 16 UU No.2 Tahun 2002.

4) Memberikan hukuman atau menjatuhkan pidana

Apabila terjadi suatu tindak pidana perjudian dalam

masyarakat, maka dapat dipastikan akan terjadi ketidakseimbangan

dalam masyarakat, sehingga perlu adanya suatu tindakan untuk

memulihkan ketidakseimbangan tersebut, yaitu dengan jalan

memberikan hukuman terhadap pelaku tindak perjudian sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dengan demikian

diharapkan pelaku judi menyadari akan tindakan yang dilakukan

memang tidak ditoleransi oleh pemerintah sehingga dapat

memberikan efek jera kepada pelaku perjudian.

5) Pembinaan

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan namun

bukan berarti manusia tidak memiliki kesempatan untuk berubah.

Dalam kehidupan manusia hanya ada dua pilihan kesempatan,

(13)

seseorang memilih untuk mengubah kesalahan, yang dibutuhkan

olehnya pertama kali adalah bantuan orang lain yaitu kita sendiri.

Mereka butuh bimbingan dari orang lain untuk dibina lagi kearah

yang benar.

b. Upaya Preventif

Upaya Preventif adalah pencegahan yang dilakukan oleh

kepolisian agar suatu kejahatan tidak terjadi, adapun upaya yang

dilakukan kepolisian dalam mencegah suatu kejahatan antara lain:

Razia dilakukan apabila polisi mencurigai tempat itu digunakan

untuk praktek perjudian, dilakukan pula penggeladahan pada

barang-barang yang dianggap sebagai alat untuk melakukan transaksi misal

buku, HP, laptop, catatan-catatan yang dianggap berhubungan dengan

perjudian, dll (Pasal 14 UU No. 2 Tahun 2002).

Patroli dilakukan setiap hari baik siang maupun malam dengan

menggunakan mobil ataupun motor oleh personil kepolisian dan

dengan cara menerjunkan anggota kepolisian berpakaian preman untuk

menyamar dan melakukan mata-mata atau investigasi terhadap tindak

perjudian di suatu tempat atau daerah, dan dengan cara menyamar

inilah biasanya lebih efektif dalam mengungkap dan menangkap para

pelaku perjudian karena para pelaku tertangkap basah sedang

melakukan perjudian.(Pasal 14 UU No.2 Tahun 2002).

Penyuluhan kepada masyarakat diperlukan agar masyarakat yang

(14)

masyarakat karena dalam kasus tindak perjudian bola tidak hanya dari

lapisan bawah saja yang melakukannya tetapi orang yang mempunyai

pendidikan tinggipun melakukannya dengan cara yang modern dan

dengan teknologi yang maju.

2. Upaya Yang Dilakukan Kepolisian Dalam Menangani Tindak Pidana Perjudian Bola Yang Dilakukan Secara Online

Kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola secara

online tidak mudah, permasalahannya adalah, kepolisian akan menemui

kesulitan jika website atau homepage yang dijadikan sarana perjudian

tersebut pemiliknya berada di luar wilayah yurisdiksi Indonesia (seperti

facebook, google, twitter, yahoo, dll.). Meskipun saat ini kepolisian telah

bekerja sama dengan beberapa pengelola website atau homepage di luar

wilayah Indonesia, dalam praktiknya tidak mudah untuk mendapatkan IP

address seorang pelaku perjudian dan bandar yang diduga melakukan

tindak pidana perjudian bola dengan menggunakan layanan website atu

homepage tertentu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan prosedur hukum

antar-negara. Permasalahan yurisdiksi inilah yang seringkali menjadi

penyebab tidak dapat diprosesnya atau tertundanya penyelidikan atau

penyidikan kasus-kasus cyber crime atau melalui media online.

3. Kendala Yang Dihadapi Kepolisian Dalam Menangani Tindak Pidana Perjudian Bola

Upaya kepolisian dalam menangani tindak perjudian bola tidak dapat

dilaksanakan secara optimal karena hal-hal tertentu yang menjadi kendala

(15)

terganggu. Adapun hal-hal yang menjadi kendala kepolisian dalam

melakukan upaya pemberantasan perjudian khususnya perjudian bola: (1)

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perjudian dan hukum yang

mengatur perjudian, (2) Minimnya informasi atau laporan dari masyarakat

tentang adanya tindak pidana perjudian, (3) Tindak perjudian bola

dilakukan secara terselubung atau tersembunyi dan menggunakan teknologi

yang maju, (4)Adanya pihak-pihak tertentu yang menjadi “beking” tindak

perjudian, (5) Kurangnya peran serta masyarakat dalam membantu

kepolisian dalam mengungkap tindak pejudian, (6) Kurangnya bukti dan

saksi dalam mengungkap tindak perjudian.

4. Pendapat Masyarakat Tentang Langkah-langkah Yang Dilakukan Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Bola

Tugas dan wewenang Polri sebagaimana yang diatur dalam berbagai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku maka Polri dipercayakan

sebagai aparat penegak hukum, pembimbing, pembina dan pengayom

masyarakat. Menurut wawancara penulis dengan beberapa masyarakat

bahwa sebagian masyarakat berpendapat bahwa langkah-langkah kepolisian

dalam menanggulangi tindak perjudian khususnya perjudian bola belum

cukup efektif karena masih sering ditemui para penjudi bola yang sering

memasang taruhan kepada Bandar-bandar judi bola melalui pesan singkat

(SMS) yang dalam pesan itu berisi prediksi berupa angka taruhan

(pur-puran), dan melalui internet atau bertaruh secara online.

(16)

Kesimpulan

Profil pengaturan atau dasar aturan bagi kepolisian dalam menanggulangi

tindak pidana perjudian bola: (a) UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia khususnya Pasal 13 dan 14 dasar hukum pelaksanaan

kebijakan secara penal dan Pasal 18 dasar pelaksanaan kebijakan secara non

penal, (b) KUHAP Pasal 4, 5, 6 ayat (1) dan Pasal 7 sebagai operasional

pelaksanaan penanggulangan perjudian secara penal yaitu melalui peradilan

pidana, (c) UU. No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, Pasal 1

menyatakan tentang semua perjudian adalah kejahatan dan Pasal 2 memuat

tentang ancaman pidananya, (d) KUHP Pasal 303 ayat (3) menjelaskan tentang

pengertian perjudian dan Pasal 303 tentang ancaman pidananya, (e) UU. No. 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat (2) memuat

larangan tentang transaksi atau informasi yang mengandung muatan perjudian,

Pasal 45 ayat (1) memuat ancaman pidananya, (f) Kode Etik Profesi Kepolisian

dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep/01/VII/2003 dalam Pasal 3-16

menjadi dasar kebijakan diskresi oleh kepolisian dan Pasal 1-7 menjadi dasar

kewajiban dan wewenang kepolisian.

Alasan para pecinta bola melakukan tindak pidana perjudian bola: (a)

Pemahaman masyarakat pecinta bola terhadap UU No.7 Tahun 1974 tentang

Penertiban perjudian, dan UU No.11 Tahun 2008 tentang ITE masih kurang ini

terbukti masih adanya praktek perjudian walaupun dilakukan secara

sembunyi-sembunyi, dengan menggunakan teknologi yang modern (secara online) yang

(17)

terorganisir, secara rapi sehingga sulit untuk diungkap oleh kepolisian, (b)

Masyarakat pecinta bola sebagian beranggapan bahwa taruhan dalam menonton

pertandingan bola jika hanya melihat saja itu tidak seru sehingga mereka

melakukan taruhan, dengan barang atau bahkan dengan uang yang jumlahnya

tidak sedikit dan hal ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk membuka pusat

taruhan untuk memanfaatkan perilaku masyarakat pecinta bola yang suka

bertaruh.

Mekanisme tindakan yang dilakukan Kepolisian dalam menangani tindak

pidana perjudian bola: Penanggulangan secara preventif dan represif oleh

kepolisian khusunya Surakarta dan Sragen tidak ada perbedaan, mengingat dasar

hukum, yang menjadi perbedaan hanya waktu dan pola tindakannya saja, (a)

Upaya penanganan secara represif berwujud suatu penanganan kasus yang masuk

ke kepolisian yaitu di wilayah Surakarta yang ada 6 (enam) kasus perjudian bola

yang masuk namun hanya 5 (lima) yang sudah diungkap dan 1 (satu) belum

terungkap karena kurangnya alat bukti, sedang di Sragen ada 4 (empat) kasus

yang masuk namun hanya 1 (satu) yang dapat diungkap dan 3 (tiga) tidak dapat

diungkap karena kurangnya alat bukti, (b) Upaya penanganan preventif yaitu

dengan melakukan razia, penyuluhan kepada masyarakat, patroli.

Faktor yang menghambat atau menjadi kendala kepolisian dalam menangani

tindak perjudian bola antara lain Kurangnya kesadaran masyarakat bahwa

perjudian bisa mengganggu kondisi ekonomi masyarakat, selain minimnya

informasi atau laporan dari masyarakat tentang adanya tindak pidana tersebut.

(18)

mempunyai kerja (hajatan atau yang lain), sehingga ini dapat mengurangi

peranserta masyarakat untuk ikutserta menanggulangi tindak pidana tersebut.

Adanya pihak-pihak tertentu yang menjadi “beking” tindak perjudian.

Saran

Aparat kepolisian untuk lebih meningkatkan lagi upaya dalam memberantas

tindak pidana perjudian khususnya perjudian bola dengan menerjunkan lebih

banyak lagi anggotanya kedalam masyarakat untuk mencari para pelaku perjudian

bola.

Pihak akademis, hendaknya lebih banyak lagi melakukan penelitian mengenai

tindak pidana perjudian khususnya perjudian bola agar nantinya dapat

memberikan masukan yang bermanfaat dalam upaya pemberantasan tindak pidana

perjudian bola.

Masyarakat umum dan masyarakat pecinta bola, hendaknya dapat lebih ikut

serta berperan aktif dalam membantu kepolisian dan pemerintah dalam

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Absori, dkk, Pedoman Penyusunan Skripsi, Surakarta: Fakultas Hukum UMS, 2010.

Adami, Chawasi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Bassar, M. Sudrajat, Tindak-tindak Pidana Tertentu, Bandung: Remadja karya, 1986.

Harahap, Yahya, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Jakarta: Sinar Grafika, 2002.

Hanjito Soemitro, Roni, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.

Mustafa Al-Maraghi, Ahmad, Tafsir Al-Maraghi Jilid 2, Semarang: Karya Toha

Putra, 1993.

Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.

Referensi

Dokumen terkait

Pelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah utama dan sub masalah. Masalah utamanya yaitu seperti apakah media pembelelajaran yang inovatif pada pelajaran PKn

Tujuan : Guna mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi appendiktomi yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah ekstrak daun kluwih dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah pada tikus putih yang

Sifat kimia yang memiliki pengaruh terhadap perbedaan vegetasi mangrove adalah nilai daya hantar listrik (DHL/EC), persentase kadar air lapang, persentase kejenuhan

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun protokol SIUP elektronik dengan menerapkan algoritme tanda tangan yaitu DSA dan menerapkan QR Code untuk verifikasi jika

[r]

syarikat di Jerman kerana mereka memberi bantuan modal kepada syarikat- syarikat tersebut... Kesan Revolusi Perindustrian.. KESAN EKONOMI..

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur ( path analysis ) dan Sobel test. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini: 1) keadilan distributif,