• Tidak ada hasil yang ditemukan

memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Franchise

2.1.1 Pengertian Franchise

Franchise berasal dari kata Perancis, yakni “franchir”, yang mempunyai arti memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah mandiri dan bebas. Seringkali terdengar ungkapan-ungkapan dari iklan yang dipromosikan oleh perusahaan franchise seperti “be your own boss” yang artinya (jadilah bos dalam perusahaan yang anda miliki sendiri) atau ungkapan lain seperti

“each office is owned operated independently” yang artinya (setiap perusahaan/kantor dimiliki dan dioperasikan secara mandiri). Saat ini istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan pemasaran atau distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak atau privelege untuk menjalankan bisnis dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau perusahaan yang relatif lebih kecil. Dari segi bisnis, franchise merupakan salah satu metode produksi dan distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu sistem atau standar tertentu.

2.1.2 Sejarah Franchise

Franchise atau waralaba, walaupun kata tersebut berasal dari bahwa Perancis, namun sebenarnya secara literatur, franchise lahir di Amerika Serikat kurang lebih satu abad yang lalu. Pada masa itu, Isaac Singer seorang pemilik perusahaan mesin jahit Singer mulai memperkenalkan konsep franchising sebagai suatu cara untuk mengembangkan produksi dan pendistribusian produk mereka tersebut. Pada tahun 1851, beliau mulai memasarkan produknya melalui penyalur-penyalur independen dengan memungut royalti. Walaupun demikian, ada pula pandangan yang menyatakan

(2)

mempraktikkan kegiatan franchise ini. Dengan demikian mungkin saja pelopor franchise bukan Amerika Serikat melainkan Cina.

Pada tahun 1889, Perusahaan General Motors juga mulai menjalankan sistem franchise dalam memasarkan produknya sekaligus dalam pengoperasian Stasiun Penjualan Bahan Bakar Umum (SPBU). Sepuluh tahun kemudian kegiatan franchise ini mulai diikuti oleh perusahaan minuman soft drink, yakni Coca Cola, Singer, General Motors, Coca Cola dapat dikatakan sebagai pelopor franchise jenis product and trade name franchising. Selain itu, Perusahaan-perusahaan bir yang terkenal di beberapa tempat Amerika Serikat juga mulai mengikuti jejak pendahulu mereka dengan memberikan lisensi mereka kepada perusahaan bir kecil sebagai upaya untuk mendistribusikan produk mereka, dan tentu saja berusaha memberikan kesempatan kepada perusahaan bir kecil untuk lebih berkembang dan maju. Sekitar tahun 1950, sistem franchise juga telah berkembang dengan tipe business format franchising. Tipe ini tidak hanya menjual lisensi merek dagang, tetapi juga sekaligus menjual konsep atau sistem bisnisnya. Para pelopor dari sistem ini antara lain : MC.Donald’s dan Dunkin Donuts untuk bisnis siap saji (fast food) serta restoran. Dalam bisnis bukan makanan atau minuman, pelopor dari sistem ini adalah perusahaan jasa pariwisata Holiday Inn.

Dalam jangka waktu yang singkat, akhirnya franchise dengan cepat menjadi model yang sangat dominan dalam mendistribusikan barang dan jasa di Amerika Serikat. Bahkan perusahaan kecil dan menengah yang terdapat di Amerika Serikat mulai berani membeli lisensi dari perusahaan-perusahaan besar dalam rangka memajukan usaha mereka.

Di Amerika Serikat, perkembangan franchise pada masa sekarang ini telah

(3)

(41%) dari seluruh bisnis eceran di sana. Franchising kemudian berkembang di seluruh dunia dengan pesat, franchising bukan hanya merambah dunia perdagangan saja, namun juga telah merambah ke dunia jasa, seperti : restoran, bisnis retail, salon rambut, hotel, dealer mobil, stasiun pompa bensin, dan sebagainya.

2.2 Penggolongan Franchise

Mengenal jenis-jenis franchise yang terdapat di dunia tentulah kita harus melihat penggolongan franchise menurut East Asian Executive Report (google.com) East Asian Executive Report telah menggolongkan franchise dalam 3 golongan yakni sebagai berikut:

1. Product franchise

Franchise jenis ini, seorang atau badan usaha penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari rekannya dengan pembatasan areal, seperti : pengecer bahan bakar Shell yang telah dibagi jaringan atau divisi wilayah pendistribusiannya.

2. Processing franchise or manufacturing franchise

Franchise jenis ini, seorang atau badan usaha pemberi franchise (franchisor) hanya memegang peranan memberi know-how, dari suatu proses produksi, seperti : Minuman ringan Coca Cola.

3. Business formal / System franchise

Franchise jenis ini, seorang atau badan usaha pemberi franchise (franchisor) sudah memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket kepada konsumen, seperti : Dunkin Donuts dan Kentucky Fried Chicken.

(4)

2.3 Subyek dan Obyek Franchise

Dalam sebuah perikatan atau perjanjian tentu terdapat adanya subyek dan obyek dari perikatan tersebut. Pada pembahasan ini, penulis akan mencoba untuk menguraikan subyek dan obyek hukum dari franchise, sehingga terbentuknya sebuah perikatan franchise.

Subyek hukum franchise dalam sebuah perikatan franchise, terdiri dari 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

Subyek franchise

1. Franchisor

Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baik berupa paten, penggunaan merek perdagangan / merek jasa, ciri khas maupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise.

2. Franchise

Franchise adalah orang atau badan usaha yang menerima lisensi dari franchisor untuk dapat menggunakan merek perdagangan / merek jasa maupun ciri khas dari franchisor, namun harus tetap tunduk kepada peraturan dan tata cara dari franchisor.

Selain 2 (dua) subyek hukum franchise yang telah dikemukakan tadi, ternyata masih terdapat dua pihak lainnya yang dapat dikaitkan sebagai subyek hukum franchise dalam perjanjian franchise yang juga terkena dampak dari perjanjian ini, yakni :

a. Franchise lain dalam sebuah sistem franchise (franchising system) yang sama.

b. Konsumen atau klien dari franchise maupun masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa pada umumnya.

(5)

Sarosa (2006) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Faktor Dukungan dari Franchisor, Alasan Ekonomis, Pemasaran, dan Pribadi pada Keputusan memilih Format dan Merek Franchise” bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise dan faktor mana yang paling dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise, sedangkan faktor dukungan dari franchisor, alasan ekonomis, dan pribadi berpengaruh terhadap keputusan memilih format dan merek franchise.

2.3 Kerangka Konseptual

Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baik berupa paten, penggunaan merek perdagangan / merek jasa, ciri khas maupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise.

Pemberi waralaba atau franchisor akan secara terus menerus memberikan berbagai jenis pelayanan yang berbeda-beda menurut tipe format bisnis yang

diwaralabakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses bantuan dan bimbingan yang diberikan secara terus-menerus tersebut meliputi antara lain:

a. Kunjungan berkala dari dan akses ke staf pendukung lapangan pemberi waralaba guna membantu memperbaiki atau mencegah penyimpangan- penyimpangan terhadap pelaksanaan cetak biru yang dapat menyebabkan kesulitan dagang bagi penerima waralaba.

b. Menghubungkan antara pemberi waralaba dan seluruh penerima waralaba secara bersama-sama untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman.

(6)

c. Inovasi produk atau konsep, termasuk penelitian mengenai kemungkinan- kemungkinan pasar serta kesesuaiannya dengan bisnis yang ada.

d. Pelatihan dan fasilitas-fasilitas pelatihan kembali untuk penerima waralaba dan mereka yang menjadi stafnya.

e. Riset pasar

f. Iklan dan promosi pada tingkat local dan nasional.

Menurut Mendelson (1991:248) peranan franchisor adalah sebagai berikut:

a) Franchisor harus dapat memberikan dukungan penuh untuk mengadakan pelatihan untuk membantu franchise dalam meningkatkan kemampuan mereka mengenai franchise.

b) Franchisor akan menyajikan pengarahan yang bermanfaat terhadap kegiatan usaha/bisnis franchise untuk tujuan mempertahankan intergrasi system franchise secara keseluruhan bagi semua pihak yang berkepentingan.

c) Franchisor akan memberikan perhatian khusus untuk setiap pelanggaran yang dilakukan oleh franchise.

d) Franchisor harus dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai dengan mekanisme terhadap franchise untuk melakukan perubahan- perubahan dan perbaikan-perbaikan serta saling pengertian dalam mewujudkan kepentingan bersama.

e) Franchisor harus dapat memilih dan menerima-menerima calon-calon franchise yang harus memiliki reputasi yang baik, berkependidikan

(7)

cukup dan memiliki sumber keuangan yang memadai untuk menjalankan system franchise yang ditawarkan.

Menurut Mendelson (1991:4) peranan franchisor adalah:

1) Melenyapkan, sejauh mungkin resiko yang biasanya melekat pada bisnis yang baru dibuka.

2) Memungkinkan seseorang, yang belum pernah memiliki atau mengelola bisnis, mampu membuka bisnis dengan usahanya sendiri, tidak hanya dengan format yang telah ada sebelumnya

3) tetapi juga dengan dukungan sebuah organisasi (milik franchisor).

4) Menunjukkan dengan jelas dan rinci bagaimana bisnis harus dapat dijalankan.

Menurut Rachmadi (2007 : 49) bahwa peranan franchisor, yakni : a. Reciltals

Pembukaan perjanjian franchise pada intinya berisi tentang adanya kesepakatan hubungan kontraktual. Mencakup informasi latar belakang pengembangan dan hak kepemilikan dari

franchise yang akan dilisensikan kepada franchise. Kewajiban franchise untuk mengoperasikan format bisnis secara ketat sesuai dengan manual operasi dan standar pengendalian kualitas yang diberikan oleh franchisor.

b. Status Hukum franchise

(8)

Menekankan pada hubungan legal antara franchisor dan franchise serta mengonfirmasi bahwa semua pihak tidak bertindak.

c. Hak yamh diberikan

Franchisor memberikan hak kepada franchise untuk menggunakan kekayaan intelektual.

d. Cakupan Wilayah

Cakupan wilayah geografis yang dibrikan kepada franchise harus dapat dikemukakan diawal.

e. Pemilihan Lokasi Usaha

Franchise bebas memilih lokasi dan kemudian dimintakan persetujuan kepada franchisor.

f. Pasokan Produk

Pada franchise tertentu franchisor memproduksi beberapa item produk atau bahan dan mengharuskan franchise untuk

membelinya

Menurut Hirayanti dalam penelitian (2009) nya bahwa peranan franchisor adalah:

1) Promotion adalah suatu usaha dari pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi produk dan barang atau jasa.

(9)

2) Support service merupakan dukungan ataupun bantuan pelayanan yang diberikan franchisor seperti bimbingan ataupun konsultasi masalah-masalah operasional dan keuangan.

3) Training merupakan kegiatan peningkatan kemampuan staf dan karyawan untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan.

4) Control System merupakan sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan

5) Communication merupakan hubungan yang terjalin antara franchisor dan franchise

Menurut Waridah dalam Lindrayanti (2003:15) “keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”.

(10)

Sumber : Hirayanti (2009) dan Lindrayanti (2003:15)

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Suksesnya Bisnis Franchise Peranan Frinchisor :

- Promotion - Support service - Training - Control system - Communication

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Pada pria bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan infeksi di testis, rasa sakit dan bengkaknya salah satu atau bahkan kedua testis/buah zakar serta mengurangi kesuburan.

Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi merupakan hasil dari penyelesaian kewajiban saat ini dan

Menurut Van Niftrik dan Boland pembaharuan hidup manusia tidak terlepas dari keselamatan yang telah dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus1. Jelaskan dampak dari kepercayaan

1) Bersama-sama Anggota Direksi yang lain, menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan serta Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis untuk dibicarakan dan disetujui oleh Dewan

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode pembelajaran permainan kooperatif

Bimtek Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Tahun 2015 Pada kantor Kementerian Agama Tuban. No Nama Peserta Asal Sekolah

Gagasan karya akan diaplikasikan ke dalam sebuah perancangan buku, yaitu graphic diary atau buku harian yang digrafiskan, berisi narasi cerita dari beberapa perempuan Porong.. Buku