• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL OLEH:

FAJAR KUSUMAJATI K3109031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

(2)

1 PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI

SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Fajar Kusumajati dan Wagimin Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Fajar Kusumajati. “PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Treatments by

Subjects Designs, eksperimen dengan pola ini disebut juga one group experiment

karena menggunakan satu kelompok subjek. Subjek penelitian adalah siswa SMP N 7

Klaten tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan

untuk mendapatkan subjek penelitian adalah angket konsep diri positif dan angket

kepercayaan diri. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas hasil pre test konsep

diri positif dan kepercayaan diri siswa yang berada pada kuartil 1.

(3)

2 Teknik pengumpulan data menggunakan angket konsep diri positif 49 item dan angket kepercayaan diri 53 item. Treatment dalam penelitian ini adalah pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual.

Teknik analisis menggunakan uji t atau t test, dengan teknik Paired Samples Test dengan bantuan SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan t hitung untuk konsep diri positif 10,594 > 0,000 yang berarti ada perubahan yang sangat signifikan pada konsep diri positif sebelum diberi treatment dengan sesudah diberi treatment. Uji t pada kepercayaan diri 12,294

> 0,000 yang berarti ada perubahan yang sangat signifikan sebelum diberi treatment dengan sesudah diberi treatment. Hasil uji t konsep diri positif dengan kepercayaan diri bahwa mean konsep diri positif untuk pre test sebesar 134,33 dan mean post test 148,67. Untuk kepercayaan diri diperoleh mean pre test 148,37 dan mean post test 164,90. Jadi dapat diartikan bahwa peningkatan konsep diri positif akan mempengaruhi peningkatan kepercayaan diri secara signifikan.

Simpulan penelitian ini adalah pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual efektif untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten tahun 2013/2014.

Kata kunci : pemberian informasi, audio visual, kepercayaan diri

(4)

3 THE INFORMATION GIVING ABOUT POSITIVE SELF-CONCEPT BY USING AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE THE SEVENTH GRADE STUDENTS’ SELF-CONFIDENCE OF SMP N 7 KLATEN IN THE 2013/2014

ACADEMIC YEAR.

Fajar Kusumajati and Wagimin Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Fajar Kusumajati. ”THE INFORMATION GIVING ABOUT POSITIVE SELF- CONCEPT BY USING AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE THE SEVENTH GRADE STUDENTS’ SELF-CONFIDENCE OF SMP N 7 KLATEN IN THE 2013/2014 ACADEMIC YEAR”. A THESIS TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA, AGUST 2014

The purpose of this research is to know the effectiveness of the information giving about positive self-concept by using audio visual media to improve the seventh grade students’ self-confidence of SMPN 7 klaten in the 2013/2014 academic year.

This research is conducted in experimental method by means treatments by

subject design; an experiment by using this pattern is also called one group

experiment because of the use of only one subject group. The subject of this research

is 30 seventh grade students of SMP N 7 klaten in the 2013/2014 academic year. The

instrument used to collect the subject research is the positive self-concept

questionnaire and the self confidence questionnaire. The subject research taken is

based on the students’ result of pre-test of the positive self-concept and self-

confidence in the first quarter.

(5)

4 Technique used to collect the data is 49 items of positive self-concept’s questionnaire and 53 items of self-confidence’s questionnaire. The treatment in this research is the information giving about positive self-concept by using audio visual media. Technique used to analyze the data is t test, by means paired samples test with SPSS 16.

The result of this study shows that t for positive self-concept is 10,594>0,000 which means there is a significant difference on positive self-concept after the treatment has been done. The result of t test for self-confidence is 12,294>0,000 which means there is a significant difference on self-confidence after the treatment has been done. The result of t test positive self-concept and self-confidence combined is that mean for the pretest of positive self-concept is 134,33 and the mean of post-test is 148,77. For the pretest of self-confidence is 148,37 and the mean of post-test is 164,90. So, it can be said that the improvement of positive self-concept will significantly influence the improvement of self-confidence.

The conclusion of this research is the information giving about positive self-concept by using audio visual media to improve the seventh grade students’ self-confidence of SMPN 7 klaten in the 2013/2014 academic year.

Keywords: information giving ,audio visual, self-confidence

(6)

5 A. PENDAHULUAN

Remaja berasal dari kata

“adolescence” yang berarti

“tumbuh”. Pengertian lebih luas mencakup kematangan fungsi fisik dan psikis. Masa Remaja merupakan periode peralihan atau periode transisi masa kanak- kanak menuju masa dewasa.

Masa remaja pada umumnya dimulai ketika seorang anak sudah dianggap matang secara seksual. Mengenain batasan usia remaja, Sarwono (2006: 14) berpendapat, “Memberikan batasan usia remaja antara usia 11 tahun sampai dengan usia 24 tahun dan belum menikah”.

Pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa remaja di Indonesia pada usia 11 tahun sudah dianggap sebagai masa awal remaja.

Mendukung penyataan di atas, Mighwar (2006: 62) mengkategorikan, “Usia remaja dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan usia 13 tahun sampai 22 tahun bagi laki-

laki”. Berdasarkan dari beberapa pendapat dan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Usia masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dengan rentang usia 12 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir dengan rentang usia 17 tahun sampai 22 tahun.

Siswa SMP berada pada

rentang usia 12 tahun sampai

dengan 15 tahun termasuk dalam

periode remaja awal. Remaja

awal usia SMP mengalami

transisi dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Siswa

SMP mengalami penyesuaian

diri, yaitu dari lingkungan

Sekolah Dasar menuju

lingkungan Sekolah Tingkat

Pertama, yang dapat

menimbulkan terjadinya kurang

percaya diri dalam mengikuti

pembelajaran di sekolah. Kondisi

tersebut dapat menghambat

proses penyesuaian diri siswa di

lingkungan sekolah bahkan

(7)

6 menghambat proses belajar di

sekolah, sehingga hasil belajarpun menjadi rendah.

Penyesuaian diri yang kurang dapat berdampak pada munculnya konsep diri yang negatif, sehingga motivasi belajarpun menjadi tidak berkembang, akibatnya keberhasilan belajar yang dicapai siswa tidak optimal.

Puspitasari (2007: 6) menjelaskan, “Individu yang mempunyai konsep diri positif, akan memiliki persepsi diri yang positif sehingga ada perkembangan komunikasi dan identitas diri yang baik”.

Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa individu yang mempunyai konsep diri positif akan memiliki pandangan atau gambaran diri yang positif, yang dapat menumbuhkan komunikasi dan pola pikir positif sehingga

dapat menumbuhkan

kepercayaan diri yang tinggi bagi individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep

diri negatif terbentuk dari gambaran diri negatif yang diyakini oleh individu. Gambaran diri (self image) dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu, seperti orang tua, guru, dan teman sebaya. Gambaran diri individu tersebut diyakini oleh individu sebagai konsep diri yang akan direalisasikan dalam bentuk perilaku.

Fenomena yang terjadi di SMP N 7 Klaten masih banyak siswa yang belum mempunyai kepercayaan diri tinggi.

Berdasarkan observasi dan hasil

wawancara dengan Sri Suwarni

selaku guru pembimbing Kelas

VII pada 23 Maret 2013,

khususnya untuk anak kelas VII

terdapat beberapa siswa yang

belum memiliki kepercayaan diri

tinggi. Hal ini ditunjukkan pada

siswa kelas VII yang belum

memiliki kepercayaan diri antara

lain: siswa merasa takut ketika

diminta oleh guru mata pelajaran

untuk berpendapat atau

(8)

7 menyampaikan pendapatnya

dalam kegiatan belajar di kelas, siswa merasa ragu-ragu ketika diminta guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, sejumlah siswa mudah menyerah dan mengeluh ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa yang belum memiliki kepercayaan diri tinggi, dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar dan berinteraksi sosial di lingkungan sekolah.

Kepercayaan diri merupakan modal bagi siswa untuk meraih prestasi di bidang akademik maupun non akademik dan merupakan bekal dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat pada umumnya.

Santrock (2003:336) menjelaskan, “Konsep diri merupakan evaluasi terhadap domain yang spesifik, domain tersebut adalah akademik, atletik, dan penampilan fisik”. Rakhmad

(2009: 99) mengungkapkan,

“Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri yang bersifat psikologis, sosial, dan fisik”. Melengkapi pernyataan tersebut Puspitasari (2007: viii) menjelaskan, “Konsep diri merupakan fundamental diri yang akan membentuk self efficacy (kemampuan mempersepsikan diri), self esteem (kemampuan untuk menerima dirinya sendiri), motivasi bahkan berpengaruh terhadap performance pada bidang akademis”. Pendapat dari ahli tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri adalah pandangan individu terhadap dirinya sendiri baik fisik, psikis maupun sosial, sebagai dasar individu untuk membentuk kemampuan mempersepsikan diri, menerima diri dan untuk dasar individu dalam proses mencapai tujuan hidup yang diinginkannya.

Pandangan dan gambaran

diri remaja terbentuk dari dalam

diri remaja dan penilaian dari luar

(9)

8 diri remaja seperti guru, teman,

dan orang tua tentang diri remaja.

Ketika individu memasuki periode remaja, individu akan mengalami banyak perubahan yang terjadi pada diri individu.

Sikap individu terhadap orang lain dapat berubah tanpa bisa diprediksi, begitu pula reaksi orang lain terhadap sesuatu yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa konsep diri remaja cenderung berubah ubah sesuai dengan gambaran diri remaja yang diyakini sejalan dengan penilaian dan sikap orang lain kepada pribadi remaja. Maltz menjelaskan, “Konsep diri yang sehat dapat menumbuhkan percaya diri” (dalam Rakhmad, 2001: 109). Penjelasan tersebut dapat diterjemahkan bahwa untuk menumbukan kepercayaan diri remaja, maka perlu adanya pemahaman dan pembentukan konsep diri positif.

Penelitian mengenai identifikasi kesulitan belajar pada

siswa telah beberapa kali dilakukan, karena kepedulian peneliti terhadap permasalahan kesulitan belajar. Dewantara (2012) melakukan penelitian tentang kesulitan dalam proses belajar dan interaksi sosial pada siswa kelas VIIE SMP N 5 Negara Propinsi Bali. Temuan dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan terjadinya kesulitan dalam proses belajar dan interaksi sosial disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab terbesar kesulitan belajar siswa adalah sikap mental. Penelitian tersebut menemukan bahwa sikap mental yang dimaksud adalah siswa malu, takut, dan grogi serta siswa kurang memiliki kepercayaan diri.

Mengenai pengertian media audio visual, Yasin (2011) menjelaskan, “Media audio visual adalah media perantara yang dipergunakan untuk

membantu kelancaran

komunikasi antara pemberi

(10)

9 informasi dengan penerima

informasi, cara penyampaian dan penerimaannya melalui pendengaran dan penglihatan”.

Pemberian informasi dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran maupun pemberian informasi lebih efektif dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositoris yang direalisasikan dengan metode

ceramah. Hamalik

mengemukakan, “Pemakaian media audio visual dalam proses pemberian informasi kepada siswa dapat membangkitkan minat, motivasi, dan pengaruh pada psikologis siswa" (Kustandi dan Sutcipto, 2011: 21).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa proses belajar dengan menggunakan media audio visual lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Pemberian informasi, komunikasi dengan media audio visual efektif untuk penyampaian berita atau kabar kepada komunikan karena individu

disamping mendengarkan juga melihat paparan contoh-contoh konkrit.

Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan, penelitian tentang pemberian informasi menggunakan media audio visual tentang konsep diri positif untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten dirasa perlu untuk dilaksanakan.

Pemberian informasi

menggunakan media audio visual tentang konsep diri positif, diharapkan siswa dapat memiliki kepercayaan diri tinggi.

Pemberian informasi

menggunakan media audio visual

diharapkan dapat memberikan

warna dan penyegaran dalam

pemberian informasi tentang

konsep diri positif untuk

menumbuhkan kepercayaan diri

para siswa, sehingga siswa

menjadi antusias dan tertarik

terhadap pembelajaran yang

diberikan. Antusiasme siswa

dalam menerima informasi

tentang konsep diri positif,

(11)

10 diharapkan mampu untuk

menumbuhkan kepercayaan diri para siswa.

B. METODE PENELITIAN Penelitian tentang menumbuhkan kepercayaan diri siswa dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Klaten yang beralamat di Kebonarum, Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data-data berdasarkan teori tertentu untuk menguji kebenaran suatu hipotesis terhadap pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang dikondisikan tentang hubungan sebab akibat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual

untuk menumbuhkan

kepercayaan diri siswa SMP

Negeri 7 Klaten kelas VII Tahun Ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan pertimbangan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang sistematis dan logis untuk mengetahui keefektifan pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 7 Klaten kelas VII Tahun Ajaran 2013/ 2014 apabila dilakukan dalam kondisi terkontrol dengan teliti.

Rancangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Treatments by Subjects Designs, eksperimen dengan pola ini disebut juga one group experiment.

C. HASIL PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efektivitas

bimbingan kelompok dengan

teknik pemberian informasi

tentang konsep diri menggunakan

(12)

11 media audio visual untuk

menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten.

Penelitian ini menggunakan rancangan adalah Treatments by Subjects Designs, atau disebut juga one group experiment.

Hasil pre test untuk angket kepercayaan diperoleh skor terendah 128 dan skor tertinggi 169 dari 143 siswa, sedangkan hasil post test diperoleh skor terendah 157 dan skor tertinggi 175 dari 30 siswa.

Peningkatan skor yang diperoleh siswa dari tahap pre test menuju post test dipengaruhi melalui treatment tentang konsep diri positif yang mempengaruhi hasil skor post test kepercayaan diri.

Berdasarkan hasil peningkatan skor yang diperoleh menunjukkan bahwa konsep diri positif mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam menumbuhkan kepercayaan diri.

Pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual

terbukti efektif dalam menumbuhkan kepercayaan diri siswa dilihat dari hasil mean pre test subjek penelitian sebelum perlakuan untuk hasil angket kepercayaan diri sebesar 148.37, dan untuk mean pre test angket konsep diri diri positif sebesar 134,33. Peningkatan hasil mean post test subjek penelitian setelah perlakuan untuk mean angket kepercayaan diri sebesar 164,90, dan untuk mean angket konsep diri positif sebesar 148,67. Hal tersebut juga didukung oleh hasil analisis data menggunakan Paired - Samples t test dengan taraf signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa t hitung >

taraf signifikansi ( 12,294 >

0,000 ) untuk angket kepercayaan

diri, dan 10,547 > 0,000 untuk

angket konsep diri positif. Hasil

uji t konsep diri positif dengan

kepercayaan diri bahwa mean

konsep diri positif untuk pre test

sebesar 134,33 dan mean post

test 148,67. Untuk kepercayaan

diri diperoleh mean pre test

(13)

12 148,37 dan mean post test

164,90. Jadi dapat diartikan bahwa peningkatan konsep diri positif akan mempengaruhi peningkatan kepercayaan diri secara signifikan. Maka ada perbedaan keadaan kepercayaan diri antara sebelum dan sesudah pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis

menggunakan aplikasi SPSS 16 dengan teknik analisis Paired - Samples t test yang menunjukkan nilai t hitung untuk angket kepercayaan diri sebesar 12,294 dan t hitung untuk konsep diri positif sebesar 10,547 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000.

Berdasarkan hasil penghitingan menggunakan bantuan SPSS 16 menunjukkan bahwa t hitung untuk angket kepercayaan diri >

taraf signifikansi (12,294 >

0,000), dan t hitung untuk angket

konsep diri positif > taraf signifikansi (10,547 > 0,000).

Hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perubahan yang sangat sangat signifikansi yang berarti pemberian informasi tentang konsep diri positif menggunakan media audio visual efektif untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa kelas VII SMP N 7 Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan, maka dapat disampaikan beberapa saran, yaitu:

1. Kepada Guru BK

a. Diharapkan guru BK dapat

menggunakan teknik

pemberian informasi

menggunakan media audio

visual sebagai salah satu

alternatif pemecahan

masalah pada siswa yang

mengalami persoalan sosial

dan persoalan psikologis

yang sedang dihadapi,

sehingga siswa mampu

memahami diri dan

(14)

13 mengembangkan diri secara

optimal.

b. Diharapkan guru BK dapat

menerapkan teknik

pemberian informasi menggunakan media audio visual dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa yang berhungungan dengan kepercayaan diri, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

2. Kepada Siswa

a. Siswa diharapkan memiliki konsep diri positif melalui tayangan video konsep diri positif, sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri.

b. Siswa diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan diri dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dengan tumbuhnya kepercayaan diri siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal.

3. Kepada Peneliti Lain

Diharapkan peneliti yang lain

dapat melakukan penelitian yang

serupa terhadap kelompok subjek

yang berbeda, antara laian pada

siswa SD, SMA, ataupun SMK,

sehingga hasil yang diperoleh

lebih variatif dan dapat

bermanfaat bagi banyak orang.

(15)

14 DAFTAR PUSTAKA

Dewantara. (2012). Faktor Penyebab Kesulitan Belajar. Diperoleh pada 11 April 2013, dari http://iputumasdewantara.blogspot.com/2012/05/faktor-penyebab- kesulitan-belajar.html .

Kustandi, C. & Sutjipto, B. (2001). Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mighwar, M. A. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Puspitasari, A. (2007). Mengukur Konsep Diri Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rakhmad, J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yasin, S. (2011). Pengertian Audio Visual dalam Pembelajaran. Diperoleh

pada 11 April 2013 dari http://sarjanaku.com/2011/5/media-audio-visual.html.

(16)

15

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian 11 ini menunjukan bahwa pedagang makanan etnis Madura di Pasar Kota Gresik Kabupaten Gresik mempunyai etos kerja yang baik dalam menjalankan

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT sang penguasa alam semesta, yang telah memberikan kehidupan yang penuh rahmat, hidayah dan karunia tak terhingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang dimiliki mahasiswa dalam memahami buku teks yang digunakan pada mata kuliah Aljabar Linier

Data dianalisis menggunakan Anakova 1 jalur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti

Analisis kelayakan akan memberikan tekanan-tekanan secara garis besar dalam menyusun suatu sistem baru untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengusaha yang melakukan produksi sendiri dengan spesifik pada industri jeans jenis produk jeans yang diteliti

Permasalahan penelitian difokuskan pada permasalahan mengenai: (1) Performansi guru kelas IV SD Negeri Dondong 01 Kabupaten Cilacap; (2) Aktivitas dan hasil

Diperoleh dari besi gubal yang dilebur agar diperoleh tingkat kandungan karbon (2 – 4%) yang diinginkan, kemudian dicor dengan cetakan yang sesuai dengan bentuk yang