• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Patologi Kasus Colibasilosis pada Babi Landrace.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Patologi Kasus Colibasilosis pada Babi Landrace."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Patologi Kasus Kolibasilosis pada Babi

Landrace

(PATHOLOGICAL VIEW OF COLIBACILLOSIS ON LANDRACE PIG)

Fitri Irawan Rahmawandani1, I Made Kardena2, I Ketut Berata2 1

Kolibasilosis merupakan penyakit yang sering terjadi pada babi dengan patologis pada usus halusnya yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan patologi anatomi berupa distensi dan pembengkakan usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis pada umur babi sebelum dan setelah disapih, serta mengetahui perbedaan derajat keparahan lesi histopatologi berupa kongesti, perdarahan, dan infiltrasi sel-sel radang usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis pada kedua perbedaan usia babi tersebut. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa kasus patologi dari 18 sampel usus halus dan preparatnya pada babi Landrace yang positif terinfeksi kolibasilosis di Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana tahun 2010 sampai 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan nyata terhadap derajat keparahan distensi dan pembengkakan usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis baik pada umur babi yang sebelum maupun yang setelah disapih. Namun ada perbedaan derajat keparahan pada pengamatan infiltrasi sel-sel radang usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis diantara babi sebelum disapih dengan yang setelah disapih. Jadi ada keterkaitan antara derajat keparahan dengan umur sapih babi.

Kata kunci : Patologi, Kolibasilosis, Babi Landrace

ABSTRACT

(2)

PENDAHULUAN

Usaha peternakan babi di Bali berkembang cukup pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan nilai gizi masyarakat khususnya yang berasal dari protein hewani (Besung, 2010). Ada berbagai penyakit pada babi yang dapat mengancam produktivitas suatu peternakan, apalagi bila babi yang terserang penyakit tersebut sampai menimbulkan kematian. Adapun penyakit yang dapat menyerang babi diantaranya: hog cholera, streptococcosis, salmonellosis, dan kolibasilosis.

Kolibasilosis adalah penyakit infeksius yang disebabkan bakteri Escherichia coli yang merupakan flora normal hidup didalam saluran pencernaan terutama usus bagian bawah baik pada manusia maupun hewan (Bruner et al, 1973). Kolibasilosis pada babi perlu mendapatkan perhatian. Bila terjadi wabah maka peternak babi dapat mengalami kerugian ekonomi yang cukup besar (Zhang et al, 2007). Penyakit ini dapat menyerang babi segala umur (Jorgensen et al, 2007). Kolibasilosis yang menyerang anak babi dapat mengakibatkan menurunnya berat badan, pertumbuhan terhambat, dan jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian.

Cotral (1978) mengatakan bahwa gejala klinis yang muncul antara lain diare dan dehidrasi. Selain itu gejala yang terlihat berupa diare berwarna putih terjadi pada anak babi (Gillespie dan Timoney, 1981). Diare pada hewan muncul akibat dilepaskannya enterotoksin yang mengakibatkan menurunnya absorbsi NaCl sedangkan sekresi Chlorida meningkat. Dengan adanya enterotoksin akan berakibat menurunnya absorbsi natrium pada usus dan lumen usus meregang yang diikuti dengan peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare. Patologi kolibasilosis dapat diamati pada bagian usus, terutama usus halus. Perubahan patologi anatomi yang terlihat pada usus halus adalah adanya distensi usus halus. Kongesti maupun hiperemi akan teramati pada saluran pencernaan hewan yang terinfeksi.

Studi tentang patologi anatomi dan histopatologi kasus kolibasilosis pada babi Landrace

(3)

METODE PENELITIAN

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kasus patologi dari 18 sampel usus

halus preparat babi Landrace yang positif terinfeksi kolibasilosis yang di nekropsi di Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana tahun 2010 sampai 2012. Pengamatan terhadap perubahan patologi, baik patologi anatomi maupun histopatologi dari usus babi Landrace dilakukan dengan latar belakang klinis mengalami diare spesifik kolibasilosis. Babi Landrace yang dijadikan sampel sebelumnya telah terkonfirmasi terinfeksi kolibasilosis melalui uji media EMBA yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Pengamatan perubahan patologi anatomi sampel usus halus babi dilakukan setelah babi dinekropsi. Sedangkan spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan histopatologi diambil dari usus halus sampel babi Landrace yang sama pada pengamatan patologi anatomi. Data terhadap umur babi dari sampel babi yang dipakai diperoleh dari data anamnesa pada masing-masing laporan kasus. Variabel umur babi yang digunakan pada penelitian ini dibedakan berdasarkan rata-rata umur babi sebelum dan sesudah disapih (kurang dari sama dengan 4 minggu dan lebih dari 4 minggu) (Sihombing, 1997). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perubahan patologi yang ditimbulkan pada usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis dengan umur babi sebelum dan sesudah disapih.

Untuk pemeriksaan patologi anatomi dilakukan dengan pengamatan langsung perubahan

patologi anatomi dari setiap sampel. Sedangkan untuk pemeriksaan histopatologi dilakukan pengamatan masing-masing sampel preparat histopatologi usus halus dengan menggunakan mikroskop binokuler per 3 lapang pandang yang berbeda dengan pembesaran 400X.

Data perubahan patologi anatomi berupa distensi dan pembengkakan usus halus pada kedua kelompok umur babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis dianalisis secara deskriptif. Sedangkan data perbedaan derajat keparahan lesi histopatologi berupa kongesti, perdarahan, dan infiltrasi sel-sel radang pada pengamatan umur babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis sebelum dan setelah disapih di kategorikan sebagai berikut :

Kongesti:

(4)

B (berat) : apabila teramati kongesti derajat berat (difusa) Perdarahan

0 : apabila tidak teramati adanya perdarahan R (ringan) : apabila terjadi perdarahan derajat ringan (lokal) S (sedang) : apabila terjadi perdarahan derajat sedang (multilokal) B (berat) : apabila terjadi perdarahan derajat berat (difusa) Infiltrasi sel radang

0 : apabila tidak teramati adanya infiltrasi sel radang

R (ringan) : apabila teramati infiltrasi sel radang derajat ringan (lokal) S (sedang) : apabila teramati infiltrasi sel radang derajat sedang (multilokal) B (berat) : apabila teramati infiltrasi sel radang derajat berat (difusa)

Selanjutnya masing-masing data histopatologi ditabulasi dan disajikan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan bahwa distensi dan pembengkakan pada usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis terjadi pada semua sampel baik pada umur sebelum maupun setelah disapih (gambar 1.A ;1.B). Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan bahwa ada persamaan berupa tidak adanya kongesti pada usus halus babi Landrace

yang terinfeksi kolibasilosis baik pada umur sebelum maupun setelah disapih (gambar 2.A ;2.B). Selain itu, perbedaan perubahan derajat keparahan infiltrasi sel-sel radang teramati pada babi

(5)

Keterangan

1.A. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace sebelum disapih. ( = pembengkakan usus, = distensi usus ) 1.B. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace setelah disapih. ( = pembengkakan usus, = distensi usus )

Keterangan

2.A. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace sebelum disapih. Kongesti pembuluh darah usus tidak teramati (H&E,400x).

2.B. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace setelah disapih. Kongesti pembuluh

1.A

1.B

(6)

Keterangan

3.A. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace sebelum disapih (H&E,400x). ( = Infiltrasi sel-sel radang derajat berat)

3.B. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace setelah disapih (H&E,100x). ( = Infiltrasi sel-sel radang derajat sedang).

Keterangan

4.A. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace sebelum disapih (H&E,100x). ( = kategori perdarahan derajat sedang)

4.B. Kolibasilosis pada usus halus babi Landrace setelah disapih (H&E,100x). ( = kategori perdarahan derajat sedang)

3.A

4.A

4.B

(7)

Dari hasil penelitian patologi anatomi diketahui bahwa teramati adanya distensi usus dan pembengkakan pada usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis baik pada umur babi

sebelum maupun setelah disapih. Hal ini sejalan dengan pernyataan Pfizer (1990) tidak ada perubahan patologi anatomi yang spesifik pada babi muda maupun dewasa yang terserang kolibasilosis, perubahan yang nyata terlihat hanya inflamasi dan distensi usus halus. Kebengkakan terjadi sebagai akibat dari filtrat plasma yang berakumulasi di daerah interstitium dari jaringan usus yang mengalami peradangan. Distensi usus terjadi akibat akumulasi cairan dan gas bertambah di dalam usus.

Hasil penelitian histopatologi menunjukkan bahwa terjadi perbedaan perubahan derajat keparahan infiltrasi sel-sel radang dimana babi sebelum disapih mengalami infiltrasi sel-sel radang derajat berat sedangkan setelah disapih terjadi infiltrasi sel-sel radang derajat sedang. Sel radang yang mendominasi pada jaringan usus adalah neutrofil. Derajat keparahan infiltrasi sel-sel radang juga dipengaruhi oleh lama waktu terjadinya peradangan, pada peradangan subakut akan terjadi penurunan derajat keparahan..Hal itu terjadi karena sitokin menstimulasi peningkatan segmen neutrofil ke dalam sirkulasi darah. Selain itu derajat keparahan infiltrasi sel-sel radang juga dipengaruhi oleh jumlah agen asing, misalnya bakteri yang menginfeksi suatu jaringan pada suatu individu. Semakin banyak agen asing yang masuk kedalam tubuh, semakin banyak respon sel-sel radang yang akan terlihat pada proses peradangan. Hal ini juga dapat teramati dari adanya perbedaan derajat peradangan dari jumlah infiltrasi sel-sel radang pada

sampel jaringan usus babi yang terinfeksi kolibasilosis.

(8)

coli pathogen. Hal ini juga teramati pada pemeriksaan histopatologi, dimana infiltrasi sel-sel radang pada babi yang terinfeksi kolibasilosis sebelum disapih tampak lebih parah dibandingkan

dengan setelah disapih.

Kerusakan organ usus halus berupa kongesti, infiltrasi sel-sel radang pada usus halus halus babi Landrace sebelum dan setelah disapih disebabkan oleh bakteri E. coli yang menempel pada usus halus. Bakteri E. coli yang mempunyai vili akan menempel pada usus halus, kemudian akan melepaskan enterotoksin yang mengakibatkan terjadi penurunan absorbsi natrium dan lumen usus meregang serta terjadi peningkatan peristaltik usus yang menimbulkan terjadinya diare (Buxton and Fraser, 1977). Adanya gangguan tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ usus halus. Kemudian dapat mengakibatkan gejala klinis lain berupa dehidrasi, syok, dan diikuti kematian. Dengan terjadinya diare maka tubuh akan banyak kehilangan cairan tubuh dan elektrolit. Bila berlangsung lama, individu tersebut akan mengalami dehidrasi, shock, dan dapat menyebabkan kematian. Kematian biasanya terjadi bila individu kehilangan cairan tubuh sebanyak 10-16% dari berat badannya.

SIMPULAN

Tidak ada perbedaan derajat keparahan distensi dan pembengkakan usus halus babi

Landrace yang terinfeksi kolibasilosis baik pada babi umur sebelum maupun yang setelah disapih pada pengamatan patologi anatomi. Namun ada perbedaan derajat keparahan pada

infiltasi sel-sel radang pada usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis antara umur babi sebelum disapih dengan yang setelah disapih pada pengamatan histopatologi.

SARAN

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Laboratorium Patologi Veteriner Universitas

Udayana yang telah memberikan izin serta sarana dan prasarana selama penulis melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat terseleseikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Besung, I N.K. 2010. Kejadian Kolibasilosis Pada Anak Babi. Majalah Ilmiah Peternakan. Vol. 13, No. 1.

Bruner, D. And Gillespie I.N. 1973. Hagan’s Infectius Disease Of Domestic Animal, 6th ed. With Special Refence to Etiology. In Diagnosis and Bioloty Therapy. Cornelis University Press. Ithaca and London : 135 – 145.

Buxton, A. And Frazer G. 1977. Animal Microbiology: Immunology, Bacteriology, Mycology, Diseases of Fish and Laboratory Methods, Volume 1. Toronto: J. B. Lippincott Company. Hal. : 93 – 99.

Cotral, G.E. 1978. Manual of Standart Methode for Veterinary Mikrobiology. Coms Stock. Publishing Associates. Cornell University Press. London : 349 – 357.

Francis DH. 2002. Enterotoxigenic Escherichia coli Infection in Pigs and Its Diagnosis. J

Swine Healt Prod. 10(4): 171-175.

Gellespie, J. H and Timoney J.F. 1981. Hagan’s and Bruner’s Infections Disease of Domestic Animal’s, 7th ed Cornell University Press. Ithaca London : 74 – 80.

Jorgensen, C.J, Cavaco L.M, Hasman H, Emborg H.D. and Guardabassi.L. 2007. Occurrence of CTX-M-1-producing Escherichia coli in pigs treated with ceftiofur. Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 59(5):1040-1042.

Pfizer. 1990. Beternak Babi Sukses. Buku Pegangan Pfizer. Divisi Kesehatan Hewan, PT. Pfizer Indonesia Bogor.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

6 Sistem informasi membantu dalam hal pelaporan tugas anda menjadi lebih tepat waktu. 7 Secara umum, penerapan sistem informasi membantu kinerja anda menjadi lebih baik dengan

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam

Dapatan kajian menunjukkan majikan berpendapat bahawa lulusan Diploma Akauntansi Politeknik mempunyai tahap kompetensi yang sederhana dalam aspek- aspek pengetahuan dan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah apakah gender, pengalaman auditor, pengetahuan auditor, tekanan ketaatan

dimana atmosfir toko, kualitas pelayanan, kelengkapan barang, dan kewajaran harga secara bersama-sama mempengaruhi niat beli konsumen Toko Painluva Seminyak Bali.

Pada dasarnya setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan di dalam aktivitas investasi yang dilakukannya. Tujuan ini merupakan pedoman kearah mana aktivitas perusahaan

Fungsi penambahan reagen fosfomolibdat pada percobaan ini adalah sebagai reagen pengompleks yang akan memperjelas intensitas warna dari larutan, agar dapat

Drainase Bawah Permukaan tanah adalah sistim drainase yang di alirkan dibawah tanah ( tanam ) biasanya karena sisi artistik atau pada suatu area yang tidak memungkinkan